PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 30 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Gyeong Jun merapihkan semua koper dan menatap kamarnya lalu mengucapkan Selamat tinggal dan mengaku Selama in tak terlalu berkesan dengan sangat yakin kalau tak hidup bersama lagi. Ayahnya masuk kamar bertanya apa Ini barang-barangnya dan tak perlu bawa meja.

“Di sana sudah ada meja. Perkakas rumah tangga sudah tersedia.” Ucap Gyeong Jun dengan senyuman

“Apa Kau sesenang itu?” keluh Ayahnya. Nyonya Han masuk memberitahu kalau Hye-jun menunggu di luar. Cepat keluar.

“Seharusnya dia bantu bawa barang.” Keluh Tuan Sa. Nyonya Han pikir suaminya bisa melakukannya.

“Kau masih bertenaga. Kenapa menyuruh dia?” ucap Nyonya Han sinis dan langsung keluar kamar.

“Dingin sekali... Angin dingin bertiup kencang di sini. Ayah akan kesepian tanpamu.” Ucap Tuan Sa sedih. Tapi Gyeong Jun senang karena akan tinggal sendiri membawa kopernya.  Tuan Sa mengeluh Tak ada yang mengerti perasaanya


Hye Jun sibuk memasukan koper ke dalam mobil.  Gyeong Jun pun pamit pada Kakek, Ibu, Ayah. Nyonya Han meminta anaknya agar makan dengan teratur. Gyeong Jun menganguk mengerti. Tuan sa mengeluh anaknya terlihat senang sekali.

“Dia keluar dari rumah, tapi kenapa suasana begitu hangat?” keluh Tuan Sa kesal

“Kau yang aneh. Usianya 28 tahun. Kita harus senang melihat dia hidup mandiri.” Ucap Nyonya Han kesal

“Kenapa kau terus mengomeliku?” keluh Tuan Sa. Kakek Sa membela Nyonya Han.

“Menurut ayah, dia tak mengomelimu. Dia hanya menjelaskan situasi. Kemampuan pertimbangan Ae-suk sangat baik.” Ucap Kakek Sa.

Nyonya Han tersenyum bahagia mendengarnya. Tuan Sa yang kesal pun tak ingin membahasnya lagi. Gyeong Jun pun akhirnya pamit pergimasuk ke dalam mobil. 


Jeong Ha membawa cangkir ke pantry melihat Su Bin sedang mencuci merasa kalau Banyak sekali cangkir kotor jadi meminta agar ia yang mencucinya.  Su Bin pikir biar ia saja dan Jeong Ha bisa langsung pulang seusai ke lokasi syuting Hae-hyo. Jeong Ha pun menganguk mengerti.

“Su-bin... Bagaimana pendapat orang-orang tentangku di sini? Katakanlah dengan jujur. Aku tak suka tak tahu apa-apa dan terlihat bodoh.” Ucap Jeong Han. Su Bin terlihat gugup.

“Orang-orang salah paham. Mereka tak mendengarkan perkataanku.” Ucap Su Bin kesal 


“Aku ingin tahu ucapan persis mereka. Agar bisa mencari solusi.” Kata Jeong Han

“Orang yang suka melapor tak terlihat baik. Pemangsa yang hanya merebut pelanggan pria Bu Jin-ju.” Kata Su Bin. Jeong Ha hanya bisa tertawa mendengarnya.

“Astaga... Kau kesal, 'kan?” kata Su Bin. Jeong Ha membenarkan Tapi ia harus tetap kerja.

“Tolong cuci ini semua.” Kata Jeong Ha. Su Bin menganguk mengerti dan akhirnya memberikan semangat pada Jeong Ha. 


Jeong Ha menatap keluar jendela mobil. Hae Hyo melihat Jeong Ha berpikir kalau sedang kesal. Jeong Ha mengauk Tidak tapi menganggap ini sebagai bagian dari keseharian dan Kehidupan bukan jalan berbunga, tapi tempat konstruksi.

“Maksudmu, keseharianmu adalah tempat konstruksi. Jadi, kau sedang menderita?” ucap Hae Hyo

“Kenapa menyetir sendiri?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo mengaku hanya ingin pergi dengan tenang.

“Baik. Aku akan menutup mulutku.” Kata Jeong Ha. Hyeo Hyo bertanya Apa Hye-jun baik-baik saja

“Tapi Kenapa tanya kabar dia padamu?”ucap Hae Hyo heran. Jeong Ha pikir  Karena Hae Hyo pikir ia pasti tahu.

“Melihat kau tertawa di lokasi konstruksi, Hye-jun cukup kompeten.” Komentar Hae Hyo. Jeong Ha membenarkan kalau Dia kompeten.


Hye Jun menurunkan koper dari mobil dan melihat apartement kakaknya yang cukup bagus. Gyeong Jun pun mengajak adiknya masuk dan berkomentar kalau Ini gedung baru jadi Bersih. Hye Jun membenarkan. Gyeong Ju meminta agar adiknya mampir.

“Tapi jangan terlalu sering... Di dalam lebih bagus... Ayo masuk.” Ucap Gyeong Jun lalu mencoba mengeluarkan kunci  dipintu.

“Kenapa begini? Apa salah unit?” ucap Gyeong Jun bingung tak bisa membuka pintu dan melihat catatan [UNIT 502, SANDI 1388] dan mencoba lagi.

“Apa benar yang ini?” kata Hye Jun. Gyeong Jun mengeluh adiknya menganggap  bisa seceroboh itu dan terus mencoba menekan password.

“Jangan marah. Kenapa tak bisa dibuka?” kata Hye Jun. Gyeong Jun memastikan kalau Ini benar unit 502. Saat itu tiba-tiba pintu dibuka. 


“Sedang apa di depan rumahku?” ucap Seorang pria membuka pintu dan terlihat kesal.

“Kau sendiri sedang apa di rumahku? Kenapa bajumu begini? Seperti rumah sendiri saja.” Ucap Si pria marah

“Karena ini rumahku. Kau orang kelima yang sebut ini rumah mereka. Apa Menurutmu aku kesal atau tidak?” kata Si pria kesal

“Bagaimana kami percaya bahwa kau pemilik rumah?” ucap Hye Jun menahan pintu. Si pria memuji Hye Jun yang pintar. 



“Kalian kena tipu. Jadi Cepat laporkan.” Kata Si pria. Hye Jun meminta kakaknya agar menelp brokernya.

Gyeong Jun yang kaget mencoba menelp orang yang mengambil uangnya dan tak bisa dihubungi. Hye Jun pun bisa tahu kalau kakaknya sudah kena tipu. Gyeong Jung mencoba lagi karena tak bisa dihubungi. Si pria pun meminta agar Hye Jun Singkirkan tanganya.

“Maafkan kami.” Ucap Hye Jun membungkuk. Gyeong Jun tak bisa terima dan dari dalam sipria berteriak menyuruh pergi karena terlalu berisik.

“Ayo pergi” kata Hye Jun. Gyeong Jun tak bisa terima untuk pergi saja sebelum seluruh kasus ini terungkap.

“Menurutku setengah kasus ini sudah terungkap. Ayo cari tahu sisanya.” Ucap Hye Jun berjalan pergi membawa koper.

Gyeong Jun berteriak memanggil adiknya, dari dalam kembali berteriak kalau mereka berisik. Akhirnya Hye Jun menarik kakaknya untuk pergi.

Mereka pun pergi ke kantor polisi dan Gyeong Jun memperlihatkan Surat kuasa, Sertifikat keaslian segel, Pernyataan kepemilikan. Lalu Kontrak unit 502. Ia yakin nNama pemilik Kwon Nam-hui, dan nomor rekeningnya serta bukti transfer.

“Ini milik Kwon Nam-hui juga. Semua sempurna.” Kata Gyeong Jun. Polisi mengau sudah tahu dan memberitahu kalau Gyeong Jun benar-benar ditipu.

“Ada lima orang yang menyewa unit 502.” Kata Polisi. Gyeong Jung kesal karena Sudah bilang berkali-kali.

“Kwon Nam-hui yang menerima uang memiliki nama yang sama dengan pemilik rumah.” Ucap Polisi 


“Ini artinya kau menandatangani kontrak ganda.” Ucap Hye Jun. Polisi memberitahu kalau Tuan Kwon  menyewakan unit yang sudah berpenghuni.

“Aku juga mengerti. Ada kemungkinan pemilik rumah dan broker bekerja sama.’ Kata Gyeong Jun

“Pemilik rumah akan diselidiki. Silakan tunggu di rumah. Kami akan hubungi.” Kata Polisii

“Apa kami bisa dapatkan kembali uang depositnya?” tanya Hye Jun mencoba agar kakaknya bisa tenang.

“Apa Perlu kuberi harapan?” kata Polisi. Hye Jun pun sudah tahu kalau itu pasti sudah hilang. 


Akhirnya keduanya keluar dari kantor polisi. Gyeong Jun terlihat sangat frustasi. Hye Jun mengeluh lapar dan akan mengajaknya untuk traktir makan. Gyeong Jun kesal kalau adiknya berpikir kalau ia masih nafsu makan. Tapi saat di restoran, Gyeong Jun makan dengan lahap.

“Bibi... Tambah samgyeopsal dua porsi lagi.” Kata Hye Jun. Si bibi mengerti.

“Permisi.. Dan satu telur kukus.” Kata Gyeong Jun. Si bibi mengerti akan menambah satu telur kukus.


Hae Hyo sedang syuting adegan dengan seorang wanita seperti akan berpisah di pinggir sungai Han. Jeong Ha melihatnya dari kejauhan lalu melihat ponselnya karena ada pesan yang masuk.

[DARI LEE YEONG-SU, BCZTV, JARINGAN TERBAIK DI DUNIA - Halo, aku Lee Yeong-su, manajer kemitraan BCZTV cabang Korea. Kami ingin menawarkan kemitraan kepadamu.]

Akhirnya adegan terakhir saat si wanita memeluk Hae Hyo karena tak mau berpisah. Sutradara pun berteriak “Cut” dan menurutnya adeganya sudah cukup.  Jeong Ha pun pamit pada manager Hae Hyo untuk pergi dulu.


“Hae-hyo pasti akan mengantarmu.” Kata Manager. Jeong Ha mengaku  ingin pergi sendiri dan meminta agar Tolong sampaikan salamnya.

Hae Hyo akhirnya bertemu dengan Managernya melihat Jeong Ha sudah pergi bertanya mau pergi ke mana. Manager memberitahu kalau Dia mau pergi sendiri. Hae Hyo terdiam dan akhirnya berlari mengejar Jeon Ha sambil mengingat kenanganya.

***

Flash Back

Jeong Ha mengaku pada Hae Hyo kalau penggemar Hye-jun dan meminta Tolong jangan beri tahu Hye-jun. Hae Hyo pikir kalau Hye Jun pasti jadi menyukainya dan mengaku sangat kenal Hye-jun. Jeong Ha mengaku jadi lebih menyukainya.

“Aku sedang berusaha untuk tak jatuh hati. Aku memutuskan untuk tak berpacaran dengannya, tapi tak bisa. Apa aku melakukan hal yang benar, Won Hae-hyo?” ucap Jeong Han. 




Hae Hyo dengan nafas terengah-engah mengejar Jeong Ha. Jeong Ha  bingung bertanya Kenapa. Hae Hyo meminta agar Jeong Ha jangan terkejut. JeongHa pun bertanya Ada apa. Hae Hyo berpesan agar Hati-hati di jalan.

“Aku ingin akhiri hari dengan baik.” Kata Hae Yo. Jeong Ha menganguk mengerti agar mengakhiri dengan baik.

“Kau juga hati-hati. Kau melakukannya dengan baik... Aku pamit.” Ucap Jeong Ha lalu berjalan pergi. Hae Hyo melihat Jeong Ha meminta agar jangan pergi tapi tak bisa menahanya. 


Kakek Sa sedang berlatih berdiri tegang di dinding dan terlihat menahan sakit. Nyonya Han yan melihatnya berkomentar Padahal terlihat mudah dan bertanya Apa itu melelahkan. Kakek Sa membenarkan, Nyonya Sa berdiri disamping ayah mertuanya.

“Melakukan ini tak semudah kelihatannya. Kenapa tak memberi tahu?” kata Nyonya Han.

“Ayah berniat memberi kejutan setelah sukses. Jika Yeong-nam tahu, dia pasti hanya akan mengomel. Ayah juga cemas soal pendapatmu.” Kata kakek Sa

“Ayah melakukan hal yang tepat. Tapi Aku juga mau coba.” Ucap NyonyaHan. Kakek Sa pun bergeser. Nyonya Han pikir Terlihat mudah.


“Ayo mulai. Buang napas... Buat perut sedatar mungkin.” Kata Kakek Sa memberikan saran. Nyonya Han berkomentar Ternyata ini sulit.

“Sedang apa di tengah malam?” ejek Tuan Sa keluar dari kamar. Nyonya Han menyindir kalau ini Bukan urusannya.

“Pendengaranmu baik sekali. Gyeong-jun sungguh keterlaluan. Seharusnya dia berkabar.” Keluh Tuan Sa mengambil minum.

“Kau bisa menghubunginya.” Kata kakek Sa. Tuan Sa merasa tak akan menghubungi lebih dulu.

“Dia terlihat sangat senang keluar dari rumah.”kata Tuan Sa. Nyonya Han pikir Tentu saja. Dia pasti sangat senang.

“Aku iri pada Gyeong-jun.” kata Nyonya Han yang ingin pergi dari rumah juga. Tuan Sa hanya bisa terdiam. 


Hye Jun akhirnya mengajak kakanya pulang dan menyuruhnya turun tapi Gyeong Jun seperti tak bisa turun.  Hye Jun menyuruh kakaknya agar mengangkat kopernya. Gyeong Jun hanya diam dan tiba-tiba mengumpat marah.

“Kau akan Makin kesal jika dipikirkan.” Ucap Hye Jun. Gyeong Jun mengaku terus merasa kesal.

“Bagaimana bisa aku tertipu bajingan begitu?” kata Gyeong Jun marah. Hye Jun pikir harus merelakan saja.

“Lebih cepat merelakannya, maka lebih baik untukmu.” Kata Hye Jun akan masuk rumah. 


“Aku tak bisa masuk. Aku tak bisa bertemu mereka.”kata Gyeong Jun. Hye Jun menegaskan kalau kakaknya tetap harus bertemu mereka.

“Hei... Meski orang lain iri dengan pekerjaanku, gajiku sebulan sama seperti satu tas mewah milik anak keluarga kaya. Apa aku bisa beli rumah di Seoul dan menjadi kaya dengan menabung?” ucap Gyeong Jun marah

“Aku akan terus hidup begini dan kesulitan sampai mati. Aku hanya ingin hidup sendiri dan merasa bebas. Melupakan soal keluarga, melupakan kewajibanku sebagai anak sulung. Namun, aku kena tipu seperti ini. Apa salahku?” ucap Gyeong Jun marah

“Apa yang pernah kau lakukan sebagai anak sulung?” ucap Hye Jun menyindir.

“Aku selalu menyayangi keluarga ini sepenuh hati. Jika dilakukan dengan hati, suatu saat akan terlihat.” Ucap Gyeong Jun.

“Hei... Siapa yang membuat keributan di depan rumah orang lain?” keluh Tuan Sa keluar dari rumah. Hye Jun akhirnya membawa koper kakaknya.

“Hei... Kenapa Gyeong-jun di sini? Ada apa ini? Kenapa barang-barang dibawa kembali? Sebenarnya ada apa?” tanya Tuan Sa bingng

“Tanya Gyeong-jun.” ucap Hye Jun. Gyeong Jun pun kesal tak mau membawa kopernya. 


Hye Jun masuk rumah, Nyonya Han heran Kenapa itu dibawa kembal lalu melihat Gyeong Jun datang kembali ke rumah. Nyonya Han ingintahu ada apa ini. Tuan Sa menjawab kalau tak tahu karena Gyeong Jun tak mau bicara. Nyonya Han memanggil Gyeong Jun.

“Tunggu... Daripada tanya dia, lebih baik bertanya padanya.” Kata Kakek Sa menunjuk ke kamar Hye Jun. 


“Hye-jun, kau harus memberi tahu kami. Kalian terlihat seperti mengalami sesuatu yang buruk.” Kata kakek Sa

“Sesuatu yang buruk terjadi.” Ucap Hye Jun sambil mengaruk kepalanya.  Kakek Sa bertanya Apa kena tipu?

“Apartemen hanya satu, tapi broker menerima uang dari beberapa penyewa dan kabur. Detailnya perlu diselidiki lebih lanjut.” Ucap Hye Jun

“Siapa yang mengatakan itu?” tanya Tuan Sa. Hye Jun memberitahu kalau sudah pergi ke kantor polisi.


“Pantas saja. Harga sewanya terlalu murah.” Kata Nyonya Han. Tuan Sa merasa itu Tak mungkin.

“Bagaimana bisa Gyeong-jun kena tipu? Apa Dia kirim uang tanpa periksa lebih dulu?” kata Tuan Sa marah

“Gyeong-jun tak salah. Orang tak akan tertipu jika tahu akan ditipu. Orang yang tak pernah tertipu berpikir bahwa orang yang tertipu ditipu karena kesalahan mereka sendiri. Orang yang tertipu merasa lebih tak adil.” Kata Kakek Sa

“Ayah tampak sangat senang karena bidang keahlianmu dibicarakan.” Ejek Tuan Sa 


“Makanya kenapa keluar dari rumah? Seharusnya pergi setelah uang terkumpul.” Ucap Nyonya Han kesal

“Kenapa mempermasalahkan itu? Dia pasti sedih. Dia baru kali pertama mengalami ini.” Kata Tuan Sa membela.

“Kau sangat pengertian sekali. Lakukan itu ke orang lain juga!”ejek Nyoya Han.

“Benar. Menurutku Ayah harus minta maaf padaku.” Kata Hye Jun. Tuan Sa mengeluh Minta maaf untuk apa

“Ayah memukulku.” Ucap Hye Jun. Dan kakek Sa pikir anaknya juag harus minta maaf. Tuan Sa mengeluh mendnegarnya.

“Meski kau orang tua, harus minta maaf jika salah. Ayah selalu minta maaf padamu. Kau Tak seharusnya mendahulukan harga dirimu.” Ucap Kakek Sa 


“Aku memukul dia karena Ayah.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han pikir mereka harus mengatakan satu hal saja.

“Bicarakan penipuan Gyeong-jun, masalah Hye-jun, lalu masalah Ayah tak akan ada hentinya. Penipuan Gyeong-jun yang paling besar hari ini. Hentikan pembicaraan di sini.” Ucap Nyonya Han.

Kakek Sa pikir Ae-suk menyimpulkan dengan baik. Akhirnya Hye Jun keluar kamar mengambil minum menatap pintu kamar kakaknya. Ia pun membaca pesan dari Jeong Ha “Selamat tidur.” Wajahnya tersenyum lalu membalas pesan Jeong Ha. 


Jeong Ha masih sibuk membuat video vlognya dirumahnya. Ia membritahu Hari ini mendapatkan tawaran mitra dari jaringan multisaluran.

“Aku akan memutuskan apa akan terus membuat konten sendiri atau bekerja sama dengan orang lain setelah bertemu dengan mereka.” Ucap Jeong Ha lalu memperlihatka buku “THE PRESENT”

"Jika kau fokus saat mengerjakan sesuatu, artinya kau tak bimbang dan bahagia." Perasaanku sekarang sedikit rumit. Sekarang sudah bulan Maret. Hati-hati agar tak pilek. Ini adalah cerita Jeong-ha.” Ucap Jeong Ha lalu mematikan kamera dan lampunya. 


Tuan Won sibuk melihat tabnya sambil makan salad. Nyonya Kim meminta agar Jangan lakukan hal lain saat sedang maka karean mereka bisa berbicara sambil saling menatap wajah. Tuan Won pikir istrinya selalu mengajak bicara, tapi hal yang dibicarakan tak penting.

“Membicarakan hal yang tak penting itu menyenangkan.” Komentar Nyonya Kim.

“Carilah ART yang pintar memasak.” Kata Tuan Won. Nyonya Kim pikir Makin bertambah tua, lebih baik mengurangi porsi makan.


“Kau selalu makan di luar. Mari makan sedikit saat di rumah.” Kata Nyonya Kim

“Kau pintar masak. Kenapa tak masak?” keluh Tuan Won. Nyonya Kim menjawab Karena tak mau.

“Jika begini, kenapa mengajak bicara?” ucap Tuan Won kesal. Nyonya Kim mengerti akan carikan orang.

“Minta tolong pada Ae-suk.” Ucap Tuan Won. Nyonya Kim pikir akan mengurusnya.


Hye Jun membaca buku THE PRESENT, dibagian HADIAH PALING BERHARGA DI DUNIA, [TIGA CARA MENGGUNAKAN WAKTUMU SEBAIK MUNGKIN, HIDUP DI MASA KINI, BELAJAR DARI MASA LALU, MERENCANAKAN MASA DEPAN]

Jeong Ha menerima pesan dari Hye Jun  "Hadiah paling berharga di dunia adalah hidup di masa kini, belajar dari masa lalu,< dan merencanakan masa depan." Lalu tersenyum bahagia.

“Aku akan temui sutradara di stasiun penyiaran. Kau sedang apa?” tulis Hye Jun  

“Aku akan menemui manajer jaringan multisaluran. Aku merindukanmu.” Balas Jeong Ha. Hye Jun mengaku ia juga merindukanya lalu mencari managernya.


Di sebuah lorong, Nyonya Lee kesal mengaku tak percaya karena hanya bilang ini hanya wawancara sederhana, untuk drama Pintu Gerbang. Ia memberitahu kalau Peran dokter residen adalah kesempatan baik untuk mereka.

“Aku begitu karena takut kau banyak berharap. Tapi Bisa tak terpilih.” Kata Si pria

“Terlepas dari terpilih atau tidak, aku sudah senang dia bisa ikut audisi.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun datang menyapa keduanya.

“Hei, Hye-jun. Kau tampan sekali... Masuklah sepuluh menit lagi. Aku sudah beri tahu sutradara.” Ucap Si pria lalu masuk ke dalam ruangan. Nyonya Lee pun menarik ke sudut ruangan yang sepi. 





“Ini Menyebalkan...Benar-benar menyebalkan. Song Jae… Song Jae-su. Aku benci namanya... Lee Tae-su. Song Jae-su... Tae-su, Jae-su!.. Ini buruk.” Teriak Nyonya Lee frustasi.

“Ada apa?” tanya Hye Jun bingung. Nyonya Lee pikir Hye Jun pernah dengar drama berjudul Pintu Gerbang.

“Drama kedokteran yang dibintangi Lee Hyeon-su. Mereka menawarkanmu peran dokter residen tahun pertama. Pembacaan naskah sudah selesai. Pekan depan mulai syuting. Bukankah itu sangat bagus?” kata Nyonya Lee

“Itu berarti aku harus menghafal istilah medis. Perlu banyak persiapan.” Kata Hye Jun 



“Drama ini mengenai percintaan di rumah sakit. Peranmu tak perlu memainkan peran dokter. Kau hanya perlu mengikuti Lee Hyeon-su dan mengatakan, "Aku sangat suka kau!" Ini sangat bagus. Ucap Nyonya Lee bergaya sangat imut.

“Kau satu adegan dengan Lee Hyeon-su. Ini bisa menaikkan popularitasmu. Tapi Ini Tak bisa begini.” Kata Nyonya Lee mencoba melepaskan kancing Hye Jun.

“Apa yang kau lakukan?” ucap Hye Jun bingung. Nyonya Lee meminta agar mereka kita pakai konsep menggoda dan harus menarik perhatian.

“Kau berlebihan.” Keluh Hye Jun. Nyonya Lee pikir Hye Jun harus bisa ambil hati sutradara. Hye Jun panik mengeluh Nyonya Lee sungguh berlebihan.

“Hye-jun, mari lakukan ini. Kali ini saja... Sekali saja.” Kata Nyonya Lee. Hye Jon menolaknya. 


Sementara Jeong Ha betemu dengan Tuan Lee megucapkan Terima kasih atas penawarannya dan  ingin tahu, Apa ada kriteria tertentu saat menawarkan kemitraan pada pembuat konten. Tuan Lee mengaku tahu karena Itu terserah padanya.

“Aku tak terlalu suka kanal siaran yang secara gamblang bertujuan mencari uang atau meningkatkan popularitas untuk menjadi sukses. Aku suka orang yang membuat konten bagus untuk membantu orang. Kanal saluranmu sesuai dengan seleraku.” Jelas Tuan Lee

“Terima kasih.” Kata Jeong Ha. Tuan Lee memberitahu kalau Ketentuan untuk bagi hasil 60-40.


“Aku sedikit terpana saat mendengar kriteria pemilihanmu. Aku suka orang yang hasilkan uang dan menjadi terkenal melalui kanal mereka, karena begitulah naluri manusia. Syarat yang kau sebutkan menunjukkan kau mengikuti naluri itu juga. Tapi sepertinya kau menyukai kanal dengan konten klasik.” Jelas Jeong Ha. 


Diatas meja sudah ada naskah [PINTU GERBANG – REN] Ass Sutradara bertanya Apa Hye Jun pernah kerja paruh waktu. Hye Jun mengaku banyak melakukan pekerjaan paruh waktu. Ass Sutradara ingin tahu Pernah coba apa saja.

“Bekerja menjadi pengawal, pelayan di toko roti lapis, dan penyaji serta pemanggang daging di restoran. Aku masih melakukannya karena dekat dengan pemilik.” Ucap Hye Jun

“Apa kau termasuk orang yang loyal pada orang terdekat?” tanya ass Sutradara

“Itu… Kau harus tanya pada orang yang dekat denganku.” Ucap Hye Jun. mereka pun menganguk setuju dengan ucapan Hye Jun dan memuji pandai bicara.


Jin U sampai di parkiran dan langsung mengirimkan pesan pada HAE-NA, tapi mengurunkan niatnya karena pacarnya itu pasti akan marah. Akhirnya mencoba mengirimkan pesan dengan formal [Nona Hae-na... Ini Pak Jin-u.] Sementara Hae Na sedanga da dikelas

“Mari kita membicarakan hak yang dapat digunakan pihak pertama untuk memperoleh kepemilikan penuh atas tanah X. Nilai debat akan ditambahkan ke nilai akhir.” Kata Dosen

“Pihak A mengeluarkan pihak C dan bangunan harus dihancurkan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas tanah X.” Ucap Hae Na 


“Pihak A belum membayar pendaftaran transfer kepemilikan, apa bisa mengeklaim penghapusan gangguan?” kata Jin A dari belakang.

“Pihak A bukan pemilik tanah. Jadi, dia tak bisa mengeklaim penghapusan gangguan. Pertanyaannya, apakah pihak A sebagai kreditor pihak B bisa menggunakan hak pihak B untuk mengeklaim penghapusan gangguan.” Ucap Ji Ah.

Dosen menganguk setuju dan tahu kalau muridnya bernama Ji A. Ji A menjawab kalau Kesimpulannya, itu bisa dilakukan. Hae Na seperti terkesima dengan jawaban Ji A. 



Saat keluar dari kelas Hae Na memanggil Ji A berkomentar pasti sibuk karena ujian. Ji A membenarkan dan Hae Na yakin kalau senironya pasti lulus. Hae N memberitahu aklau mereka ikut lomba percobaan persidangan dan meminta agar bisa membantuny.

“Aku sangat menghormatimu.” Ucap Hae Na berharap. Ji A pun setuju agar bisa memberitahu waktu, tempat, dan topik.

“Aku akan bantu menentukan poin penting.”kata Ji A. Hae Na pun mengucapkan Terima kasih.

“Kau terlihat tak asing.” Ucap Hae Na dan tiba-tiba melihat Jin U sudah berdiri didepan mereka. 



“Kenapa kau ada di sini?” ucap Ji A. Hae Na kaget bertanya apakah  kenal orang itu

“Kau bilang  "Orang itu"? Nona Hae-na, kau keterlaluan sekali. Aku… Kau tak suka aku bicara seperti itu, tapi sudah terbiasa. Pokoknya… Pak Kim Jin-u sedih.” Ucap Jin U kesal mendekati keduanya.

“Apa Kalian berpacaran?” tanya Ji A. Hae Na menyangkal kalau Jin U teman kakaknya.

“Apa Kau adik Hae-hyo?” kata Ji A kaget. Hae Na pun tak percaya Ji A tahu Hae-hy. Ji A menganguk. 


“Kau mengunjungi mantan pacarmu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Itu sama seperti penguntit.” Ucap Ji A

“"Penguntit"? Hei! Kau tak mengenalku? Apa aku seperti itu?” kata Jin U marah

“Ya. Semua penjahat merasa tak adil jika tertangkap.” Kata Ji A dengan nada tinggi.

“Ji-a! Dia tak datang tanpa pemberitahuan. Aku terima pesan beberapa kali.” Ucap Hae Na mengadu.

“Dia datang meski kau mengabaikan pesannya, 'kan? Itu obsesi.” Ucap Ji A

 “Aku akan pergi...Hubungi aku… Tidak. Maksudku… Hubungi Kim Jin-u jika kau sudah ingin berbicara. Jin-u! Senang bertemu denganmu lagi...Kau jahat.” Kata Jin U marah dan beranjak pergi.

***

Bersambung ke part 3

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar