PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 14 November 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Yi Hyun ada di dalam kamar sambil berbaring sementara Kim Geum sbuk dengan laptopnya. Yi Hyun bercerita kalau Tadi seseorang yang mirip dengan Kim Geum mengenakan bunga di rambutnya. Yi Hyun menunjukan jepitan rambutanya bertanya apakah jepitan itu yang dilihatnya.
“Itu aku... Aku pergi menonton film dengan Seonnyeo-nim tadi. Mereka memutar karya klasik, jadi kami melihat 1993 "King Kong". Grafik komputernya kekanak-kanakan, tapi aktingnya...” akui Yi Hyunbangga
“Apa kau gadis remaja? Kenapa memakai bunga?” komentar Yi Hyun sinis. Kim Geum merasa kalau kelihatannya lucu.
“Akankah ibumu menginap malam ini?” tanya Yi Hyun. Kim Geum pikir mungkin menginap karena sudah larut.
“Apa itu baik-baik saja denganmu?” tanya Kim Geum. Yi Hyun pikir tak masalah.
“Bagaimana kalau sampai besok?” goda Kim Geum. Yi Hyun kesal karena seperti terus mengejeknya lalu terdengar teriakan dari luar kamar. 

Ibu Kim Geum berteriak saat membuka lemari jas yang dianggap seperti lemari es. Keduanya turun langsung menutup hidung karena baru yang menyengat. Ibu Kim Geu marah dengan kulkas milik anaknya yang mebuat semua makanan hancur berantakan.
“Aku menghabiskan sepanjang tahun untuk merawat lauk dan bumbu ini, tapi sekarang semuanya hancur.” Ucap Ibu Kim Geum sedih. Yi Hyun melihat jaket yang digantung dan langsung mengambilnya.
“ Oh tidak. Bagaimana ini bisa terjadi? Ini jaket favoritku.” Kata Yi Hyun menangis memeluk jasnya. Ibu Kim Geum terlihat bingung.
“Kau terlalu muda untuk mengalami demensia, kenapa kau menggantung jaketmu di kulkas? Juga, kenapa bagian bawah kulkas dipanaskan seperti lantai di malam musim dingin?” keluh Ibu Kim Geum. Yi Hyun terlihat masih shock.
“Ibu, ini bukan kulkas, tapi lemari dan fungsinya adalalh Menghangatkan pakaian, untuk menghilangkan baunya Aku minta maaf, aku seharusnya memberitahunya.” Ucap Kim Geum merasa bersalah. Ibu Kim Geum pun berpikir kalau itu lemari yang menyiram pakaiannya. 

Makan malam
Ibu Kim Geum memberikan potongan ikan pada mangkuk Kim Geum, mengaku takut kalau keduanya tak banyak makan jadi akan memasak sup cheonggukjang dan tumis lobak kering. Kim Geum menghormati Ibu Kim merasa kalau makanan enak.
“Bagaimanapun, aku akan memastikan untuk membersihkan lemarimu sementara aku tinggal di sini selama beberapa hari.” Ucap ibu Kim. Yi Hyun kaget dan merasa tak perlu.
“Tak usah sungkan. Minyak perilla bocor, dan bubuk biji perilla ada di mana-mana. Dan itu Tak baik  jika aku pergi begitu saja. Aku dikenal sebagai Nyonya Bertanggung jawab jadi Aku selalu bertanggung jawab atas tindakanku.” Kata Ibu Kim Geum.
“Ibu , aku akan membantu karena kau adalah Nyonya Bertanggung jawab. dan aku Tuan Pembantu.” Ucap Kim Geum. Ibunya pun memuji anaknya. 

Tuan Goo dkk akan siap pergi dan mengucapkan  Terimakasih untuk semuanya. Si bibi mengaku walaupun Baru dua hari tapi sedih melihat mereka yang pergi. Ketiganya hanya diam saja, Si bibi bertanya Apa ada yang lain. Dua pria terlihat kebingungan ingin bicara.
“Kenapa kau tak memberitahu gaji kami?” tanya Nyonya Ok berani bicara. Si bibi binggung ketiganya meminta gaji.
“Sehari sebelum kemarin, kami bekerja untuk membayar apa yang kami makan. Namun, kami bekerja seharian kemarin sampai kaki kami hampir copot. Bukankah logis kalau kita dibayar untuk itu?” ucap Nyonya Ok
“Apa yang baru saja kau katakan? Apa kau tak ingat jumlah gurita yang kau makan? Jadi Kenapa aku harus membayarmu? Aku merasa kasihan kepada kalian bertiga, jadi aku menawarkanmu tempat tinggal, tapi apa ini caramu membalasnya?” ucap si bibi marah
“Kau tampaknya cukup bangga hanya karena kau seseorang penjual monster gurita.” Ucap Tuan Park. Si Bibi tak percaya dianggap Monster gurita.
“Gurita di menumu seharusnya hanya punya tiga kaki! Jika itu bukan monster, aku tak tahu apa itu. Namun, kami cukup baik untuk tak menekan biaya apa pun!” ucap Tuan Park
“Kenapa? Aku akan memberitahumu alasannya. Kami tahu bahwa beberapa orang harus menipu pelanggan mereka dan menjual monster gurita untuk mencari nafkah.” Komentar Tuan Park
“Kau berbicara seolah-olah kita berada di jaman penjajahan Jepang.ddan Juga, itu tak berarti punya tiga kaki. Hanya saja kakinya ditipisin. Tapi Ini gurita berkaki panjang!” teriak si bibi dan akhirnya menyuruh mereka untuk pergi dari restoranya.
“Jika kau kembali, aku akan mencongkel semua matamu dan menjadikannya jus! Mengerti?”ancam si bibi melihat ketiganya keluar dari restoran. 


Yi Hyun datang ke kampus, lalu mendengar dua muridnya sedang membahas kalau sekarang Tak perlu pergi keluar untuk kopi enak hari ini. Kopi di kampus mereka juga enak. Tapi menurutnya sungguh menyakitkan mendengar wanita tua itu bilang dirinya adalah peri.
“Yah.. Begitulah demensia... Kau mengingat kenangan lama dengan lebih jelas.” Komentar Mahasiswa satu
“Dia pasti menyukai dongeng, "Sang Peri dan Penebang Kayu". Sebulan sebelum nenekku meninggal, dia terus bilang dirinya adalah seorang puteri.” Cerita temanya.
“Ayo kita tak membicarakan hal-hal yang menyedihkan ketika kita menikmati makanan enak.” Ucap Mahasiswa lain tak ingin mendengar cerita sedih. Yi Hyun terus mendengar terlihat sedih. 

Di depan kedai sudah banyak yang mengantri, Dua mahasiswa memesan SBP dan AMR. Ok Nam binggung apa maksudnya. Anak laki-laki memberitahu kalau itu singkatan Sarapan Burung Pipit and Air Mata Rusa. Ok Nam pun tersenyum mendengarnya.
“Kopi nenek sangat populer, jadi yang kita katakan itu singkatannya.” Jelas si pria
“Kalian para mahasiswa pasti menjalani kehidupan yang menyenangkan. Dalam hal itu, apa kau sudah mencoba LTP? LTP bagus untuk belajar” ucap Ok Nam. Kali ini dua mahasiswa binggung.
“Ahh.. Itu pasti "Larangan Tuan Puteri". Kami akan mencoba hari ini meskipun kita tak akan belajar dengan giat.” Kata si anak.
Saat itu Yi Hyun melihat dari kejauhan kalau kedai kopi Ok Nam sedang banyak sekali pelanggan. Lalu tiba-tiba dua anak wanita melihat Yi Hyun langsung penuh semangat, seperti sudah menjadi fansnya. Diam-diam Ok Nam melihat Yi Hyun seperti menahan cemburu karena didekati wanita lain. 

“Apa yang membawamu kesini? Bagaimana kau tahu tempat ini? Apa tak ada kedai kopi di dekat kantormu? Tapi Bukankah disini keren sekali? Prof, traktir kami secangkir kopi.” Rengek si anak murid.
“Yah, tapi aku harus pergi...” ucap Yi Hyun menghindar, tapi Si anak murid menarik tangan Yi Hyun.
“Tolong beri kami dua cangkir kopi.” Ucap Yi Hyun, si anak meminta tiga karena satu untuk temanya juga memesan kopi "Larangan Tuan Puteri".
“Apa kau merasa lebih baik sekarang?” tanya Ok Nam. Yi Hyun binggung karena dimananya Ok Nam adalah wanita muda.
“Yah, aku baik-baik saja.” Kata Yi Hyun. Ok Nam mengaku  Senang mendengarnya karena sangat mengkhawatirkanya.
Yi Hyun binggung lalu mencoba file dikepalnya di folder [Bawah sadar] dan mengingat kalau ia tertidur Di punggung harimau dan semua kejadian yang menurutnya mimpi. Ia pun bergumam tak percaya kalau itu benar-benar terjadi hari itu, saat ingin bicara tiba-tiba dua muridnya lebih dulu bicara.
“Teman-temanku bilang kepadaku bahwa kau adalah peri. Benarkah itu?” ucap si wanita
“Memang benar aku peri.” Kata Ok Nam. Si Wanita mendengarnya langsung mulai mengejek Ok Nam.  Yi Hyun yang mendengarnya tak tahan meinta agar Ok Nam bicara denganya. 



Ok Nam dan Yi Hyun pun bicara disamping kedai, Ok Nam dengan senyuman bahagia ingin tahu apa yang akan dibicarakan Yi Hyun.  Yi Hyun kesal meminta Ok Nam agar tak menyebut dirinya peri di depan orang lain mulai sekarang.  Ok Nam binggung menanyakan alasanya.
“Ketika orang lain mendengarmu mengatakan itu, mereka menyebut dan menggosipkanmu sebagai nenek gila.” Ucap Yi Hyun
“Aku menyebut diriku peri karena aku memang peri, jadi aku tak peduli bahkan jika orang-orang menggosipkanku. “ komentar Ok Nam
“Apapun masalahnya, berjanjilah kau akan berhenti. “ tegas Yi Hyun. Ok Nam bertanya apakah Ok Nam tidak percaya dirinya seorang peri.
Saat itu terdengar teriak pelangan agar bisa mengerjakan pesanan mereka.  Ok Nam akhirnya memutuskan akan menuruti perkataan suaminya. Yi Hyun menganguk dan tersadar setelah Ok Nam pergi karena tadi mengatakan “Suaminya” dan itu dirinya. 


Ok Nam akhirnya kembali kedai dengan wajah sedih, pelanggan melihatnya terlihat binggung bertanya apakah ada masalah. Ok Nam mengaku tak ada lalu mengaku dirinya bukan peri dan tadi hanya candaan. Yi Hyun mendengarnya langsung tersenyum lalu berjalan pergi. 

Flash back
“Fairy Ja Woon baru saja meninggal karena dewa yang dia layani dilupakan dan tak ada lagi. Dewa, abadi, dan peri akan terus terlupakan. Salah satu dari kita mungkin menjadi peri terakhir di dunia.” Ucap Ketua peri yang membakar semua kertas.
Ok Nam dan semua peri berkumpul menatap kearah langit-langit. 

[Saat-saat terakhir dari Dinasti Joseon]
Ok Nam duduk dibukit sendirian, Tuan Goo mendekatinya bertanya Ada apa dengan wajahnya karena terlihat khawatir. Ok Nam mengaku tak tau karena hanya merasa agak sedih.
“Kita secara alami akan dilupakan dan pergi satu hari, tapi hidup di dunia ini terus membuatku menyesal. Itu Aneh, kan? Aku harus tenggelam dalam perasaan seorang manusia untuk tinggal di alam manusia begitu lama.” Ucap Ok Nam sedih
“Tidak apa-apa... Dewa juga punya perasaan.” Kata Tuan Goo menenangkan.

“Emosi tak ada artinya karena itu mengalir seperti sungai Seperti angin yang berhembus dan hujan yang mengalir di atap, Seperti badai berputar-putar, hatinya untuk pelayan.. Memotong badai...”
Saat itu pelayan sedang membelah kayu dalam hujan dan Tuan Muda melihat dengan penuh gairah. Jeom Soon menuliskan kembali ceritanyadan menurutnya cukup bagus untuk judul karya selanjutnya. Saat itu tiba-tiba Bong Dae datang, Jeom Soon kaget langsung menutup laptopnya. 

“Apa kau menulis novelmu?” tanya Bong Dae penasaran ingin mengintip.
“Manager.... Aku akhirnya mendapatkan inspirasi sesudah sekian lama. Kau baru saja memecahkan moodku” keluh Jeom Soon kesal.
“Maaf soal itu... Aku di sini hanya untuk menanyakan, kemana lenyapnya semua cokelatku. Peri Belgia yang kukenal memberikannya kepadaku sebagai hadiah, dan aku menyimpannya karena aku sangat menyayanginya. “ ucap Bong Dae memperlihatkan kotak coklat yang kosong
“Tapi beberapa manusia atau binatang menyelundupkannya dan memakan semuanya. Aku akan mengajarinya pelajaran jika aku menangkapnya.” Kata Bong Dae marah. Jeom Soo terlihat tertunduk ingin membela diri.
“Ada alkohol di dalamnya...Apa Kau tak berubah menjadi macan ketika minum alkohol? Menurut informanku, dia melihat harimau berkeliaran di sekitar sini pada Jumat malam lalu.” Cerita Bong Dae.
Jeom Soon mengartikan kalau Bong Dae menganggap itu dirinya,  Bong Dae mengetahui kaau ada macan yang membawa seseorang di punggungnya. Jeom Soon mengaku kalau Pria itu datang ke sini malam itu. Bong Dae ingin tahu dimana, apakah di rumahnya.
“Ya, aku membawanya ke sini sendiri... Tapi ibuku bilang dia mengenaliku. Apa itu benar? Aku berubah menjadi macan ketika aku makan banyak daging. Apa itu akan membantunya mendapatkan kembali ingatannya jika aku tetap dalam penampilan itu?” pikir Jeom Soon.
“Apa itu sebabnya kau mengambil delapan kupon ayam gratis yang aku taruh di pohon?” kata Bong dae. Jeom Soon binggug.
“Apa itu untuk ibumu atau kerakusanmu, kau lebih baik tetap sebagai manusia. Jika tidak, kau akan dikirim ke kebun binatang. Dan Satu hal lagi. Kau tak harus memaksanya dan menunggu sampai dia menemukan kembali ingatannya sendiri. Makhluk Abadi tak boleh melanggar hukum ini.” Tegas Bong Dae. Jeom Soon menganguk mengerti.
“Jika kau sudah mengerti, kembalikan kuponmu... Hei. Itu milikku, kenapa wajahmu kecewa?” kata Bong Dae mengambil kupon ayam dari tangan Jeom Soon bahkan yang terselip di laptopnya. 



Nyonya Oh mengeluh karena tak percaya bibi itu mengatakan kata-kata makian yang menakutkan bahkan tak pernah mendengar orang bilang. akan menjadikan mata kita jus. Tuan Park pikir Bibi itu berurusan dengan gurita berkaki panjang setiap hari jadi pikirannya pasti menjadi gelap seperti tinta gurita.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Tuan Park. Nyonya Oh pikir kalau Kaki mereka baik-baik saja jadi mereka bisa berjalan di sepanjang rel kereta.
“Apa? Ke mana? Untuk Peri Seon?” tanya Tuan Goo seperti sudah lelah.
“Aigoo, aku penasaran apa dia berjuang sebanyak kita. Hanya untuk beberapa hari bagi kita, tapi masih menyedihkan dan menegangkan. Dia bahkan punya Jeom Soon dan Jeom Dol dengannya di sana. Aku khawatir mereka mungkin sedang berjuang di suatu tempat.” Keluh Tuan Park.
“Kalau dipikir-pikir, apa kita punya beberapa dendeng Jeom Soon yang tersisa? Aku makan gurita berkaki panjang selama berhari-hari, dan sekarang, aku ingin daging.” UcapTuan Goo. 


Flash Back
Tuan Goo mengeluh berapa banyak kotak pakaian dalam yang dibawa Tuan Park dalam tas sebesar ini. Tuan Park menegaskan kalau mereka juga butuh makanan. Tuan Park kesal tak peduli dengan bawanan Tuan Park karena harus membawa sendiri tasnya da Jangan harap bisa menguras energinya.
Tuan Park mulai mengejek Tuan Goo yang meremehkan ranselny selama ini dan sekarang mengingatkan tentang dendeng karena lapar sekarang, menurutnya itu tak punya hati nurani. Tuan Goo tiba-tiba mengeluh bertanya-tanya kapan akan mati
“Apa? Hal memalukan apa yang kau bicarakan?” kata Nyonya Oh kesal
“Aku membicarakan diriku sendiri. Aku menempatkan kalian dalam kesulitan dan kehilangan semua biaya perjalanan. Tapi aku tak bisa apa-apa di situasi ini, jadi mau dibuang kemana wajahku ini. Seharusnya aku bunuh diri saja hari ini.” Ucap Tuan Goo.
“Kita tak bisa mati semau kita... Ayo isi perut kita dulu.” Kata Tuan Park akhirnya membuka tasnya dan membagi bungkusan dendang ditengah rel. 


Dokter Lee sedang ada diruangan, Kyung Sul masuk ruangan dengan membawa makanan. Dokter Lee melihat Kyung Sul yang tak membawa kamera saat ini. Kyung Sik mengaaku itu Karena tahu Dokter Lee yang tak menyukainya. Dokter Lee pikir tak mengatakan itu. Kyung Sul memberikan kotak makanan.
“Ini jam makan siang.” Ucap Kyung Sul. Dokter Lee melihat salad berpikir kalau dirinya terlihat seperti vegetarian
“Kupikir kau sedang diet.” Kata Kyung Sik. Dokter Lee memuji Kyung Sul yang tahu cara menyenangkan orang.
“Kau tak marah karena aku tak mengenalimu hari itu, kan? Namamu tak asing...” akui dokter Lee yang langsung dipotong oleh Kyung Sul.
“Aku sudah tumbuh dewasa dan Aku masih anak-anak waktu itu.” Kata Kyung Sik. Dokter Lee mengejek kalau Kyung Sul itu sudah tak lagi anak-anak.
Kyung Sul mengoda agar Dokter Lee memikirkan sesukanya saja. Dokter Lee menayakan kondisi Kyung Sik sekarang. Kyung Sul mengaku tak di sini untuk konsultasi dan itu bukan kantornya. Dokter Lee menganguk mengerti dan memint maaf kalau pertanyaan menyinggung.
“Aku baik-baik saja sekarang. Aku merasa sangat normal itu membosankan.” Ucap Kyung Sul
“Apa yang harus kita lakukan hari ini?” tanya Dokter Lee. Kyung Sul meminta agar makan bersama. 
Saat itu Yi Hyun masuk dan melihat Kyung Sul ada diruangan berpikir sedang sibuk. Dokter Lee binggung lalu meminta maaf pada Kyung Sul kalau karena punya janji makan siang dan mengajak agar makan bersama saja.
“Tidak, aku akan kembali lain kali... Makanlah itu.” Ucap Kyung Sul akan pergi. Dokter Lee akhirnya menyuruh Kyung Sul membawa salah miliknya juga. Yi Hyun bertanya siapa pria tadi.
“Seseorang yang membutuhkan perawatan khusus sepertiku.” Kata Dokter Lee. Diluar ruangan, Kyun Sul menyembunyikan sesuatu pada bajunya lalu dengan tatapan dingin membuang saladnya dalam tong sampah. 


Yi Hyun meminta kopi, Dokter Lee melarangnya untuk tak minum terlalu banyak dan menyuruh untuk minum dari yang dibawa Kyung Sil. Yi Hyun mengeluh karena seharusnya tadi membawa sendiri. Dokter Lee mengeluh karean ibunya sendiri saja tak membuat dirinya melakukan banyak hal.
“Memecahkan kapsul kopi tak membutuhkan banyak usaha.” Sindir Yi Hyun. Dokter Lee ingin tahu ada apa Yi Hyun ingin datang ke kanornya.
“Bukan hal serius. Tapi Aku merasa sedikit aneh.” Ucap Yi Hyun.
“Katanya kau tidur nyenyak, bahkan Kulitmu lebih baik dari kulitku.” Ucap Dokter Lee
“Aku tidur lebih baik dari dulu, tapi aku tetap merasa sebagian diriku ada di tempat lain. Seakan hidupku menghilang di suatu waktu dan tempat selain dari yang disadari oleh pikiranku.” Cerita Yi Hyun
“Apa itu Teori paralel? Itu terlalu banyak di drama dan film yang membosankan.” Komentar Dokter Lee
“jadi Kau takkan pura-pura peduli?” keluh Yi Hyun. Dokter Lee pun akan mendengar ucapan Dokter Lee.
“Bagaimanapun, aku merasa seolah-olah badanku terbagi. Aku tak bisa mengatakan di mana bagian lain dariku, tapi di saat-saat aneh, aku melihat beberapa gambaran.” Cerita Yi Hyun. Dokter Lee ingin tahu contohnya.
“Aku memasuki ruangan di gendong harimau. Lalu Wanita barista itu menatapku sambil menangis. Ruang bawah sadarku yang kau sebutkan terakhir kali. Apa ini tentang itu?” ucap Yi Hyun.
“Apa aku masuk ke ruang bawah sadar? Itu tak benar-benar terjadi ‘kan?” kata Dokter Lee
“Aku tak bisa mengatakan dengan pasti. Rasanya seperti mimpi pada awalnya, tapi sekarang rasanya seolah-olah itu benar-benar terjadi. “ jelas Yi Hyun
“Apapun itu jika kau tak dapat membedakannya dengan jelas, itu berbahaya.” Jelas Dokter Lee
“Apa yang terjadi padaku baru-baru ini sangat jelas. Aku hanya menolaknya karena tampaknya tak masuk akal dalam kehidupan nyata. Tapi sekarang rasanya sesuatu yang baru sedang terjadi.” Ungkap Yi Hyun
Dokter Lee meminta agar Yi Hyun menemuinya  setiap hari untuk sementara waktu karena menurutnya Keadaan mentalnya tak wajar. Yi Hyun menceritakan kalau ada sebuah masalahnya yaitu Peri itu memanggilnya suaminya. Dia masih ingat Ok Nam mengatakan “Suamiku tersayang.”  Dokter Lee kaget langsung membungkuk.
“Wah..Ini...sepatuku... Itu pasti terlalu kecil. Kakiku bahkan melepuh ketika memakainya.” Ucap Dokter Lee terkejut dan langsung mengumpat kesa pada nenek yang mengangap Yi Hyun sebagai suaminya. 

Jeom Soon mengendap-ngendap keluar melalui kedai kopi. Ok Nam bisa melihatnya dan mengeluh anaknya yang akan keluar lagi. Jeom Soon mengatakan kalau harus mengunggah tulisannya karena Tak ada Wi-Fi jadi  akan pergi ke gedung itu.
“Jangan pulang larut.”ucap Ok Nam memperbolehkanya. Jeom Soon tersenyum lalu pamit pada ibunya.
“Aku tak boleh menghancurkan toko nenek itu. Tapi Aku tak bisa melakukan apa yang kuinginkan.” Keluh Dokter Lee melihat dari kejauhan. 

Jeom Soon duduk di kampus tapi tak bisa masuk ke “Koneksi wifi” padaha sudah bisa mengetik kode terakhir kali tapi sekarang tak terhubung. Kyun Sul tiba-tiba datang bertanya apakah Internet tak berfungsi. Jeom Soon panik langsung menutup laptopnya.
“Kau bisa Unduh perangkat lunak dan ketik ID murid juga kata sandimu. Apa Kau bukan murid disini?” ucap Kyung Sul.
“Yah... Kenapa memakai "Banmal"? kata Jeom Soon marah. Kyung Sul meminta maaf karena melihat Jeom Soon terlihat lebih muda.
“Aku murid disini... Aku Um Gyeong Sul, kelas 2020.” Kata Kyung Sul. Jeom Soon mengaku kalau dari kelas 2021.
“Aku sudah memberitahumu namaku.” Ucap Kyung Sul. Jeom Soon binggung akhirnya menyebut namanya Jeong Soo. Kyung Sul binggung.
“Kenapa namaku begitu kuno?” keluh Jeom Soon kesal sendiri lalu menyebut namanya “Seon Jeong Soo.”
“Jeong Soo.. Itu nama yang cantik. Apa kau tinggal di luar negeri? Kau juniorku, dan kau berbicara seperti kita sederajat.” Ucap Kyung Sul.
“Apa karena aku memberikan satu tahun yang membuatnya menjadi seniorku?” gumam Jeom Soon bingung
“Kelasmu lebih besar. Apa kau benar-benar dari luar negeri? Apa Tempat orang-orang memanggil nama walaupun dia lebih tua? Dimana? Apa Amerika? Jerman? Perancis?” tanya Kyung Sul.
Jeom Soon kebingungan lalu melihat papan pengumuman dan mengaku kalau dari Mongolia lalu memperingatkan Kyung Sul harus memperhatikan sopan santunya karena mulai kesal, merasa tak penting untuk bicara. Kyung Sul mengaku kalau Jeom Soon benar-benar menarik.
“Aku suka kau. Bagaimana jika bergabung dengan klub kami? Klub dokumenter.” Kata Kyung Sul. Jeom Soon mengaku tertarik dan akan pergi. “Apa Kau takkan meng-upload sesuatu yang sudah ditulis?” tanya Kyung Sik. Jeom Soon terdiam tatapan sinis.
“Maaf... Aku tak membaca apa pun. Tapi Aku hanya melihatmu mengetik. Kami membutuhkan penulis juga.” Kata Kyung Sik. Jeom Soon seperti percaya.
“Aku bekerja di bar bir di malam hari. Jadi Datanglah jika kau mau. Jika kau datang, berarti kau setuju bergabung.” Kata Kyung Sik memberikan kartu namanya.
Jeom Soon terlihat masih binggung, Kyung Sik sibuk dengan ponselnya lalu memindahkan video dengan nama “Pacar” 

Tuan Goo akhirnya mengendong tas, Tuan Park membahas tentang masa-masa paling berat buat seseorang. Nyonya Oh pikir sesudah makan banyak pada akhirnya menjadi sembelit. Tuan Park pikir jawabanya itu adalah Ketika menjadi dewasa lalu tertawa terbahak-bahak.
“Kau bilang, Ketika menjadi dewasa? Kami berjalan di jalur kereta seolah-olah kita sedang "road trip".” Ucap Tuan Goo berusaha ikut tertawa.
“Apa kau tak merasakan sesuatu bergoyang?” kata Nyonya Oh. Tua Park pikir kalau kaki Tuan Goo sama lemahnya dengan gurita jadi itu gemetar.
“Tunggu... Sepertinya seseorang memukulnya... Sangat keras dan cepat. Siapa yang melakukan itu?” ucap Tuan Goo mencoba menaruh kuping di rel.
Ketiganya melihat kereta yang datang dan langsung berteriak agar segera lari. Tuan Park melihat dagingnya jatuh dan ingin mengambilnya, tapi kakinya malah terjebak dalam rel kereta. Keduanya akhirnya kembali menarik kaki Tuan Park.
“Kalian lari saja, ini sudah terlambat untukku.” Ucap Tuan Park menyerah
“Jangan katakan itu jangan bodoh kita harus lari!” teriak Tuan Goo
“Terimakasih untuk semuanya. Aku membuatmu banyak masalah selama bertahun-tahun...” ucap Tuan Park
“Berisik, berikan biji itu... Biji ajaib yang kau bawa dari alam peri. Kau menyimpannya di sakumu dan mengasahnya terus-menerus. Kau sudah bilang kacang tunggal bisa membawaku ke alam peri!” ucap Nyonya Oh
“Aku tak menggunakannya karena tak tahu yang mana.” Kata Tuan Park.
“Lemparkan satu saja!..Kau Pilih satu dan lempar.” Perintah Nyonya Oh akhirnya melempar biji sebelum kereta datang.
[Bersambung...]



“Tuan muda tahu bahwa pelayan wanita itu menyukai pelayan laki-laki. Dia akan menambahkan satu sendok lagi untuk camilan tengah hari yang dia bawa.”
Jeom Soon setelah menulis mengeluh kalau seandainya punya seseorang melakukan itu, lalu tiba-tiba merasa lapar dan teringat kembali yang dikatakan Kyung Sik untuk datang kalau memang ingin gabung.
Jeom Soon mengingat yang dikatakan Kyung Sik “Jika kau datang, berarti kau setuju untuk bergabung.”  Lalu mengeluh karena malah memikirkannya daripada sosis. Lalu ada Email masuk.
[Rumah Penerbitan Binatang Liar - "Halo, Penulis Jeom Soon  "Saya Lee Asisten Manajer dari Rumah Penerbitan Binatang Buas. aku menghubungimu untuk..."] Jeom Soon kaget kalau itu dari Rumah penerbitan. 

Jeom Soon pulang kerumah dengan wajah berbinar-binar memanggil ibunya, tapi Ok Nam terlihat sakit hanya menundukan kepalanya di kedai. Jeom Soon memanggil ibunya lalu apakah sakit dan memeriksa badanya  panas.
“Astaga, apa kau mual? Apa kau tak mematuhi aturan langit? Ibu, bertahanlah. Aku akan pergi mencari bantuan. Mengerti?” ucap Jeom Soon akhirnya berubah menjadi kucing. 

Yi Hyun bersiap keluar dari lab meminta Kim Geum agar membawa kotak-kotak ke kantornya. Kim Geum mengerti kalau kalau akan membawa dua kotak diatas meja. Jung Min keluar bertanya apakah Kim Geum melihat botol coklat dimetil sulfoksida.
“Aku tahu di mana itu... Aku akan membawanya kepadamu.” Kata Kim Geum lalu keluar dari ruangan, saat itu melihat Jeom Soon datang menarik celananya.
“Jeom Soon, bagaimana kau masuk ke sini?” tanya Kim Geum, dan Jeom Soon bicara memberitahu keadaan ibunya dan meminta bantuan.
Kim Geum akhirnya berlari ke kedai kopi dan merasaka Ok Nam demam dan langsung mengendongnya. 

[Epilog - Temui Barista Seon, Bintang Populer di Yiwon University]
Dua mahasiswa membahas Barista di kampus, si pria memastikan kalau barista yang dimaksud adalah nenek pembuat kopi. Kim Geum mendengarnya dari kejauhan. Si mahasiwa merasa kalau nenek itu sangat aneh.
“Rambutnya selalu disanggul, dan dia memakai bunga... Itu lucu!” ejek si pria. Kim Geum yang mendengarnya langsung mengumpat kesal 

Di kedai kopi
Ok Nam menyapa pelanggan, mahasiswa melihat Menu ini sangat bagus. Ok Nam pikir mahasiswa itu menyukainy dan terima kasih sudah mengatakan itu. Si Pria binggung karena nenek itu seperti mengerti ucapan merkea yang dianggap seperti ejekan.
“Ya, itu artinya pintar juga cerdas... Apa kau menggunakan kata tanpa mengetahui artinya?” ucap Ok Nam
“Yah, maksud kami, ini membuat celana kami basah.” Jelas Mahasiswa mengunakan kalimat zaman sekarang.
“Benarkah? Kalian Masuklah. Biarkan aku memberiku sesuatu untuk membersihkan celana kalian” kata Ok Nam yang kolot.
“Nenek , kau Daebak sekali.” ucap Mahasiswa dengan menahan tawa. Ok Nam pun memuji mereka anak manis dan ramah.
“Aku akan menggandakan takaran kopinya, jadi harap tunggu. Aku berlatih sebagai barista selama 500 tahun di Gunung Gyeryong.” Ucap Ok Nam
“Astaga, aku suka humormu... Kau sangat menggemaskan, termasuk kopi dan candaanmu luar biasa.” Ungkap mahasiswa.
Bersambung ke episode 6
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... MRS G



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: