PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 10 Juni 2019

Sinopsis Perfume Episode 3

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Yi Do melihat rumah yang bersih tak percaya melihatnya, lalu memanggil Jae Hee memanggil sebagai Pesuruh. Jae Hee terbangun dan panik karena tubuhnya sudah berubah lalu mencari parfumnya. Yi Do akan membukan tirai tapi ponselnya tiba-tiba berdering.
“Ya, ada apa? Aku mendapati hotel mana tempat para juri Pekan Mode menginap... Istri direkturnya wanita Korea, kan? Kudengar mereka tertarik dengan hanbok... Kirim hanbok edisi terbatas kita sebagai hadiah.” Kata Yi Do
Jae Hee bergegas mencari tasnya, tapi tak sengaja menjatuhkan guci. Yi Do mengatakan  harus memberikannya secara langsung dan harus membujuk mereka. Jae Hee akhirnya bisa memakai parfum ditanganya, Yi Do menjerit ketakutan tiba-tiba terdengar bunyi petir.
“Wahh... Pemandangan yang buruk.” Kata Yi Do akhirnya menemukan Jae Hee terbaring di lantai lalu berusaha membangunkanya.
“Apakah dia benar-benar mati kali ini?” keluh Yi Do akhirnya  Jae Hee masih terbaring.
“Apa kau sakit atau semacamnya? Apakah menular?” kata Yi Do mengejek. Jae Hee mengaku perutnya.
“Ada apa dengan perutmu?” kata Yi Do panik, Jae Hee terus mengaku kalau perutnya... Yi Do bertanya ada apa dengan perutnya.
“Perutku berbunyi... Aku hampir mati kelaparan.” Ucap Jae Hee. Yi Do hanya bisa mengeluh mendengarnya. 


Jae Hee sudah berganti pakaian kaget melihat Yi Do sudah ada didepanya. Yi Do heran baju Jae Hee yang robek-robek. Ia tak percaya kalau seseorang bisa memiliki kekuatan untuk merobek-robek pakaian mereka. Ia menyangka kalau Jae Hee adalah manusia serigala Jae Hee hanya bisa melonggo.
“Astaga, jangan bergurau.” Kata Jae Hee mendorongnya. Yi Do berteriak kalau itu terasa sakit.
“Apakah sangat menyakitkan? Aku sangat kuat dan punya banyak panas tubuh. Aku bekerja sangat keras membersihkan tadi sehingga panas membubung dari pusarku ke atas... Dan itu membuat pakaianku robek berkeping-keping. Apa aku sangat aneh?” ucap Jae Hee
“Ya, sangat aneh... Aku harus mengirimmu ke NFS dan membiarkanmu dianalisis.” Kata Yi Do berjalan pergi. 

Jae Hee makan dengan lahap, Yi Do menatap tak pecaya. Jae Hee pikir sup tahu sudah cukup dan tidak perlu membelikan makanan semewah ini. Yi Do mengaku  hanya makan di restoran ini.
“Dan juga pakaianku agak...” kata Jae Hee. Yi Do pikir tak ada yang salah karena itu sempurna untuk orang desa yang tidak disambut.
“Kenapa kau hanya makan di sini?” tanya Yi Do. Jae Hee mengaku  sensitif, jadi harus berhati-hati.
“Hanya koki di hotel ini yang bisa memasak untukku.” Kata Yi Do. Jae Hee pikir kalau bisa memasak untuk Yi Do.
“Aku akan memasakkanmu tiga hidangan panas sehari. Bayar aku 500 dolar lebih tinggi.” Kata Jae Hee.
“Apa Kau akan memasak untukku?” tanya Yi Do. Jae Hee mengaku  punya lisensi untuk hidangan Barat, Tiongkok, Jepang, dan Korea.
“Aku juga pandai memanggang roti Dan kau akan menghemat waktu jika makan di rumah. Aku juga punya lisensi kosmetologi. Apa kau mau kupotongkan rambutmu?” ucap Jae Hee menawarkan
“Apa lisensi ini sah? Kenapa kau mengambilnya?” tanya Yi Do. Jae Hee mengaku untuk mendapatkan pekerjaan.
“Aku ingin mencari pekerjaan dan menjadi mandiri. Tapi di dunia yang buruk ini, lisensi-lisensi itu sama sekali tidak berguna.” Akui Jae Hee. 


Yi Do berjalan masuk rumahnya, langsung disambut oleh pegawai karena akhirnya pulang ke rumah. Yi Do mengeluh karena tak ada yang bilang kalau  akan pergi. Pegawai yang tadinya tersenyum hanya bisa cemberut.
“Dan kenapa kalian tersenyum karena aku akan pulang? Kenapa kalian senang seakan-akan baru memenangkan lotre?” kata Yi Do
“Bukankah Anda mendaftar keluar...” ucap Manager. Yi Do mengaku  hanya pergi hari ini.
“Aku akan kembali besok, jadi, kembalikan barang-barangku.” Ucap Yi Do, semua tak bisa tersenyum lagi. 

Yi Do mengemudikan mobilnya dengan bunyi radio, Jae Hee tahu kalau itu lagu dari "Titanic" dan mengaku suka DiCaprio, jadi pergi ke penayangan perdananya. Menurut Jae Hee Di Caprio itu sangat tampan saat itu, malaikat.
“Bagaimana kau bisa menonton "Titanic" di bioskop? Kau masih bayi.” Ucap Yi Do
“Tidak. Aku berkencan dengan tutorku selama SMA... Ahh.. Aku pasti menontonnya di DVD... Aku cenderung menyukai hal-hal yang lebih tua.” Kata Jae Hee sedikit panik.
“Apa yang kau lakukan selagi menonton DVD dengan lelaki saat masih SMA? Kau berpesta, kan?” kata Yi Do marah
“Aku sudah lama tidak mendengar omelan seperti ini. Aku lumayan menyukainya.” Ungkap Jae Hee merasa ada yang memperhatikanya. Yi Do hanya bisa melonggo. 

“Ini hal-hal yang harus kau pelajari... Jika kau tidak bisa menghafal semuanya, kau akan gagal dalam tes untuk menjadi kokiku. Ini adalah semua fobia yang kuderita.” Kata Yi Do memberikan berkas di pada Je Hee.
“Entomofobia. Takut terhadap serangga... Alektrofobia? Takut terhadap ayam hidup? Apakah penyakit-penyakit ini benar-benar ada?” kata Jae Hee tak percaya.
“Ada... Ini alergi-alergiku... Kau tidak bisa menggunakan apa pun di daftar ini. Satu kesalahan kecil darimu, dan seorang seniman global bisa mati. Tidak butuh banyak hal untuk menjadi pembunuh. Ini kehidupan nyata. Jadi Ingat itu.” Kata Yi Do
“Omong-omong, bukankah kau perlu pulang?” kata Yi Do, Jae Hee menolak menurutnya Dunia ini besar, tapi tidak punya tempat tujuan.
“Bagaimana dengan orang tuamu?” tanya Yi Do, Jae Hee mengaku  Mereka berimigrasi ke AS beberapa tahun yang lalu. Aku belum mendengar kabar mereka sejak itu.
“Apa Kau tinggal di mana selama ini?” ucap Yi Do, Jae He mengaku  tinggal di Daechi-dong, tapi suaminya.... Wajah Yi Do langsung melonggo.
“Maksudku, pacarku berselingkuh, jadi, aku diusir.” Ucap Jae Hee. Yi Do tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau bahkan tinggal dengan pria? Kau sangat nakal sehingga orang tuamu kabur. Kau sangat mengagumkan.” Komentar Yi Do
“Lalu Bagaimana mungkin aku membiarkan berandal masuk ke rumahku? Wah.. Aku sudah gila.” U4ngkap Yi Do berjalan menjauh. 

Jae Hee  membuat resume untuk dirinya tapi berpikir  tidak bisa menggunakan nama aslinya, lalu mencoba akan menggunakan nama yang ingin dipakai jika punya anak kedua dan menuliskan nama  "Min Ye Rin". Setelah itu memikirkan tentang NIKnya.
“Kau berasal dari planet mana? Aku tidak ingat membeli ini. Lalu siapa yang mengirim ini padaku dan kenapa? Apa Tepat pada saat aku ingin mati?” ucap Jae Hee menatap parfum ditanganya.
“Aku selalu kembali ke bentuk asliku jika aku tidur. Lalu jika aku tertidur malam ini... “ kata Jae Hee lalu tertidur.
Saat bangun Jae Hee panik lalu melihat wajahnya , ternyata masih saja kurus. Ia yakin kalau  tidur tidak selalu membuatny kembali ke bentuk aslinya.
Jae Hee terlihat bahagia melihat badanya yang masih sama akhirnya mulai meracik sarapan, tapi tiba-tiba badanya mulai berubah dan membuat kancing celemek lepas. Ia menjerit histeris, Yi Do terbangun mengelh Jae Hee yang sangat berisik pagi-pagi begini.
“Pukul 7.12?” kata Jae Hee mengingat saat Yi Do berbicara di telp agar mengirimkan hanbok edisi terbatas kita sebagai hadiah.
“Ahh... Sudah waktunya... Apa Efek parfum itu bertahan selama 12 jam? Benar. Aku berubah setelah 12 jam.” Kata Jae Hee yang bersembunyi di dalam ruangan. 



Jae Hee akhirnya sudah berubah kembali memberitahu kalau berkas diberikan Yi Do kalau alergi jeruk di pagi hari Jadi membuat jus apel-kiwi. Yi Do tak percaya kalau Jae Hee menghafal seluruh daftarnya. Jae Hee mengaku sudah menghafanya  dan hanya membutuhkan 30 menit.
“Aku ingin mendengarnya.” Kata Yi Do, Jae Hee menjawab Untuk fobia Yi Do
“Kau Takut terhadap kuman, gelandangan, kumpulan lubang, badut, tawon, dan kerabat. Tapi kenapa kau takut terhadap kerabatmu?” tanya Jae Hee heran
“Aku paling benci kerabatku. Jangan ada pertanyaan... Cepat Lanjutkan.”kata Yi Do
“Kau takut Sampah makanan, serangga, ceramah, katak, kejahatan, menua, anak-anak, muntah, darah, pembuluh darah di sayap serangga, air, suara detik jam, ikan, balon... Itu melengkapi 52 jenis fobiamu. Omong-omong, apa yang terjadi jika aku melanggarnya?” tanya Jae Hee.
“Aku akan mengalami sakit kepala yang akut, demam, pusing, nyeri di dada, dan kesulitan bernapas. Jika dibiarkan, aku akan mengalami serangan jantung dan mati karena kekurangan oksigen.... Sekarang, daftar alergiku.” Kata Yi Do
“Kacang kenari, kacang yang diimpor, udang mentah, cokelat, kacang tanah, kepiting, sauri Pasifik kalengan...” ucap Jae Hee bisa mengingat semuanya.
“Sulit kupercaya dia menghafal semuanya.” Gumam Yi Do.  Jae Hee bertanya apakah dirinya sudah lulus.
“Kau tidak memiliki dokumen yang tepat... Aku butuh dua salinan KTP-mu, tiga surat referensi, dan surat keterangan catatan kepolisian. Serta, catatan tes kesehatanmu penting.” Kata Yi Do
“Kau tidak pernah menyebutkan itu!” jerit Jae Hee panik. Yi Do pikir kalau itu sudah kewajiban
“Bagaimana aku bisa mengizinkanmu pindah jika aku tidak memercayaimu?” kata Yi Do
“Kau tidak pernah berniat mempekerjakanku, bukan? Apa kau ingin bergurau dengan orang yang putus asa? Lupakan saja... Aku tidak akan menerima pekerjaan bodoh ini.” Kata Jae Hee.
“Apa kau punya tempat tujuan?” tanya Yi Do, Jae Hee mengaku  Itu bukan urusannya.
“Bagaimana jika kau tinggal di sini sampai kamu menemukan tempat? Aku akan mempertimbangkan untuk menerimamu untuk sementara karena alasan filantropis...” ucap Yi Do lalu melihat bibir dan mata Jae hee.
“Cepat Keluar.” Kata Yi Do, Jae Hee terlihat binggung. Yi Do mengaku  merinding saat melihat wajah Jae Hee jadi meminta agar keluar sekarang juga.




Akhirnya Jae Hee duduk di teras belakang makan sendirian, Yi Do seperti tak tega melihatnya mengaku kalau Jae Hee tidak melakukan kesalahan apa pun. Setiap kali melihat wajahnya jadi  teringat pada kenangan buruk. Ia mengaku menjadi emosional jadi Jae Hee bisa masuk untuk makan.
“Aku baik-baik saja... Aku terbiasa makan sendirian di balkon. Aku lebih nyaman di sini.” Ucap Jae Hee. Yi Do ingin tahu alasanya.
“Dia bilang tidak mau makan denganku. Aku membuat seleranya hilang” cerita Jae Hee
“Siapa yang mengatakan itu? Mantan pacarmu? Kenapa kau tinggal dengan pria seperti itu?” keluh Yi Do
“Akan terlalu lama menjelaskannya... Aku punya pengalaman makan sendirian selama bertahun-tahun, jadi, jangan hiraukan aku.” Ucap Jae Hee. Yi Do hanya bisa terdiam. 


Sek Park mengemudikan mobilnya, Yi Do mengaku membutuhkan Sek Park untuk melakukan pemeriksaan latar belakang. Sek Park ingin tahu  Hidup siapa yang hendak dihancurkan kali ini, lalu mengingatkan kaalu Yi Do itu selebritas di Korea.
“Kau harus mulai menjalani hidup yang baik dan indah.” Kata Sek Park menasehati.
“Berani-beraninya kau menceramahiku!” teriak Yi Do marah, Sek Park mengeluh Yi Do itu bisa menimbulkan kecelakaan!
“Cari tahu segalanya tentang wanita ini.” Kata Yi Do memperlihatkan  "Resume, Min Ye Rin"
“Ini si Wanita Jatuh... Bukankah kau ingin memberinya pelajaran? Apa kau memutuskan untuk tinggal dengannya?” ucap Sek Park.
“Untuk apa aku tinggal dengannya? Apakah kau mengatakan akan tinggal dengan pengisap debumu?” teriak Yi Do marah lalu menyuruh segera pergi saja. 


Pelajaran sekolah selesai, temanya memanggil Jin Kyung yang pulang dengan wajah lesu bertanya ada apa dengan wajahnya apakah terjadi sesuatu. Jin Kyung mengaku tak banyak yang terjadi.
“Ayahku berselingkuh dengan rekan kerjanya, dan ibuku kabur dari rumah. Aku tidak tahu apakah dia sudah meninggal atau masih hidup.” Ucap Jin Kyung, Temanya tak percaya mendengarnya.
“Kau pasti merasa sangat sedih sekarang. Apa gunanya membicarakan itu? Ayo... Ini bisa memberimu tambahan alasan untuk minum vitamin manusia.” kata Teman Jin Kyung. 


Min Suk menyanyikan lagunya diatas panggung, Jin Kyung dan temanya menonton terhanyut dengan suara Min Suk, semua menjerit histeris.  MC menyapa Min Suk merlihat kalau pasti fansnya berpikir Min Suk keren.
“Sekarang kita akan mengundi tiga orang untuk memberi mereka bantal Min Suk ukuran sebenarnya!” ucap MC lalu mengundi di barisan M nomor tujuh.
Jin Kyung tak percaya akan menang undian, lalu naik keatas panggung. MC melihat Jin Kyung akan langsung turun lalu memberitahu tak bisa pergi begitu saja karena Ini kesempatan langka jadi harus melakukan kontak mata.
“Kau Berikan itu padanya nanti.” ucap MC menunda Min Suk memberikan hadiah bantal lalu keduanya saling berhadapan.
“Apa impianmu?” tanya Min Suk, Jin Kyung binggung mengaku belum tahu.
“Tapi Aku ingin masuk Universitas Nasional Seoul.” Kata Jin Kyung, Min Suk pikir Jin Kyung  pasti siswa teladan walaupun tampak bisa menjadi model.
Teman Jin Kyung mengeluh menurutnya Ini tidak adil, karena Jin Kyung bahkan bukan penggemar Min Suk jadi menyuruh agar memberikan bantal itu untuknya. Jin Kyung menolak, Teman Jin Kyung mengeluh kalau jahat sekali dan sangat kejam.
“Aku akan memberikannya untuk ibuku.”kata Jin Kyung, Temanya tak percaya menurutnya ini konyol
“Aku serius. Aku serius!” teriak Jin Kyung mengejar temanya yang pergi. 


Jin Kyung memperlihatkan foto ibunya dari belakang terlihat sangat besar, lalu mengaku kalau  Ini satu-satunya foto ibunya yang dimiliki.  Ia bercerita Sejak bobotnya naik, Ibunya sudah tidak mau berfoto lagi. Temanya tak percaya memastikan kalau yang dilihatnya itu benar-benar manusia, lalu buru-buru meminta maaf atas ucapanya.
“Karena ini aku tidak bisa mengundangmu ke rumahku. Suaminya meremehkan dia, dan putrinya mendapatinya kalau bobot tubuhya yang  memalukan... Pasti karena itulah Ibu menyukai idola. Mereka seperti pelariannya.” Cerita Jin Kyung
“Terlepas dari itu, dia tidak pernah bisa melihat Min Suk tampil langsung, atau menghadiri jumpa penggemarnya. Ayah dan aku menghancurkan harga dirinya. Kurasa Ibu tidak punya keberanian tampil di muka umum.” Akui Jin Kyung. Temanya tiba-tiba langsung menangis.
“Kenapa aku menangis?” ucap Jin Kyung heran, temanya tak menyangka akhirnya menyuruh Jin Kyung memberikan kaus kaki dan semua camilan Min Suk pada ibunya.  Jin Kyung tak percaya mendengarnya. 



Jae Hee melihat foto dirinya saat masih muda, teringat saat dirinya masih kurus dan sedang menapaki karir menjadi model.
Flash Back
“Dari banyak model pendatang baru, kalian berhasil terpilih untuk berjalan untuk koleksi Musim Semi dan Musim Panas 2012 Chang Kwang Hyo. Selamat.” Ucap Designer. Jae Hee dkk terlihat senang. Mereka sudah bersiap-siap untuk latihan. 
“Apa kau sakit?” tanya teman Jae Hee melihat Jae Hee memegang perutnya. Jae Hee mengaku baik-baik saja lalu berusaha berjalan tapi yang terjadi malah jatuh pingsan
Jae Hee sudah ada dirumah sakit, Tuan Kim memegang tangan Jae Hee langsung berjanji akan berusaha keras untuk melindunginya dan bayi mereka dalam perut. Jae Hee yang baru saja tersadar  terlihat binggung dan nampak shock.
“Impianmu dan semua hal yang harus kau relakan karena aku... Aku akan menebusnya selama sisa hidupku... Jae Hee... Aku sangat mencintaimu. Bersediakah kamu menikahiku?”ucap Tuan Kim akhirnya melamar Jae Hee. Jae Hee pun tak bisa menolaknya.
“Aku tidak mau kehilangan ini kali ini. Untuk kali terakhir, walaupun hanya untuk sehari, aku ingin menjalani kehidupan yang aku impikan.” Ucap Jae Hee menyakinkan diri
“Jika aku memakai parfum sebelum 12 jam berakhir, aku bisa mempertahankan penampilanku saat ini. Aku hanya punya 28 ml lagi. Jika aku mengoleskan sedikit, aku akan menggunakan 0,04 ml tiap kali. Dua kali sehari. Itu berarti 28,8 ml setahun.” Ucap Jae Hee melihat berapa banyak ml yang dimilikinya.
“Aku mungkin bisa membuatnya bertahan setahun penuh. Namun, tidak mungkin aku bisa menikmati ini tanpa mengorbankan sesuatu. Begitu aku menghabiskan parfum ajaib ini, akankah aku menghadapi kematian? Apa Aku akan mati jika menghabiskan parfum itu?” pikir Jae Hee
“Aku berusaha keras untuk mati. Kematian yang sudah ditentukan sebelumnya adalah hadiah. Sisa waktuku tinggal setahun. Aku akan mewujudkan impianku dan meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.” Tegas Jae Hee menyakinkan. 

Jin Kyung mengambil gambar temanya yang akan melakukan audisi model jadi meminta agar melakukan dengan benar. Temanya menyuruh agar Jin Kyung megambil fotonya dari bawah. Dan kepalaku tampak mungil. Jin Kyung mengambil gambar tapi dikagetkan dengan layar camera malah terbayang wajah Min Suk. 

Jae Hee sibuk didapur dengan membuat susu kedelai dan juga madu. Yi Do dengan sinis bertanya apa yang dilakukannya. Jae Hee tahu Yi Do itu alergi terhadap kacang impor jadi membuat tahu dengan kedelai dalam negeri. Yi Do bertanya-tanya Apakah orang membuat tahu di belakangan rumah.
“Aku melakukannya... Aku membuat tahu dan agar-agar biji ek di rumah untuk keluargaku.” Ucap Jae Hee.
“Apa?!! Tapi kenapa? Kenapa kau melakukan itu?” tanya Yi Do heran, Jae Hee mengaku tak tahu.
“Kurasa aku ingin menjadi Superwoman yang melakukan semuanya dengan baik. Aku pikir akan dihargai jika melakukan itu.”ungkap Jae Hee.
“Lalu? Apakah kamu dihargai?” tanya Yi Do, Jae Hee mengaku sama sekali tidak.
“Aku diperlakukan seperti budak wanita dan dibuang seperti yang bisa kau lihat.” Ungkap Jae Hee sedih. 


Yi Do masuk kamar berpikir ini adalah Perjalanan waktu dan Jae Hee itu berasal dari Era Joseon.  Tapi ia berpikir tak mungkin karena Jae Hee mungkin tidak tahu masakan Barat. Ia heran dengan Jae Hee lalu terdengar pintu ruangan diketuk.
“Aku akan pergi ke supermarket” ucap Jae Hee, Yi Do bertanya apakah akan pergi sekarang. Jae Hee mengataka akan naik taksi.
Jae Hee naik lift dengan Yi Do dan akhirnya lift pun penuh bahkan tak bisa bergerak karena terlalu berat. Jae Hee seperti merasakan tubuhnya yang besar dan membuat lift tak mau berjalan dan ingin keluar. Yi Do menahanya.
“Mau ke mana kau? Kenapa kau keluar?” ucap Yi Do. Jae Hee merasa lebih baik jika keluar. Yi Do tak terima lalu menatap wanita yang berdiri paling depan.
“Tok tok... Keluar. Kau yang terakhir masuk.” Ucap Yi Do, si wanita tak terima diusir begitu saja.
“Haruskah kita memeriksa rekaman kameranya?” kata Yi Do mengancam. Jae Hee melihat sikap Yi Do tak percaya kalau sikapnya lebih baik dari dugaannya. 


Jae Hee dan Yi Do masuk supermarket, Jae Hee melihat ada ikan sebelah liar seperti tak percaya kalau pasaraya menjualnya juga. Si bibi beprikir orang tau Jae Hee  punya restoran sushi, karena seseorang semuda dirinya tahu itu liar.
“Aku tahu. Bagaimana kamu bisa tahu hal-hal seperti itu?” ucap Yi Do curiga
“Mana mungkin aku tidak tahu? Mulutnya mungil, dan matanya miring ke kanan. Dan ikan sebelah batu memiliki tonjolan, tapi ini mulus.. Wahh.. Ini sangat segar. Apa kau mau melihatnya sendiri?” kata Jae Hee menyodorkan. Yi Do menjerit panik
“Berapa kali aku harus memberitahumu? Aku bilang tidak boleh ada lingkaran menjijikkan seperti itu.” Kata Yi Do
“Tempat ini dipenuhi lingkaran menakutkan. Kenapa kau ikut?” ucap Jae Hee. Yi Do pikir kalau tak ingin ikut, tapi hanya takut terhadap kejahatan yang kejam, jadi terpaksa ikut.
“Bagaimana jika kamu diculik, diperkosa, atau dibunuh? Lalu Aku akan disalahkan.” Kata Yi Do lalu menutup wajahnya dengan masker. 


Jae Hee kesal mendengarnya, lalu menatap ke arah lain tak sengaja melihat suaminya berjalan dengan selingkuhanya. Ia langsung berjalan ke arah Yi Do membuka masker dan menciumnya, Yi Do yang kaget langsung berteriak histeris “Pemerkosa!”
Jae Hee bergegas pergi karena Tuan Kim berjalan kearahnya. Yi Do sangat shock terus mengangap sudah diperkosa.  Tuan Kim bertanya Di mana pemerkosa itu. Yi Do menunjuk ke arah Jae Hee yang berlari.
“Apa Wanita yang kabur itu adalah pemerkosanya?” tanya Tuan Kim heran, Jae Hee membenarkan.
“Apa kau sudah gila? Apa kau bergurau? Apa kau menutupi sesuatu setelah melakukan sesuatu terhadapnya? Apa kau melihat apa yang terjadi?” teriak Tuan Kim. Yi Do tak bisa berkata-kata karena semua orang menatap aneh padanya.
Bersambung ke Episode 4

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar