PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 17 November 2018

Sinopsis Fluttering Warning Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Woo Hyun menarik Yoo Jung dan langsung menciumnya, setelah itu tiba-tiba langsung tertidur lelap. Yoo Jung binggung dan gugup akhirnya langsung keluar dari ruang rawat, teringat kembali yang dikatakan Dokter Kim.
“Dia masih di bawah pengaruh obat bius. Waktu bangun mungkin akan pusing, bicara dan gerakannya melamban. Jadi tolong jaga dia dengan baik.”
“Jangan-jangan... Apa Dia tak ingat?” ucap Yoo Jung kebingungan. 

Saat itu itu Yoo Jung dan CEO Han datang menghampiri Yoo Jung dengan wajah panik.  CEO Han memastikan kalau Yoo Jung tak terluka. Yoo Jung mengaku tak ada luka. CEO Han yakin kalau Yoo Jung pasti sangat kaget.
“Cha Woo Hyun terluka parah.” Kata Yoo Jung khawatir.
“Kudengar sampai harus dioperasi. Aku sangat berterima kasih padanya. Hal buruk akan menimpamu kalau bukan karena dia.” Komentar Yoo Joon
“Benar. Waktu mendengarnya aku sangat berterima kasih padanya.” Akui CEO Han.
“Sepertinya penguntit yang dulu. Pakaian dan posturnya mirip sekali.” cerita Yoo Jung. CEO Han kaget.
“Polisi sudah datang menyelidiki lokasi kejadian. Mereka juga mengumpulkan semua rekaman CCTV di sekitar area, semuanya akan segera terungkap.” Jelas CEO Han.
“Nuna, jangan khawatir... Agar hal seperti ini tak terulang, ke kamar mandi pun kau akan kuikuti.” Ucap Yoo Joon bertingkah sebagai pria sejati. CEO Han hanya bisa menahan senyum. 


[Rumah Sakit]
Woo Hyun sudah melipat baju seragamnya, Dokter Kim mengeluh karena Woo Hyun itu masih harus dirawat beberapa hari lagi. Woo Hyun pikir kalau akan nanti akan bertemu ibunya. Dokter Kim pikir benar juga karena Ibu Woo Hyun pasti  akan sedih dan membuat keributan kalau melihatnya.
“Kau Pulang saja. Itu yang terbaik..” ucap Dokter Kim gugup.
“Hyung. Soal pengobatan ibu... Kalau aku mencari metode lain, kau jangan marah.” Ucap Woo Hyun. Dokter Kim makin gugup ingin tahu Metode lain seperti apa.
“Aku berpikir untuk memindah ibu ke rumah sakit di Amerika tempatku dulu bekerja. Aku tak bisa hanya duduk diam dan harus berusaha semampuku.” Kata Woo Hyun. Dokter Kim membenarkan saja.
“Hyung, apa kau tahu kemarin Yoon Yoo Jung pulang jam berapa?” tanya Woo Hyun penasaran. 

Saat itu Yoo Jung datang dengan wajah gugup menanyakan keadaan Woo Hyun sekarang. Woo Hyun pun tak bisa menatap Yoo Jung lalu mengaku kalau baik-baik saja. CEO Han datang mengaku kalau tak tahu harus bagaimana berterima kasih padanya.
“Waktu kejadian kebakaran sudah lebih dari cukup.” Kata CEO Han. Woo Hyun pikir CEO Han Jangan bicara seperti itu lagi.
“Tak semua orang bisa melakukanya. Kau bisa karena mencintainya. The power of love. Itu Pasti menyenangkan.” Ungkap Dokter Kim mengejek.
“Benar...  Itu kekuatan cinta.” Kata CEO Han setuju. Yoo Jung memberikan tas kalau sudah membawakan baju untuk ganti.
“Dia akan kesulitan ganti baju, mandi, duduk dan berdiri sendiri sedikitnya seminggu.” Kata Dokter Kim.
Woo Hyun mengeluh karena mengatakan hal itu,  Yoo Jung mengatakan kalau akan menjagnya sampai sembuh. Woo Hyun panik karena Yoo Jung akan ada dirumahnya. CEO Han menegaskan bukan tapi Woo Hyun yang pergi ke Yoojeong Entertainment.
“Benar. Kemasi keperluanmu lalu ke rumahku.” Ucap Yoo Jung setuju.
“Aku dokter... Aku bisa jaga diriku sendiri, jadi Tak ada yang perlu dikhawatirkan.” Kata Woo Hyun 


Di dalam mobil
Yoo Jung meminta agar mendengarkan perkataanya, dan CEO Han juga berteriak yang sama agar Woo Hyun mendengarkan ucapan Yoo Jung. Woo Hyun pikir kalau lusa  pasti sudah lebih baik jadi bisa sendiri. Tiba-tiba Woo Hyun bergumam sendiri.
“Apa itu mimpi?”gumam Woo Hyun tentang ciuman kemarin, sementara Yoo Jung bertanya-tanya apakah Woo Hyun tak ingat.
“Apa Dia bersikap seperti ini karena ada orang lain? Bagaimana kalau hanya berdua, tiba-tiba dia...” gumam Yoo Jung berpikir kalau nanti Woo Hyun datang untuk melamarnya
Sementara Woo Hyun berpikir kalau Yoo Jung akan marah “Kenapa kau menciumku? Apa yang kau pikirkan? Apa yang kau rasakan?” Akhirnya keduanya hanya diam dalam mobil dengan wajah kebingungan. 


Yoo Jung membantu Woo Hyun turun dari mobil, Woo Hyun mengaku baik-baik saja.  Yoo Jung merasa khawatir menurutnya  Kalau hari ini tak datang ke rumahnya maka ia setidaknya bisa menjaganya dengan menarik koper yang sudah disiapkan.
“Kapan kau berkemas? ... Cha Woo Hyeon takkan nyaman kalau ada kau. Nanti Yoo Joon saja.” Ucap CEO Han
“Tidak, tak usah begitu.” Kata Woo Hyun menolak, Yoo Jung pikir  Lebih baik dirinya saja.
“Manusia harus punya hati nurani. Dia jadi seperti ini karena menyelamatkanku.” Ucap Yoo Jung
“Apa Kau tak ada jadwal?” sindir CEO Han. Yoo Jung mengeluh kalau jadwalnya itu tak penting.
“Aku sudah minta Joo Hwan mengosongkan jadwalku sampai besok. benar, kan?” kata Yoo Jung.
“Tapi tak perlu sampai sejauh itu... Kalau begitu bantu aku satu dua jam saja sebelum pergi.” Ucap  Woo Hyun seperti ingin berbicara dengan Yoo Jung.
“Ya. Aku juga akan mengurus diriku sendiri, tak usah khawatir. Ayo cepat masuk... Eonni, jangan khawatir” kata Yoo Jung bergegas masuk ke dalam rumah.
CEO Han hanya melonggo, dan saat itu paparazi mengambil foto keduanya. 


Yoo Jung membawa Woo Hyun sampai ke dalam rumah, tapi Woo Hyun malah membawa koper yang dibawa Yoo Jung. Yoo Jung mengeluh karena orang yang kesulitan bergerak malah membawa tas dan meminta agar membawanya sendiri.
“Apa Kau benar-benar akan tinggal di sini sampai aku sembuh?” tanya Woo Hyun
“Ibumu sedang sakit, jadi tak ada yang membantumu.” Ucap Yoo Jung
“Aku laki-laki. Mana mungkin laki-laki dan perempuan berduaan?” kata Woo Hyun.
“Saat ini bukan laki-laki dan perempuan. Tapi Kita pasien dan penjaga.” Tegas Yoo Jung
“Apa Kau tak khawatir dengan anggapan orang lain? Pasti banyak yang ingin mereka katakan.” Ucap Woo Hyun
“Saat ini hubungan kita sedang di tahap hangat-hangatnya. Dan Terlebih lagi, kau penyelamatku... Hal seperti ini sudah sewajarnya.” Ucap Yoo Jung
Ia lalu meminta Woo Hyun mengambil baju untuk ganti,  karena akan membantunya. Woo Hyun seperti tak peduli memilih untuk masuk kamar. Woo Hyun bertanya dimana kamarnya karena  perlu ganti baju yang nyaman. Woo Hyun dengan nada sinis menunjuk ke Ruang belajarnya. Yoo Jung berkomentar sikap Woo Hyun yang tak menyuruhnya pergi.


Yoo Jung sudah selesai berganti pakaian, lalu melihat foto Woo Hyun dengan ibunya, lalu memujinya kalau terlihat cantik sekali. Ia pikir Andai ibunya masih hidup, mungkin bisa sering foto seperti itu. Saat itu terdengar suara teriakan dari dalam kamar Woo Hyun.
“Kau sedang apa sendirian? Apa Ganti baju?” tanya Yoo Jung. Woo Hyun membenarkan berusaha memakai celana dan juga bajunya dengan satu tangan.
“Aku akan membantumu.” Kata Yoo Jung dari depan pintu. Woo Hyun menolak.
Saat itu Woo Hyun menarik celananya panik karena malah terjepit dan berteriak kesakitan sambil berguling ditempat tidur. Yoo Jung yang mendengarnya pun panik lalu berpikir  akan buka pintunya. Woo Hyun menolak tapi Yoo Jung tetap akan masuk kamar.
“Aku tak lihat, Apa Kau tak apa? Aku akan tutup mata dan berbalik sebentar.” Ucap Yoo Jun menutup matanya tapi mencoba untuk mengintip.
“Wahh... Kupikir kau tak pakai baju.” Keluh Yoo Jung melihat Woo Hyun hanya bisa memakai satu lengan bajunya.
Keduanya tertawa, Woo Hyun terlihat kesusahan. Yoo Jung pun meminta Woo Hyun bangun karena akan membantu memakai kaosnya perlahan. 
Woo Hyun duduk di meja makan terlihat masih canggung melihat sosok Yoo Jung ada dirumahnya. Yoo Jung pun akhirnya membersihkan lantai dengan vaccum cleaner mengaku kalau pandai bersih-bersih.
“Kemarin kapan kau pulang?” tanya Woo Hyun memulai pembicaraan.

“Setelah dipindah ke kamar rawat inap, kau tidur terus, jadi aku pulang.” Akui Yoo Jung
“Apa benar-benar mimpi? Tapi kalau mimpi rasanya terlalu nyata.”gumam Woo Hyun
“Kalau tak tahu kapan aku di sana, kurasa dia benar-benar tak ingat.” Gumam Yoo Jung
“Sebelum pengaruh obat bius hilang, pasien cenderung meracau. Kadang mereka sembrono membuka rahasia. Apa aku membuat kesalahan seperti itu?” tanya Woo Hyun
“Apa Dia bilang Kesalahan? Apa ini? Dia ingat, tapi rupanya kesalahan. Apa Dia akan seperti ini?” gumam Yoo Jung kesal
“Apa mungkin aku berkata bodoh?” tanya Woo Hyun. Yoo Jung bertanya balik apakah Woo Hyun ingat sudah melakukan kesalahan.
“Kalau ingat, aku takkan tanya. Dan Aku tanya karena sama sekali tak ingat.” Ucap Woo Hyun
“Kau tak ingat mungkin karena tak melakukan kesalahan, kan?” komentar Yoo Jung tak ingin mempermasalahkan lagi. 


Yoo Jung mengalihkan akan membuka kulkas dan akan memutuskan menunya setelah melihat ketersediaan bahan. Woo Hyun seperti tak yakin kalau Yoo Jung bisa memasak. Yoo Jung menegaskan kalau mahir di segala bidang. Woo Hyun akan membantunya
“Tak usah! Kau Berbaring saja.” Ucap Yoo Jung, tapi Woo Hyun mencoba tetap membantu, saat itu perutnya terasa sakit.
“Coba Lihat, sakit’kan. Itu sebabnya kau harus dirawat di rumah sakit.” Keluh Yoo Jung
“Karena kamar rawat inap yang terbatas, banyak pasien menunggu di IGD. Jadi Pasien dengan luka ringan sepertiku harus mengalah. Tapi Meski di rumah sakit beda bagian, aku juga khawatir akan bertemu ibuku.” Akui Woo Hyun.
“Benar. Tadinya kita akan menemui ibumu waktu semua ini terjadi. Bagaimana ini? Maaf aku membuatnya menunggu.”kata Yoo Jung khawatir.
“Aku minta temanku untuk menjelaskan padanya.” Jelas Woo Hyun
“Setelah kau sembuh, kita pasti akan menemui ibumu bersama.”ucap Yoo Jung lalu memberitahu kalau  sudah memutuskan menunya.

Yoo Jung mulai memasak, Woo Hyun melihat Yoo Jung hanya bisa bergumam “Aktris sehebat apapun dia, kalau semalam benar-benar terjadi pada dirinya, pasti sulit bersikap seolah tak terjadi apa-apa.” Sementara Yoo Jung menatap Woo Hyun juga bergumam.
“Dia bukan aktor. Kalau ingat kejadian semalam, tak mungkin bersikap seolah tak terjadi apa-apa.” Gumam Yoo Jung
Lalu tiba-tiba keduanya sama-sama memutuksan untuk melupakan kejadian semalam saja dan menganggap tak ada yang terjadi.
“Apa ini Mille-feuille nabe?” komentar Woo Hyun melihat Yoo Jung mulai menyusun daging dengan sawi putih.
“Apa Kau tahu artinya mille-feuille? Seribu daun. Kalau ditata di panci seperti ini, kelihatannya seperti pancinya berbunga. Ketika ibuku membuat ini, dia selalu bilang, wahh... cantiknya.” Ucap Yoo Jung dengan wajah bahagia. 

Akhirnya Yoo Jung selesai masak, membuka pancinya terlihat daging yang sudah matang. Woo Hyun melihat seperti tak percaya kalau Yoo Jung bisa masak. Yoo Jun mengaku tak tahu apakaha masakannya sesuai dengan selera Woo Hyun.
“Ini pertama kalinya seseorang memasak untukku bahkan di rumahku.” Akui Woo Hyun
“Apa Ibumu tak memasak untukmu saat dia di sini?” tanya Yoo Jung.
“Ibuku tak bisa memasak, jadi Aku masak untuknya. Itu Karena ibuku terlalu dini menjadi ibu.”cerita Woo Hyun.
“Kau pasti lapar, jadi Cepat makan.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun melihat Yoo Jung tak makan berpikir kalau tak ingin makan bersamanya.
“Aku ada proyek dan pemotretan iklan, jadi tak bisa makan. Aku harus menjaga tubuhku.” Akui Yoo Jung
“Karena kondisiku seperti ini, aku tak bisa menemanimu lari. Aku Khawatir kau akan berlari pulang ke rumah lagi, jadi aku tak tega menyuruhmu makan.” Ucap Woo Hyun 

Yoo Jung tetap menyuruh Yoo Jung makan saja, dan melihat makanan buatanya memang enak. Saat itu terdengar suara dari mesin cuci, Yo Jung tahu kalau itu cucian sudah selesai dan bergegas pergi. Woo Hyun tersenyum berpikir kalau Orang akan mengira dirinya sebagai tamu dirumah sendiri, lalu wajahnya panik Yoo Jung mencuci pakaian.
“Siapa yang menyuruhmu?” keluh Woo Hyun melhat Yoo Jung sedang menjemur pakaian.
“Kenapa? Di rumah aku juga bisa mencuci.” Kata Yoo Jung santai
“Kenapa perempuan memegang pakaian dalam pria…” keluh Woo Hyun. Yoo Jung baru sadar ditanganya Pakaian dalam pria dan Woo Hyun langsung mengambilnya.
“Cepat panggil manajermu lalu pulang. Aku merasa sangat tak nyaman.” Kata Woo Hyun kesal lalu masuk ke rumah. Yoo Jung heran dengan Woo Hyun yang marah dan wajahnya terlihat memerah karena malu. 

Akhirnya Woo Hyun memastikan kalau Yoo Jung pulang, dan membaringkan tubuhnya di sofa karena sangat lelah. Woo Hyun akan bangun, tapi badanya malah jatuh terbentuk karena sakit, lalu terdengar bunyi bel pintu rumahnya.
Yoo Joon masuk rumah melihat Woo Hyun seperti meringis kesakitan dan melihat ada noda darah dibajunya, wajahnya langsung panik. Woo Hyun mengaku baik-baik saja akrena Beberapa hari pertama akan seperti itu. Yoo Joon merasa tak seperti itu melihat Woo Hyun yang menahan rasa sakit.
“Hyung, Apa kita harus ke rumah sakit? Kalau tak mau , apa kau mau ke rumah kami?” tanya Yoo Joon. 

Yoo Jung sedang asyik nonton tv, mendengar bunyi bel rumah dan melihat kalau itu adiknya yang datang dan menyuruh untuk masuk saja. Yoo Joon berdiri lalu memperlihatkan dibelakangnya ada Woo Hyun. Yoo Jung panik melihat pakaian dan tak memaaki make up
“Jangan masuk! Tunggu!” teriak Yoo Jung langsung masuk ke dress room. Yoo Joon bertanya apa yang dilakukan kakaknya.
“Jangan masuk, mengerti?” teriak Yoo Jung, tapi akhirnya Yoo Joon mengajak Woo Hyun masuk saja.
“Kenapa dia harus datang sekarang? Masuk setelah hitungan ke sepuluh, Yoo Joon.” teriak Yoo Jung. 

Yoo Joon masuk melihat kakaknya keluar kamar mengeluh karean tak buka pintunya. Yoo Jung menyapa Woo Hyun datang ke rumahnya.  Yoo Jung tiba-tiba melihat pipi kakaknya yang merah berpikir kalau habis minum. Yoo Jung serba salah karena baru saja mengunakan blush on.
“Dia tak tahan minum. Wajahnya memerah seperti ini padahal hanya minum segelas.” Ejek Yoo Joon memberitahu Woo Hyun.
“Yoon Yoo Joon! Aku tak minum.” Teriak Yoo Jung kesal. Woo Hyun sedari tadi hanya senyum.
“Kalau kakakmu terlihat seperti itu tanpa mekap, itu dianggap kesempurnaan.” Kata Woo Hyun memuji, Yoo Jung pun dengan bangga agar adiknya bisa mendengar.
“Keputusanmu sudah benar. Aku sudah mengajakmu sebelumnya.” Kata Yoo Jung menyindir.
“Besok aku pasti sudah sembuh” akui Woo Hyun. Yoo Joon menceritakan saat datang ke rumah dan Waoo Hyun berdarah banyak.
“Hei... Adik. Tak separah itu!” teriak Woo Hyun tak ingin Yoo Jung khawatir.
“Kau memang berdarah. Aku takut dan Itu masalah serius.” Tegas Yoo Joon. Yoo Jung mengeluh kalau adiknya itu seharusnya membawa ke rumah sakit.
“Aku jatuh dan bagian yang dijahit agak sakit, tapi aku tak apa.” Kata Woo Hyun
Yoo Joung kesal Woo Hyun yang mengaku baik-baik saja padahal  berdarah. Woo Hyun mengaku tak keluar banyak tapi hanya sedikit saja jadi akan mengganggu sehari saja. Yoo Jung menolak karena Woo Hyun harus tetap ada dirumahnya sampai sembuh total.


Yoo Jung masuk kamar adiknya sambil mengeluh karena baunya tak sedap padahal seharusnya menjaga kebersihan. Yoo Joon membela diri kalau  Kamar laki-laki semuanya sama lalu memindahkan barangnya. Woo Hyun ingin membantu Yoo Jung memasang seprai.
“Tidak, tidak, aku sendiri saja.. kau bisa tambah parah. Aku saja... Ini Tinggal ujungnya.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun pikir mereka bisa melakukan bersama.
“Aku lebih kuat dari penampilanku!” ucap Yoo Jung tak ingin dibantu tapi Woo Hyun tetap ingin membantu.
Akhirnya keduanya saling menarik tapi malah membuat keduanya terjatuh ditempat tidur dan saling bertatapan. Woo Hyun menatap bibir Yoo Jung yang ada didepanya, suasana terasa canggung.
“Semalam bukan mimpi, kan?”gumam Woo Hyun. Yoo Jung pikir kalau Woo Hyun pasti mengingat kejadian semalam.
“Biar aku saja, kau istirahatlah.” Kata Woo Hyun saat meihat Yoo Joon datang. Yoo Joon dengan kesal dan gugup akhirnya keluar dengan nada marah.
“Dia kenapa? Apa Kalian bertengkar?” tanya Yoo Joon binggung dan merasa kalau sikap Woo Hyun juga aneh. 

Woo Hyun ada didepan kamar Yoo Jung ingin mengetuk tapi ragu, beberapa saat kemudian Yoo Jung juga ada didepan kamar Woo Hyun tapi tak berani masuk. Akhirnya Woo Hyun tak bisa tidur memilih untuk membuat lego sementara Yoo Jung sibuk berolahraga.
“Ya Tuhan. Wajahmu sampai mengecil setengahnya. Berat badanmu tak berlebih, kenapa menyiksa diri seperti itu?”keluh CEO Han melihat Yoo Jung penuh dengan keringat.
“Hyung, Apa kau kerjakan semua ini dalam semalam? Aku mungkin akan selesai dalam sebulan, Aku sangat mengagumimu.” Ucap Yoo Joon masuk kamar melihat Woo Hyun selesai membuat rangkaian lego
“Hyung. Apa Kau tak apa? Kau gemetar. Apa kau Kedinginan?” tanya Yoo Joon panik melihat Woo Hyun berusaha turun dari tempat tidur.
Saat itu Woo Hyun dan Yoo Jung saling berpapasan tapi karena terlalu lelah tak bisa saling menyapa. CEO Han menatap Yoo Joon, dan Yoo Joon menjawab dengan pundaknya kalau tak tahu menahu.
CEO Han menerima telp kalau seseoran sudah datang lalu memberitahu Yoo Jung kalau harus segera bersiap dan ke kantor karena Polisi datang. Yoo Jung baru saja mengambil minum meminta adiknya agar membantu Woo Hyun karena dokter bilang Woo Hyun kesulitan walau hanya cuci muka saja. 



Di ruangan
Woo Hyun dan Yoo Jung bertemu dengan polisi. Yoo Jung memberitahu kalau Baju dan posturnya mirip sekali dengan kriminal yang terakhir kali. Polisi mengatakan kalau mereka Sudah memeriksa dan kriminal tersebut sedang dipenjara, jadi tak mungkin melakukannya.
“Beberapa hari sebelum kejadian, aku sedang bersama Yoo Jung. Aku melihat seseorang berkeliaran, memakai jenis baju yang sama. Kukira dia hanya penggemarnya, jadi tak terlalu kupikirkan.” Cerita Woo Hyun
“Kapan waktunya? Kami juga harus mengambil rekaman CCTV pada waktu tersebut.” Tanya polisi
“Kejadiannya enam hari lalu. Sekitar pukul 10 atau 11 malam.” Ucap Woo Hyun
“Rekaman CCTV yang kami miliki saat ini sama sekali tak menangkap wajahnya. Kami perhatikan gerakannya, seolah dia tahu lokasi CCTV dan sepertinya benar-benar memperhitungkan gerakannya.” Jelas Polisi
“Lalu maksudnya kalian tak tahu apa yang akan dilakukannya lagi?”tanya Yoo Jung
“Sampai tertangkap, kami tak bisa mengesampingkan kejahatan tingkat kedua atau ketiga pelaku.” Jelas Polisi
“Kalau diperhatikan gerakannya dan sudutnya saat menggunakan senjata, kurasa sepertinya bukan residivis.” Komentar Woo Hyun
“Kurasa kau bisa menganalisis hal itu dari luka karena kau seorang dokter. Berdasarkan rekaman CCTV yang dilihat, analisis kami juga sama. Bagaimanapun di antara kalian berdua, masih belum jelas siapa yang jadi target, dan motif pelaku juga belum diketahui. Jadi Kalian harus lebih berhati-hati.” Ucap Polisi
“Maka targetnya mungkin bukan aku, jadi mungkin dia berusaha melukai Woo Hyun, apa begitu maksudnya?” tanya Yoo Jung mulai khawatir.
“Kita tak bisa mengesampingkan kemungkinan itu. Apa belakangan in sekecil apapun, kalian pernah merasakan perubahan yang mencurigakan atau orang yang aneh?” tanya Polisi
“Entahlah... Tak ada yang terpikirkan olehku juga.” Ucap Yoo Jung dan Woo Hyun merasa tak ada yang aneh dalam kehidupan mereka.
“Perhatikan orang di sekitar kalian dan segera hubungi aku kalau ada yang mencurigakan.”pesan Polisi. 



Keduanya akhirnya keluar dari ruangan, Yoo Jung bergumam sambil bertanya –tanya “Waktu itu apa yang kami rasakan? Kami berdua.” Sementara Woo Hyun berpikir kalau harus mengatakan perasaannya pada Yoo Jung
“Ingin kukatakan alasanku melakukannya, tapi... Sejujurnya, aku tak yakin.” Gumam Woo Hyun. Saat itu diam-diam Reporter Park mengambil gambar keduanya.
“Woo Hyun dibawa ke rumahnya, dan melihat getaran baik di antara mereka, menurutku sungguhan.” Pikir ass Reporter Park
“Bagaimanapun, kita harus terus mengawasi. Sampai kita pasti. Kalau ini strategi Reporter Joo Min Ah, sulit untuk mendapatkan sesuatu.” Kata Reporter Park yakin dengan perasaanya.
“Kau kebingungan setengah mati, hubungan mereka asli atau palsu, kan? Membawa Cha Woo Hyeon ke rumahnya adalah keputusan yang 100% tepat.” Kata Reporter Joo duduk dimobil melihat keduanya. 

Saat itu Yoo Joon tiba-tiba masuk mobil dengan masker, Reporter Joo mengeluh Kalau tingkahnya seperti itu maka  akan ditahan seperti kriminal dengan memakain pakaian serba hitam bahkan menutupi wajahnya. Yoo Joon malah mengoda reporter Joo yang mengkhawatirkanya.
“Reporter Joo bekerja sangat keras. Jadi Apa yang dilakukan Reporter Park?” tanya Yoo Joon.
“Dia kebingungan setengah mati karena Direktur Cha ke rumahmu. Maka kini mereka takkan bisa mengkritik kalau mereka adalah pasangan palsu. Kita tak boleh lengah. Kalau melihat celah, mereka akan meraihnya dan takkan dilepaskan.” Ucap Reporter Joo penuh semangat. 

Depan minimarket
Pria dan wanita duduk bersama, si pria memberitahu kalau  Belum lama ini terjadi kebakaran dan kabarnya Cha Woo Hyun menyelamatkan Yoo Jung dari kebakaran. Si wanita langsung memuji Woo Hyun itu sangat keren. Si pria kesal karen seharusnya bukan Woo Hyun yang menyelamatkanya tapi dirinya.
“Maka Apa kau akan menyelamatkanku kalau aku terjebak dalam kebakaran?” tanya si wanita mengoda.
“Kenapa harus aku mendekati api?” ucap Si pria. Si wanita kembali bertanya kalau ia jadi ke dalam air apakah pria itu akan menyelamatkanku
“Kenapa aku mendekati air?” keluh si pria, Si wanita kesal karena pria itu tak berbuat apapun.
“Kenapa api dan air mendekat di mana ada kau?” keluh si pria
“Bilang kau akan menyelamatkanku!” teriak wanita itu kesal. Keduanya saing adu mulut kembali lalu melihat berita muncul kembali di ponselnya. 


“Cha Woo Hyun, yang menjadi pengawal kekasihnya, telah dioperasi di rumah sakit di Seoul karena ditusuk.” Nyonya Han membaca berita anaknya langsung jatuh lemas dalam kamar rawatnya dan ingin tahu seberapa parah lukanya.
Tuan Cha membaca berita juga “Yoon Yoo Jung juga membatalkan jadwalnya untuk merawat kekasihnya” lalu berteriak marah karena anaknya yang terluka. Sekertaris Tuan Cha hanya bisa tertunduk diam.
“sudah kubilang ikuti dia seperti tikus! Apa aku harus tahu dari surat kabar kalau anakku sendiri terluka?” teriak Tuan Cha marah. Sek hanya bisa meminta maaf.
“Aku akan segera selidiki dan melaporkan kondisinya serta dirawat di mana.” Ucap Sekertaris.
“Yoon Yoo Jeong harus bertanggung jawab penuh dan jauhkan dia dari Woo Hyun!” perintah Tuan Cha. Sek menganguk mengerti 

Woo Hyun dan Yoo Jung sedang duduk di taman, Yoo Jung pikir Ibu Woo Hyun mungkin melihat artikelnya dan pasti sangat khawatir karena anaknya terluka. Woo Hyun pikir besok akan pergi mengunjunginya. Yoo Jung memutuskan untuk ikut.
“Kita padahal dalam perjalanan menemuinya waktu hal itu terjadi.” Ucap Yoo Jung merasa bersalah.
“Sebenarnya, ibuku divonis kanker.”akui Woo Hyun. Yoo Jung sedih dan ingin tahu Apa yang akan dilakukan
“Aku Harus melakukan semua yang aku bisa.” Ucap Woo Hyun sangat serius dengan penyakit ibunya
“Karena aku masih muda, dan kebakaran terjadi begitu cepat maka aku tak sempat berpamitan sebelum ibuku meninggal. Jadi aku semakin menyesal dan semakin merindukannya.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun pun tak bisa berkata apa-apa
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... MRS G



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar