PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 30 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jeong Ha memberikan make up pada Su Bin dan memebritahu agar bisa mengatur jumlahnya dengan tepat yaitu Tak sedikit dan tak banyak. I Bin tak mengerti Apa itu "tak sedikit dan tak banyak?"dan mengeluh kalau ini Sulit sekali.

“Kau akan tahu jika berlatih terus... Ayo Gerakan matamu.” Ucap Jeong Ha. Su Bin berkomentar kalau Terasa nyaman.

“Ini Tak perih karena tak melewati garis mata. Kau harus melakukan seperti ini juga.” Ucap Jeong Ha. Su Bin tersenyum bahagia mengangk mengerti. 


“Terlihat bahagia sekali... Kau Teruslah seperti itu. Berkat siapa kau masuk tim ini? Jika aku terus melihatmu bergaul dengannya, maka kau akan dicap sebagai An Jeong-ha kedua.” Sindir Jin Ju. Su Bin hanya bisa tertunduk.

“Kau tahu citra An Jeong-ha di salon kita, 'kan?” kata Jin Ju. Jeong Ha ingin tahu Seperti apa citranya.

“Kau benar-benar tak peka. Kau hanya tertarik pada diri sendiri. Saat merebut pelanggan orang lain, kau seharusnya sudah siap citramu tercemar.” Sindir Jin Ju. Jeong Ha pun hanya bisa terdiam.

“Direktur memanggilmu.” Kata Jin Ju. Jeong Ha pun pamit pergi


Direktur melihat catatan  PENATA RIAS AN JEONG-HA hanya ada nama WON HAE-HYO: RIAS WAJAH DAN TATA RAMBUT dibagian DAFTAR RESERVASI.

“Pelangganmu tak sebanyak yang kupikir. Aku Maklum kau masih baru.” Ucap Direktur. Jeong Ha berjanji melakukan yang terbaik.

“Kau selalu lakukan yang terbaik. Namun, staf harus ikut bertanggung jawab membantu salon menjaga klien dan membuatnya berkembang. Tanggung jawab mengarah ke kinerja.” Ucap Direktur

“Pengangkatanmu menjadi staf melanggar aturan, tapi menurutku menghadapi penentangannya cukup sepadan. Kumohon berusaha lebih keras.” Kata Direktur. Jeong Ha menganguk mengerti. 


“Profesor Kim I-yeong adalah pelanggan VVIP. Tolong lebih diperhatikan.” Ucap Direktur

“Profesor Kim I-yeong bukan pelanggan…” kata Jeong Ha dan saat itu Jin Ju datang memberitahu direktur kalau Profesor Kim I-yeong sudah sampai.

“Aku minta air, kenapa malah mencari Direktur?” ucap Nyonya Kim. Direktur mengaku Jika Nyonya Kim  pergi tanpa menemuinya maka ia  yang sedih.

“Apa kau mau teh?” ucap Direktur. Nyonya Kim menolak hanya ingin air putih dan Jangan dingin.

“Bu Jin-ju, tolong ambilkan air. Karena Jeong-ha adalah penata riasmu, boleh dia ikut berbincang?” ucap Direktur

“Tampaknya ada masalah komunikasi. Aku putuskan kembali ke Bu Jin-ju.” Kata Nyonya Kim.

“Komunikasi kami baik. Kali ini hanya sedikit tersendat.” Ungkap Direktur. Jin Ju tersenyum puas dan Jeong Ha hanya bisa tertunduk.

“Kata pepatah, pejabat lama lebih bijak. Bukan berarti Jeong-ha tak terampil, tapi Bu Jin-ju lebih nyaman.” Kata Nyonya Kim

“Kenyamanan adalah keunggulan terbesar.” Ucap Direktur. Jeong Ha pun pamit peri dan akan membawakan air. 


Jeong ha keluar ruangan bertemu dengan Nyonya Lee yang baru saja mencuci rambut. Lalu bertanya apakah  mau menata rambut. Nyonya Lee mengaku ke sini untuk menghibur diri.

“Kau pernah lihat manajer mengecewakan artisnya?” ucap Nyonya Lee sedih. Jeong Ha hanya bisa tersenyum. 


Keduanya makan sandwich bersama, Nyonya Kim mefasa  Suasana hatinya tak baik meski sudah menata rambut, tapi nafsu makannya tinggi. Jeong Ha berkomentar kalau Itu bisa terjadi jika stres menumpuk.

“Setelah ayahku meninggal, aku tak pernah hidup untuk diriku sendiri. Aku hidup untuk Ibu dan adikku dan baru sekarang bebas. Karena tak pernah nikmati kebebasan, aku jadi merasa takut tiap hari. Aku berlagak untuk menutupi itu” ucap Nyonya Lee

“Saat melihatmu, aku pikir kau istimewa. Kau sangat ceria. Dan terlihat cantik apa adanya. Orang lain pasti merasakan itu juga.Bahwa kau istimewa dan ingin berteman denganmu.” Kata Jeong Ha 


“Pemilihan katamu sangat indah. Karena itu Hye-jun menyukaimu.” Ejek Nyonya Lee. Jeong Ha malu menyangkalnya.

“Kalian berpacaran, 'kan? Hye-jun memberitahuku. Jika suka seseorang, dia akan mencintai orang itu hingga ujung dunia.” Ucap Nyonya Lee

“Min-jae, itu bukan perkataan yang menyenangkan.” Keluh Jeong Ha. Nyonya Lee bingung memangnya kenapa.

“Berarti dia juga begitu ke mantannya.” Keluh Jeong Ha. Nyonya Lee pikir Melihat Jeongha cemburu begini, rupanya  ia menyukai Hye Jun juga.

“Ini bukan kecemburuan, tapi fakta.” Ucap Jeong Ha.

“Dia mencintainya sampai ujung dunia, tapi mereka putus. Berakhir tanpa penyesalan sedikit pun. Pria yang mengambil keputusan tanpa keraguan. Tidakkah dia menawan?” ucap Nyonya Lee. 


“Ya, dia menawan.” Ucap Jeong Ha. Nyonya Lee tahu Hye Jun pasti menawan di mata Jeong Ha.

“Tolong… hibur Hye-jun. Maafkan aku. Meski aku yang buat kesalahan, bisakah kau yang membereskannya?” ucap Nyonya Lee.

“Tidak bisa... Aku takkan bisa menenangkannya.” Ucap Jeong Ha. Nyonya Lee mengumpat kesal. 


Jeong Ha melihat buku [THE PRESENT] lalu menuliskan sebuah note dalam pembatas buku [AKU SUKA JUDULNYA, KARENA ITU AKU MEMBELINYA]

"Aku juga ingin menjadi hadiah untukmu."  Wahh... Menggelikan.” Ucap Jeong Ha tapi akhirnya menaruh didalam buku. 


Akhirnya Jeong Ha menelp Hye  Jun, lalu mendengar suara Hye Jun yang bergetar. Ia tahu kalau Hye Jun sedang menangis tapi berpura-pura tak tahu dengan bertanya apakah sedang pilek. Hye Jun pun mengaku tidak pilek.

“Suaramu terdengar seperti sedang pilek. Baguslah jika tak begitu.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun hanya diam saja.

“Tak ada jawaban. Apa dia masih menangis?”gumam Jeong Ha akhirnya mengaku bosan dan mengajak untuk bermain dengannya. Hye Jun pun langsung setuju.

 

“Aku juga tahu rasanya patah hati.”

Jeong Ha mengambar diatas kanvas, Ayahnya memuji kalau anaknya hebat sekali. Jeong Ha mengeluh Apanya yang hebat karena hanya membuat garis saja. Tuan Ahn memberitahu kalau Dasar adalah yang paling sulit dan Jeong Ha langsung bisa melakukannya.

“Kau berbakat. Kau mirip dengan ayah.” Ucap Tuan Ahn bahagia. Saat itu istrinya datang

“ kau bilang "Mirip dengan ayah"? Jangan konyol. Untuk apa mirip dengan ayahnya?” sindir Ibu Jeong Ha. 


“Ada anak di sini. Jaga ucapanmu. Jeong-ha, keluar sebentar. Ayah dan Ibu mau bicara.” Kata Tuan Ahn. Jeong Ha turun dari kursinya.

“Jangan keluar. Dia perlu tahu kenyataannya. Apa Bermain dengan anak menjadikanmu seorang ayah? Padahal kau tak bekerja.” Ucap Ibu Jeon Ha marah

“Maafkan aku.” Kata Tuan Ahn. Ibu Jeong Ha mengeluh agar tak perlu meminta maaf tapi lebih baik cari uang.

“Kenapa tak kerja kasar? Setidaknya lakukan sesuatu.” Ucap Nyonya Ahn kesal

“Kenapa aku harus lakukan pekerjaan aneh dan dihina? Meski pergi ke pusat tenaga kerja, aku tak terpilih.” Ucap Tuan Ahn marah 


“Itu karena orang-orang tahu.Betapa tak bertanggung jawab dan lemahnya kau. Ayo pergi.” ucap Nyonya Ahn menarik Jeong Ha. Jeong Ha seperti lebih ingin tinggal dengan ayahnya.

“Pergilah dengan Ibu. Ayah tak apa-apa.” Ucap Tuan Ahn. Tapi Jeong Ha masih tak mau meninggalkan ayahnya.

“Ayo pergi! Apa Kau mau mengecewakan ibu seperti ayahmu? Apa Mau lihat ibu mati?” teriak Nyonya Ahn marah


“Hei! Itu keterlaluan. Jangan berbicara seperti itu pada anak!”teriak Tuan Ahn.

“Ini kenyataan yang harus dihadapi Jeong-ha. Ayahnya tak kompeten dan membuat ibunya gila. Hidup tak boleh bergantung pada orang lain. Ini peringatan untuknya. Dia Tak boleh hidup begini.” Ucap Nyonya Ahn menarik anaknya keluar dari rumah. 



Jeong Ha berjalan dengan ibunya keluar dari rumah, tapi seperti masih berharap bisa tinggal dengan ayahnya. Nyonya Ahn menegaskan  Ayahnya tak ada jadi meminta agar Jeong Ha Jangan melihat ke belakang. Tapi Tuan Ahn menatap sedih kepergian anak dan istrinya.

“Hanya kita yang bisa melindungi diri kita.” Ucap Nyonya Ahn. Jeong Ha pun terpaksa pergi dengan ibunya.

“Ibu yang mengajarkan realitas pada anak berusia sembilan tahun. Ayah yang mengajarkan cara memegang pensil saat membuat sketsa. Aku mencintai mereka berdua. Sejak awal cinta itu kesedihan bagiku.” 


Jeong Ha melihat truk REPARASI DAN KONSTRUKSI YEONGNAM datang ke tempatnya, dengan senyuman bahagia melihat Hye Jun yang mengemudikan mobilnya. Mereka pun pergi meninggalkan rumah. Jeong Ha memberikan coklat untuk Hye Jun yang sedang mengemudi.

Setelah itu ia memberikan minum hangat untuk Hye Jun. Hye Jun hanya tersenyum lalu meminumnya dan heran karena Jeong Ha baik sekali padanya. Jeong Ha pun dengan bangga mengatakan Karena adalah pacar Hye Jun.  Jeong Ha hanya tersenyum meminta Hye Jun agar Berlakulah lebih baik lagi.

“Kejutan.. Makanya aku siapkan ini. Kau Bacalah nanti.” ucap Jeong Ha memberikan buku dan naruhnya pada laci mobil 


“Apa Kau sudah baca?” tanya Hye Jun. Jeong Ha berkata "Jika kau fokus saat mengerjakan sesuatu, artinya kau tak bimbang dan bahagia."

“Apa Pekerjaanmu berjalan baik?” tanya Jeong Ha. Hye Jun menjawab sudah menjadi pengemudi baik.

“Kalau begitu, kau harus bahagia. Apa kau bahagia?” tanya Jeong Ha. Hye Jun menjawab Belum.

“Apa pekerjaanmu berjalan baik?” balas Hye Jun. Jeong Ha mengaku  mahir bicara.

“Lantas apa kau bahagia?” tanya Hye Jun. Jeong Ha mengaku bahagia. Hye Jun pun mengaku hal yang sama.

“Saat mencintai seorang pria, aku ingin menjadi orang yang lebih baik. Pria itu memiliki nama. Sa Hye-jun.”gumam Jeong Ha menatap Hye Jun. 


Akhirnya Hye Jun mulai memainkan sebuah lagu dengan lirik “Jika kau mencintai seorang wanita, keajaiban akan terjadi.” Jeong Ha memuji kaau Hye Jun itu keren. Hye Jun terus menyanyi dengan lirik “Wanita itu memiliki nama. An Jeong-ha.”

Jeong Ha terdiam mendengarnya, Hye Jun akhirnya mendekat dan mencium Jeong Ha. Jeong Ha menutup matanya. Hye Jun kembali menatap Jeong Ha yang terlihat gugup, akhirnya ia mencium Jeong Ha dengan air mata yang mengalir. 


Kakek Sa turu dari taksi dengan cucunya, Gyeong Jun menuntun kakeknya. Tapi Kakek Sa mengeluh kalau bisa berjalan sendiri. Gyeong Jun meminta agar kakeknya Jangan begitu dan memeluk kakeknya berjalan masuk ke dalam rumah.

“Apa kegiatan Kakek belakangan? Aku mau membantumu.” Ucap Gyeong Jun. Kakek Sa kesal melepaskan tangan dan berjalan lebih dulu.

“Ayah tak percaya bahwa Kakek pingsan karena kelelahan.” Ucap Gyeong Jun. Kakek Sa tak mau membahasnya. Gyeong Jun heran karena hanya mau membantu.


Di rumah, Tuan Sa sibuk minum soju sendiri. Nyonya Han pulang heran melihat rumah berantakan dan meminta suaminya agar bisa membersihkanya. Ia pun melihat berkas dengan foto ayah mertuanya, Gyeong Jun pun memastikan dengan melihat profile MODEL SENIOR SA MIN-GI

“Ini rupanya... Kakek mengikuti kursus model. Astaga, Kakek terlihat seperti model di foto ini.” Ucap Gyeong Ha memuji. Tuan Sa yang tadinya gugup terlihat senang mendapatkan pujian.

“Apa Ayah senang?”sindir Tuan Sa. Nyonya Han mengeluh kalau suaminya Bau miras.

“Ya ampun. Ini jaket yang bagus.” Puji Gyeong Jun. Sementara Kakek Sa memilih untuk buru-buru masuk kedalam kamar. 


“Ayah... Apa Ayah lahir untuk menyusahkanku?” keluh Tuan Sa masuk ke dalam kamar dan melihat ayahnya yang berpura-pura untuk tidur.

“Mana ada orang tua yang lahir untuk menyusahkan anaknya?” keluh Kakek Sa akhirnya terpaksa bangun.

“Aku sudah bilang tak mau melihat Ayah jika membuat masalah lagi.” Keluh Tuan Sa .

“Ayah ingin kau bangga…” ucap Kakek Sa. Tuan Sa mengeluh kalau ayahnya   tak layak dipanggil Ayah. 


“Hye-jun juga tak kaku denganmu. Ayah juga ingin tak kaku dengan anakku sepertimu. Itu terdengar lebih akrab.” Kata kakek Sa.

“Bagaimana kita bisa akrab?” ejek Tuan Sa. Kake Sa mengaku sangat menyesal setiap hari.

"Jika dulu ayah sukses, keluarga kita tak akan seperti ini." Ayah ingin kembali ke masa lalu dan hidup berbeda. Namun, tak bisa begitu. Seharusnya ayah hidup dengan baik sejak awal, tapi ayah tak tahu itu.” Ucap Kakek Sa

“Jangan bicara seolah Ayah peduli!” keluh Tuan Sa. Kakek Sa mengaku Meski  bukan ayah yang baik.

 “Sebelum ayah meninggal, ayah ingin kau mengakui usahaku untuk menjadi ayah yang baik.” Kata Kakek Sa

“Kenapa butuh pengakuanku? Ayah selalu hidup sesuka hatimu!” ucap Tuan Sa.

“Mana bisa hidup sesuka hati! Kau sungguh jahat. Ini tak adil!” kakek Sa marah. Akhirnya Tuan Sa memilih untuk keluar dari ruangan. 


Nyonya Han melihat foto profile kakek Sa. Tuan Sa masuk kamar. Ia pun bertanya apakah Ayahnya sungguh ikut kursus model. Tuan Sa meminta agar istrinya bisa mengHubungi Hye-jun. Nyonya Han kaget karena Hye-jun belum pulang.

“Aku memukulnya karena kesal.” Akui Tuan Sa. Nyonya Han kaget kalau suaminya memukul Hye jun.

“Dia tak merasa bersalah sampai akhir. Dia yang mendaftarkan Ayah kursus model.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han akhirnya memukul suaminya. Tuan Sa mengaduh kesakitan. 


“Kenapa kau memukul dia? Apa Kau merasa lebih baik dengan memukulku? Apa Karena itu kau minum miras? Apa Agar merasa lebih baik? Apa Kau tak ingin tahu ke mana dia pergi?” ucap Nyonya Han marah

“Dia sudah besar.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han sedih karean  Pada akhirnya dia tak terpilih main drama.

“Ya ampun... Seharusnya tetap dipilih jika terpilih. Malah berubah-ubah. Kenapa melakukan hal seperti itu?” ejek Tuan Sa.

“Aku tak berniat tak membandingkan, tapi tak bisa. Jika Hye-jun terlahir di keluarga Hae-hyo, maka dia pasti sudah jadi bintang besar. Tapi dia terjebak dengan kita.” Ucap Nyonya Han sedih

“Omong kosong.” Ucap  Tuan Sa. Nyonya Han kesal menyuruh suaminya agar Keluar dan Cari Hye-jun. 


Tuan Sa akhirnya keluar rumah menunggu Hye Jun pulang. Gyeong Jun keluar menemui ayahnya menegaskan kalau bisa mengandalkannya. Ia tahu Meski Hye-jun terlihat polos dan cuek, tapi ia  rewel untuk hal tertentu. Tuan Sa pikir orang semacam itu bisa mengubah apa pun.

“Aku pernah memukulnya saat SMP, sekarang aku tak berdaya. Dia menggila dan tak pernah lupa.” Ucap Gyeong Jun

“Ayah juga tak akan bisa lupa.” Kata Tuan Sa. Gyeong Jun mengeluh Ayahnya terlalu lemah hati.

“Bagaimana bisa hidup tanpaku? Bagaimana ini? Ayah pasti merindukanmu.” Kata Tuan Sa. Gyeong Ju pikir bisa mampir.

“Kenapa dia belum pulang? Besok aku harus pindahan.” Ucap Gyeong Jun. 


Hye Jun dan Jeong Ha sedang menghabiskan malam bermain tangga seperti bermain piano Jeong Ha mengeluh kalau lelah karena naik turun tangga. Hye Jun mengatakan Yang berikutnya sangat mudah dan Joeng Ha menyanyikan lagu Kelopak bunga yang tertiup di Angin musim semi,

“Kau sungguh keras kepala.” Keluh Jeong Ha. Hye Jun pikir  Sesuatu yang dimulai selalu diselesaikan.

“Berlagak sekali.” ejek Jeon Ha. Hye Jun pikir Bukan berlagak, memang hebat.

“Aku akui. Kau keren.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun hanya menatapnya. Jeon Ha bingung Kenapa dengan senyumanya.

“Ini menenangkan.” Akui Hye Jun. Jeong Ha tersenyum lalu mengulurkan tanganya. Hye Jun pun mengenggam tangan Jeong Ha dan mereka akan pulang. 





Mereka pun akan naik mobil, Jeong Ha tak sengaja hampir terjatuh. Hye Jun mengejak Jeong Ha seperti anak kecil. Jeong Ha sengaja mendekatkan wajahnya mengaku kalau memang anak kecil. Hye Jun seperti tak nyaman berdekatan.  Jeong Ha pun meminta Maaf lalu masuk ke dalam mobil.

“Terima kasih.”ucap Jeong Ha. Hye Jun bertanya untuk apa sambil saling menatap. Keduanya saling menatap penuh arti.

“Sekarang aku ingin melakukan sesuatu. Aku membutuhkan izin.” Kata Hye Jun penuh arti. Jeong Ha pun mengizinkanya.

Akhirnya Hye Jun mendekat dan langsung mencium Jeong Ha. Jeong Ha pun tak menolaknya.

“Setelah aku pikirkan, ini boleh dilakukan kapan pun. Apa Aku juga boleh begitu?” ucap JeongHa.

“Kau boleh lakukan apa pun.” Kata HyeJun. Jeong Ha akhirnya menarik baju Hye Jun dan mereka pun berciuman didalam mobil. 


Di lapangan golf, Nyonya Kim dan Tuan Won berjalan di lapangan golf.  Tuan Won mengeluh kalau Sudah bilang naik mobil golf saja. Dan mereka terlalu banyak berjalan. Nyonya Kim pikir mereka sudah lama tak bermain di lapangan golf.

“Kita bisa berjalan sambil berbincang. Lebih menyenangkan, 'kan? Lebih menyenangkan jika berbincang sambil melakukan hal yang aku suka.”ucap Nyonya Kim

“Kau selalu melakukan hal yang ingin kau lakukan. Makanya tak…” keluh Tuan Won 


Saat itu Tuan Lee sedang ada di mobil dengan Do Ha  melihat Nyonya Kim meminta agar berhenti. Saat itu Nyonya Kim melihat Tuan Lee turun dari mobil, Tuan Won bertanya apakah kenal dia. Nyonya Kim mengaku kenal mereka.

“Halo, Ibu.” Sapa Tuan Lee. Nyonya Kim menatap sinis melihat Tuan Lee

Flash Back

“Rupanya kau penipu.” Ucap Nyonya Kim sinis. Tuan Lee mengeluh Nyonya Kim yang cara bicaranya keterlaluan sekali

“”Kenapa memanggilku "Ibu"? Orang yang tak bisa tentukan karier anakku, bagaimana bisa mengurus agensi dengan benar? Aku tak akan dan tak mau mendengarmu lagi.” Ucap Nyonya Lee sinis 


“Bagaimana kau bisa menghina orang hanya karena memiliki sedikit uang?” kata Tuan Lee

“Tak ada kata sedikit saat membahas uang. Kau terus gagal karena tak paham mengenai uang! Mari kita putuskan kontrak Hae-hyo dan jangan pernah bertemu lagi. Aku tak akan merugikanmu. Pak Pengacara. Silakan diurus.” Kata Nyonya Kim. Tuan Kim pun terpaksa memberikan tanda tangan. 


Akhirnya Tuan Lee menyapa Nyonya Kim  berkomentar kalau berpikir tak akan bertemu lagi tapi Ternyata bertemu di sini dan berpikir kalau Hari yang indah. Nyonya Kim hanya bergumam dengan nada sinis “Ada apa dengannya? Dia mau memprovokasiku?”

“Halo... Saat terakhir kali bertemu Ibu… Panggilan "Ibu" tak tepat, 'kan? Aku Lee Tae-su. Mohon bantuannya.” Ucap Tuan Lee memberikan kartu namanya.

“A June Entertainment? Ini agensi terbaik di Korea, 'kan?” kata Tuan Won. 


“Kami bukan agensi terbaik, tapi termasuk lima agensi terbesar. Posisiku di perusahaan sebagai direktur, tapi hampir seluruh hal operasional diputuskan oleh aku.” Ucap Tuan Lee  Bangga.

“Direktur A June? Dasar penipu.” Gumam Nyonya Kim sinis. Saat itu juga Tuan Lee memanggil Do-ha

“Kenapa diam saja? Kemari dan beri salam. Mereka kenalan lamaku. Cepat kemari.” Ucap Tuan Lee. Do Ha pun berlari menyapa keduanya.

“Aku tak terlalu tahu pesohor, tapi aku tahu Park Do-ha.” Ucap Nyonya Kim. Do Ha pun mengucapkan Terima kasih.

“Kau tahu Hae-hyo, 'kan? Mereka orang tua Hae-hyo.” Kata Tuan Lee. Do Ha pun senang hati menyapa keduanya.

“Belum lama ini, kami syuting film bersama.” Kata Do Ha memeluk Tuan Lee seperti sangat akrab.

“Dia tak terlalu bodoh ternyata. Ini tak bisa dipercaya.” Gumam Tuan Lee lalu Tuan Won pamit pergi mengaku kalau  ada janji.

“Baiklah. Selamat OR.” Kata Tuan Lee. Tuan Won pun berbasa basi membalas Hati-hati.


“Apa itu selamat OR?” ucap Tuan Won bingung. Nyonya Kim mengeluh kalau ini Pemilihan katanya norak sekali.

“Apa itu "selamat berolahraga"? Bukankah seharusnya selamat bermain golf? Selamat bergolf.” Kata Tuan Won.

“Kau malah memikirkan hal aneh. Kau pergi dulu. Aku mau menelepon.” Ucap Nyonya Kim terlihat gelisah. Tuan Won pun menganguk mengerti. 

Do Ha duduk sendiri di mobil melihat artikel [BISAKAH PARK DO-HA KEMBALI DENGAN TANGKAPLAH?] dan akhirnya membaca komentar [ORANG TAK PERNAH BERUBAH] Ia pun mengumpat marah karena netizen yang Selalu menyuruhnya bunuh diri.

“Kau terima kumpulan komentar jahat oleh penggemar? Jangan dipikirkan.” Ucap Tuan Lee mendekat. 




“Empatimu rendah sekali.” keluh Do Ha kesal. Tuan Lee menegaskan kalau dirinya seorang manajer jadi Harus menyelesaikan masalah.

“Jika aku berempati dan menangis, siapa yang akan selesaikan masalah? Ini semua karena kau pura-pura baik. Pemberi komentar jahat harus ditangkap. Kenapa kau mencabut gugatan?” keluh Tuan Lee

“Para pemberi komentar jahat punya alasan klise. "Aku sedang kesulitan." "Keadaan hidupku menyedihkan." "Maaf, aku sedang stres." Itu semua omong kosong. Bukan sakit, tapi jahat. Mereka semua bajingan jahat.” Kata Tuan Lee kesal 


“Kau hanya perlu mendengarkan perkataanku.” Tegas Tuan Lee. Do Ha pun sempat terdiam mendengarkan ocehan Tuan Lee.

“Apa Kau tahu? Terkadang kau menyenangkan, tapi terkadang kau menjengkelkan. Kau terlalu banyak bicara. Kau adalah pelayanku. Mengerti? Jangan melewati batas.” Ucap Do Ha.

“Dia minta empati, tapi malah banyak bicara setelah diberi empati” gumam Tuan Lee kesal.

“Pekan ini aku akan mensomasi dan berniat menggugat sambil menghubungi pers. Sekarang mari kita main golf, Aktor Park.” Kata Tuan Lee. Do Ha langsung berjalan pergi.

“Bajingan tak tahu sopan santun.” Gumam Tuan Lee dan akhirnya mengikuti Do Ha bermain golf. 




Hae Hyo sedang mengemudi menerima telp dari ibunya, Nyonya Kim bertanya apakah tahu kabar mengenai Lee Tae-su. Hae Hyo menjawab Dia menjadi direktur A June dan juga memiliki saham. Nyonya Kim pikir itu Rupanya benar.

“Karma tak berlaku di dunia ini.” Keluh Nyonya Kim. Hae Hyo pun ingin tahu alasan ibunya menanyakan hal itu.

“Ibu bertemu dia di lapangan golf. Apa Kau sudah baca naskah Sutradara Yoon?” tanya Nyonya Kim.

“Ya. Ceritanya bagus.” Kata Hae Hyo. Nyonya Kim bertanya apakah Menurutnya itu bagus. Hae Hyo mengaku suka.

“Siapa pemeran utamanya?” tanya Hae Hyo. Nyonya Kim mnejawab Masih belum dikonfirmasi.


“Kemungkinan Park do-ha dan Jessica. Apa Kau dan Park Do-ha dekat?” tanya Nyonya Kim

“Tak dekat, tapi hubungan kami baik. Terkadang dia berlebihan, tapi mudah ditebak.” Ucap Hae Hyo

“Apa kau Mau bintangi drama itu?” tanya Nyonya Kim. Hae Hyo mengaku Dengan senang hati dan ingin tahu Kenapa ibunya bertanya.



Nyonya Kim tak membahasnya hanya bisa menjawab mengerti lalu menutup telpnya. Setelah itu Hae Hyo mencoba menelp Jeong Ha, tapi tak diangkat. Akhirnya Jeong Ha mengirimkan pesan [Mohon maaf. Nannti aku akan meneleponmu.]

“Dia tulis "Nannti"? Ejaan pesan otomatis dia salah. Aku tak suka orang yang salah eja.” Ucap Hae Hyo bahagia. 


Nyonya Lee sedang makan ramyun, terlihat nama [BINTANG SA] lalu mengangkatnya dengan memanggil Aktor Sa. Hye Jun keluar rumah memberitahu agar pergiKe kedai kopi dekat rumahnya dalam 30 menit. Nyonya Lee mengaku Sekarang  sedang makan.

“Jadi, Apa tak bisa?” kata Hye Jun. Nyonya Lee mengaku Mana mungkin begitu dan menegaskan kalau bisa. Hye Jun pun meminta agar segera Cepat datang.


Nyonya Lee makan buah semangka di atas jus, Hye Jun berkomentar  Nyonya Lee yang makan lahap sekali. Nyonya Lee mengaku kalau Ini enak karena Tekstur bulir buahnya sangat kenyal dan menurutnya terlihat luar biasa. Hye Jun mengaku memang luar biasa.

“Ada apa denganmu? Ini tindakan semena-mena sebagai bosku.” Keluh Nyonya Lee

“Apa kau sungguh manajerku? Katamu akan dipikirkan?” ucap Hye Jun.

“Saat aku bilang akan memikirkannya, aku ingin kau menahanku. Ini kali pertama aku menjadi manajer. Kau berpengalaman, tapi aku baru di bidang ini. Tidakkah seharusnya kau memberi insentif untuk itu?” ucap Nyonya Lee 


“Insentif untuk pekerja yang baik.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee menegaskan kalau akan bekerja dengan baik dan Sehebat apa dirinya.

“Apa Kau tahu Direktur Song Jae-su? Dia ingin model yang menjadi aktor. Kemampuan akting tak dilihat, yang penting tampan. Dia hanya butuh itu.Inilah yang membuatku mempersiapkanmu.” Ucap Nyonya Lee

“Orang tuaku yang membuatku tampan.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee mengeluh agar Berhenti mengolok-olok.

“Apa Ada audisi?” tanya. Hye Jun. Nyonya Lee menjawab harus diwawancara. Hye Jun meminta agar menetapkan tanggal.

“Sudah. Besok pukul 15.00... Kau terlihat berbeda hari ini. Apa kau terkena sihir?” kata Nyonya Lee. Hye Jun tak menjawab dan langsung beranjak pergi.

“Kau Mau ke mana?” tanya Nyonya Lee. Hye Jun menjawab kalau harus bantu kakaknya pindahan. Nyonya Lee pun menganguk mengerti.

***

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted





Tidak ada komentar:

Posting Komentar