PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 16 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hye Jun sibuk menonton saat Luis Suarez membuat gol yang sedikit di luar dugaan. Jeong Ha datang melihat Hye Jun duduk sambil menonton lalu menghampirinya. Hye Jun melihat Jeong Ha yang tasnya banyak sekali. Jeong Ha pun bertanya sedang menonton apa. Hye Jun menjawab Sepak bola.
“Manajerku bilang aku tak berambisi. Aku disuruh melihat cuplikan sepak bola. Meningkatkan rasa kompetitif dengan memicu adrenalin.” Ucap Hye Jun
“Aku suka pria tak berambisi.” Komentar Jeong Ha. Hye Jun mengejek kalau sudah tahu Jeong Ha itu  menyukainya.
“Tak apa-apa.” Kata Hye Jun. Jeong Ha bingung memastikan kalau yang dimaksud Mengenai kebohongannya.
“Lalu Sejak kapan kau menjadi penggemarku?” tanya Hye Jun penasaran. Hye Jun mengeluh kalau ini Terlihat arogan sekali!
“Fantasi seharusnya dibiarkan jadi fantasi. Kita malah bertemu.” Ucap Jeong Ha.
“Apa Kau kecewa bertemu denganku?” tanya Jeong Ha. Hye Jun mengaku tidak tapi menurutnya ternyata punya selera yang sangat bagus.
“Memuji diri sendiri lagi.” Keluh Hye Jun. Jeong Ha pikir  harus memuji dirinya sendiri.
“Aku memilihmu daripada pesohor lain. Lalu setelah bertemu denganmu, ternyata kau sangat baik.” Ucap Jeong Ha
“Kita baru kenal. Bagaimana bisa kau yakin aku orang baik?” kata Hye Jung. Jeong Ha pun bertany apakah Hye Jun orang jahat
“Aku orang baik.” Jawab Hye Jun. Jeong Ha pikir dugaanya memang benar.
“Kata ibuku, pria yang bilang dirinya jahat adalah pria yang benar-benar jahat. Mungkin bohong mengenai hal lain, tapi tak mengenai itu.” Ucap Jeong Ha yakin
“Ibumu pasti takkan bertemu pria jahat karena dia paham. Apa Tak terpikir olehmu bahwa dia paham karena sering bertemu pria jahat?” kata Hye Jun
“Aku paham.” Ucap Jeong Ha lalu merasa lapar. Hye Jun pun bertanya Mau makan apa. Hye Jun mengaku  tak sering makan di luar.
“Baik. Ayo pergi.” kata Hye Jun membawakan tas. Jeong Ha bertanya mau kemana.
“Ke rumahmu, 'kan? Katanya kau tak sering makan di luar.” Kata Hye Ju. Keduanya saling menatap.
“Kenapa harus rumahku? Bisa saja rumahmu.” Ucap Jeong Ha gugup. Hye Jun pun bertanya apakah Jeong Ha mau ke rumahnya. Jeong Ha gugup mendengarnya. 


Mereka akhirnya pergi ke restoran toppoki. Jeong Ha mengulurkan tanganya dengan wajah tertunduk. Hye Jun yang sedang menyendok toppoki bingung apa yang dilakukan Jeong Ha. Jeong Ha seperti pelayan kerajaan mengatakan ”Diriku sangat tersanjung, Yang Mulia.”
“Kau berlebihan.” Ejek Hye Jun. Jeong Ha mengaku sangat ingin mengucapkan perkataan seperti itu.
“Terasa lega setelah mengaku.” Ungkap Jeong Ha. Hye Jun pikir tak seharusnya membuatnya mengaku.
“Meski aku tak punya pandangan yang luar biasa dalam hidup, aku berprinsip untuk tak berbohong. Namun, aku berbohong sejak bertemu denganmu. Aku sangat tertekan karena itu.”aku Jeong Ha. Hye Jun hanya tersenyum lalu menyuruh Jeong Ha agar makan saja.
“Enak. Tteokbokki memang makanan penenang.” Ungkap Hye Jun lalu tiba-tiba tersedak. Hye Jun langsung menepuk punggungnya dengan santai.
“Kenapa menepuk punggungku?” ucap Jeong Ha gugup. Hye Jun bingung berpikir salah melakukanya dan menyuruhnya minum.
“Tatapan apa itu?” ucap Jeong Ha bingung. Hye Jun heran bertanya memang tatapanya seperti apa.
“Terlalu ramah.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun mengaku hanya melihatnya. Jeong ha mengaku iri dengan Hye Jun.
“Hanya dengan melihat, kau bisa menggerakkan hati orang.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun berkomentar Jeong Ha lebih heboh dari biasanya.
“Ini efek samping karena menutupi perasaanku. Aku sangat ingin bertemu denganmu. Banyak yang ingin kukatakan.” Ucap Jeong Ha
“Katakan semuanya hari ini.” Kata Hye Jun. Jeong Ha pikir Tak bisa jika tanpa miras.
Akhirnya Jeong Ha setengah mabuk memberitahu “Rasio dan kombinas sangat penting untuk miras campur. Kata orang-orang, miras campur buatanku paling enak. Hye Jun mengeluh kalau Jeong Ha sudah dua kali mengatakan itu.
“Apa Kau sudah mabuk?” tanya Hye Jun. Jeong Ha pun bertanya  Bagaimana bisa nama Hye Jun berarti "mengampuni"
“Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa.” Keluh Hye Jun. Jeong Ha pikir Hye Jun harus Diam saja jika tak tahu. Hye Jun menganguk mengerti.
“ Tapi Kenapa kau tak minum?” tanya Jeong Ha. Hye Jun menegaskan  Salah satu di antara mereka harus ada yang sadar.
“Jika bermasalah, bisa diselesaikan”jelas Hye Jun. Jeong Ha bertanya  Memang apa yang mungkin terjadi dengan nada mengoda.
“Tak tahu. Aku hanya berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha mengeluh Hidup Hye Jun rumit sekali.
“Kalau begitu, aku tak keberatan.” Kata Jeong Ha mengambil gelas Hye Jun. Hye Jun tak boleh mengambilnya karena itu  miliknya.
“Katanya kau tak minum.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun pikir  Meski tak minum, tetap ini miliknya.
“Aku tak suka milikku direbut.” Kata Hye Jun. Jeong Ha mengeluh kalau  tak merebut tapi Hye Jun yang memberikan.
“Meski menuangkan miras terlihat tak seberapa, ini memerlukan tenaga…” keluh Jeong Ha dan akhirnya Hye Jun memberikan minumanya.
“Aku tak pernah dengar marga Sa selain Nona Sa dari Record of Lady Sa's Southward Journey.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun tak percaya kalau Jeong Ha membaca itu
“Drama versi Joseon.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha berteriak tak percaya kalau Hye Jun cukup pandai sampai tahu itu!
“Kau memiliki wajah yang tampan, juga kecerdasan. Kau terlalu sempurna!” teriak Jeong Ha. Hye Ju malu bertaya apakah Jeong Ha akan terus begini?
“Tidak...Sa Hye-jun... Sa Hye-jun.... Sa Hye-jun... Sa Hye-jun... Mengampuni apa? Aku mengampunimu... Aku mengampuni dosamu.” Ucap Jeong Ha menepuk kepala Hye Jun. Hye Jun terlihat bingung.
“Kau tahu itu? Saat lelah hati, orang akan menjadi lebih ceria dan terlalu bersemangat supaya tak ketahuan orang lain.” Ucap Jeong Ha
“Ya. Saat ini kau sedang melakukan itu, 'kan?” ucap Hye Jun. Jeong Ha tersenyum karena sudah Ketahuan.
“Jika bertemu denganmu, aku sangat ingin berterima kasih.” Ucap Hye Jun.



Flash Back
Jeong Ha pulang ke kamarnya menyalakan lampu meja dengan teman yang ada diruanganya. Temanya terbangun melihat Hye Jun yang pulang telat. Jeong ha mejawab Sebentar lagi UTS jadi harus membantu murid-muridnya bersiap.
“Matikan lampu. Aku sensitif dengan cahaya.” Ucap temanya. Jeong Ha pun meredupkan lampu meja belajarnya.
Jeong Ha membuka ponsel terlihat wallpaper Hye Jun. Ibunya mengirimkan esan  [Sabtu ini adalah hari ulang tahun Da-on. Belikan hadiah, dia adikmu.] Jeong Ha seperti sedang frustasi akhirnya menonton video Hye Jun yang sedang melakukan wawancara.
“Ayahku tukang kayu. Aku bukan anak orang kaya. Banyak orang yang keliru saat kubilang rumahku di Hannam-dong. Keluarga kami biasa. Keseharian kami dipenuhi pengulangan dari pertengkaran dan perdamaian.” Ucap Hye Jun.

“Awalnya aku mengidolakanmu karena ketampananmu, tapi lama-lama aku mulai berempati. Aku juga suka karena kita seumur. Menggemarimu membuatku santai.” Ungkap Jeong Ha.
“Rasanya kau bercerita soal orang lain, bukan aku.” Komentar Hye Jun. Jeong Ha mengaku memang bukan tapi Ini adalah fantasi yang dibuatnya.
“Tetap saja, terima kasih. Aku senang karena bisa membantu seseorang.” Kata Hye Jun
“Menurutku penggemar dan pesohor tak boleh memiliki hubungan personal. Terlebih lagi, kita… sudah berteman sekarang. Aku memutuskan berhenti mengidolakanmu. Aku tak mau melakukannya.” Ucap Jeong Ha
“Padahal penggemarku tak banyak. Kau malah berhenti mengidolakanku.” Keluh Hye Ju
“Pasti ada banyak gadis mengejarmu.” Kata Jeong Ha. Hye Jun menegaskan Tak semua orang yang mengejar adalah penggemar.
“Sulit mempertahankan penggemar hanya dengan penampilan.” Komentar Hye Jun. Jeong Ha menatap Hye Jun.
“Rupanya kau tahu dirimu tampan.” Kata Jeong Ha. Hye Jun mengaku pernah membenci wajahnya.
*** 


Flash Back
Hye Jun sedang ada di kamar, kakaknya tiba-tiba masuk ke dalam kamar membawa sebuah tas. Gyeong Jun kaget melihat Hye Jun ada dikamarnya,  Hye Jung dengan santai bertanya apakah kakaknya beli sepatu. Gyeong Jun membenarkan lalu bertanya adiknya sedang apa.
Saat itu ayahnya masuk ruangan berkomentar kalau warna itu lebih… dan sadar kalau ada Hye Jun dikamar. Gyeong Jun mengaku warna ini lebih bagus lalu keluar dari kamar. Tuan Sa heran Hye Jung ada di kamar ini. Hye Jun menjawab kalau Komputer hanya ada di kamar ini.
“Jangan hanya di rumah karena ujian selesai. Cobalah untuk kerja paruh waktu. Kau juga bisa membantu ayah.” Ucap Tuan Sa
“Aku sedang cari kerja sebagai model.” Ucap Hye Jun. Tuan Sa mengaku  paling mencemaskan wajah tampan Hye Jun.
“Mudah untuk hidup tanpa rencana jika punya wajah tampan. Orang baru menghargai uang setelah bekerja keras untuk menghasilkan uang. Jika kau dapat uang dengan berjalan, kau akan menganggap enteng hidup.” Ucap Tuan Sa mengejek. 


Jeong Ha pun bertanya apakah ayah Hye Jun tampan juga. Hye Jun mengaku tak yakin tapi meurutnya ayahnya terlihat manis jika dilihat. Ia memberitahu ayahnya pendek. Jeong Ha pun bisa tahu Rupanya Hye Jun mirip dengan kakeknya.
“Ya. Aku sangat mirip dengan ibuku juga.” Kata Hye Jun. Jeong Ha pikir Jadi, intinya adala penampilan ayah Hye Jun kurang menarik.
“Dia juga tak tinggi. Lalu, ibumu cantik dan kakekmu tampan. Begitu?” ucap Jeong Ha. Hye Jun berkomentar Jeong Ha lucu sekali.
“Ayahmu pasti menderita.” Kata Jeong Ha. Hye Jun bingung kenapa berpikir seperti itu karena menurutnya Tak begitu.
“Ayahmu lebih tahu dari siapa pun mengenai nilai wajah tampan. Namun, dia menyangkalnya. Kenapa? Karena dia tak menarik. Apa dia sangat tak menarik?” kata Jeong Ha
“Hentikan. Aku jadi memikirkannya. Padahal aku sedang membencinya.” Keluh Hye Jun dan melihat sikap Jeong Ha bertanya Apa lagi ini?
“Ada yang tak aku katakan padamu.. Ahh..  Aku banyak bicara saat mabuk...Tidak! Tak terlalu parah. Hanya… Sekitar 30 menit pertama? Selama 30 menit, aku menjadi sedikit begitu.” Ucap Jeong Ha
“Apa maksudmu "begitu"?” kata Hye Jun bingung. 


Keduanya berjalan pulang, Hye Jun melihat Jeong Ha berjalan sempoyongan dan menyuruh agar Jalan dengan benar. Jeong Ha tertawa bertanya-tanya Bagaimana  bisa hidup lebih baik lagi dari sekarang. Ia mengira sudah mengira ini akan sulit, tapi ini sungguh menyiksa.
“Saat berhenti bekerja di perusahaan, aku yakin bisa mewujudkan mimpiku menjadi kenyataan. An Jeong-ha. Kau bodoh! Bermimpi seharusnya saat tidur.” Ucap Hye Jun lalu melihat ponselnya bergetar. Jin Ju kembali menelpnya
“Kenapa tak diangkat?” tanya Hye Jun. Jeong Ha mengaku bisa menahan hal lain.
“Para pelanggan bilang bahwa mereka menyukaiku. Mereka ingin dirias denganku. Tapi Kenapa memfitnahku? Aku kerjakan sesuai dengan pekerjaanku. Kenapa? Karena seru. Namun, kenapa dia membuatku menjadi seperti wanita jalang yang merebut pacarnya?”keluh Jeong Ha kesal. Hye Jun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Jeong Ha. 


Hye Jun akan menyebrang jalan, Hye Jun langsung menghentikanya meminta agar berhenti. Jeong Ha menatap Hye Jun berkomentar kalau Sepertinya i yang salah. Hye Jun dengan setia terus mendengarnya.
“Pasti ada alasan kenapa Bu Jin-ju menjadi seperti itu. Aku pasti memberikan alasan untuk dia melakukan itu. Bagaimana seseorang… bisa merundung orang lain tanpa alasan?” ucap Jeong Ha sambil menangis. 
“Sudah 30 menit.” Kata Hye Jun. Jeong Ha menangis mengaku kalau ia bersalah.
“Aku mengampuni dosamu... An Jeong-ha.” Kata Hye Jun menepuk baju Jeong Ha seperti yang dilakukan sebelumnya.
“Apa aku memalukan?” tanya Jeong Ha sambil tertawa. Hye Jung mengaku kalau Memalukan dan beranjak pergi.  Jeong Ha mengejar Hye Jun.


Di dalam mobil, Jin U berpegangan dengan Hae Na, membahas kalau Ksuka lagu ini. Ia pun mengaku kalau suka hubungan yang seperti ini tapiia pikir  bisa naik ke level lebih tinggi karena  sudah dewasa. Hae Na mengaku juga sempat berpikir seperti itu.
“Apa kau Pernah memikirkannya?” ucap Jin U penuh semangat. Hae Na membenarkan.
“Kalau begitu, apa kita mulai dari sekarang?” kata Jin U penuh semangat. 

Kakek Sa pulang ke rumah, mendengar dari depan rumah, Keluarga Sa sedang makan dan berkomentar kalau bumbunya kurang meresap. Nyonya Han mengeluh kalau tak boleh makan malam-malam tapi suaminya malah membelinya. Tuan Sa mengeluh kalau Nyonya Han tak harus memakannya.
“ Tapi Kenapa Ayah masih belum pulang?” ucap Nyonya Han khawatir.  Gyeong Jun mengaku lebih suka mereka bertiga saja.
“Kepalaku sakit jika memikirkan Hye-jun dan Kakek.” Ucap Gyeong Jun. Tuan Sa merasa kalau sehati dengan anaknya.
“Kalian serasi sekali di saat-saat seperti ini.” Ejek Nyonya Han. Tuan Sa dengan bangga membenarkan kalau mereka adalah ayah dan anak.

Saat itu Kakek Sa pulang, Tuan Sa pun bertanya Ayahnya habis dari mana. Kakek Sa menjawab sedang berpikir untuk memulai sesuatu. Tuan Sa panik ingin tahu Memulai apa. KaKek Sa mengeluh Apa membicarakannya saja tak boleh?
“Tidak usah dibicarakan. Hatiku tak bisa tenang jika mendengar Ayah melakukan sesuatu,” ucap Tuan Sa panik
“Kakek. Apa yang bisa kau lakukan di usiamu? Jangan menyusahkan Ayah. Istirahat saja.” Keluh Gyeong Jun.  Kakek Sa hanya terdiam dan akhirnya masuk kamar. 

Kakek Sa didalam kamar dengan wajah kesal, saat itu Nyonya Han mengintip dari depan pintu dan bertanya Apa boleh masuk. Kakek Sa pun mempersilahkan masuk. Nyonya Han pun bertanya Apa kakek Sa sudah makan malam
“Apa Kau pernah lihat ayah tak makan tepat waktu?” kata Kakek Sa. Nyonya Han tahu tak pernah dan Karena itu menyukai Ayah mertuanya.
“Itu bukan satu-satunya yang kau suka dari ayah.” Ucap Kakek Sa. Nyonya Han mengaku suka sosok Ayahnya yang sekarang.
“Yang penting Ayah sehat. Pasti sulit untuk memulai sesuatu yang baru. Bukankah sudah saatnya pemeriksaan kesehatan?” ucap Nyonya Han. Kakek Sa mengaku baik-baik saja.
“Tak ada gunanya melakukan pemeriksaan kesehatan.” Kata Kakek Sa. Nyonya Han mengaku tak suka jika Ayahnya sakit.
“Rupanya kau tak suka aku melakukan sesuatu.” Gumam Kakek Sa. Nonya Han berjanji akan berlaku baik.
“Kau selalu berlaku baik... Tapi Di mana Hye-jun?” tanya Kakek Sa. Nyonya Han yakin  Dia pasti sedang melakukan hal yang dia suka.
“Aku mengizinkannya, tapi hatiku tak tenang.” Ungkap Nyonya Han. Kakek Sa berkomentar Penilaian mereka terhadap ketampanan terlalu rendah.
“Hye-jun pasti akan terkenal. Ayah yakin.” Ucap Kakek Sa. Nyonya Han mengaku hanya berharap dia tak sedih.


Hye Jun dan Jeong Ha turun dari halte SEODAEMUN, Hye Jun masih sedikit oleng. Jeong Ha bertanya Apa efek mabuknya sudah berakhir. Hye Jun pikir seperti itu.  Tapi Jeong Ha merasa Tidak, kalau Jeong Ha masih belum sadar.
“Tidak! Sudah selesai.” Ucap Jeong Ha dan tiba-tiba Turun hujan. Hye Jun pun tersadar dan akhirnya mereka lari menuruni tangga. Keduanya pun berteduh didepan minimarket.
“Aku mendaftarkan Kakek ke akademi model.” Akui Hye Jun. Jeong Ha pikir Bujukannya berhasil.
“Ya... Berhasil... Aku introspeksi juga. Kubilang mencintainya, tapi pemikiranku terhadap dia sama seperti orang lain.” Ucap Hye Jun.
“Aku suka orang yang introspeksi. Aku benci orang yang tak bisa ditebak. Aku suka orang yang menepati janji. Aku benci orang yang buat aku gelisah.” Ucap Jeong Ha
“Jika ada orang yang introspeksi, tapi tak bisa ditebak. Menepati janji, tapi buat gelisah. Lalu, kau akan bagaimana?” kata Hye Jun
“Aku membencinya.”jawab Jeong Ha. Hye Jun pun tak percaya kalau Hye Jun suka membenci.
“Apa yang kau suka?” tanya Jeong Ha. Hye Jun pikir Bahkan kualitas yang disuka kadang mengganggunya.
“Berubah tergantung situasi. Aku suka semuanya jika aku mencintainya.” Kata Hye Jun
“Orang yang dicintai olehmu beruntung.” Komentar Jeong Ha. Hye Jun hanya menatapnya. Jeong Ha langsung mengubah jawabnya.

“Bukan berarti aku ingin dicintai olehmu.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun mengaku tak bilang apa-apa.
“Standarku tinggi sekali. Tadi kau dengar kriteriaku, 'kan? Jika mau pacaran denganku, harus lulus semua kriteriaku.” Ucap Jeong Ha Hye Jun. tahu itu Sudah pasti.
“Ada banyak manusia yang tak memahami hal mendasar.” Kata Jeong Ha.
“Jeong-ha. Salah satu kelebihanmu adalah pandai mengakui.” Ucap Hye Jun.
“Maaf. Standarku tak tinggi. Namun, ini sulit. Penggemar obsesif dengan kebiasaan minum buruk. Kau tahu apa artinya jika memiliki keduanya? Kesedihan. Aku tak pernah mencintai pria mana pun sampai sekarang.” Aku Hye Jun. Keduanya pun menunggu hujan agar berhenti.
***
Bersambung ke part 3

Cek My Wattpad...   First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar