PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 25 April 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Jung Won gugup di depan ruang operasi, Dokter Jang akhirnya menelp. Jung Won ingin tahu Kondisi lever bagaimana, dan apakah Sudah berangkat. Dokter Jang terlihat gugup yang dilakukan. Jung Won bingung apakah ada masalah.
“Lever donor terlalu tebal. Tampaknya lebih dari 500 gram. Anterior dan posterior pun sekitar 8 cm. Bagaimana ini, Dokter?” ucap Dokter Jang. Jung Won terlihat lemas.
“ Lever terlalu besar.  Kelihatannya sulit. Apa lebih baik menyerah?”tanya Dokter Jang.
“Tidak. Kita tetap lanjutkan... Kita lanjutkan operasi.” Kata Jung Won yakin dengan pilihanya. 


Ik Jun masuk ke ruangan bedah, Yun Bok langsung menyapanya. Ik Jun heran kalau Yun Bok yang belum pulang. Yun Bok menganguk. Ik Jun bertany apakaah Si "pelukis" Jang Hong-do  sudah pulang. Yun Bok membenarkan.
“Sampai sesaat lalu dia... Maksudku dia tadi di sini, tetapi baru saja pulang.” Kata Yun Bok
“Baiklah. Kau juga harus pulang.” Ucap Ik Jun. Yun Bok mengerti lalu bertanya apakah Ik Jun mau lihat transplantasi lever?
“Ya... Ayo!” kata Ik Jun tahu juniornya mau ikut melihatnya. Yun Bok pun dengan senyuman lebar mengucapkan Terima kasih.


Jung Won akhirnya bersiap mencuci tangan. Ik Jun menjelaskan Ukuran adalah hal terpenting dalam transplantasi lever bayi. Hasil operasi bisa jadi fatal jika lever terlalu besar. Karena itu, biasanya lever donor dipotong setengah untuk bayi.
“Namun, kali ini, lever donor tetap terlalu besar walau sudah dipotong setengah. Sekarang umur Ji-a baru enam bulan.” Kata Ik Jun
“Lantas, Apa Ji-a tak bisa operasi? Dia harus operasi lain waktu?” tanya Yun Bok.
“Tidak ada "lain waktu". Empedunya tidak keluar sehingga sirosis berjalan cepat. Dia muntah darah dan ada darah di kotorannya. Dia takkan bertahan sepekan.”jelas Ik Jun.
Yun Bok panik apa yang akan dilakukan. Ik Jun bingung dengan reaksi Yun Bok seperti berlebihan pada senior. Yun Bok pun meminta maaf dan berbicara dengan sopan dan mengetahui mereka  tidak bisa operasi, tetapi tak akan bertahan jika dibiarkan.Ik Jun menegaskan kalau harus tetap operasi.
“Katamu levernya tetap terlalu besar?” ucap Yun Bok. Ik Jun menjawab Tinggal dipotong lagi.
“Apa Kau gila?” kata Yun Bok keceplosan. Ik Ju tak percaya dengan yang dikatakan Yun Bok. Yun Bok kembali meminta maaf.
“Apa Maksudmu, levernya dipotong dua kali, Dokter?” kata Yun Bok bersikap sopan. Ik Jun membenarkan.
“Kita potong lagi setengah levernya. Itu kadang terjadi, walau operasinya akan sulit. Namun, harus dilakukan. Meski sulit, ini cara terakhir dan satu-satunya demi menyelamatkan bayi itu.”jelas Ik Jun. 


Di ruangan operasi, Jung Won menlakukan operasi dengan sangat yakin. Sementara di ruang tunggu, Orang tua Ji A terlihat sangat gugup menunggu sambil menangis. Ik Jun dan Yun Bok pun melihat dari sisi ruangan.
“Lever keluar.” Ucap Jung Won, Ik Jun merasa tak enak menurutnya Ji-a pasti menderita.
“Bagaimana dia sanggup bertahan? Tapi Jia-a sungguh hebat.”kata Ik Jun. Akhirnya perawat memberitahu kalau Lever tiba. Dokter Jang masuk dengan kotak es dengan nafas terengah-engah.
“Terima kasih. Kerja bagus, Dokter Jang Gyeo-ul. Kudengar kau masih di lampu merah depan. Kenapa cepat sekali? Apa Kau berlari?” tanya Jung Won.
“Untung jalan tidak macet. Namun, ternyata lift gedung ini rusak. Jadi Aku lari kemari... Maksudku, bukan berlari... Aku berjalan... dengan cepat. Hanya berjalan... Aku tiba dengan hati-hati dan aman.” Ucap Dokter Jang
“Hebat, Jang Gyeo-ul... Kerja bagus sekali.” puji Ik Jun dengan wajah haru. Dokter Jang pun tersenyum bahagia.
Di sisi lain, dokter lain berpikir Tampaknya sudah cukup, Jung Won membenarkan lalu melihat hasil potongan lever untuk bayinya. 


Song Hwa melemaskan punggungnya dan masih dengan baju operasi. Dokter Ahn masuk ruangan memberitahu kalau semua sudah siap, Song Hwa mengerti lalu bertanya Jika ada ventrikulostomi lagi, apakah Dokter Ahn mau coba. Dokter Ahn bingung.
“Ini tahun ketigamu. Sudah saatnya, Jadi Bersiaplah.” Kata Song Hwa. Dokter Ahn tersenyum dan langsung mengucapkan Terima kasih.
Jung Won memberitahu kalau Banyak pendarahan karena lever dibedah dan meminta agar menyedotnya. Ia lalu menghela nafas karena merasa butuh waktu lama dan memanggil Ik-jun. Ik Jun mengerti akan bicara kepada wali. Sementara Yun Bok sudah tertidur pulas.
“Banyak pendarahan, Dokter.” Kata Jung Won. Dokter Bong menjawab tetapi masih tidak apa.
“Fokus. Penyedotan harus saksama... ini Tak terlihat. “ kata Jung Won, ass mengerti. Jung Won pun meminta agar memberikan kasa.

Jung Won akhirnya keluar dari ruang operasi. Orang tua Ji A lansung bertanya apakahJi-a sudah baik, Apa operasinya lancar. Jung Won menganguk kalau operasinya lancar. Keduanya langsung menangis haru seperti beban mereka sudah terangkat.
“Operasi berhasil. Kenapa menangis? Ji-a bertahan dengan baik. Jangan menangis. Orang bisa berpikir operasinya tak lancar.” Kata Jung Won. Keduanya pun langsung mengucapkan Terima kasih.
“Terima kasih, Dokter. Aku tak akan melupakan kebaikanmu.” Ucap Orang Tua Ji A
“Kami mengalami kesulitan karena pendarahan lebih daripada dugaan, tetapi berhasil kami atasi. Kini kondisinya sudah stabil dan segera ke Unit Perawatan Intensif. Transplantasinya berhasil. Dia akan baik selama fungsi levernya baik. Operasi sudah berhasil. Ji-a pasti segera pulih.” Jelas Jung Won.
Keduanya kembali mengucapkan Terima kasih dan masih terus menangis. Jung Won tahu keduanya  pasti merasa menderita tapi berhasil bertahan. Ayah Ji Ah mengaku Entah bagaimana harus berterima kasih dan terus mengucapkan Terima kasih banyak.
“Ji-a beruntung bisa hidup karena ada pasien mati otak. Ini sungguh keajaiban.” Kata Ibu Ji A
“Dan untung saja donornya masih muda. Semua ini berkatmu, Dokter. Terima kasih banyak, Dokter” ucap Ayah Ji Ah
“Yang kulakukan hanya operasi.. Kalian harus berterima kasih kepadanya.” Kata Jung Won. Keduanya bertanya Siapa?
“Wanita berusia 22 tahun. Dia tinggi dan kurus. Korban kecelakaan.” Ucap Jung Won. Keduanya melonggo
“Maksudku, donornya... Donor lever untuk Ji-a. Aku tak bisa memberi tahu identitas rinci karena peraturan. Namun, Ji-a hidup berkat dia.” Jelas Jun Won.
“Aku sungguh malu, Dokter. Aku akan hidup dengan rasa terima kasih kepadanya seumur hidup. Aku terlalu fokus terhadap anakku. Maafkan kami.”ucap Ibu Ji A. Bapak Ji A pun memohon maaf.
“Tidak perlu. Aku paham perasaan kalian. Namun, tiap tahun, saat Ji-a berulang tahun, ucapkan terima kasih padanya. dengan sepenuh hati.” Pinta Jung Won.
Keduanya menyakinkan kalau itu pasti dan kembali mengucapkan Terima kasih, Jung Won pun mengucapkan Sampai jumpa di Unit Perawatan Intensif Pediatri. Keduanya kembali mengucapkan Terima kasih.



Dokter Chu meminta perawat agar mengirim beserta gambarnya lalu bergegas pergi. Di sisi meja lainya, seorang ibu yang sudah cukup tua mengaku tetap cemas. Dokter Myung menenangkan kalau Tak perlu cemas karean Kontraksinya terkendali, dan kondisi bayi baik.
“Dia akan baik-baik saja.” Dokter Myun menyakinan. Pasien bertanya Apa harus terus pakai obat
“Seperti sudah dijelaskan, obatnya aman.. Biar kujelaskan sekali lagi.” Ucap Dokter Myung.
“Pasien itu, Park Mi-jeong. Berapa panjang serviksnya?” tanya perawat pada temanya. Dokter Chu yang mendengarnya langsung menjawab  Sepanjang 1,5 cm.
“Dokter Chu Min-ha... Pasien bedah cesar banyak berdarah karena kontraksinya buruk. Cek pembalut dan awasi kontraksinya.” Ucap Suk Hyung melihat Dokter Chu berjalan dilorong. Dokter Chu menganguk mengerti.
“Dokter, katanya istriku amat sakit. Aku harus bagaimana?”kata seorang suami keluar dari kamar rawat.
“Aku sudah cek lima menit lalu. Belum ada perubahan serviks sama sekali Aku akan cek lagi. Jika perlu, kuberi anti nyeri.” Ucap Dokter Chu
“Apa Bisa tolong dicek sekarang?” kata Sang suami khawatir. Dokter Chu pun menyetujuinya.
“Dokter Chu Min-ha... Sin Hyo-jeong diberi ritodrine 12 gtt, tetapi mengalami takikardia.” Kata Perawat memanggil
“Kurangi jadi delapan gtt, dan cek tanda vitalnya satu jam lagi.” Kata Dokter Chu terlihat sangat sibuk akhirnya masuk ke ruangan perawat. 



 Sementara Dokter Myung dengan sangat perhatian memberitahu Gunanya obat itu untuk membuat bayi lebih lama berada di perut ibu, tergantung kondisi bayi.Pasien pun ingin tahu apa bayi bisa jadi lebih lemah daripada anak lain, atau hidupnya takkan bertahan lama
“Itu takkan terjadi. Ibuku pun sangat menderita saat mengandung aku.” Kata Dokter Myung. Dokter lain ikut mendengarnya. Pasien pun tak percaya mendengarnya.
“Begini ceritanya. Ibuku penderita diabetes, tetapi tiba-tiba hamil.” Kata Dokter Myung
“Kulihat bagian episiotomi Seo Jeong-won baik. Benar?” kata perawat. Dokter  Chu membenarkan kalau  sudah mengeceknya tadi pagi dan Tidak ada hematoma.
“Dokter, tolong cek NST ini. Janin Jeong Min-gyeong menunjukkan pelambatan.” Kata perawat
“Beri infus tambahan, dan tiga liter oksigen lewat kanula nasal dalam posisi tidur miring.” Ucap Dokte Chu. Perawat mengerti lalu pergi. 
“Adik perempuanku melahirkan prematur, tetapi dia sangat optimistis dan santai. Meski dokter kandungan, aku tetap merasa cemas, tetapi dia senang bertemu bayinya lebih cepat.” Cerita Dokter Chu. Pasien terlihat sedikit lebih tenang dan tak percaya mendengarnya.
“Dokter... Aku sangat lapar. Apa aku boleh makan?” tanya seorang pasien.
“Mari cek pergerakan janin dahulu. Mohon tunggu sebentar.” Kata Dokter Cha yang bertemu dengan pasien lainya.
“Bayinya bisa lahir dan tumbuh sehat sampai sekarang. Keponakanku itu kini umur dua tahun.Apa Mau lihat fotonya?” kata Dokter Myung. Pasien pun mempersilahkan.
“Dokter Myung Eun-won... Sin Ha-yun harus cek pergerakan janin, dan Jeong Min-gyeong harus diperiksa karena pelambatan. Kita juga harus menyiapkan dua bedah cesar nanti. Kita sibuk.” Kata Dokter Chu dengan nada menyindir.
Dokter Myung menganguk mengerti lalu berjalan pergi. Pasien pun berkomentar kalau Sepertinya Dokter Chu tak bisa basa-basi lalu pamit pergi . Dokter Chu hanya bisa diam saja dan memberitahu kalau akan cek pembalut pasien bedah cesar.
“Astaga. Pertempuran beruang dan rubah.” Komentar Dokter. Perawat ingin tahu Siapa yang rubah. Dokter Lain berpikir kalau sudah terlihat jelas.
“Dokter, janin Jeong Min-gyeong menunjukkan pelambatan. Akan kuperiksa. Beri dia tiga liter oksigen dengan kanula nasal, benarkan?” kata Dokter Myung menelp dari ruangan. 

Dokter Jang, Hong Do dan Yun Bok terlihat gugup diruangan. Hong Do bingung kalau dia belum datang dan berpikir kalau Mestinya ia saja yang turun. Dokter Jang yakin Itu kebahagiaan kecil Dokter Lee dan pasti sedang mengobrol dengan kurir.
“Datanglah lebih cepat, Dokter. Kami kelaparan setengah mati.” Keluh Dokter Jang saat melihat Ik Jun akhirnya datang membaa makanan.
“Kau dokter, tetapi mudah sekali mengucapkan kata “mati”. Hong-do, Yun-bok, makan yang banyak. Kalian harus Makan, lalu bergabunglah ke Bedah Umum.” Ucap Ik Jun. Keduanya hanya bisa tersenyum.
“Ini. Jika tidak bergabung, sama dengan makan lari.” Kata Ik Jun memberikan roti. Keduanya menganguk mengerti.
“Apa Aku boleh makan Bakon Rangkap Dua? Itu roti lapis favoritku.” Kata Dokter Jang. Ik Jun pun mempersilahkan.
“Ini Pasti akan masih banyak tersisa. “ kata Hong Do melihat banyak roti sisa
“Kupanggil satu orang untuk ikut makan... Jung-won...” ucap Ik Jun dan membuat wajah Dokter Jang terpesoan menatap ke arah pintu 

“Apa Roti lapis? Bagus!” ucap Jun Wan masuk ruangan.  Dokter Jang mengeluh melihat Jun Wan yang datang.
“Memangnya Apa lagi? Kau sial. Makanya, dengar kata-kata orang sampai akhir.” Kata Ik Jun. Akhirnya Dokter Jang berdiri dan langsung memberikan hormat.
“Apa Aku sial? Kenapa?” tanya Jun Wan heran. Ik Jun menjawab tidak ada alasan.
“Cepat makan, atau Jang Gyeo-ul menghabiskan semua.” Kata Ik Jun. Jun Wan pun menyapa dua anak magang yang Lama tak jumpa.
“Gyeon-u dan Jik-nyeo?” kata Jun Wan yakin. Yun Bok mengeluh kalau  Waktu itu Jun Wan juga memanggil begitu, dan mereka jawab bukan.
“Benar. Kuingat nama kalian adalah nama pelukis. Ma-ne dan Mo-ne? Kata Jun Wan. Yun Bok pun kembali memberitahu nama keduanya.
“Benar! Maaf sekali. Padahal kita sudah salam Wakanda.” Kata Jun Wan.Yun Bok mengaku Tidak masalah.
“Ma-ne dan Mo-ne adalah nama sepupu kami.” Kata Yun Bok. Ik Jun tak percaya mendengarnya.
“Jangan bilang Ma-ne dan Mo-ne kembar?” tanya Ik Jun. Hong Do menyahut membenarkan.
“Apa Kembar identik? Lima tahun?” ucap Ik Jun memastikan. Hong Do kembali membenarkan. Jun Wan yang mendengarnya tak percaya berpikir keduanya itu seperti paduan suara?


Dokter Bong akan makan sendirian, saat itu Dokter Yong, Dokter Do dan Dokter Ahn datang memberikan minum serta Serbet untuknya. Dokter Bong tahu kalau tadi ada pasien darurat dan ingin tahu Bagaimana mereka bertiga bisa dekat
“Kami sesama Kepala Residen dan sudah lama kenal, sedangkan Ahn Chi-hong adalah junior kesayangan Dokter Suk-min.” Ucap Dokter Do
“Apa? Kapan aku bilang itu?” keluh dokter Ahn.  Dokter Do memberitahu kalau Maksudnya, dia menyukai Dokter Ahn.
“Dia sering bercerita tentang kau. Aku merasa mengenalmu. Omong-omong, Kapten Ahn, kenapa kau tinggalkan kemiliteran? Pasti masalah wanita. Cepat ceritakan.” Kata Dokter Do
“Bukan masalah besar. Lain kali kuceritakan.” Kata Dokter Ahn.  Dokter Yong pikir juga harus begitu agar terlihat misterius sepertinya. 

Dokter Chu datang menyapa Dokter Bong mengaku beli semua jenis karena tak tahu suka apa mulai dari Americano panas dan dingin, serta latte. Dokter Jang pun duduk menyapa semuanya. Dokter  Bong pun bertanya Hari ini kita bahas topik apa.
“Dokter Chu Min-ha, wajahmu kenapa? Wajahmu kelabu. Ada masalah?” komentar Dokter Do
“Aku pakai alas bedak nomor 25. Warnanya memang agak gelap.” Kata Dokter Chu bangga
“Namun, tetap terlalu gelap. Warna wajah dan lehermu jauh beda.” Ucap Dokter Jang
“Ini riasan mutiara hitam. Memiliki efek berjemur sehingga wajah tampak amat kecil.” Kata Dokter Chu
“Kau bagai orang yang berjemur di salon karena tak sempat liburan.” Ucap Dokter Jang mengejek.
“Omong-omong, bagaimana kalian bisa dekat? Departemen dan umur kalian berbeda, dan juga warna kulit.” Kata Dokter Do
“Kami berdua ARMY.” Ucap Dokter Jang. Dokter Do tak percaya kalau mereka satu angkatan tentara dan itu Berarti juniornya Ahn Chi-hong!
“Bukan "tentara", tetapi... Apa Kau baru mulai pakai internet kemarin?” keluh Dokter Yong.
“Ya. Kemarin aku mulai pasang ADSL Megapass, layanan internet tercepat di Korea. Aku jual semua uang dunia maya lama dan memakai semua kuota KTF Bigi.” Kata Dokter Do penuh semangat. Dokter Jang bingung mendengarnya.
“Jadi...Ternyata kalian penggemar BTS. Adikku juga tergila-gila pada mereka.” Ucap Dokter Yong memotong.
“Ya, kami bertemu di klub fan.” Ucap Dokter Jang bahagia. Dokter Bong berkomentar Dokter residen zaman sekarang sungguh banyak waktu.
“Kalian punya waktu untuk klub fan dan mengobrol di kantin. Zaman aku dahulu...” ucap Dokter Bong dan semua tiba-tiba langsung bergegas pergi.
“Kami sungguh tak punya waktu untuk makan di kantin.” Kata Dokter Do.
“Hari ini, kukisahkan saat aku jadi dokter residen. Ya?” ucap Dokter Bong, semua tetap ingin pergi.
“Tadinya begitu, tetapi kurasa lebih baik kita bahas topik cinta geng Punggung Bukit Gongnyong. Cinta pertama dan cinta lama.” Kata Dokter Bong. Semua pun langsung duduk kembali kecuali dokter Do.
“Dasar kalian!” keluh Dokter Bong. Sementara Dokter Do mengakutidak terlalu tertarik tapi akhirnya ikut duduk. 



“Ik-jun dan Jun-wan selalu punya pacar. Dahulu mereka cukup populer. Seingatku mereka jarang tidak punya pacar.” Cerita Dokter Bong.
“Sungguh? Luar biasa. Lanjut. Dokter Yang Suk-hyung bagaimana?” tanya Dokter Chu penasaran.
“Suk-hyung jarang punya pacar. Dia pun menikah dengan wanita pilihan orang tua. Tak sampai setahun, mereka bercerai. Lantas, dia ke Amerika. Kudengar dia hanya belajar di sana.” Cerita Dokter Bong. Dokter Chu memangguk mengeri.
“Suk-hyung punya pacar sekarang!” kata Dokter Bong. Dokter Chu ingin tahu siapa.
“TV-nya. Wanita mana pun tak mungkin mengalahkan TV-nya.” Kata Dokter Bong. Dokter Chu hanya bisa menghela nafas mendengarnya.
“Dokter Chae bagaimana? Apa Pacarnya satu kampus?” tanya Dokter Ahn penasaran.
“Ya, pacarnya sekampus.” Ucap Dokter Bong. Dokter Ahn pikir itu Dokter Lee Ik-jun.
“Ik-jun? Tidak. Mereka tidak pernah berpacaran. Sejak musim dingin tingkat satu atau dua, ya? Hubungannya cukup lama. Kurasa dia pacaran dengan senior selama beberapa tahun.” Cerita Dokter Bong
“Mereka pacaran tiga hingga empat tahun. Setelah itu pun beberapa kali berpacaran. Dia hanya enggan menikah.” Cerita Dokter Bong
“Dokter Ahn Jung-won bagaimana?” tanya Dokter Jang penuh semangat.
“Kalau ada wanita yang suka Jung-won. harus kalahkan Tuhan lebih dahulu.” Kata Dokter Bong
“Mustahil mengalahkan Tuhan! Jika ada yang suka dia, sebaiknya wanita itu menyerah. Berani-beraninya dia bertanding melawan Tuhan?” kata Dokter Do. Dokter Jang hanya bisa tertunduk sedih.
“Dokter Jang Gyeo-ul... Agamamu Buddha, ya? Kau pasti merasa tak nyaman. Mari kita ganti topik.” Ucap Dokter Yong. Dokter Do setuju agar mereka menghentikan saja. Dokter Jang masih saja tertunduk sedih. 


Dokter Ahn sibuk membaca bukunya, Dokter Yong masuk heran melihat temanya yang belum tidur. Dokter Ahn menjaab Belajar ventrikulostomi. Dokter Yong pikir  Ventrikulostomi sudah sering melakukannya, Dokter Ahn memberitahu kalau akan menjadi dokter utama saat ada pasien IVH lagi.
“Apa? Kau belum pernah jadi dokter utama? Dokter Chae sungguh keterlaluan Aku melakukannya saat residen tahun kedua. Jadi Semangat! Kau mungkin akan dimarahi habis-habisan. Walau begitu, semangat!” ucap Dokter Yong. Dokter Ahn menganguk
“Dokter Chae Song-hwa... memaklumi satu kali kesalahan, tetapi kesalahan kedua... Meski begitu, semangat!” ucap Dokter Yong. Dokter Ahn pun mengucapkanTerima kasih.
“Aku juga semangat!”kata Dokter Yong yang lelah lalu pergi ke tempat tidur. Sementara Dokter Ahn langsung merendahkan lampunya agar Dokter Yong bisa tidur. 


Dokter Do terlihat menganguk keluar dari ruangan operasi dan langsung mencuci wajahnya. Saat itu dokter datang menyindir Kenapa tak sekalian mandi. Dokter Do kaget melihat Dokter Cheon Myeong-taek dan langsung meminta maaf.
“Apa Ada operasi?” tanya Dokter Chae. Dokter Do membenarkan kalau operasi cacat septum ventrikel oleh Dokter Kim Jun-wan.
“Kalian seperti satu pasang.” Ucap Dokter Chae. Dokter Do membenarkan kalau Jun Wan sangat menyayanginya.
“Dia sering memujimu.” Kata Dokter Chae. Dokter Do merasa  itu Tidak mungkin tapi akhirnya mengucapkan Terima kasih.
Dokter Chae pun menyuruh pergi. Dokter Do mengerti lalu bergumam seperti tak percaya kalau Jun Won yang tidak memaki. 

Jun Wan memberitahu keluarga pasien kalau Pertama, mereka akan menyumbat lubang di dinding antara bilik kiri dan kanan. Lalu Jika kebocoran katup mitral masih parah meski septum ventrikel sudah disumbat, akan mereka perbaiki.
“Perkiraan waktu operasi sekitar lima jam. Jadi Tidak perlu khawatir.” Kata Jun Wan.
“Baik, Dokter. Mohon bantuanmu... Terima kasih.” Kata Keluarga pasien. Jun Wan pun pamit pergi masuk ke RUANG OPERASI

Dokter Ahn sedang melakukan operasi, dua orang perawat diluar berkomentarKapten Ahn pasti dimarahi habis-habisan hari ini karena Jika kampuh korona tak terlihat, pasti sulit mencari titik Kocher. Temanya menyuruh si dokter masuk saja karena teman seangkatan.
“Aku tak sanggup karena gugup. Lebih mendebarkan daripada operasi pertamaku.” Ucap si dokter.
“Apa Kampuh korona terlihat?” tanya Song Hwa disampingnya.Dokter An menjawab akan mencoba lagi.
“Mungkin tak terlihat karena darah. Cari sambil dilap dengan kasa.” Kata Song Hwa. Dokter Ahn pun meminta Forsep, kakinya terlihat lemah.
“Berikan bone wax.” Ucap Song Hwa lalu menyuruh agar Dokter Ahn Cobalah kontrol pendarahan dengan bone wax
“Pendarahan berat bisa terjadi saat melebarkan tulang.Jadi Hati-hati.” Ucap Song Hwa. Dokter Ahn mengerti.
“Kuret. Lalu Miringkan sedikit... Tidak. Lebih tegak sedikit.” kata Song Hwa. Dokter Ahn pun mengikutinya.
“Kerja bagus... Kurasa sisi kiri dan kanannya salah. Hari ini sampai sini saja. Coba cabut lagi.” Ucap Sang Hwa. Dokter Ahn mengerti.
“Kateter harus tegak lurus saat masuk. Kau harus lihat kantus bagian dalam, tetapi belum terbiasa.” Jelas Song Hwa dan akhirnya darah pun keluar. Dokter Ahn meminta maaf sambil menganguk mengerti
“Ini kesalahan umum. Lain kali harus lebih baik... Minta forsep bayonet.lalu Minta Pisau 15.” Ucap Song Hwa melanjutkan operasi Dokter Ahn. 




Sementara Jun Wan seperti sedang menjahit mengeluh karena Terpotong lagi dan bertanya Ini sudah berapa kali. Dokter Do piki Katupnya terlalu tipis. Jung Won pun meminta agar memberikan jarum yang lebih kecil lalu melihat sudah lebih dari 7 jam operasi.
“Sayang, sudah sembilan jam lebih. Tadi dia bilang lima jam, 'kan? Operasinya... pasti berhasil, 'kan?” kata sang istri gugup di ruang tunggu dengan suaminya.
“Baiklah. Kita masuk bersama.” Kata Jun Wan bersiap didepan ruang konsultasi. Dokter Do pun setuju. 


Jun Wan memberitahu kalau Operasi memakan waktu lebih lama Bahkan mau memotong tangannya. Keduanya kaget dan bingung. Jun wan memberitahu  Setelah menyumbat cacat septum ventrikel, kebocoran katup mitral parah, lalu mereka coba perbaiki.
“Namun, pendarahan makin parah sebab sel terlalu lemah dan terus robek.” Jelas Jun Wan.
“Benar. Namun, akhirnya operasi berjalan lancar.” Kata Dokter Do menyela. Keduanya langsung terharu dan mengucapkan Terima kasih.
“Chang-mo tidak apa, 'kan?” tanya orang tua pasien. Dokter Do mengaku Awalnya sulit karena banyak pendarahan, tetapi berakhir baik.
“Lalu kapan kami bisa bertemu Chang-mo?” tanya Orang tua Chang Mo
“Kebocoran sudah jauh berkurang, dan kini bayi dalam kondisi stabil. Seperti kukatakan sebelumnya, dia akan istirahat total selama tiga hari.” Kata Jun Wan.
“Kalian bisa segera menemuinya di Unit Perawatan Intensif Pediatri. Tak perlu khawatir, Bu.” Kata Dokter Do menyela.
“Sayang, kita bisa menemuinya... Terima kasih banyak.” Ucap Orang Tua Chang Mo bahagia.Jun Wan mencoba menahan emosinya. 


Di ruang ganti, Dokter Do mengeluh kalau Cara bicaranya Jun Wan seperti prosa, karena Mestinya meberi tahu hasil operasi dahulu. Berhasil atau tidak. Jun Wan menegaskan Dokter wajib memberi tahu segala hal yang terjadi di Ruang Operasi kepada wali, dari awal sampai akhir dengan tenang.
“Kalau kau terus bicara begitu, semua wali bisa kena serangan jantung. Astaga! Kau sungguh tak paham perasaan orang lain. Aku tak minta kau berkata manis. Maksudku, tenangkan wali dahulu sebelum bicara fakta.” Ucap Dokter Do kesal.
“Hei, saat umur lima tahun saja aku tak dimarahi begitu.” Keluh Jun Wan kesal diomeli juniornya. 

“Benar, Kim Jun-wan... Kau harus ubah cara bicaramu... Bagus, Dokter Do Jae-hak.” Komentar Jung Won masuk ruangan. Dokter Do melihat seniornya langsung membungkuk menyapanya.
“Bicara santai saja, Dokter.” Kata Dokter Do. Jun Wan heran melihat temana tak pulang karena harusnya Cepat pulang kalau sudah mandi
“Tadi siang ada bayi yang operasi ileus, dan mengalami banyak pendarahan. Tampaknya malam ini, aku harus mengawasi tanda vitalnya.” Ucap Jung Won memakai kaos kakinya.
“Kau memang sesuai julukanmu, Buddha.” Puji Dokter Do.  Jun Wan pikir Harusnya sejak awal operasi yang rapi.
“Astaga, sesuai rumor... kau memang temannya Buddha.” Kata Doktr Do. Jung Won memberitahu kalau ia  Katolik.
“Ini Sudah kuduga! Istriku juga penganut Katolik kuat. Para penganut Katolik memang baik hati, juga tampan dan cantik.” Komenter Dokter Do. Jung Won langsung mengucapkan Terima kasih.
“Ahh... Hampir lupa! Di departemenmu, Apa ada dokter spesialis bernama Cheon Myeong-taek?” tanya Jung Won.
“Ya. Kenapa?” tanya Jun Wan. Jung Won memberitahu Ada surat kaleng masalah suap pabrik obat.
“Dia dapat keanggotaan golf, dan makan gratis di restoran mewah setelah bayar di muka. Kudengar hampir semua dokter torakoplastik melakukannya. Hei, kau tak ikut, 'kan?” tanya Jung Won.
Sementara Jun Wan sibuk dengan ponselnya terilihat sangat bahagia karena Ik Sun mengirimkan pesan. Dokter Do yang melihat seperti panik takut Jun Wan ikut dengan Dokter Chae.
**
Bersambung ke Part 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar