PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 22 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC


Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Tuan Koo berlari sekuat tenaga mengejar mobil yang menbawa Dong Chan.
Flash Back
Di rumah duka, pelayan datan memberikan sebanyak tiga kali dan yang terakhir Beri salam kepada keluarga. Tuan Koo berdiri dibagian orang yang berdua, Nyonya Tan sebagai istri berdiri dipaling depan. Seorang pria yang ada didepanya menatap dengan pandangan licik.
Nyonya Tan langsung menyembunyikan anaknya, Dong Chan yang masih kecil seperti ketakutan dengan tatapan si pria licik. Tuan Koo pun tahu kalau pria licik itu akan mengejar Nyonya Tan. 

Nyonya Tan sedang membereskan semua barang didalam tas dan Dong Chan disampinnya. Terdengar suara teriakan dari depan pintu “ Tan Zi Yi, kau ada di dalam?” Nyonya Tan bisa tahu kalau pria licik yang datang, lalu menyembunyikan Dong Chan didalam lemari lebih dulu.
Akhirnya Nyonya Tan pun duduk sambil minum teh berusaha agar bisa tenang. Si pria masuk berkomentar kalau Nyonya Tan  pasti kaget karena kematian suaminya yang tiba-tiba. Nyonya Tan pikir kalau pria itu juga pasti begitu.
“Kau menyiapkan tasmu seakan-akan bersiap untuk pergi. Itu yang membuatku bingung. Apa Kau mau menemui polisi?” kata si pria. Nyonya Tan dan Si pria berdiri dan langsung mengeluarkan pistolnya.
Terdengar suara dari dalam lemari, Si pria panik langsung melepaskan pelurunya.  Nyonya Tan pun akhirnya langsung jatuh tak berdaya terkena peluru. 

“Itu janji terakhirku kepadanya.” Gumam Tuan Koo yang masih terus berlari.
Tuan Koo yang masih tinggal di Hongkong bertemu dengan bosnya, kalau bosnya itu sangat mengandalkannya. Nyonya Tan mengendong Dong Chan yang masih bayi melirik pada Tuan Koo.
“Aku gelandangan yatim piatu.Tak punya tempat untuk pergi ataupun kembali.”
Tuan Koo menemani Suaminya dan Nyonya Tan yang bermain judi. Nyonya Tan yang kesepian pun meminta Tuan Koo agar bisa menjadi temannya. Tuan Koo yang terluka dibantu Nyonya Tan memasang perban, wajah Tuan Koo terlihat tegang.
“Orang asing yang tak punya tempat bernaung. Hanya aku temannya. Itu adalah wasiat pertama dan terakhir. Keinginan terakhirnya.”
Nyonya Tan yang tergeletak di lantai, dengan setengah sadar berbisik pada Tuan Koo agar meminta tolong supaya jaga putranya. 


Ae Jung mengendor-gedor pintu berteriak meminta tolong. Ha Nee dan Dong Chan terlihat kekuatan lalu memanggil Ae Jung bertanya Bagaimana ini. Ae Jung menghampiri dan memeluk keduanya menenangkan kalau akan baik-baik saja.
“Ibu di sini bersama kalian.” Ucap Ae Jung dan tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar. Si pria licik pun masuk ke ruangan dapur.
“Kenapa kalian begini? Lepaskan kami.” Ucap Ae Jung berdiri melindungi keduanya.
“Keponakanku pasti senang karena ibunya seperti hidup kembali.” ucap Si pria menatap Dong Chan. Dong Chan langsung ketakutan mengingat wajah si pria yang menembak ibunya.
“Dong-chan, kau baik-baik saja? Ibu, Dong-chan!” teriak Ha Nee panik. Ae Jung melihat Dong Chan terlihat mengalami gejala panik.
“Kami tak bersalah sama sekali. Lepaskanlah kami. Ya?” ucap Ae Jung marah
“Kau benar-benar mirip Tan Zi Yi. Pantas saja hati Koo Pa-do tergoyah.” Kata si pria yang terus berbicara dengan bahasa mandarin.
“Dia bicara apa sebenarnya? Kalian membuatku gila. Tolong lepaskan kami. Aku mohon.” Teriak Ae Jung
“Berdoalah agar Koo Pa-do datang membawa barang itu.” Ucap si pria. Ae Jung mencoba mengejarnya tapi pintu sudah lebih dulu ditutup. 


Dae Oh mengejar Tuan Koo ingin tahu apa yang terjadi. Tuan Koo memberitahu kalau Nona Noh, Ha-nee, dan Dong-chan dalam masalah. Dae Oh kaget medengarnya. Yeon Woo pun ingin tahu Masalah apa. Tuan Koo meminta agar Jangan khawatir.
“Aku akan selesaikan semua ini dan selamatkan mereka.” Ucap Tuan Koo akan masuk mobil
“Bagaimana? Bagaimana kau bisa selesaikan ini? Aku bertanggung jawab jika Ae-Jng dan Ha-nee celaka. Bagaimana kau akan selesaikan ini?” tanya Dae Oh menahan Tuan Koo masuk mobil
“Jika aku tak kabari kalian setelah satu jam, tolong laporkan ke polisi. Aku akan beri tahu alamatnya.” Ucap Tuan Koo
“Pak Koo, lebih baik lapor polisi dahulu.” Kata Yeon Woo. Tuan Koo menegaskan Semua akan dalam bahaya jika mereka ceroboh.
“Percayakan satu jam kepadaku. Hanya satu jam.” Kata Tuan Koo lalu pergi dengan mobilnya. 


Dae Oh bergegas masuk ke dalam mobil, Yeon Woo menahan Dae Oh karena tak boleh mengejarnya karena Kata Tuan Koo berbahaya. Dae Oh dengan kesal kalau  diminta hanya harus menunggu.
“Bagaimana jika dalam satu jam terjadi hal buruk dengan mereka? Aku butuh 14 tahun untuk bisa bertemu mereka. Aku akan ikuti dia. Kau saja yang lapor polisi.” Ucap Dae Oh lalu masuk mobil. Yeon Woo pun tak bisa menahanya. 

A Rin menelp Nyonya Joo bertanya apakah boleh mengacau. Nyonya Jo bingung Ae Rin memberitahu kalau semuanya berantakan karena wanita itu.
“Apa aku boleh menghancurkan hidupnya.” Kata A Rin. Nyonya Kim tahu Sepertinya A Rin sangat marah.
 “Lakukan sesukamu jika ingin memberinya pelajaran. Namun, kau harus melakukannya dengan baik. Aku akan urus sisanya.” Ucap Nyonya Joo. A Rin pun mengerti.
“A-rin! Ini pertanyaan wawancara. Kau akan wawancara dan promosi film dengan Ryu Jin.” Ucap Kwang Soo masuk ke ruang tunggu. 

A Rin mengambil mobil sambil membawa lembaran kertas berisi PERTANYAAN WAWANCARA JOO A-RIN. Ia melirik mengeluh Kenapa beri pertanyaan begini?
[BAGAIMANA PERTEMUAN PERTAMAMU DENGAN PAK CHEON? KENAPA MEMILIH CINTA ITU TIDAK ADA SEBAGAI FILM SELANJUTNYA?]
**
Flash Back
TAHUN 2006
A Rin tertidur didalam bus, ditanganya memegang ponsel [PENERIMA: PAK OH - BRENGSEK!] Sopir menghentikan bus dan melihat A Rin masih tertidur lalu mebangunkan karena pemberhentian terakhir. A Rin membuka mata tapi kembali tidur. 

A Rin akhirnya duduk dengan tanpa alas kaki, sebuah taksi datang Dae Oh turun dari taksi. A Rin tersenyum melihat Dae Oh yang datang menjemputnya.  Dae Oh mengeluh kalau A Rin itu Keterlaluan.
***
A Rin duduk didepan minimarket melihat Dae Oh membeli sesuatu lalu kelua dari minimarket. Dae Oh mengeluh A Rin benar-benar menyusahkan dan menyuruh agar meminum obat pegar  agar bisa sadar setelah itu pulang sendiri ke rumah.
“Aku tak bisa pulang sendiri” rengek A Rin. Dae Oh memberikan sebuah buku untuk A Rin.
“Katamu perlu untuk kelas pilihan.” Ucap Dae Oh. A Rin menatap buku Dae Oh dan mengeluh dengan sikap Dae Oh.
“Kau bilang aku tak boleh menyukaimu, tapi kenapa kau baik kepadaku?” ucap A Rin.
“Hei. Kau bahkan tak suka film. Kenapa ambil kelas film? Jangan terlalu banyak bermain, dan belajarlah. Sekarang aku bukan gurumu lagi. Aku akan pergi sementara. Jangan hubungi aku.” Ucap Dae Oh
“Kau mau ke mana?” tanya A Rin panik. Dae Oh menjawab kalau A Rin tak perlu tahu.
“Apa maksudmu? Kau mau ke mana? Apa semua karena aku? Apa Karena aku mengikutimu?” ucap A Rin yang tak mau berpisah dengan Dae Oh.
“Bukan seperti itu.” Kata Dae Oh. A Rin akhirnya berjanji tak akan mengikuti Dae Oh lagi.
“Jadi, jangan pergi. Aku tak akan hidup begini lagi. Ya?” kata A Rin memohon agar Dae Oh tak pergi.
“Hyo-sim. Ini bukan karenamu. Ini karena orang lain. Jadi, jangan khawatir.” Ucap Dae Oh
“Ternyata karena wanita itu. Kenapa dia bisa mengambil hatimu dan melukaimu? Hebat sekali wanita itu. Dasar Menyebalkan. Aku tak akan menyapamu saat kita bertemu lagi. Aku akan berubah menjadi wanita hebat dan muncul kembali di depanmu.” Ucap A Rin marah
“Baiklah. Cobalah menjadi begitu.” Ucap Dae Oh. A Rin memperingatkan Jangan sampai Dae Oh menyukainya nanti. Dae Oh menganguk setuju.
“Hei. Di mana sepatumu? Kau Pakailah ini.” Kata Dae Oh menghentikan taksi dan pergi.
“Tapi jika nanti kau masih tak suka, aku akan menghancurkanmu. Lihat saja!” teriak A Rin lalu melihat sepatu yang ditinggalkan Dae Oh setelah naik taksi. 



Di ruangan, Ryu Jin sedang dimake up. Kwang Soo berbicara dengan MC yang akan mewawancarai A Rin. A Rin akhirnya datang, Kwang Soo pun meminta agar memberi salam kepada MC. A Rin mengatakan tak mau wawancara hari ini.
“A-rin, ini wawancara promosi Cinta Itu Tidak Ada.  Kenapa kau bercanda begitu?” bisik Kwang Soo panik. Ryu Jin dari kejauhan pun kaget mendengarnya.
“Halo, Pak... Maafkan aku. Sayangnya, aku harus mundur dari film ini.” Ucap A Rin dengan nada sinis marah. Kwang Soo panik mendengar ucapan A Rin
“Pak, sepertinya ada salah paham. Maksudku… Astaga.”kata Kwang Soo bingung. Ryu Jin akhirnya mengejar A Rin keluar dari ruangan 

Ryu Jin tahu kalau A Rin bersikap seperti itu  karena Pak Cheon dan bertanya Apa tujuan A Rin  menghancurkannya. Aa Rin pikir sudah bilang kalau kesal karena rumor aneh Ryu Jin dan merasa akan terkena imbasnya. Ryu Jin pun heran kenapa sekarang A Rin yang mau menghancurkan film ini.
“Kenapa? Tak boleh? Aku tak suka film ini sejak awal. Aku tak suka lawan mainku, Nona Noh dan Pak Cheon.” Ucap A Rin tak peduli
“Film ini… adalah mimpi seseorang selama 14 tahun. Menghancurkan ini karena alasan remeh dan egois akan melukai orang itu.” Kata Ryu Jin
“Sebenarnya mimpi siapa? Nona Noh? Pak Cheon? Maka, aku harus menghancurkannya. Kenapa aku harus melindungi mimpi mereka? Aku tak mau.” Ucap A Rin marah dan langsung pergi. Kwang Soo dari belakang mengejarnya. 


Manager Myung menemui Ryu Jin  bertanya Ada apa dengannya, apakah A Rin benar pergi, Bagaimana filmnya. Ryu Jin pun kebingunga meminta Manager Myung agar Jangan sampai reporter itu menulis berita, dan tutup mulut para staf.
“Aku akan coba selesaikan ini.” Ucap Ryu Jin. Manager Myung menganguk mengerti dan kesal melihat sikap A Rin. 

Ae Jung mencoba mencari cara untuk keluar dari dapur, Ha Nee melihat Dong Chan hanya menutup mata dan tubuhnya bergetar, memintaa gar segera bangun. Tapi Dong-chan seperti mengalami gejala panik masih terdiam.  Ha Nee memeriksa dahi Dong Chan Badannya sangat panas.
“Ibu, ada yang aneh dengan Dong-chan.” Ucap Ha Nee panik memanggil ibunya kalau Dong Chan demam karena Badannya sangat panas.
“Dong-chan... Ada apa dengannya? Bangunlah... Dong-chan, sadarlah.” Ucap Ae Jung.
Dong Chan mengingat saat ibunya meninggal dengan suara tembakan dan saat Si pria  hanya  melihat Nyonya Tan yang tergelatak di lantai. Ia pun langsung membuka matanya.
“Dong-chan! Apa Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja? Kau membuatku takut. Apa kau sakit? Kenapa kau sangat berkeringat?” ucap Ha Nee panik
“Tadi… Orang tadi… Sepertinya aku mengenalnya.” Ucap Dong Chan. Ae Jung  binggung apa maksudnya ucapan Dong Chan.
“Dia… Dia… Aku tak tahu...Namun… wajahnya sangat familiar. Benar, wajah itu. Aku sangat takut. Ini semua karena aku.. Kau dan Ha-nee begini karena aku.”ucap Dong Chan menangis
“Dong-chan, jangan berpikir begitu.” Kata Ha Nee menenangkanny. Ae Jung membenakran ucapan Ha Nee.
“Kita pasti bisa keluar dengan selamat. Karena itulah, jangan khawatir. Percayalah kepadaku. Kau juga punya ibu, Ha-nee. Percaya kepada ibu.” Ucap Ae Jung. Ha Nee menganguk setuju. Ae Jung meminta agar Jangan khawatir.


Tuan Koo mengemudikan mobilnya dan mengingat si pria yang akan beri waktu satu jam. Lalu Datanglah membawa barang peninggalan Tan Zi Yi. Ia mengingat-ingat apa Barang yang ditinggalkan Tan Zi Yi saat sebelum Nyonya Tan meninggal memberikan sesuatu ditanganya.
“Tolong jaga anakku.” Ucap Nyonya Tan memberikan Usb ditangan Tuan Koo.
Tuan Koo memegang sebuah USB dan mengeluarkan SD card yang disimpanya. ‘

Sementara di sekolah, Yeon Woo gelisah mengingat ucapan Tuan Koo “Semua akan dalam bahaya jika kita ceroboh.” Lalu ucapan Dae Oh “Bagaimana jika dalam satu jam terjadi hal buruk dengan mereka?” Guru Jang masuk ruangan.
“Pak Oh, aku melupakan sesuatu. Ada daftar peserta estafet, 'kan?” kata Guru Jang
“Pak Jang, Urus kompetisi hari ini.” Ucap Yeon Woo berjalan pergi. Guru Jang bingung karena sebentar lagi mulai. Yeon Woo meminta maaf dan langsung pamit pergi. 

Tuan Koo akhirnya sampai ke restoran tiongkok lalu masuk memanggil seseorang kalau sudah datang. Tapi tak ada sahutan, akhirnya Tuan Koo menaik ke lantai atas dan mendobrak pintu. Si pria licik sedang makan menyapa Tuan Koo sebagai saudara yang sudah datang.
“Ini yang kau mau.” Ucap Tuan Koo sinis memperlihatkan SD card. Anak buah si pria ingin memberikan pukulan.  Tapi Paman Dong Chan menahanya dan menyuruh Tuan Koo agar ikut denganya. 

Tuan Koo akhirnya dibawa ke bagian dapur dan langsung menghampir ketiganya memastikan kalau baik-baik saja. Ia pun meminta agar melepaskan mereka karena sudah dapat yang diinginkanya setelah memberikan SD Cardnya. Anak buahnya memastikan filenya.
“Tapi bukan hanya ini yang aku mau. Jika mau membuatmu menjadi pembunuh Tan Zi Yi dan kakakku,maka aku membutuhkan Dong-chan. Apa Kau tak ingat? Semua menganggap kau yang membunuh Tan Zi Yi.” Ucap Si pria licik.
Flash Back
Tuan Koo berlari mencoba menyelamatkan Nyonya Tan, tapi saat masuk Nyonya Tan sudah tergeletak dilantai bersimba darah dan si pria sudah ada didekatnya.  Tapi si pria licik langsung keluar kamar berteriak Tan Zi Yi mati dan pembunuhnya ada di kamar. Tuan Koo pun berusaha menyadarkan Tan Zi Yi!
“Apa Mau tahu satu rahasia lagi? Sebenarnya aku juga yang membunuh Bos.” Bisik si pria.
Tuan Koo akhirnya tak bisa menahan amarhnya langsung mencoba melwan semua anak buah Paman Dong Chan. Ae Jung tak bisa tinggal diam dan mencoba untuk melawan tapi tubuhnya tak bisa melawan dan membuatnya terlempar lalu membentur oven. Ae Jung pun tak sadarkan diri.
“Ibu baik-baik saja? Bangunlah.” Teriak Ha Nee panik. Tuan Koo pun melihat keadaan Ae Jung yang tak sadar diri.
Akhirnya Tuan Koo pun makin marah mencoba untuk melawan semua anak buah. Ia mengingat saat tak bisa melindungi Tan Zi Yi. Ha Nee meminta agar ibunya membuka matanya. Tapi saat itu Dong Chan disandera oleh si pria licik.
“Koo Pa-do... Kau mempertaruhkan nyawa padahal dia bukan darah dagingmu. Sama seperti dahulu.” Ucap Si pria mencekik leher Dong Chan.
“Jadi…dia bukan ayahku.” Gumam Dong Chan melihat Tuan Koo dan mengingat kalau pria itu sebelumnya yang menembak ibunya bukuan Tuan Koo, si pria pun berteriak kalau Pembunuhnya di kamar itu.
Setelah itu Tuan Koo langsung membawa lari Dong Chan keluar dari hotel. Anak buah paman Dong Chan berteriak agar menangkap Tuan Koo. Tuan Koo mengendong Dong Chan terkena tembakan, Dong Chan mengingat kalau Tuan Koo yang menyelematkanya. 



Dong Chan akhirnya melihat Tuan Koo yang terkena pukulan dan berdarah dibagian kepalanya. Tuan Koo pun memeluk Dong Chan sebelum pergi, Dong Chan menangis melihat Tuan Koo. Tuan Koo memberikan ponselnya dan menyakikan kalau semua akan baik-baik saja.
“Ayah akan datang untukmu.” Ucap Tuan Koo menyakinkan. Dong Chan akhirnya ditarik untuk dibawa pergi. Tuan Koo pun kembali terkena pukulan.
“Jangan khawatir. Aku akan merawat anak ini dengan baik.” Ucap Si pria. Tuan Koo berteriak agar Tutup mulutmu!
Dong Chan berteriak memanggil ayahnya, tapi Tuan Koo sudah tak berdaya tergelatak di lantai. Pintu pun kembali dikunci. Ha Nee dalam ruangan bingung karena ibu dan Tuan Koo sudah tak sadarkan diri. Pria yang ada diluar sengaja memutuskan selang gas lalu menyalakan korek dalam microwave. 

Tuan Koo akhirnya sadar setelah mencium bau gas,  Ha Nee menghampiri Tuan Koo memastikan keadaanya. Tuan Koo menganguk mengatakan baik-baik saja. Ha Nee memanggil ibunya memberitahu kalau Pak Koo sudah bangun. 
Dae Oh akhirnya datang ke RESTORAN TIONGKOK SSANGYONG, memberanikan diri masuk ke dalam restoran dan memanggil Ae Jung. Tapi tak ada suara. Di dapur, Ae Jung akhirnya sadar dan langsung memeluk Ha Nee.
Dae Oh memanggil Ae Jung dan Tuan Koo berusaha membuka pintu tapi terkunci dari luar.  Dae Oh berteriak memanggil Ae Jung dan mendengar suara dari bawah lalu mengedor pintu. Ae Jung pun bisa tahu suara Dae Oh.
Tuan Koo pun memanggil Dae Oh.  Dae Oh pun tahu kalau keduanya da didalam ruangan dan meminta menunggu agar bisa membuka pintu. Ae Jung terus memanggil Dae Oh sambil menangis. Dae Oh pun mengambil alat pemadam membuka pintu dan meminta Ae Jung agar bertahan

Pintu akhirnya terbuka, Dae Oh langsung menghampiri Ha Nee dan Ae Jung. Ae Jung menyuruh Dae Oh agar bisa membawa Ha Nee. Tuan Koo pun membantu Ae Jung keluar dari ruangan yang sudah penuh dengan bau gas.
“Ae Jung. Kau tak apa-apa?” ucap Dae Oh memastikan, Ae Jung memeluk anaknya yang akhirnya selamat.
“Pak Cheon. Aku akan berterima kasih nanti.” kata Tuan Koo lalu berjalan pergi. Dae Oh bingung melihat yang pergi dengan darah yang mengalir.
“Ada apa sebenarnya?” tanya Dae Oh. Ae Jung bertanya Bagaimana kau bisa ke sini?
“Itu tak penting. Kau tak apa-apa? Apa Kau baik-baik saja?” tanya Dae Oh. Ae Jung mengucapkan Terima kasih.
“Ibu, sebentar. Ada yang ketinggalan.” Kata Ha Nee dan bergegas pergi masuk kedalam restoran.
Ae Jung berteriak histeris memanggil Ha-nee. Dae Oh menahan Ae Junga agar tak masuk dan ia yang  akan masuk. Ae Jung meminta Dae Oh agar Jangan biarkan Ha Nee sendiri. Dae Oh berjanji akan kembali dan mengejar Ha Nee.
Tuan Koo mengambil ponsel lainya menelp Tuan Kim kalau akan menjelaskan sambil jalan tapi meminta agar bisa meLacak dahulu posisi ponselnya. Saat itu polisi datang dan Yeon Woo turun dari mobil melihat Ae Jung ada diluar.
Dae Oh pun mengejar Ha Nee yang masuk ke dalam ruangan dapur. Ha Nee mengambil tas yang mengunakan gantungan kunci. Dae Oh mengeluh kalau Ini tak penting. Ha Nee memberitahu kalau Ibunya yang membelikannya. Dae Oh pun membantu Ha Nee untuk keluar.
Saat itu korek dalam microwave meledak,  Dae Oh memeluk Ha Nee untuk menyelamatkanya. Ae Jung melihat ledakan langsung berteriak histeris memanggil Ha Nee. Yeon Woo pun menahan Ae Jung agar tak mendekat.
Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar