PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 20 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Di tempat sauna, Beberapa bibi berkomentar kalau Ae Jung dan Ha-nee pasti tersiksa walaupun hanya sehari dan mengeluh Bagaimana bisa seorang jurnalis menulis berita yang tak dikonfirmasi. Bibi yang lain pun menyetujuinya.
“Aku tak percaya berita itu dari awal. Bukankah kau harus menuntut perusahaan yang menyebarkan berita palsu itu?” kata si bibi. Nyonya Coi hanya terdiam yang mendengarnya, Mereka pun membenarkan.
“Tak perlu menuntutnya. Aku hanya perlu menangkap orang jahat itu dan merebusnya di air mendidih. Jadi, itu yang akan kulakukan pada si jurnalis.” Ucap Nyonya Choi dan semua orang mulai ketakutan.
“Harus kuapakan mulut kalian?”kata Nyonya Choi. Mereka pun saling bersikap baik pada Nyonya Choi memberikan telur rebus.
Nyonya Choi pun langsung memecahkan kulit telur pada kepala bibi dan makan telur. 

Nyonya Choi pulang berbelanja mengatakan harus memberikan makanan sehat kepada anak-anaknya dan kaget melihat Ae Jung ada di dapur. Ae Jung menyapa ibunya. Nyonya Choi kaget bertanya Apa yang dilakukan selarut ini.
“Kau pasti lelah. Kenapa tak tidur?” kata Nyonya Choi. Ae Jun memberitau Besok ada kompetisi olahraga di sekolah.
“Aku akan tidur setelah menyiapkan Kimbab” ucap Ae Jung. Nyonya Choi menyuruh minggi agar ia yang mengerjakan.
“Tak perlu... Ibu pasti lelah. Mandi dan istirahatlah.” Ucap Ae Jung. Nyonya Choi mengaku tak lelah sama sekali karena masalah anaknya dan Ha-nee sudah selesai. Ae Jung terlihat sedih.
“Kenapa? Bukannya sudah selesai? Ada apa sebenarnya? Ryu Jin sudah buat konferensi pers dan sudah ada artikel resmi.” Kata Nyonya Choi bingung.
“Ha-nee sudah tahu siapa ayahnya” akui Ae Jung. Nyonya Choi kaget mendengarnya dan ingin tahu apa yang terjadi.
“Apa kata Ha-nee? Dia tak kaget?” tanya Nyonya Choi. Ae Jung pikir Sepertinya Ha Nee takut. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Sepertinya dia takut karena tiba-tiba ayahnya muncul. Takut ayahnya hilang lagi. Tapi baguslah. Sulit bagi Ha-nee untuk menerima ayahnya, dan aku juga sudah mengakhiri segalanya dengan pria itu.” Ucap Ae Jung yakin
“Itu… Kenapa kau mengakhirinya begitu saja?” keluh  Nyonya Choi. Ae Jung heran Mengapa tidak boleh?
“Aku bisa hidup baik tanpanya.” Kata Ae Jung yakin. Nyonya Choi mengeluh bertanya Ae Jung mau bagaimana nanti?
“Ha-nee merasa kesepian, jadi, dia mencari ayahnya. Kau juga pasti sama. Kau juga pasti kesepian selama ini.” Ucap Nyonya Choi
“Ibu, kita sudah hidup bertiga sangat lama. Ibu harus tahu bahwa sekarang aku sangat bahagia.” Kata Ae Jung yakin tapi Nyonya Choi seperti merasa kasihan dengan anaknya. 



Tuan Koo berjalan dengan anak buahnya melihat  RESTORAN TIONGHOA SSANGYONG, lalu masuk ke ruangan dan tak melihat siapapun. Ia lalu mengangkat telp dan seorang pria berbicara dengan bahasa mandarin menyapa Lama tak bertemu.
“Kau datang bersama tiga orang lainnya. Apa Sudah bawa barang yang kusuruh?” ucap Si pria.
“Apa yang kau mau?” tanya Tuan Koo melihat ke arah luar ada sebuah mobil terparkir.
“Apa Kau sungguh tak tahu?” ucap si pria. Tuan Kim masuk ruangan, Tuan Koo memberikan kode agar diam dan segera keluar.
“Kau akan kehilangan semua yang berharga jika terus begini.”  Ucap Si pria. Lalu menutup telpnya. Tuan Kim akan mengejar tapi mobil sudah lebih dulu pergi.
Tuan Koo akhirnya pulang ke rumah dengan wajah kesal. Tuan Kim ingin tahu apa yang mereka mau. Tuan Koo mengaku juga tak tahu. 

Tuan Wang berbaring disofa sambil membaca naskah berkomentar kalau punya mata yang hebat karena menemukan naskah Dae Oh. Ia berkomentar kalau sungguh kejam sekali karenaSeharusnya Cheon-su tak boleh begini kepada Hae-ok dan akan membaca lagi.
Dae Oh datang membawa minuman, Tuan Wang langsung duduk menyambutnya dan melihat kalau mau minum miras di kantor lalu mengaku mau minum juga. Dae Oh langsung beranjak pergi menyuruh Tuan Wang untukminum sendiri.
“Tunggu sebentar. Jangan pergi begitu saja jika sudah datang. Biar aku bereskan dahulu. Aku pindahkan dahulu. Ayo Silakan... Kita belum sempat bercakap-cakap selama ini. Ayo kita mengobrol sekarang.” Ucap Tuan Wang  melihat Dae Oh membawa Camilan belut kering.
“Walaupun Nona Noh sudah memaafkanmu, aku belum. Aku bisa melaporkanmu ke polisi kapan pun. Jadi, jangan membuatku marah.” Ata Dae Oh sinis.
“Aku tahu itu... Ayo Silakan minum birnya, Aku tahu salahku.Karena itu aku tinggal di sini untuk membersihkan seluruh kantor.” Ucap Tuan Wang
“Kau tinggal di sini karena tak punya tempat tinggal.” Kata Dae Oh sinis. Tuan Wang mengeluh meminta agar Jangan begitu.
“Aku sedang menyesali perbuatanku, jadi, jangan bilang begitu. Nanti aku bisa membencimu. Ayo bersulang.” Kata Tuan Wang mencoba untuk menenangkan Dae Oh
“Aku menjadi teringatwaktu kita kali pertama bertemu. Apa kau ingat? Mungkin sudah delapan tahun sejak saat itu. Hari saat nama Penulis Cheon Eok-man muncul di dunia, dan kita bertemu di sebuah bar.” Ucap Tuan Wang
“Aku jadi teringat tentang itu. Aku harus melaporkanmu.” Ucap Dae Oh sudah mulai berdiri.
“Jangan begitu. Dahulu kau adalah pria muda yang bersemangat seperti aku. Aku langsung tahu saat kali pertama mendengar cerita tragis darimu yang sedang minum sake sendiri.” Kata Tuan Wang.
"Ini dia! Aku harus membuatnya menjadi film dan merilisnya di seluruh dunia." Ucap Tuan Wang mengingat ucapanya.
“Aku benar-benar akan melaporkanmu.” Kata Dae Oh, Tuan Wang menenangkan Dae Oh. Dae Oh meminta agar Tuan Wang untuk diam.
“Aku ingin minum dengan tenang. Itu peringatan terakhirku.” Tegas Dae Oh. Tuan Wang menganguk mengerti
“Tapi apa kau sudah bertemu dengan orang asli di cerita itu? Apa Belum?” tanya Tuan Wang.  Dae Oh menjawab sudah.
“Apa kau Sudah bertemu? Lantas, bagaimana balas dendammu? Kau bilang ingin balas dendam seperti di novel. Bagaimana akhirnya?” ucap Tuan Wang penasaran
“Aku tak jadi balas dendam.” Akui Dae Oh. Tuan Wang berkomentar sudah tahu akan begitu.
“Tak ada balas dendam dalam cinta. Hanya ada perasaan suka tersisa yang dikemas seperti balas dendam. Aku juga tahu bahwa kau akan gagal balas dendam.” Komentar Tuan Wang 

“Kenapa begitu?” tanya Dae Oh. Tuan Wang berkomentar  Walaupun cara bicara Dae Oh kasar, tapi bisa merasakannya.
“Aku bisa merasakan bahwa kau sangat mencintainya. Kau memang bilang itu balas dendam. Tapi aku bisa merasakan betapa kau sangat merindukannya.” Ungkap Tuan Wang. 

Flash Back
TAHUN 2012
Dae Oh menuangkan arak diatas  naskah [CINTA ITU TIDAK ADA -CHEON EOK-MAN] Seorang pelayan memberikan minuman gratis dan memberikan Selamat atas debutnya. Dae Oh merasa  Itu tak pantas dirayakan.
“Apa debut itu mudah? Sangat sulit. Sekarang, kau benar-benar seorang penulis. Mimpi tercapai, juga dapat hadiah. Kau seharusnya senang.” Ucap si pelayan
“Aku tak butuh mimpi dan hadiah.  Aku mau wanita itu tahu betapa sulit dan tersiksanya aku. Aku hanya mau itu. Aku menulisnya karena itu.” Keluh Dae Oh setengah mabuk.
“Dia mulai membicarakan wanita itu lagi... Silakan diminum.” Ucap si pelayan lalu beranjak pergi.
“Namun… Aku benar-benar merindukannya. Tapi aku juga membencinya. Tapi juga sangat merindukannya. Menyebalkan sekali.” ucap Dae Oh ksal sendiri. 

“Apa itu benar? Apa novel debutmu benar diambil dari cerita cintamu barusan?” tanya Tuan Wang yang ternta duduk tak jauh dari Dae Oh
“Cerita ini…100 persen tentang cerita sedihku. Seratus persen. Tapi siapa kau?” tanya Dae Oh
“Apa Kau mau kupertemukan dengan wanita itu?” tanya Tuan Wang. Dae Oh bertanya Bagaimana caranya. Tuan Wang memberikan kartu nama THUMB FILM
“Jika kau membuat novel ini menjadi film dan sukses, di mana pun dia berada, wanita itu pasti akan menonton film itu. Apa kau mau teken kontrak denganku?” ucap Tuan Wang yang bisa melihat nama dinaskah Cheon Eok-man.
Dae Oh kembali ke rumah mengingat ucapan Tuan Wang “Walaupun cara bicaramu kasar, aku bisa merasakannya. Aku bisa merasakan bahwa kau sangat mencintainya.” 


Ae Jung sedang make up mengingat yang dikatakan Anaknya “Jika memang sungguh suka, dia tak akan meninggalkan kita. Bukan dia orangnya. Bukan.” Pesan masuk ke dalam ponsel Ae Jung dan kaget melihat foto Dae Oh didepan truk makanan bertuliskan  [HADIAH SPESIAL DARI CHEON EOK-MAN]
“Apa ini? Apa? Truk makanan?” ucap Ae Jung kaget dan Dae Oh memberikan foto Dae Oh dengan caption “Ini kejutan yang kusiapkan untuk Ha-nee.”
“Dia sudah gila... Apa lagi ini?”keluh Ae Jung. Dae Oh pun mengirimkan foto lainya
“Aku juga sudah siapkan sepatu. Ukuran sepatunya 35,5, 'kan?” tulis Dae Oh
“Aku tak peduli dengan apa pun. Aku tak akan membiarkannya.” Ucap Ae Jung bergegas pergi. 

Ha Nee keluar dari kamar melihat ibunya akan bergegas pergi bertanya mau pergi kemana. Ae Jung kaget melihat Ha Nee yang sudah bangun. Ha Nee bertanya Ibunya mau ke mana, apakah Tak ke kompetisi olahraga dengannya.
“Kompetisi olahraga? Tentu ibu ke sana. Ibu tim perencana kompetisi olahraga ini. Ibu mau pergi lebih dahulu dan bersiap-siap. Kau Cepat mandi dan datang bersama Pak Oh. Aku pergi lebih dahulu dan bersiap-siap.” Ucap Ae Jung. Ha Nee heran melihat ibunya akan pergi.
“Jangan lupa untuk membawa bekalmu. Ibu pergi lebih dahulu.” Kata Ae Jung bergegas pergi. 

Di mobil Ryu Jin membaca berita [RYU JIN MENEMPUH JALUR HUKUM TERHADAP BERITA PALSU - TIDAK ADA ANAK HARAM] Tuan Myung yang sedang menyupir mengaku benar-benar percaya kepada Ryu Jin karenaSetelah melakukan konferensi pers.
“Kita mendapat simpati dari publik dan seperti memasarkan film terbaru kita secara alami. Selain itu, ini berita menyedihkan. Saham Ssong Entertainment akan jatuh.” Ucap Manager Myung
“Apa ada skenario yang lebih baik daripada ini? Walaupun sebentar, para penggemarku pasti tersiksa.” Kata Ryu Jin sedih
“Sejujurnya, para penggemarmu sangat membenci Bu Song karena berlagak seperti pacarmu. Karena sekarang saat yang tepat, mereka juga membongkar semua masa lalunya. Bu Song yang menggali kuburannya sendiri.” Ungkap Manager Myung
“Omong-omong, ada omongan bahwa tadinya Joo A-rin adalah targetnya, bukan kau. Katanya target awal Pak Na adalah Joo A-rin. Ada informan bilang bahwa nama dan umur Joo A-rin palsu, dan dia sedang menyelidikinya.” Cerita Tuan Myung. Ryu Jin kaget mendengarnya.
“Tapi Bu Song memberi dia informasi bagus. Jadi, akhirnya menyerangmu.” Ucap  Tuan Myung. Ryu Jin hanya bisa melonggo. 


Di Mobil, A Rin duduk dengan wajah kesal dan sedih. Sementara  Kwang Soo yang sedang menyupi kalau ini hal yang baik karena mereka selalu khawatir karena Pak Na ingin menguak berita Ae Rin dan  Karena kasus kali ini, untuk sementara dia tak bisa menulis berita.
A Rin mengingat ucapan Yeon Woo “Ryu Jin bukan ayah dari putrinya. Semua akan segera terungkap.”
“Aku mau tanya karena penasaran. Jika putri Nona Noh bukan putri Ryu Jin…” ucap Kwang Soo
“Dia bukan putri Pak Cheon!” teriak A Rin. Kwang Soo bingung kalau tak berkata bahwa dia anak Pak Cheon.
“Baguslah kalau begitu. Namun, jika saja ada sedikit saja peluang untuk hal itu, maka berhentilah.” Ucap Kwang Soo. A Ri heran Berhenti apa?
“Kurasa kau harus berhenti menyukainya.” Kata Kwang Soo. A Rin hanya diam saja.


Ryu Jin sedang berganti pakaian. Tiba-tiba A Rin masuk. Ryu Jin panik langsung menutup bajunya mengeluh kalau ini  tempat ganti pria dan meminta agar mengetuklah sebelum masuk. Ha Nee membahas  Waktu itu Ryu Jin menyuruh  untuk menyerah terhadap Pak Cheon.
“Apa karena anak itu benar anak Pak Cheon?  Jawab pertanyaanku. Ini masalah yang penting bagiku. Benarkah dia anak Dae-oh?” ucap A Rin dengan nada tinggi
“Hei... Bagaimana kau tahu nama asli Pak Cheon?” tanya Ryu Jin kaget dan mengingat ucapan A Rin “Aku sudah sangat lama menyukai orang itu.”
“Siapa kau sebenarnya? Bagaimana kau bisa tahu Dae-o? Ternyata semua rumor itu benar. Rumor yang mengatakan bahwa nama dan umurmu palsu.” Ucap Ryu Jin
“Kenapa tiba-tiba kau mengatakan hal itu?” tanya A Rin mencoba untuk mengalihkanya.
“Jika benar, semua ini akan masuk akal. Alasan kau kenal Dae-o, dan alasan kau posesif padanya.” Kata Ryu Jin
“Itu sama sekali tak masuk akal. Aku bertanya karena kesal dengan semua rumor aneh tentangmu. Aku merasa terkena imbas dari ini semua.” Kata A Rin lalu melangkah pergi. Ryu Jin hanya bisa melonggo. 



Di dalam mobil, Nyonya Jo mengingat anaknya yang berlutut berkata  “Sekarang aku hanya peduli tentang luka Ae Jung dan Ha-nee.”
Flash Back
Tahun 2006
Nyonya Jo melihat foto PEMANDIAN SINSEON dan berbicara di telp bertanya apakah tak tahu dia pindah ke mana. Si pria mengaku  tak tahu. Nyonya Joo kesak kalau orang itu mau kalau ia menjalani hidup tanpa mengetahui di mana lokasi bom waktu itu
“Maaf, Bu. Dia tiba-tiba menjual usaha saunanya, bahkan tetangganya saja tak tahu.” Ucap si pria
“Astaga... Baiklah. Biarkan dia bersembunyi lebih dalam lagi. Biarkan dia bersembunyi sangat dalam hingga tak akan bertemu Yeon-woo lagi.” Ucap Nyonya Joo. Saat itu Yeon Woo baru saja pulang kaget menjatuhkan tasnya. Nyonya Joo panik melihat anak mendengar ucapanya.
“Astaga...Yeon-woo… Yeon-woo, tunggu sebentar. Ini salah paham! Dengarkan ibu!” ucap Nyonya Yoo. Yeon Woo tak peduli membawa koper kelaur rumah. 


“Tunggu sebentar. Dengarkan ibu. Kau mau ke mana?” ucap Nyonya Yoo menahan anaknya pergi.
“Apa Ibu yang membuat Ae-jeong pergi? Apa Ibu yang mengusirnya dari sana?” kata Yeon Woo marah
“Kau salah paham. Ibu belum sempat berkata apa-apa, tapi dia sudah menghilang. Aku juga sangat takut. Dia menghilang sebelum ibu tahu itu anakmu atau bukan, jadi, ibu jengkel.” Akui Nyonya Joo
“Aoa Karena itu, Ibu menyelidiki dia? Kenapa?” tanya Yeon Woo marah Nyonya Joo mengaku harus berbuat sesuatu jika itu memang benar anak dari Yeon Woo. Yeon Woo berteriak marah
“Yeon-woo... Umurmu baru 20 tahun. Masa depanmu sangat cerah. Kau tak boleh merusaknya hanya karena wanita itu, 'kan? Yeon-woo, ibu hanya mau kau bahagia. Ibu tak mau kau bersedih.” Kata Nyonya Joo membela diri
“Lantas, apa Ibu bahagia? Apa dahulu Ibu bahagia hidup bersama suami yang tak Ibu cintai? Ibu kesepian karena berpura-pura mencintainya. Ibu kesepian karena Ayah. Karena itu, Ibu menjadi bergantung dan posesif kepadaku!” ucap Yeon Woo dengan nada tinggi.
Nyonya Joo tak bisa menahan amarah langsung memberikan tamparan pada Yeon Woo. Yeon Woo terdiam. Nyonya Joo kaget langsung meminta maaf mengaku sudah hilang akal.
“Kenapa Ibu membuatku tak bahagia? Aku ingin hidup menjalani mimpiku bersama orang yang kucintai. Itu kebahagiaan untukku. Tapi kenapa Ibu selalu menghalanginya?” ucap Yeon Woo marah dan langsung melangkah pergi. 



Nyonya Joo hanya bisa terdiam mengingat semua saat Yeon Woo pergi dari rumah. A Rin menelp Nyonya Joo bertanya apakah boleh mengacau. Nyonya Jo bingung Ae Rin memberitahu kalau semuanya berantakan karena wanita itu.
“Apa aku boleh menghancurkan hidupnya.” Kata A Rin. Nyonya Kim tahu Sepertinya A Rin sangat marah.
“Apa yang wanita itu perbuat hingga membuat malaikatku marah?” ucap Nyonya Joo mencoba tenang.
“Semuanya. Seharusnya sejak awal kami tak bertemu. Karena wanita itu...” ucap A Rin dan mengingat ucapan Ryu Jin
“Ternyata semua rumor itu benar. Rumor yang mengatakan bahwa nama dan umurmu palsu. Jika benar, semua ini akan masuk akal. Alasan kau kenal Dae-o, dan alasan kau posesif padanya.
 “Seseorang mengetahui kelemahanku. Seseorang jadi mengetahui rahasiaku.” Ucap A Rin  dan mengingat yang dikatakan Kwang Soo “Kurasa kau harus berhenti menyukainya.”
“Aku bahkan harus menyerah atas hal yang aku perjuangkan.” Kata A Rin. Nyonya Joo menegaskan A Rin tak boleh menyerah.
“Lakukan sesukamu jika ingin memberinya pelajaran. Namun, kau harus melakukannya dengan baik. Aku akan urus sisanya.” Ucap Nyonya Joo. A Rin pun mengerti. 


Dae Oh memberikan makan dan minum pada anak yang mengantri didepan truk makanan.  Ae Jung melihat spanduk bertuliskan HADIAH SPESIAL DARI CHEON EOK-MAN dan mengeluh bertanya Ada apa dengan ini semua.
“Apa Kau sudah makan? Mau coba?” tanya Dae Oh menyapa Ae Jung. Ae Jung mengeluh dengan sikap Dae Oh dan berlaku sesukanya.
“Anggap saja aku tak begini untuk Ha-nee, tapi untuk mendukung semua murid SMP Hanbak.” Kata Dae Oh. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Aku tak melakukan apa-apa untuknya selama 14 tahun. Bukankah aku boleh begini sekarang?” kata Dae Oh. Ae Jung benar-benar tak percaya dengan sikap Dae Oh.
“Dan ini… Melihat Ha-nee kemarin, sepertinya dia mahir berlari. Jika sepatunya bagus, dia bisa juara pertama.”kata Dae Oh memberikan kotak sepatu.
“Sudah cukup. Siapa yang minta kau begini? Apa kau tak berpikir bahwa hal ini hanya akan membuat Ha-nee bingung? Terima kasih sudah memikirkan kami. Tapi tolong pergi bersama truk ini juga sebelum Ha-nee datang.” Kata Ae Jung panik
“Tunggu... Kau harus Terima ini. Ini hadiah dariku. Aku tahu kau bisa membesarkannya dengan baik dan aku tak berhak ikut campur.” Ucap Dae Oh memberikan hadiah ditangan Ae Jung
“Tapi aku harus apa? Aku terus memikirkan kalian. Aku sudah tahu semuanya, jadi, tak bisa kembali seperti dahulu. Aku sudah bilang bahwa aku akan urus sendiri masalahku dan Ha-nee, dan aku tak ingin bergantung kepadamu sekali pun.” Ucap Dae Oh
“Siapa yang menyuruhmu jadi Cinderella? Aku juga tak mau menjadi pangeranmu. Cinderella, apanya?” kata Dae Oh. Ae Jung mengeluh dengan ucapan Dae Oh seperti tak masuk akal.
“Baiklah... Jadilah Wonder Woman.Aku akan urus diriku sendiri dan menjadi Batman atau Superman di sampingmu. Aku akan berikan semua. Segalanya.” Kata Dae Oh 



Saat itu Ha Nee datang bertanya apa yang dilakukan keduanya. Ae Jung kaget melihat Ha-nee datang. Ha Ne pun tak percaya Ibunya ke sekolah lebih dahulu untuk bertemu dengan pria ini melihat spanduk besar bertuliskan HADIAH SPESIAL DARI CHEON EOK-MAN
“Apa ini?” tanya Ha Nee marah. Dae Oh mengaku ingin mendukungnya. Ae Jung mencoba menenangkan anaknya agar bisa menjelaskan.
“Aku sudah bilang aku tak suka dia di samping Ibu.Dia tak berhak begitu. Aku yang akan ada di samping Ibu. Aku tak butuh semuanya. Aku benci bekal dari Ibu, juga kompetisi olahraga ini.” Ucap Ha Nee lalu melangkah pergi. Ae Jung pun berusaha mengejar Ha Nee. Dae Oh pun hanya bisa diam saja. 


Dong Chan menatap ayahnya dan bertanya Kenapa Ayahnya hanya diam saja. Tuan Koo tersadar dari lamunanya di lampu merah.  DongChan berpkr ayahnya mau bicara sesuatu kepadaku, jadi mereka pergi bersama.
Tuan Ko ingin memberitahu Dong-chan… tapi terlihat dilayar NOMOR TAK DIKENAL dan langsung menolaknya.  Dong Chan bertanya Siapa tadi. Tuan Koo menjawab Bukan siapa-siapa. Jangan dipikirkan. Dong Chan mengaku  tahu Ayahnya akan begini. Tuan Koo tak mengerti.
“Ayah menyembunyikan segalanya. Ayah juga berbohong sekarang.” Ucap Dong Chan marah. Tuan Koo kaget mencoba menenangkan.
“Sepertinya sekarang aku tak akan bisa percaya kepada Ayah. Ayah memang tak pernah mau memberi tahu tentang telepon tadi, juga tentang ibuku sejak awal, 'kan?” kata Dong Chan
“Bukan begitu, Dong-chan…” kata Tuan Koo bingung. Dong Chan pun bertanya apa Tuan Koo memang ayah kandungnya. Tuan Koo tak bisa menjawab.
“Aku ke kompetisi itu sendiri saja.” Kata Dong Chan lalu turun dari mobil. Tuan Koo memanggilnya tapi saat itu mobil dibelakang menyalakan klakson agar segera jalan. 


Ae Jung berjalan dengan anaknya meminta agar mendengarkan dan Ini tak seperti yang dipikirkan. Ha Nee tak peduli dan terus berjalan, saat itu Dong Chan datang dari arah berlawanan, keduanya saling menyapa dengan canggung. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti dan langsung menarikDong-chan.
Ae Jung dan Ha Nee langsung berusaha menarik Dong Chan, tapi ketiganya malah dibawa pergi masuk mobil. Tuan Koo mencoba mengajar Dong Chan dan melihat sebuah mobil yang berjalan didepan dan itu mobil yang sama saat bertemu di restoran
“Ini peringatan terakhirku, Koo Pa-do. Aku akan beri waktu satu jam. Datanglah membawa barang peninggalan Tan Zi Yi. Jangan terlambat. Datanglah sendiri. Jika tidak, kau akan kehilangan segalanya. Kau akan kehilangan dia, gadis itu, dan Dong-chan.” Ucap si pria ditelp dengan bahasa mandarin. Tuan Koo pun mencoba untuk mengejar mobil.

Di dalam mobil, Ae Jung marah meminta agar tak menyentuh anaknya. Dong Chan pun berusaha melawan. Didepan sekolah, Dae Oh menunggu dan mencoba menelp tapi Ae Jung tak menjawab. Ae Jung mencoba  mengangkat telp dan  akan lapor polisi.
Tapi ponselnya dibuang, Dae Oh bingung karena Ae Jung mematikan ponselnya lalu mencoba menep tapi melihat ponsel yang jatuh didepanya. Ia mengambil ponsel dan melihat itu ponsel Ae Jung.
Saat itu Tuan Koo berlari mengejar mobil dan Dae Oh akhirnya ikut berlari. Yeon Woo melihat keduanya mengejar sesuatu akhirnya ikutm mengejarnya. Tuan Koo akan masuk mobil. Dae Oh bertanya Ada apa ini.Tuan Koo menatapnya.
“Kau mengejar mobil tua tadi, 'kan? Ponsel Ae Jung terjatuh dari situ. Di mana Ae Jung dan Ha-nee? Ada apa ini sebenarnya? Bicaralah! Katakan sesuatu! Kumohon” teriak Dae Oh panik.
Saat itu Yeon Woo datang bertanya Ada masalah apa? Dengan nafas terengah-engah. Tuan Koo hanya diam menatap keduanya.
Bersambung ke episode 14


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar