PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


TAHUN 2003
Ryu Jin sedang mengikuti wamil datangke sebuah restoran dan melihat keriuhan didalam. Ae Jung berteriak mengangkat tangan memperkenalkan diri sebagai mahasiswi baru Jurusan Teater dan Film angkatan 2003. Akhirnya Ryu Jin masuk dan semua orang menyambutnya.
“Tolong tenang, Semuanya... Dia sedang memperkenalkan diri. Halo, Jin.”ucap si ketua.
“Alasan aku masuk jurusan ini, karena sepuluh tahun dari sekarang aku mau menjadi produser Korea terbaik.” Ucap Ae Jung yakin, Semua pun memujinya.
“Sekarang, aku sangat senang karena bisa berpesta bersama kalian. Aku juga punya impian kecil lain. Aku mau punya pacar di universitas.”kata Ae Jung. Ryu Ji menatap  ke arah Ae Jung yang masih berdiri.
“Tolong banyak bantu aku. Terima kasih!” ucap Ae Jung akhirnya duduk sambil mengeluh kalau menegangkan sekali. Ryu Jin yang duduk di depan Ae Jung langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Aku yang pertama...Aku yang pertama bertemu dia.”
Saat acara minum-minum, Ae Jung datang menemuinya dan langsung meminta agar menciumnya.
“Aku yang pertama jatuh hati padanya.”
Ryu Jin gugup duduk dibangku, saat itu Ae Jung datang membawa tulisan AKTOR TERBAIK, RYU JIN. Ryu Jin kaget melihat Ae Jung dan terlihat masih tegang. Ae Jung meminta agar Ryu Jin jangan tegang karena kaan audisi.
“Aku tahu kau akan tegang, jadi… Ini dia. Aku bawakan pil ajaib.” Ucap Ae Jung memasukan sebuah obat berwarna hitam untuk Ryu Jin.
“Aku yang pertama jatuh cinta padanya.” 

Ryu Jin minum bersama dengan Ae Jung dan Dae Oh. Dae Oh dengan bangga memeluk Ae Jung mengaku kalau mereka sudah berpacaran. Ryu Jin kaget mendengarnya. Dae Oh tahu kalau Ryu Jin pasti kaget mendengarnya.
“Jangan begini di depan senior.” Ucap Ae Jung melepaskan tangan Dae Oh dibahunya. Dae Oh pun meminta maaf dan tak memeluk Ae Jung lagi.
“ Selamat.” Kata Ryu Jin seperti sangat terpaksa. Dae Oh pun mengucapkan terimakasih dengan wajah bahagia.
“Aku akan makan semua yang aku mau.”kata Dae Oh. Ae Jung pu menyuruh Dae Oh agar Makan yang banyak.
“Aku yang pertama sakit hati karena dia. Dalam semua aspek,</i> selalu aku yang pertama.” 

Dae Oh akan menyentuh wajah Ae Jung yang sedang tertidur. Ryu Jin datang terlihat cemburu dan langsung menahan tangan Dae Oh. Dae Oh pun kaget karena Ryu Jin datang ke kantornya. Akhirnya Ryu Jin meminum secangkir teh dengan wajah tegang.
“Kenapa kemari selarut ini? Aku tahu kau sibuk.” Ucap Dae Oh. Ryu Jin mengaku Ada yang mau dibicarakan.
“Apa? Apakah hal penting? Apa yang mau kau bicarakan?” kata Dae Oh penasaran.
“Hentikan, Dae Oh.. Berhenti menyukai Ae Jung” ucap Ryu Jin. Dae Oh kaget mendengarnya.
“Jangan menyukai dia, Dae oh” kata Ryu Jin. Dae Oh tersenyum berkomentar kalau ucapan Ryu Jin memang membuatnya kaget.
“Apa itu? Jangan bilang kau mulai mendalami karakter? Jangan bercanda.” Ejek Dae Oh
“Kau tahu aku tak bercanda.”ucap Ryu Jin dengan wajah serius dan terdengar suara Ae Jung mengangkat telp dari Hye Jin.
“Tidak, aku hanya sedang berpikir... Tunggu. Sekarang? Baiklah.” Ucap Ae Jung lalu menutup telp.
Ryu Jin menghampiri Ae Jung, Ae Jung kaget bertanya kapan datang. Ryu Jin hanya diam saja dan Dae Oh yang berdiri dibelakang seperti menahan emosinya. Hye Jin mengajak A Rin dan Kwang Soo masuk ke kantor mereka sambil membawakan makanan. 



“Aku sudah bilang kau akan datang untuk memberikan dukungan.” Ucap Hye Jin
“Syukurlah, setidaknya kami bisa memberikan dukungan.” Kata Kwang Soo. A Rin tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Tunggu. Apa Nona Noh dan Pak Cheon hanya berdua di kantor?” tanya A Rin.
“Tidak. Ada Ryu Jin juga.”kata Hye Jin. A Rin kaget begitu juga Kwang Soo seperti tak ingin masuk ke dalam kantor. 



Dae Oh hanya bisa tertunduk melihat A Ri datang dengan Kwang Soo. Ryu Jin memalingkan wajahnya. Sementara A Rin terlihat santai walaupun agak tegang, suasana terasa canggung sampai akhirnya Ae Jung yang mulia bicara.
“Ini tak direncanakan, tapi kita berkumpul. A-rin membelikan ayam karena dia tahu kita bekerja sampai larut malam.” Ucap Ae Jung.
“Silakan dimakan dahulu. A-rin khusus menyiapkan ini.” Kata Kwang Soo. Ae Jung pun mengucapkan Terima kasih.
“Kalian pasti lapar. Untung aku datang, 'kan?” ucap A Rin bangga. Ae Jung membenarka.
“Jika kau tak datang, mungkin suasananya akan canggung. Terima kasih... Berikan kepadaku.” kata Dae Oh mengambil ayam dari tangan Ae Jung.
“Aku jadi penasaran soal pembicaraan kalian.” Kata A Rin. Ryu Jin langsung menyapa A Rin yang sudah lama tak bertemu. A Rin pun membalasnya dengan senyuman.
“Ternyata kalian saling kenal... Syukurlah.”ucap Ae Jung tersenyum bahagia. 


A Rin pergi ke balkon lantai atas berkomentar kalau Hubungan mereka tak baik selama ini Padahal mereka berbagi rahasia. Ryu Jin terlihat kaget mendengarnya.
“Kau tak melupakan hari itu, 'kan?” ucap A Rin menatap Ryu Jin untuk memastikanya. 

Flash Back
TAHUN 2012
Sebuah mobil van masuk ke jalan berbatu dengan sawah yang ada disampingnya, A Rin pun turun dari mobil sambil merokok dan membaca naskah. Saat itu ia melihat sesuatu didepanya yang bergerak. Ryu Ji sedang buang air besar, mengeluarkan tissu.
A Rin menjantuhkan rokoknya saat Ryu Jin menoleh ke arahnya. Ryu Jin pun panik karena ternyata ada orang yang melihatnya sedang buang air besar disawah. A Rin mengaku u tak bisa melupakan hari itu.

“Saat mata kita bertemu waktu itu…” ucap A Rin. Ryu Jin keringat dingin meminta agar Ae Rin berhenti membahasnya.
“Sudah berapa tahun lalu, ya?” ucap A Rin seperti ingin menyidir Ryu Jin .
“Kenapa kau sangat jahat? Bagaimana bisa kau masih ingat itu?” kata Ryu Ji marah
“Kenapa? Aku bahkan belum mengatakan detailnya.” Kata A Rin dingin
“Kau orang yang mengancammenggunakan kelemahan orang lain duta antirokok nasional yang ternyata perokok berat. Kau tahu rahasiamu masih aman karena aku tutup mulut, 'kan?.” Ucap Ryu Jin
“Kenapa kau tak buka mulut? Itu karena rahasiamu lebih buruk. Jika rahasiaku terbongkar, aku akan meninggalkan industri ini.” Ejek A Rin. Ryu Jin akhirnya hanya bisa berteriak menahan amarahnya.
“Kenapa? Apa Kau merasa berterima kasih kepadaku?” ejek A Rin. Ryu Jin mengejek mengaku sangat berterima kasih.
“Sampai aku minta sutradara merevisi skenario agar kau bisa menjadi pemeran utama menggantikanku. Berkat itu, kau berhasil menjadi aktris utama, lalu menjadi malaikat Asia. Sejak itu kau menjadi bintang.” ucap Ryu Jin marah
“Tunggu, Jin.... Film itu berhasil karena kau tak menjadi tokoh utamanya. Apa filmnya akan sukses jika kau tetap menjadi pemeran utamanya?” kata A Rin mengejek.
“Kau sungguh menyebalkan Apa alasanmu bermain di film ini? Kau mau mempermainkanku, 'kan?” Ucap Ryu Jin kesal 141
“Kau salah paham. Aku tak punya pikiran begitu. Aku terlalu sibuk menyukai pria lain.” Ucap A Rin yang jatuh cinta dengan sosok Dae Oh. 



Ae Jung sibuk merapihkan berkas diatas meja. Dae Oh menatap Ae Jung lalu memastikan kalau tadi sudah medengarnya. Ae Jung bingung. Dae Oh bertanya apakah Ae Jung sungguh tak dengar. Ae Jung pun mengeluh Dae Oh yang terus menanyakan itu
“Ke mana Ryu Jin dan A-rin?” tanya Ae Jung melihat Hye Jin dan Kwang Soo datang membawakan piring dan gelas.
“Mereka ke luar membicarakan sesuatu. Sepertinya mereka berdua punya cerita yang kita tak tahu.” Kata Hye Jin
“Apa maksudmu?  "Cerita"? Cerita apa?” kata Ae Jung bingung. Kwang Soo terlihat gugup.
“Saat aku menjadi pemeran pembantu, ada rumor yang kudengar.” Kata Hye Jin. Ae Jung langsung memuji Hye-jin. Pengalaman kerjanya sudah  banyak.
“Dahulu, cita-citaku adalah menjadi produser film.” Akui Hye Jin. Ae Jung pun ingin tahu seperti apa ceritanya.
“Kalian pasti tahu film Tangkap Wanita Itu A-rin pemeran utamanya. Tapi ada rumor bahwa pemeran utamanya seharusnya Ryu Jin. Judul aslinya adalah Tangkap Pria Itu< Judul dan pemeran utamanya diganti, tapi takdir mereka…” ucap Hye Jin dan tiba-tiba Kwang Soo dengan sengaja  menjatuhkan gelas.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Ae Jung.  Kwang Soo meminta maaf mengaku Tanganny licin. Dae Oh langsung menatap curiga.
“Kau memecahkan gelas bagus. Apa benar karena licin?” keluh Hye Jin. Ae Jung melarang Kwang Soo untuk membereskanya pecahan kaca
“Tidak, biarkan saja...Aku akan ambil sapu.”kata Ae Jung melangkah pergi. Kwang Soo gugup mengaku Tangannya berkeringat.



Dae Oh melihat Ae Jung yang pergi memastikan kalau memang Ae Jung tak mengingatnya. Ae Jung pergi ke pantry untuk mengambil sapu tapi wajahnya terlihat tegang dan kebingungan.
Flash Back
Saat Ryu Jin dan Dae Oh berbicara, ia terbangun dan pura-pura tidur.
“Berhenti menyukai Ae Jung. Jangan menyukai dia, Dae Oh” kata Ryu Jin. Ae Jung hanya bisa terdiam karena ternyata Ryu Jin tak menyetujui hubunganya dengan Dae Oh. 

Kwang Soo berjalan dengan A Rin sambil menuruni tangga bertanya apakah sudah bicara dengan Ryu Jin dan Mungkinkah dia membongkar rahasianya. A Rin yakin Tak mungkin karena tahu kelemahannya jadi Ryu Jin  tak bisa apa-apa.
“Kau harus hati-hati agar tak ada rumor lagi. Salah satu pegawai di sini suka bergosip.”kata Kwang Soo
“Aku datang mau bertemu Pak Cheon, tapi malah tak sempat mengobrol dengannya.” Kata A Rin kesal. 

Saat itu Dae Oh dkk keluar,Ae Jung mengucapkan terima kasih pada A Rin karena sudah datang. A Rin mengaku Tak masalah lalu bertanya pada Dae Oh apakah tak lapar dan mengajak untuk sarapan bersama.
“Maaf, aku terlalu lelah sampai tak nafsu makan.” Ucap Dae Oh dingin. A Rin pun menganguk mengerti.
“Nona Noh, kau akan pulang, 'kan? Aku akan antar dengan mobilku.” Kata Dae Oh
“Tak perlu. Aku naik bus saja dari depan sana.”ucap Ae Jung. Ryu Ji menahan Ae Jung mengajak naik mobilnya saja dan akan mengantarnya. Ae Jung menolak karena naik bus saja.
“Nona Noh sangat populer. Semua mau mengantarmu. Aku akan mengantar pulang Nona Noh. Dia akan lebih nyaman pulang dengan mobilku. Benarkan, Ae Jung?” kata A Rin
“Ya, lebih baik begitu... Terima kasih, A-rin.”kata Ae Jung gugup. A Ri pun pamit pergi akan pulang dahulu dan akan bertemu lagi.
“Hye-jin, aku pulang dahulu.” Ucap Ae Jung. Hye Jin melambaikan tanganya. Dae Oh dan Ryu Jin hanya bisa menatap sedih
“Kalau begitu, aku harus naik mobil siapa?” kata Hye Jin mendekati Ryu Jin agar bisa menaiki mobilnya.
“Ya. Terima kasih untuk hari ini.” Kata Ryu Jin lalu berjalan pergi. Hye Jin pun akhirnya mengucapkan selamat jalan dengan wajah sedih.
“Tapi… Pak Cheon, di mana mobilmu?” tanya Hye Jin. Dae Oh bingung dan mengaku berjalan kaki dan bergegas pergi. Hye Jin pun mengikuti Dae oh ke arah yang sama


Di dalam mobil. A Rin mencoba bersikap baik lalu berkomentar kalau Suaminya pasti khawatir karena Ae Jung bekerja dengan para pria keren. Ae Jung mengaku sebagia tak punya suami dan ibu tunggal. A Rin tak percaya mendengarnya.
“Kau sangat keren. Kau bekerja dan membesarkan anak sendiri.”puji A Rin. Ae Jung pun mengucapkanTerima kasih.
“Bagaimana dengan pacar?” tanya A Rin. Kwang Soo langsung memperingatkan A Rin aga bisa menanyakan itu saat mereka minum miras bersama.
“Maaf. Aku tidak sopan, ya? Menurutku, kau sangat cantik dan keren. Aneh jika tak punya pacar.” Jelas A Rin. Ae Jung mengaku tak apa-apa
“Terima kasih kau berpikir begitu, tapi saat ini tak ada waktu untuk itu” kata Ae Jung. A Rin menganguk mengerti.
“Jika ada orang baik datang, kau pasti mempertimbangkannya.” Kata Kwang Soo. Ae Jung mengaku kalau  Sekarang, itu bukan prioritasnya.
“Kwang Soo, perhatikan jalannya.” Kata A Rin tak suka dengan ucapan Kwang Soo. Kwang Soo menganguk mengerti.
“Jadi, artinya kau tak mau berpacaran?” tanya A Rin. Ae Jung membenarkan.
“Jadi, kau tak tertarik berpacaran dengan rekan kerja.” Ucap A Rin menyimpulkan. 



Di rumah, Yeon Woo melihat Ha Nee bertanya sedang apa. Ha Nee menjawab sedang membuat roti bakar dan bertanya apakah Ha Ne mau melakukanya. Yeon Woo akan membuatkanya dengan senyuman bahagia bisa membantu.
“Di mana ibumu?” tanya Yeon Woo sambil mengoles roti. Ha Nee memberitahu Ibu tak pulang semalam dan bekerja semalaman.
“Mari buatkan juga untuk ibumu.” Ucap Yeon Woo. Ha Nee menganguk sambil tersenyum.
“Kenapa tersenyum?”tanya Yeon Woo. Ha Nee mengaku  tak masalah dan hanya bersyukur.
“Pasti menyenangkan jika kau ayahku.” Ucap Ha Nee. Yeon Woo mengaku merasa juga seperti itu.
“Aku juga ingin memiliki anak sepertimu.” Kata Yeon Woo. He Nee pun mengucapkan terimakasih saat Yeon Woo memberikan roti padanya.
Nyonya Choi diam-diam mendengar pembicaraan keduanya dari kejauhan.  Ae Jung pun datang. Ha Nee bahagia menyambut ibunya dan juga neneknya. Ae Jung melihat keduanya yang sedang sarapan. Nyonya Choi menatap anaknya dengan wajah serius dan langsung mengajaknya bicara. 


Ae Jung bingung ditarik masuk ke dalam kamarnya. Nyonya Choi langsung mendorong Ae Jung agar langsung duduk. Ae Jung mengeluh kalau masih pagi dan Nyonya Choi mau mengomelinya. Nyonya Choi memberikan buku yang tulis Ae Jung.
“Ibu menemukan ini di tempat sampah.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung meliha itu buku catatan saat kuliah dan bingung kenapa ibunya bisa menemukan buku itu.
“Putrimu melihat ini. Mungkin dia kaget dan membuangnya.”kata Nyonya Choi. Ae Jung melihat tertulis  AYAH: OH YEON-WOO - IBU: NOH AE-JUNG.
“Apa Ha-nee… melihat ini?” kata Ae Jung kaget. Nyonya Choi pikir Ae Jung tak tahu Ha-nee sangat menyukai Yeon-woo
“Dia punya alasan untuk begitu. Meskipun tak bilang, dia punya ayah. Dia hanya anak kecil yang pura-pura kuat.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung pun hanya bisa terdiam. 

Dong Chan tertidur dan mulai  bermimpi, ketika masih kecil bersembunyi di dalam lemari. Ia meliha seorang wanita tergeletak di lantai dengan bersimba darah. Ia hanya bisa menangis dan melihat sang ayah didekatnya. Dong Chan akhirnya terbangun dengan keringat banyak setelah mimpi buruk. 

Tuan Koo melihat kotak uangnya yang masih utuh, Dong Chan pamit pergi pada ayahnya. Tuan Koo  memanggilnya dan berkomentar Uang jajan Dong Chan tak berkurang. Dong Chan hanya diam saja saat Tuan Koo memberikan uang untu anaknya.
“Beli yang kau butuh, dan makan yang kau mau.” Kata Tuan Koo. Dong Chan menegaskan tak mau uang dari Ayahnya.
“Kenapa… kau sangat membenciku? Aku harus apa lagi untuk…”ucap Tuan Koo yang langsung disela Dong Chan.
“Seperti apa rupa ibuku? Kenapa aku tak ingat tentangnya? Kenapa… Kenapa ibuku meninggal?” tanya Dong Chan. Tuan Koo terlihat gugup mendengar pertanyaan anaknya.
“Permisi... Ada yang harus aku laporkan.” Kata Tuan Kim. Dong Chan pun akhirnya pamit pergi sekolah lebih dulu. Tuan Koo menatap sedih ke arah anaknya. 


Tuan Koo melihat berita di tabnya “Telah ditemukan tiga mayat tak dikenal di pesisir laut Incheon. Seluruhnya adalah pria dan memakai baju awak kapal. Polisi akan telusuri lebih lanjut tato yang ada di leher mereka dan mengungkap…” Wajah Tuan Koo terlihat sangat marah

“Pelakunya pasti mereka.” Kata Tuan Kim. Tuan Koo mengingat dengan tatto pria yang ditemuinya sebelumnya dan langsung meminta Tuan Kim agar bisa melindungi Dong-chan dengan baik. Tuan Kim menganguk mengerti. 


Yeon Woo mengajar olahraga, Ha Nee berpasangan dengan Dong Chan melakuan sit up. Yeon Woo memebritahu Dong Chan kalau wajahnya terlalu serius. Ha Nee sambil memegang kakai Dong Chan mulai membahas lagi tentang ayahnya.
“Sepertinya, ayah kandungku memang orang jahat.” Kata Ha Nee. Dong Chan ingin tahu alasanya.
Ha Nee mengingat saat dirumah sakit bertanya “Apa kau ayahku?” pada Ryu Jin dan Ryu Jin hanya diam saja.
“Dia tak bisa berkata apa-apa. Mungkin dia sangat merasa bersalah. Itu Berbeda dengan seseorang.”kata Ha Nee menatap ke arah Yeon Woo yang memberikan perhatian padanya.
Yeon Woo lalu menyuruh anak muridnya agar bisa berganti posisi. Kali ini Dong Chan yang memegang  kaki Ha Nee untuk sit up.  Ha Nee yakn Sangat jelas bahwa Ryu Jin itu merasa bersalah padanya. Dong Chan pun ingin tahu apa yang dilakukan Ha Nee sekarang.
“Aku akan balas dendam.” Ucap Ha Nee. Dong Chan bingung apa maksudnya Balas dendam. 


Nyonya Joo duduk dimeja kerjanya, Yeon Woo datang menemui ibunya, dengan sikap sopan bertanya apakah memanggilnya. Nyonya Joo hanya diam menantap anaknya. Yeon Woo pikir kalau ibunya tak bicara lebih baik pergi saja.
“Sudah tiga hari. Kau ingkar janji dan menghilang tanpa alasan. Kau bahkan tak menelepon setelah itu. Bukankah aku sudah cukup sabar? Tapi yang lebih membuatku marah adalah kau yang pergi dengan seorang wanita.” Kata Nyonya Joo
“Kau tak datang makan malam dengan putri Anggota Majelis Kim karena dia, 'kan? Apa wanita itu pacarmu? Benar, 'kan?” ucap Nyonya Joo memancing. Yeon Woo hanya diam saja.


“Baiklah. Coba bawa dia untuk bertemu denganku.Ibu harus lihat agar tahu…” kata Nyonya Joo
“Tidak mau... Aku tak suka itu.” Ucap Yeon Woo menahan emosinya. Nyonya Joo heran Yeon Woo yang menyembunyikan wanita itu
“Pasti ada alasan aku menyembunyikannya.” Tegas Yeon Woo. Nyonya Joo pun tak bisa berkata-kata.


Dae Oh membaringkan tubuhnya ditempat tidur lalu mengingat yang dikatakan Ryu Jin “Hentikan, Dae-oh.. Berhenti… menyukai Ae Jung” dengan wajah serius seperti tak ingin kalau dekat denganya.  Akhirnya Dae Oh bangun dari tempat tidurnya mengambil minum.
Ia melihat foto yang tertempel [UNIVERSITAS HANKUK JURUSAN TEATER DAN FILM] lalu tersadar dengan foto Ryu Jin yang tak melihat ke kamera tapi ke arah Ae Jung yang berdiri disampingnya.
Dae Oh pun mengingat saat menceritakan pertemuan dengan Ae Jung. Ryu Jin bertanya “Apa kau masih punya perasaan pada Ae Jung? Jadi, sekarang kau tak ada urusan lagi dengan Noh Ae Jung?” Lalu saat dirumah sakit Ryu Jin terlihat marah karena Dae Oh bersama dengan Ha Nee.
Ia pun seperti baru menyadari kalau Ryu Jin itu menyimpan perasan untuk Ae Jung, tapi menurutnya kalau ini Mustahil.


Akhirnya Dae Oh pergi menemui Ryu Jin dirumahnya, Ryu Jin terlihat tak suka dengan Dae Oh saat membuka pintu. Dae Oh memperlihatkan foto yang sudah lecek lalu memastikan kalau Foto itu dan semua yang dikatakan kepadanya selama ini hanya kebetulan. Ryu Jin hanya diam saja.
“Itu Benar, 'kan? Kau menyuruhku berhenti karena khawatir aku dicampakkan dan hidupku hancur lagi, 'kan? Itu alasanmu menyuruhku berhenti, 'kan?” kata Dae Oh memastikan.
“Tidak, bukan karena itu.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh pun ingin tahu alasannya apa.
“Jauh sebelum kau berkata kau menyukainya…” kata Ryu Jin. Dae Oh meminta agar berhenti tak ingin mendengarnya.
“Sebelum kau menyatakan cinta kepada Ae Jung…” ucap Ryu Jin. Dae Oh berteriak agar bisa berhenti.
“Bahkan sebelum kau menyatakan perasaan…” kata Ryu Jin. Dae Oh akhirnya mengumpat marah menyuruh agar Ryu Jin berhenti.
“Aku menyukai Ae Jung lebih dahulu.” Tegas Ryu Jin. Dae Oh meminta agar Ryu  Jin menghentikan semuanya.
“Lalu kenapa kau tetap di sampingku? Saat aku sangat sedih, saat aku ingin mati, kau selalu di sampingku. Seharusnya kau rahasiakan ini selamanya. Jangan sampai aku tahu. Kenapa sekarang begini?” teriak Dae Oh marah
“Maafkan aku.” Kata Ryu Jin. Dae Oh memanggilnya dengan panggilan Hyung.
“Jangan panggil aku begitu.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh bertanya apakah Ryu Jin mau membuangnya.
“Kau akan begini sampai akhir?” teriak Dae Oh. Ryu Jin pun bertanya apakah yang harus dilakukan dan mengaku sudah terlalu jauh.


Akhirnya Dae Oh keluar rumah dengan wajah sedih dan mengeluh kalau  Seharusnya Ryu Jin tak pernah menolongnya.
Flash Back
Saat musim bunga sakura, Dae Oh memberitahu kalau  Pertama, dia tak mau karena terlalu heboh dan Kedua, dia tak mau karena terlalu santai Ia mengaku hampir gila sekarang jadi meminta Ryu Jin agar bisa membantunya sekali saja.
“Jin, kau tahu dia selalu menurutimu.” Rengek Dae Oh. Ryu Jin hanya diam akhirnya Apa yang harus dilakukan.
“Jika kau bantu dan dia menolak lagi, maka aku akan berhenti menyukainya. Sungguh akan begitu.” Kata Dae Oh.
“Apa Kau serius?” tanya Ryu Jin. Dae Oh pun memastikan kalau Ryu Jiny yanag akan membantunya dan ucapan tadi memang serius.
“Jika gagal lagi, berarti selamanya tak akan bisa.. Kau bisa Berikan ini, dan tolong bicara kepadanya.” Ucap Dae Oh memberikan minuman. 


Ae Jung sedang ada di perpustakaan, Dae Oh melihat dari belakang rak kalau keduanya yang sudah bertemu. Ryu Jin pun bertemu dengan Ae Jung memberikan minuman dan tertulis “PERNYATAAN CINTAKU YANG KESEPULUH, MENTARIKU”
“Itu dari Dae Oh” kata Ryu Jin. Ae Jung mengakusudah tahu dan merasa Ryu Jin yang pasti kerepotan dan Dae Oh yang menyuruhnya.
“Jawablah dia kali ini. Dia sudah menunggumu.” Ucap Ryu Jin. Ae Jung mengeluh Dae Oh itu membuatnya malu.
“Apa? Sepertinya dia menyukainya.” Komentar Dae Oh melihat Ae Jung yang tersenyum.  Ae Jung melihat tatapan Ryu Jin dan bertanya ada apa.
“Itu… Aku menyukaimu... Awalnya kau menarik, lalu kau cantik. Sekarang aku ingin terus melihatmu.” Kata Ryu Jin. Ae Jung kaget dan Dae Oh pun bingung dengan sikap Ryu Jin malah menyatakan perasaanya.
“Dae-o minta aku menyampaikan itu.” Ucap Ryu Jin. Ae Jung tersenyum mengaku terkejut, begitu juga Dae Oh.
“Sepertinya…dia sangat menyukaimu.” Kata Ryu Jin. Ae Jung mengaku sangat kaget dan Ryu Jin pikir tugasnya selesai dan pamit pergi. 



A Rin berjalan di parkiran. Kwang Soo memuji A Rin yang sudah kerja bagus hari ini. A Rin bertanya apakah  Sudah dapat revisi naskahny dan ingin tahu apakah bagus. Kwang Soo menganguk kalau sudah baca saat  diwawancarai dan merasa lebih bagus.
“Sebelumnya memang sudah bagus, tapi revisinya jauh lebih bagus.”ucap Kwang Soo. A Rin tersenyum bahagia mendengarnya.
“Kalau begitu, telepon Pak Cheon, dan bilang tak bagus.” Ucap A Rin. Kwang Soo bingung karena bilang sudah bagus dan A Rin yang tak mendengarkannya.


“Kau harus cari kekurangannya. Agar aku bisa bertemu lagi dengannya.” Ucap A Rin
“Begitu rupanya. Ternyata idemu bagus... Kalau begitu harus kulakukan. Baiklah. Di mana nomor Pak Cheon?” kata Kwang Soo.
A Rin tersenyum bahagia ingin tahu yang dikatakan DaeOh. Kwang Soo mencoba menelp Dae Oh dan terlihat kaget. A Rin bingung bertanya adaa apa. 


Kwang Soo pergi  ke sebuah bar melihat Dae Oh yang berbaring diatas meja, lalu mecoba membangunkanya. A Rin melihat dari dalam mobil berpikir Dae Oh sudah banyak minum dan bertanya-tanya Apa dia punya masalah lalu menelp Kwang Soo.
“A-rin... Sepertinya dia mabuk berat... Ayo kita antar dia pulang.” Ucap Kwang Soo.
“Apa Kau sudah tanya alamatnya?” tanya A Rin. Kwang Soo pun mencoba bertanya pada Dae Oh dimana alamatnya.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar