PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 09 Juni 2019

Sinopsis Perfume Episode 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Seo Yi Do sedang sibuk membuat pakaian dengan manekin, wajahnya sangat serius. Tapi terganggu dengan lampu blitz, lalu menatap sinis menunjuk ke arah wartawan yang mengambil fotonya. Si Pria binggung, Sek Park Joon Yong terlihat seperti merasa bersalah
“Apa yang kau lakukan?” ucap Yi Do marah, Si wartawan binggung bertanya apa ada masalah.
“Aku berulang kali memberitahumu sebelum wawancara.” Kata Yi Do menunjuk ke arah papan tulis
"Jangan ada kilat kamera" Apa Kau tidak bisa melihat ini? Apa Sungguh kau tidak melihatnya? Apa Kau tidak lihat?” ucap Yi Do marah Si pria kebingungan karena tak ada yang salah dengan kameranya.
“Pergi... Kau diusir... Tinggalkan kamar ini dalam waktu 2,5 detik.” Kata Yi Do. 


Di sebuah rumah yang gelap gulita, Min Jae Hee dengan tubuh tambunnya duduk dengan banyak obat diatas meja.
“Seorang kartunis Amerika menciptakan mesin Rube Goldberg untuk membuat orang-orang tertawa. Itu adalah mesin yang diciptakan untuk melakukan tugas-tugas sederhana dengan cara yang sangat rumit. Hidup kita mirip.” Gumam Jae Hee
“Mungkin kita menjalani hidup guna mencapai tujuan sederhana untuk mati. Mungkin ini komedi menyedihkan yang telah secara sengaja tersimpul jalin-menjalin. Selama bertahun-tahun, aku dan suamiku saling menyulitkan dan merusak kehidupan masing-masing.” Gumam Jae Hee.
Ia lalu memberikan cap pada surat untuk Bercerai, karena mereka akan mencapai hasil yang lucu, tapi sederhana.

Yi Do berbicara dengan wartawan kalau Mode bukan alat untuk memuaskan penampilan, tapi menurutnya Sayang sekali karena mode disalahgunakan sebagai medium untuk memamerkan kekayaan seseorang. Ia menegaskan  Mode adalah bentuk seni dengan sejarah terpanjang.
“Itu merupakan cara untuk seseorang mengekspresikan identitasnya. Itu merupakan karya canggih dan filosofis dan metafora untuk kehidupan. Karena itu konsep untuk peragaan hari ini adalah kematian dan kelahiran.” Ucap Yi Do
“Ada banyak jenis kematian. Contohnya, kematian alami, bunuh diri, kematian yang tidak disengaja, serta hukuman mati. Anda terinspirasi oleh kematian seperti apa?” tanya Wartawan
“Anda tidak tahu apa-apa tentang proses kreatif. Itu pertanyaan yang kekanak-kanakan untuk diajukan. Setelah menerima pertanyaan seperti itu, aku memiliki firasat...” kata Yi Do tiba-tiba duduk disamping wartawan berdempetan.
“.... aku akan diinspirasi oleh pembunuhan hari ini.” Ucap Yi Do yang terdengar seperti psikopat.
Jae Hee sudah siap dengan panah ditanganya, Seorang pria naik lift sampai ke lantai 7 lalu masuk rumah. Si pria melihat ada bola besar didepan pintu dengan panah, lalu menendangnya. Efek domino pun mulai berjatuhan, setelah Jae Hee menyusunya.
“Kematian akibat pembunuhan adalah cara paling dramatis dan kreatif untuk menghadapi kematian.” 
Dan sampai akhirnya terlihat foto Suami Jae Hee dengan seorang wanita cantik terbakar. Efek domino terus berjatuhan sampai akhirnya Suami Jae Hee melihat surat cerai diatas meja, wajahnya terlihat bahagia. Jae Hee bersembunyi dibalik jendela, berdiri dibalkon dengan leher sudah tergantung.
Suaminya kaget lalu akhirnya dadanya tertancap panah, lalu menarik sebuah tali. Terbukan seperti perayaan, dengan tulisan "Kami..."
“Pesta kejutan terakhir setelah riset yang lama. Walaupun hidup hina dan kacau, aku ingin kematianku menjadi perayaan yang mewah.” Ucap Jae Hee. 

Yoon Min Seok duduk didepan Jae Hee mengeluh kalau itu dianggap perayaan lalu meminta Jae Hee agar bisa fokus. Jae Hee duduk diam didepan Min Seok, pria muda. Min Seok tahu kalau Jae Hee membenci suaminya  tapi pembunuhan itu salah.
“Bibi ingin melakukan perbuatan baik sebelum meninggalkan dunia ini. Kehadiran sampah seperti Kim Tae Joon merusak lingkungan. Anak muda dan rupawan sepertimu tidak bisa memahami rasa sakit pecundang seperti bibi.” Jelas Jae Hee.
“Tetap saja, kau satu-satunya orang di dunia ini yang mau makan dengan bibi tanpa mengeluh. Selagi menjadi penggemarmu, hidup bibi yang kacau ini tidak tragis. Pikirkanlah penggemarmu, dan menjauhlah dari narkoba, judi, mengemudi selagi mabuk, dan menulis hal-hal bodoh di media sosial.” Kata Jae Hee pada kenyataan berbicara dengan bantal
“Jagalah agar pikiranmu tetap lurus, paham? Berjalanlah di jalur yang berbunga, Min Suk sayangku.” Ucap Jae Hee pada idolnya.
Saat itu terdengar suara keributan dijalan, Jae Hee melihat ada banyak model cantik  yang di foto oleh wartawan. Ia bergumam kalau ada masa ketika ia juga seperti model yang  ada didepanya.
“Masa muda, masa depan, dan impian... Aku juga memiliki hal-hal itu. Aku seringan udara... Ada masa ketika aku berkilau dengan harga diri. Aku juga memiliki itu... Selamat tinggal, keinginan yang bukan milikku lagi. Selamat tinggal...” gumam Jae Hee lalu melihat ada tali yang tergantung di balkon.



“Bunuh diri adalah kematian yang paling filosofis. Tapi bukankah kematian sebuah tema yang terlalu gelap untuk mode?” ucap wartawan
“Kematian itu sendiri tidak memiliki arti atau nilai. Itu hanya protein yang membusuk. Namun, kepunahan adalah alasan penantian kelahiran baru. Entropi... Luar angkasa terdiri dari kekacauan dan kepunahan.” Kata Yi  Do. Wartawan hanya bisa mengeleng-geleng.
“Kematian dan kepunahan membawa kelahiran baru dan potensi untuk luar angkasa. Contohnya, berkat kepunahan makhluk yang tidak berguna, luar angkasa menerima energi darinya, dan karena itu, potensi kelahiran genius kreatif seperti diriku tercipta.” Ucap Yi Do mengebu-gebu.
“Apa kata Anda? Omong kosong apa...” komentar wartawan yang sedari tadi hanya mengeleng-gelengkan kepala.
“Montague meninggalkan kita perkataan ini. Seseorang yang mempelajari kematian akan melupakan rasa sakit. Realisasi kematian akan membebaskan kita dari semua belenggu kita.” Ucap Yi Do 


Jae Hee melihat tali menaiki kursi dan memasang tali ke lehernya, tak sengaja kakinya mendorong kursi. Akhirnya talinya pun mencekik lehernya, Jae Hee panik karena tak bersiap-siap bunuh diri. Tapi karena bobot tubuhnya berat membuatnya talinya putus lalu terjatuh.
“Di mana aku? Apa aku sudah mati?” ucap Jae Hee tersadar lalu melihat sekeliling ruangan.
Terdengar bunyi bel rumahnya, Jae Hee pergi ke interkom bertanya apak yang bisa dibantu. Seorang kakek tua senang karena Jae Hee ada dirumah dan memberitahu mendapat paket... Jae Hee memberitahu kalau  tidak membutuhkannya lagi jadi lebih baik simpan saja. Si kakek binggung karena Jae Hee yang tidak membutuhkannya lagi.
“Perpisahan indah Kim Tae Joon dan Min Jae Hee. Setelah ini berakhir, Tidak perlu membuatnya indah. Aku akan merenungkan kebersamaan kita selama 17 tahun. Aku tidak ingin menodai kenangan indah kita. Mari kita berpisah dengan indah.” Gumam  Jae Hee yang mulai minum pil untuk bunuh diri.
“Itu cukup bagus... Suamiku akan pulang sebentar lagi untuk menyeretkku ke Pengadilan Keluarga. Aku tidak punya banyak waktu. Kami harus mati hari ini.” Kata Jae Hee lalu dikejutkan dengan pria tua sudah ada didepan jendela. Si kakek melambaikan tangan. 


Si kakek sengaja datang dengan tali depan jendela, Min Jae mengeluh kalau tidak pernah memesan. Si kakek memastikan kalau ia adalah  Min Jae Hee, Min Jae membenarkan dan mengeluh kakek yang terus meminta agar menerimanya.
“Coba Lihat ini... Tidak ada pengirimnya... Siapa yang mengirim ini?” kata Min Jae
“Tidak ada kehidupan yang tidak memiliki kesulitan. Bagaimanapun, orang-orang yang ditakdirkan bertemu pada akhirnya akan bertemu. Itu membawa arti dalam hidup kita.” Kata si kakek memberikan pepatah
“Aku agak sibuk sekarang... Aku tidak bisa mendengarkan filosofi Anda tentang kehidupan. Jika sudah selesai, silakan pergi.” ucap Min Jae
“Jangan kehilangan keberanian Anda. Bertahanlah dan jaga kesehatan Anda sampai waktu Anda di dunia ini selesai. Selama Anda hidup, keajaiban mungkin akan mendatangi Anda. Itulah kehidupan.” Ucap Si kakek 

Akhirnya Min Jae menerima barang dari si kakek yang tertulis  "Kepada Min Jae Hee" dan surat "Aku akan menemuimu hari ini". Ia merasa kebodohan apa lagi ini, seperti tak percaya untuknya.
“Mungkin pria Buddha itu tersesat dan mengirimnya ke tempat yang salah.” Ucap Min Jae akhirnya mencoba mengoleskan parfum di urat nadinya.
Beberapa saat kemudian, Min Jae seperti ada di taman bunga terlihat sangat bahagia. Tapi lalu tiba-tiba berubah menjadi gelap dan banyak kilatan petir. Min Jae merangkak ke arah meja rias lalu berteriak histeris ketakutan karena wajahnya yang menjadi tirus.
“Siapa... Siapa kau?” ucap Min Jae bingung lalu melihat bajunya yang kebersaran bahkan celananya ikut melorot.
“Kau Min Jae Hee... Apa Kau adalah aku?.. Ini aku!” ucap Min Jae seperti tak percaya. 



Di panggung fashion show, Yi Do melihat modenya lalu berteriak meminta  Berhenti. Ia mengeluh karena sudah bilang kalau bintang peragaan busana adalah pakaian, bukan modelnya tapi terlihat seperti aula konser. Ia berteriak meminta agar Turunkan lampu itu.
“Ambilkan papan ceritanya...Cepat Berikan padaku!” teriak Yi Do. Sek Park yang melihatnya merasa Menakutkan sekali.
“Kau... Siapa kau?” ucap Yi Do melihat anak buahnya, Si pria binggung mengaku sebagai pegawai paruh waktu.
“Pergi.” kata Yi Do, Si pria bertanya kemana harus pergi. Yi Do menyuruh agar Menyingkirlah dari hadapanya dalam tiga detik. Si pra bingung
“Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?” kata Si Pria. Yi Do panik meminta agar mengeluarkan pria itu dari sini. Si pria menjerit kesal ,
“Setidaknya, beri tahu aku alasannya. Kenapa Anda memperlakukan aku seperti ini?” teriak Si pria. Yi Do seperti tak bisa melihat ada tahi lalat. 

Min Jae mengagumi tubuhnya seperti bukan mimpi karena Sudah lama  tidak melihat ujung kakinya, Ia menyapa karena tidak mengira akan melihat mereka lagi.
“Ketika aku merelakan hidupku, keajaiban terjadi. Kenapa? Bagaimana? Bagaimana ini bisa terjadi?” gumam Min Jae binggung.
Saat itu Tuan Kim mengirimkan pesan pada istrinya “Apa kau sudah siap? Aku akan tiba dalam 10 menit.” Min Jae panik berpikir  harus bersembunyi selama beberapa waktudan  harus mencari tahu kenapa semua ini terjadi.
Ia bergegas berganti baju menuliskan pesan untuk anaknya “Jin Kyung, ibu pinjam beberapa pakaianmu. Sesuatu telah terjadi, jadi, ibu tidak akan pulang selama beberapa waktu.” Setelah itu pergi meninggalkan rumah 


Yi Do terbangun dan panik mengingat dengan tahi lalat, lalu bertanya  Apa pria dengan tahi lalat itu sudah pergi. Han Jin Na duduk didepan Yi Do memberitahu kalau pegawai itu sudah pergi sambil mengeluh Bahkan orang dengan jerawat juga diusir jadi Yi Do bisa tenang sekarang.
“Kami sudah memberi tahu perusahaan pencari pegawai, tapi mereka tidak terlalu memikirkannya. Aku setuju itu sulit dipercaya. Orang waras mana yang akan takut pada tahi lalat?” ejek Ji Na
“Kenapa kau berbicara seperti itu? Aku tidak takut pada tahi lalat. Itu tripofobia. Apa aku harus mengulangi penjelasanku lagi?” kata Yi Do
“Aku sudah mencarinya di internet, dan tripofobia itu tidak ada.” Tegas Ji Na. Yi Do tak ingin membahasnya lagi.
“Kenapa aku bersusah payah menghadapi orang bodoh? Apa kau sudah mencari pengganti mereka?” tanya Yi Do 


Jae Hee melihat baju yang ada dietalase, pegawai  menyuruh Jae Hee mencobanya saat masuk toko lalu memujinya kalau seseorang seperti  Jae Hee sangat cocok dengan standar kecantikan merek baju mereka. Ia mengatakan  Desainer mereka memiliki filosofi bahwa babi tidak bisa tampil cantik dengan apa pun.
“Apa yang Anda katakan? Apa Anda mengatakan "babi"?Apa Anda membandingkan wanita dengan hewan? Ini hanya pakaian. Kenapa Anda membuat perbandingan seperti itu? Jangan menilai orang berdasarkan penampilan.” Ucap Jae Hee marah. Si pegawai melonggo binggung.
“Manusia lebih penting daripada pakaian, Apa kau paham?” teriak Jae Hee. Si pegawai meminta Jae Hee agar menaruh bajunya lebih dulu. Akhirnya mereka saling tarik dan baju pun rusak. 


Si pegawai akhirnya akhirnya terlihat marah, dan Jae Hee pasti tak tahuberapa harga pakaian ini. Jae Hee akhirnya pergi ke kasir mengatakan akan mencicilnya selama 12 bulan dan sempat menahan kartu kreditnya. Si pegawai mengeseknya dan ada peringataan “Kartu ini dilaporkan hilang.”
“Dikatakan kartu ini dilaporkan hilang, Pelanggan” kata Si pegawai. Jae Hee merasa itu tak mungkin.
Pesan dari Tuan Kim masuk “Di mana kau sekarang? Kam salah jika berpikir bisa menghindariku. Aku membekukan kartu kreditmu, jadi, pulanglah selagi aku masih bersikap baik.” Jae Hee hanya bisa mengumpat kesal.
“Seharusnya aku membunuhnya hari ini.” Umpat Jae Hee. Si pegawai pun bertanya nasib gaun yang dirobek Jae Hee.
“Aku akan membelinya. Aku akan kembali dalam sepekan, jadi, tolong perbaiki. Sampai jumpa.” Kata Jae Hee.
“Bagaimana aku bisa memercayai Anda?” ucap si pegawai. Jae Hee pun bertanya apa yang harus dilakukanya.
“Haruskah aku meninggalkan KTP-ku di sini?” ucap Jae Hee lalu teringat wajahnya berbeda. Pegawai pun bertanya siapa wanita yang ada diKTP itu.
“Begini, itu punya ibuku. Anda bisa melaporkan dia ke polisi jika aku tidak kembali untuk gaun itu. Apa itu Sudah cukup?” ucap Jae Hee. 

Saat itu Sek Park datang berterika memberitahu Tidak ada waktu untuk berdiam diri, karena Mereka butuh tambahan orang di peragaan busana dan Hanya satu orang yang akan tinggal di toko jadi Semua orang lainnya harus menuju peragaan busana.
Akhirnya semua pegawai bergegas pergi meninggalkan toko,  Sek Park melihat Jae Hee dari atas sampai bawah. Jae Hee binggung bertanya apakah sudah melakukan kesalahan lagi.
**
Ji Na memeriksa bagian tubuh Jae Hee meminta agar berhati-hati  agar tidak mengekspos tahi lalatnya. Jae Hae mengerti lalu tersadar apa maksud ucapanya, lalu bertany apakah ia lulus dan akan memakainy.
“Kau pasti salah paham, tapi pekerjaan ini hanya untuk sehari.” Jelas Ji Na.
“Tidak masalah. Aku lolos wawancara... Ini kali pertamaku. Pengalaman berharga ini akan memberiku keberanian untuk menjalani hidupku. Anda penyelamatku.”kata Jae Hee bahagia.
“Sulit mendapatkan pekerjaan, kan? Terutama bagi wanita yang berhenti bekerja. Aku ingin menjadi mandiri dan mengirim resume...” kata Jae Hee memegang tangan Ji Na tapi saat itu seseorang memanggil Ji Na. Akhirnya Ji Na pamit pergi. 


Dua orang wanita menyapa Ji Na dan terlihat sangat tinggi layaknya model. Ji Na memuji kalau wanita menjadi lebih cantik setelah menjadi Miss Korea. Si wanita membalas kalau Ji Na itu juga selalu cantik dan akan melihat-lihat lebih dulu. Ji Na pun mempersilahkan.

Jae Hee sedang melihat baju-baju yang akan ditampilkan, lalu seorang model berteriak panik karena gaun hitamnya robek.  Yi Do datang bertanya Ada masalah apa. Si model memberitahu kalau  Ada paku yang menonjol di kursi. Yi Do langsung menyuruh itu membuka bukunya.  Si wanita binggung.
“Kau Buka sekarang!” teriak Yi Do marah, Semua seperti berpikir kalau Yi Do seperti maniak.
Tapi Yi Do menyuruh membuka dan memasangkan pada manekin, dengan tanganya mulai mengubah gaun yang robek menjadi gaun yang mini.  Jae Hee melonggo melihatnya, model memuji kalau Yi Do juga benar-benar genius.
“Ini jauh lebih cantik daripada gaun panjang itu.” Ucap si model. Jae Hee yang terkesima menyender pada tiang gantungan malah menjatuhkanya.
“Siapa kau?” tanya Yi Do marah, Jae Hee terlihat binggung menjawabnya.
Bersambung ke episode 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar