Chuk Hee tersenyum memilih pakaiannya berwarna putih dan memasang Pin pengacaranya kembali lalu masuk ke dalam kantor barunya. Rambutnya dikunci kuda dengan senyuman sumringah.
Sementara Di kantor Min Kyu, Jung Soo dan Yoo Mi merasa kantor mereka terasa tenang. Tapi Kyung bahagia karena merasa begitu damai sekarang dengan menaikan kakinya keatas meja, dan terkaget saat membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya.
Jung Woo yang baru masuk menanyakan kemana Kyung akan pergi, tapi Kyung menutupinya mengatakan tak ada apa-apa lalu berlari keluar dari kantor.
“Aku menerima SMS mu Apa ini tempat yang akan segera mempekerjakanku sebagai manajer kantor tanpa wawancara?” ucap Kyung datang dengan nafas terengah-engah
“Kau membuat keputusan yang tepat untuk datang.” kata Chuk Hee memutar kursinya.
Kyung tak bisa berkata-kata saking kagetnya ternyata Chuk Hee yang mengirimkanya pesan. Chuk Hee tersenyum membentangkan tangannya lebar-lebar menyambut Kyung sebagai temannya. Kyung heran Chuk Hee selalu memanggilnya lagi.Chuk Hee pikir Kyung yang selalu mengambil umpan tanpa ragu-ragu.
“Kau harusnya sudah curiga jika kau ditawari sebuah posisi tanpa wawancara.” kata Chuk Hee.
“Aku curiga.” kata Kyung bohong.
“ Kau Menggambar petunjuk terlebih dulu, Kita belum memiliki petunjuk untuk kantor kita. Bukankah kau seorang seniman besar?” kata Chuk Hee.
“Aku tidak lulus dari sekolah seni untuk menggambar petunjuk.” keluh Kyung.
Chuk Hee dengan bangga memiliki motto “Perceraian adalah sebuah berkat. Kantor hukum spesialis Perceraian. sebuah berkat!” Kyung mulai mengambar dan Chuk Hee mengelap semua meja kantor sendiri. Jung Woo datang membawakan ayam dan cola, lalu melihat Kyung ada dikantor Chuk Hee.
Kyung memohon pertolongan karena Chuk Hee menyuruhnya menuliskan itu, tapi Jung Woo malah berkomentar tulisan Kyung yang miring, Chuk Hee meminta untuk mengulang dengan senyuman canda.
“Lakukan yang terbaik! Jadi Chuk Hee kita tidak menderita.”ucap Jung Woo
“Aku tidak ingin bertemu denganmu Aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi! Tapi sebelum aku melakukan itu, aku akan makan beberapa ayam ini lebih dulu” kata Kyung ingin mengambil ayam dari kotak.
Jung Woo memukul tangannya, menyuruh Kyung pergi saja tak usah mengambar. Kyung sedih temannya itu sekarang mengusir dari tempat kerjanya. Jung Woo meminta Kyung pergi, lalu memeluk Chuk Hee supaya mereka bisa berduaan ditempat itu. Chuk Hee tersipu malu dengan pelukan Jung Woo.
Dengan lilin yang ditaruh dalam kotak berbentuk rumah dan lampu ruangan sengaja dimatikan, Jung Woo merasa senang karena bisa merasakan makan ayam pedas dengan pacarnya itu, lalu bersulang dengan ayam dan memberikan selamat karena sudah bisa kembali menjadi pengacara. Chuk Hee mengucapkan terimakasih.
“Apa kau suka kantor ini? Kantor kami adalah yang terburuk karena kau pergi.” goda Jung Woo dengan wajah sedih, Chuk Hee tertawa mendengar godaan Jung Woo
“Jadi... apa yang kita lakukan sekarang? Tidak ada yang diselesaikan. Ibumu membenciku seperti biasa, Kita hanya sepakat untuk saling mencintai.” ungkap Chuk Hee sedih
“Aku tidak berpikir kebencian ini akan bertahan selamanya. Aku tahu karena pernah mengalami itu sebelumnya. Bahwa kau bisa mencintai orang yang kau benci sebanyak yang kau inginkan.Mari kita menikmati waktu kita dan memikirkannya. Pada akhirnya, ibuku ingin aku bahagia. Jika dia tahu bahwa kau adalah orang yang dapat memberikanku itu,Dia akan menyukaimu tanpa keraguan.” ujar Jung Woo mencoba menyakinkan.
Chuk Hee mengangguk, Jung Woo lupa akan memberikan hadiah sebagai pembukaan kantor baru, lalu meminta Chuk Hee memilih nomor satu sampai tiga. Chuk Hee memilih satu. Jung Woo memberikan kecupan, Chuk Hee tertawa karena memilih nomor yang benar.
Hye Rin masuk dalam rumahnya, terlihat semua tempat tertempel note dengan tulisan [Basmi hama telepon setidaknya sekali sehari.][Bersihkan debu konsol dengan benar.] dengan helaan nafas pergi ke kulkas, didepan sudah ada juga banyak note
[Jangan mengisi kulkas dengan terlalu banyak dengan makanan]
[Minum jus bukan minuman berkarbonasi]
[Bersihkan bagian dalam kulkas sekali seminggu]
“Aku ingin bercerai!” teriak Hye Rin dengan meremas salah satu note
Episode 15 - Sebuah awal yang baru
Chuk Hee yang baru pulang melihat Min Kyu baru keluar rumah bertanya kemana akan pergi, Min Kyu buru-buru menyembunyikan kantung plastiknya, Chuk Hee melihat isi sampah yang dibawa Min Kyu, semua kotak cincin ingin dibuang begitu saja.
“Chuk Hee. Aku tidak pernah membuang sampah dengan tanganku sendiri sebelumnya.Apa cincin masuk ke daur ulang Atau apa aku melemparkannya ke tempat sampah biasa?” tanya Min Kyu
Chuk Hee hanya bisa menghela nafas lalu mengantar Min Kyu membuang sampah, sambil mengeluh Min Kyu sudah gila membuang cincin dengan harga yang sangat mahal lalu menyuruh untuk mengembalikanya. Min Kyu menegaskan kembali hal yang paling dibenci adalah mengembalikan barang yang sudah dibeli.
Min Kyu pikir kalau menurut Chuk Hee bukan sampah lebih baik mengambil cincin itu da menyimpanna. Chuk Hee memilih supaya Min Kyu membuangnya saja. Min Kyu tak percaya itu pilihan Chuk Hee, tapi akhirnya membuangnya juga ke tempat sampah.
“Min Kyu, kau membuangnya, Sekrang Aku mengambilnya. Karena aku mengambilnya, itu milikku sekarang, kan?” ucap Chuk Hee lalu membawa pulang cincinya, Min Kyu tak habis pikir dengan cara Chuk Hee.
Chuk Hee melonggo melihat Hye Rin datang ke kantornya meminta bercerai padahal selama ini dirinya selalu mendapatkan hinaan karena mantan pekerjanya itu mengkhinatinya dengan kantor BF.
“Bagaimana kau bisa datang ke sini dan memintaku untuk menjadi pengacaramu?” ejek Chuk Hee, Kyung mendengarkan pembicaran keduanya dengan tersenyum-senyum.
“ Pengemis tidak dapat memilih ketika mereka putus asa. Ketika datang untuk perceraian,kau mendapatkan lebih dari klienmu dan membuat prosenya cepat. aku tahu itu lebih baik daripada orang lain.” kata Hye Rin memuji
“Kenapa? Ada banyak pengacara di BF.”pikir Kyung
“Aku tidak ingin ada rumor menyebar di tempat kerja.” jelas Hye Rin Chuk Hee meminta Hye Rin menceritaka lebih dulu masalahnya,
“Dalam kasus ibu mertuaku...Dia penuh keanggunan dan alumnus sebuah perguruan tinggi bergengsi. Dia adalah Shin Saimdang generasi ini yang ternyata anak satu-satunya menjadi seorang profesor tanpa suami.” cerita Hye Rin yang melihat ibu mertunya terlihat sangat tenang.
“Pada kenyataannya, rengekannya paling mengganggu didunia ini! Dan kau tahu bagaimana cara dia mengeluh? Dengan menempelkannya!” teriak Hye Rin dengan menahan amarahnya.
Hye Rin melihat tempelan dikulkas tapi didalam kulkas juga ada note yang meminta membuat sup bening di pagi hari, di dinding, cup lampu, TV bahkan celana yang sudah disetrika meminta dibuat ada lipatan pada celananya.
[Dua potong tisu untuk nomor satu, empat potong tisu untuk nomor dua] Hye Rin membaca tulisan yang tertempel pada tissue ketika dikamar mandi. Saat pulang kerja, sepatu pun diberi label supaya menaruh dengan benar.
“Ini dimulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam. Penempatan sepatu, penggunaan kertas tisudan jika itu tidak cukup, dia mengomel tentang bagaimana aku menyeterika pakaian. Dia menulis semuanya di atas kertas dan menempelkannya ke seluruh rumah!!!” cerita Hye Rin dengan nada frutasi, lalu menjerit histeris karena kamar tidurnya juga dipenuhi note.
Chuk Hee lalu bertanya tentang suaminya, apakah hanya diam saja dan membiarkan hal itu terjadi. Hye Rin mulai menceritakan tentang suaminya, tentang keluhannya supaya meminta berbicara dengan ibunya mengenani hal itu.
“Aku bersumpah aku akan gila dengan post-it ini !” keluh Hye Rin, Suamina pun akan mengurusnya dan memintanya untuk ikut keluar dari kamar.
“Ibu, kenapa kau menulis lagi? Dia semakin stres karena ini!”kata Suami Hye Rin membela istrinya.
“Lihatlah ini, Aku bilang untuk menyimpan beras merah dalam lemari es pada bulan Juni. Musim panas adalah waktu yang tepat untuk serangga untuk memakannya. Dia lupa lagi dan meninggalkannya! Kita harus membuang ini!” tegas Ibunya memperlihatkan karung beras yang sudah berisi banyak serangga.
“Bagaimana bisa aku tidak menuliskan ini? Jika aku mengatakan padanya, dia mendengarkan dengan satu telinga dan mungkin itu mengalir keluar telinga yang lain. Satu-satunya cara dia akan ingat adalah jika aku menuliskannya.’ jelas ibu mertuanya.
Suaminya akhirnya menyalahkan Hye Rin meminta supaya tidak berlebihan karena ibunya melakukan itu untuk kepentingan bersama, dan karena ibunya seorang sarjan sastra lebih nyaman untuk menulis daripada berbicara jadi meminta untuk mengerti. Hye Rin tak percaya suaminya hanya meminta untuk mengerti tentang ibunya.
Hye Rin menceritakan sudah cukup memahaminya selama dua tahu jadi sekarang hanya ingin bercerai lalu membawa sekarung berisi note dikeluar diatas meja. Kyung dan Chuk Hee kaget melihat banyak note diatas meja.
“Lihat semua ini! Hal ini untuk bulan ini saja..... Hanya bulan ini.” tegas Hye Rin “Sterilkan perak, Tempatkan remote control sebelah TV, Buat sup tulang untuk makan malam.” Kyung membaca beberapa note diatas meja.
“Aku lebih suka dia hanya memberitahuku secara pribadi. Sekarang aku panik setiap kali seseorang memberiku sesuatu di atas kertas di tempat kerja. Dan Coba lihat, Aku bahkan memiliki pitak!” kata Hye Rin menunjuk kepalanya.
Chuk Hee merasa ada sedikit masalah untuk pergi ke pengadilan. Hye Rin tak percaya dengan bukti note yang dibawa itu sangat lemah. Chuk Hee menjelaskan ibu mertuanya tidak mengutuknya di atas kertas dan tidak ada kekerasan atau pelecehan yang terjadi jadi menurutnya akan lebih baik untuk menyelesaikan ini dengan suaminya lebih dahulu.
Keduanya masuk ke dalam restoran betapa kagetnya melihat, Jung Woo dengan seorang pria ada disana dan Chuk Hee dan Jung Woo saling bertanya kenapa ada disana. Chuk Hee tak percaya Jung Woo adalah pengacara dari Moo Neung Hae begitu pun juga sebaliknya. Jung Woo tak percaya Chuk Hee pengacara dari Yoo Hye Rin.
Hye Rin mengutarakan ingin bercerai, tapi Tuan Moo menolaknya, lalu istrinya bertanya kenapa ia tak bisa bercerai, suaminya mengatakan itu karena mereka masih saling mencintainya.
“Moo Neung Hae, jika kau sangat mencintainya.Kenapa kau menutup mata ketika ibumu sedang menuliskan keluhannya?” tanya Chuk Hee.
“Itu tidak disengaja. aku ingin mengurusnya, tetapi tidak berhasil.” jelas Tuan Moo
“Jika kau tidak bisa mengurus itu, lebih baik ceraikan dia” tegas Chuk Hee
Tuan Moo kaget, Jung Moo membela kliennya kalau sebelumnya sudah mengatakan ingin mengurusnya tapi tidak berhasil dan pihak suami tidak memiliki keinginan bercerai apapun jadi Pengadilan akan merasa sulit untuk secara hukum mengakui klaim cerai istrinya. Chuk Hee membela dengan begitu kliennya itu harus hidup dengan keadaan seperti itu.
“Moo Neung Hae. Jika kau tidak melangkah dan bertindak sebagai mediator yang tepat.Keduanya istri dan ibu akan memiliki waktu yang sulit.” bisik Jung Woo menasehati
“Itulah kenapa klien ku ingin bercerai, jelas dan sederhana.” ungkap Chuk Hee, Tuan Mo mengeluh Chuk Hee ngotot.
“Bagaimana dengan pindah? Kalian berdua saling mencintai, kan? Masalahnya adalah ibu mertuamu. Hubunganmu mungkin akan lebih baik jika kalian tinggal terpisah.” saran Jung Woo,
Hye Rin sedikit tersenyum, suaminya bertanya apakah istrinya tak akan menceraikannya apabila mereka pindah. Hye Rin pikir dirinya akan kembali pada suaminya, Tuan Moo langsung bersemangat akan melakukannya.
Jung Woo dan Chuk Hee pulang bersama, lalu Jung Woo tahu klienya itu stress tapi suaminya masih mencintai istrinya sayangnya tak begitu pandai berada pada posisi pro dan kontra, menurutnya Selalu ada konflik kecil, antara ibu mertua dan anak mertua di setiap keluarga. Chuk Hee melihat Jung Woo hanya mendengar cerita dari sisi suami Dia begitu tertekan sampai mulai pitak, Jung Woo kaget mengetahui Hye Rin kehilangan rambutnya.
Chuk Hee menyudahi pembicaraannya, lalu mencoba menjelaskan stres tidak selalu apa yang dilihat di depannya, bahkan sampai membawa karung beras. Jung Woo kembali bertanya apa maksud dengan karung beras. Chuk Hee menutup mulutnya menurutnya ini tidak akan berhasil jadi lebih baik tidak berbicara satu sama lain untuk saat ini. Jung Woo binggung.
“Para pengacara di tindakan hukum, pasal 26 Berkewajiban untuk menjaga rahasia. Kita tidak seharusnya berbicara tentang urusan klien kita satu sama lain Tapi aku terus mengeluarkanya saat berbicara denganmu. Itu tidak baik. Mari kita tidak bertemu satu sama lain sampai kasus ini diselesaikan.” pinta Chuk Hee
“Apa yang kau bicarakan? Kita baru saja mulai bertemu satu sama lain lagi.” keluh Jung Woo
“Aku tidak ingin melakukannya juga Masalahnya adalah, aku tidak percaya diri. Aku ingin memberitahumu segala sesuatu ketika bersamamuDari kelihatanya, Hye Rin mungkin akan berubah pikiran jika mereka pindah. Hanya selama beberapa hari, oke?” kata Chuk Hee lalu mengajak mereka bicara dengan mengunakan tulisan saja. Jung Woo pun setuju mereka akan tutup mulut ketika bertemu.
Jung Soo dan Yoo Mi binggung karena internet di kantor tak bisa, lalu seorang pria datang untuk melihat ruangan kantor. Jung Soo dan Yoo Mi binggung menurutnya mereka itu salah orang karena pemilik gedung itu adalah milik Direktur mereka. Tapi si pembeli merasa ada sesuatu yang janggal jadi memilih untuk keluar dari ruangan saja.
Min Kyu datang heran dengan orang yang datang ke kantornya, Jung Soo memberitahu kalau makelar datang untuk menjual kantor mereka. Min Kyu merasa itu hanya salah orang saja, pria lain datang membawakan tagihan perawatan gedung.
“Tuan, kau tidak tahu siapa aku? Aku pemiliknya dan bukan orang yang membayar tagihan perawatan tapi aku yang mengambilnya.” ucap Min Kyu yakin
Si pria memberikan surat tagihan, Min Kyu membaca kalau pemiliknya adalah Bong In Jae, tubuhnya kaget dan lemah. Jung Soo bertanya apa yang terjadi. Min Kyu meminta tak perlu ikut campur dan kembali berkerja, lalu keluar dari kantornya
Min Kyu datang menemui ayahnya dikantor. Ayahnya merasa anaknya tak perlu terkejut dengan cuplikan karena film yang sebenarnya belum dimulai. Min Kyu meminta ayahnya untuk membiarkan perusahannya. Ayahnya pikir seharusnya anaknya itu tidak mengacaukan dengan gedung baruku
“Kau melemparkan sebuah serangan hanya untuk itu? Aku akan dituntut oleh DK untuk hadiah pernikahan” tegas Bong In Ja
“Aku akan bertemu Nyonya Ma dan membuat beberapa kesepakatan.” kata Min Kyu
“Sebuah kesepakatan? Tentu, pergilah Jika kau datang kembali dengan sebuah kesepakatan, Aku akan kembalikan gedung kantormu kepadamu” kata In Jae
Chuk Hee menulis dalam buku lalu mencoba menelp Jung Woo tapi memilih untuk mematikannya lalu mengatakan sangat merindukannya. Tapi meyakinkan diri kalau tak boleh melakukanya, karena sudah sepakat untuk tidak bertemu satu sama lain.
Jung Woo berdiri dengan menatap bukunya, tapi akhirnya memilih untuk menelpnya. Chuk Hee mengangkat telp dari pacarnya, tapi pura-pura mengeluh karena Jung Woo menelp karena mereka sepakat untuk tidak bertemu satu sama lain.
“Aku tahu..... Tapi aku sangat merindukanmu.” ucap Jung Woo, Chuk Hee pun mengakui kalau sangat merindukannya.
“Haruskah kita... bertemu sebentar?” kata Jung Woo.
Jung Woo dan Chuk Hee bertemu di taman, tapi keduanya saling menutup mulut dan berbicara dengan gerakan. Chuk Hee melambaikan tangan, Jung Woo juga membalas dengan lambaian tangan sambil tersenyum malu-malu.
Chuk Hee menunjuk dadanya lalu mencekik lehernya, dengan arti “Aku sangat merindukanmu dan hampir mati” Jung Woo membalas dengan memeluk dirinya sendiri, dengan arti “Aku ingin memelukmu begitu buruk sampai aku merasa seperti mati”
Lalu Chuk Hee menunjuk perutnya yang lapar karena belum makan, tapi Jung Woo mengartika kalau Chuk Hee sakit perut, lalu meminta menunggu sebentar dan pergi. Chuk Hee binggung kenapa Jung Woo pergi.
Beberapa saat kemudian, Jung Woo datang membawa obat supaya Chuk Hee bisa meminumnya langsung. Chuk Hee mengelengkan kepalanya karena dirinya tak sakit perut. Jung Woo pikir Chuk Hee itu tak bisa membuka obatnya, jadi meminta untuk membuka botol dan menyuruhnya minum. Ponsel keduanya tiba-tiba berbunyi bersamaan.
Hye Rin bercerita pada Chuk Hee kalau ibu mertuanya pergi setelah mengutarakan niatnya untuk pergi. Tuan Moo juga menelp Jung Woo kalau ibunya tak mengangkat telpnya, lalu teringat dengan ibunya yang memiliki teman kuliah ibunya dan rumahnya tak jauh dari mereka.
Tuan Moo akhirnya dapat menemui ibunya dirumah temannya bersama Hye Rin, Jung Woo dan Chuk Hee. Ibunya menutupi wajahnya dengan selimut menyuruh anaknya tak perlu mencarinya lagi, karena mereka berdua ingin meninggalkan dirinya. Tuan Moo pun mencoba merayu ibunya dengan menarik selimut tapi ternyata ibunya menyembunyikan kartu Go Stop dan botol Soju. Semua melotot kaget.
Ibu mertua tersadar dengan kedatangan dua orang yang tak dikenal. Chuk Hee dan Jung Woo memperkenalkan diri sebagai pengacara, Tuan Moo panik. Ibu Mertua pun sadar kalau keduanya pengacara pecerain setelah melihat kartu namanya.
“Apa kalian berdua akan bercerai?” teriak ibunya.
“Kami akan pindah jadi kami tidak perlu bercerai!” kata Tuan Moo. Ibunya pun merasakan darahnya langsung naik ke kepala dan merasakan lehernya sakit.
“Pindahlah! Lakukanlah! Lebih baik pindah dari memiliki anakku menjadi orang yang bercerai!” ucap Ibunya, Tuan Moo memeluk ibunya. Jung Woo dan Chuk Hee tersenyum begitu juga Hye Rin.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar