PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 05 April 2015

Sinopsis Divorce Lawyer In Love Episode 11 Part 1

Ibu Jung Woo yang melihat anaknya bersama Chuk Hee menanyakan alasan Jung Woo dengan wanita yang paling dibencinya.
“Kau pria bodoh dan kehilangan pikiranmu. Apa kau tidak memiliki keberanian atau harga diri?Apa kau tidak memiliki wanita lain  untuk dikencani? Kau membawa seorang wanita yang melemparkan sup rumput laut di wajahmu ke rumah?!” teriak Ibu Jung Woo sambil memukul anaknya.
“Dia adalah orang yang aku suka....Dia pacarku.” akui Jung Woo memegang tangan Chuk Hee.
Soo Ah menarik nafasnya yang terasa sesak. Chuk Hee memberikan hormat pada ibu Jung Woo, sementara Ibu Jung Woo merasa Chuk Hee tak sopan dan kurang ajarnya saat melemparkan sup rumput laut di wajah anaknya. Jung Woo merasa itu hanya kesalah pahaman saja.
“Kau bekerja di kantor itu selama tiga tahun, dan dipecat hanya dalam satu hari. Apa itu kesalahpahaman?!” teriak ibunya
“Mari kita bicara nanti. Aku akan mengantarnya pulang” ucap Jung Woo menarik Chuk Hee keluar dari rumahnya. Ibu Jung Woo sempat memanggil anaknya tapi Jung Woo tetap mengantar Chuk Hee pulang. 

Chuk Hee membawakan tissue membersihkan badan Jung Woo dengan sangat menyesal karena membuatnya tersiram sup rumput laut lagi. Jung Woo pikir dirinya malah yang menyesal karena tak menghabiskan sup sebelum ibunya datang. Chuk Hee memukul kepala, karena kembali menyesali tingkahnya tiga tahun yang lalu.
“Tidak ada yang perlu kau sesali atau khawatirkan. Aku akan pergi dan mengatakan padanya dengan mengajaknya berbicara baik-baik jadi jangan khawatir tentang apa pun.” jelas Jung Woo
“Ini bukan waktunya untuk berbicara tentang itu.” pikir Chuk Hee dengan wajah lesu.
“Aigoo, aigoo. Itu karena ibuku adalah tipe orang yang pemarah. Dia adalah seorang wanita yang sangat sensitif .Apa kau tidak bisa mempercayai pacarmu?”kata Chuk Hee yang terlihat masih sedih
“Aku ingin mempercayaimu.” kata Chuk Hee yang terdengar ragu
“Lalu percayalah, Jika kau ingin percaya padaku, kau pasti bisa melakukan itu.”ucap Jung Woo mencoba menenangkan pacarnya. 

Jung Woo pulang kerumah berusaha meminta ibunya bisa mempercayainya kalau Chuk Hee itu wanita baik yang bisa membuatnya menjadi pengacara. Ibunya tertawa mendengar pengakuan anaknya.
“Kau tidak tahu orang yang benar-benar membuatmu menjadi seorang pengacara?” ucap ibu Jung Woo menyadarkan anaknya.
“Apa yang kau bicarakan?” kata Jung Woo binggung
“Soo Ah tidak akan membiarkanku memberitahumu jadi aku menyimpannya selama ini. Biaya sekolah hukummu, menurutmu siapa yang membayarnya?”kata ibunya
“Kau mengatakan bahwa kau mendapatkannya dari ayah.”jawab Jung Woo yang ia tahu.
“Ayahmu yang memutuskan semua kontak ketika  kau berada di kelas lima, dan yang memberikan uang adalah Orang yang tinggal sebelah kamarmu.”akui ibunya
Jung Woo kaget mengetahui Soo Ah yang selama ini memberikan uang untuk biaya kuliahnya. Ibunya menceritakan saat Jung Woo dipecat lalu Soo Ah menjual rumahnya untuk membiayai kuliahnya. Jung Woo tak percaya Soo Ah mau membayarnya, Ibunya mengumpat anaknya bodoh karena Soo Ah melakukan itu karena cinta.
Soo Ah yang ada di dalam hanya bisa menangis membiarkan Jung Woo mengetahui kalau selama ini sudah berkorban demi Jung Woo 

Seorang pria mengengam tangan seorang wanita mengatakan sangat mencintainnya, seorang pria yang ada sebelah kanan juga memegang tangan si wanita juga mengatakan sangat mencintainya.
Si Wanita terlihat binggung dengan pria mana yang harus di pilih. Pria yang terlihat masih muda menarik ke arahnya, sebelah kiri. Si pria yang sebelah kanan tak mau kalah dengan menariknya. Keduanya saling tarik menarik, si wanita menatap kedua pria yang saling tarik menarik.
“Mari kita bercerai!” teriak si wanita
Episode 11
Dua Wanita dan Dua Pria

Jung Woo dan Chuk Hee tersenyum karena bertemu di lift. Chuk Hee menanyakan apakah tidurnya nyenyak tadi malam. Jung Woo berbohong mengaku tidurnya sangat nyenyak dan bangun dengan sangat segar di pagi hari. Chuk Hee juga berbohong mengaku kalau tidurnya sangat nyenyak sampai kulitnya menjadi halus dan lembut.
“Kau terlihat seperti memiliki beberapa lingkaran hitam dimatamu.” komentar Jung Woo melihat mata Chuk Hee.
“Oh, tidak, tidak. Maskaraku pasti menyebar. Lalu kenapa kulitmu begitu kasar, ini bukan karena kau tidak tidur,kan?” kata Chuk Hee meraba wajah Jung Woo.
“T-T-Tidak, tidak. Apa karena aku mengganti lotion kulitku?”kata Jung Woo sambil memegang pipinya.
Keduanya saling memalingkan wajah dengan mata tak fokus saling menutupi kebohongan kalau keduanya tak tidur setelah kejadian tadi malam. 

Jung Woo dan Chuk Hee menerima klien barunya, diawal dengan pertanyaan siapa suaminya. Kedua pria menunjuk tangan kalau mereka adalah suaminya. Di jari si wanita terlihat dua cincin kawin satu berwarna emas dan putih. Wanita itu mengakui kalau keduanya adalah suaminya. Jung Woo kaget karena wanita itu punya dua suami.
“Tiga tahun yang lalu saat melintasi Sungai Amnok di Korea Utara, Aku kehilangan suamiku.” cerita si wanita
“Setelah setengah menyeberang sungai, beberapa tentara mengejar kami, aku pikir harus menyelamatkan istriku dulu jadi mendorongnya ke depan.” cerita si pria yang menjadi suami pertamanya.
“Aku pikir dia sudah mati. Meskipun aku sudah menunggu, dia tidak datang. Aku datang ke Korea sendirian, tidak mengenal siapa pun dan menghabiskan setiap malam dengan menangis. Lalu Aku bertemu suami . Itu sebabnya aku bercerai suami pertamaku dengan dokumentasi dan menikah dengan suami, tapi orang yang aku pikir sudah meninggal hidup dan kembali.” cerita si wanita
Nam Gee Jin merasa tak terima dengan perceraian itu karena dirinya masih hidup. Chuk Hee menanyakan apa yang ingin dilakunya Nyonya Lee Boong Yeo sekarang. Nyonya Lee juga tak tahu karena keduanya sangat berarti.
“Nyonya Lee Boong Yeo. Republik Korea adalah sebuah negara di mana  jalan tengah tidak diakui. Mungkin sulit, diantara keduanya, tapi Kau harus memilih salah satu.” kata Jung Woo, Nyonya Lee benar-benar tak bisa memilih diantara dua pria yang saling membantunya. 

Jung Woo mengeluh melihat ada banyak orang yang susah memiliki satu suami tapi kliennya kali ini memiliki dua pria sekaligus. Chuk Hee menilai Nyonya Lee harus bisa menyelesaikan hatinya lebih dulu karena tak bisa terus menerus seperti itu.
“Kau mungkin tidak tahu karena tidak populer. Ini sangat sulit untuk menolak seseorang yang mengatakan  bahwa mereka mencintaimu.” komentar Yum Mi merasa Chuk Hee tak tahu apabila ada banyak pria yang menyukainya.
Jung Woo melihat nama pengacara yang menangangi Tuan Nam itu adalah Soo Ah, akhirnya ia memilih untuk pergi dari kantor dan akan segera kembali. 

Jung Woo mengajak Soo Ah duduk ditaman dengan mengawali pembicaraan tentang Soo Ah yang tak memberitahunya. Soo Ah bertanya apa yang tidak diberitahunya, apakah biaya kuliah atau fakta dirinya itu sangat menyukai Jung Woo.
 “Aku tidak ingin kau mengetahuinya dengan cara ini. Biaya kuliah, aku tidak bisa memberitahumu karena kau tidak akan menerima uangku. Tentang aku menyukaimu, jika hatiku tulus kau akan mengetahuinya cepat atau lambat. Aku berpikir seperti itu.” jelas Soo Ah
“Soo Ah, akhirnya aku tahu sekarang. perasaan seseorang untuk mencintai orang lain, Sekarang, kata-kata yang aku katakan kepadamu, itu membuatku sakit hati  Tapi orang yang aku suka adalah Go Chuk Hee. Aku minta maaf dan sangat berterima kasih. Aku berpikir tidak bisa memberikan hatiku.” akui Jung Woo jujur.
“Kau, apa kau tidak lihat Bibi jadi gila karena Go Chuk Hee?” kata Soo Ah berusha menyadarkan Jung Woo
“Aku akan bertahan entah bagaimana. Tidak peduli apa orang katakan, itulah yang aku rasakan untuk Go Chuk Hee, dan itu tidak akan berubah.” tegas Jung Woo
“Kau sebaiknya tidak mengatakan apapun kepadaku. Jika kau tidak bisa memberikan hatimu hanya selama beberapa bulan dibanding hati yang aku berikan selama 26 tahun, Kau akan tahu dengan baik bahwa aku tidak bisa memberikan itu.” kata Soo Ah tak akan terima Joo Wan berhubungan dengan Chuk Hee.
Jung Woo tahu sulit untuk membayar uang kuliah dan sewa kantor tapi ia janji untuk membayarnya secepat mungkin, dengan hati yang tulus ia ingin meminta maaf dan berterimakasih padanya. Soo Ah menegaskan selama ini tak memberikan Jung Woo uang tapi hatinya lalu pamit pergi lebih dulu. 

Chuk Hee yang mendapatkan alamat restoran milik Ibu Jung Woo datang dengan membawakan blewah. Ibu Jung Woo yang melihat Chuk Hee datang langsung mengumpat wanita si perampas dan penganggu. Chuk Hee langsung meminta maaf karena kemarin tak sempat pamit dan kejadian 3 tahun yang lalu.
Ibu Jung Woo langsung mendorong Chuk Hee keluar dari restorannya, tapi Chuk Hee menahan pintu dengan kakinya masuk lagi ke dalam.
“Aku lebih dari mengerti kalau kau merasa buruk karena aku. Jika kau ingin marah padaku maka marahlah padaku,  jika kau ingin memukulku lalu pukullah aku. Jika kau berpikir untuk melemparkan mangkuk sup rumput  laut padaku lakukanlah”kata Chuk Hee dengan tertunduk
“Pikirkan jika seseorang melakukan itu pada keluargamu Apa kau bisa memaafkan itu seumur hidup?” teriak ibu Jung Woo
“Aku mendengar jika kau murah hati dan memiliki pemahaman yang mendalam pada orang. Jika kau memaafkanku, aku akan hidup dengan hati berterima kasih selamanya.” kata Chuk Hee memohon
“Kau bahkan berbicara tentang pengampunan. Kau tidak pergi? Kau tidak akan pergi?” teriak ibu Jung Woo dengan melemparnya dengan blewah
Chuk Hee dengan refleks malah menangkapnya, dengan wajah bersalah ia langsung meminta maaf harus membiarkan ibu Jung Woo melemparkan saja pada wajahnya. Ibu Jung Woo mendorong kembali Chuk Hee keluar dari restoranya. Tapi Chuk Hee berteriak dari depan restoran akan kembali lagi nanti. 

Kedua kalinya Chuk Hee datang dengan memilih buah yang enak dimakan tapi tak sakit saat dilempar, sekotak buah strawberry dibawa menemui ibu Jung Woo direstorannya. Ibu Jung Woo bersikap ramah akan menyuguhkan yukgaejang (sup daging sapi pedas)
Chuk Hee menolak karena  datang setelah makan malam. Ibu Jung Woo dengan halus menyuruhnya pergi kalau memang tidak makan. Tapi akhirnya Chuk Hee dengan senang hati memesan yukgaejang.
Direstoran lainnya, Jung Woo baru datang tapi tak melihat Chuk Hee ada disana. Jung Soo memberitahu Chuk Hee dengan cepat memakan yukgaejang dan langsung pergi. Kyung pikir Jung Woo sudah membuat kesalahan karena beberapa hari yang lalu Chuk Hee meminta alamat restoran ibunya.
“Apa ?! Bagaimana bisa kau mengatakan padanya?!” teriak Jung Woo yang membuat ketiga pegawainya kaget dan langsung keluar dari restoran. 

Chuk Hee menatap semangkuk besar yukgaejang sambil menepuk dadanya tapi demi mendapatkan hati ibu Jung Woo ia makan dengan lahap. Beberapa pelanggan baru selesai makan, Chuk Hee dengan inisiatifnya membantu membereskan meja.
“Ada apa dengan mu, pelanggan? Pelanggan, kau hanya harus makan makanan yang kau pesan. Kenapa kau membersihkan meja orang lain?” tegur Ibu Jung Woo dengan nada menyindir
“Ibu, bukan itu maksudku.... Rumahku melakukan usaha di pasar dari  aku masih kecil jadi aku memiliki keterampilan ini juga.” ucap Chuk Hee berusaha untuk membereskan meja dengan wajah tersenyum.
“Aku memberitahumu untuk pergi.” teriak ibu Jung Woo lalu berebutan menarik baki tapi yang terjadi malah semua piring makanan tumpah kelantai.
Jung Woo baru datang langsung memarahi ibunya,sang Ibu naik pitam karena anaknya berteriak di depan pelanggan. Jung Woo berteriak memarahi Chuk Hee yang datang ke tempat ibunya tanpa berbicara. Chuk Hee binggung menjelaskannya, Jung Woo menyuruh Chuk Hee keluar sekarang.
Chuk Hee akhirnya mengambil tasnya lalu keluar, Ibu Jung Woo menahan tangannya meminta uang dari makanan yang dipesan itu $6 dengan menadahkan tangannya. Chuk Hee mau tak mau memberikan uangnya, JungWoo tak habis pikir dengan sikap ibunya lalu menarik Chuk Hee keluar dari restoran. 

Jung Woo memukul punggung Chuk Hee yang terasa sesak karena harus makan yukgaejang, walaupun sudah kenyang. Chuk Hee pikir lain kali kalau datang akan dengan perut kosong supaya bisa makan yukgaejang buaatan ibu Jung Woo Jung Woo meminta Chuk Hee tidak datang karena biar dirinya saja yang meredakan amarah ibunya.
“Kenapa kau begitu khawatir tentang ibuku? Kau itu sebenarnya bukan orang mengkhawatir tentang orang lain Dan aku seperti anak berusia 6 tahun? Yang tidak boleh bertemu seorang wanita karena ibuku menentangnya?” pikir Jung Woo kesal
“Jika ibu menyuruh itu, kau tidak harus menemuinya. Apa ada di dunia ini ketika memutar punggungmu pada ibumu? Aku... menggunakan uang rumah sakit ibuku untuk ke universitas dan seumur hidupku aku merasa bersalah setelah melempar ibuku pergi. Adik perempuanku kehilangan ibunya pada tahun kedua  sekolah menengah karena aku. Dia tinggal dan hidup sebagai pemberontak.Bagaimana aku bisa membagimu dan ibumu?” kata Chuk Hee
Jung Woo mengerti, Chuk hee mengatakan dirinya tak akan bisa melakukanya, jadi ia meminta Jung Woo tidak berteriak pada ibunya saat membelanya, lalu mengancamnya tak akan bertemu lagi apabila Jung Woo melakukannya. Jung Woo setuju, tapi ia juga meminta Chuk Hee memberitahunya jika ingin bertemu dengan ibunya. 

Chuk Hee setuju lalu mengeluh punggungnya masih terasa sakit, Jung Woo kembali menepuk punggung Chuk Hee yang terasa sakit. Min Kyu yang baru selesai berolahraga melihat Chuk Hee yang sedang tertawa bersama Jung Woo dibangku, dengan menutup kepalanya ia bersembunyi melihat kemesraan keduanya.
Tiba-tiba dadanya terasa sakit, dan merasa hatinya sangat sakit dan berusaha menelp dokter. Chuk Hee yang akan masuk apartement melihat Min Kyu sedang memegang dadanya. Min Kyu berdiri tegak seperti tak terjadi sesuatu.
“Apa kau berolahraga?” sapa Chuk Hee melihat Min Kyu berjalan mendekatinya.
“Ya. kau sedang apa?” tanya Min Kyu membuka penutup kepalanya setelah melihat tak ada Jung Woo
“Aku tidak tahu . Apa yang harus aku katakan, dengan yang aku lakukan sekarang. Tapi Datanglah ke kantor. Kepala dan semua orang khawatir.” pinta Chuk Hee.
“Aku akan datang. Tapi Chuk Hee, Kau tahu bangunan ini adalah milikku kan?”kata Jung Woo menunjuk kearah ruangan miliknya.
“Aku tahu. Bahkan jika kau hanya mengumpulkan sewa kau bisa  mencukupi diri sendiri seluruh hidupmu.” kata Chuk Hee.
Min Kyu dengan gampangnya langsung memberikan untuk Chuk Hee kamarnya. Chuk Hee tak percaya Min Kyu memberikan padanya. Min Kyu memberikan syarat supaya Chuk Hee bisa bersamanya, tapi menurutnya itu kurang jadi memberika kamar yang lainnya.
Chuk Hee tahu Min Kyu itu mengertahui dirinya sangat suka uang, tapi menurutnya akan menolak apartement itu karena sangat menyukai So Jung Woo. Min Kyu mengerti lalu bertanya apa sebenarnya yang dilakukan Jung Woo untuknya. Chuk Hee berpikir lalu memberitahu Jung Woo memberinya yukgaejang yang paling enak di seluruh dunia. Min Kyu hanya bisa menghela nafas. 

Beberapa motor balap berjalan kencang di jalan tanpa mobil, sampai akhirnya Min Kyu merasa kesal harus kalah dengan pengemudi didepannya, lalu terkaget-kaget dengan tulisan di helm dengan julukan “hembusan angin”
“Apa Anda kebetulan yang terkenal itu, pembalap motor Usain Bolt, Hembusan angin Seocho-dong?” teriak Min Kyu tak percaya, si pembalap hanya memberikan salam hormat dengan tangannya
“Jika tidak terlalu kasar untuk meminta, Suatu kehormatan untukku melihat wajah Anda?” kata Min Kyu dengan memberikan hormat terlebih dulu.
Min Kyu menjerit kaget karena ternyata pria yang dikagumi itu adalah ayahnya. In Jae heran dengan anaknya yang kembali menaiki motornya. Min Kyu mengakui ada sesuatu yang menyakitkan untuk dirinya lalu bertanya kenapa ayahnya juga ikut balapan motor. In Jae mengatakan dirinya itu punya kabar baik tentang gedung baru.
“Ketika selesai, Presdir Kantor Pengacara Republik Korea, kita akan datang untuk membeli yang terbaik.”kata In Jae bangga
“Tapi Ayah, kenapa kau sangat terobsesi membangun sebuah firma hukum? Kau sudah memiliki satu besar seperti itu.” pikir Min Kyu, In Jae sempat terdiam sejenak.
“Karena seseorang yang sudah meninggal. Bahkan jika aku memberikan kasih sayang pada seseorang, pada akhirnya mereka tidak mungkin mati. Ibumu pergi seperti itu. Aku memutuskan untuk tidak memberikan kasih  sayang kepada orang-orang lagi.” cerita In Jae
“Ah, orang tua ini. Kau memprovokasi Achilles Heel, rasa simpatiku, simpati. Ayah. jika bangunan itu tidak ada bagaimana perasaanmu?” tanya Min Kyu
In Jae yakin pasti bangunan itu akan berdiri, Min Kyu heran melihat ayahnya yang begitu yakin karena yang ada didunia tak akan terjamin. In Jae menegaskan dalam kamusnya hanya ada rumus penambahan dan pekalian tak ada rumus pengurangan dan pembagian. Menurutnya Jika Min Kyu bertunangan pasti akhirnya akan menikah. Min Kyu hanya bisa menghela nafas.
bersambung ke part 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar