PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 16 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
“Aku melepaskanmu.” Teriak Nyonya Han. Tuan Sa bingung apa maksudnya dan kenapa menatapnya seperti itu.
“Aku lepaskan sesuai keinginanmu. Jadi, lakukan sesukamu. Aku juga akan berlaku sesukaku.” Ucap Nyonya Han.
“Apa yang ingin kau lakukan?” kata Tuan Sa. Nyonya Han pikir suaminya itu tak peduli dengan yang dilakukan. Hye Jun akhirnya akan masuk kamar.
“Kau Mau ke mana? Kita belum selesai.”ucap Tuan Sa.  Nyonya Han menyuruh anaknya masuk kamar.
“Ibu harus bicara dengan ayahmu.” Kata Nyonya Han. Hye Jun bingung bertanya harus patuhi siapa. Keduanya pun menjawab bersamaan.
“Aku patuhi Ibu saja.”ucap  Hye Jun bergegas masuk kamar. Tuan Sa mengumpat anaknya anak karena terus menghindar. 


“Aku suka dia ceria dan tak menyerah.” Ucap Nyonya Han. Tuan Sa tak percaya dengan sikap istrinya.
“Hidupnya bisa hancur. Jika dibiarkan melakukan yang dia suka, dia bisa tak berpenghasilan dan menjadi benalu. Sekalian saja berdoa agar berakhir begitu.” Ucap Tuan Sa marah
“Bagaimana bisa seorang ayah mengatakan itu?” keluh Nyonya Han kesal. Tuan Sa mengeluh kalau seperti itu karena cemas.
“Kecemasanmu sangat menjijikkan! Jika orang tua tak percaya anak mereka, lantas siapa? Lihatlah ke luar. Ada banyak orang mengantre untuk mencelanya!” ucap Nyonya Han.
“Dia pria. Dia harus menghidupi keluarga. Itu bukan hal mudah.” Tegas Tuan Sa
“Kenapa hanya pria yang harus menghidupi keluarga? Apa kau menghidupiku? Apa hanya kau yang bekerja?” balas Nyonya Han.
“Tak akan ada wanita sepertimu. Harus mencari di mana?” kata Tuan Sa.
“Kau saja bisa menemukannya, kenapa Hye-jun tak bisa? Aku mau membantu Hye-jun melakukan keinginannya. Tentu ini bisa merusak hidupnya seperti perkataanmu. Namun, setidaknya hidup dia hancur karena melakukan keinginannya. Apa kau pernah hidup melakukan hal yang kau inginkan?” kata Nyonya Han dengan nada tinggi.
“Bagaimana bisa hidup seperti itu? Hidup bukan candaan. Katamu dulu kau pintar dan pandai belajar? Mulai kerja sebelum usia 20 tahun, tapi keadaanmu tak berubah sampai kini.” Ucap Nyonya Han dingin.
“Mari…Mari kita berikan anak-anak kita kebebasan. Itu alasan aku bekerja. Meski aku harus bekerja seumur hidup, kuharap hidup anak-anakku lebih baik daripada hidupku.” Ucap Nyonya Han.
“Kutahu hidup tak bisa berjalan sesuai keinginan. Namun, dia ingin mencobanya. Aku tak ingin menjadi orang yang mematahkan mimpinya. Takkan kubiarkan kau melakukannya.” Tegas Nyonya Han.
“Jangan sampai kau menyesal. Hidup itu masalah waktu. Jangan salahkan aku karena tak menghentikanmu.” Balas Tuan Sa sambil menghela nafas. 



Nyonya Kim memakai anting saat akan tidur, Tuan Won heran istrinya yang berias sebelum tidur. Nyonya Kim menjawab ingin tampak cantik saat tidur. Tuan Won mengeluh kalau sungguh tak bisa memahami Istrinya. Nyonya Kim membalas Tak perlu dipahami,  karena hanya perlu mencintainya.
“Apa Hasil ujian masuk sekolah hukum Hae-na sudah keluar?” tanya Tuan Won. Nyonya Kim menjaab Belum keluar, tapi yakin kalau dia lulus.
“Nilainya cukup bagus karena menurun dariku.” Ucap Tuan Won bangga.
“Apa Kau pikir sekolah hukum hanya perlu nilai bagus?” ejek Nyonya Kim. Tuan Won pun balik bertanya perlu apa lagi.
“Kau menyerahkan anak-anak padaku dan hanya memeriksa sesekali.  Ada banyak yang diperlukan. Itulah caramu menunjukkan kehadiranmu di keluarga ini. Kau berhasil.” Sindir Nyonya Kim
“Tak bisakah bicara dengan baik?” keluh Tuan Won. Nyonya Kim pikir  Saatnya Tuan Won terbiasa dengan itu.
“Makin tua, makin mudah tersinggung.” Ucap Nyonya Kim. Tuan Won membalas kalauSelama ini ia hidup menahan semua yang menyinggungnya.
“Aku iri dengan suami istri yang harmonis.” Ucap Nyonya Kim. uan Won pikir semua suami istri sama saja.
“Mau baik atau tidak. Tak banyak berbeda.” Kata Tuan Won. Nyonya Kim mengeluh Pikiran suaminya sungguh tak kritis.
“Karena itu, aku terobsesi pada anak-anak.” Ucap Nyonya Kim. Tuan Won mengejek Meski begitu, akhirnya Istrinya akan kembali padanya.
“Aku harap hari itu akan tiba.” Kata Nyonya Kim lalu beranjak pergi. Tuan Won bertanya mau kemana.
“Anak-anak belum pulang. Aku harus mengurus mereka.” Ucap Nyonya Kim lalu beranjak pergi. 


Hye Jun duduk dimeja makan, Ibunya keluar kamar bertanya apa yang dilakukan anaknya. Hye Jun langsung memeluk ibunya,  dan mengucapakn Terima kasih. Nyonya Han pikir anaknya tak perlu berterima kasih karena ia yang bersikap egois.
“Ibu melakukan itu supaya tak disalahkan. Ibu bisa lebih jahat padamu daripada ayahmu.” Ucap Nyonya Han.
“Aku suka Ibu yang jahat.” Kata Hye Jun memeluk ibunya lebih erat lagi. 

Jeong Ha mengambil barang-barangnya, lalu teringat sesuatu dan kembali mengambil tas lainya. Ia berhenti didepan pintu bertanya-tanya  Apa Hye Jun kecewa karena berbohong Atau dia merasa terbebani karena  menyukainya.
“Tapi Kenapa dia diam saja?  Ini harus diselesaikan.” Ucap Jeong Ha mengeluarkan ponselnya.
“Awalnya aku yang salah. Tapi aku sudah mengaku. Bukankah kini giliran dia bicara?” kata Jeong Ha ingin menelp Hye Jun tapi mengurunkan niatnya.
“Dia sangat tak sopan. Lupakan saja.” Ucap Jeong Ha memasukan ponsel ke dalam sakunya. 

Ponselnya tiba-tiba bergetar dan terjatuh saat akan mengeluarkanya. Jeong Ha kaget melihat nama Hye Jun dan bergegas mengambilnya. Hye Jun memilih baju berpikir Jeong Ha sedang olahraga. Jeong Ha menjawab tidak.
“Apa Kau terengah-engah?” tanya Hye Jun. Jeong Ha mengaku baru mau pergi ke luar.
“Kau mau ke mana?” tanya Hye Jun. Jeong Ha menjawab Kerja di jalan. Hye Jun ingin tahu Setelah itu ke mana
“Pulang ke rumah.” Jawab Jeong Ha. Hye Jun mengerti. Jeong Ha tak mengerti Apa maksudnya "mengerti"
“Karena aku tahu kau tak ada janji, aku mau mengajak bertemu.” Jelas Hye Jun.
“Kenapa tak tanya sejak awal?” keluh Jeong Ha. Hye Jun mengaku tak mau tanpa basa-basi
“Memang akan terdengar mendadak. Namun, aku lebih suka begitu.” Ucap Jeong Ha
“Ada sesuatu yang harus kita selesaikan.Apa Kau ada waktu untuk mengobrol saat ini?” ucap Hye Jun
“Tidak. Aku harus pergi. Apa kakekmu sudah menemukan pekerjaan?” tanya Jeong Ha lalu bergegas pergi. 

Hye Jun keluar dari kamar. Kakek Sa bertanya apakah Hye Jun akan bertemu sutradara. Hye Jun menjawab Bukan tapi Manajer. Kakek Sa yakin Semuanya akan menjadi lebih baik dari sekarang dan Jika Hye Jun bermain film, maka pemeran utama tak akan terlihat karena terhalang olehnya.
“Kau sudah dibutakan cintamu padaku. Karena itu, aku akan berikan hadiah.”ucap Hye Jun memberikan sebuah ID Card. Kakek Sa bingung Apa ini.
“Kau ingin menjadi model.” Ucap Hye Jun. Kakek sa bingun Kapan bilang begitu.
“Katanya mau bekerja.” Ucap Hye Jun. Kakek Sa bingung apakah Model bisa hasilkan uang dan bertanya Siapa yang mau merekrutnya.
“Ternyata banyak. Kini kita hidup 100 tahun, jadi, usiamu belum tergolong tua. Ini disebut pasar samudra biru.”jelas Hye Jun. Kakek Sa tak percaya mendengarnya.
“Menurutku pekerjaan ini sangat cocok denganmu. Jika tak sukses, anggap saja kau bermain dan berolahraga.” Ucap Hye Jun
“Kembalikan. Kenapa harus bayar untuk bermain dan berolahraga?” kata Kakek Sa.
Hye Jun berkomentar kalau kakek Sa itu pasti takut. Kakek Sa mengeluh takut apa. Hye Jun menjawab kalau kakek Sa takut gagal karena kakeknya selalu Berkata bahwa kakeknya pasti bisa berkarier jika seusianya.
“Kau takut gagal, 'kan?” ucap Hye Jun. Kakek Sa membenarkan.  Hye Jun mengaku suka kakeknya yang bersikap jujur.
“Kau pasti bisa, Pak Sa.” Ucap Hye Jun menyakinkan. Tapi Kakek Sam meminta agar kembali saja. Hye Jun menolak menyuruh Kakek Sa agar mengembalikan sendiri.
“Kau tak boleh lagi berkata bahwa kau bisa melakukannya jika masih muda.” Ucap Hye Jun.
“Kau terlalu ketat. Aku tak suka.” Keluh Kakek Sa. Hye Jun menegaskan kalau ia juga tak suka pada kakeknya.
“Mari bertindak sesuai perkataan kita.” Ucap Hye Jun lalu berjalan pergi. Kakek Sa pun bingung dan melihat kartu AKADEMI MODEL SENIOR, SA MIN-GI. 



Nyonya Lee akan menaiki lift kaget melihat Hye Jun sudah ada didalam dengan tatapan sinsi bertanya Kenapa datang begitu saja. Hye Jun membawakan barang Nyonya Lee dan mengajak masuk.  Keduanya pun hanya terdiam dan akhirnya Nyonya Lee menyerah langsung bertanya.
“Jadi, bagaimana?” tanya Nyonya Lee. Hye Jun dengan senyuman menjawab kalau akan melakukanya. Nyonya Lee langsung berteriak gembira keluar dari lift. 

“Kau seorang aktor. Tak seharusnya membawa ini.” Ucap Nyonya Lee membawakan barang. Hye Jun heran Nyonya Lee bersikap seperti itu.
“Sudahlah... Kau adalah artisku. Perlakuanku harus baik agar perlakuan orang lain baik.” Ucap Nyonya Lee
“Aku suka sikapmu.” Kaa Hye Jun. Nyonya Lee pikir itu Bagus jadi mereka bisa bicarakan sikap Hye Jun.
“Sikapku selalu baik.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee menegaskan kalau Hye Jun harus memperbaiki itu.
“Kurangi egois dan tak objektifmu.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun pikir Aneh, karena diangga  bermasalah akibat terlalu objektif.
“Aku ralat. Kau terlalu objektif pada dirimu sendiri.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun mengejek Apa yakin kenal baik dirinya ini.
“Ya! Kenal. Aku… Aku hanya tak sangka… kau akan menyetujuinya. Aku agak bingung. Jika kau melakukannya, aku juga melakukannya. Sejujurnya aku tak yakin. Meski aku membentakmu, sesungguhnya aku menyerah karena kau tak mau melakukannya.” Ucap Nyonya Lee berkaca-kaca
Hye Jun bingung. Nyonya Lee akhirnya hanya bisa tertawa karena menurutnya ucapanya itu lucu dan sangat senang. Hye Jun melihat Nyonya Lee merasa managernya itu menyeramkan lalu mengejek bertanya apa masih waras. Nyonya Lee menegaskan masih.


Nyonya Lee memberikan KONTRAK KERJA, sambil menegaskan  Hal paling dibenci adalah mengutamakan relasi pribadi dalam pekerjaan. Hye Jun mengaku ia juga tak mau bekerja mengutamakan relasi menurutnya ini Sudah cukup danTak ada yang berakhir baik.
“Biasanya kontrak pemula 50-50, 'kan? Namun, situasimu sedang tak baik. Jadi, 70-30 saja! Bagianmu lebih banyak.” Ucap Nyonya Lee
“Masa kontrak tujuh tahun? Lama sekali.” kata Hye Jun membaca kontrak. Nyonya Lee mejelaskan Ini termasuk masa wajib militernya.
“Tak ada kontrak seperti ini. Kau sangat diutamakan.” Ucap Nyonya Lee menyakinkan.
“Katanya tak mau mengutamakan relasi?” ucap Hye Jun. Nyonya Lee membenarkan dan tahu keadaan Hye Jun.
“Aku mau 50-50 dan masa kontrak satu tahun. Apa pun bisa terjadi. Aku tak ingin menyusahkanmu.” Ucap Hye Jun menatap Nyonya Lee
“Lihatlah matamu. Bagaimana mungkin aku mengalahkan mata itu? Dia lembut, tapi di saat genting bertindak sesuka hati.” Keluh Nyonya Lee.
Hye Jun merasa tak seperti itu , Nyonya Lee mengeluh kalau Hye Jun ak sadar dan menurutnya Para sutradara harus mengetahui ini dan mengambil surat kontrak karena Akan menulis ulang kontraknya dan mengajak untuk bekerja keras!
“Kau tak akan berpacaran, jadi, itu bagus.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun mengeluh agar Nyonya Lee Jangan terlalu yakin.
“Apa Kau belum bisa melupakan Ji-a? Kenapa putus dengannya? Padahal terlihat serasi.” Ucap Nyonya Lee dan membuat Hye Jun terdiam. 


Flash Back
Hye Jun berjalan menelp Ji-a, saat itu seorang wanita keluar dari gedung tapi seorang pria menjemputnya. Ji A melihat Hye Jun yang menelp dan akhirnya meminta izin pada si pria agar bisa mengangkat telpnya. Hye Jun bisa melihat dari kejauhan.
“Aku ke perpustakaan untuk antar pulang.” Ucap Hye Jun. Ji A meminta maaf mengaku masih harus belajar.
“Ujian masuk sekolah hukum sebentar lagi.” Kaya Ji A. Hye Jun pikir Sudah waktunya Jin A pulang.
“Hari ini aku harus cukup fokus belajar.” Ucap Ji A memberikan alasan. Hye Jun pun bisa mengerti.
“Aku berkata bahwa sudah sampai. Apa Kau tak penasaran di mana keberadaanku?” ucap Hye Jun. Saat itu Ji A bisa melihat Hye Jun yang berdiri tak jauh darinya. 

Ji A pun mendekat bertanya Kenapa tak mendatanginya. Hye Jun bertanya balik dengan pertanyaan yang sama dan merasa Ji A sengaja agar bisa melihatnya. Ji A mengeluh karena Hye Jun berpikir kalau ia bisa sejahat itu
“Menurutku kau pintar. Kau ingin putus, dan mengungkapkannya seperti ini. Kau kira saat melihatmu, aku akan simpan rasa sakit seorang diri. Lalu, pulang dan memutuskanmu.” Akui Hye Jun.
“Kau berubah.” Komentar Ji A. Hye Jun menegaskan Meski ditipu sekali, maka takkan tertipu lagi.
“Jangan ragukan cintaku.” Tegas Ji A. Hye Jun mengaku  akan mengingat saat mencintai Ji A lalu beranjak pergi. 

Jin Ju menyambut Nyonya Kim dan Hae Hyo di salon meminta agar duduk lebih dulu.  Nyonya Kim bertanya apa Tak ada Jeong-ha. Jin Ju menjawa  Hari ini dia libur. Hae Hyo mengeluh Kenapa tak bilang saat reservas Jin Ju menjawab kalau Manajer Hae Hyo yang reservasi.
“An Jeong-ha buka penata utama. Jadi, harus membuat permintaan khusus. Aku yang merias semua pelanggan penting.” Ucap Jin Ju
“Hari ini dirias Bu Jin-ju saja.” Ucap Nyonya Kim. Jin Ju pun meminta Hae Hyo menunggu karena akan merias setelah Profesor Kim.
“Tidak. Tolong rias Hae-hyo dulu. Dia ada pemotretan. Aku mau keramas dulu. Kenapa diam saja?” ucap Nyonya Kim melihat anaknya menghela nafas.
“Sepertinya kau hanya ingin dirias oleh Jeong-ha. Tampaknya kau lebih suka kenyamanan daripada kemampuan.”komentar Jin Ju menyindir
“Kau terlalu banyak bicara akhir-akhir ini. Kau tak profesional. Aku tak sempat mengobrol dengan putraku di pagi hari. Bisa cari tempat untuk kami bicara?” ucap Nyonya Kim
“Tentu saja. Aku sangat menyukai kepribadianmu.” Ucap Jin Ju ramah lalu pergi keluar ruangan. 


Di ruang lain, Hae Hyo bertanya  Ada apa. Nyonya Kim pikir Sebenarnya bisa dibicarakan di rumah, tapi ingin bicara sekarang karena tak ingin kesal seharian. Hae Hyo pikir pikir Menakutkan. Nyonya Kim mengaku paham anaknya ingin dirias oleh An Jeong-ha.
“Namun, harus ada alasan jelas jika kau tak mau dirias oleh orang lain selain dia.” Jelas Nyonya Kim
“Apa Aku tak bisa pilih penata riasku?” ucap Hae Hyo. Nyonya Kim ingin tahu apakah anaknya menyukai Jeong Ha.
“Ya... Karena itu aku mau dirias olehnya.” Ucap Hae Hyo tak mau menutupinya.
“Artinya kau menyukainya sebagai penata rias.” Kata Nyonya Kim, Hae Hyo pun bertanya memangnya kenapa.
“Orang lain tak berpikir seperti itu. Kau dengar sindiran Bu Jin-ju, 'kan? Kenapa kau menimbulkan gosip? Ada banyak orang di sini.” Ucap Nyonya Kim
“Aku mau pindah salon.”kata Hae Hyo. Nyonya Kim tahu Berhenti adalah cara termudah dan Itu pilihan terakhir.
“Apa Ibu tahu alasan aku berusaha menghindari di sekelilingmu ?” ucap Hae Hyo
“Karena aman. Karena kau di usia yang menyukai hal berbahaya.” Ucap Nyonya Kim santai. 

Jeong Ha sedang membuat video pelangan yang ingin membuat Pipinya agar lebih tirus. Saat itu Jin Ju menelp, Jeong Ha pun meminta izin agar bisa mengangkatnya lebih dulu. Jin Ju menyuruh Setelah salon tutup, ada pelatihan untuk semua staf.
“Namun, hari ini aku libur.” Ucap Jeong Ha. Jin Ju mengaku tahu tapi Jeong Ha harus ikut pelatihan.
“Bukankah seharusnya aku diberi tahu satu hari sebelumnya?” kata Jeong Ha menyela
“Kau jadi lancang karena Direktur menaikkan pangkatmu. Pangkat itu hanya terbatas untuk Won Hae-hyo. Jadi, secara keseluruhan pangkatmu tak naik. Aku penasaran kenapa dia memintamu.” Ucap Jin Ju marah. Jeong Ha menegaskan bukan itu
“Hanya ini cara pasti untuk menunjukkan bahwa pangkatku lebih tinggi darimu. Benar, 'kan?” ucap Jin Ju Pelangaan Jeong Ha meminta agar bisa lebih cepat.
Akhirnya Jeong Ha pun menyudahi telpnya mengaku ada janji hari ini. Jin Ju tak percaya kalau telpnya ditutup begitu saja. 


MUDA, MASKULIN, KARISMA, Hae Hyo sedang memakain baju dengan KONSEP B, TRENDI Jin U sibuk merapihkan kabel. Sang Photographera bertanya pada Jin U kenapa katering belum datang. Jin U tak menjawabnya.
“Apa ada setrika?”tanya Seorang wanita. Jin U menjawab kalau ada di lemari kantor.
“Kenapa kau hanya diam saja?” keluh si wanita. Jin U akhirnya melangkah pergi dan si PG pun mengeluh karena Jin U tak menjawab pertanyaanya. “Jika macet, bisa telat 10 hingga 20 menit.” Ucap Jin U beranjak pergi dengan wajah kesal. Tapi kakinya malah tersandung kabel dan lampunya pun langsung pecah.
“Maaf.” Ucap Jin U kaget dan saat itu Hae Hyo melihat dari kejauhan. Semua orang pun menatap ke arah Jin U
“Kau malah menghindar. Seharusnya kau menghalanginya menggunakan badanmu. Apa badanmu begitu berharga? Apa Kau tahu berapa harganya lampu ini ?” teriak si PG
“Aku akan ganti rugi.” Ucap Jin U. Si PG menegaskan Tanpa memberi tahu, maka  akan potong dari upahnya.
“Apa Kau tak bisa mengatur kabel? Dasar bajingan tak kompeten.” Ucap Si PG marah 


“Jangan mengumpat. Kau bahkan tak memenuhi upah minimum.” Ucap Jin U marah
“Aku mengajarkanmu trik bekerja, itu jauh lebih penting dari uang. Jika ditukar dengan uang… Kau mengerjakan semua yang menguntungkan.” Ucap Si PD
“Trik apa yang kau maksud?” keluh Jin U. Si pria menegkasan kalau ini adalah trik dan Uanglah segalanya.
“Maka gaji aku dengan layak.” Ucap Jin U. Si PG pun menyuruh Jin U Tak usah kerja lagi mulai besok. Jin U pun menganguk mengerti dan beranjak pergi. Si PG panik menegaskan kalau Mulai besok!
“Sekarang kau harus kerja.” Ucap PG. Jin U pikir akan lapor ke Disnaker lalu berjalan peri. 

Jin-u masuk ruangan sambil bernyanyi dengan lirik “Ini hari terakhirku Jadi, aku akan bersantai Aku akan bekerja sendiri mulai kini” Hae Hyo masuk ruangan heran melihat temanya malah terlihat senang. Jin U mengaku tak dirugikan dan memang ingin istirahat.
“Katanya berhenti adalah hal termudah.” Ucap Hae Hyo. Jin U pikir  Itu… hanya berlaku untuk orang seperti Hae Hyo
“Sebelum sungguh berhenti, aku sudah sering menahan diri untuk tak berhenti.” Ucap Jin U
“Apa harus membandingkanku denganmu seperti itu?” keluh Hae Hyo.
“Aku dipermalukan di depanmu. Apa aku tak boleh kesal?” teriak Jin U marah
“Pak, aku ada jadwal lain. Tolong selesaikan dalam 30 menit Atau aku akan pergi.” ucap Hae Hyo pada PG yang datang lalu berjalan pergi. Jin U pun pamit pergi. 

PG pun datang  Jin U mengaku sudah mengenalnya. Jin U bertanya mengenal apa. PG menjawab Jin U bermulut besar. Jin U yang kesal akan pergi. Si PG langsung menahanya meminta agar Jangan begitu dan mengaku kalau ingin melucu.

“Semua tertawa saat aku bicara tadi. Jadi, aku…” ucap PG. Jin U mengeluh menurutnya  Jika ingin melucu,  lebih baik hina diri sendiri.
“Kenapa harus melecehkan orang?” ucap Jin U. Si Pga mengerti Jin U marah
“Apa aku pernah meremehkanmu di depan orang-orang? Aku selalu memperlakukanmu dengan sopan. Tapi kapan pun ada orang, kau menggila dan melecehkan…” ucap Jin U
“Maafkan aku. Dulu aku mempelajari cara bekerja seperti itu. Pada masaku, tulang keringku dipukul senior. Semua belajar bekerja seperti itu.Hanya menerima uang transportasi…” ucap PH
“Astaga. Berhenti membual.” Keluh Jin U. PG pun menahan Jin U memastikan kalau memang benar-benar pergi.
“Tidak. Aku hanya bertanya. Jin-u, apa kau bisa tidur jika melakukan ini padaku?” ucap PG
“Tentu saja. Aku pasti tidur dengan nyenyak.” Ucap Jin U akan pergi. PG kembali menahan pergi.
“Jika kau pergi begitu saja, aku harus batalkan pemotretan. Apa Tahu berapa kerugianku?” ucap PG. Jin U mengaku tak ingin tahu dan akan keluar ruangan.
“Aku seniormu saat kuliah. Tak mudah mencari lulusan universitas kita.” Ucap Si PG
“Semestinya tak mudah. Jika bertemu senior sepertimu lagi, aku… tak akan diam saja.”ucap Jin U akan memberikan pukulan. Si senior terlihat ketakutan. Tapi Akhirnya Jin U bisa menahan amarahnya tak sampai memukul. 



Kakek Sa pergi ke AKADEMI MODEL SENIOR dan melihat orang-orang seusianya sedang berlatih berjalan di catwalk. Seorang wanita bertanya apa ada yang bisa dibantu. Kakek Sa memberikan kartu anggotanya kalau cucunya itu memberikannya.
“Ya. Kenapa kau sudah di sini? Kelas pemula dimulai pekan depan.” Ucap Si pegawai. Kakek Sa pun mengerti.
“Kita akan belajar bersama. Kau memiliki cucu yang baik. Cucu-cucuku bahkan tak tahu apa yang aku lakukan.” Komentar Kakek Lain mendekati Kakek Sa.
“Baru saja bertemu. Kenapa sudah sok dekat?” gumam Kakek Sa kesal lalu bertanya Berapa usianya. 

Hye Jun menaiki bus lalu menerim pesan dari Nyonya Lee sebuah video pertandingan sepak bola yang membuat gol dengan Tekniknya yang harus sempurna.

Flash Back
Nyonya Lee menegaskan kalau Hye Jun itu  tak berambisi. Hye Jun mengeluh lagi-lagi membahasnya dan meminta agar Berhenti membahas itu. Nyonya Lee meminta agar bicara serius dan sedang membicarakan visi agensi mereka. Hye Jun mempersilahkan agar mengatakanya.
“Saat ini adalah masa depan yang datang lebih cepat. Sosokmu saat ini adalah sosokmu di masa depan.” Ucap Nyonya Lee
“Bukankah itu tak masuk akal?” komentar Hye Jun.  Nyonya Lee menegaskan tidak seperti itu.
“Masa depan tak berubah jika tak diubah sekarang. Jujur dan polos itu baik, tapi tak bisa menang dengan itu.” Ucap Nyonya Lee
“Kenapa harus menang? Sainganku diriku sendiri. Aku akan melawan diriku sendiri.” Kata Hye Jun
“Kenapa bertarung dengan diri sendiri? Kenapa memukul diri sendiri? Jika terluka, siapa yang ganti rugi? Apa Kau pukul dan bayar biaya rumah sakit sendiri?” ucap Nyonya Lee. Hye Jun pikir itu Benar juga.
“Sudah kubilang begitu. Bertarung itu dengan orang lain.” Tegas Nyonya Lee. Hye Jun menegaskan tak mau jatuhkan orang lain untuk menang.
“Kau bukan benci persaingan, tapi takut tertinggal. Makanya kau tak pernah memulai. Kau harus mengatasi itu. Jadi, apa yang akan kau lakukan?” ucap Nyonya Lee.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar