PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 02 September 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 29

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji Woo mengajak Hyun Joo ke ruangan penyimpanan dirumahnya, mengaku kalau  berpikir untuk  menyingkirkan semuanya, tapi berpikir harus  menunjukkannya kepada Hyun Joo lebih dulu. Hyun Joo bingung  Bagaimana Ji Woo menemukan semua ini.
“Aku sudah lama mencarinya, perlahan. Aku ingin membuktikan bahwa aku ada selama tiga kehidupan, dan kupikir aku harus mencari jejak ini  untuk menemukanmu. Aku juga ingin penjelasan kenapa kita harus putus.” Ucap Ji Woo
“Penjelasan?”kata Hyun Joo bingung. Ji Woo tahu mereka  bertemu sebagai suami  istri tiga kali seumur hidup,
“Tapi kita tidak pernah sempat  melihat usia satu sama lain.” Ucap Ji Woo mengingat masa lalunya.

Flash Back
Di masa jaman joseon, Ji Woo dan Hyun Joo harus berpisah karena Ji Woo harus pegi dan meminta Hyun Joo sebentar lagi. Ia yakin akan lulus ujian dan kembali. Hyun Joo pun melepaskan suaminya dengan mata berkaca-kaca 

“Di kehidupan pertama kita, aku ingin kembali kepadamu, tapi aku tidak bisa. Sebelum aku menjalani ujian, aku sakit dan tidak bisa bangun. Kuharap aku tidak pernah menyuruhmu menunggu. Aku menyesalinya berulang kali.” Ucap Ji Woo
“Di kehidupan kedua kita, ada banyak kebenaran yang tidak bisa kukatakan kepadamu.” Kata Ji Woo
Flash Back
Ji Woo berjalan dengan dua orang wanita turun dari trem.  Teman Hyun Joo melihat Ji Woo dan yakin kalau itu adalah suami Hyun Joo. Hyun Joo akhirnya memanggil suaminya seperti tak percaya kalau berjalan dengan dua orang wanita. Ji Woo seperti tak peduli dan akhirnya pergi ke sebuah tempat dengan tertulis "Kemerdekaan Korea"

“Kamerad Hong.. Sudah lama kita tidak bertemu.”ucap seorang pria melihat Ji Woo masuk
“Kudengar keadaan tidak baik di Manchuria, jadi, syukurlah kita bisa bertemu lagi.” Kata Ji Woo
“Semua ini karena kau bisa memberi kami dana.” Ucap si wanita seperti sengaja menyamar
“Kudengar kau membangun pusat pelatihan untuk Pasukan Kemerdekaan di Gando Utara. Ini tidak banyak, tapi aku ingin mendukungnya.” Kata Ji Woo memberikan amplop. 

Ji Woo keluar dari rumah, Hyun Joo mengejarnya meminta suaminya agar sadar dan bertanya Sampai kapan akan hidup seperti ini. Ji Woo mendorong Hyun Joo sampai terjatuh meminta agar jangan menunggunya. Hyun Joo pun menatap Ji Woo yang pergi meninggalkanya.
“Aku berencana memberitahumu semuanya setelah bangsa kita kembali, tapi setahun kemudian, saat aku kembali dari Shanghai, kau sudah meninggal.” Ucap Ji Woo 

“Apa Kau ingat saat kubilang aku tidak ingin membuat kesalahan yang sama dua kali? Aku hampir melepaskan tanganmu lagi kali ini, seperti orang bodoh.” Akui Ji Woo
Hyun Joo mengingat saat Ji Woo akan pergi tapi akhirnya kembali dan memberikan kotak musik baru dengan tulisan "Kepada Min Ju, yang kucintai, dan Hyeon Ju, yang masih kucintai"
“Tapi kau kembali seperti ini. Sampai sekarang, kau menghabiskan sebagian besar hidupmu mencariku, jadi, sekarang giliranku. Mulai sekarang, aku akan menghabiskan sebagian besar hidupku mencintaimu.” Ucap Hyun Joo menyakinkan.
Ia pun memberikan tanganya, Ji Woo pun mengenggam tangan Hyun Joo. Keduanya saling bergenganggam tangan tak ingin terpisah. 


Ji Woo menungu didepan mobil, Hyun Joo berlari tak enak hati karena Ji Woo pasti sudah lama menunggu dan Seharusnya menelepon lebih dulu. Ji Woo mengaku tidak tapi baru sampai dan tahu kalau Hyun Joo pasti tidak sarapan karena ketiduran.
“Tidak, aku punya banyak waktu, tapi aku sengaja tidak makan. Terima kasih.” Kata Hyun Joo mengambil kopi dan sandwich dari tangan Ji Woo
“Bukankah ada sesuatu yang ingin kau berikan kepadaku?” kata Hyun Joo mendekatkan pipinya.
Hyun Joo merasa tak hati melihat kesekeliling, memastikan tak ada orang. Akhirnya Hyun Joo pun memberikan ciuman dipipi Ji Woo. Ji Woo tersenyum bahagia. 

Hyun Joo meminum kopi dan melihat grafik dalam tabnya lalu memberitahu kalau Respons platform webtun melampaui harapan mereka. Ia pun melihat Tingkatan yang tersisadan jumlah subskripsi yang dibayar juga meningkat. Ia yakin Jika begini, kbisa menghasilkan keuntungan dalam setahun.
“Memang tepat kami berinvestasi kepadamu. Terima kasih atas kerja kerasmu.” Ucap Ji Woo
“Tim itu bekerja lebih keras daripada aku. Mereka bergadang untuk rapat. Pak Kim Pal Do bekerja keras hingga dia diinfus.” Ucap Hyun Joo
“Kalau begitu, aku harus melakukan sesuatu. Kurasa terlambat, tapi izinkan aku mengadakan pesta peluncurannya. Aku akan mengatur semuanya.” Kata Ji Woo. Hyun Joo tak percaya mendengarnya.
“Semua orang akan sangat bahagia. Terima kasih.” Kata Hyun Joo senang mendengarnya.
“Di mana kita makan siang hari ini? Ada yang ingin kau makan?” tanya Ji Woo
“Aku ada rencana dengan Do Gyum hari ini.”kata Hyun Joo. Ji Woo mengerti dan mencoba untuk terlihat santai.
“Selama Pak Park baik-baik saja, aku ingin mentraktirnya makan. Bagaimana menurutmu?” kata Ji Woo. Hyun Joo pun akan menanyakannya. 


Do Gyum sedang mengambar di kamarnya, lalu menerima telp dari Hyun Joo yang ingin tahu apakah mau makan siang dengan Pak Hwang. Do Gyum terlihat gugup mengaku Bukan tidak nyaman tapi dengan senang hati. Ia pun dengan bahagai mengatakan harus memesan hidangan mahal.
“Benar. Dia pacar Hyun Joo Aku harus membersihkan udaranya. Mari singkirkan ini dari piringku.”ucap Do Gyum mencoba untuk tak cemburu dengan Ji Woo. 

Hyun Joo mengadakan rapat memberitahu kalau mereka baru mulai, jadi, peringkat tidak akan penting. Tapi beberapa bagian mendapat sedikit perhatian daripada dugaan jadi, mereka harus menyusun rencana.
"Straightforward Dating Life" tidak mendapat banyak pembaca. Apa Kau bertemu dengan Bong Dal Hee?” tanya Hyun Joo pada Eun Jae
“Ya. Dia panik sekarang. Aku akan mengunjunginya dan bicara langsung dengannya.” Ucap Eun Jae
“Aku suka karakternya. Mereka unik. Kurasa mereka tidak cocok untuk webtoon panjang. Atau kenapa kau tidak berpikir untuk mengubahnya menjadi webtun yang lebih pendek dengan satu episode?” ucap Hyun Joo. Eun Jae menganguk mengerti.
“Aku punya ide untuk mempromosikan webtoon. Bisakah kamu melihatnya? Aku mengunggahnya ke cloud kita.” Kata Min Jung. Semua pun melihatnya.
“Belakangan ini, proyek gabungan sangat populer. Kita bisa menggunakan karakter dari webtoon untuk produk dari Farmasi Sunwoo. Bagaimana jika kita membuat komik empat panel untuk mempromosikannya? Dengan begitu, orang akan ingin melihat webtoonnya.” Ucap Min Jung dengan penuh semangat
“Astaga. Apa Menurutmu Tim Pemasaran akan memberikan lampu hijau untuk ini? Kenapa mereka ingin memakai webtun yang tidak diketahui siapa pun?” ucap Tuan Kim
“Aku suka ide ini.” Kata Hyun Joo. Tuan Kim langsung berubah pendapatnya kalau itu yang dimaksud
“Itu ide yang sangat bagus, tapi Tim Pemasaran akan menjadi masalahnya.” Jelas Tuan Kim. Hyun Joo pikir itu  benar
“Bagaimana kalau kita unggah itu ke media sosial Webtun Sunwoodan media sosialmu, Min Jung?” kata Min Jung
“Kita lihat saja nanti. Aku akan bicara dengan Nona Bong dan melanjutkannya.” Kata Eun Jae. Min Jung pun mengucapkan Terima kasih denga wajah bahagia.
“Benar juga. Kalian ada waktu luang pada hari Selasa? Pak Hwang ingin mengadakan pesta peluncuran untuk platform Pasti di rumah Pak Hwang.” Kata Hyun Joo
“ Apa? Kita akan mengadakan pesta di rumah Pak Hwang? Apa aku bermimpi? Aku tidak percaya ini. Nona Jo, bisa cubit pipiku?” kata Tuan Kim kaget. Mi Ok langsung mencubitnya. Tuan Kim mengeluh sakit dan yakin kalau itu tak mimpi.
“Setahuku, Pak Hwang tidak pernah mengundang pegawai ke rumahnya.” Kata Seo Yoon
“Kita bukan pegawai biasa. Kita bawahan pacarnya.” Ucap Min Jung bangga punya Hyun Joo sebagai pacar Ji Woo
“Atau mungkin ada alasan lain? Apa pesta peluncurannya alasan untuk mengumumkan pertunangan?” kata Dae Hyun
“Nyonya Seo, selamat atas pertunangan Anda.” Ejek Tuan Kim. Hyun Joo menegaskan Itu tidak akan pernah terjadi jadi meminta Tolong jangan salah paham.
“Baiklah. Jangan membuat rencana untuk hari Selasa.” Ucap Hyun Joo takingin membahasnya. 


Hyun Joo masuk ke ruangan, Seo Yoon datang mengatakan kalau ingin bicara dengannya. Hyun Joo pun meminta agar Seo Yoon duduk.  Seo Yoon meminta maaf karena tidak akan punya waktu pekan depan dan harus memberitahumu sebelumnya.
“Apa karena ibumu?” tanya Hyun Joo. Seo Yoon mengaku Ibuny sangat kesakitan.
“Dia minum setiap hari dan tidak mau keluar dari kamarnya. Maafkan aku. Aku tahu ibuku menyulitkanmu. Seharusnya aku tidak memberitahumu.” Ucap Seo Yoon tertunduk.
“Tidak apa-apa. Dia keluargamu. Aku mengerti.” Ucap Hyun Joo bisa memakmluminya.
“Katanya dia menjalani hidupnya dengan rasa bersalah. Dia menghancurkan hidup pria yang dia cintai karena cemburu. Dia juga penyebab kematiannya. Itu sebabnya dia lebih terobsesi kepadamu dan Pak Hwang.” Ucap Seo Yoon
“Kuharap kau bisa mencoba mengerti sedikit saja kenapa ibuku harus melakukan hal seperti itu.” Jelas Seo Yoon
“ Jika dia bersedia, bisakah aku bertemu dengannya?” kata Hyun Joo baik hati. 


Nyonya Kim duduk dengan wajah lesu dan terus minum, Manager Jung menelp kalau Panggilannya ke kantor kejaksaan telah dijadwalkan. Sementara Do Gyum duduk dicafe mencoba menyakinkan agar  Jadilah diri sendiri dan bersikaplah alami.
Hyun Joo akhirnya datang dengan Ji Woo bersamaanya. Do Gyum mencoba untuk menyapa dengan wajah santai. Hyun Joo berkomentar kalau Do Gyum datang lebih awal. Do Gyum mengulurkan tangan mengaku  Sudah lama tidak bertemu. Ji Woo pun menyambutnya.
“Kenapa tidak melepaskan tangannya? Jika aku mundur lebih dahulu, dia akan malu.” gumam keduanya bersamaan, karena tak ada yang mau melepaskan jabatan tangan mereka.
“Apa Kita bisa duduk sekarang?” kata Hyun Joo mencoba mengurangi rasa ketegangan. Keduanya akhirnya melepaskan tangan dan mulai duduk. 

“Pak Park, aku suka membaca webtoonmu. Aku menantikan hari Senin, berkat kau.” Ucap Ji Woo mencoba untuk dekat.
“Aku memperbarui webtoonku pada hari Rabu.” Kata Do Gyum. Ji Woo menahan malu dan Hyun Joo pun hanya bisa terdiam.
“Pak Hwang, aku hanya memakai produk dari Farmasi Sunwoo. Kemarin aku lelah, jadi, aku minum vitamin C.” Kata Do Gyum
“Yang itu dari perusahaan lain.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo akhirnya tersedak dan langsung terbatuk-batuk lalu meminta maaf dan minum wine.
“Kudengar anggur di sini enak. Anggur ini tidak cocok dengan steik. Cabernet Sauvignon memiliki kualitas yang berbeda.Jika kau memilih yang salah, itu cukup mengecewakan.” Komentar Ji Woo
“Kau terdengar seperti seorang ahli. Aku tidak tahu banyak soal anggur. Bagiku rasanya enak.” Balas Do Gyum
“Setelah mencicipi anggur yang enak, kau tidak bisa minum yang lain lagi.” Komentar Ji Woo
“Benar juga. Bar anggur tempatmu mengajakku tempo hari. Anggur yang kita minum di sana sangat enak. Namanya sulit diingat. Apa namanya? Dimulai dengan B.” Kata Hyun Joo mencoba mengingat-ingat.
“Aku juga ingin pergi ke sana.” Kata Do Gyum. Ji Woo langsung berkomentar akan mengajaknya ke sana suatu hari nanti. Do Gyum kaget mendengarnya. Ji Woo pun juga kaget dengan komentarnya.  Keduanya pun bingung.
“Bagus! Akan menyenangkan jika kalian bisa berbincang sambil minum anggur.” Kata Hyun Joo
“Ya. Dengan senang hati. Tentu saja.” Kata Do Gyum. Ji Woo pun bertanya Kapan Do Gyum ada waktu
“Makin cepat, makin baik.” Kata Do Gyum. JiWoo pikir hari Sabtu ini. Do Gyum dengan gugup mengaku Kebetulan saja hari itu aku senggang.
“Apa ini takdir?” ucap Do Gyum mencoba untuk santai. Ji Woo pikir Ini takdir.
“Tunggu. Bagaimana jika kalian mulai berkumpul tanpa aku?” ucap Hyun Joo. Keduanya pikir seperti itu. Hyun Joo pun mencoba mengurangi rasa tegang mengajak untuk bersulang. 

Hyun Joo datang ke rumah Seo Yoon, Seo Yoon pun menyapanya. Hyun Joo pun bertanya apakah Bu Pimpinan ada di sini. Seo Yoon merasa Hyun Joo tidak bisa menemuinya sekarang dan lebih sensitif karena dipanggil kejaksaan.

Hyun Joo akhirnya bicara di depan pintu memanggil Nyonya Kim. Nyonya Kim yang duduk dengan wajah termenung. Hyun Joo mengaku kalau mendengar Nyonya Kim sakit dan akhirnya pamit pergi.
“Telepon aku kapan saja setelah dia merasa lebih baik.” Ucap Hyun Joo pamit pergi.
Seo Yoon meminta maaf. Hyun Joo mengaku Tidak perlu karena emang ingin datang dan Sampai jumpa di kantor.

Hyun Joo akhirnya menaiki taksi, Ji Woo mengirimkan pesan [Di mana kau? Kapan kau akan datang? Aku bukan bertanya karena merindukanmu.] Hyu Joo tersenyum membacanya lalu membalasnya [Aku akan tiba 10 menit lagi. Tapi aku merindukanmu, Pak Hwang.]
[Sejujurnya, aku merasakan hal yang sama. Apa ada masalah?] balas Ji Woo
[Tidak. Sebenarnya, aku tidak bertemu dengannya. Aku lapar. Pak Hwang, aku lapar. Tolong buatkan sesuatu yang lezat.] tulis Hyun Joo 

Seo Yoon akhirnya masuk ke kamar ibunya bertanya Sampai kapan Ibu akan seperti ini. Ia juga  tidak yakin perasaan seperti apa yang Ibunya rasakan sekarang.
“Apa itu kebencian atau penyesalan? Jika itu kebencian, Ibu tidak berhak merasa seperti itu. Jika menyesal, aku ingin Ibu meminta maaf terlebih dahulu.” Ucap Seo Yoon marah dan langsung keluar dari kamar.
“Seo Hyun Joo.. Aku yakin kamu datang untuk mengejekku.” Kata Nyonya  Kim marah mengingat yang dikatakan Ji Woo
“Kutarik kembali ucapanku bahwa kuharap kau bisa keluar dari masa lalumu. Kuharap kau menghabiskan sisa hidupmu terjebak dalam mimpi buruk masa lalumu.” Ucap Ji Woo.
Nyonya Kim melihat diary yang ditulisnya  "15 Mei 1971. Usiaku 20 tahun sekarang”
[ 7 Mei 1973. Jin Ho. Kang Jin Ho, "Aku bertemu dengannya di BEM. Jin Ho adalah mahasiswa hukum"
["26 Juni 1973. Cuacanya bagus. Aku senang. Jin Ho juga tampan "]
“Masa mudaku dipenuhi dengan warna Kang Jin Ho. Sekarang warna itu menjadi gelap. Selain itu, itu akan tetap menjadi noda menyedihkan dalam hidupku.” Ucap Nyonya Kim membaca lembaran terakhir. Ia pun berkata kalau Pada akhirnya, itulah yang terjadi.


Ji Woo gelisah menunggu didepan rumah, Hyun Joo turun dari taksi. Ji Woo langsun memeluk erat Hyun Joo dengan penuh rasa cinta. Keduanya akhirnya minum teh di dalam rumah.  Ji Woo mengaku ingin menghentikan saat Hyun Joo bilangakan menemui Pimpinan Kim.
“Dia tidak akan pernah mengakui kesalahannya, jadi, kupikir tidak pantas untuk memaafkannya.” Kata Ji Woo
“Aku tidak pergi untuk memaafkannya. Aku hanya ingin berbaikan dengannya. Itu terus menggangguku. Kim Su Jeong dan Bu Pimpinan Kim Sun Hee.” Akui Hyun Joo
“Apa Kau akan menemuinya lagi?” tanya Ji Woo. Hyun Joo mengaku tidak
“Alih-alih, aku meninggalkan catatan bahwa dia bisa menghubungiku setiap kali dia ingin bertemu denganku.” Ucap Hyun Joo
“Aku khawatir kau akan terluka lagi. Tidak bisakah kau merelakan semuanya?” ucap Ji Woo. Hyun Joo pun menyetujuinya.
“Aku akan menurutimu, Pak Hwang.” Kata Hyun Joo. Ji Woo lalu mengeluh sampai kapan Hyun Joo akan memanggilku Pak Hwang
“Kita tidak di kantor, dan hanya ada kita berdua. Tidak bisakah kamu memanggilku dengan nama lain?”ucap Ji Woo kesal
“Aku harus memanggilmu apa? Ji Woo Oppa?” kata Hyun Joo. Ji Woo langsung tersipu malu mendengarnya.
“Tidak... Kau tinggi dan glamor. Bagaimana dengan Pangeran Dubai?” goda Hyun Joo. Ji Woo merasa Itu agak...
“Bagaimana dengan Kastanya? Kau cantik, lalu bagaimana dengan Kastanya?” kata Hyun Joo
“Panggil saja aku Pak Hwang.” Ucap Ji Woo menyerah. Hyun Joo mengodanya dengan memanggil Kastanya. Ji Woo memintanya memanggil Pak Hwang.
“Kastanya. Kastanya-ku sayang.” Goda Hyun Joo. Ji Woo tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan langsung mencium Hyun Joo dengan tangan yang digenggamnya. Cerita Min Ju dan Jin Ho pun kembali terlihat. 
Flash Back
Jin Ho memakaikan cincin di tangan Min Ju diatas mercu suar.  Min Ju mengatakan “Jika kita menikah, mari hidup seperti ombak itu. Sama seperti gelombang yang kembali sejauh apa pun mereka mendorong, meski bertengkar, mari kita saling berpelukan. Aku ingin kita hidup seperti itu.”
Keduanya tersenyum setelah berciuman, Ji Woo memegang tangan Hyun Joo berpikr kalau rapat dan akan membuatkan makananan. Hyun Joo menganguk dengan memanggil Kastanya. Ji Woo hanya bisa tertawa mendengarnya. 



Di rumah, Do Gyum duduk dengan wajah termenung memikirkan Apa yang akan dilakukan berdua dengan Pak Hwang, karena Tidak ada yang bisa mereka katakan. Ia pun merasa sudah mulai gila dan berpikir harus dibatalkan
Do Gyum membaca pesan dari Hyun Joo “Bersenang-senanglah dengan Pak Hwang. Terima kasih sudah berpikiran terbuka.”
“Benar. Aku harus berusaha yang terbaik demi Hyeon Ju. Aku bisa melakukannya. Park Do Gyum... Kau menyukai Pak Hwang... Pak Hwang orang yang menyenangkan... Dia menyenangkan... Tidak, itu tidak benar. Pak Hwang... Pak Hwang... Entahlah. Astaga. Yang benar saja.” Jerit Do Gyum mencoba memikirkan pikiranya tapi tak berbohong. 

Di rumah, Tuan Seo heran melihat Nyonya Jung yang  terlihat sangat sedih saat membawakan lauk untuk putrinya. Nyonya Jung bertanya Berapa undangan pernikahan yang mereka terima pekan ini. Tuan Seo menjawab Tiga.
“Selain uang selamat, tahukah kau betapa menjengkelkannya ke pernikahan anak orang lain dan bertepuk tangan untuk mereka?” ucap Nyonya Jung
“Kenapa aku tidak tahu? Aku muak orang-orang bertanya kepada kita kapan Hyun Joo akan menikah.” Kata Tuan Seo
“Kita kirim saja uang penyelamatan dan jangan pergi.” ucap Nyonya Jung. Tuan Seo mendengar resepsinya prasmanan hotel.
“Mari kita nikmati itu saja.” Kata Nyonya Jung berubah pikiran dan bertanya apa Hyun Joo ada di rumah.
“Ini akhir pekan, jadi, dia mungkin tidur.” Kata Tuan Seo dan ingin membawakan tas. Nyonya Jung meminta suaminya agar membawakan tas saja. 

Hyun Joo merangkul lengan Ji Woo dengan memanggil Kastanya, kalau tidak bilang akan datang. Ji Woo mengaku Toserba itu mengadakan diskon satu tambah satu, jadi memikirkan Hyu Joo dan membelinya. Hyun Joo pun senang mendengarnya.
“Tapi Katamu satu tambah satu, kenapa hanya ada satu?” ucap Hyun Joo bingung melihat isi tas belanja.
“Aku memakannya dalam perjalanan karena lapar.” Kata Ji Woo beralasan. Hyun Joo pun mengerti karena Ji Woo lapar, jadi memakannya dengan senyuman bahagia. Tiba-tiba terdengar suara bel rumah.
“Aku tidak menunggu siapa pun.. Ahh.. Itu ibuku!” ucap Hyun Joo panik. Akhirnya Ji Woo mengambil sepatu dan mencoba mencari tempat bersembunyi.
“Bersembunyilah di suatu tempat.” Kata Hyun Joo lalu mengajak Ji Woo masuk ke dalam lemari.

Nyonya Jung masuk rumah memanggil Hyun Joo, Hyun Joo dan Ji Woo sudah bersembunyi di dalam lemari. Nyonya Jung bingung bertanya-tanya Apa dia pergi ke suatu tempat. Tuan Seo pikir Mungkin anaknya sedang tidur.
“Dia tidak ada di rumah.” Ucap Nyonya Seo bingung dan mencoba menelp anaknya, tapi ponselnya ada diatas meja.
“Ke mana dia pergi tanpa membawa ponselnya? Aku meneleponnya tepat di depanku.” Ucap Nyonya Seo bingung.
***
Di dalam lemari, Hyun Joo dan Ji Woo hanya bisa tersenyum. Ji Woo pun heran Hyun Joo yang ikut bersembunyi di sini juga. Hyun Joo pun tersadar karena tak ada alasanya ikut bersembunyi. Mereka pun mendengar orang tua Hyun Joo berbicara 

“Kita taruh saja lauk di kulkasnya dan pergi. Aku yakin dia akan menelepon saat melihat kulkasnya. Mari kita lakukan itu.” Ucap Nyonya Jung
“Tapi Apa ini? Ini cumi-cumi, remis, dan mi? Apa Ada yang datang?”kata Tuan Seo melihat isi belanjaan diatas meja.
“Aku yakin dia membelinya untuk membuat makan siang.” Kata Nyonya Jung
“Dia tidak mengencani siapa pun, jadi, siapa yang akan datang? Aku tidak keberatan dengan hal lain, tapi aku sedih saat berpikir dia makan sendirian.” Ucap Tuan Seo sedih
“Aku melihatnya di berita bahwa anak muda zaman sekarang lebih suka makan sendirian. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Ayo... Mari kita masukkan ini.” Kata Nyonya Jung. 

Hyun Joo menguping dari depan lemari tak mendengar suara ibunya dan berpikir mereka sudah pergi jadi mengajaknya keluar. Ji Woo berkomentar kalau lebih suka di sini, lalu mengeser beberapa baju dan membuat pandangan tak terhalang.
Hyun Joo terdiam saat Ji Woo mulai mendekat. Ji Woo merapihkan rambut Hyun Joo dan langsung menciumnya. Keduanya berciuman lebih dalam, tapi karena ruangan yang kecil membuat Ji Woo terjatuh keluar dari lemari.
Ji Woo mengaduh kesakitan, Hyun Joo panik memastikan keadaan pacarnya. Saat itu Nyonya Jung dan Tuan Seo hanya bisa melonggo ternyata anak mereka bersembunyi didalam lemari. Hyun Joo menjerit kaget melihat orang tuanya masih ada dirumah. Ji Woo pun langsung duduk berlutut melihat calon mertuanya. 

Nyonya Jung meminum teh menurunkan rasa gugupnya. Mereka duduk berhadapan. Ji Woo pikikir Seharusnyaberkunjung dan menyapa dan sungguh minta maaf. Nyonya Jung pikir Untuk apa meminta maaf, menurutnya mereka sudah dewasa jadi tidak butuh izin orang tua untuk kencan.
“Omong-omong, apa kau punya saudara?” tanya Nyonya Jung. Ji Woo mengaku yang termuda dan punya dua kakak.
“Kau yang termuda? Bukankah itu sempurna?”kata Nyonya Jung pada suaminya. Tuan Seo yang gugup membenarkan.
“Berapa banyak ritual leluhur yang kau lakukan dalam setahun?” tanya Nyonya Jung
“Kami tidak mengadakan upacara leluhur. Kami hanya mengunjungi makam kakekku pada hari peringatan kematiannya.” Akui Ji Woo. Nyonya  Jung menganguk mengerti.
“Kenapa kau menanyakan itu?” keluh Hyun Joo. Nyonya Jung mengaku hanya penasaran.
“Sayang, ayo pergi sekarang. Hyun Joo harus menyelesaikan apa yang dilakukannya.” Kata Nyonya Jung.
“Apa yang kulakukan?”ucap Hyun Joo bingung. Nyonya Jung tahu anaknya sedang sibuk jadi meminta agar jangan mengantarnya keluar.
“Kenapa aku sibuk?” kata Hyun Joo heran. Nyonya Jung menunjuk ke arah lemari dan mengajak pergi. Hyun Joo menahan malu dan meminta ibunya agar Hati-hati di jalan.


Nyonya Jung dan Tuan Seo berjalan pulang, Nyonya Jung akhrinya bertanya Bagaimana menurut suaminya tentang Ji Woo.  Tuan Seo mengaku  suka Ji Woo punya saudara dan keluarganya tidak mengadakan upacara leluhur. Nyonya Jung pun menyetujuinya.
“Astaga, jantungku berdebar kencang. Aku harus mengganti namanya di ponselku. Aku harus mengubahnya dari Pak Hwang menjadi menantu.” Ucap Nyonya Jung mengelurkan ponselnya.
“Kau sebahagia itu? Kamu terlihat seperti akan menari.” Kata Tuan Seo. Nyonya Seo pkir Itu tidak akan cukup.
“Aku bisa menari rumba, samba, hula, dan break dance saat ini. Ayo Berikan ponselmu juga.” Kata Nyonya Jung. Tuan Seo menolak.
“Kau tidak punya pilihan. Ini takdir.” Ucap Nyonya Jung menganti nama di ponsel suaminya "Menantu"
“Aku tidak takut dengan undangan pernikahan lagi. Mari angkat kepala kita tinggi-tinggi dan bertepuk tangan untuk mereka dengan antusias. Putri kita juga akan segera menerima tepuk tangan. Aku bahkan tidak menduga dia mengencani pria kaya.” Ucap Nyonya Jung bahagai.
“Sayang, tangkap aku kalau bisa!” kata Nyonya Jung menari didepan suaminya. Tuan Seo terlihat malu tapi akhirnya ikut bahagia mengejar Nyonya Jung. 


Min Jung tak percaya kalau Hyun Joo yang  memperkenalkan Ji Woo kepada orang tuanya. Hyun Joo mengaku  tidak memperkenalkannya tapi ketahuan dan merasa jantungnya akan meledak. Young Eun pikir Itu sama saja.
“Jika orang tuamu tahu, permainan berakhir. Mungkin kau akan segera menikah.” Ejek Young Eun
“Kau melihatku menyatakan bahwa aku tidak akan menikah.” Kata Hyun Joo
“Segalanya berbeda dari saat itu. Kamu bertemu cinta sejatimu, tapi kamu tidak akan menikah? Kami bukan di usia 20-an.” Ucap Min Jung
“Apa hubungannya usia dengan itu? Bahkan jika mereka bertemu di usia 50 tahun, jika tidak mau menikah, mereka tidak perlu melakukannya.” Kata  Jin Ah
“Benar. Aku tidak mengerti kenapa cinta harus selalu mengarah pada pernikahan. Jika kau bertemu cinta sejatimu, kalian harus saling mencintai. Kenapa kau harus menikah?” ucap Hyun Joo
“Kurasa kamu benar, tapi jujur saja, kupikir posisimu akan berubah.” Kata Young Eun
“Posisi yang ingin kujalani alih-alih suami dan anakku? Itu belum berubah.” Ucap Hyun Joo
“Apa kata pacarmu? Apa dia tidak keberatan jika tidak menikah? Entahlah. Kami tidak pernah membahas pernikahan. Tapi Pak Hwang tahu aku tidak mau menikah.” Ucap Hyun Joo
“Kau tidak tahu apa-apa. Saat seorang pria jatuh cinta, hal pertama yang dia lakukan adalah membayangkan menikah dengannya. Aku akan mempertaruhkan tas rancanganku dan mengatakan bahwa dia akan segera melamarmu.” Kata Min Jung dengan senyuman bahagia.
“Min Jung mempertaruhkan sesuatu yang dia hargai.” Komentar Ji Ah tak percaya
“Kurasa ini bukan sesuatu yang bisa kamu lepaskan dengan mudah.” Kata Young Eun.
“Aku yakin dia akan mengurusnya sendiri. Omong-omong, bukankah kamu akan pergi kencan buta?” ucap Ji Ah. Young Eun menolaknya. Hyun Joo heran Kenapa tidak?
“Kubilang aku akan menjodohkannya, tapi dia bilang tidak tertarik.” Ucap  Min Jung
“Jika kau mau menjodohkannya, harus dengan orang baik. Aku akan menyiapkan sesuatu untuk malam ini. Kakak salah satu guru kami sangat baik.” Ucap Ji Ah
“Aku tidak mau. Berat badanku bertambah, jadi, aku tidak muat memakai bajuku.” Keluh Yeong Eun.
“Jika tidak ada yang pas, kamu bisa membeli sesuatu yang baru. Selagi kita membahas ini, ayo berbelanja. Apa Kalian semua bebas?” ucap Min Jung. Hyun Joo pun mengajak mereka semua pergi. 



Ji Woo pergi ke sebuah toko perhiasan. Seorang pegawai bertanya pada  seorang pria Mana yang ingin dilihat. Si pria mengaku akan melamar, jadi meminta agar meberikan yang paling mahal. Pegawai wanita mendekati Ji Woo bertanya apakah mencari sesuatu.
“Aku ingin melihat beberapa cincin pasangan.” Kata Ji Woo. Si  pegawai memperlihatkan cincin pasangan.
“Ini desain terpopuler saat ini. Ini sederhana dan rapi, sempurna  untuk pakaian sehari-hari.” Kata Pegawai. Ji Woo seperti senang meliha cincin pasanganya.
Bersambung ke episode 30

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar