PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 04 April 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ik Jun memberitahu pasienya kalau Semua hasil rekam  medisnya normal jadi hanya perlu  mengatur berat badan. Si kakek mengaku Namun, anehnya, setelah operasi transplantasi hati, jadi sering flu bahakn Musim dingin tahun lalu, merasa  sengsara karena flu.
“Oh Begitu?  Apa Kau sudah vaksinasi influenza?” tanya Ik Jun. Si kakek mengaku tidak
“Setelah selesai transplantasi, melihat jarum suntik saja aku ketakutan.” Jelas sang kakek.
“Meski begitu,  seharusnya kau divaksinasi. Aku saja divaksinasi. Jika sudah waktunya, akan kuhubungi. Kau harus vaksin.” Jelas Ik Jun


“Namun, setelah operasi transplantasi hati, kulitku jadi mudah menghitam. Sebelum operasi, orang bilang kulitku bagai bocah berumur 60 tahun.” Jelas Si kakek
“Apa Kau pakai tabir surya saat keluar rumah?” tanya Ik Jun, Sang kakek pikir  Untuk apa pria pakai semacam itu jadi tidak pakai.
“ Astaga... Karena itu kulitmu terbakar. Lagi pula, kulitmu memang gelap sejak dahulu.” Jelas Ik Jun seperti menahan emosi
“Omong-omong, setelah operasi transplantasi hati, kakiku sakit walau baru berjalan satu jam. Baru berjalan sedikit, kakiku kesemutan, pinggang pun sakit.” Keluh sang kakek
“Pak, berapa umurmu tahun ini?” tanya Ik Jun. Sang kakek dengan malu-malu mengaku Delapan puluh empat tahun. Ik Jun hanya bisa tersenyum karena tak bisa berbuat apapun. 

Dokter Jang memberitahu Ik Jun kalau Park Jong-jin yang dirawat karena kanker hati ingin bertemu kau setelah tahu tumornya lebih besar daripada dugaan. Ik Jun pikir akan menjelaskannya sebelum pulang setelah menengok adiknya.
“Kau istirahatlah.” Ucap Ik Jun. Dokter Jang menganguk mengerti.

Mereka pun menunggu lift bersama, Ik Jun menengok lalu menyuruh Dokter Jang agar naik lift berikutnya dan bergegas masuk. Dokter Jang bingung. Ik Jun pun menunjuk ke arah belakang seperti kode. Dokter Jang masih saja bingung.
Saat itu Jung Won tiba-tiba datang akan naik lift. Dokter Jang gugup bertemu dengan pria yang disukainya lalu menyapanya lebih dulu. Jung Won pun membalas seperti tak terjadi apapun.

Ik Sun duduk makan dengan lahap di atas tempat tidurnya.  Ik Jun mengeluh adiknya itu seperti binatang buas dan menyuruh agar Makanlah makanan matang karena Manusia sudah pakai api sejak dahulu. Ik Sun mengeluh kalau  Semua matang, kecuali kimchi.
“Apa Ibu meneleponmu?” tanya Ik Jun. Ik Sun membenarkan menurutnya ibu mereka itu berfirasat.
“Dia menelepon kemarin dan hari ini.” Ucap Ik Sun. Ik Jun memastikan kalau adiknya tak bilang tentang keadaanya.
“Tentu tidak.. Untuk apa bilang? Ibu pasti cemas... Omong-omong, sepertinya Jun-wan terampil. Aku merasa baik. Padaal Kepalaku cuma agak pusing.”cerita Ik Sun
“Astaga, cara bicaramu... Kau hampir 40 tahun. Jangan bicara seperti bocah.”ejek Ik Jun
“Kami lama tak bertemu, Jun-wan kini tampak tua.” Kata Ik Sun. Ik Jun  pikir itu pasti karena Jun Wan juga 40 tahun sebentar lagi.
“Apa Dia takkan menikah?” tanya Ik Sun. Ik Jun pikir adiknya yang harusnya menikah.
“Apa Jun-wan sudah kemari hari ini?” tanya Ik Jun. Ik Sun menjawab  Jun Wan sudah datang empat kali bahkan ke ruanganya terus.
“Kurasa dia pikir aku masih SMP.” Ucap Ik Sun bahagia. Ik Jun mengeluh mendengarnya. Saat itu Jun Wan datang, Ik Sun pun bahagia karena datang untuk yang kelima kalinya. 


“Perkenalkan, Dokter. Dia kakak kandungku.” Kata Ik Sun seperti membuat drama. Ik Jun pun berpura-pura baru kenal meminta agar bantuanya.
“Aku Lee Ik-jun, kakak kandung Mayor Lee Ik-sun. Terima kasih banyak kau sudah mengobati adikku. Astaga. Seperti katanya, kau tua dan belum menikah.” Ucap Ik Jun
“Ya, begitulah. Mohon maaf. Dari tingkahmu, tampaknya kau sudah boleh pulang. Aku sudah siapkan surat dokter dan surat rawat jalan. Kau bisa pulang besok.” Ucap Jun Wan. Ik Su menganguk mengerti.
“Kau tidak langsung ke markas, 'kan?” tanya Jun Wan. Ik Jun memberitahu adiknya cuti dua pekan jadi akan istirahat di rumahnya.
“Kau tak ke Changwon? Tinggal dengan ibumu.” Tanya Jun Wan. Ik Jun memberitahu kalau ibu mereka masih belum tahu lalu meminta tissue pada adiknya.
“Omong-omong, sepertinya rumah sakit ini ramah lingkungan, disini Ada burung.” Kata Ik Sun. Jun Wan kaget kalau Ada burung masuk?
Ik Sun langsung membuat tissue jadi burung lalu membuat tanganya juga jadi buru. Jun Wan hanya tersenyum melihat tingkah adik temanya. Ik Jun mengeluh ini melelahkan yaitu menjadi kakaknya melelahkan. Ik Sun pun meminta burungnya agar berhenti. 

Ik Jun bingung dengan yang dikatakan adiknya. Ik Su memberitahu Buljajangmyeon Enak sekali. Jun Wan ingin tahu apakah rasanya pedas. Ik Su menjawab sedikit menurutnya Ini jajangmyeon  terbaik yang sudah dimakan.
“Sudah kucoba semua jajangmyeon dekat markas dan di kedai ini nomor satu. Sangat enak! Kau harus coba.” Ucap Ik Jun bangga
“Seenak apa pun, untuk apa jauh-jauh ke sana hanya demi  Jajangmyeon?” ejek Ik Jun
“Bagaimana bisa kau tak pernah mengunjungi adikmu di Inje?” keluh Ik Sun. Ik Jun mengaku datang saat kau di Cheorwon!
“Itu tiga tahun lalu!” balas Ik Sun. Ik Jun mengaku sibuk bekerja! Bahkan harus urus anak dan pasien.
“Aku juga sibuk! Prajurit bawahanku saja ada 300. Apa Kau tak iba pada adikmu yang terjebak di Inje dan cuma makan buljajangmyeon?” keluh Ik Sun.
“Apa kau bilang? Sejak jadi perwira kau sering libur! Mayor tentara bukan melindungi negara, malah jalan-jalan!” ejek Ik Jun.
“Kapan aku jalan-jalan? Aku tak bisa lewati perbatasan. Aku terjebak di Inje! Aku makan semua trout dan salmon!” kata Ik Sn
“Kau memang suka sashimi sejak dahulu! Kenapa bilang begitu padahal kau makan karena suka? Lalu buljajangmyeon yang enak? Jika makan enak tiap hari, kau bahagia tiap hari. Untuk apa aku iba?”ejek Ik Jun. 


Keduanya saling adu mulut seperti sedang beradu rap. Jun Wan yang melihatnya berkomentar keduanya luar biasa karena sepertipenyanyi rap? Jadi harusnya jadi penyanyi rap. Ik Sun mengaku Dulu mereka pernah berlatih rap bersama.
“Kami ikut kontes komedi saat aku kelas dua SMP dan dia satu SMA. Kami jadi penyanyi rap, tapi gagal.” Ucap Ik Sun
“Kontes komedi?” kata Jun Wan bingung. Ik Jun pikir itu masa lalu lalu membahas  Jun Won mau bertemu siapa di sini/
“Apa Bukan kau?” ucap Jung Wan. Ik Jun yakin bukan untuk apa adiknya menemuinya.
“Dia pasti mau bertemu teman.” Kata Ik Jun. Ik Su mengaku  Tadinya  berniat bertemu kakaknya dan temannnya.
“Dia teman dekatku, dan selalu bekerja di akhir pekan. Jadi, aku datang memberi kejutan.” Ucap Ik Sun siap-siap berdandan.
“Astaga.. Apa Temanmu pria?” tanya Ik Jun. Ik Sun membenarkan. Ik Jun pikir itu pacarnya. Ik Sun mengaku bukan.
“Dia sahabatku di militer.” Kata Ik Sun. Ik Jun mengoda kalau pasti bukan seperti itu. Ik Sun menegaksan kalau mereka cuma teman
“Sama seperti kau dan Song-hwa.” Jelas Ik Sun. Saat itu Dokter Ahn datang melonggo dari pintu dan langsung berkata “Hormat!” 


“Lama tak jumpa, Mayor Lee! Kau tak apa? Maaf aku tak datang kemarin.” Ucap Dokter Ahn.
“Hei, Warga Sipil! Kau tampak hebat.” Kata Ik Sun. Dokter Ahn kaget melihat Ik Jun dan Jun Wan ada didalam ruangan dan langsung menyapanya.
“Apa ini? Dokter bedah saraf, Ahn Chi-hong? Kalian berteman? Benar! Kau lulusan Akademi Militer, ya? Kenapa tidak terpikir?” ucap Ik Jun bangga. Sementara Jun Wan terlihat berpura-pura sibuk.
“Aku juga tidak menyangka... Kalau Dipikir sekarang, nama kalian sangat mirip.” Ucap Dokter Ahn. Ik Jun memastikan kalau keduanya saling mengenal. Dokter Ahn membenarkan.
“Selain itu, aku setuju... Aku suka Ahn Chi-hong... Luar biasa. Kalau Ahn Chi-hong... Hei, aku setuju.” Ucap Ik Jun memberikan kode agar adiknya bisa menikah
“ Hentikan!.. Hei, hentikan omong kosongmu.” Keluh Ik Sun. Dokter Ahn terlihat bingung.
“Hei...Song-hwa sudah beli gimbap kesukaanmu. Ayo!” kata Jun Wan menarik Ik Jun agar keluar dari ruangan, wajahnya terlihat menahan rasa cemburu.
“Tunggu Sebentar. Tolong urus adikku. Dia mungkin agak kasar, tetapi sangat humoris... Paham?” ucap Ik Jun memberikan dukungan adiknya sebelum pergi. Ik Sun mengeluh dan mengajak Dokter Ahn untuk duduk dengannya. 


Dokter Jang memesan Satu es latte ukuran besar sambil membawa kipas karena udara sangat panas, lalu bertany pada assistentnya mau minum apa. Ass  mengaku mau jus tomat.  Dokter Chu datang menyapa Dokter Jang lalu bertanya siapa pria yang ada disampingnya.
“Dokter magang bedah umum.”ucap Dokter Jang. Dokter Chu pun menyapanya lalu minta satu jus tomat juga.
“Perkenalkan. Dia dokter residen obstetri-ginekologi, Chu Min-ha.” Kata Dokter Jang. Si dokter pun menyapa balik.
“Ya. Apa Hanya satu orang? Apa Dokter magang bedah umum sendiri?” tanay Dokter Chu.
“Ada satu lagi, tetapi ada konferensi metastasis lever untuk pasien kanker payudara. Dia ikut konferensi itu... Lalu Kau bilang ada kencan makan siang?”ucap Dokter Jang
“Kencan apanya? Kami hanya makan sebentar karena dia minta traktir.” Jelas Dokter Chu.
“Pacarnya delapan tahun lebih muda... Dia hebat.” Ucap Dokter Jang. Dokter Chu mengaku Tujuh tahun.
“Apa Mau bahas soal itu?” kata Dokter Chu. Dokter Jang pikir harus pergi. Saat itu Dokter Bong datang meminta agar membelinya minum.
“Es latte dengan es yang banyak.” Ucap Dokter Bong. Dokter Chu akhirnya memesan untuk seniornya.
“Kalian dekat sekali.” kata Dokter Jang. Dokter Chu mengaku  Belakangan ini, sering mengganggunya.
“Aku minta les privat tentang sifat Dokter Yang Seok-hyeong karena sulit sekali memahaminya.” Akui Dokter Chu.
“Aku bisa menceritakan dengan akurat tentang lima sekawan klub komedi dari sisi teman seangkatan. Mulai dari masalah cinta, keluarga, sampai sifat sebenarnya. Asal belikan aku kopi.” Kata Dokter Bong.
Dokter Chu melihat minuman Dokter Jang sudah siap jadi bisa segera pergi tapi Dokter Jang menatap Dokter Bong seperti ingin tahu kalau tentang lima sekawan. 




Dokter Ahn memeriksa pasien seperti bukan dari korea lalu bertanya kapan kejadiannya. Si pria mengaku Sudah satu jam dan temanya  pingsan saat mandi. Dokter Ah meminta pasien agar bisa mengerakan kakinya lebih dulu.
“Dia bukan warga Korea, 'kan?” ucap Dokter Ahn. Si pria membenarkan.
“Dia mengalami perdarahan intraserebrum. Jika tekanan darah terus tinggi, perdarahan bisa makin parah dan menyebabkan kematian. Kami sudah siapkan tempat di Unit Perawatan Intensif. Dia harus dioperasi sore atau malam ini. Mohon tanda tangani ini.” Jelas Dokter Ahn. Si pria terlihat bingung. 

Seorang ibu mengaku kalau anaknya Tiba-tiba keluar darah. Suk Hyung ingin tahu Sejak kapan. Sang ibu menjawab Sudah dua atau tiga hari. Suk Hyung bertanya Apa volumenya banyak dan terasa sakit seperti menstruasi. Ibunya pikir Sepertinya tidak.
“Ceritakan semuanya kepada Dokter.” Ucap Ibunya pada sang anak yang terus saja menunduk.
“Dia sangat pemalu... Konon anak muda zaman sekarang liar, tetapi dia begitu polos. Astaga.” Ucap Ibunya.
“Baik. Kita coba tes sonografi... Mohon tunggu di luar sebentar. Kami panggil jika sudah selesai.” Ucap Suk Hyung. Ibunya meminta anaknya agar tenang dan berjalan keluar. 

“Dokter, ini bukan pendarahan implantasi, 'kan? Aku berhubungan sex dengan pacarku sekitar dua pekan lalu.. Sialan, aku celaka. Aku tidak hamil, 'kan? Ibu bisa membunuhku. Dasar Berengsek! Sudah kubilang pakai kondom!”ucap si anak terlihat tak seperti anak yang polos
Suk Hyung dan perawat hanya bisa menatap bingung. Suk Hyun lalu mengaku kalau mereka masih belum tahu dan menurutnya Tak semua pendarahan vagina berarti implantasi di uterus. Sang anak pun bertanya Apa masih boleh berhubungan seks. Suk Hyung hanya bisa menatap bingung. 

Pria muda membagikan nasi kotak dimeja, seniornya brtanya dokter magang itu Berapa umurnya. Sang pria mengaku 26 tahun. Semua tertawa menurutnya itu masih bayi dan sangat iri mendengarnya. Saat itu Dokter senior masuk
“Astaga, lapar sekali. Kita rapat sambil makan, ya?” kata Dokter Senior lalu mengambil kotak makanya.
“Maaf, Semua! Jadwal rawat jalanku baru selesai.” Ucap Ik Jun masuk ruangan lalu melihat dokter magang hanya berdiri
“Im Chang-min... Umur 26 tahun, asal Cheongju, pacarnya junior di kampus. Minuman kesukaanmu, Tesla?Apa Kau tahu Tesla? Bukan perusahaan mobil! Minuman yang dicampur... Ahh... Aku belum makan. Lapar sekali.” ucap Ik Jun menyudahi ucapanya.
“Astaga Apa ini? Apa Kita harus bayar makanan seperti ini? Ini sungguh penipuan. Bukankah begitu?” ucap Senior mengeluh. Ik Jun menatap samil memakan nasi kotaknya, Dokter Im terlihat bingung. 


Sementara Dokter Ahn kaget setelah mendenagr sesuatu. Perawat memberitahu kalau pasien tadi ingin pulang. Dokter Ahn pikir Pasien itu bisa mati kalau pulang. Perawat memberitahu kalau Katanya si pasien yang  tak punya biaya.
“Bukankah ada Bagian Pelayanan Sosial? Orang asing juga bisa dapat bantuan.” Ucap Dokter Ahn.
“Aku sudah bertanya, tetapi pasien itu tak punya paspor dan sulit mendapatkan bukti pendapatan. Rumah sakit tak bisa membantunya. Bagaimana ini?” ucap Perawat. Dokter Ahn memikirkan sesuatu.

Dokter Bong duduk bersama dengan Dokter Jang dan Dokter Chu dan anak magang mengatakan akan rangkum tentang mereka berlima jadi merkea harus dengar baik-baik. Ia memberitahu kalau mereka bisa disebut Minus Lima dan menyebutnya seperti itu.
“Bukan kau harus pergi?” kata Dokter Chu. Dokter Jang tak peduli ingin tahu apa artinya  Masing-masing punya kekurangan
“Benar! Masing-masing tidak punya sesuatu... Pertama, Chae Song-hwa.Dia Wanita satu-satunya dan pilar emosi mereka. Pada dasarnya, Song-hwa tidak punya kekurangan.” Jelas Dokter Bong
“Dia tak hanya mahir mengerjakan pekerjaan sendiri, juga suka membantu pekerjaan orang. Bila ada waktu, aku berniat menulis biografinya.”ucap Dokter Bong. Dokter Jang mengaku dengar rumornya.
“Dia lebih daripada rumor. Song-hwa tipe kutu buku sempurna,tetapi juga suka bersenang-senang. Dia suka perjamuan kantor, pandai minum, dan kadang melakukan hal-hal gila. Dia sangat polos.”ucap Dokter Bong
“Mungkinkah itu pada umurnya?” ucap Dokter Jang. Dokter Bong mengeluh Memang umur mereka itu kenapa. 


Dokter Ahn perg menemui Song Hwa memberitahu kalau Bagian Pelayanan Sosial bilang akan mengusahakannya, tetapi butuh waktu jadi Menurutnya pasien ini tak boleh pulang dan ia bingung harus bagaimana. Akhirnya Song Hwa mengambil ponselnya.
“Bukankah di rumah sakitmu sebelumnya, ada Malaikat Penolong atau semacamnya?” kata Song Hwa
“Jung-won paling tahu masalah itu. Tidak. Di Bagian Pelayanan Sosial Pusat Medis Kangwoon, ada orang bernama Hyun Jung-mi. Hanya dia yang berhubungan langsung dengan sponsor.”kata Jun Wan 
“Baiklah. Aku minta nomornya. Apa Kau punya nomor teleponnya?” ucapSong Hwa.
“Berikan nomornya. Akan kuhubungi.?” kata Dokter Hwa, tapi Song Hwa memilih untuk menelpnya sendiri. 

“Dia pasien perdarahan intraserebrum. Pendarahannya disebabkan darah tinggi Jadi, harus segera dioperasi sebelum memburuk. Apa dia bisa dapat bantuan?” ucap Song Hwa menelp
“Dia dari mana?” tanya Song Hwa. Dokter Ahn menjawab kalau dia dari Indonesia dan berpikir kalau ia yang akan menelpnya.
“Dia Dari Indonesia... Tidak ada waktu lagi. Ini nomor ponselku. Bila ada pertanyaan, mohon segera hubungi nomor ini.  Apa Malaikat Penolong bisa segera dihubungi? Kami terburu-buru. Saat ini kondisi pasien buruk. Mohon segera mengabariku. Baiklah.”Ucap Song Hwa.
“Biasanya dia segera membalas. Jadi, kita tunggu sebentar. Kalau begitu, urusan biaya rumah sakit sudah beres.Lalu Dia kini di mana?” kata Song Hwa.
“Dia Masih di IGD.” Ucap Dokter Ahn. Song Hwa meminta agar  cepat pindai CT dan siapkan operasi.
“Kuhubungi Anestesiologi untuk pesan Ruang Operasi.” Kata Dokter Ahn. Song Hwa mengaku sedang menghubungi jadi Dokter Ahn agar Cepat pergi siapkan operasi.
“Ini aku. Aku akan premedikasi. Tolong siapkan satu ruangan.” Ucap Song Hwa di telp. Dokter Ahn melihat Song Hwa seperti tak percaya kalau Song Hwa sangat sigap. 

Dokter Bong akan membahas tentang Jun Wan.  menurutnya Jun-wan sangat kompeten sebagai dokter bedah, tetapi dia tidak sopan.”
Di ruang operasi, Jun Wan bertanya apakah Sonografi bagus. Ass-nya menjawab tertutup dengan baik. Jun Wan mbertanya Tidak ada pendarahan. Ass menjawab tak ada. Jun Wan memanggil Do Jae-ha dan bertanya Kenapa harus hati-hati dengan nodus AV. Tapi ada sahutan.
“Aku tanya, kenapa harus hati-hati? Hei!” teriak Jun Wan dan melihat Dokter Do yang sedang tertidur saat operasi. Dokter Do pun terbangun.
“Apa Operasiku membosankan?” ucap Jun Wan. Dokter Do refleks menjawab sedikit lalu mengubah mengaku kalau Sangat menarik dan akhirnya meminta maaf.
“Bagaimana kau bisa tidur di saat penentuan hidup dan mati?” ucap Jun Wan .
“Aku juga sedang dalam penentuan hidup dan mati. Jadi... Astaga! Maafkan aku.” Ucap Dokter Do.
“Dokter, operasi lancar tanpa pendarahan.  Kami akan menyelesaikannya.” Kata Ass. Akhirnya Jun Wan pun akan melepaskan jubahnya dan mencoba untuk mengontrol emosinya.
“Kita punya video operasi tetralogi fallot, 'kan? Beri dia video itu untuk introspeksi diri.” Ucap Jun Wan. 


Dokter Chu melihat Dokter Jang Gyeo-ul mendengar cerita sampai ari lirunya mengalir. Dokter Jang mengejek kalau pipi Dokter Chu  berliur? terlalu merah. Dokter Chu pikir kalau blush onnya itu Berlebihan. Dokter Jang membenarkan.
“Aku hanya ingin tampak lebih muda tiga atau empat tahun.” Kata Dokter chu. Dokter Jang pikirDokter Chu itu tampak lebih muda 34 tahun.Dokter Chu mengeluh kesal mendengarnya.
“Selanjutnya.. Dokter Yang Suk Hyung” ucap Dokter Chu penasaran. Dokter Bong pikir Dokter Chu sudah tahu. 

Suk Hyung menonton variety Show di ponselnya lalu tertawa sendiri. Salah seorang perawat menyapanya dari dalam lift. Suk Hyung yang anti sosial berpura-pura sedang mengangkat telp dan bergegas pergi, tapi sayangnya telpnya saat itu malah berdering.
Dokter  Bong dan Dokter Chu tahu kalau Suk Hyung ituTak pandai bersosial. Suk Hyung pun juga terus menonton variety show dan tertawa sendiri didalam lift tanpa peduli ada dua petugas yang datang.

Dokter Bong bertanya siapa yang tersisa, Dokter Chu menjawab Lee Ik Jun dan Dokter Jang menjawab Ahn Jung-won seperti sangat penasaran dengan sosok pria itu. Dokter Bong mengumpat Lee Ik Jun si pria berengsek...
“Dia peringkat pertama saat masuk Fakultas Kedokteran, begitu juga saat lulus.” Ucap Dokter Bong. Semua tak percaya mendengarnya.
“Dia peringkat satu KMLE di angkatan kami.” Kata Dokter Bong. Dokter Ahn memastikan kalau itu Bukan peringkat satu komedi. Dokter Jang mengaku dengar juga begitu.
“Saat kuliah, dia pada dasarnya hidup di kelab, tetapi tetap juara satu. Entah dia pintar atau belajar diam-diam. Pokoknya, Ik-jun selalu juara satu saat praktik atau ujian. Jadi, kalian tahu apa kekurangannya?” ucap Dokter Bong
“Kerendahan hati?” kata Dokter Chu. Dokter Bong tahu kalau itu benar.  tetapi entah karena merasa dirinya yang terbaik,
“Ik Jun tidak punya inferioritas, prasangka, dan selalu percaya diri.” Kata Dokter Bong.
“Hidupnya tidak pernah sial.” Jelas Dokter Chu. Dokter Bong membenarkan. 


Saat itu dokter senior terlihat sangat marah karena harus bayar makanan seperti ini yang menurutnya Ini sungguh penipuan. Ik Jun akhirnya bicaar pada dokter senior selalu makan makanan yang disediakan, tetapi selalu mengeluh.
“Kau Makan saja. Ini enak.” Ucap Ik Jun. Si dokter senior bingung.
“Mulai sekarang, harus bayar 10.000 won setiap kali bicara. Setuju?” kata Ik Jun mengancam.
“Hei! Kenapa 10.000 won? Itu terlalu mahal! Makanan ini saja pasti tak sampai 10.000 won.” Keluh Dokter senior.
Ik Jun terus menghitungnya dengan jari. Dokter senior akhirnya berhenti mengomel. Ik Jun berkomentar kalau Dokter Senior itu berhenti di 40.000 won dan mereka pun makan. Dokter Im pun bisa tersenyum dibela oleh Ik Jun. 

Dokter Bong pikir sekarang  yang Tersisa Ahn Jung-won, Dokter Jang penasaran ingin mengetahuinya. Dokter Bong menjelaskan Jung-won it tidak materialistis. Dokter Chu mengeluh karen memang pasti seperti itu. Karena Jung Won itu konglomerat.
“Kalau aku jadi dia pun pasti tidak akan materialistis.” Kata Dokter Chu. 

Jung Won berbicara ditelp di depan mesin atm mengataka  sudah mentransfer tadi jadi nanti akan kutransfer lagi jika total biaya operasi sudah keluar. Ia pun meminta tolong sampaikan jangan khawatir dan jalanilah operasi serta pengobatan dengan baik.
Setelah itu Jung Won ingin melihat saldonya. -PENARIKAN: 100.000 WON, SALDO: 305.000 WON- Saat itu Jun Wan datang berkomentar kalau temanya itu punya kehidupan lain. Jun Won kaget melihat temanya yang datang tiba-tiba
“Kita sudah gajian. Mana uangmu?” ucap Jun Wan. Jung Won kesal karena temanya itu malah melihat rekening orang
Jadi Ke mana semua uangmu? Berengsek.” Uacp Jun Wan kesal. Jung Won menyakinkan kalau pergi ke tempat yang sangat baik.

“Omong-omong, tidak ada pasien VIP belakangan ini.” Ucap Jung Wan mulai membahasnya.
“Kenapa? Apa Kau mulai memperhatikan manajemen rumah sakit?” ejek Jun Wan. Jung Won mengaku Bukan manajemen, tetapi uangnya.
“Apa Kau tak lihat berita? Anggota Dewan Sim Yeong-su akan jalani transplantasi hati. Dia masuk Bangsal VIP sore ini, bahkan Operasinya sebentar lagi.” Jelas Jun Wan. Jung Won pikir senang dengan mendengarnya.
“Konon dia akan memakai keempat kamar VIP yang mahal itu. Seharusnya cukup dua kamar, dia dan putranya, tetapi dia sewa semua kamar karena banyak mata dan telinga, serta takut beredar rumor.” Jelas Jun Wan.
“Serius? Dia sungguh seorang VIP... Aku harus beli jus dan menjenguknya. Omong-omong, siapa nama putranya?” kata Jung Won. Jun Wan menjawab. Sim Yeong-ho.
“Benar! Sim Yeong-ho... Dia yang sering ke kelab bersama Ik-jun, 'kan?” ucap Jung Won penuh semangat. Jun Wan membenarkan.
“Ini Sulit dipercaya. Dahulu dia hidup bagai sampah. Ada apa dia sampai mendonor hati kepada ayahnya? Putranya yang mendonor, 'kan?” kata Jung Won.
“Menurut Ik-jun, dia kini dewasa. Mereka bertemu saat tes kecocokan dan konsultasi... Katanya dia menjadi lembut. Aku ada waktu. Apa Mau makan tteokbokki?” ucap Jun Wan.
“Aku harus bertemu Suk-hyung. Aku harus rapat dengannya soal pasien gastroschisis” kata Jung Won.
“Hei, jangan bahas itu di depan Suk-hyung... Jangan bahas Sim Yeong-su. Dia bisa gila lagi.”pesan Jun Wan memperingati. Jung Won menganguk mengerti. 


RUANG SEMINAR 1
Suk Hyung duduk sendiri melihat berita “PREDATOR SEKSUAL SIM YEONG-SU AKAN OPERASI TRANSPLANTASI</ DIA DIRAWAT DI PUSAT MEDIS YULJE. DIA DIDENDA ATAS TUDUHAN PELECEHAN SEKSUAL PRAMUGOLF”
Saat itu ibunya menelp seperti ingin memastikan apakah Suk Hyung sudah makan. Suk Hyung mengaku sudah dan bertanya balik ibunya makan apa. Ia lalu memberitahu kalau baru saja gajian dan ingin tahu apa yang harus dilakukanya. 

Dokter Jang bertanya apakah Dokter Ahn Jung-won tidak pernah pacaran saat kuliah. Dokter Bong ingin memahas Jung Won tapi tersadar kalau mereka itu sedang senggang karena saat seumuran mereka.. Dokter Jang tersadar dan langsung bergegas pergi. 

Dokter bertanya pada si kembali apakah mereka sudah belajar tentang penyakit pasien. Hong Do mengaku sudah tapi tak bisa menyebut nama penyakitnya. Yun BOk menjawab itu Gastroschisis yaitu Cacat lahir pada dinding perut.
“Penyakit apa itu?” tanya Dokter. Yun Bok menjawab  Otot perut janin tidak dapat berkembang, sehingga usus bayi keluar tubuh.
“Pasien itu terdiagnosis di usia kehamilan berapa?” tanya Dokter. Yun Bok menjawab  Pasien terdiagnosis gastroschisis saat usia kehamilan 20 pekan, dan sekarang sudah 36 pekan.
“Kau lebih baik daripada aku.” Puji Dokter. Hong Bong bertany aapakah kemungkinan bayi meninggal tinggi
“Tidak. Kasus ini tidak banyak, tetapi kadang terjadi. Sebagian besar dioperasi begitu lahir. Lalu Mereka bisa sehat lagi. Kita harus konsultasi dengan dokter bedah anak karena bayi harus segera dioperasi begitu lahir. Hari ini akan ada rapat dengan dokter bedah anak.” Jelas Dokter
“Memangnya kami boleh ikut? Kalau lihat di drama, suasana rapat biasanya mengerikan.” Ucap Hong Bo.


Sementara di dalam ruang rapat, Jung Wan merengek sepert anak kecil mengeluh KenapaTidak bisa operasi saja jadi memohon agar bisa bedah cesar saja. Suk Hyung kesal kalau itu Memang bisa diputuskan sesuka Jung Wan karena itu sudah keinginan pasien. Suk Hyung meminta anak buahnya menjelaskan. Dua dokter residen tak percaya meliha kalau ternyata rapatnya terlihat lebih santai.
“Aku sudah periksa ibunya. Panggulnya baik. Kepala bayi juga sudah turun ke panggul. Kami rasa persalinan pervaginam lebih mudah” jelas Dokter.
“Itu artinya persalinan normal.” Kata dokter pada dua dokter residen. Dokter Jang pun membagikan makan pada juniornya.
“Tapi Syukurlah.. Ukuran bayi tidak terlalu kecil, 'kan?” kata Jung Won. Suk Hyung membenarkan Tidak terlalu kecil.
“Sebenarnya ada kekhawatiran persalinan pervaginam dapat meningkatkan infeksi kepada bayi merah, tetapi bukan berarti bedah cesar bisa menurunkan bahaya infeksi. Hal terpenting adalah pasien sangat ingin persalinan pervaginam.” Jelas Suk Hyung.
“Baiklah... Namun, kita belum tahu kapan bayi lahir. Bagaimana kalau saat lahir aku juga sedang operasi?” ucap Jung Won.
“Benar juga... Karena itu, aku akan pantau sampai pekan ke-38, kemudian induksi.” Kata Suk Hyung.
“Sial! Kenapa baru bilang itu sekarang? Jangan tertawa.” Kata Jung Won melihat Suk Hyung yang tertawa. Dokter Jang terus makan snack seperti ingin mengurangi rasa groginya.
“Hei, pasien juga pasti ingin anaknya dioperasi oleh dokter bedah anak yang mengamatinya sejak awal. Dia tidak ingin bedah cesar, tetapi bersedia induksi.” Jelas Suk Hyung
“Dengan induksi, biasanya bisa memilih tanggal lahir anak.” Jelas Dokter pada dua dokter residen.
“Syukurlah. Kalau begitu, lakukan saat aku tak ada jadwal rawat jalan.” Ucap Jung Won.
“Baiklah... Sekarang pekan ke-36 hari kedua.  Jadi, induksi dilakukan dua pekan lagi.” Ucap Suk Hyung  lalu menyudahi rapat ini. Semua pun setuju.
“Hei, malam ini kau punya janji?” tanya Suk Hyung. Jung Won mengaku tak ada lalu mengajak minum bersama. 


Suk Hyung setuju, Jung Won tanpa banyak berkata-kata langsung memberikan banyak kue pada Dokter Jang yang terus makan. Dokter  Jang hanya bisa melonggo seperti mendapatkan perhatian. Suk Hyung bertanya bagaimana dengan yang lainya apakah Ik-jun punya janji.
“Anggota Dewan Sim mulai dirawat hari ini. Dia harus mendampinginya.” Ucap Jung Won.
“Apa Anaknya yg mendonor?” tanya Suk Hyung. Jung Won membenarkan. Suk Hyung pikir kalau itu hanya sandiwara. Jung Won hanya bisa terdiam lalu memukul mulutnya karena sudah keceplosan.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar:

  1. Min hubungannya sukhyung sama dir shim itu apa ya? Apakah dia dulu korban pelecehannya?

    BalasHapus
  2. Pertanyaan yang sama, sampai nonton ulang pun masih bingung hubungan Suk Hyung dengan anggota dewan Sim

    BalasHapus