PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 November 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Keduanya pergi ke cafe peri, Ok Nam membuka pintu. Kim Geum terlihat binggung dan meminta untuk.. dan dilanjutkan dengan Yi Hyun yang ingin minum kopi. Ok Nam memberitahu kalau Kafenya tutup karena Sekarang hari Chuseok tapi akhirnya menyuruh keduanya masuk.
“Aku baru saja memanggang beberapa biji. Jadi kau Duduk di sana dan hancurkan ini untukku... Aku akan merebus air.” Kata Ok Nam.
Yi Hyun pun menumbuk biji kopi dengan tumbukan, wajahnya cemburut sementara Kim Geum sibuk memeluk kucing milik Ok Nam.  Yi Hyun dengan kasar menumbuk biji kopi sampai semua biji kopi keluar dari tempatnya. Kim Geum seperti bicara pada kucing kalau ada biji kopi di mana-mana dengan senyuman mengejek pada Profesornya.


Akhirnya Yi Hyun selesai menumbuk kopi, memastikan kalau kopi yang digunakan cukup. Ok Nam melihat kopinya cukup. Yi Hyun bertanya Apakah toilet itu bergaya kuno. Ok Nam malah bertanya balik, alasan Yi Hyun menanyakan hal itu apakah akan menggunakannya.
“Itu Harus kuputuskan dulu.” Ucap Yi Hyun angkuh. Ok Nam menyuruh Yi Hyun agar menyuruh liat sendiri saja.
Yi Hyun pun masuk ke dalam toilet dan terlihat seperti asri dengan banyak tanaman yang merambat dibagian dinding. Saat itu Ok Nam mengambil mangkuk dan tiba-tiba mendengar suara Yi Hyun yang sedang buang air kecil, wajahnya panik dan berubah menjadi wanita muda.
“Bukankah ini suara yang kudengar setiap pagi 699 tahun yang lalu? Tidak.... Aku hampir tak bisa mengingat wajahnya sekarang. Apa yang kubayangkan sekarang? Tidak, tidak.” Ungkap Ok Nam menyadarkan dirinya. 

Yi Hyun dan Kim Geum menunggu di kursi sambil melihat Nenek Ok Nam seperti sangat pandai meracik kopi. Keduanya minum kopi dan mengaggumi rasa kopi yang berbeda. Yi Hyun pikir kalau Nenek Ok Nam menambahkan sesuatu ke kopi.
“Aku memanggang biji dari pohon itu tadi pagi.” Ucap Nenek Ok Nam lalu keluar dari rumahnya.
“Tanaman Kopi? Apa Kau menumbuhkannya sendiri?” ucap Kim Geum kaget melihat Nenek Ok Nam akan menyiram tanaman kopinya.
“Aku menanam biji dengan cinta dan usaha.... Itu bukanlah apa-apa bagiku.” Ungkap Ok Nam
“Biarkan aku yang siram... Bukankah itu berat?” kata Kim Geum yang melihat sosok Nenek Ok Nam seperti peri muda yang cantik dilihat sebelumnya.
“Anak-anak ini suka ketika aku menyiraminya.” Kata Nenek Ok Nam. Kim Geum berpikir masih pusing karena terus melihat Nenek Ok Nam sebagai wanita muda. 

Yi Hyun melihat dari kejauhan hanya bisa mengelengkan kepala, lalu berteriak marah pada Jeom Soon, kucing Nenek Ok Nam yang beraninya minum kopinya dan berusaha untuk mengusirnya.  Nenek Ok Nam kaget langsung masuk ke dalam rumah.
“Bagaimana kau tahu Namanya Jeom Soon? Sepertinya aku tak pernah memberitahumu.” Ucap Nenek Ok Nam binggung
“Begitukah? Aku pasti pernah mendengarmu memanggilnya.” Kata Yi Hyun juga merasa binggung sendiri
“Kemarin, bagaimana kau sampai ke kolam?” tanya Nenek Ok Nam. Kim Geum akhirnya ikut bicara yakin kalau yang dilihat memang Nenek Ok Nam
“Itu kau.... Kau berubah... Itu nenek, kan?” ucap Yi Hyun, saat itu Nenek Ok Nam menatap Yi Hyun lalu memberikan bunga yang ada dirambutnya, saat itu wajahnya berubah menjadi muda. Kim Geum juga ikut melonggo melihatnya. 


Flash Back
Ok Nam memohon berdua di depan tumpukan batu, pada Penguasa Bintang Utara agar bisa mengirim dia ke bumi lagi dan ketika saatnya tiba,meminta agar ia bisa mengenalinya.
Yi Hyun bisa melihat Ok Nam yang sedang mandi lalu di tempat mereka membawa lampion untuk berdoa bersama.
“Umur manusia bersifat sementara berbeda dengan dunia kita. Mereka terlahir, lalu mati dalam sekejap.  Aku tak bisa menemukan baju bersayapku, aku terdampar di sini karena gravitasi bumi dan menunggu reinkarnasinya.”

Ok Nam menangis haru melihat rekarnasi seorang Yi Hyun didepanya, lalu meminta agar mereka menunggu.  Saat itu Ok Nam pun pergi ke dalam kamarnya lalu mengambil pakaian yang ada di dalam lemari, wajahnya sumringah menaruh bunga di atas bajunya dan ingin menciumnya,
“Wahh... Aku belum mencuci ini selama 699 tahun.”ungkap Ok Nam merasakan bau yang apek.
Ok Nam berlari keluar rumah, tapi tak melihat sosok Yi Hyun dan Kim Geum di kedai kopinya, bahkan tak terlihat di teras rumah. Saat itu kucing berubah jadi wanita muda dan berteriak pada Ok Nam sebagai ibunya kalau Jeom Dol akan segera keluar, karena Telurnya retak.

Yi Hyun sudah mengemudikan mobilnya berkomentar kalau Ok Nam adalah rubah berekor sembilan.Kim Geum mengaku tak tahu dengan wajah binggung. Yi Hyun mengeluh karena Kim Guem yang tak bisa menjelaskannya sebagai seorang ilmuwan.
“Pikirkan telur yang kau retakan. Itu hampir sebesar telur dinosaurus. Dan ingin tahu apa yang ada didalamnya?” Ucap Yi Hyun kesal dan hampir oleng karena tak memegang stir dengan benar. 
Flash Back
Kim Geum yang penasaran berjalan lalu melihat telur besar yang ada diatas rak, lalu ingin tahu Apa yang ada di dalamnya dan memegangnya tapi tiba-tiba telurnya retak, wajahnya pun panik.
“Wanita itu kelewatan mencurigakannya. Yang terbaik adalah menjauh darinya. Jika dia benar-benar rubah berekor sembilan, maka dia bisa menyusul kita dalam sekejap.” Ucap Yi Hyun panik
“Nenek itu... Aku yakin dia menyadari telur sudah pecah sekarang.” Kata Kim Geum terlihat binggung. 

Ok Nam dkk melihat telur raksasa yang retak. Tuan Ok ingin memastikan kalau Ok Nam sudah mengkonfirmas aliran air kencingnya yang luar biasa kuat. Ok Nam mencoba mengingat kembali saat mendengar suara Yi Hyun yang sedang buang air kecil.
“Itulah yang dia percaya, bukan apa yang dia lihat.” Keluh Nyonya Park.  Tuan Oh terlihat binggung apa yang harus dilihat.
“Apa dia mengkonfirmasi atau tidak?” tanya Tuan Oh seperti malu sendiri.
“Dia tidak bisa memastikanya! Tapi Dia mendengar suara itu dan percaya itu benar. Kau akan tahu jika tak menghabiskan waktumu mengejar ekor. Apa kau tak belajar bahasa ini?.” Ucap Nyonya Park.
“Apa kau menyombongkan pernah bersekolah? Dan Juga, kapan aku mengejar ekor di sekitar kota? Apa kau melihatnya?” ucap Tuan Oh ikut marah
“Aku tak perlu melihatnya lagi untuk mengetahuinya. Aku bisa melukis apa yang kau lakukan di sekitar kota.” Ejek Nyonya Park
“Apa Kau bisa melukisnya? Apa kau pelukis?” keluh Tuan Oh. Nyonya Park mengaku kalau dirinya seperti Shin Yun Bok yang hebat.
“Hentikan, semuanya... Bagaimanapun, kupikir aku harus menemukannya. Itu bukan hanya aliran air kencingnya. Dia bahkan tahu nama Jeom Soon. Bahkan Dia juga muncul di Air Terjun Peri yang bukan untuk sembarang orang.” Jelas Ok Nam yakin.
“Bukankah dua lelaki muncul di air terjun?” ucap Nyonya Park. Ok Nam mengingat keduanya yang melihat saat berubah menjadi wanita muda.
“Apa kau akan pergi sendiri? Pak Gu, kau harus bantu mencarinya. Tak bisakah kau terbang hari ini? Kau berhasil berubah kemarin.” Kata Tuan Oh
“Untuk terbang, aku hanya harus mengepakkan sayapku. Jadi Tak ada yang sulit tentang itu.” Ucap Tuan Goo yakin
“Kau bilang itu mudah, tapi aku jarang melihatmu terbang. Kau hanya melihatnya berjalan juga, kan?” ejek Tuan Oh
“Mungkin dia terbang ketika kita tidur.” Ucap Nyonya Park, Tuan Goo tak bisa membela diri.
“Akulah satu-satunya yang bisa sampai mengatasi ini... Pak Goo.. jangan khawatir.” Ucap Ok Nam yakin
“Ini bukan pertama kalinya kalian hidup bersama, kau hidup dengan lelakimu selama bertahun-tahun. Aku yakin, kau akan dapat mengenalinya” ucap Tuan Goo juga ikut yakin
Tapi Nyonya Park mengingat kalau Ok Nam bilang lupa wajahnya, Selain itu, orang-orang seperti mereka yang tinggal di pedesaan selama ratusan tahun tak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan di Seoul. Tuan Oh bertanya Apa perang sudah berakhir dengan wajah polosnya.
“Apa Maksudmu Perang Korea? Apa Kau bercanda? Bagaimana bisa kau sangat bodoh? Itu Sudah berakhir beberapa dekade yang lalu!” ejek Nyonya Park
“Sudah hentikan! Kalian harus Akur saat kupergi. Aku akan kembali secepatnya.” Ucap Ok Nam
“Bagaimanapun, kudengar Seoul sangat besar. Ke mana kau akan mencari suamimu?” tanya Tuan Goo
“Aku melihatnya.” Ucap Nyonya Park, mereka penasaran apa yang dilihat oleh Nyonya Park. 




Flash Back
Tiga teman Ok Nam melihat mobil yang terparkir depan kedai. Mereka berpikir kalau itu mobil atau truk tapi terlihat sangat keren. Saat itu Nyonya Park melihat stiker parkir yang ada di kaca mobil [Universitas Yiwon]
Di gambarkan, seorang pria yang sedang membelah kayu dan seseorang mengintip dari celah pintu.
“Pelayan rumah mengangkat kapaknya untuk memotong kayu bakar. Naik turun serempak mengungkapkan perut berototnya. Tuan muda mengintip melalui pintu yang sedikit terbuka dan menyeka keringat di dahinya. Dia mulai bernapas lebih berat karena tali mantel yang dipegangnya dibasahi keringat.”

Jeom Soon sedang mengetik di laptop dengan kuku jari yang panjang dan juga berbulu, kumisnya tumbuh disekitar mulut dan juga ekornya pun keluar. Saat itu Ok Nam membuka pintu kamar anaknya bertanya apa yang sedang dilakukan.
Jeom Soon mengeluh ibunya yang tak mengetuk pintu dulu. Ok Nam meihat ekor anaknya yang keluar dan berpikir kalau birahi anakya sedang naik lagi, Jeom Soon mengelak dan terlihat malu.

“Setiap kali kau melakukan hal-hal seperti itu, kumismu tumbuh, bulu lenganmu berdiri, dan... Apa Bahkan kukumu tumbuh? Kenapa kau membiarkan dirimu menunjukkan sosok harimau pada dirimu?” keluh Ok Nam mengomel.
“Bukannya begitu... Kau takkan mengerti jika kukasih tahu juga.”ungkap Jeom Soon meminta ibunya mengerti.
“Pokoknya, Jeom Soon... Kita harus berkemas.” Jelas Ok Nam. Jeom Soon ingin tahu Berkemas Untuk apa.
“Aku mungkin menemukan ayahmu.” Ucap Ok Nam penuh semangat. Jeom Soon binggung akan menemukan ayahnya. 


Dua orang mahasiswa pergi kedai kopi mini ingin memesan Dua cangkir kopi, pelayan menyebut harganya 4.000 won dan minta gelas yang mereka bawa. Keduanya mengaku kalau tak membawanya. Pelayan menunjuk papan yangs udah dibuat.
“Kita harus memikirkan kelestarian Bumi. Aku tak melayani kopi dalam gelas sekali pakai.” Ucap pelayan marah. Akhirnya mereka pergi dengan wajah penuh amarah.
“Bagaimana sebuah kedai kopi tak memiliki cangkir? Ini hanya penipuan untuk menghemat uang.” Ucap salah satu anak dengan kesa. Sementara yang lain memperingati kalau pelayan tadi bisa mendengar ucapanya.
“Suruh siapa sok-sokan menjadi pemilik Bumi? Menyelamatkan lingkungan, katamu? Kenapa tak menyajikan kopi yang lebih baik dulu?” ucap Si anak makin marah.
Saat itu juga Jo Bong Dae keluar dari kedainya dan  langsung memberikan pelajaran. Si anak tiba-tiba terjatuh dengan luka dibagian hidungnya, wajahnya kebingugan karena ada batu besar  di tengah kampus sekolah dan memastikan kalau giginya masih ada dengan lengkap.
“Wahh..Apakah aku baru saja diserang? Kau akan menyesali ini... Kau berani menantangmu padahal kau membeli barangmu dengan uang sungguhan?” ucap Bong Dae ternyata sibuk maen games online.
“Aku tak bisa bilang apa-apa. Aku akan mengumpulkan teman-teman ku dan menantangnya ke pvp... Mati kau!” kata Bong Gae dengan penuh amarah. 

Tuan Goo menuliskan pesan dengan gambarnya [Dia adalah sahabatku, Peri Seon Ok Nam. Tolong awasi dia. Dari temanmu, Gu.".] di depan Bong Dae sudah ada Ok Nam dengan Jeom Soon yang sudah berubah menjadi kucing kembali. Bong Dae pun melihat wajah Ok Nam.
“Akulah peri itu, Seon Ok Nam... Dia anakku, Jeom Soon.” Ucap Ok Nam memperkenalkan kucingnya.
“Aku Cho Bong Dae, dewa yang bertanggung jawab atas distrik ini Wah.... Ini Sungguh harimau yang lucu.” Kata Bong Dae akhirnya memberikan Jeom Soo sosis.
“Apa yang membawamu kesini?” tanya Bong Dae. Saat itu Yi Hyun dan Ham Sook berjalan ke arah kedai. Ok Nam buru-buru bersembunyi dibalik stand banner. 

Yi Hyun mengaku pada Ham Sook sudah mengalami sesuatu yang aneh, Ham Sook pikir pasti menjijikakan jadi meminta Yi Hyun jangan katakan. Menurutnya Ada beberapa hal yang tak ingin didengar bahkan sebagai seorang psikiater.
“Apa yang ada di kepalamu? Tapi Bukan begitu.” Tegas Yi Hyun. Ham Sook ingin tahu apa itu.
“Apa kau pernah menyaksikan sesuatu yang tak dapat dibuktikan secara logis dan ilmiah? Apa itu?Apa karena kau tak bisa mendapatkan hasil eksperimenmu? Haruskah aku membantumu menyelesaikannya?” ejek Ham Sook
“Ini bukan tentang eksperimen... Sesuatu seperti hantu atau rubah berekor sembilan.”akui Yi Hyun
“Apa Maksudmu seperti pengalaman misterius?” ejek Ham Sook tak percaya
“Fenomena semacam itu bisa saja terjadi. Ada banyak kasus di mana alasan lingkungan mendistorsi imajinasi manusia dan halusinasi.” Ucap Yi Hyun yakin.
“Kenapa? Apa Kau melihat hantu?” ucap Ham Sook mengejek. Yi Hyun mengaku tak membicarakan hantu.
“Misalnya, seorang wanita tua tiba-tiba menjadi muda.” Ucap Yi Hyun mengingat saat Ok Nam berubah jadi seorang wanita muda.
“Apa Kau sudah melihatnya juga?!!! Dekan departemen kita. Dia menjadi muda sesudah beberapa perawatan kulit.  Ada Rumor bilang bahwa dia menggunakan semua perawatan kulit laser di dunia. Dia takkan ragu untuk menggunakan perawatan laser jika itu akan membuatnya terlihat lebih muda.” Kata Ham Sook penuh semangat.
Yi Hyun merasa bodoh karena membahasnya dengan Ham Sook dan berjalan pergi, Ham Sook mengmpat Yi Hyun sudah gila. 



Keduanya pergi ke kedai kopi, Dong Bae menyapa Yi Hyun dengan senyuman bertanya apakah hari ini minum kopi juga. Ham Sook mengeluh dengan Dong Bae yang bersikap ramah pada Yi Hyun saja. Dong Bae dan Ham Sook langsung menatap sinis.
Saat itu Dong Bae berusaha mengoda Yi Hyun dengan memperlihatkan bokongnya. Yi Hyun langsung menutup matanya. Akhirnya Dong Bae memberikan kopi milik Yi Hyun dan ingin tahu komentarnya berpikir kalau menyukainya.
“Aku minum kopimu karena murah, tapi rasanya hambar.” Ungkap Yi Hyun. Saat itu Dong Bae langsung tertawa bahagia berkomentar kalau Yi Hyun sangat lucu.
“Tapi aku serius.” Kata Yi Hyun lalu panik melihat ada serangga dalam kopinya dan langsung membuangnya sementara diatap kedai Ok Nam dan Jeom Soon sedang melihat Yi Hyun tak sengaja menjatuhkan daun.

Yi Hyun dan Ham Sook akhirnya membeli kopi yang baru dan duduk dikursi taman. Sementara Ok Nam mencoba melihat dengan mengunakan teropong. Jeom Soom sudah berubah menjadi manusia, memperingatakn ibunya kalau ini namanya menguntit.
“Jika mereka melapor ke polisi, kita bisa ditangkap.” Ucap Jeom Soon meminta agar mendekati Ji Hyun saja.
“Kau Dekati sajalah dan katakan padanya dengan percaya diri bahwa kaulah istrinya. Lalu tanyakan apa dia percaya pada kehidupan sebelumnya.” Saran Jeom Soon.
“Ngomong-ngomong, kenapa aku tak bisa melihat apa-apa?” komentar Ok Nam binggung. Jeom Soon pun membalikan teropong yang salah dipegang oleh ibunya.
“Aku ingin dilahirkan sebagai monyet di kehidupan selanjutnya.” Keluh Jeom Soon kesal. 
Ham Sook ingin melanjutkan pembicaraan kalau Yi Hyun yang  melihat sesuatu di kampung halaman Geum. Yi  Hyun mengaku melihat sesuatu, tapi tak bisa mendefinisikan dengan jelas apa itu. Ham Sook pikir kalau Yi Hyun melihat sesuatu karena insomnianya.
“Aku melihat sesuatu ketika tak cukup waktu tidur juga. Terkadang, kau terlihat tampan di mataku ketika sehabis begadang semalaman.” Akui Ham Sook.
“Apa? Kau... Jangan mengungkapkan perasaanmu dengan cara ini.” Ejek Yi Hyun percaya diri. Ham Sook merasa ingin memukul Yi Hyun.
“Kalau dipikir-pikir, sesudah meminum "Sarapan Burung Pipit"catau apalah nama kopi itu...” ucap Yi Hyun mengingat-ingat saat meminum kopi dikedia peri
“Aku tidur nyenyak... Ketika aku minum kopi itu, aku tak memimpikan hantu ketika tidur malam itu.  Aku tak melihat tanaman berbicara kepadaku karena kurang tidur. Aku merasa segar di pagi hari, dan aku bahkan bermimpi indah.” Ungkap Yi Hyun
Ham Sook tak percaya mendengarnya. Yi Hyun pun penasaran Siapa wanita...


Flash Back
Yi Hyun dimasa lalu berjalan dibawa  bunga sakura yang bertaburan, Ok Nam mengikutinya dari belakang.
"Saat bunga sakura dan kelopak bunga aprikot berguguran. Aku mendaki bukit dengan kekasihku. Ketika ,enoleh kebelakang, aku melihat wajahnya yang cantik."
"Bunga berguguran karena angin musim semi, Tapi tak ada gunanya cemburu pada musim semi.
Yi Hyun melihat Ok Nam lalu bertanya Apa kakinya sakit. Akhirnya membiarkan Ok Nam naik ke pundaknya. Dengan wajah sumringah Ok Nam memuji Yi Hyun sebagai suami yang terbaik. Yi Hyun meminta Ok Nam tak mengatakan hal itu karena Ok Nam yang terbaik bersedia menikah dengan penebang kayu rendahan sepertinya.
"Kami tak mengatakan apa-apa atau menangis selama berjalan di bukit ini Astaga, tak tahu lagi.” 


Dong Bae mendengar cerita Ok Nam merasa kalau itu  Sungguh kisah yang menyedihkan. Tapi menurutnya kalau Ok Nam tahu orang-orang seperti mereka  tidak diizinkan untuk terlibat dengan dunia ini bahkan sudah 699 tahun berlalu.
“Bahkan jika dia benar-benar suamimu, dia mungkin orang yang sama sekali berbeda di dunia ini. Aku kasihan padamu, tapi jika kau memaksakan dirimu ke dalam hidupnya, maka Pemerintah departemen manajemen di wilayahmu takkan tinggal diam. Seorang peri yang kukenal sudah dihukum untuk itu juga.” Jelas Dong Bae
“Mohon maaf diriku.” Kata Ok Nam saat itu Jeom Soon sibuk minum yakult merasa baru minum satu padahal sudah lima botol. Ok Nam memberikan minum pada anaknya agar diam.
“Macan itu memiliki selera makan yang besar... Pokoknya, minum secangkir kopi dulu sebelum pergi.” Kata Dong Bae.
“Bisakah aku membantumu membuatkan kopi juga? Aku menjalankan kedai kopi kecil di Gunung Gyeryong juga.” Ucap Ok Nam. Dong Bae pikir Tidak akan ada bedanya tapi membiarkan Ok Nam agar melanjutkan saja. 


Ok Nam mulai meracik kopi dengan tanganya sambil bergumam “Bahkan biji kopi murahan memiliki sifat yang baik Yang Penting untuk membuat harmoni antara biji kopi dan air panas. Aku harus membuat energi air panas memotong angin dan rendam dalam biji kopi yang digiling halus.”
“Ayolah, energi air panas....Ayolah, kafein.” Seru Ok Nam lalu akhirnya meminta Dong Bae mencicipi kopi buatanya.
“Wahh.... Aku merasakan alam semesta.... Kau diterima bekerja.”ungkap Dong Bae tak percaya merasakan kopi buatan Ok Nam. Ok Nam binggung mendengarnya.
“Mulai besok bekerjalah dikafeku. Apa Kau punya tempat tinggal?” tanya Dong Bae
“Aku berencana pergi ke suatu tempat yang dulu kukenal.” Ucap Ok Nam. Dong Bae menganguk mengerti dan meminta agar memberitahu kalau memang butuh bantuan.

Kim Geum menyiram tanaman sambil mengajak bicara kalau teman-temannya tampak sangat sedih akhir-akhir ini jadi membuatnya khawatir. Ia melihat Semua daun ditanamaanya itu  berguguran selama beberapa hari terakhir.
“Aku bilang kepadamu untuk melupakan apa yang dikatakan kupu-kupu itu. Tidak ada yang salah denganmu. Kau terlihat keren di mataku. Kau tak tinggi, tapi kau memiliki proporsi yang bagus. Itu lebih penting belakangan ini. Kau akan dapat bertemu kupu-kupu yang menyukaimu.” Ucap Kim Geum seperti menyemangati tanamanya.
“Kau teman terbaikku,Apa kau makan dengan baik? Pasti bingung memilih makananmu, kan? Makanlah sebanyak mungkin.” Ungkap Kim Geum pergi ke tempat peliharan kura-kura. 


Ia pun merasakan lapar juga lalu bertanya pada Yi Hyun apakah ingin makan ramyeon. Yi Hyun mengaku sudah membuat kari jadi menyuruh Kim Geum makan itu dan tak ada ramyeon di rumah. Kim Geum mengangguk mengerti.
“Tapi aku sangat menginginkan ramyeon.” Ucap Kim Geum lalu pamit pada kura-kuranya sebelum pergi keluar rumah.
Sementara Ji Hyun baru saja selesai mandi mengingat saat Ok Nam yang berkaca-kaca menatanya, dan merasa menyesal kalau  Seharusnya mengungkapkan identitasnya saat itu dan ia merasa tak nyaman ingin tahu  Siapa sebenarnya Ok Nam itu, Tapi akhirnya memutuskan untuk tak mengingatnya. 

Ok Nam duduk di pendop merasa kalau di Seoul hampir tak melihat bintang di langit dan tak percaya kalau dunia bisa berubah sebanyak ini, Ia pun berpikir kalau Suamiyya bereinkarnasi di dunia seperti ini, jadi pasti lupa ingatan lamanya.
“Wahh... ini Malam yang dingin... Aku harus menggunakan tongkat Pak Gu.” Ucap Ok Nam.
Saat itu Dong Bae keluar apartement memikirkan Ramyeon apa yang harus dimakan hari ini, lalu dibuat kaget dengan melihat Ok Nam yang memainkan tongkatnya dan sekumpulan burung datang. Ok Nam pun berbaring dengan selimut burung yang membuatnya hangat.
“Permisi, nenek Barista.” Ucap Kim Geum mendekati Ok Nam dan panik karena banyak burung yang terbang. Ok Nam pun bangun.
“Apa yang terjadi?.. Kau tak seharusnya tidur di sini, karena Terlalu dingin.” Kata Kim Geum khawatir.
“Aku baik-baik saja karena punya teman-teman hewanku.” Ucap Ok Nam bangga. Kim Geum terlihat binggung mendengar Ok Nam yang punya Teman hewan
“Kita bertemu lagi... Senang bertemu denganmu. Apa Kau tak punya tempat tinggal?” tanya Kim Geum
“Tempat yang biasa kukunjungi hilang.”akui Ok Nam. Kim Geum pun menawarkan  untuk tinggal di rumahnya sampai Ok Nem menemukan tempat.
“Aku bisa tinggal di rumah Prof. Jung di lantai bawah.” Kata Kim Geum langsung mengambil barang bawaan nenek Ok Nam
“Ini Tidak boleh begini. Apa yang harus kulakukan?” ucap Ok Nam binggung, Kim Geum mengajak nenek Ok Nam untuk mulai berjalan. 



Mereka pun masuk rumah, Ki Geum menaku Rumahnya agak berantakan, tapi meminta agar menganggaplah rumah sendiri. Nenek Ok Nam pun meminta izin agar bisa menginap untuk malam ini saja. Kim Geum panik melihat jemuran celana dalam dan buru-buru merapihkanya.
“Aku minta maaf karena membuatmu terganggu.” Ungkap Ok Nam dan berkomentar dalam hati kalau Kim Geum adalah pria muda yang baik.
“Tapi, ada perlu apa ke Seoul? Kupikir aku salah lihat tadi.” Kata  Kim Geum lalu melihat Ok Nam muda yang mengangkat tanaman yang sudah mati dan berubah bisa tumbuh kembali bahkan mengeluarkan bunga.
“Bagaimana kau melakukannya? Tanaman ini mati sebelumnya. Mungkinkah... Aku tak seharusnya percaya, tapi... apa nenek rubah berekor sembilan?” kata Kim Geum binggung. Ok Nam seperti ingin memukul Kim Geum.
“Astaga, lupakan saja... Seharusnya aku tak menanyakan itu padamu.” Ucap Kim Geum ketakutan.
Ternyata Ok Nam hanya memberikan pot agar Kim Geum memegangnya. Kim Geum berusaha tenang mengaku hanya bercana jadi meminta agar jangan pedulikan apa yang dikatakan tadi karena tak ingin Ok Nam marah.
“Aku seorang peri.” Akui Ok Nam. Kim Geum pun melonggo binggung mengingat saat Ok Nam menjadi wanita muda. 

[Epilog- Jung Yi Hyun in the Wonderland]
Keduanya duduk meminum kopi, Yi Hyun merasakan  Ada yang aneh di sini. Ia menatap kucing lalu Tuan Oh dan Nyonya Park berjalan sambil melambaikan tangan, menurutnya ada sesuatu yang sangat tak realistis. Ia pun melihat burung merpati dengan wajah panik.
“Hei, merpati itu... Dia menertawakan kita.” Ucap Ji Hyun panik
“Apa dia pernah melihat seekor merpati sebelumnya?” gumam Tuan Goo yang sedang berubah jadi merpati.
Bersambung ke episode 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Dukung Yuk... Tinggal 900 lagi... Semoga bisa tercapai. Di Akhir tahun. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: