PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 13 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Dae Oh datang melihat Ae Jung dan langsung bertanya “Apa aku ayahnya?”  Ae Jung kaget melihat Dae Oh yang datang. Yeon Woo pun melihat suasana terlihat tegang.  Dae Oh mendekat meminta Ae Jung mengatakn saja ,apakah memang dirinya. Ae Jung heran Dae Oh bisa berpikiran seperti itu. 
“Baru saja aku mendengar cerita aneh. Sebenarnya suamimu belum mati. Kau hanya menganggapnya mati.” Ucap Dae Oh
“Ae Jung.. Apa yang sedang dia bicarakan?” tanya Nyonya Choi bingung. Ae Jung mencoba menjelaskan pada  ibunya.
“Kau bilang sendiri, bahwa kau sudah menganggapku mati. Kau menyuruhku untuk tetap mati bagimu. Bagaimanapun memikirkannya, sepertinya aku memang ayahnya. Apa benar?” ucap Dae Oh
“Jika memang kau ayahnya, kau mau berbuat apa?” ucap Ae Jung. Nyonya Choi kaget dan langsung mengambil plastik sampah dan meluapkan amarahnya.
“Apa Kau orangnya? Kau bedebah itu? Apa Kau yang buat dia begini?” ucap Nyonya Choi marah. Yeon Woo yang melihatnya mencoba menahan agar tak jadi kekerasan.
“Lepas... Aku akan membunuhnya!” ucap Nyonya Choi masih terus memukul Dae Oh. Dae Oh pun hanya diam saja.
“Hentikan semua ini! Siapa pun ayahnya, tak akan ada yang berubah. Maka, jangan katakan apa pun soal ini kepada Ha-nee. Dan kau! Jangan pernah datang ke sini lagi.” Ucap Ae Jung lalu masuk ke dalam rumah.
Nyonya Choi pun mengejar anaknya, Dae Oh akan masuk tapi Yeon Woo menahanya tak memperbolehkan masuk dan menyuruh  pulang saja. Ryu Jin yang melihatnya pun hanya diam lalu berjalan pergi. Dae Oh terdiam melihat keadaanya sekarang. 



Nyonya Choi mengendor pintu kamar anaknya, meminta agar memBuka pintunya! Ae Jung hanya terdiam dikamarnya. Nyonya Choi ingin tahu  Kenapa pria itu baru datang sekarang. Yeon Woo melihat dari kejauhan tanpa bicara.
“Dia tak ada saat kau butuh dia, tapi kenapa tiba-tiba muncul saat kalian sudah bahagia? Dasar Wanita bodoh. Seharusnya kau bilang kepada ibu. Jika begitu, ibu bisa memukulinya sampai mati.” Teriak Nyonya Choi
“Ibu rela melakukan apa pun untukmu. Kenapa kau tak bicara apa pun, dahulu ataupun sekarang? Kenapa kau selalu menyiksa dirimu sendirian?” teriak Nyonya Choi. Ae Jung hanya bisa menangis. 

Flash Back
TAHUN 2006
Ae Jung mencari keyword dalam kamarnya [KLINIK DENGAN LAYANAN ABORSI] Terlihat dilayar  [ADA YANG TAHU KLINIK DENGAN LAYANAN ABORSI? APA ADA TEMPAT AKU BISA MELAKUKAN ABORSI?]
[COBA OBGIN J I S, GINEKOLOG JUNG IN-SEOK] Ae Jung langsung mencatat dalam kertas. Nyonya Choi masuk kamar memanggil anaknya. Ae Jung panik langsung menutup laptop dan menyembunyikan tulisanya.
“Kenapa kau sangat kaget? Apa Kau berbuat salah?” tanya Nyonya Choi. Ae Jung mengaku Bukan begitu.
“Aku tak bisa pulang untuk beberapa hari. Aku harus selesaikan proyek kelulusanku selama empat hari.” Ucap Ae Jung sambil membereskan barang-barangnya.
“Aku sudah menduganya. Akhir-akhir ini kau hanya di kamar dan tidak ke kampus. Tapi sepertinya berat badanmu turun. Ada yang berubah denganmu.” Kata Nyonya Choi menepuk badan anaknya.
“Apa maksud Ibu? Aku sama saja.” Ucap Ae Jung mencoba agar tak ibunya tak meraba badanya. 


Nyonya Choi memberikan sup rumput laut untuk Ae Jung meminta agar bia makan dahulu karena sudah menyiapkan. Ae Jung hanya tertunduk melihat sup buatan ibunya. Nyonya Choi heran Ae Jung yang termenung di meja makan.
“Kenapa Ibu siapkan sebanyak ini?” ucap Ae Jung merasa tak enak hati dengan ibunya.
“Kau pasti tak akan tidur dan makan, dan hanya fokus membuat film nanti. Jika kau terus begitu, kesehatanmu akan memburuk. Ibu sudah melahirkanmu  dan membesarkanmu dengan baik.” Kata Nyonya Choi
“Kenapa kau merusak tubuhmu? Ayo Makan ini. Sup rumput laut baik untuk wanita. Habiskan semua agar bisa bertahan beberapa hari.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung pun mulai makan. 

Ae Jung duduk di terminal bus melihat catatan yang sudah dibawanya [GINEKOLOG JUNG IN-SEOK, 245-2, SEONGHAN-RI, MIGOK-EUP, ASAN-SI] Ia ragu akhirnya menelp Dae Oh tapi tak diangkat ponselnya.
“Apa kita bisa bertemu sekarang?” tulis Dae Oh dan akhirnya pergi meninggalkan terminal. 

Ryu Jin berjalan sendiri sambil bergumam “Apa dia benar-benar ayah anak itu, bukan aku?. Dae Oh memanggil Ryu Jin kalau mereka  harus bicara. Ryu Jin hanya terus berjalan. Dae Oh akhirnya menghadang Ryu Jin kalau harus Bicara dahulu dengannya. Ryu Jin tak peduli.
“Kenapa kau begini? Kau harus jelaskan ini semua. Kenapa kau ada di sini? Apa yang sedang kau lakukan?” ucap Dae Oh
“Aku mau membantu mereka.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh kaget mendengarnya
“Aku mau melindungi Ae Jung dan Ha-nee.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh tak mengerti menurutnya Ryu Ji itu sudah gila.
“Aku bisa melakukannya. Kau bahkan hidup tanpa tahu bahwa kau punya anak selama 14 tahun.” Ucap Ryu Jin menyindir. Dae Oh marah medengarnya.
“Katakan lagi! Coba katakan lagi!” teriak Dae Oh mencengkram baju Ryu Jin. Ryu Jin mendorong dan melepasakanya.
“Apa benar Ae Jung satu-satunya wanita dalam hidupmu?”sindir Ryu Jin. Dae Oh kaget mendengarnya.
“Apa Kau tahu seberapa tersiksanya dia dahulu? Aku mendengar semuanya dari dia, bahwa dia melihatmu dengan wanita lain. Katanya kau berubah, dan hubungan kalian sudah selesai.” Ucap Ryu Jin.
Dae Oh terdiam mengingat ucapan Ae Jung “Ada seorang wanita memakai bajumu di rumahmu.” Ia mencoba memastikan kalau dugaannya itu Tak mungkin ada dipikiran Ae Jung.
“Kenapa kau bisa berkata begitu kepadaku? Kenapa bisa? Kenapa kau begini kepadaku?” ucap Dae Oh marah
“Aku tak peduli pada perasaanmu. Namun, sejak saat itu, aku ingin melindungi Ae-Jung” tegas Ryu Jin
“Jin, kau sungguh sudah gila.” Keluh Dae Oh. Ryu Jin meminta agar Dae Oh Jangan merengek.
“Kau yang melukai Ae Jung. Kau orangnya.” Kata Ryu Jin marah dan langsung beranjak pergi. 



Nyonya Song menatap foto Ryu Jin diruanganya. Ryu Jin datang bertanya Sebenarnya apa yang iinginkan Nyonya Song. Nyonya Song pun bertanya balik apa sekarang Ryu Jin  sudah tahu kenyataannya. Ryu Jin meliat berkas HASIL TES [ PROBABILITAS PATERNITAS = 0,0001 PERSEN]
“Bagaimana ini, Ryu? Kau salah mengira bahwa anak itu adalah anakmu.” Ucap Nyonya Song.
“Apa Kau tahu ini semua, dan memprovokasiku?” ucap Ryu Jin marah
“Melepaskan mimpi Hollywood-mu, dan kehilangan aku yang sudah membesarkan namamu. Kerugianmu terlalu banyak. Jadi Mari... Pegang tanganku dan aku akan memaafkan semuanya. Lalu kita bisa ke Hollywood lagi, seperti dahulu…” ucap Nyonya Song mengulurkan tanganya.
“Maaf, tapi sekalipun semuanya hanya salah paham, aku tetap ingin melindungi wanita itu dan putrinya.” Ucap Ryu Jin menghempaskan tangan Nyonya Song. Nyony Song tak percaya mendengarnya.
“Jadi, jangan provokasi aku seperti ini lagi. Sepertinya tak akan tersisa lagi rasa pertemanan di antara kita.” Kata Ryu Jin marah lalu keluar ruangan. 



Ae Jung duduk dikamarnya, hanya terdiam membaca pesan dari Dae Oh [Ayo kita bertemu, dan bicarakan ini sekali saja. Aku akan menunggumu di taman dekat rumahmu sampai kau datang.] Dae Oh duduk sendiri ditaman dan akhirnya melihat Ae Jung datang.
“Jika kau datang lagi untuk memastikan hal ini… Kau benar, dia putrimu. Apa Kau ingat hari itu? Hari jadi terakhir kita. Kita juga bertengkar hebat pada hari itu.” Ucap Ae Jung 

Flash Back 
TAHUN 2006
Ae Jung marah melihat Dae Oh yang fokus menulis naskah tanpa memperdulikanya. Ia pun membuang hadiah dan pergi. Ae Jung pun menangis di dalam kamar sendirian dan esok harinya merasakan tubuhnya makin sakit dan juga lemah.
“Kita terus bertengkar sebelum berpisah. Seperti kita memang ditakdirkan untuk itu. Aku pikir aku sakit karena itu. Aku sakit karena terlalu lelah bertengkar denganmu. Tapi itu bukan pegal-pegal, demam, atau PMS.”
“Tapi Bukan itu semua... Ternyata aku hamil.”  Ae Jung memeriksa dengan tespack di kamar mandi dengan wajah menahan rasa sedihnya. 

“Aku sangat marah karena mengetahuinya pada saat seperti itu. Namun, hanya kau orang yang bisa aku ajak bicara. Jadi, aku pergi ke rumahmu. Tapi di sana… ada wanita lain.” Ucap Ae Jung yang masih mengingat Dae Oh berciuman dengan seorang wanita.
“Itu…” ucap Dae Oh ingin menjelaskan, tapi Ae Jung menyela kalau karena itu alasannya pergi.
“Aku sudah berjanji untuk membesarkan anakku walau tanpamu.” Ucap Ae Jung
“Seharusnya kau dengar penjelasanku. Sekali saja... Setidaknya dengarkan sekali saja. Kenapa kau menyembunyikannya?” ucap Dae Oh marah
“Menyembunyikannya? Kenapa kau pikir aku begitu?” ucap Ae Jung. Dae Oh bingung. 

Flash Back
Ae Jung duduk diterminal dan siap untuk mengugurkan kandunganya lalu mengirimkan pesan pada Dae Oh, Tapi tak ada balasan.
“Aku berpikir bisa saja aku salah lihat. Jika itu hanya kesalahanmu, aku sudah berniat memaafkannya. Tapi kau tak membalas pesanku sampai akhir.” Ucap Ae Jung marah
“Pesan?  Pesan apa? Aku tak pernah dapat pesan apa pun.” Kata Dae Oh bingung.
“Hentikan! Aku tak mau membencimu lagi. Aku juga tak berharap apa pun darimu. Lupakan semua yang terjadi hari ini.” Ucap Ae Jung
“Apa Kau bisa begitu? Apa Memang itu mungkin? Karena kau sekarang aku hampir gila.”ucap Dae Oh marah
“Ini pilihanku. Tak ada yang memaksaku untuk itu, dan aku melakukannya karena aku mau. Jadi, jalanilah hidupmu seperti biasa. Kembali jalani hidup kita masing-masing. “kata Ae Jung dengan nada tinggi.
“Mungkin kita berdua bisa begitu. Tapi bagaimana Ha-nee?” ucap Dae Oh. Ae Jung kaget Dae Oh bisa mengatakan hal itu.
“Bagaimana Ha-nee yang tak tahu apa-apa karena pilihanmu?” ucap Dae Oh. Ae Jung meminta maaf lebih dulu.
“Tapi aku dan Ha-nee bisa hidup dengan baik tanpa kau. Jangan salah paham. Ketidakberadaanmu sungguh tak berarti untuk kami.” Ucap Ae Jung lalu melangkah pergi. 


Nyonya Kang membahas  Ayah anaknyanya datang, tapi Ae Jung tak mau bicara. Nyonya Choi pikir Tak sesederhana itu karena Ha-nee pikir ayahnya orang lain, dan Ae Jung ng tak tahu apa-apa soal itu, Ia ingat permintaan cucunya agar merahasiakan semua.
“Yang lebih menyebalkan, sepertinya pria sialan itu tak tahu bahwa dia mempunyai anak. Sebenarnya kemarin aku sangat marah hingga ingin membunuhnya. Namun, aku juga merasa penasaran dia pria seperti apa karena dia ayah dari Ha-nee.” Ucap Nyonya Choi terlihat sangat marah.
“Wajahnya terlihat baik. Dia memang terlihat tak sopan, tapi sepertinya orang yang tulus.” Komentar Nyonya Kang melihat ponselnya. Nyonya Choi bingung.
Nyonya Choi melihat ponsel Nyonya Kang dengan profile CHEON EOK-MAN Nyonya Kang membaca "Karya debutnya, Cinta Itu Tidak Ada, yang dipublikasikan tahun 2012 adalah autobiografi tentang cinta pertamanya."
“Cinta Itu Tidak Ada? Tidak ada Ae Jung. Aejung berarti cinta. Apa Isinya cerita Ae Jung?” ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi melihat yang link [KONSER BUKU CHEON EOK-MAN]
Ae Jung berbicara dengan mic “Tadi kau berkata bahwa wanita itu pergi, merenggut segalanya darimu.” Nyonya Choi bingung Apa ini semua? Nyonya Kang juga tak tahu dan kembali menonton video Ae Jung “Tapi pikiranku berbeda. Bisa saja kau yang pergi dan merenggut segalanya darinya ”
Mereka pun melhat komentar dibawah video [APA DIA MANTAN PACAR CHEON EOK-MAN? WANITA ITU PASTI MASIH MENCINTAI MANTANNYA]  Nyonya Choi bingung melihat sikap anaknya saat menjawab pertanyaan.
“Tebakanku…Walaupun 14 tahun sudah berlalu, dia masih menyukainya. Selain itu, pria itu juga sama.” Ucap Nyonya Kang yakin. Nyonya Choi kaget mendengarnya. 



Dae Oh mengemudikan mobilnya, dan terdiam memikirkan keadaanya. Ia lalu melihat seorang ibu sedang hamil berjalan perlahan. Lampu hijau mulai menyala, mobil dibagian belakang langsung menyalakan klakson.
Tapi Dae Oh mencoba memberikan lampunya agar mereka tahu kalau ada sesuatu didepanya. Saat itu Dae Oh seperti melihat Ae Jung yang berjalan dengan perut besarnya dengan memegang pinggangnya yang kesakitan. Ia seperti merasa bersalah meninggalkan Ae Jung sendirian. 

Semua barang dibawa keluar dari apartemen,  Ryu Jin meminta agar berhati-hati. Manager Myung datang menghampiri Ryu Jin bertanya Harus dilakukan dengan barang-barang yang akan diberikan pada Ha Nee, apakah tetap mau memberikannya.
Tiba-tiba Ae Jung datang menyapa Ryu Jin dan Manager Myung.Keduanya kaget melihat Ae Jung yang datang ke apartement. 

Keduanya akhirnya berdiri di dalam ruang tengah, Ryu Jin bertanya alasan Ae Jung datang. Ae Jung mengaku tak tahu Ryu Jin akan pindah. Ryu Jin pikir Jika Ae Jung datang karena hal kemarin… Ae Jung langsung menyela lebih dulu.
“Ada yang mau aku tanya kepadamu tentang aku dan Dae Oh. Sebenarnya… aku pikir ini semua hanya alasan. Tapi tiba-tiba aku merasa takut. Apakah keadaan kami sekarang sungguh terjadi karena salah paham? Hanya kau satu-satunya orang yang bisa aku tanya.” Ucap Ae Jung
“Sebelum aku pergi, aku menghubungi Dae Oh untuk kali terakhir. Tapi dia bilang dia tak pernah mendapat pesanku. Awalnya aku pikir dia hanya berkelit. Tapi perkataannya kemarin seperti sungguhan.” Ucap Ae Jung
“Perkataannya terlalu serius sehingga aku mau bertanya kepadamu alasan dia mengatakan itu.” Kata Ae Jung penasaran.
“Aku menghapusnya.” Akui Ryu Jin. Ae Jung kaget mendengarnya. Ryu JI mengaku Waktu itu, menghapus semua pesan terakhir
“Bahkan semua teleponmu untuknya sebelum kau pergi tanpa sepengetahuan Dae Oh.” akui Ryu Jin. Dae Oh kaget merasa tak percaya. 



Flash Back
Dae Oh duduk dengan Ryu Jin seperti sangat frustasi, dan setenga mabu mengataka kalau Ae Jung  bilang tak akan meninggalkannya. Akhirnya Ia keluar dari restoran menenangkan diri. Saat itu Ponsel dae Oh tertinggal dan Ryu Jin melihat Ae Jung yang menelp.
Ae Jung pun mengirimkan pesan [BISA KITA BERTEMU SEKARANG?] Ryu Jin awalnya tak peduli, tapi akhirnya mengambil ponsel Dae Oh lalu menghapus pesan Ae Jung dan menaruhnya kembali seolah tak terjadi apa-apa. 

“Itu karena aku menyukaimu, dan kupikir bisa mendapatkanmu jika kalian berpisah. Maafkan aku... Maaf, tapi aku tak menyesal... Kau selalu terluka karena Dae Oh.. Aku benci melihatmu begitu. Jadi, aku… Sekarang aku akan…” ucap Ryu Jin
“Hentikan... Aku pergi dahulu.” Kata Ae Jung tak percaya dan akan meninggalkan rumah.
“Aku yang lebih dulu... Aku yang lebih dulu bertemu dan menyukaimu, bahkan sebelum Dae Oh. Aku melepaskanmu seperti orang bodoh waktu itu. Kali ini aku tak akan begitu. Bisakah beri aku kesempatan? Aku mau melindungimu dan Ha-nee... Ae-jung.” Kata Ryu Jin.
“Aku tak pernah berharap akan ada orang yang melindungi aku dan Ha-nee. Dan jangan merasa bersalah kepadaku. Selama ini aku memang frustrasi dan kecewa karena waktu itu Dae Oh tak bisa dihubungi.” Ucap Ae Jung
“Tapi aku yakin kami juga akan tetap berpisah walaupun kau tak menghapus semuanya. Sepertinya kita juga tak bisa kembali seperti dahulu.” Kata Ae Jung akhirnya melangkah pergi. Ae Oh tak bisa berkata apa-apa. 


 Yeon Woo membersihakn bola dilapangan lalu terlihat kaget kearah depan sekolah. Dae Oh dengan gelisah menunggu didepan sekolah, Yeon Woo mendekat berkomentar Dae Oh yang jauh-jauh kemari padahal sudah bilang jangan pernah datang.  Dae Oh meminta agar Jangan ikut campur jadi menyuruh Yeon Woo pergi saja.
“Aku tak akan berbuat apa-apa.” Ucap Dae Oh. Yeon Woo mengartikan Dae Oh  datang tanpa rencana. Dae Oh mengeluh dengan ucapan Yeon Woo.
“Kemarin kau sudah tahu semua. Bisa saja kau menjadi penasaran dan mau melihatnya. Namun, terlalu banyak orang yang akan terluka jika kau datang tiba-tiba begini. Apa kau masih tak paham? Ha-nee tak pernah tahu alasan dia tidak memiliki ayah selama 14 tahun.” Ucap Yeon Woo
“Tapi jangan pikir kau bisa mengambil peran itu karena kau ayah kandungnya. Lebih berhati-hatilah. Aku berkata begini sebagai wali kelas Ha-nee.” Ucap Yeon Woo lalu berjalan pergi
“Perkataannya memang benar.” Ucap Dae Oh setelah hanya terdiam mendengarkanya. 


Dong Chan sedang melihat foto Ae Jung seperti sangat berharap menjadi ibunya. Ha Nee datang memberikan uang  karea kembalikan uang Dong Chan tak butuh lagi. Dong Chan bingung dan ingin tahu alasanya.  Ha Nee pikir Dong Chan tak tahu alasan pindah sekolah sepuluh kali waktu SD?
“Karena aku membuang sepatu murid lain ke toilet.” Akui Ha Nee. Dong Chan heran Ha Nee yang bisa melakukan itu.
“Karena mereka mengasihaniku, atau mengabaikanku. Persis seperti kau sekarang. Kemarin kau bilang bahwa kau mengasihaniku, dan malas berteman denganku.” Ucap Ha Nee. Dong Chan mengaku bukan seperti itu.
“Namun… aku tak akan membuang sepatumu karena aku sungguh menganggapmu temanku.” Ucap Ha Nee. Dong Cha bingung dengan sikap Ha-nee.
“Aku juga mau lebih hati-hati.” Ucap Ha Nee lalu melangkah pergi. Dong Chan pun bingung karena dengan sikapnya membuat Ha Nee marah. 


Dae Oh akhirnya akan pergi meninggalkan sekolah, tapi saat itu melihat Ha Nee berjalan keluar sekolah. Ia pun sengaja mengikuti Ha Nee yang pulang berjalan kaki. Ia melihat Ha Nee yang duduk ditaman menatap sebuah kertas.
Setelah Ha Nee pergi, Dae Oh melihat ketas yang dilihat Ha Nee dan terlihat gambar dengan tulisan [KOO DONG-CHAN JAHAT, SANDEUL, NOH HA-NEE] Dae Oh menatap anaknya seperti sedang sedih lalu mengikutina kembali.
Ha Nee pergi ke supemarket, dan mencoba makanan tester.  Dae Oh pun mengikutinya sampai akhirnya Ha Nee pun masuk rumah. Dae Oh menatap denga sedih karena anaknya yang tak pernah tahu siapa bapaknya. Saat akan kembali, Ia bertemu dengan Nyonya Choi. Keduanya hanya terdiam sambil menatap.
***
Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar