PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 08 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 1 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Hae Hyu berjalan dengan Hye Jun bertanya Hari ini ada masalah apa. Hye Jung pikir akan merasa kesal jika mengungkitnya. Hae Hyu pun meminta agar memberi tahu  saat sudah tak kesal lagi. Hye Jun pun bertanya apakah Sudah ada kabar mengenai audisi film.
“Belum. Kau sudah dihubungi?” ucap Hae Jun. Hae Hyu mengaku  Belum dan  penasaran apakah Hae Jun terpilih.
“Menurutmu salah satu dari kita akan terpilih?” tanya Hae Hyu. Hye Jun yakin benar membenarkan
“Jika kau terpilih, aku ikut senang.” Ucap Hye Jun. Hae Hyu pikir itu pasti. Hye Jun pun juga begitu.
“Aku akan pergi wajib militer jika gagal. Aku sudah mencoba sebisaku.” Kata Hye Jun
“Kita janji wajib militer bersama.” Kata Hae Hyu kaget. Hye Jun mendengar kalau Orang-orang bilang, temannya akan berubah seiring usia dan Mengikuti keadaan.
“Kita tak termasuk. Kita tahu itu berbeda sejak awal.” Ucap Hae Hyu. Hye Jun pikir itu benar.
“Jika hubungan kita berubah, itu bukan karena keadaan, tapi kehilangan kepolosan.” Ucap Hye Jun. Hae Hyu menatapnya.
“Kenapa menatapku begitu?” kata Hye Jun heran. Hae Hyu menatap temanya dan langsung mengatakan “Aku mencintaimu.”
“Hentikan... Hentikan! Hei! Dasar gila!” teriak Hye Jun langsung berlari kabur. Hae Hyu tertawa mengatakan suatu hari pasti akan melakukan. Hye Jun pun melambaikan tangan pamit pergi. 


Su Bin memegang kamera lalu berkomentar kalau Muka Jeong Ha itu berantakan sekali. Jeong ha mengeluh kalau Komentar Su Bin itu  bagus sekali, Su Bin bertanya Apa tak boleh mengatakannya. Jeong Ha pikir tak masalah karena Bisa disunting.
“Aku yakin kalian pernah kaget saat melihat dirimu sepulang kerja. Lalu tiba-tiba, kalian ada janji setelah itu. Tenang saja. Bisa dirias kembali. Aku akan memberi tahu cara merias yang mudah.” Ucap Jeong Ha.
“Ini Jauh lebih baik, 'kan? Kalian harus ingat ini. Pakai glitter di bawah mata. Lalu, celak dan lip tint ” ucap Jeong Ha memberikan tips. Su Bin senang membuatnya.
“Coba Lihat! Besok aku akan bertemu Hye-jun! Aku juga lapar! Ayo cepat masuk.” Kata Jeong Ha bahagia. Akhirnya Su Bin pun akhirnya masuk ke rumah Jeong Ha. 


Jeong Ha membakar daging dirumahnya, Su Bin terlihat bahagia dan bertanya apakah sudah boleh dimakan. Jeong Ha menganguk. Su Bin pun bahagia dan mulai makan dengan mencampurnya, lalu berkomentar kalau Kombinasi ini enak sekali.
“Rasa sedap dari daging, rasa gurih dari keju, dan rasa kimchi yang menyegarkan.”ucap Su Bin bahagia.
“Setelah ini, aku buatkan nasi goreng kkakdugi. Enak sekali.” kata Jeong Ha bangga
“Saat kali pertama melihatmu, aku pikir kau pelit. Kau selalu memilih makan di rumah.” Komentar Su Bin
“Karena itu aku bisa membeli rumah ini. Tentu saja, bank yang memiliki sebagian besar rumah ini.” Kata Jeong Ha
“Kau bahkan tak tahu apa yang akan terjadi besok. Bagaimana bisa kau ambil KPR 30 tahun? Aku tak bisa mengerti.” Komentar Su Bin
“Itu karena kau tak pernah hidup tanpa rumah. Kau akan merasa aman jika berada di rumahmu sendiri. Karena itu, kunamai saluran Youtube-ku Aku Suka Stabilitas.” Kata Jeong Ha
“Menikahlah jika kau suka stabilitas.” Ucap Su Bin. Jeong Ha menegaskan  Tidak akan.
“Apa Kau takkan menikah meski Hye-jun yang melamarmu?” tanya Su Bin. Jeong Ha menegaskan  tak bisa membuang prinsipnya hanya karena Hye-jun.
“Lalu, kenapa kau suka dia?” tanya Su Bin. Jeong He menegaskan Hanya cinta yang membuatnya senang hanya dengan memikirkannya.
“Aku hanya mau merasakannya, tak mau berpacaran.” Ucap Jeong Ha. Su bin pikir  Cinta dan miras berjalan seiring dan menawarkan miras.
“Tak ada. Aku tak minum jika besoknya bekerja.” Kata Jeong Ha. Su Bin pikir Jeong Ha terlalu memikirkan diri sendiri.
“Ya, benar. Setelah keluar dari perusahaan, aku memutuskan untuk hidup sesukaku. Hiduplah sesukamu. Korea terlalu berorientasi pada keluarga.” Ucap Jeong Ha. 


Hye Jun berjalan pulang terlihat tulisan didepan toko [KEBAHAGIAAN HARI DEMI HARI] dan melihat tak ada surat di kotak posnya. Saat itu Tuan Sa sedang sibuk membuat membuat pintu melihat anaknya berkomentar kalau Hye Jung bahkan bisa bernyanyi.
“Apa kau Dari tempat yang menyenangkan?” ucap Tuan Sa sinis. Hye Jun menjawab kerja paruh waktu.
“Kerja paruh waktu apa? Apa yang kau lakukan sehari-hari?” ucap Tuan sa sinis. Hye Jun pun bertanya balik Ayah sedang apa
“Jadi, kau tak mau menjawab pertanyaan ayah? Ayah membuatkan daun pintu baru untuk kamar Gyeong-jun.” kata Tuan Sa. Hye Jun hanya terdiam dan akhirnya masuk rumah. 

Hye Jun terdiam melihat pintu kamarnya yang sudah berlumut dibagian bawah lalu kakaknya keluar kamar terlihat pintunya masih bagus. Gyeong Jun pun menyapa adiknya yang sudah pulang. Nyonya Han menarik anaknya kalau ingin bicara.
“Ada apa? Bicara saja. Aku sangat lelah.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han mengaku  Ayahnya tak boleh tahu dan mengajak sebentar saja.
Nyonya Han pun mengajak ke dapur memberikan surat  PANGGILAN WAJIB MILITER dan ingin tahu Apa yang akan dilakukan dan Kali ini  harus pergi. Hye Jun menganguk mengerti.  Nyonya Han memuji pilihan anaknya.
“Tapi Ibu, aku baru saja mengikuti audisi film. Jika lolos, akan kuanggap sebagai kesempatan terakhirku, dan akan menundanya sekali lagi.” Ucap Hye Jun
“Bagaimanapun, kau harus pergi. Pergi saja.” Kata Gyeong Jun. Hye Jun mengeluh kakaknya itu menguping
“Rumah ini terlalu kecil. Semuanya terdengar.” Komentar Gyeong Jun. Hye Jun menyuruh kakaknya  Jangan urusi hidup orang lain dan Urus saja hidupnya.
“Aku hidup dengan baik. Kau tahu itu. Kau yang membebani keluarga kita.” Ejek Gyeong Jun. Nyonya Han meminta agar Jangan bicara seperti itu.
“Ibu juga berpikir seperti itu, 'kan?” kata Gyeong Jun. Nyonya Han mengaku hanya berpendapat.
“Apa…Benar begitu?” kata Hye Jun kaget ibunya bicara seperti itu. Nyonya Han menyangkal kalau Tak benar.
“Apa Kalian mengkritik hidupku di belakangku? Sesama anggota keluarga?” ucap Hye Jun tak percaya
“Hei. Semua orang pasti mendapat kritik. Apa keluarga pengecualian?” kata Gyeong Jun.
“Apa standar semua orang sama? Di sini berbeda. Di sana berbeda. Menurut penilaianku kepribadianmu sangat buruk. Aku akui kau dapat pekerjaan karena pintar. Apa kontribusimu untuk keluarga setelah kau dapat kerja karena usahamu?” ucap Hye Jun marah
“Ya, dia berkontribusi.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han mengeluh suaminya ikut campur dan ingin tahu ada apa dengan anaknya.
“Tak ada apa-apa... Pergilah.” Ucap Nyonya Han menyuruh anaknya pergi. Hye Jun pun pergi tapi masih bisa mendengar suara kakaknya.
“Jangan ditutupi. Karena Ibu terus membelanya, dia menjadi manja.” Keluh Gyeong Jun. Nyonya Han mengerti dan meminta anaknya berhenti membahasnya. 



Kakek Sa sedang merapihkan tempat tidur, melihat Hye Jun agar yng baru pulang dan bertanya apakah sudah makan. Hye Jung mengaku sudah dan bertanya balik. Kakek Sa mengaku tentu sja sudah dan panik melihat wajah cucunya yang terluka. Hye Jung mengaku tak apa-apa.
“Kudengar kau dapat surat wajib militer. Kau sembunyikan di mana?” ucap Tuan Sa masuk kamar.
“Apa maksud Ayah? Aku juga baru menerimanya.” Kata Hye Jun. Tuan Sa menyuruh Hye Jun harus segera wajib militer.
“Bagaimana bisa begitu? Ini sudah malam.” Ucap Kakek Sa. Tuan Sa menegaskan Bukan itu maksudnya.
“Bagaimana kau akan hidup? Apa Kau akan terus membuang masa mudamu?” ucap Tuan Sa
“Aku ingin bertanya satu hal. Apa Ayah juga menganggapku beban keluarga?” tanya Hye Jun. Tuan Sa heran anaknya menanyakan itu.
“Aku juga ingin mengkritik keluargaku. Kupikir keluarga itu istimewa. Jika kalian mengkritik di belakangku,maka aku harus ubah pemikiran. Ayah sama seperti orang lain.” Kata Hye Jun marah
“Kita sedang membahas wajib militer dan masa depanmu!”tegas Tuan Sa.
“Apa Ayah sungguh mencemaskan masa depanku, atau takut aku akan menjadi beban? Aku harus tahu untuk bisa menjawab Ayah.” Kata Hye Jun
“Cara bicaramu tak sopan sekali. Ini semua untuk kebaikanmu, bukan untuk menjatuhkanmu! Kau sudah coba dunia model! Awalnya memang bagus, tapi apa yang terjadi sekarang? Penghasilanmu hanya cukup untuk uang sakumu!” ucap Tuan Sa marah
“Kau tak bisa melangkah lebih jauh. Coba Lihatlah kakekmu. Lihat rupanya sekarang. Dulu orang bilang bahwa dia tampan dan harus masuk TV. Karena terlena dengan orang lain,maka dia ingin menjadi penyanyi dan aktor. Ia Terus berkeliaran dan jadi seperti ini!” keluh Tuan Sa
“Hye-jun berbeda dengan ayah. Kenapa terus dibandingkan dengan ayah?” ucap Kakek Sa
“Apanya yang berbeda? Dia sama seperti saat Ayah muda. Jika Ayah tak mengambil uangku dan tak tertipu, kita tak akan hidup begini!” ucap Tuan Sa marah
“Karena itu, maaf. Makanya ayah terus diam. Akulah beban keluarga ini. Bukan kau, Hye-jun..” kata Kakek Sa. Hye Jun mengenggam tangan kakeknya.
“Kenapa kau terus membelanya? Hatiku sesak tiap melihat wajahnya. Tiap kali kulihat dia mencoba menjadi aktor, jantungku berhenti.” Ungkap Tuan Sa
“Hentikan. Cukup.” Kata Nyonya Han akhirnya menarik suaminya keluar ruanga dan menyuruhnya tidur saja. 



“Bagaimana aku bisa tidur setelah keributan ini?” ucap Tuan Sa. Nyonya Han mengeluh dengan sikap suaminya dan meminta agar bisa berhenti saja.
“Apa maksudmu? Dia seperti itu karena kau bela!” ucap Tuan Sa marah. Nyonya Han mengeluh kalau Hye Jun  bisa mendengarnya.
“Memangnya kenapa? Dia harus tahu kenyataannya.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han pun menarik tangan suamin dan akanya agar ikut denganya. 

Gyeong Jun bingung dengan ibunya yang menariknya pergi ke toilet, lalu mengeluh. Nyonya Han menyuruh anaknya diam dan mereka harus  bicara di sini karena merkea yang menghancurkan Hye-jun. Tuan Sa menegaskan Hye Jun harus dididik menjadi anak kuat.
“Ibu.... Dia sedang dalam titik balik. Jika salah memilih jalan, dia bisa menjadi seperti Kakek.” Ucap Gyeong Jun
“Apa yang salah dengan kakekmu?” kata Nyonya Han. Tuan Sa mengeluh Apa harus dijelaskan baru agar Nyonya Han paham
“Dia lembut dan ramah.” Ucap Nyonya Han. Gyeong Jan mengeluh ibunya sungguh berpikir begitu dan merasa kalau tidak seperti itu.
“Apa yang kalian inginkan? Tak ada gunanya memarahi orang yang sedang tertekan!” ucap Nyonya Han marah



“Sejak awal menghasilkan uang dengan berjalan di panggung itu tak masuk akal.” Kata Tuan Sa
“Dulu, saat dia masuk TV, kau bahagia dan membanggakannya.” Ejek Nyonya Han.
“Saat itu, kupikir dia akan sukses. Aku juga agak terlena saat itu! Yang sudah berlalu biar berlalu. Dia harus terima kenyataan. Membelanya takkan menyelesaikan masalah.” Kata Tuan Sa
“Ya. Kita satu pemikiran. Karena mirip denganku, dia pintar mengurus dirinya. Pokoknya, biarkan Hye-jun memilih jalannya sendiri. Kami selalu seperti itu padamu. Adikmu juga punya hak yang sama.” Tegas Nyonya Han. Gyeong Jun kesal mendengarnya. 

Hye Jun tidur dengan kakeknya, Kakek Sa menatap wajah cucunya lalu membelainya seperti hanya Hye Jun yang menyanyanginya. Hye Jun pun membalikan badanya ke arah lain. Sementara Jeong Ha sibuk mengedit videonya.
Ia lalu melihat folder rahasianya, lalu melihat video  PEKAN MODE KOREA 2014 dan ada wajah Hye Jun sebagai model. Ia pun tersenyum melihat sosok pria yang dikaguminya selama ini.
“Akhirnya besok aku bertemu dengannya. Aku gugup. Aku akan berkata pada pria itu, "Aku penggemar lamamu dan mendukungmu." Gumam Jeong Ha lalu mengirimkan postinga baru di social medianya.
Ia memposting foto dengan Su Bin dan diberi hastag RIASAN MALAM, SAMGYEOPSALDENGAN KEJU, MENYENANGKAN. 



Di atas panggung, Tuan Jung melihat model yang berjalan diatas pung dengan nada galak meminta agar model bisa meregangkan pundak lalu fokuskan mata. Ia pun meminta agar Orang di belakang, jaga jarak serta Tukar model pertama dan kedua.
Hae Hyu pun berjalan lebih dulu, Tuan Jung memujinya kalau dan meminta agar bisa menjaganya tempo. Hye Jun pun berjalan dibergantian. Tuan Jung mendekat seperti ingin merayu Hye Ju. Tapi Hye Jun seperti tak mengubrisnya.
Tuan Jung terlihat kecewa dan langsung cemberut. Ass menyadarkan Tuan Jung. Dan akhirnya Tuan Jung kembali menatap dingin meminta model lain agar bisa Pandang jauh ke depan.

Di ruang make up, Jeong Ha sibuk membereskan make up. Jin Ju pun meminta agar membereskan miliknya juga. Jeong Ha pun menurutinya.  Hae Hyu dan Hae Jun pun akan masu ke ruangan rias. Jin Ju memanggil  Hae Hyun agar duduk dan mulai berhias.
Jeong Ha terdiam saat melihat Hae Jun didepanya, dan hanya bisa terdiam. Sementara Jin Jum membahas kalau Profesor sering cerita tentangnya. Hae Hyu bingung Profesor siapa, Jin Ju menjawab Profesor Kim I-yeong.
“Ibu sudah lama berhenti mengajar.” Kata Hae Hyu. Jin Ju pikir kalau  Sekali menjadi profesor, selamanya menjadi profesor.
“Kenapa tak memanggilku?” kata Hye Jun bingung. Jeong Ha pun tersadar lalu menyuruh Hye Jun duduk.
“Kita nutrisi kulitmu dulu.” Kata Jeong Ha yang gugup tak sengaja menjatuhkan botolnya. Hye Jun langsung dengan sigap mengambilnya. Hye Jun panik meminta maaf. Hye Jun mengaku tak masalah.
“Kenapa aku tak dipakaikan masker?” tanya Hye Jun melihat temanya yang mengunakan masker lebih dulu.
“Tak perlu, kondisi kulitmu sudah bagus.” Kata Jeong Ha mencoba untuk konsterasi memberikan make up. Dan Hye Jun melihat gambar GAYA RAMBUT DAN RIASAN ALAMI


Jeong Ha pun menyudahi make upnya, Hye Jun pun mengucapkan terimakasih. Saat itu seorang wanita memanggil Jin Ju kalau Direktur ingin bertemu dengannya. Jin Ju mengaku kalau  Hampir selesai dan memint izi agar  pergi sejenak dan selesaikan nanti.
“Tentu. Kami punya banyak waktu.” Ucap Hae Hyu.  Hye Jun pun pamit keluar dan meminta agar Hae Hyu agar langsung keluar setelah selesai.
“Tunggu aku. Sebentar lagi selesai.” Kata Hae Hyu. Hye Jun pikir sudah selesai jadi Tak enak jika hanya duduk.
“Apa dia boleh duduk?” tanya Hae Hyu. Jeong Han dengan wajah gugup mempersilahkan untuk duduk.  Saat itu Hae Hyu menerima telp dari ibunya.
“Ya, Ibu... Apa? Ibu ada sini? Kenapa? Apa Ibu mau aku keluar?” tanya Hae Hyu. Hye Jun pun meminta izin pada Jeong Ha untuk bisa duduk lagi. Jeong Ha pun menganguk.
“Apa kau biasanya sediam ini?” tanya Hye Jun heran. Jeong Ha mengaku tidak dengan menutupi rasa gugupnya. Hye Jun pun menganguk mengerti 

“Ibuku mau beri sesuatu. Dia suruh aku keluar.” Kata Hae Hyu. Hye Jun pun menyuruh agar pergi saja.
“Bagaimana dengan ini?” ucap Hae Hyu memperlihatkan bibirnya yang masih terlihat pucat. Hye Jun pikir tak masalah kalau temanya bisa pergi.
“Tolong selesaikan riasanku.” Kata Hae Hyu. Jeong Ha menolak karena Hae Hyuklien Jin-ju jadi  tak bisa melakukannya.
“Apa Aku saja yang keluar?” tanya Hye Jun. Hae Hyu mengaku ibunya yang memintanya keluar.
“Omong-omong, kau dingin sekali. Kalian dari salon yang sama, apa harus membagi klien begitu? Apa Hubungan kalian tak baik?” ucap Hae Hyu. Jeong Ha dengan spontan menjawab membenarkan dan mengubah jawabanya saat keduanya pria didepanya menahan tawa.
“Apa Bu Jin-ju menyebalkan?” tanya Hae Hyu. Hye Jun mengeluh kalau temanya jadi Jeong Ha pasti tak akan berkata jujur.
“Baiklah... Akan kulakukan. Biar aku selesaikan. Bu Jin-ju tak menyebalkan. Beberapa orang… Maksudku, tak semuanya begitu. Beberapa orang mengatakan bahwa aku tak bisa membuat orang lain merasa nyaman.” Ucap Jeong Ha sambil memberikan lipstik
“Kau berlawanan denganku. Orang menyukaiku sebab aku membuat mereka nyaman.”kata Hye Jun bangga
“Ya. Bukan hanya manusia. Bahkan anjing kompleks pun menggonggong karena senang melihatmu.” Ejek Hae Jun. Hye Jun kesal mendengarnya tapi Hae Jun malah mengoda temanya layaknya seekor anjing.  Hye Jun meminta agar bisa berhenti. 

“Ohhh.. Rupanya kau selalu begini. Selalu merebut klien orang lain. Kupikir sebelumnya hanya kesalahan. Kau mengakuinya, 'kan? Sekali itu kesalahan, lebih dari itu kebiasaan.” Ucap Jin Ju datang dan langsung marah
“Bukan begitu. Klien minta…” kata Jeong Ha. Jin Ju tak peduli terus mengomel.
“Maaf. Kami pernah berjanji. Jika hal ini terjadi lagi, aku akan mempermalukannya. Aku harus menepati janji, 'kan?” kata Jin Ju marah. Jeong Ha ingin bicara tapi Jin Ju terus mengoceh.
“Tidak. Kau tahu, 'kan? Dengan memihaknya,maka kau akan lebih menyulitkannya.” Kata Jin Ju. Akhirnya Jeong Ha hanya bisa tertundu memina maaf.
“Orang akan mengira aku yang jahat, "Tahan saja. Kenapa harus begitu?" Namun, kau tahu, 'kan? Betapa jahatnya dirimu!” ucap Jin Ju marah. Jeong Ha pun memilih untuk pergi.
“Aku akan membuat kontur wajahmu. Aku akan lakukan shading.” Kata Jin Ju tak peduli. Hye Jun menatap kearah Jeong Ha merasa bersalah. 

Jeong Ha menangis sendirian lalu berhenti dan menghapus air matanya. Ia pun mulai bicara sendiri mengingat perkataan orang "Bagaimana aku bisa seberuntung ini? Aku tak sangka bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Ada bagusnya hidup menjadi orang baik. Aku harus hidup bersyukur."
“Semua itu omong kosong..” ucap Jeong Ha kesal dan mengeluarkan ponselnya melihat foto Hye Jun.
“Omong-omong, Hye-jun sangat keren hari ini. Bersikap baik dan hidup bahagia tak ada hubungannya. Hidup memang begitu. Orang yang jahat dan tak peduli pada orang lain adalah pemenangnya. Aku tak menyesal menjadi penggemarmu.” Ungkap Jeong Ha bahagia.
“Apa Kau penggemarku?” kata Hye Jun tiba-tiba datang. Jeong ha kaget melihat Hye Jun yang menghampirinya.
“Apa Kau menyukaiku? Tanya Hye Jun. Jeong Ha pun kebingungan melihat Hye Jun ada didepanya.
Bersambung ke episode 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar