PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 November 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

“Apa Kau tahu, kau menjaga bawah sadarmu terkunci di ruang bawah tanah. Momen memalukan dan menakutkan serta kenangan yang ingin kau hindari. Kau mengunci semuanya di sini. Agar tak ada orang lain, bahkan kau tak dapat melihatnya, kau menggembok pintunya.” Jelas Ham Sook mengambar untuk menjelaskan.
“Apa Ada masalah dengan alam bawah sadarku?” tanya Yi Hyun bingung
“Setiap orang punya masalah. Tapi kau menolaknya dan bertindak seolah-olah tak ada. Kau takkan membuka gembok itu untuk siapa pun, bahkan dirimu sendiri. Bukankah itu sebabnya alam bawah sadar terus muncul dalam mimpimu?” jelas Ok Nam
“Tapi apa hubungannya ini dengan wanita itu?” tanya Yi Hyun masih penasaran.
“Bisa jadi bahwa wanita ini mengetuk pintu ruang bawah sadarnya.” Jelas Ham Sook. 

Ok Nam sedang ada dikamar, melihat telur yang selalu dibawanya walaupun mulai retak. Lalu ia melihat beberapa mangku yang dibawanya. Setelah itu membentuk seperti gantungan dan menaruh barang-barang milik anaknya di dalamnya. Dibagian paling atas ditaruh bunga lalu berdoa, saat itu tanaman mulai merambat dan terlihat sangat cantik. 

Tuan Park dan Nyonya Oh tertidur dan terbangun melihat ingin tahu jam berapa sekarang.  Tuan Park mengau jarang bermimpi, tapi  baru saja melakukannya. Ia mengaku melihat Peri Seon dalam mimpi, dan sekarang mengkhawatirkannya. Nyonya Oh juga merasakan hal yang sama.
“Aku ingin tahu apa dia bisa bertemu suaminya.” Kata  Nyonya Oh
“Dia mungkin sudah bertemu! Apa Kau tak ingat siapa yang membantunya?” kata Tuan Goo datang tanpa ada suara.
“Jangan menyelinap seperti itu!” keuh Nyonya Oh  
“Kau belum melihat bagaimana dia melakukannya. Yang kau lakukan hanyalah menulis beberapa kata untuknya.” Jelas Tuan Park
“Apa sesuatu sudah terjadi, maka kita pasti sudah mendengarnya. Kita belum mendapat kabar apapun karena suratku sampai dan Peri Seon baik-baik saja.” Ucap Tuan Goo yakin
“ Apa Sudah kau periksa?” tanya Tuan Park. Tuan Goo kebingungan.
“Apa kau kehilangan kontak dengan semua teman merpatimu? Jika tidak,maka kau bisa meminta bantuan mereka. Sekalian kita membicarakannya, biarkan aku mengatakan juga.” Ucap Tuan Pasrk tak bisa menahan unek-uneknya.
“Mentalitasmu rusak yang mencegahmu memiliki persahabatan yang panjang.” Tegas Tuan Park. Nyonya Oh menahan Tuan Park agar tak banyak bicara, tapi Tuan Park tak mau mendengar terus berbicara.
“Kau mengklaim bahwa orang lain meremehkanmu dan menghalangi jalanmu saat terbang.” Ucap TUan Park  
“Apa yang kau tahu? Apa kau melihatku mengakhiri pertemananku?” balas Tuan Goo marah
“Aku tak menyaksikan sendiri, tapi itu terjadi di antara merpati. Namun, kau tak pernah menghubungi mereka lagi. Bagaimana lagi kau bisa menjelaskannya? Aku benar-benar tak tahu.” Kata Tuan Park yakin
“Beraninya kau! Apa kau ingin mengakhiri pertemanan kita juga?” teriak Tuan Goo marah
“Astaga, hentikan sudah! Ada apa denganmu belakangan ini? Apa hormonmu tak seimbang? Apa kau sedang memasuki masa menopause?” ejek Nyonya Oj
“Bagaimana bisa seorang abadi sepertiku mengalami menopause? Masa mudaku masih utuh.” Kata Tuan Park yakin
“Dewa seperti kita kehilangan kekuatan kita jika berhenti berlatih.  Itu sebabnya aku belajar setiap hari dengan buku-buku seperti ini. Pak Gu bahkan tak bisa mengepakkan sayapnya dengan baik, dan kau cuma pnya biji ajaibnya untuk diandalka lalu tak ada lagi.” Ejek Nyonya Oh
“ Ketika orang melupakan keberadaan dewa kita, makhluk abadi seperti kita mungkin terhapus dari muka Bumi ini. Itu sama saja dengan mati. Cba Lihatlah pohon kopi di sana, Itu mulai layu sesudah Peri Seon pergi.” Tegas Nyonya Oh
Ia pun takkan merasa lega sampai melihatnya sendiri, lalu bertanya pada Tuan Goo untuk bergabung. Tuan Goo binggung apakah Nyonya Park ingin pergi Ke Seoul. Tuan Park panik karena tak tahu bagaimana berbicara bahasanya.
“Bukankah itu masalah? Cepat Kemas paspormu saat kesana.” Kata Nyonya Oh seperti ingin membodohi Tuan Park.  
“Pasporku? Wah, aku hampir lupa! Perjalanan terakhirku dengan itu ke Pulau Jeju... Aku penasaran di mana aku menyimpannya.” Ucap Tuan Park bergegas mengambil paspornya.
“Aku yakin sekarang... Pasti ada seekor cacing gelang yang tinggal di kepalanya.” Keluh Nyonya Oh. Tuan Goo pun setuju. 





Jeom Soon berubah menjadi kucing dengan mengunakan tasnya,  Kim Geu m melihatnya dan memanggil Jeom Soon karena mengenalnya, tapi Jeom Soon berusah mengacuhkanya. Kim Geum tahu kalau Jeom Soon sedang mencari Wi-Fi. Jeom Soon terus berjalan.
“Kau membutuhkannya, kan? Aku tak tahu kenapa, tapi terkadang aku bisa tahu apa yang dipikirkan hewan.” Ucap Kim Geum dan Jeom Soon memjawab dengan suara meong.
“Apa kau tahu cara menggunakan komputer? Wah.. Mengagumkan.” Kata Kim Geum terus mengerti yang dikatakan Jeom Soon walaupun hanya suara meong.
“Novel? Sungguh menakjubkan dan Sangat keren. Aku ingin tahu plotnya. Apa karakter utamanya? Apa itu kucing?” kata Kim Geum bersemangat


Akhirnya keduanya duduk ditaman, Kim Geum pun memberikan sosis pada Jeom Soon.  Ia pun mengakukalau suka camilan sosis itu juga dan bertanya apa yang disukai Ibu Peri. Jeom Soon tak menjawab dan Kim Geum tahu kalau Jeom Soon tak menjawabnya.
“Untuk mengakses router, kau akan membutuhkan informasi akunku. Jeom Soon, kau suka sosis, kan? Tapi apa yang Ibu Peri suka?” tanya Kim Geum berusaha mencari tahu dan dijawab dengan suara meong.
“Persik? Jadi ibu Peri suka buah persik. Itu Cocok untuknya...Bu Peri dan persik.” Kata Kim Geum dengan senyuman bahagia dan melihat Jeom Soon yang akan pergi setelah menulskan note passwordnya.
“Jeom Soon, bisakah aku mampir minum kopi lagi?” kata Kim Geum, Jeom Soon tak peduli memilih untuk pergi. 


Ham Sook pergi ke kedai kopi sambil mengingat yang dikatakan Yi Hyun “Wanita yang menyeduh kopi itu terlihat seperti nenek tua, wanita muda, dan peri. Penampilannya berubah. Apa yang harus kuperbuat?” Ok Nam menyapa pelangganya bertanya apa yang ingin dipesan.
“Bagiku, dia terlihat seperti nenek tua.” Gumam Ham Sook melihat Ok Nam dan menjawab mau secangkir kopi.
“Kopi mana yang kau inginkan?” tanya Ok Nam. Ham Sook melihat menu kopi yang aneh.
“Itu cukup beragam... "Sarapan Burung Pipit" dan "Tidak, Putri!"? Apa dia benar-benar memesan satu dari menu itu? Daebak.” Gumam Ham Sook tak percaya.
“Nenek, kopi mana yang paling laris?” tanya Ham Sook. Ok Nam menjawab  Sarapan Burung Pipit. Ham Sook pun meminta agar dibuatkan itu saja. Ok Nam pun membuat kopi yang dipesan Ham Sook.
“Ngomong-ngomong... Ahh.. Bukan apa-apa. Semoga harimu menyenangkan.” Ucap Ham Sook seperti enggan bicara. Ok Nam pun ingin bicara tapi diurungkan niatnya karena sebelumnya pernah melihat Ham Sook dengan Yi Hyun. 


Dong Bae tiba-tiba saja datang bertanya apakah Ok Nam menjual banyak hari ini. Ok Nam pun dibuat kaget, mencoba untuk tenang. Dong Bae menatap Ok Nam bertanya Apa yang terjadi dan berpikir kalau ada gerhana.
“Untuk beberapa alasan, ada bayangan di wajah cerah alamimu. Apa ada masalah?” tanya Dong Baek
“Tentu saja tidak. Apa kau mau minum kopi?” kata Nenek Ok Nam mengalihkanya.
“Wah... Peri Seon, kopimu menakjubkan. “ ungkap Dong Bae setelah minum kopi buatan Ok Nam
“Kehidupan online-ku mungkin tak beruntung, tapi aku beruntung dalam kehidupan nyata. Tongkat Ohjang-dong membawa Istri Kang Daniel bersamanya.” Kata Dong Bae penuh semangat memegang ponselnya.
“Ibu Cho, dewa pelindung... Menurutmu, bagaimanakah diriku? Akankah dia pikir aku cantik?” ucap Ok Nam ingin tahu. Dong Bae pikir Ok Nam bertanya karena profesor wanita itu
“Aku melihat dia dengan suamiku beberapa hari yang lalu. Jantungku mulai berdegup kencang.”akui Ok Ham. Dong Bae mengerti.
“Manusia memiliki kehidupannya sendiri. Beberapa peri sepertimu cukup keras menunggu 699 tahun untuk satu orang, tapi manusia biasanya sibuk dengan kehidupan fana mereka. Namun jangan khawatir. Rumor bilang bahwa lelakimu tak pernah berkencan dengan siapa pun.” Cerita Dong Bae.
Ok Nam tak percaya apakah sekalipun tak pernah. Dong Bae membenarkan. Ok Nam seperti bisa merasa lega. 



Yi Hyun kembali meminum kopi dari cangkirnya tak percaya kalau Walau sudah dingin, rasa kopinya masih enak. Sementara Ok Nam pulang ke rumah menulis dengan tinta [Kami sedang istirahat dari jam 3 sore sampai jam 5 sore.] Dan saat itu Jeom Soon pulang dengan wajah kesal.
“Ya Tuhan, kenapa aku harus berubah menjadi manusia sekarang?” keluh Jeom Soon kesal.
“Jeom Soon, kau setengah abadi juga. Kau harus melanjutkan pelatihanmu untuk mempertahankan kemampuanmu.” Nasehat Ok Nam
“Penampilanku terus berubah tanpa memandang waktu dan lokasi sejak datang ke Seoul, itu sangat menegangkan bagiku.” Keluh Jeom Soon.
“Kau tak pernah berubah menjadi harimau, kan?”kata Ok Nam memastikan. Jeom Soon mengaku Tidak pernah.
“Bahkan jangan berpikir untuk minum.” Tegas Ok Nam. Jeom Soon tahu lalu melihat gantungan yang ada di dekatnya.
“Aku membuatnya untuk menyimpan barang-barangmu di sana. Kau bilang ingin punya lemari. Gunakan itu sebagai lemari sementara untuk saat ini.” Jelas Ok Nam
“Apa Ini milikku?” kaa Jeom Soon dengan wajah bahagia dan mendekosi menjadi berbulu harimau.
“Ngomong-ngomong, catatan apa yang menempel dibokongmu?” tanya Ok Nam melihat note yang nempel di baju.
“Aku bertemu Geum dalam perjalanan ke sini.” Cerita Jeom Soon. Ok Nam bertanya apakah Jeom Soon menyapanya.
“Tidak, aku pura-pura tak melihatnya karena aneh rasanya, tapi dia bicara denganku duluan. Dia bahkan membaca pikiranku. Dia tahu aku membutuhkan Wi-Fi. Dapatkah seorang manusia membaca pikiran binatang?” kata Jeom Soon binggung.
Ok Nam pun tak tahu,   karena yang dia tahu kalau Kim Geum adalah  seorang pria dengan hati yang tulus,tapi tak tahu  kalau punya kekuatan seperti itu. Jeom Soon pun teringat kalau ibunya  seharusnya bekerja di kafe. Ok Nam memberitahu kalau sedang jam istirahat.
“Ada suatu tempat yang harus kita kunjungi.” Ucap Ok Nam. Jeom Soon mengeluh karena baru saja kembali. 




Tapi akhirnya Jeom Soon pergi dengan ibunya, Ok Nam kembali beruabah menjadi seoran nenek tua, seperti sedang jalan dengan cucunya. Lalu beberapa orang melihat dengan wajah heran. Jeom Son ebrtanya apakah kalau ia malu itu membuatnya jadi anak durhaka.
“Yah itu, sepertinya orang-orang memperhatikanmu. Ini agak memalukan.. Aku maaf.” Akui Jeom Soon.
“Tak apa... Aku juga sedikit malu dengan bajumu, jadi ide yang baik menjaga jarak seperti ini.”kata Ok Nam membiarkan Jeom Soon berjalan memberikan jarak sedikit.
Di dalam salon beberapa orang menatap Ok Nam karena sudah tua dan pergi ke salon. Pegawai ingin tahu apa yan dinginkan dari rambut Ok Nam,  Ok Nam meminta agar rambutanya dibuat secantik mungkin dan mencuci rambutnya.
“Nenek lucu sekali... Sangat mengesankan bagimu untuk menumbuhkan rambutmu selama ini. Tapi Tetap saja, orang-orang tak menyanggul rambut mereka belakangan ini. Padahal Mereka biasanya mengeriting rambut” jelas Pegawai melihat rambut Ok Nam yan panjang.
“Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan.” Kata Ok Nam yan masih polos
“Nyonya, itu berarti mereka membuat rambutnya keriting agar tampak lebih gimbal.” Jelas
“Seperti rambut Peri Oh.” Jelas Jeom Soon dengan cepat. Ok Nam membayangkan Wajah wanita berambut keriting.
“Aku hanya ingin kau mengeramasiku dan membuatnya terlihat bagus.” Ucap Ok Nam panik karena tak ingin di keriting.
“Kaun Ambilkan shampo buat ukuran nenek” ucap Pegawai dan meminta Ok Na agar pergi ke kamar untuk keramas.
“Gaya rambut seperti apa yang kau inginkan?” tanya pegawai pada Jeom Soon. Jeom Soon langsung menunjuk ke poster dengan rambut yang keriting dan mengembang 
“Ngomong-ngomong, apa kau sudah menemukan tempatnya?” tanya Jeom Soon. Ok Nam melihat Sangat ramai dengan wajah kebingungan.
“Di sana... Sepertinya ada di lantai dua.” Ucap Jeom Soon menunjuk papan nama “salon S Hair” 



Ok Nam sudah mengerai rambutnya yang putih, pegawai meminta Ok Nam agar berbaring. Ok Nam pikir si pegawai yang  lebih dulu Berbaring. Si pegawai pun bingung kenapa ia harus ikut berbarin karena Ok Nam harus berbaring agar bisa mencucirambutnya
“Oh begitu... Kupikir kau bilang kepadaku akan berbaring.” Ucap Ok Nam lalu berbaring
“Apa Airnya pas segini?” tanya sipegawai mulai mencuci. Ok Nam pikir sudah cukup hangat dan bagus.
“Baik, aku akan mulai keramas.” Kata si pegawai, tiba-tiba tangan Ok Nam malah menyentuh bagian kepalanya sendiri. Si pegawai panik dan binggung.
“Kau bilang, kau akan mulai keramas, jadi tidakkah aku harus membantumu? Nona jangan khawatir... Ini adalah pertama kalinya aku mencuci rambutku di posisi ini, tapi tampaknya mudah.” Ucap Ok Nam mencuci sendiri kepalanya. 

Ok Nam dan Jeom Soon selesai melakukan perawat,  Pegawai menanyakan komentarnya. Ok Nam mengaku serasa dikeramas di Pemandian Peri jadi sangat menyukainya. Pegawai pun senang dan akan menghitung tagihannya. Nenek Ok Nam akan masuk ke meja kasir.
“Tidak, tak perlu membantu... Yah, aku akan membayar tagihannya.” Kata si pegawai panik tapi salah menyebutkan kalimatnya.
“Tidak, bukan itu.... "Kau hanya perlu Bayar tagihannya." Jelas si pegawai.
Ok Nam mengeluarkan dompetnya dalam bajunya, Si pegawai mengambil uang 50ribu won karen itu cukup. Keduanya pun keluar dari salon, Jeom Soon sibuk 

Keduanya berjalan keluar dari salon, Ok Nam terlihat seperti masih muda berkomentar Jeom Soon terlihat seperti singa, bukan harimau. Jeom Soon yakin pasti terlihat keren dan berharap akan dilahirkan sebagai singa di kehidupan selanjutnya.
“Sekarang kita pergi ke salon, Senang rasanya, seperti mandi di Pemandian Peri 699 tahun yang lalu.” Ungkap Ok Nam bahagia.
“Pasti merasa gugup menjumpai Ayah... Itu bohong jika aku bilang tidak.” Goda Jeom Soon memuji ibunya yang terlihat masih cantik, mereka pun berjalan bergendengan tangan. 

Si wanita melihat Kim Geom didepan komputer sambil mengejek kalau  buang air sepanjang waktu karena hanya duduk saja. Ia pun ingin tahu apa yang dilakukan Kim Geum apakah sedang  berkencan, karena tak tampak seperti dirinya yang sebelumnya.
“Bagaimana dengan penampilanku?” tanya Kim Geum dengan wajah serius.
“Para wanita jaman sekarang tak menyukai pria yang memakai baju yang itu-itu terus. Selain itu, gaya fashionmu buruk.” Keluh si wanita.
“Pakaian tak begitu penting.” Kata Kim Geum seperti sudah jatuh cinta dengan ibu peri.
“Jika kau tak mau berkencan dengan seorang wanita dari Dinasti Joseon, berusahalah dalam ootdmu.” Jelas si wanita. Kim Geum tak mengerti apa itu "OOTD"
“Ini singkatan dari Outfit Of today. Orang jaman sekarang masih menerima muka yang jelek, tapi mereka membenci dengan orang yang punya selera fashion yang buruk. Astaga, aku bahkan tak mau memikirkannya.” Jelas si wanita
“Tak ada waktu bagiku mengurusi OOTD, aku tak boleh berkencan dengan seseorang hari ini.” Ungkap Kim Geum tak peduli.
“Katakan padaku sebelumnya jika kau akan berkencan biar aku bisa minum antasid. Wah... Kenapa perutku sakit setiap kali melihat orang berpasangan?” keluh si wanita kembali duduk dibangkunya. 


Ki Geum mengingat saat bertanya pada Jeom Soon  Apa yang Ibu Peri sukai, lalu mengetahui kalau itu Persik. Ia mencari keyword [Persik musim gugur] dan menemukan harganya 17.000 won.
Ia lalu mengingat saat Ok Nam meminta Yi Hyun untuk datang lagi pada "jam anjing" karena Ada sesuatu yang ingin ditanyakan dan kembali mencari keyword [Jam anjing]

 Yi Hyun berlari di lorong memanggil seorang wanita bernama Lee Bo Young yaitu seorang mahasiswa pascasarjana dari departemen Sejarah Korea. Bo Young tahu kalau didepanya pria bernama  Jung Yi Hyun dari departemen biologi.
“Ya, itu aku Lee Bo Young, Ada yang bisa dibantu?” ucap Bo Young seperti terkesima dengan wajah tampan Yi Hyun karena terlihat sangat muda.
“Kapan tepatnya jam anjing itu?” tanya Yi Hyun. Bo Young binggung dengan Jam anjing
“Jam 7 malam sampai 9 malam.” Kata Bo Young. Yi Hyun pikir kalau ia  bisa mencarinya secara online.
“Kapan tepatnya aku harus berada di sana ketika janji bertemu adalah pada jam itu? Apa Jam 7 malam? Atau jam setengah 9 malam? Kenapa ini hanya dua jam?” jelas Yi Hyun. Bo Young mengaku tak tahu.
“Apa ada kemungkinanku akan menunggu 2 jam jika aku pergi ke sana jam 7 malam?” tanya Yi Hyun
 “Aku tak yakin. Apa kau datang jauh-jauh ke sini dari gedungmu. hanya untuk bertanya padaku tentang itu?” keluh Bo Young.
Yi Hyun tak mendengarnya memilih untuk bergegas pergi karena sudah hampir jam 7, Bo Young hanya bisa menatap Yi Hyun sambil mengaku kalau profersor itu sangat tampan. 
Yi Hyun buru-buru datang ke kedai kopi dan kaget melihat Geum ada dikedai sambil  bertanya Apa yang bocah itu lakukan di sana , lalu bersembunyi untuk melihatnya.
“Kau tampak sedikit berbeda dari sebelumnya.” Komentar Kim Geum . Ok Nam mengaku sudah menata rambutku di salon.
“Itu pasti alasanmu terlihat sangat cantik.” Goda Kim Geum. Ok Nam terlihat malu meminta agar Berhenti bercanda.
“Aku tak bercanda... Kau selalu cantik.” Puji Kim Geum. Ji Hyun melihat dari kejauhan terlihat kesal.
“Lihatlah dia tertawa... Siapa yang menjaga lab? Dia seharusnya tetap di sana.” Keluh Yi Hyun lalu terkejut karena sudah ada Jeom Soon ada didepanya. 

Kim Geum dan  Ok Nam akhirnya melihat Yi Hyun berdiri tak jauh darinya. Yi Hyun pun akhirnya berpura-pura menyapa keduanya lalu mendekati kedai, dengan sinsi bertanya apda Kim Geum Siapa yang di lab sekarang., Kim Gim menjawab ada Jung Min dan Kyung Sik.
“Sepertinya mereka begadang semalaman kemarin juga.” Ucap Yi Hyun seperti ingin Kim Geum segera pergi
“Aku akan segera kembali.” ucap Kim Geum yang ingin tetap berada bersama Ok Nam
“Apa Kau tak pergi?” keluh Yi Hyun. Kim Geum mengatakan akan masuk sebentar lagi.
“Apa kau bekerja di sini sepanjang hari? Apa Tak bergantian dengan Bu Cho?” tanya Kim Geum tetap ingin bicara dengan Ok Nam
Akhirnya Yi Hyun mengusir Kim Geum untuk segera pergi, Kim Geum mengeluh karena sedang ngobrol dengan Bu Peri. Ok Nam pun meminta agar Kim Geum pergi saja karena pasti sibuk dan bisa Berkunjung lagi besok. Kim Geum akhirnya pergi, suasana terlihat canggung.
“Aku akan membuatkanmu secangkir kopi yang nikmat.” Kata Ok Nam mengurangi rasa canggung. 

Yi Hyun menunggu Ok Nam sampai menutup kedai, keduanya seperti sedang bertemu untuk berkencan. Ok Nam berpikir kalau Yi Hyun lupa. Yi Hyun mengaku kalau mengingatnya ketika lewat dan ingin tahu alasan Ok Nam ingin berbicara denganya.
“Siapa namamu?” tanya Ok Nam dan Yi Hyun balik bertanya. Ok Nam pun menjawab namanyaSeon Ok Nam dari Alkaid.
“Namaku Jung Yi Hyun... Apa itu yang ingin kau tanyakan?” tanya Yi Hyun binggung
“Kau mungkin berpikir aku adalah wanita yang aneh, tapi biarkan aku menceritakan sebuah kisah. Apa kau keberatan mendengarkannya?” ucap Ok Nam. Yi Hyun pikir kalau itu tak membutuhkan waktu lama. 

“Dahulu kala, ada penebang kayu yang miskin... Dia hidup seperti itu untuk mencari sesuap nasi.” Ucap Ok Nam yang mengingat Yi Hyun di masa lalu dengan rambutnya yang panjang.
“Tunggu... Sebentar... Sepertinya kita sedang membicarakan seseorang.” Kata Yi Hyun heran.
“Ini disebut, seperti narasi... Intinya, suatu pada suatu hari, penebang kayu bekerja di pegunungan pada pagi hari. Tapi dia melihat seekor rusa berlari dari jauh.” Cerita Ok Nam 

Yi Hyun sedang menebak kayu pun melihat rusa yang berlari kearahnya, lalu berbicara "Tolong selamatkan aku, Tuan... Seorang pemburu mengejarku."  Yi Hyun mendengar cerita Ok Nam tak percaya kalau seekor Rusa bisa bicara. Ok Nam kebingungan menjelaskanya.
“Apa ini semacam personifikasi?” komentar Yi Hyun, Ok Nam tak menjelaskan hanya ingin terus bercerita
“Dia menyembunyikan rusa di tumpukan kayu. Ketika pemburu itu datang, dia bilang, "Rusa itu pergi ke arah sana." Pemburu pergi ke arah itu, dan rusa itu bilang kepadanya bahwa ada kolam, di mana peri dari langit turun untuk mandi.” Cerita Ok Nam yang saat itu menjai peri.
“Inilah pertanyaannya... Jelaskan dalam 50 kata bagaimana perasaanmu tentang kisah ini. Apa Kau tak ingat apa-apa?” kata Ok Nam. Yi Hyun terlihat binggung. 


“Sesuatu sudah menggangguku dari tadi.” Akui Yi Hyun. Ok Nam ingin tahu apa itu.
“Tak masuk akal rusa bisa bicara.” Kata Yi Hyun. Ok Nam tak ingin menyerah memperlihatkan sesuatu yang sudah disimpanya.
“Lalu bagaimana dengan ini?” tanya Ok Nam. Yi Hyun melihat kalau barang itu Kelihatannya sudah tua.
“Apa Kau tak ingat apa-apa? Hari itu, aku menaruh selendang di lehernya. Sesudah dia meninggalkan rumah, lalu aku menemukan sesuatu tergantung pada cabang pohon di halaman. Aku sudah tahu siapa yang menggantungnya di cabang pohon itu, tapi aku tak bisa memastikannya pada akhirnya.” Cerita Ok Nam masih mengingatnya.
“Pernahkah kau melihatnya sebelumnya?” tanya Ok Nam. Yi Hyun mengaku tak pernah.
“Mohon maaf, tapi ini pertama kalinya aku melihatnya. Aku tak yakin apa maksudmu tapi aku bukan yang kau cari.” Kata Yi Hyun yang tak mengenal Ok Nam.
“Izinkan aku mengajukan satu pertanyaan juga. Bagaimana kau melakukannya? Aku jelas melihatmu sebagai nenek pada awalnya, tapi sejak di kolam itu, Aku terus melihatmu sebagai wanita muda. Bagaimana kau melakukannya?” jelas Yi Hyun
“Apa Sejak saat itu?” tanya Ok Nam. Yi Hyu membenarkan dan menurutnya tak masuk akal, tapi bisa melihat Ok Nam dengan  penampilan berubah di depan matany.
“Dan pagi ini, Kulihat, kau mengenakan pakaian aneh. Aksesori berbentuk kupu-kupu dan baju bermotif kupu-kupu. Makhluk apa sebenarnya kau ini?” tanya Yi Hyun binggung
“Dia bukanlah pria biasa... Dia salah satu dari kami.” Gumam Ok Nam yakin
“Apa kau semacam memantraiku Atau itu hanya khayalanku? Kau tahu ini tentang apa... Katakan padaku siapa kau.” Kata Yi Hyun penasaran.
“Apa kau benar-benar tak ingat apa-apa? Aku bertanya padamu. Jangan berpikiran aku gila, kumohon coba mengingatnya lagi.” Ucap Ok Nam menarik tangan Yi Hyun agar memegang wajahnya.
“Apa yang salah dengan wanita ini? Dia aneh.” Ungkap Yi Hyun, tapi Ok Nam seperti merasakan Yi Hyun sama seperti dulu saat mereka berpisah dan serpihan bunga sakura pun berguguran.
Bersambung ke episode 3

 Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar