PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 November 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

 “Hari itu, aku mandi bersama para saudaraku.”
Di bawah air terjun, beberapa wanita mandi bersama. Seorang wanita akan mengambil sesuatu di pinggir bebatuan merasa binggung mencari  baju bersayapny. Sementara teman lainya sudah terbang meninggalkan si wanita.
“Maaf, sudah saatnya makan siang! Silahkan berkeliling dulu!” ucap Peri lainya dan terbang jauh. Wanita bernama Sun Ok Nam terlihat kebingungan.  Dan saat itu seorang pria dengan rambut panjang datang melihat Ok Nam.

Semua terlihat jelas seperti gambaran mimpi Ok Na dengan Yi Hyun dan memiliki anak.  Jung Yi Hyun sedang tertidur lelap dan terdengar suara yang menolak penawaraan asuransi  karena akan mati saja jika sakit pun. Yi Hyun sedikit terbangun.
“Bukankah seharusnya beristirahat saat liburan?” ucap Si wanita kesal lalu menutup telpnya.
“Hei... Cepatlah bangun! Aku tahu kau sudah bangun.” Teriak  Lee Ham Sook pada Yi Hyun. Yi Hyun sambil mengumpat akhirnya bangun membuka matanya.
“Aku tak bisa tertidur di rumah, tapi setiap disini suka mengantuk, harus bagaimana ini? Berikan resep sesuatu yang lebih kuat.” Keluh Yi Hyun
“Obat sebelumnya tak berhasil? Sejujurnya aku tak mengerti kenapa tak ampuh padamu.”sindir Ham Sook
“Apa bosmu menyadari mulut busukmu?” ungkap Yi Hyun. Ham Sook menyuruh Yi Hyun agar menutup mulutnya saja lalu pergi.
“Baiklah.... Aku pergi... Tapi Bisakah buatkan kopi dulu?” kata Yi Hyun menunjuk kopi dibelakang Ham Sook. Ham Sook mengeluh.
“Tidur 45 menit di kantormu 2 hari terakhir ini membuat kelopak mataku berat. Jadi Bisakah buatkan aku kopi?” kata Yi Hyun
“Kafein adalah musuh terburukmu.” Balas Ham Sook menolak
“Pepatah bilang, kau harus berada di tempat tidur dengan musuhmu... Cepatlah” pinta Yi Hyun. Ham Sook malah melempar sesuatu.
“Ini hanya melatonin. Bawa mereka ke tempat tidur sebagai gantinya.” Kata Ham Sook
“Hari Chusok, kau akan dirumah saja?” tanya Ham Sook. Yi Hyun pikir  Mungkin.
“Tidur sajalah selama liburan dan lanjutkanlah mimpinya.” Pesan Ham Sook. 


Yi Hyun keluar dari rumah Ham Sook berjalan dilorong dan merasakan ada seseorang yang mengikutinya. Tapi saat membalikan badan tak melihat siapapun, seserang mengikuti Yi Hyun dengan alat  yang ada ditanganya.
Akhirnya Yi Hyun sampai di rumah yang terlihat rapih, mencuci wajah dan menyikat giginya lalu duduk disofa sambil meminum kopi. Tapi terganggu dengan bunyi bel yang tak berhenti di rumahnya. Saat membuka ternyata Kim Geum yang datang dan langsung disambut dengan terikan marah 

“Sudah kubilang bawa kunci. Seharusnya begitu, karena kau bahkan tak dapat ingat 8 digit nomor sederhanapun.” Keluh Yi Hyun
“Wah, benar-benar... Kenapa kau belum berkemas? Traffic padat saat kita bicara. Dan Ini bukan waktunya untuk Beethoven.” Kata Kim Geum langsung masuk ke dalam rumah Yi Hyun
“Ini bukan Beethoven, tapi Mozart. Dan Sandal itu punyaku, bukan punyamu. Selain Juga, sudah kubilang, aku takkan pergi ke desa” tegas Yi Hyun.
“Jangan seperti, kemas saja sedikit pakaian. Jika kita keluar sekarang,” maka kita akan sampai sebelum makan malam.” Ungkap Kim Geum dengan penuh semangat. Yi Hyun tetap menolak.
“Tapi, sudah kubilangin sama ibu kalau kau akan datang. Nanti Ibu akan sangat marah.” Rengek Kim Geum
“Itu salahmu karena berbohong padanya. Jadi Lepas.” Kata Yi Hyun tak ingin Kim Geum menyentuhnya.
“Untuk membuat pancake kacang hijau untukmu, bahkan ibu mengupas biji satu per satu.” Kata Kim Geum
“Aku belum berkemas, jadi aku tak bisa pergi.” Tegas Yi Hyun menolak.
“Dan Juga, aku bilang kepada ibuku bahwa kau membeli whiskey Irlandia kesukaannya. Dia benar-benar melompat kegirangan.” Kata Kim Geum terus berusaha. Yi Hyun mengumpat Kim Geum sudah gila.
“Alih-alih kau memberi profesormu hadiah, tapi kau mencoba dengan menggunakan ibumu sebagai alasan?” kata Yi Hyun kesal duduk dispfa.
“Kau membeli ini karena ini kesukaan ibu... Yah... Aku tahu.”ejek Kim Geum melihat botol minuman didapur. Yi Hyun tak bisa membela diri.
“Pokoknya, kemaslah seadanya... Untuk 2 malam ini. Dan Yang penting, jangan lupa bawa pakaian dalam” kata Kim Geum lalu mengambil celana diatas jemuran dan memasukan kedalam tas.


Yi Hyun menjerit karena Kim Geum yang menyentuh celananya  tanpa mencuci tangan dulu.Kim Geum terlihat bingung, Yi Hyun pikir Kim Geum itu adalah ahli biologi yang tahu bahwa kuman banyak bersarang ditelapak tangan dan juga, ranselnya itu belum pernah dicuci.
“Kau dipecat dari pekerjaanmu sebagai asisten pengajarku.” Ucap Yi Hyun marah
“Aish, baiklah.... Aku akan mengambilnya.” Kata Kim Geum mengeluarkan barang-barangnya.
Yi Hyun melonggo melihatnya isi tas Kim Geum, Kim Geum mengeluarka buku lalu mengeluarkan celana dalam milikinya dan  akhirnya menemukan celana dalam milik Yi Hyun yang bercampur dengan miliknya. Yi Hyun berteriak marah menyuruh Kim Geum agar membawa ke keranjang pakaian kotor. 


Yi Hyun akhirnya merapihkan pakaian dalam di dalam plastik dengan rapih lalu dimasuk ke dalam tas. Kim Geum heran di ransel Profeesornya itu  sudah banyak apapun tapi tak mau pergi. Yi Hyun menegaskan kalau takkan pergi,
“Tapi kau terus bersikeras memaksaku... Kau bahkan mengunakan jurus Ibu.” Keluh Yi Hyun. Kim Geum mengaku dengan nada mengejek.
“Aku punya pertanyaan.. Kenapa kita harus memakai jas?” tanya Yi Hyun.
“Kita harus terlihat sopan didepan ibuku.” Ucap Kim Geum
“Kau adalah kebanggaan kampung halamanmu, rupanya . Kalau saja kau hafal kode 8 digitnya. Aku hanya akan pergi sekali ini, oke?” ejek Yi Hyun menyindir.
“Baiklah.... Lain kali, aku akan bersama istriku.” Kata Kim Geum. Yi Hyun pun menyuruh Kim Geum yang menyetir dan terus menyindir Kim Gum yang seharusnya bisa hafal kode 8 digitnya.

Kim Geum menyetir mobill. Yi Hyun bertanya berapa lama lagi perjalanannya. Kim Geum melihat dari GPS sekitar tiga jam. Yi Hyun meminta Kim Geum seger menyentir mobilnya karena sudah ngantuk.
Dipapan pengumumaan Seoul  [Kecelakaan yang berhubungan dengan tidur, tingkat kematian 80 persen] mobil pun masuk ke Taman Nasional Gunung Gyeryong] Yi Hyun yang tertidur pulas akhirnya bangun.
“Geum, aku sangat menginginkan kafein.” Kata Yi Hyun lalu melihat ada tanda kedai kopi. Kim Geum pun berbelok.
“Apa itu?..  Mirip Profesor Park” komentar Yi Hyun melihat papan yang dipahan seperti wajah manusia.
“Namanya tunggul totem.” Jawab Kim Geum. Yi Hyun mengaku kalau sudah tahu dengan alasan kalau kelihatannya saja menyeramkan dan yang diucapkan hanya bercanda saja.
“Terlihat sangat mirip dengan lelucon.” Ejek Kim Geum dengan nada mengejek padahal leluconya profesornya tak lucu. 

Akhirnya mereka sampai didepan pintu [Kafe Peri] tapi terlihat bangunan tua. Yi Hyun merasa kalau tak seperti cafe tapi seperti rumah hantu. Geum pikir tak melihat ada komedian. Yi Hyun mengeluh kalau menyebut itu lelucon. Akhirnya seorang nenek Ok Nam membuka pintu menyapa pelanganya.
“Kalian Mau pesan apa?” ucap Nenek Ok Nam. Keduanya binggung dan melihat ada name tag di bagian depan [Barista] Mereka pun ingin memesan Dua cangkir kopi.

Ok Nam ingin tahu kopi jenis apa. Keduanya binggung lalu meliha nama menu yang tertempel [Brewending] [Air mata rusa, Sparrow's Breakfast]  [Tidak, Putri! , Keanggunan Sinar Bulan, Air Hitam] Kim Geum yan binggung bertanya Kopi apa yang harus mereka pesan
“Sudah kubilang untuk pergi tadi” kata Yi Hyun terlihat ketakutan. Saat itu pundak Kim Geum di tepuk dari belakang.
“Kalian bisa Pesan sesuat dan Santai saja. Aku bisa berdiri menunggu sepanjang hari, lalu minum kopiku besok.” Kata Tuan Park. Yi Hyun binggung mendengarnya.
“Benar... Sehari sesudah bekerja juga. Jadi Santai saja, pilihlah matang-matang. Lututku membunuhku, tapi aku bisa berdiri selama dua hari.”Apa Kau melihat sendiku longgar? Dokter klinik bilang tulang rawan di lutut ini semuanya hilang.” Kata Nyonya Oh bangga.
“Aku Mohon maaf.” Ucap Kim Geum mengerti kalau mereka disindir dan melihat menu kembali.
“Air Hitam terlihat paling tak konyol.” Bisik Kim Geum, akhirnya Yi Hyun pun memeriksa Dua cangkir Air Hitam.
“Apa mereka memesan Air Hitam?” kata Tuan Park. Nyonya Oh merasa sudah menduga.
“Pemuda tak mengenal rasa takut. Sudah lama sejak seseorang memesan itu.” Kata Si wanita
“Beri kami yang paling laris saja... Apa itu?” kata Yi Hyun panik. Saat itu terlihat Kim Geum terpana melihat kucing yang bisa berdiri.


Keduanya akhirnya duduk menunggu dibagian atas cafe. Yi Hyun merasa Ada yang aneh dengan tempat ini. Kim Geum bertanya ada apa. Yi Hyun tak percaya kaau ada Sebuah kafe di separuh jalan Gunung Gyeryong dan merasa merasa pusing.
“Apa karena tinggi?” kata Yi Hyun.Kim Geum pikir seperti itu juga dan juga belum pernah melihat barista tua seperti itu sebelumnya.
“Makanya itu. Dan apa kau melihat menu? Aku sangat malu sampai merasa seolah-olah pipiku terbakar.. Baiklah, ayo kita hadapi ini bersama.” Kata Yi Hyun. Kim Geum melihat dari kejauhan si nenek yang membawa kopi.
“Apa itu "Tidak, putri!"? Apa yang tak boleh dilakukan sang putri? Itu teka-teki terburuk sepanjang abad ini.” Keluh Yi Hyun. Kim Geum memberi kode kalau Ok Nam akan datang, tapi Yi Hyun terus mengoceh. 
Nenek Ok Nam akhirnya menaruh kopi diatas meja. Yi Hyun pun kaget. Nenek Ok Nam memberitahu alau itu kopi yang paling laris di Kafe Peri yaitu Air Mata Rusa. Yi Hyun merasa kalau Langkah kaki Nenek Ok Nam  tak terdengar.
“Bukankah ini mangkuk? Aroma kopinya luar biasa.” Ungkap Kim Geum mulai menciumnya.
“Jangan-jangan ini... Permisi... Ada lalat di kopiku.” Kata Yi Hyun panik melihat isi kopinya.
“Aigoo... Bagaimana bisa si mahluk kecil ini masuk ke sini? Jika sayapnya kering, kau bisa terbang.” Ucap Nenek Ok Nam santai mengambil lalat dari mangku Yi Hyun
“Kenapa kau menempelkan jarimu di sana?” jerit Yi Hyun yang anti dengan kuman.
“Ini Tak apa, lalatnya sehat-sehat saja.” Kata Nenek Ok Nam. Yi Hyun tak percaya kalau dirina itu tak tampak mengkhawatirkan dibandingkan lalat karena menurutnya tadi sangat kotor.
“Tak ada yang sebersih jari-jariku... Jadi Buatkan aku kopi baru.” Ucap Yi Hyun
“Buah-buahan yang dihisap lalat rasanya manis.” Kata Nenek Ok Nam. Kim Geum memberikan kode agar Nenek Ok mengikuti permintaan Yi Hyun.
“Kopi ya kopi, dan buah ya buah.” Jerit Yi Hyun marah. Akhirnya Nenek Ok pun menganguk mengerti akan membuatkan kopi baru. 

Kim Geum mengeluh dengan Yi Hyun yang mengatakan "Tidak ada yang sebersih jari-jariku" tapi menurutnya Kopinya terasa luar biasa sambil mengemudikan mobilnya. Kim Geum juga menyetujuinya karena rasa kopinya itu terlalu luar biasa dan sudah seharusnya begitu.
“Apa Kau mengeluhkan kopinya juga?”ejek Kim Geum
“Aku yakin dia menambahkan sesuatu. Dia bisa menipu orang tua lainny tapi dia tak bisa menipu orang seoul sepertiku.” Kata Yi Hyun
“Bukankah menurutmu jalan kecilnya agak aneh? Sepertinya kita muter-muter terus.” Komentar Kim Geum tersadar kalau sudah berputar beberapa kali
“Tak ada sinyal GPS.” Ucap Yi Hyun melihat ponselnya bahkan tak ada sinyal kartu telpnya dan berpikir karena mereka berada di gunung.
“Wah... Tak bisa begini.... Aku akan bertanya kepada seseorang yang tinggal di disekitar.” Kata Kim Geum akhirnya turun dari mobil.
“Jalan kecil di sana... Menara Tumpukan batu itu... Aku sudah pernah melihat itu sebelumnya... “Kata Yi Hyun melihat dibagian depan. Km Geum pikir Mungkin ada jalan di depan.”
“Jalan kecil ini terlihat tak asing... Apa ini deja vu?” gumam Yi Hyun melihat tumpukan batu seperti sudah dicat tegak lurus. 

Mereka pun berjalan mencari tahu informasi, Yi Hyun yang lelah hampir saja terjatuh.Kim Geum merasa tak pernah tersesat sebelumnya dan Mungkin akan ada rumah ke arah sini. Yi Hyun tak pecraya kalau Kim Geum  tak pernah tersesat karena assitanya itu tak dapat mengingat kode akses pintunya. 

“Ibuku bilang kepadaku sejak lama bahwa ketika ada bulan purnama, segala macam roh datang ke dunia kita, jadi banyak hantu terlihat.” Ucap Kim Geum menatap langit yang cerha dan jarang sekali terlihat di Seoul.
“Apa Kau tak mendengar suara air?”kata Kim Geum dan akhirnya berjalan mencari bunyi suara air dan Yi Hyun pun mengikuti dari belakang.
“Bukankah itu Nenek Barista tadi?” ucap Kim Geum melihat nenek yang akan masuk ke dalam sungai.
“Tepat.... Ayo tanyakan bagaimana caranya keluar dari sini.” Kata Yi Hyun akan mendekat tapi si nenek malah akan masuk ke dalam danau an siap membuka bajunya.
“Profesor, tidakkah kau pikir kita tak seharusnya berada di sini?” ucap Kim Geum. Yi Hyun menyurh agar mereka berputar.
Tapi tiba-tiba tatapan mereka sebagai pria terpana meihat sosok Nenek Ok Nam menjadi seorang wanita muda. Kim Geum membuat suara, karena shock melihat perubahan didepanya. Ok Nam tersadar ada orang dibelakangnya.
“Itu bukan seperti yang ada di pikiranmu!” kata Yi Hyun panik. Kim Geum juga mengaku hal yang sama.
Ok Nam terlihat marah akhirnya mendekat dua pria yang mengintipnya, akhirnya memberikan pukulan pada keduanya dan langsung jatuh pingsan. Ia lalu melihat kalau dua pria itu adalah orang yang tadi minum di cafenya dan mengumpat kesal karena keadaanya jadi kacau. 


Yi Hyun tersadar seperti baru saja tertidur dan melihat Kim Geum hanya diam saja. Kim Geum terdiam dengan mulut melonggo, Yi Hyun panik berpikir Kim Geum itu sudah mati lalu berusaha membangunkanya. Kim Geum ternyata tertidur pulas dan mengusap air liur dimulutnya.
“Apa yang terjadi? Apa aku ketiduran?” ucap Kim Geum binggung. Yi Hyun juga binggun Apa yang terjadi pada mereka.
“Profesor.... Leherku tak bisa digerakan.... Kita dimobil 'kan?” kata Kim Geum. Yi Hyun pikir kalau yang terjadi tadi adalah mimpi.
“Terlalu menyakitkan jika itu mimpi...” kata Kim Geum. Yi Hyun juga binggung karena tempat duduk mereka tertukar lalu melonggo melihat batu yang ditumpuk sudah runtuh. 

Malam hari
Kim Geum akhirnya sampai rumah dengan leher yan kesakitan masak pancake, dengan tatapan kosong mengingat Ok Nam yan menjadi seorang nenek lalu berubah langsun menjari seorang wanita muda. Yi Hyun menyadarkan kalau Pancake nya gosong.
“Apa Kau masih memikirkannya?” ucap Yi Hyun. Kim Geum membenarkan.
“Ini aneh. Seorang nenek mendadak menjadi muda. Kita terbangun dimobil juga aneh.  Aku sudah memikirkannya, dan kupikir dia bisa menjadi rubah berekor sembilan. ”kata Kim Geum
“Bukankah kau memanggilnya peri sebelumnya? Katakan padaku. Apa ada zombi di sini juga? Goblin dan Malaikat Pencabut Nyawa pasti tinggal di sekitarmu.” Ejek Yi Hyun heran
“Bukankah menurutmu itu masuk akal untuk rubah berekor sembilan tinggal di sini?” pikir Kim Geum
“Karena kau kelihatan bodoh, aku akan mengatakan ini sebagai profesormu. Halusinasi berlebih dari saraf pusat yang terstimulasi cukup umum. Ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan ada studi kasusnya.”kata Yi Hyun dengan wajah serius
“Menurut konsepsi materialistik, pengalaman misteri acak seseorang tidak bisa dijelaskan dari indera obyektif seseorang. Indra fisik seperti penglihatan dan pendengaran dapat menyebabkan kesalahan saat tak sinkron dan...” jelas Yi Hyun dan terhenti dengan panggilan Ibu Kim Geum untuk mulai makan. 


Mereka pun mulai duduk bersama. Ibu Geum merasa menghargai Yi Hyun datang ke sini bersama Geum dan juga akan menikmati wiski Irlandia tunggal dibawanya sambil mengucapkan terimakasih.
“Aku membawanya karena kudengar kau menyukainya.” Kata Yi Hyun yang ingin cepat makan tapi ibu Kim Geum terus mengoceh
“Kupikir itu adalah lelucon. Coba Lihatlah botol di sana... Botol ramping, bisa digunakan untuk pemukul lalat dan Botol wiski Irlandia seperti yang diletakkan di rak.”ucap Ibu Kim Geum
“Aku bisa melihatnya... Bagaimanapun, terima kasih untuk makanannya.” Kata Yi Hyun dan kembali terheni untuk makan.
“Aku harus meletakkan wiski yang kau bawa di sana juga.” Kata Ibu Kim Geum sambil mengeluh kalau lututnya sakit.  Yi Hyun meihat ibu Kim merasa kalau akan melakukanya.
“Tidak, tak apa-apa... Kau adalah tamu di sini dan profesornya putraku.” Ucap Nyonya Kim
“Tak boleh begitu... Lututmu dalam kondisi buruk, kau duduk saja..” kata Yi Hyun tapi Nyonya Kim malah terjatuh berguling dan semua makanan hampir jatuh diatas meja.


Nyonya Kim berjalan menyapa dua nenek lainya yang sudah menaiki tangga lebih dulu. Si nenek pun berkomentar melihat anak Nyonya Kim datang berkunjung. Nyonya Kim pun mengenalkan Kim Geum yang berdiri disamping Yi Hyun. Kim Geum memberikan senyuman sebagai sapaan.
“Siapa wanita muda itu? Apa dia istrinya?” goda si nenek lainya.
“Tentu saja bukan... Itu profesornya Geum... Dia pria.” Kata Nyonya Kim. Yi Hyun melirik sinis pada Kim Geum karena dianggap wanita.
“Oh begitu.. Kau menginginkan putramu untuk mendapatkan gelar doktor. Impianmu hampir menjadi kenyataan... Selamat!” kata Nenek lainya.
“Akankah putramu segera menjadi profesor juga?” ucap Nenek satunya. Nyonya Kim mengaku bukan seperti itu karena Belum ada yang diputuskan.
“Bagaimanapun, seluruh kota akan bangga padanya.” Ungkap si nenek. Nyonya Kim pun berusaha rendah hati dan mereka pun pergi lebih dulu. 


Yi Hyun berkomentar kalau dugaanya benar, Kim Geum adalah kebanggaan dan sukacita kota. Kim Geum mencoba mengelak tapi tak bisa. Yi yun pikir Tak heran Kim Geum ingin membuat permohonan dan yakin kalau Seorang gadis yang mengagumi anak muridnya itu pasti di depan merekadengan lentera di tangannya.
“Bisa saja dia memperhatikanmu diam-diam hari ini. Kau tahu, seperti di film.” Ejek Yi Hyun lalu menolek kearah kiri dan wajahnya sumringah melihat makanan Hotdog.
Tapi Kim Geum malah terpana melihat ke sisi kanan, yaitu Nenek Ok Nam yang menjadi seorang wanita muda membawa lampion. 


Akhirnya mereka makan hotdog bersama. Yi Hyun pun sadar melihat Ok Nam adalah wanita sebelumnya. Kim Geum membenarkan. Sementara Kim Geum seperi masih terpana hanya melihatnya. Yi Hyun memanggil Ok Nam memastikan kalau masih mengingat mereka. Ok Nam panik melihat keduanya.
“Apa yang kau lakukan pada kami? Sepertinya kau membuat kita ketakutan.” Ucap Yi Hyun
“Kau salah orang.” Ucap Ok Nam mengelak membalikan badanya. Yi Hyun mengingatka kalau Ok Nam yan memukul lehernya.
“Aku tak mengerti yang kau katakan.” Ucap Ok Nam. Yi Hyun meminta Ok Nam agar menunjukkan lehernya.
“Kami mohon maaf karena mengganggumu mandi sebelumnya.” Ungkap Kim Geum. Yi Hyun heran dengan Kim Gum yang tiba-tiba insyaf.
“Kau seorang Nenek.... Nenek  yang membuat Air Mata Rusa atau apapun itu.  Kau memberi kami obat 'kan?” ejek Yi Hyun. Kim Geum panik memintaa agar menjaga ucapanya.
“Kau hanya percaya apa yang kau lihat. Sayang sekali.” ungkap Ok Ham. Yi Hyun lalu merasa seharusnya berpikir logis dan berpikir kalau Prof Park mengirimnya.
“Terserah... Aku harus tahu kebenarannya, jangan berani kemana-mana.” Tegas Yi Hyun. 


Saat itu Tuan Goo  datang bertanya pada Ok Nam apakah  ada masalah seperti ingin menyelamatkanya.  Ok Nam engaku , tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tuan Goo langsun memarahi keduanya karena Pria seharusnya tak mengeroyok wanita yang rapuh.
“Siapa yang kau sebut rapuh padahal dia adalah orang yang memukul kita? Lagipula, apa yang kita lakukan?” keluh Yi Hyun marah
“Kami mohon maaf atas keributan ini.” Ungkap Kim Geum. Yi Hyun pun mengeluh karena harus datang ke lingkungan yang aneh seperti ini dan mengajak pergi tanpa sengaja menumpahkan saus ke baju Tuan Goo.
“Tapi, ngomong-ngomong... Kenapa menyemprotkan saus tomat padaku? Apa Kau menyatakan perang? Daripada hanya mencicipi hotdog, sepertinya, kau ingin merasakan tinjuku juga.” Kata Tuan Goo sudah siap memuk;
“Tuan Goo, tolong jangan seperti ini.” Pinta Ok Nam. Yi Hyun mengeluh kalau sudah meminta maaf dan melihat Tuan Goo itu prema
“Kenapa kau membahas tinjumu?” ejek Yi Hyun tak mau kalah. Tuan Goo tak terima dianggap preman.
“Kau yang menyemprotkan saus padaku jam segini. Mau beralasan apa lagi kau? Asal tahu saja, tinjuku sangat dahsyat dari lahir.” Ancam Tuan Goo
“Kau tak terlihat menakutkan sama sekali... Pukul aku, kalau bisa...” kata Yi Hyun.
Tuan Goo sudah siap memberikan pukulan tapi malah terkena Geum yang melindungi profesornya. Ok Nam akhirnya meminta keduanya berhenti adu mulut dan mendekati Kim Geum memastikan baik-baik saja. Kim Geum terpana melihat Ok Nam mengaku baik-baik saja.
“Semua gigimu hampir copot... Aku sarankan. Kau jangan terlihat mulai sekarang.” Kata Tuan Goo mengacam. Yi Hyun tak mau membahasnya mengajak Kim Geum untuk pergi saja.
 “Apa karena bulan itu cerah? Aku menangkap sekilas bayangannya, seolah dia tampak akan segera terbang.” Gumam Kim Geum melihat dari Ok Nam dari belakang. 


Yi Hyun kesal mengumpat kesal pada tuan Goo yang akan memukul giginya sambil terus minum. Sementara Kim Geum masih melamun. Yi Hyun mengeluh kalau Kim Geum yang tak memihanya. Kim Geum mengaku kalau membenci Yi Hyun.
“Aku juga membenci orang-orang di kampung halamanmu” kata Yi Hyun yang mabuk. 

Nyonya Park dan Tuan Oh melihat Tuan Goo dengan bekas saus di kausnya bertanya Apa yang terjadi karena bajunya berlumuran darah. Tuan Goo mengaku bukan apa-apa. Nyonya Park pikir Tuan Goo baru saja berkelahi. Tuan Goo mengaku hanya dengan 1x pukulan.
“Ya ampun... Apa kau tak terluka?” tanya Nyonya Park panik. Tuan Goo mengaku Tidak luka sama sekali.
“Aku melihat dua musang mutan mengikuti Peri Seon di sini, jadi aku memberi mereka pelajaran. Jika seperti ini, musang harus dipukuli sampai babak belur.” Kata Tuan Goo marah. Tuan Oh mengejek kaau Gigi mereka pasti rontok.
“Pak Goo, kau berubah menjadi seekor merpati dengan indah. Kau masih memilikinya.” Ejek Nyonya Park
“Pernahkah kau melihat merpati sebelumnya?” gumam Tuan Goo yang berubah menjadi burung sebelumnya.
“ Beritahu aku jika ada yang mengganggumu, lalu Akan kudatangi mereka.” Kata Tuan Goo penuh amarah
“Tak ada yang mengganggunya dalam 300 tahun.” Bisik Tuan Oh. Tuan Goo menganguk mengerti.
“Apa kau ingin tahu bagaimana rasanya kehilangan rahang?” ancam Nyonya Park marah. Tuan Oh pun mengajak mereka melihat bulan saja lalu pulang. 


Mereka pun berjalan pulang, Tuan Goo ingin tahu Apa yang mereka harapkan untuk tahun ini. Nyonya Park mengaku ingin menemukan penebang dari seorang suami yang mencuri baju bersayapnya. Tuan Oh berkomentar Nyonya Park dan Ok Nam itu sangat gigih karena sudah sudah berabad-abad terjadi
“Peri Seon sudah 699 tahun. Malam bulan ini sangat terang. Apa kau tak berpikir sesuatu akan terjadi tahun ini?” ucap Tuan Goo melihat dilangit.
“Bulan cukup cerah malam ini... Aku akan memainkan lagu favoritmu, "dal-ui adajio".” Kata Nyonya Park mengeluarkan sulingnya. Tuan Goo dan Tuan Oh bergegas pergi tak ingin mendengarnya karena seperti akan memanggil ular.

Esok paginya
Yi Hyun dan  Kim Geum tertidur pulas di lantai,  lalu Yi Hyun bangun lebih dulu sambil mengeluh perutnya terasa sakit dan terlihat panik lalu mengeluarkan obatnya. Kim Geum melihat Yi Hyun bangun lebih dulu mengeluh karena seharusnya membangunkannya.
“Aku tak pernah bisa tidur malam hari.” Ucap Yi Hyun. Ki Geum pikir itu pasti hebat.
“Resep Profesor Lee akhirnya berhasil.” Komentar Kim Geum. Yi Hyun mengaku bukan seperti itu
“Dia memberiku melatonin Dan aku bahkan tak meminumnya.” Ungkap Yi Hyun tak percaya
“Syukurlah kau tidur nyenyak. Aku bahkan tak bisa bangun dan Pasti karena alhkohol.” Kata Kim Geum. Yi Hyun pun mengajak untuk minum kopi.
Saat itu Ibu Kim Geum masuk ruangan untuk mengajak sarapan, karena sudah  membuat makanan kesukaannya. Tapi  dua pria muda itu tak ada orangnya, Ibu Kim Geum melihat keduanya pasti minum semalaman dan melihat botol whiski yang sudah habis.
“Apa profesor biasanya mengambil kembali hadiah yang di berikan?” keluh Ibu Kim Geum mengeluh dan menghabiskan sisi whiski di botol.
Bersambung ke part 2

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Tinggal 900 lagi... Yuk dukung terus biar aku makin semangat. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: