PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 04 April 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 4 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Suk Hyung berjalan dilorong melihat sekeliling lalu tersenyum melihat ibunya dan menghampirinya. Sang ibu juga tersenyum dengan kaki yang pincang. Suk Hyung bertany apakah Ibunya sudah bertemu dokter jadi meminta Ibu lebih diperhatikan.
“Aku sudah bertemu dan semua baik-baik saja. Hanya saja kaki ibu terasa lemas.. Ibu mau ke toilet dahulu.” Kata ibu Suk Hyung. Suk Hyung pun menganguk mengerti. 

“Dia bilang tidak ingin membiarkan pasien yang sudah menjalani masa sulit untuk mengalami trauma itu. Pasien sudah memahami situasi dan menyiapkan hati, tetapi hal itu bisa menjadi trauma bagi pasien selamanya.” Ucap Dokter Senior. Eun Woo pikir itu Luar biasa.
“Aku pikir dia tidak jeli karena tampak pendiam.Ini Tak kuduga. Apa Kau tahu? Sulit untuk memberi perhatian seperti itu.” Kata Dokter Sneior.
“Seharusnya dia bilang saja kepadaku alasannya.”keluh Dokter Chu.Dokter Senior pikir Itu tidak harus dikatakan Seharusnya Dokter Chu itu sudah paham.

Di ruangan, Song Hwa tak percaya melihat Jun Wan  makan kimchi daun bawang juga padahal Sebelumnya tidak dan Tiba-tiba tampak enak bahkan Belakangan ini sukakongguksu padahal awalnya tak suka. Song Hwa pkir Selera berubah saat menua.
“Itu pun tidak perlahan.. Secara tiba-tiba. Dalam sekejap.” Kata Ik Jun
“Aku mendadak alergi kucing dalam sekejap. Padahal aku tidak pernah punya alergi.” Ungkap Song Hwa.
“Aku tiba-tiba mengalami mata tua pada hari Natal tahun lalu. Pacarku bertanya apa aku suka sesuatu di ponselnya, tetapi aku tak bisa lihat. Jad Aku bilang saja bagus.” Cerita Jung Wan
“Belum lama ini, aku ke taman bersama U-ju, dan mengambil foto bunga banyak sekali. Ada 6.000 foto bunga... Ini Sungguh! Tanpa sadar aku mengambil foto bunga.” Cerita Ik Jun. Song hwa pun tertawa mendengarnya.
“Dan U-ju... Ada yang menjual kongguksu di sana. Jadi, U-ju makan itu, dan aku mendadak tertarik pada bunga. Biar kuperlihatkan.” Ucap Ik Jun. Keduanya menjawab tak perlu.
“Namun, kita tidak separah Suk-hyung.” Ucap Jun Wan. Keduanya pun yakin kalau temany itu  paling luar biasa.
“Dulu dia tak pernah bicara dengan ibunya, tetapi kini jadi anak ibu. Dahulu dia dingin sekali pada ibunya. Dia sering mengeluh kepada kita, ibunya keras dan mengerikan. Masa depan memang tidak ada yang tahu.” Kata Jun Wan.
“Siapa pun pasti begitu saat menghadapi masalah sekaligus. Adiknya yang paling dekat tiba-tiba jatuh dan meninggal. Ayahnya selingkuh dengan wanita muda.Lalu Ibunya pingsan karena strok. Namun, Suk-hyung berhasil bertahan... Kalau aku...” ucap Song Hwa tak bisa membayangkan.
“Bagaimana kondisi ibunya sekarang?”tanya Jun Wan. Song Hwa mengaku  Kabarnya hari ini dia datang dan bertanya apakah tidak bertemu
“Hari ini dia ke Neurologi. Dia sangat membaik. Bisa keluar sendiri. Dia bilang akan bertemu ibunya jika ada waktu setelah persalinan.” Cerit Song Hwa.
“Mereka sudah bertemu belum, ya?” tanya Jun Wan penasaran. 



Suk Hyung mengantar ibunya masuk ke toilet tapi terlihat sangat khawatir. Ibunya meyakinkan kalau tak masalah lalu masuk sendiri. Seorang perawat akan masuk. Suk Hyung memanggilnya memberitahu kalua Orang yang baru masuk tadi ibunya dengan memperlihatkan ID Cardnya sebagai dokter.
“Dia agak sulit berjalan setelah operasi... Mohon maaf, tetapi aku khawatir dia pingsan di dalam. Apa boleh aku minta tolong perhatikan ibuku? Cukup perhatikan satu atau dua kali apa dia baik-baik saja. Terima kasih. Maafkan aku.” Kata Suk Hyung khawatir.
“Tidak apa-apa. Akan kuperhatikan di dalam.” Kata perawat. 

Suk Hyung menunggu diluar dengan wajah khawatir. Jun Wan mengaku  Ayah Seok-hyeong sungguh di luar dugaan. Ik Jun mengeluh kalau menurutnya bukan ayah karena Suk-hyung pun tidak memanggilnya "Ayah". Lalu memastikan kalau mereka masih belum cerai.
“Ya. Katanya ibunya Suk-hyung tidak akan pernah menceraikannya.” Kata Jun Wan. 

Suk Hyun menganta ibunya sampai di depan rumah sakit. Ibunya menyuruh anaknya masuk karena pasti sibuk.  Suk Hyung menjawab Nanti setelah taksi datang. Ibunya memastikan kalaubisa naik taksi sendiri. Suk Hyun mengaku akan memanggilnya jadi akan masuk setelah Ibunya naik.
“Song-hwa di mana? Apa Dia sibuk? Coba telepon. Ajak dia minum kopi di bawah sebentar.” Ucap Ibu Sung Hyung terlihat sumringah.
“Song-hwa dan aku hanya teman. Kami tidak ada hubungan apa-apa. Hentikanlah!” keluh Suk Hyung.
“Memang ibu bilang apa? Aku hanya ingin bertemu sebentar selagi ada di sini. Kenapa kau marah-marah? Apa Ada sesuatu di antara kalian?” kata Ibu Suk Hyung. Saat itu Suk Hyung melihat kalau Taksi datang dan menyuruh ibunya pergi saja. 

[Flash back ]
December Tahun 2018
Suk Hyung naik pesawat setelah bibinya menelp untuk memintanya segera pulang karena Ji-eun meninggal. Suk Hyung kaget mendengarnya. Sang bibi memberitahu kalau Ji Eun jatuh dan meninggal jadi meminta agar Cepat pulang!
“Kau harus Cepat pulang naik pesawat paling awal! Ibumu pingsan dan sudah dibawa ambulans. Ayahmu sedang haiking bersama para karyawan baru. Dia baru bisa pulang besok malam. Kau harus cepat pulang.” Ucap sang bibi.
Suk Hyung hanya bisa menangis sendirian lalu akan pergi ke toilet saat itu melihat Ayahnya. Ia ingin mendekat tapi seorang wanita datang dan langsung memegang tangan ayahnya. Suk Hyung terdiam melihat ayahnya ternyata memiliki selingkuhan didepan matanya. 

JANUARI 2019
Bibi yang mendengar cerita Suk Hyung tak percaya menurutnya ayah Suk Hyun itu bukan manusia lalu bertanya apakah sudah bilang kepada ibuya. Suk Hyun mengaku berencana bilang sekarang. Bibinya memastikan apakah Suk Hyun sudah yakin.
“Dia bukan manusia. Apa aku saja yang bicara?” ucap sang Bibi. Suk Hyun pikir kalau ia saja.
“Ini Gerimis. Sebentar lagi deras. Ayo Naiklah. Kita bicara di atas.” Teriak Ibu Suk Hyung. 

Suk Hyung bertemu dengan ibunya, Sang ibu mengaku kalau sudah tahu bahwa ayahnya selingkuh. Suk Hyung heran kalau ibunya hanya diam saja. Ibu Suk Hyung mengaku tidak diam tapi sudah mengumpat kepada ayanya dan menjambak rambutnya.
“Namun, ayahmu malah minta cerai. Kalau kami bercerai, dia bilang akan memberi rumah yang ibu tinggali, toko, dan gedung. Jadi, dia memohon cerai pada Ibu. Karena itu ibu tolak. Dia harus mati bersamaku, dan hidup selamanya bersamaku.” Ucap Ibu Suk Hyung.
“Ibu tak akan menceraikannya. Untuk siapa? Pergi haiking bersama para karyawan baru?Ibu juga tahu. Mereka pergi ke luar negeri bersama setiap akhir tahun. Di hari Ji-eun wafat pun mereka pasti sedang bersama. Ibu juga tahu.” Ungkap Ibu Suk Hyung. Suk Hyun hanya terdiam mendengar suaranya.
“Namun, ibu tak akan menceraikannya. Itu hanya akan buat dia senang. Apa Agar ayahmu bisa hidup bahagia dengan wanita itu?” ucap  Ibu Suk Hyung.
“Ceraikan saja, Bu... Ibu bisa hidup bahagia denganku.” Kata Suk Hyung.
“Ibu boleh bahagia... Namun, ayahmu tidak boleh bahagia. Di hari pemakaman Ji-eun pun, ayahmu tidur bersama wanita itu. Ibu tidak apa-apa. Ibu akan menanggung semua sendiri. Kau lakukan pekerjaanmu saja. Bagi ibu kebahagiaanmu yang terpenting.” Ucap Ibu Suk Hyung. 


Suk Hyung pulang ke rumah saat hujan dengan deras, saat itu melihat ibunya menangis meraung-raun memanggil ibunya agar membawanya pergi saja. Saat itu Suk Hyung hanya bisa menatap sedih pada ibunya. 

PUSAT MEDIS YULJE
Dokter Chu bertanya siapa yang ada disebelah Dokter Jang. Dokter Jang memberitahu kalau dia adalah Dokter bedah saraf, Ahn Chi-hong dan juga juga lulusan pascasarjana. Dokter Ahn jugar dokter residen tahun ketiga, sama seperti dirinya.
“Selamat datang di Salon Dokter Bong!”ucap Dokter Chu bahagia. Dokter Ahn tersenyum
“Perkumpulan ini populer di kalangan residen. Mereka berebut datang karena tahu kita bisa dengar cerita para dokter spesialis di sini. Dokter Ahn Chi-hong terpilih dari sepuluh kandidat hari ini karena dia banyak mentraktir piza.” Jelas Dokter Jang
“Omong-omong, Dokter Bong Gwang-hyeon belum datang?” kata Dokter Jang. Dokter Bong mendengarnya mengaku sudah datang.
“Hei, waktu luang begini lebih baik kalian pakai untuk pulang atau tidur.”keluh Dokter Jang.
Dokter Chu pun menawarkan minuman lebih dulu.  Dokter Bong memikirkan Lebih baik minum minuman dingin atau hangat. Dokter Chu pikir  Minum dua-duanya saja lalu bergegas akan memesan keduanya.  Dokter Bong pun bertanya siapa pria yang ada didepanya.
“Selamat malam. Aku dokter residen bedah saraf, Ahn Chi-hong.” Ucap Dokter Ahn.
“Dokter bedah saraf, Ahn Chi-hong.. Oh Baik. Kau datang kepadaku karena ingin tahu tentang siapa?” ucap Dokter Bong
“Dokter Chae Song-hwa.” Jawab Dokter Ahn. Dokter Bong bertanya mau tahu apa tentang Song-hwa, apa Hobinya.
“Aku.. Ahn Jung Won, Aku mau tahu hobinya.” Kata Dokter Jang penuh semangat.
“Kalian tahu mereka main band, 'kan? Mereka berlima main band. Saat kuliah mereka memang terdaftar di klub komedi sehingga tidak aktif main band, tetapi mereka selalu berlatih sendiri.” Ucap Dokter Bong
“Ahh.. Benar! Malam ini juga kudengar mereka akan berkumpul.” Ucap Dokter Bong. 


Di rumah Suk Hyung.
Jung Won bahagia melihat lagu yang akan dimainkan karena sangat menguasai lagu ini dan Usai jeda, bagaimana kalau mereka mainkan ini lebih panjang. Suk Hyung pikir mereka selesai cepat lalu menawarkan ramyun. Ik Jun menolak.
“Aku harus mengurus U-ju. Cepat duduk! Kita coba dengan benar sekali saja lalu pulang.” Ucap Ik Jun
“Ini benar-benar laguku.” Kata Suk Hyung. Ik Jun menegaksan kalau ini lagunya.
**
Dokter Chu memberikan dua jenis minuman tak percaya kalau Dokter Yang Suk-hyung juga,  Dokter Bong memberitahu kalau  Suk-hyung kibordisnya. Dokter Chu tak peraya medengarnya. Dokter Bong memberitahu Ik-jun dan Jun-wan adalah pemain band saat SMA.

“Katanya mereka terkenal di Changwon... Tentu itu menurut Ik-jun. Pokoknya, Ik-jun mahir main gitar dan bas. Jun-wan bermain gitar. Saat kuliah mereka pun anggota band kampus, tetapi suasananya terlalu serius, lalu mereka keluar.” Cerita Dokter Bong
“Kemudian mereka mulai main band untuk bersenang-senang, dan untungnya Suk-hyung bisa main piano. Sementara Jung-won mulai belajar bermain drum, dan Song-hwa adalah vokalis.” Cerita Dokter Bong, mereka tak percaya kalau Song Hwa jadi Vokalis.
“Dia pekak nada, 'kan?” ucap Dokter Chu. Dokter Bong membenarkan menurutnya semua tahu.
“Song-hwa menipu mereka.” Ucap Dokter Bong. Semua kaget dan binggung. Dokter Bong memberitahu Song-hwa pandai menipu.
“Bila punya keinginan, dia akan berusaha meraih keinginan itu dengan cara apa pun. “Jelas Dokter Bong. Dokter Ahn bahagia menurutnya Song Hwa memiliki Pesona tak terduga. 

Flash Back
MUSIM SEMI TAHUN 1999
Jun Wan tak percaya Song Hwa ingin jadi vokalis lalu bertanya apakah pandai menyanyi. Song Hwa membenarkan lalu mencoba menyanyi tapi tak susai nada lalu mengaku kalau sekarang tenggorokannya agak serak, tetapi menurutnya suaranya sangat bagus.
“Aku bisa menjadi vokalis.” Ucap Song Hwa. Jun wan pikir Song Hwa baik-baik saja kemarin.
“Pagi ini... tiba-tiba begini.” Kata Song Hwa akhirnya bergegas pergi untuk minum kopi.
“Kalau begitu, Song-hwa vokalis. Kau bilang kau mahir main piano?” ucap Ik Jun. Suk Hyung membenarkan 

“Kau tak lihat di sini? Keluarga kami pemain musik.”ucap Suk Hyung. Ik Jun pikir mereka bisa melihatnya sekarang.
Suk Hyung mulai memaikan piano dengan sangat lincah, tapi saat Ik Jun menyanyi Suk Hyung berhenti. Song Hwa dkk langsung memberikan tepuk tangan seperti tak menyangka. Ik Jun bertanya Ada lagu yang lain. Suk Hyung mencobanya dan kembali memaikan lagu kedua.
Tiga temanya sangat takjub memberikan tepuk tangan. Suk Hyun memainkan lagu ketiga. Jung Won tak percaya bertanya-tanya kapan Suk Hyung belajar piano. Ik Jung belum puas karena ingin dengar lebih lama. Suk Hyung kembali memainkan lagu lalu berhenti.
Ik Jun meminta agar mengulanginya tapi Suk Hyung menolaknya. Akhirnya Ik Jun memberikan pelajaran. Suk Hyung pun hanya bisa tertunduk diam setelah babak belur. Song Hwa dkk sibuk melihat ponsel milik Suk Hyung dan bertanya Ini berapa harganya. Jun Wan menjawab Tiga ratus ribu won

“Kau memang kaya! Bahkan bisa menulis 32 suku kata dan lima baris hangeul!” kata Jung Won. Son Hwa  melihat ini ringan sekali.
“Teknologi benar-benar sudah berkembang! Aku harap nanti ada kamera di sini.” Kata Jung Won. Jun Wan pikir itu tak mungkin
“ Atau kita bisa transaksi dan bayar ongkos bus dengannya.” Kata Song Hwa. Jun Wan mengeluh Jangan konyol.
“Itu berlebihan... Kalau begitu, Apa bisa nonton TV juga?” ejek Jung Won. Jun Wan juga tak percaya dari ponsel  Bisa isi saldo juga menurutnya itu tak mungkin!
“Konon itu terjadi di masa depan.” Kata Song Hw yakin. Jun Wan pikir itu setelah mereka mati.
“Ada satu lagu yang bisa kumainkan sampai akhir.” Akui Suk Hyung. Ik Jun menebak "Beyer" Suk Hyung menjawab "Canon". Ik Jun tak percaya Suk Hyung bisa melakukanya.
“Meski tak semahir George Washington, aku bisa main sampai akhir. Aku belajar dari adikku.” Kata Suk Hyung
“George Winston... Kau... Ini kesempatan terakhir...” kata Ik Jun. Suk Hyun akhirnya langsung memainkan pianonya. Ik Jun pun mulai memetik gitarnya.
“Si Berengsek itu sok keren.”keluh Jun Wan kesal. Akhirnya mereka berlatih dengan alat musik masing-masing.
Suk Hyung memakan habis ramyun dan Jun wan hanya menatapnya. Akhirnya ia memasak lagi kali ini Ik Jun ikut datang dan makan dengan tutup pancinya. Jun Wan pun kembali makan ramyung, Suk Hyung mendekat. Jun wan langsung kabur ke lantai atas dengan pancinya.
Ik Jun dkk akhirnya memainkan lagu yang sama lagi, mereka berlima terlihat sudah sangat mahir dibanding saat mereka kuliah


Dokter Jang memberitahu Pasien kecelakaan, Sudah dirontgen karena perut kaku dan ada nyeri lepas tekan jadi menurutnya Tampaknya peritonitis karena perforasi usus. Ia merasa butuh dioperasi jadinya memanggil Jung Won.
“Apa Sudah diberi pereda nyeri?” tanya Jung Won. Dokter Jang menganguk.
“Biar kuperiksa sebentar...Astaga. Sakit sekali, ya?” ucap Jung Wan lalu tersadar. Dokter Jang tahu kalau mereka mirip.
“Aku juga kaget dan bertanya-tanya apa yang terjadi.” Kata Dokter Jang lalu bertanya apakah Mungkin mereka kembar.
“Mereka kembar. Kemarin Jae-hun terluka, dan hari ini adiknya... Jae-yong!” ucap sang ayah menangis mencoba menenangkan kalau akan baik-baik saja.
“Apa Kalian mengalami kecelakaan?” tanya Jung Won. Sang ayah membenarkan.
“Ya, aku mengantuk saat menyetir, dan menabrak lampu lalu lintas. Padahal anakku duduk di belakang. Bodohnya aku!” ucap Ayahnya.
“Ada hal yang harus kuperiksa. Mohon tunggu di luar sebentar.” Kata Jung Won. Sang ayah bingung Kenapa wali harus keluar
“Ada yang harus kutangani sebelum mulai operasi.” Jelas Jung Won. Akhirnya sang ayah pun pergi.
 “Pasien apa?” tanya Dokter Bong. Dokter Jang menjawab  Peritonitis karena kecelakaan saat naik mobil ayahnya.
“Ayah macam apa itu?” ucap Dokter Bong. Dokter Jang pikir Itu mungkin saja terjadi. Dokter Bong pkir Ayahnya tampak sehat begitu.
Jung Won meminta izin pada Jae Yong untuk membuka bajunya, dan melihat ada banyak luka memar. Jae Yong terus meringis kesakitan. Jung Won meminta membalikan badanya, terlihat makin banyak luka. Jung Won langsung mengumpat marah pada sang ayah yang melakukan kekerasan.


Nyonya Sim mengaku Masih banyak waktu sebelum operasi dimulai, tetapi  sudah resah dari sekarang. Ik Jun pikir itu wajar lalu memberitahu kalau Putra Nyonya Sim sebentar lagi akan masuk Ruang Operasi.
“Jika operasi berhasil, dia bisa kembali main golf, dan pergi ke luar negeri, 'kan?” tanya Nyonya Sim. Ik Jun menganguk karena Pasti bisa dan mengajak perawat untuk bicara sebentar.

Ik  Jun menelp dari  Bangsal VIP lantai sepuluh meminta empat orang kemari sekarang juga. Perawat bingung  Kenapa panggil Keamanan? Ik Jun bertanya apaka perawat tidak merasa aneh setiap ke kamar Pak Sim karena Istrinya selalu ada di sana.
“Memang kenapa?” ucap Perawat. Ik Jung heran Perawat tak pernah ke kamar putranya.
“Putranya yang mendonorkan hati, tetapi ibunya selalu ada di kamar suami. Meski tidak ada naluri keibuan, semua ibu pasti mengkhawatirkan anaknya.” Kata Ik Jun yakin.
Akhirnya Ik Jun pun membuka pintu ruangan lalu melihat pria lain baru keluar dari toilet, lalu bertanya siapa pria itu. Sang pria terlihat bingung. Ik Jun dengan marah pun bertanya siapa pria itu. Anak Tuan Sim yang tidur disofa terbangun melihat Ik Jun yang datang. 


[PUSAT PERTAHANAN  BATALION KEDUA]
Ik Sun berlari keluar mengeluh orang itu datang ke tempatnya. Saat itu Jun Wan datang dengan mobilnya. Ik Sun pikir bukan ingin menemuinya. Jun Wan mengaku ingin makan jajangmyeon. Ik Sun kaget dan bingung.
“Aku datang untuk makan jajangmyeon.” Kata Jun Wan seperti menyampaikan perasaan cintanya. Ik Sun hanya bisa tersenyum.
Bersambung ke episode 5

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. Kak, mau tanya.
    Kan ada scene suk hyung disuruh ngulang main piano nya sama ik jun, nah itu yg dimainin judul lagunya apa ya kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mau nanya juga, itu judul lagunya apa?

      Hapus