PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 November 2018

Sinopsis Fluttering Warning Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBN

Sung Hoon pamit pergi karena Besok syuting pagi, Yoo Jung pun melambaikan tanganya seperti tak peduli,  Yoo Joon pun mengucapkan selamat malam. CEO Han melihat Sung Hoon keluar dengan wajah cemburut binggung dengan sikap artisnya.
“Apa Kau rutin berhubungan secara pribadi dengan Cha Woo Hyun?” tanya CEO Han.
“Aku tak pernah pandai dalam hal seperti itu. Makanya aku dicampakkan pria. Kau sudah tahu itu.” Akui Yoo Jung. CEO Han pikir juga seperti itu. “Tapi Tak pernah kubayangkan kau akan diretas. Kita tak tahu akan ada kejadian apa lagi, jadi hati-hati dalam bertindak.” Kata CEO Han
“Aku Harus lebih berhati-hati bagaimana lagi?” keluh Yoo Jung
“Cha Woo Hyeon orang yang baik, dan aku berterima kasih serta bersalah padanya dalam banyak hal, tapi kita tak tahu kapan hubungan kalian akan berakhir. Jadi jaga jarak sepatutnya.” Pesan CEO Han.
“Belum lama kau bercanda alangkah baiknya kalau kami benar-benar pacaran.” Keluh Yoo Jung
“Dia seratus kali lebih baik dari pria seperti Hwang Jae Min.” Kata CEO Han. Yoo Jung pikir tak ada alasan untuk menolaknya.
“Eonni, seandainya... seandainya saja aku benar-benar pacaran dengan Cha Woo Hyun, Apa kau setuju atau menentang?” kata Yoo Jung. Yoo Jung langsung setuju.
“Tak ada yang perlu didukung atau ditentang soal Cha Woo Hyeon. Tapi Saat ini aku sama sekali menentang gagasan kau pacaran. Terlalu banyak yang terjadi, dan sekarang bukan saat yang tepat. Kita pertimbangkan lagi tiga tahun dari sekarang.” Ucap CEO Han.
“Tiga tahun lagi usiaku tiga puluh lima tahun!!!” keluh Yoo Jung kesal
“Lalu? Apa salahnya berusia tiga puluh lima? Banyak wanita yang bertemu jodohnya pada usia empat puluh lima atau bahkan lima puluh tahun. Apa Kau tak tahu usia hanyalah angka?” balas CEO Han. Yoo Joon melihat keduanya adu mulut memilih untuk masuk ke dalam kamar.
“Aku diikuti penguntit dan diretas. Apa hebatnya menjadi bintang? Kalau tak bisa bernafas bebas, apa hidup namanya?” keluh Yoo Jung kesal. CEO Han pun berteriak marah.
“Kalau kau benar-benar sayang padaku, jangan mendorongku hidup seperti ini.” Kata Yoo Jung kesal dan akan masuk kamar saat itu Sung Hoon datang kembali
“Yoo Jung... Luangkan waktu untukku akhir pekan ini, kau Harus mau” ucap Sung Hoon.
“Kenapa kau sampai lari terengah-engah untuk mengatakan itu?” keluh CEO Han heran.
“Kau Harus luangkan waktu “ tegas Sung Hoo.  Yoo Jun setuju dan akan bicara lagi nanti lalu masuk kamar
“Wah... kenapa dia seperti itu? Dia sangat tenang selama masa pubertas.” Kata CEO Han heran. 



Yoo Jung diam-diam mengambil ponsel adiknya yang tertidur pulas dikamanya, setelah itu menelp Woo Hyun dalam kamarnya mengetahui kalau Hari ini bekerja terlalu keras dan bertanya apaah akan baik saja. Woo Hyun mengaku ada yang ingin ditanyakan.
“Sampai kapan kita akan memanggil satu sama lain secara formal seperti ini?” tanya Yoo Jung
“Aku lebih tua darimu, jadi aku boleh bicara santai. Apa Kau juga ingin bicara santai?”Ucap Woo Hyun
“Tidak, bukan begitu. Aku cuma tanya karena bicara formal rasanya seperti menciptakan jarak.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun mempersilahkan yang nyaman saja.
“Aku tak terbiasa bicara santai pada siapapun. Kalau begitu, karena kau lebih tua dariku, Apa kupanggil oppa?” kata Yoo Jung. Woo Hyun pun tak masalah.
Yoo Jung seperti tak sadar kalau sudah malam, karena harus cepat tidur. Woo Hyun setuju kalau bisa bicara lagi besok dan akhirnya menutup telpnya.  Yoo Jung heran Woo Hyun yang  cepat sekali menutupnya lalu berpikir kalau pacarnya itu pasti sangat lelah lalu bergegas menghapus Catatan panggilannya pada Hape adiknya. 


Yoo Joon masuk kamar membangunkan kakaknya, lalu melihat ponselnya ada ditangan kakaknyya padahal berpikir kalau hilang. Ia lalu melihat batterynya tinggal Sepuluh persen padahal Kemarin sudah diisi sampai seratus persen.
“Apa yang kau lakukan semalaman? Noona, Apa kau main game? Kau tak berjudi dan semacamnya, kan?” ucap Yoo Joon. Yoo Jung mengeluh mendengarnya sambil memukul kepala adiknya.
“Karena belakangan ini tingkahmu benar-benar... di luar biasanya... “ kata Yoo Joon mengusap kepalanya yang kesakitan. 

Yoo Joon tertidur saat sarapan, Yoo Jung mengeluh karena pasti khawatir melihat sikap kakaknya lalu berusaha membangunkan kakaknya. Yoo  Jung pun bangun bertanya ada apa seperti orang linglung. Yoo Joon heran dengan sikap kakaknya yang aneh.
“Apa Kau insomnia? Apa Kau tak tenang karena pelakunya belum tertangkap?” ucap Yoo Joon. Yoo Jung mengaku tidak.
“Bukan itu... Sudah Cepat makan.” Kata Yoo Jung dengan senyuman bahagia. 

Woo Hyun keluar dari ruangan, Yoo Jung langsung menghampirinya bertanya apakah Woo Hyun sudah sembuh. Woo Hyun menganguk, Yoo Jung pun mengucap syukur karena khawatir Woo Hyun yang memaksa bekerja.
“Itu Berkat dirimu dan Aku juga banyak merepotkanmu, Joo Won.” Kata Woo Hyun. Joo  Won pikir tak masalah.  Yoo Jung menyuruh Woo Hyun agar menemui ibunya.
“Ya. Aku akan segera kembali setelah menemuinya sebentar.” Kata Woo Hyun. 

Woo Hyun ke kamar ibunya tapi tak ada dikamar, lalu merapihkan tempat tidurnya dan melihat ada bungkusan obat di laci dan mencari di lemarinya lalu menemukan tumpukan obat di dalam tas. Nyonya Na masuk ruangan kaget melihat Woo Hyun sudah ada dikamarnya.
“Ibu, ini semua apa?” ucap Woo Hyun terlihat marah. Nyonya Na binggung. Woo Hyun ingin ibunya menjawab pertanyaan.
“Kenapa tak minum obat? Apa Ibu ingin secepatnya meninggal?” kata Woo Hyun marah
“Tidak, bukan begitu! Ibu sudah diterapi radiasi, jadi ibu ingin coba terapi diet.” Kata Nyonya Na
“Ibu selalu meninggalkankusendirian. Apa Kini ibu ingin menjadikanku yatim piatu sungguhan?” ucap Woo Hyun.
“Bukan seperti itu! Ibu dapat persetujuan Kim Jang Ho, dan bilang padanya kalau ingin coba terapi diet.” Kata Nyonya Na
“Minggu depan ikut denganku ke Amerika.” Kata Woo Hyun tak ingin kehilangan ibunya.
“Kenapa sampai ke Amerika? Di sini ada banyak metode yang bagus.” Ucap Nyonya Na panik.
“Rumah sakitku dulu terkenal mengobati kanker. Aku tak tahu kalau ibu sudah menyerah, tapi aku takkan pernah menyerah. Bagaimanapun caranya, aku akan menyelamatkan ibu. Jangan sampai semakin besar lagi.” Tegas Woo Hyun. Nyonya Na pun mulai panik. 


Woo Hyun berjalan dengan Dokter Kim di lorong rumah sakit,  memberitahu kalau akan menyiapkan konferensi video jadi meminta agar membantunya.  Dokter Kim ingin memberitahu sesuatu, tapi Woo Hyun kembali berbicara.
“Kalau kau sibuk, bisa jelaskan singkat mengenai hasil tesnya?” kata Woo Hyun
“Aku akan jelaskan catatan medisnya. Tapi Bukan begitu...” ucap Dokter Kim kebingungan.
“Hyung. Aku minta bantuanmu sekali lagi. Ibuku sudah hampir menyerah. Ini tak bisa dibiarkan.” Kata Woo Hyun dengan wajah serius.
“Maka dari itu... Ibu sebenarnya...” kata Dokter Kim makin tak karuan.
“Aku tahu ibu tak meminum obatnya. Jadi tolong bantu aku sekali lagi.” Kata Woo Hyun lalu bergegas pergi. Dokter Kim benar-benar kebingungan. 


Dokter Kim bertemu dengan Nyonya Na memberitahu alau ini Takkan ada bedanya walau mengatakan sesuatu dan Sebentar lagi Woo Hyun akan masuk, bahkan harus membawa hasil tes palsu untuk konferensi video dengan dokter Amerika.
“Mana mungkin mereka tahu hasilnya asli atau palsu? Tak ada yang tahu asal kau tak bilang apa-apa.” Kata Nyonya Na masih santai
“Beberapa hari lagi akan ketahuan, mana mungkin tak ada yang tahu?” ucap Dokter Kim
“Kenapa kau mau kalau akan mengungkapkan semuanya?” keluh Nyonya Na
“Meski sampai sejauh ini karena dibutakan uang, aku tak mau menciptakan situasi yang akan menodai reputasi Woo Hyun sebagai dokter. Itu... aku juga tak mau...” tegas Dokter Kim
“Mungkin aku Sunbae Woo Hyun tapi aku menghormatinya sebagai dokter, ibu Kalau aku ketahuan tanpa hasil, maka Woo Hyeon mungkin takkan mau bertemu denganku lagi. Pokoknya, akan kukatakan semuanya, asal ibu tahu saja dan bersiaplah.” Ucap Dokter Kim lalu bergegas pergi. Nyonya Na memanggil Dokter Kim yang keluar ruangan.
“Tolong pertimbangkan lagi... Tolong selamatkan aku!” jerit Nyonya Na. Dokter Kim seperti sudah mantap dengan pilihanya. 


Yoo Jung masih menunggu Woo Hyun lalu meminta Joo Won agar menyiapkan mobil. Woo Hyun menemui Yoo Jung menyruh agar pulanglah dulu dan istirahatlah karena harus di rumah sakit lebih lama untuk mempersiapkan konferensi video.
“Tak apa... Mau bagaimana lagi kalau kau sibuk.” Ucap Yoo Jung seperti sedikit kecewa.
“Aku akan pergi setelah melihatmu pergi.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung merasa akan pergi setelah melihat Woo Hyun pergi saja. 

Woo Hyun sudah siap dengan laptopnya memberitahu kalau Dokter James adalah pimpinannya, dan banyak membantu waktu ada di Amerika. Dokter Kim ingin bicara mengaku benar-benar tak bisa karena Kalau dilanjutkan Woo Hyun akan malu pada dunia internasional. Woo Hyun bertanya apa apa dengan sikap seniornya itu.
“Maaf.” Kata Dokter Kim berlutut. Woo Hyun bingung ada apa dengan Dokter Kim karena tiba-tiba berlutut.
“Ibumu... bilang kau akan mendengarkan kalau dia membuatmu terguncang hebat. Dia tak menderita kanker.” Akui Dokter  Kim. Woo Hyun kaget dan bingung.
“Ibumu menderita kanker adalah bohong.” Akui Dokter Kim. Woo Hyun berteriak marah .
“Aku pantas mati... Aku kehilangan akal sehatku... Aku takkan membela diri.”kata Dokter Kim. Woo Hyun langsung menarik dan mencengkram baju Dokter Kim.
“Apa Kau sebut dirimu dokter setelah berbuat seperti itu?! Sebesar apa imbalannya sehingga dokter bermain-main dengan penyakit?!” ucap Woo Hyun berteriak marah 
Yoo Jung akan pulang, Joo Won memberikan ponsel yang tertinggal di mobil. Yoo Jung pun bergegas masuk kembali untuk memberikan ponsel Woo Hyun. Sementara Woo Hyun masih shock menatap ke arah jendela.

Sementara diruang rawat, Nyonya Na kebingungan untuk berbicara dengan anaknya, lalu berpikir kalau harus menangis karena Woo Hyu itu pasti akan melunak kalau menangis. 
Woo Hyun akhirnya masuk ruangan, Nyonya Na dengan membalikan badan berpura-pura menangis.
“Aku sangat lega ibu tak sakit.” Ucap Wo Hyun. Nyonya Na mengaku kalau bersalah.
“Kalau aku menjadi bagian keluarga itu, ibu harus hidup seolah aku tak ada. Mulai sekarang ibu harus hidup seolah hal itu sudah terjadi.” Tegas Woo Hyun. Nyonya Na kembali meminta maaf.
Yoo Jung mendengarnya dari depan pintu terlihat bingung memikirkan nasib Woo Hyun.
 “Karena aku juga akan jalani hidupku seolah tak memiliki ibu.” Ucap Woo Hyun. Nyonya Na panik. 



Saat itu Yoo Jung seperti gugup, meminta Joo Won agar menghentikan mobilnya.  Di ruangan, Reporter Park memberikan foto-fotonya memberitahu kalau Woo Hyun dan Yoo Jung itu  pacaran.
“Aku menjalani kehidupan reporter yang memalukan, menjual artikel demi uang, tapi aku tak bisa mengklaim mereka bukan pasangan sungguhan.” Jelas Reporter Park. Hye Joo ingin tahu kelanjutanya
“Bila tujuanmu untuk memisahkan mereka, kurasa dibutuhkan metode yang berbeda. Menafsirkan hukum tergantung pada situasinya.” Kata Reporter Park


CEO Han bertemu dengan para petinggi memberitahu kalau Yoo Jung tak pernah ditahan atau dipenjara dan Hanya dua kali terkena rumor asmara menurutnya nilai kompensasinya tak terlalu besar dilihat dari kerusakannya.
“Kami juga merasa terlalu kejam, tapi atasan menurunkan perintah. Tangan kami terikat. Seperti yang kau katakan, penafsiran hukum tergantung pada situasinya.”Tegas si pria
“Ketua tim, demi membalas penghargaan kalian waktu dia masih pendatang baru, Yoo Jeong terus menjadi model Kanghan, terlepas nilai kontraknya, meski setelah jadi bintang top.”jelas CEO Han
“Kami juga tahu itu dan kami mengakuinya.” Ucap Pria terlihat santai
“Ini terkesan seperti kalian punya rencana buruk untuk menghabisi Yoojeong Entertainment Ketua tim, tolong katakan orang seperti apa yang memberi perintah mengenai Yoojeong Entertainment.” Kata CEO Han blak-blakan
“Kami sendiri tak benar-benar tahu, tapi kudengar putri bungsu grup. Dia dipanggil Direktur Kang Hye Joo.” Kata si pria. 


Hye Joo bertemu dengan ayahnya meminta pertolongan, karena butuh kartu rahasia. Tuan Kang tahu  Ketua Cha memprioritaskan Woo Hyun menjadi dokter, saat mereka sedangmengembangkan yayasan dan ketua Cha itu sudah lama tertarik dengan bisnis bioteknologi mereka.
“Bisnis bioteknologi kita sangat berharga, bahkan bagi ayah. Tapi Ini hadiah pertama dan terakhir yang kuberikan padamu. Kalau kalian menikah, katakan padanya aku akan memberikan bisnis itu pada Woo Hyun.” Ucap Tuan Kang memberikan berkasnya.
“Ayah, terima kasih” ucap Hye Joo menerima berkas dengan wajah sumringah. 


Sek Kang bertemu CEO Han dengan di lobby mengucapkan  Terima kasih sudah memodifikasi semua syarat yang dipilih. CEO Han pikir kalau mereka beruntung sebagai investor bertemu dengan perusahaan yang baik. Jadi akan  bayar dengan memberikan hasil yang lebih baik dari yang dijanjikan.
“Ya, kami akan menantikannya.” Ucap Sek Kang. CEO Han pun mengucapkan terimakasih. Setelah berjabat tangan Sek Kang pun masuk kembali,  CEO Han lalu melihat sosok Hye Joo yang masuk dengan tatapan curiga. 

Yoo Jung datang menemui Ibu Woo Hyun di restoran. Nyonya Han heran karena Yoo Jung tahu kalau akan datang ke restoran itu. Yoo Jung mengaku Mungkin beda level dengan konglomerat, tapi bisa mencari informasi. Nyonya Han tak bisa berkata-kata lagi.
“Aku mungkin kelihatan materialistis menyuruh anaknya menikah karena fokus pada uang, kan?” kata Nyonya Han. Yoo Jung mengaku tak seperti itu.
“Kalau aku punya putra, aku lebih suka putri konglomerat daripada aktris yang popularitasnya bisa redup kapan saja. Aku paham.” Ujar Yoo Jung
“Kejadian di rumah sakit kau sudah dengar semuanya, kan?” ucap Nyonya Han. Yoo Jung mengaku tak tahu detailnya.
“Woo Hyun kelihatan lega karena ibu tak sakit. Tapi dia sangat menderita dan kecewa. Aku ke sini untuk mengatakannya.” Kata Yoo Jung
“Terima kasih sudah peduli. Tapi Apa kau tak membenciku karena menyuruhmu menjauhi Woo Hyun? “ tanya Ibu Woo Hyun
“Anehnya aku tak marah, jadi aku sama sekali tak benci. Karena aku juga paham perasaan ibu.” Ucap Yoo Jung
“Kenapa kau selalu sangat pengertian? Kau membuatku merasa bersalah dan melunak padamu.” Keluh Nyonya Han
“Aku pura-pura berhati besar agar ibu akan melunak padaku. Aku berhasil.” Ungkap Yoo Jung bangga.
Nyonya Han meminta Yoo Jung agar jangan mengatakan hal itu karena takkan biarkan hatinya melunak karena Woo Hyun. Yoo Jung memberitahu Nyonya Han kalau Woo Hyun  sangat menderita Jadi berencana mengundang Nyonya Han untuk makan bersama mereka.
“Bagaimana kalau makan bersama kami, meluruskan kesalahpahaman, agar hati ibu bisa tenang?” saran Yoo Jung
“Kenapa kau selalu begitu? Woo Hyun pasti lebih pandai menilai orang dibandingkan diriku.” Kata Nyonya Han. Yoo Jung tak percaya kalau ibu Woo Hyun sudah memujinya. 

Yoo Jung mengajak Woo Hyun pergi  dengan membawa buket bunga. Woo Hyun bingung kenapa mengajaknya kesini, Yoo Jung mengaku  ingin menunjukkan Woo Hyun pada ibunya. Woo Hyun tak percaya kalau ibu Yoo Jung ada di area pemakaman.  Keduanya pun berdiri di depan pohon ibu Yoo Jung.
“Waktu ibu meninggal, ayah tak ada di sisinya. Waktu itu usiaku delapan tahun, dan aku pasti ingin sekali menyalahkan ayah atas kematian ibu. Kupikir dengan begitu penderitaanku akan berkurang.” Cerita Yoo Jung
“Kupikir ayah akan membuat hatiku tenang kalau menjelaskan atau membuat alasan. Tapi setiap kali aku marah, ayah hanya mendengarkan dan berkata, "Benar... Semua salah ayah.. Ayah bersalah". Jadi kami menjadi asing, dan kini aku tak berhubungan dengannya. Aku jahat, kan?” ucap Yoo Jung
Woo Hyun memeluk Yoo Jung untuk menenangkannya, Yoo Jung pun memina Woo Hyun agar tak bersikap seperti itu pada ibunya, karena Nyonya Han masih hidup adalah hal yang patut disyukuri.

Yoo Jung membuka pintu melihat ibu Woo Hyun datang ke rumah, lalu membantu karena membawa banyak barang. Ibu Woo Hyun melihat sudah ada makanan diatas meja,lalu berkomenta  Yoo Jung itu seperti tak bisa mencuci beras tapi bisa memasak semuanya dan memuji kalau itu luar biasa.
“Aku sudah coba segala hal karena harus mengurus adikku sejak ibuku meninggal. Aku pandai bersandiwara.” Kata Yoo Jung bangga
“Lalu Woo Hyeon di mana?” tanya Nyonya Han. Yoo Jung memberitahu Woo Hyun akan datang setelah perawatan malam selesai.
“Apa akan berjalan baik? Woo Hyun selalu menepati kata-katanya.Dia takkan pernah mau melakukan sesuatu di luar keinginannya.” Kata Nyonya Han ragu.
“Woo Hyun sangat menyayangi ibu. Dia seperti itu karena sangat kecewa. Dia akan senang kalau tahu ibu di sini.” Kata Yoo Jung yakin.
“Dulu aku menulis huruf di piring seperti ini dan bermain bersamanya.” Kata Nyonya Han melihat ada nama di mangkuk.
“Ini kenangannya bersama ibu, dan juga kerinduan. Mungkin karena aku tumbuh merindukan ibuku, kurasa aku paham perasaannya. Ketika Woo Hyun makan, dia juga menyiapkan untuk ibu.” Ungkap Yoo Jung
“Aku bukan seorang ibu, Aku tak punya hak... Aku bahkan tak tahu perasaan anakku sendiri.” Akui Nyonya Han sambil menangis.
Saat itu Woo Hyun sudah masuk rumah sengaja mendengar keduanya bicara, lalu bersuara agar tahu kedatanganya. Yoo Jung langsung bergegas pamit pergi dengan alasan masih ada jadwal dan meminta agar Woo Hyun menyelesaaikan masalah dengan ibunya serta tak perlu marah padanya. 



Woo Hyun mengetahui kalau Kebakaran waktu masih kecil disengaja dengan tujuan menyakitinya. Nyonya Han kaget mendengarnya, Woo Hyun tahu kalau Ibunya yang mengirim anak kecil kepada orang yang berbuat seperti itu dan yang mendorongnya ke rumah itu.
“Tapi sekarang Apa ibu menyuruhku ke rumah itu lagi?” kata Woo Hyun
“Mustahil. Itu... Bagaimana hal seperti itu... Tunggu Sebentar. Maksudmu ketika hal itu menimpamu, ketua... hanya diam tak berbuat apa-apa? Itu Mustahil... Ibu tak tahu itu... Apa yang telah ibu lakukan padamu? Ibu macam apa aku ini?” kata Nyonya Han kaget
“Ibu sangat malu.. Aku minta maaf..  Aku harus meminta maaf padamu.” Kata Nyonya Han langsung berlutut. Woo Hyun meminta ibunya agar berdiri.
“Ibu tak memperhatikanmu, dan tak bisa melindungimu. Ibu benar-benar minta maaf.. Dan ibu minta maaf membuatmu merasa kesepian. Ibu minta maaf karena tak bisa bersikap layaknya ibu, Woo Hyun.” Kata Nyonya Han dan Woo Hyun membantu ibunya berdiri.
“Sekarang berikan tempat ibu pada orang yang kau cintai... Ibu takkan pernah menyuruhmu ke keluarga itu lagi.... Ibu takkan pernah melepaskan mereka dan akan balas dendam.” Ucap Ibu Woo Hyun
“Kau bisa Putus hubungan dengan orang-orang seperti itu dan hidup bebas dan bahagia adalah balas dendam.” Saran Woo Hyun
“Bagaimana ibu dan anak bisa bertukar tempat?” kata Ibu Woo Hyun makin menyesal
“Ibu, kini aku ingin benar-benar bahagia. Untuk pertama kalinya dalam hidupku.” Kata Woo Hyun. Nyonya Han menganguk mengerti. 

CEO Han berbicara di telp kalau tak pernah terpikir itu sulit jadi bisa menerimanya. Reporter Joo masuk ruangan, CEO Han pun menutup telpnya memastikan kalau Kencan palsu berikutnya besok. Reporter Joo membenarkan Karena waktu itu terjadi penyerangan jdai mereka hindari pergi keluar semaksimal mungkin.
“Kita akan mengadakannya di klinik VIP Direktur Lee Dan besok ultah Direktur Lee.” Kata Reporter Joo. CEO Han pun dengan wajah bahagia mendengarnya. 

Hye Joo datang menemui CEO Han Jae Kyeong dari Yoojeong Entertainment dan menurutnya tak perlu memperkenalkan diri karena pasti tahu saat mencari tahu tentang dirinya.  Keduanya pun duduk bersama.
“Aku bertanya-tanya, berapa lama lagi kau akan datang mencariku. Ternyata Kau bertahan cukup lama.” Komenta Hye Joo.
“Kenapa kau lakukan semua ini terhadap Yoojeong Entertainment?” tanya CEO Han tak ingin bertele-tele.
“Karena Cha Woo Hyun.. Aku melakukan karena dia... Cha Woo Hyun adalah calonku, Pembicaraan pernikahan sudah diputuskan antar dua keluarga. Selama Yoon Yoo Jung bersama Cha Woo Hyun, maka Yoojeong Entertainment dan Yoon Yoo Jung akan semakin terperosok. Karena selang waktu berlalu akan kugunakan segala cara.” Tegas Hye Joo. 


Di dalam mobil
Woo Hyun dan Yoo Jung mengobrol, membahas saat pertama kali membantu kencan palsu. Yoo Jung masih ingat Woo Hyun  sangat gugup dan gemetar sekali bahkan tak tahu harus berbuat apa. Woo Hyun tak sadar kalau separah itu.
“Karena waktu berjalan, aku jadi selalu berpapasan dengan orang lain.  Apa Kau juga ingat melarikan diri?” tanya Woo Hyun. Yoo Jung mengaku mengingatnya.
“Aku yakin, hari ini takkan melarikan diri.” Kata Yoo Jung. Woo Hyu pikir mereka bisa berjalan-jalan karena di luar cuacanya bagus.

Di dalam ruangan, CEO Han terlihat kebingungan sambil terus mondar-mandir lalu menelp Reporter Joo agr berhenti merekam dan datanglah ke kantor karena kan memberikan berita eksklusif spesial.
Yoo Jung dan Woo Hyun berjalan sambil bergandengan tangan, layaknya kencan sungguhan. Tapi beberapa orang menatap mereka dengan tatapan aneh. Saat itu terlihat di layar besar,  [BERITA TERKINI: Woo Yoo Couple Berpisah!] Tangan Yoo Jung terlepas dan terlihat shock begitu juga Woo Hyun.
Bersambung ke episode 8

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... MRS G



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar