PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 08 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 
Sa Hye Jun menatap kearah laya TV, terlihat SIARAN LANGSUNG terlihat sesuatu yang huntuk seperti hancur semua. Akhirnya Hye Jun seperti duduk di depan ruang rapat dengan mata berkaca-kaca pun mulai bicara.
“Aku… Aku minta tim penyelamat yang ada segera lakukan pencarian di tempat kejadian. Kuyakin ada korban selamat. Semuanya bisa diselamatkan. Kumohon segera lakukan pencarian.” Ucap Hye Jun dengan menahan air matanya. 

Hye Jun lalu berbicara dengan seseorang memanggil Park No-gyu tak ada yang menyahut. Akhirnya Ia berterika memanggil Park No-gyu!
“Kau ingin permintaan maaf dari Presiden, tapi tutup telepon. Apa Begitu saja?” kata Hye Jun dengan wajah serius.
“Begitu? Kau berniat bunuh diri, 'kan?” kata Hye Jun menatap ke arah kamera. 

Di layar terlihat akting Hye Jun, semua sedang berkumpul melakukan rapat. Sutradara melihat Hye Jun berkomentar kalau itu Lumayan. Karena pesonanya beda dengan Ha Jung-woo. Tapi PD mrasa kalau Hae-hyo lebih baik.
“Siapa namanya?” tanya sutradara. PD mengeluh kalau Jangan memilih pemain yang tak mereka kenal.
“Siapa namanya?” tanya Sutradara ingin tahu. Si PD hanya bisa mengeluh kesal. 

Hye Jun berdiri di depan pintu, di lorong terlihat banyak artis dan kru yang lalu lalang. Ia berdiri didepan pintu  RUANG TUNGGU AKTOR PARK DO-HA sebagai Body Guard.  Tiba-tiba datang seorang wanita yang ingin menerobos masuk. Hye Jun pun langsung menghalanginya.
“Dia di dalam, 'kan?” ucap si wanita. Hye Jun menegaskan kalau Tak ada yang boleh masuk.
“Aku bukan orang asing. Aku penata rias, Lee Bo-ra.” Ucap Bo Ra dan mncoba menerobos masuk. Hye Jun tetap menghalanginya.
“Apa ini? Badanmu mengenaiku. Ini pelecehan seksual. Minggir!”ucap BO Ra. Hye Jung pun mendekat lalu berbisik bertanya apa mau tahu sesuatu. 

Flash Back
Do Ha merapihkan pakaian di depan cermin lalu memperingatkan agar  Jangan biarkan siapa pun masuk, Terutama Lee Bo-ra. Dengan nada mengejek Do Ha merasa Bo Ra seperti lintah dan Menjijikkan sekali.
“Tapi Sepertinya aku pernah melihatmu. Di mana, ya?” ucap Do Ha menatap Hye Jun. Hye Jun pun hanya diam saja sebagai bodyguard. 

Bo Ra mengaku mengerti dan meminta Hye Jun agar minggir.  Hye Jun terlihat masih menghalangi karena Bo Ra tetap ingin masuk. Bo Ra meminta Hye Jun agar bisa mengakhiri hubungannya, jadi apakah tak boleh. Hye Jun menjawab Tak boleh.
“Aku harus mematuhi perintah... Namun, ada pengecualian. Kau boleh masuk jika bisa melewatiku.” Ucap Hye Jun. Bo Ra pun mencoba mendorong pintu dan akhirnya Hye Jun seperti sengaja membiarkan masuk. 

Bo Ra masuk dengan wajah penuh amarah bertemu dengan Do Ha.  Do Ha pun terlihat marah karena Hye Jun yang tak bisa menghalangi Bo Ra masuk ruangan. Bo Ra mengingatkan kalau mereka berpacaran selama lima tahun.
“Aku bertindak bodoh karena sulit menerima perpisahan kita. Tapi apa kau harus perlakukan aku seperti sampah?” ucap Bo Ra marah
“Lalu, apa maumu?” tanya Do Ha dengan wajah angkuhnya. Bo Ra meminta agar bisa putus saja. 
“Aku yang mengakhirinya, bukan kau. Rasanya aku ingin menghajarmu. Aku tak bisa memukulmu meski kau pantas dihajar. Karena aku orang baik.” Ucap Bo Ra
“Kau berlagak sekali!” ucap Do Ha. Bo Ra akhirnya memberikan tamparanya sambil menangis lalu keluar dari ruangan. Do Ha berteriak marah dan ingin mengejar tapi banyak wartawan dan artis lainya. 

Hye Jun akan keluar tapi Do Ha menahan sambil mendorongnya memarahi karena tak bisa menjaga pintu padahal sudah melarangnya. Hye Jun mengaku berusaha semampunya untuk menghentikan Bo Ra. Do Ha tak bisa terima dan langsung memberikan tamparan. Hye Jung melihat ada darah di pipinya.
“Aku menelusurimu karena kau tampak tak asing. Ternyata kau model. Kau sering tampil di panggung. Tapi kenapa hidupmu?” ejek Do Ha
“Apa katamu? Kenapa? Apa ada yang salah? Tak sangka aku bicara informal? Setelah aku telusuri, ternyata kita seumuran. Mari kita bicara informal. Kau yang mulai.”ucap Hye Jun berani melawan
“Kau sudah gila.” Kata Do Ha akhirnya memberikan pukulan dan juga tendangan pada Hye Jun. Tapi Hye Jun akhirnya hanya diam tanpa berani membalasnya.
“Mimpiku adalah menjadi seperti bajingan di depanku. Bajingan seperti ini saja bisa. Tapi waktuku…tak banyak lagi.” Gumam Hye Jun akhirnya memberikan plester pada wajahnya dan memeriksa media socialnya. 


Tahun 2018
Won Hae Hyo sedang sibuk melakukan pemotretan, Foto Grapher terlihat senang meliha Hae Hyo yang  bisa memberikan tatapan sempurna di camera. Seorang pria terlihat kesusahan memegang filter dibagian bawah.  Akhirnya mereka pun istirahat dan Kim Jin U kelelahan memegang filter.
“Berolahragalah.” Ejek Hae Hyo. Jin U mengeluh agar  Jangan ajak joging tiap malam.
“Kami peduli denganmu. Kolesterolmu tinggi. Rawatlah dirimu dengan baik.” Kata Hae Hyo
“Aku akan merawat tubuhku. Kau urus saja dirimu sendiri. Apa kau mau kita saling merawat?” ejek Jin U mengoda. Hae Hyo menyuruh agar bisa sadar.
“Meski begitu, aku punya satu hal yang lebih baik dari kalian.” Kata Jin U bergelantung seperti teman pada Hae Hyo
“Tak hanya satu. Ada yang kedua dan ketiga juga.” Ejek Hae Hyo. Jin U merasa temanya sangat pandai berbicara.
“Padahal kau belum wajib militer. “ ejek Jin U. Hae Hyo mengeluh temnya Hari ini membahas wajib militer.
Saat itu ada suara bergetar dari ponsel Hae Hyo, Jin U yakin kalau  Itu Hye-jun yang mengunggah foto. Hae Hyo mengajak bertaruh 500 won, kalau Hye Ju yang tak unggah. Ji U melihat kalau Pengikut Hae Hyo itu meningkat pesat.


“Pengikutmu lebih banyak dari Yoo Seung-ho dan Choi Jin-hyuk.” Ucap Jin U
Entah kenapa terus bertambah.” Komentar Hae Hyo merendah. Jin U kesal karena Kerendahan hati yang berlebihan itu menyebalkan.
“Bukan rendah hati, tapi fakta.” Ucap Hae Hyo lalu melihat Hye Jun yang menguploud fotonya.
“Aku kalah.” Kata Hae Hyo. Jin U pun melihat foto temanya dan bingung Kenapa wajahnya dan Apa terjadi sesuatu.
Mereka melihat caption  yang dibuat Hye Jun  PEKERJAAN TEREKSTREM. Hae Hyo pun yakin Tak mungkin ada masalah da melihat hastag #PEKERJAAN PARUH WAKTU #SUATU HARI Jin U merasa temanya itu tak mengerti.
“Kelas atas sepertimu tak akan tahu penderitaan kelas bawah seperti kami.” Ucap Jin  U
“Pemilihan katamu berbahaya.” Keluh Hae Hyo. Jin U pun bertanya apakah Pemilihan pemeran film masih belum diumumkan
“Bagaimana jika dia tak terpilih?”ucap Jin U khawatir. Hae Hyo pikir  Tak perlu cemas karena ada dirinya jadi akan mengurusnya.
“Tolong urus aku juga... Hae-hyo... Bantu aku.” Rengek Jin U. Hae Hyo pun mengeluh kalau Jin U mau hidup mandiri.
“Pak Kim. Enyahlah.” Keluh Hae Hyo. Jin U masih terus merengek, saat itu ponsel Hae Hyo kembali berdering
“Bertaruh 500 won, itu pasti ibumu.” Kata Jin U. Hae Hyo mengeluh kalau  Ji Un pikir hanya dia yang telepon. Jin U pun ingin tahu siapa.
“Hei... Sedang apa? Apa Kau ke sini untuk bermain? Apa Kau pikir posisimu dengan Hae-hyo sama?” Teriak Fotographer.
“Kau berutang 1.000 won padaku... Sudah kubilang bukan.” Ucap Jin U lalu berlari ke backstage. 



Hae Hyo pun mengangkat telp dari ibunya,  Ibunya mengeluh karena anaknya tak datang padahal Ada pemotretan. Di ruangan, An Jeong Ha sibuk merapihkan peralatan make up. Hae Hyo bertanya ibunya ada dimana.
“Kau janji akan pindah salon ke tempat langganan ibu, 'kan?” ucap Nyonya Kim I Yeong
“Aku sudah menolak.” Kata  Hae Hyo. Nyonya Kim mengeluh tak suka rambutnya dan Tak kekinian.
“Lupakan saja. Jangan gunakan kata-kata gaul seperti itu. Kita bicara di rumah saja. Sampai nanti.” ucap Hae Hyo pun menuup telpnya. 

Nyonya Kim pun mengeluh kesal lalu bertanya-tanya Kenapa Jin-ju lama sekali. Jeong Ha memberitahu kalau Jin Ju bertemu Direktur sebentar dan menawarkan minum karena pasti tak sebentar. Nyonya Kim pun meminta agar Jeong Ha saja yang lakukan karena tak mau menunggu.
“Kemampuanku masih belum cukup. Dia segera datang.” Ucap Jeong Ha 
“Lakukan saja sesuai perintahku. Kau pernah melakukannya, 'kan?” kata Nyonya Kim
“Saat itu aku hanya melakukan tahap dasar…” ucap Jeong Ha. Nyonya Kim mengeluh kalau Jeong Ha itu Cerewet sekali.
“Apa aku pergi saja?” ucap Nyonya Kim mengancam. Jeong Ha bingung akhirnya mencoba memulai memberikan make up. 

Jeong Ha membersihkan tanganya. Nyonya Kim bingung apa yang dilakukan Jeong Ha itu. Jeong Ha menjawab kalau ini Sterilisasi. Nyonya Kim mengaku suka itu karena Biasanya orang menyentuh wajahtanpa membersihkan tangan.
“Aku tahu sejak kau menyentuh wajahku sebelumnya. Kau berbeda.” Ucap Nyonya Kim memuji.
“Terima kasih. Pertemuan seperti apa? Apa acara formal?” tanya Jeong Ha. Nyonya Kim menjawab Acara santai.
“Kalau begitu, kubuat kau terlihat cantik alami. Matamu sangat indah.” Kata Jeong Ha.
“Puji aku lagi.  Aku suka mendengarnya.” Ucap Nyonya Kim.  Jeong Ha pikir Lima menit lagi.
“Jika kukatakan sekarang, terdengar tak tulus.” Kata Jeong Ha. Nyonya Kim pikir Jeong Ha itu sangat bijaksana.
“Maaf, kami terlalu lama bicara. Biar aku lanjutkan setelah ini.” Ucap Jin Ju masuk ruanga
“Hari ini aku mau dia yang meriasku.” Kata Nyonya Kim. Jin Ju kaget kalau  "An Jeong-ha" yang diminta. Jeong Ha pun hanya bisa tertunduk diam.
“Aku akan membantumu setelah selesai tahap ini.” Kata Jeong Ha. Nyonya Kim langsung menolaknya.
“Belakangan ini kau malas. Aku tak suka menunggu.” Ucap Nyonya kIm. Jin Ju pun akhirnya hanya bisa meminta maaf. Nyonya Kim pun menyuruh Jin Ju agar bisa melanjutkan. Jeong Ha pun langsung menganguk mengerti. 

Akhirnya Nyonya Kim pun pamit pergi dan tersenyum pada Jeong Ha. Jeong Ha pun mengucapkanSemoga akhir pekannya menyenangkan dengan senyuman bahagia. Jin Ju melihat Jeong Ha tersenyum langsung berkomenatr kalau Jeong Ha senang dengan nada sinis.
“Apa Kau bangga karena dulu kerja di perusahaan besar?” sinis Jin Ju. Jeong Ha mencoba berbicara tapi Jin Ju kembali bicara.
“Apa kau menghormatiku? Rupanya kau terlena karena Direktur menyukaimu. Sepuluh tahun bekerja di industri ini, aku tak pernah melihat orang hidup bahagia setelah merebut klien orang.” Sindir Jin Ju
“Jika kau rebut klienku lagi…” ucap Jin Ju dan Jeong Ha langsung meminta maaf karena sudah memotongnya
“Kubilang tak bisa, tapi dia bersikeras. Aku terpaksa…” kata Jeong Ha. Jin Ju tak terima kalau "Terpaksa"
“Mereka semua juga bilang terpaksa melakukannya. Hentikan omong kosongmu. Jika ini terjadi lagi, aku akan membuatmu jauh lebih menderita dibandingkan saat kau bekerja di perusahaan besar.” Ucap Jin Ju marah. Seorang pegawai melihat Jeong Ha yang sedang dimarahi. 


Choi Su Bin datang menghampiri Jeong Ha yang sedang merapihkan alat make up,  berkomentar kalau Jeong Ha yang dimarahi lagi. Ia mengeluh kalau ini  kompleks inferioritas karena Jin Ju merasa lebih inferior dari Jeong Ha.
“Kenapa dia merasa inferior dariku?” ucap Jeong Ha. Su Bin menjawab Karena Jeong Ha itu hebat.
“Terima kasih, Su-bin. Rasanya sudah lama sejak orang memuji kemampuanku.”kata Jeong Ha bahagia
“Begitu? Jadi, kau lebih suka aku daripada Sa Hye-jun?” tanya Su Bin. Jeong ha mengaku Tidak begitu.
“Baik. Kau tegas... Kau sangat setia pada idolamu.” Ucap Su Bin mengeluh. Jeong Ha membenarkan.
“Besok Bu Jin-ju akan pergi ke peragaan busana Homme. Kau Bilang saja ingin ikut. Sa Hye-jun pasti datang juga.” Kata Su Bin
“Aku tak ingin memaksakannya. Tapi Pasti akan tiba saatnya. Aku akan berusaha keras supaya bisa bertemu dia.” Ucap Jeong Ha
“Dia bisa hilang dari industri ini. Dia model terkenal, tapi bukan aktor bagus.” Ucap Su Bin.
Jeong Ha berteriak marah, tapi Su Bin pikir itu benar. Su Bin mendengar Hye Jun orang kaya dan tinggal di Hannam-dong menurutnya Tak menjadi pesohor pun, Hye Jun pasti bisa bertahan hidup. Jeong Ha mengeluh temanya itu jahat sekali.
“Kubatalkan ucapanku tadi. Hye-jun memang tinggal di Hannam-dong, tapi dia bukan orang kaya. Dia bekerja sangat keras dan baik hati.” Ucap Jeong Ha
“Jeong-ha, hal paling menyedihkan bagi penggemar adalah memuji kepribadian pesohor. Bagaimana kau tahu dia baik?” keluh Su Bin. Saat itu ada panggilan dari earphon mereka kalau Ada klien.
“Kembalilah bekerja.” Ucap Jeong Ha. Su Bin mengeluh kalau ini Menyebalkan.
“Kelakuanmu sudah seperti pacar Sa Hye-jun.”ejek Su Bin. Seorang pegawai di earphone pun berteriak agar Cepat turun.


Jeong Ha pikir Karena Su Bin sudah membahasnya, jadi lebih baik melihat wajah Hye-jun. Ia pun membuka ponsel terlihat wallpaper wajah Hye Jun lalu berkomentar kalau Mengidolakan Hye Jun membuatnya terus berjuang.
“Bagaimana keadaanmu di sana?”tanya Jeong Ha dan langsung membuka folder [BIASKU] terlihat foto Hye Jun. 

Di dalam bus,  Hye Jung sedang melihat media social Hae Hyo, terlihat foto temanya dengan siluet yang saat matahari terbenam dengan caption [AKU PERGI KE TEMPAT YANG HANGAT #KOTA KINABALU]
“Bagi temanku, mimpi adalah pelindung dirinya, tapi bagiku, mimpi adalah tugas yang habiskan banyak uang.”gumam Hye Jun yang hanya terlihat biasa saja dalam postingan Media socialnya.
Ia pun melihat [MUTASI REKENING] dan melihat saldo akun Banknya dan pengeluaran [SA MIN-GI, TOKO BUKU, KERETA BAWAH TANAH, BUS] lalu terlihat [SALDO AKHIR 85.500 WON] 

Di ruangan, terdengar teriakan seorang pria kalau Hye Jun itu sudah gila. Hye Jun berbicara dengan Tuan Lee Tae Su di ruangan kalau menurutnya  bukan ia yang gila tapi Tuan Lee karena  belum kirim upah peragaan busana dan kerja paruh waktunya.
“Aku menghalangi Park Do-ha supaya tak menuntutmu.” Kata Tuan Lee. Nyonya Lee Min Jae sedang membereskan barang-barangnya pun berhenti sejenak.
“Aku tak salah. Butuh dua pekan agar bekas luka ini hilang. Aku tak melawan, bahkan Aku dipukuli sampai akhir.. Kau tak bisa mengelak... Sudah tak mempan lagi..” Ucap Hye Jun
“Hye-jun... Kau juga tahu, keadaan perusahaan sedang sulit. Aku bahkan tak bisa membayar upahmu.” Kata Tuan Lee
“Berhenti untuk meminta dikasihani! Kau selalu begini, tak hanya sekali atau dua kali. Kenapa aku harus mengemis untuk mendapatkan uangku?” ucap Hye Jun marah
“Saat orang lain keluar dan mengataimu penipu, aku bilang kau pasti bayar mereka jika kau punya uang. Aku bertahan dan memercayaimu.” Tegas Hey Jun
“Lalu, kenapa kau percaya? Karena itu kau selalu dirugikan. Kau terlalu naif. Karena itu, aku mengelola uangmu.” Ucap Tuan Lee. Hye Jun tak percaya mendengar pengakuan Tuan Lee.
“Lupakan itu. Kau kaget, 'kan? Ada apa denganmu? Hubungan kita tak sebatas uang. Apa Kita berselisih karena uang?” ucap Tuan Lee


“Kau sungguh keterlaluan. Tolong berikan uang Hye-jun.” kata Nyonya Lee Min Jae akhirnya ikut campur. Hye Jun terdiam ternyata ada yang membelanya.
“Bukankah kau mengundurkan diri? Jika sudah selesai kemasi barang, pergilah.” Kata Tuan Lee melihat Nyonya Lee yang ikut campur
“Dasar menyedihkan. Teganya kau memangsa model-model ini? Kau pikir sampai kapan bisa bertahan?” ucap Nyonya Lee marah
“Karena sudah berhenti, apa kau bicara seenaknya? Kau pikir kita takkan berurusan lagi, Nona Lee Min-jae? Dunia ini sempit. Kita pasti akan bertemu lagi. Kita ada di industri yang sama. Pergilah baik-baik.” Ucap Tuan Lee
“Aku akan tinggalkan industri ini dan takkan bertemu kau lagi. Aku ingin melakukan hal baik. Selama bekerja di sini, aku selalu ingin melakukan hal baik.” Kata Nyonya Lee
“Tak usah ikut campur.” Kata Tuan Lee. Nyonya Lee pikir harus Perlu mebeberkan rahasianya.
“Mau mulai dari mana? Apa Aku harus hubungi media atau istrimu lebih dulu? Ah... Tidak. Dinas Tenaga Kerja lebih dulu?” ucap Nyonya Lee
“Apa Kau sedang mengancamku?” ucap Tuan Lee marah. Nyonya Lee pikir Jika Tuan Lee merasa ini adalah ancaman, maka ada banyak yang bisa di beberkan.
“Ini alasanku sangat menghormatimu. Kau pandai membaca keadaan. Kau pasti akan sukses terus. Jadi, berikan uang Hye-jun. Jangan biarkan uang merusak reputasimu. Bagaimana?” kata Nyonya Lee. Tuan Lee langsung menolaknya.
“Mari lihat siapa yang akan membuatmu berubah pikiran? Pasti istrimu. Kalian akan bertemu nanti malam.” Ucap Nyonya Lee memperlihatkan foto Tuan Lee dengan wanita. Tuan Lee tak mengerti apa maksudnya ini.
“Tiap kau berpisah dengan wanita, aku yang mengurusnya. Kau tak ingat?” ucap Nyonya Lee
“Kau akan lakukan apa dengan itu?” kata Tuan Lee seolah tak peduli. Nyonya Lee memikirkan Dengan foto-foto itu.
Ia pun langsung mengirimkan foto pada istri Tuan Lee dan memperlihatkan buktinya pada bosnya.  Ia pun mengancam Jika tak bayar Hye Jun maka akan lakukan rencana cadangan. Hye Jun hanya bisa terdiam ternyata ada yang membelanya. 


Nyonya Lee keluar gedung sambil membawa kotak, Hye Jun langsung membuka pintu. Nyonya Lee heran paa yang dilakukanya. Hye Jun pun menjawab kalau ingin membuka pintu. Nyonya Lee pun ingin tahu alasan Hye Jun yang ingin membukakan pintu
“Jadilah agenku, Min-jae Nuna... Aku butuh orang sepertimu.” Ucap Hye Jun.
“Mari bicara setelah kau punya uang. Mudah sekali merayumu. Karena itu kau kena tipu.” Kata Nyonya Lee
“Itu salah orang yang menipu, bukan yang ditipu. Pandangan macam itu yang membenarkan penipuan. Itu tindakan menyalahkan korban.” Kata Hye Jun
“Kau pandai bicara. Aku bilang akan tinggalkan industri ini, 'kan?” ucap Nyonya Lee masuk ke dalam mobil.
“Aku tak melarangmu. Aku bekerja di industri berbeda... Min-jae... Nua.. Aku belum selesai bicara. Ya?” ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun akhirnya menurunkan jendela mobilnya.
“Kau keren sekali. Aku terpana untuk sesaat.”ucap Nyonya Lee dan akhirnya langsung pergi meninggalkanya. Hye Jun memanggilnya dan hanya bisa menghela nafas. 


Di ruangan, Tuan Lee berbicara di telp mengeluh kalau harus memercayai suaminya. Hye Jun pun akhirnya datangg, Tuan Lee pikir akan melanjutkan nanti dan mengaku ada klien. Istrinya terlihat tak percaya. Tuan Lee mengaku harus mencari uan untuk menghidupi keluarga mereka.
“Kenapa kembali? Kau puas sekarang?” ucap Tuan Lee marah. Hye Jun pikir mereka selesaikan pembicaraan. Tuan Lee mengeluh Pembicaraan apa?
“Kontrak kita bisa diakhiri jika kedua pihak bersedia. Kau Masih ingat, 'kan?”ucap Hye Jun
“Tampaknya kau menganggap dirimu luar biasa.” Ucap Tuan Lee. Hye Jun meminta agar mereka membuat surat pemutusan kontrak.
“Lakukan sesukamu. Kau balas kebaikan dengan kejahatan! Aku berlari ke sana kemari demi kau.” Ucap Tuan Lee mengejek
“Berhenti jadikan aku alasan! Atau aku akan menghajarmu.” Kata Hye Ju marah.
“Baiklah. Aku paham.... Mari kita berpisah. Aku tak bisa membayarmu.” Kata Tuan Lee. Hye Jun pun menyuruh agar mengambil dan enyahlah.
“Kupikir itu tak seberapa untuk berpisah dengan manusia sepertimu. Kau sudah tujuh tahun menjadi model. Kau sudah mencapai puncak kariermu. Itu semua berkat siapa? Aku! Apa Kau pikir kau bisa menjadi aktor tanpa aku? Kau tak akan bisa.” ucapTuan Lee
“Kenapa? Apa kau mau menghajarku? Itu semua demi kau.” Ucap Tuan Lee melihat kepalan tangan Hye Jun lalu mendekat. Hye Jun pun langsung mencengkram baju Tuan Lee dan tak bisa menahan amarahnya.
“Kau takkan kupukul... Kau tak pantas dipukul.” Ucap Hye Jun mencoba agar menahan emosinya.
“Apa Kau pikir kau sama dengan Hae-hyo? Apa Kau pikir kau bisa menjadi seperti Hae-hyo? Hye-jun... Itu yang meresahkanmu, 'kan?” ucap Tuan Lee mengejek.
Di ruangan lainya, Hae Hyo sedang sibuk melakukan olahraga pilates. Hye Jun akhirnya melepasan kepalan tanganya lalu merapihkan baju Tuan Lee. Tuan Lee bingung dengan sikap Hye Jun. Hye Jun mengaku sedang menunjukkan bahwa  tak sama dengan Tuan Lee.
“Hae-hyo temanku... Aku tak ingin menjadi seperti dia.” Ucap Hye Jun. Tuan Lee yang mendengarnya merasa tak percaya. 



Akhirnya Hye Jun pun memberikan tanda tangan bersama dengan Tuan Lee. Tuan Lee mangku Lega sekali rasanya dan merasa banyak menderita karena Hye Jun dengan nada mengejek. Hye Jun berkomentar Tuan Lee  terlalu banyak bicara karena tak jadi dituntut.
“Kau tak bisa dapat uang meski menuntutku. Lebih baik aku bayar denda daripada membayarmu.” Ucap Tuan Lee sebelum Hye Jun pergi
“Apa Tahu alasan aku tak menagihmu? Aku tahu kau takkan membayarku. Aku harus lakukan hal yang lebih kotor darimu untuk dapatkan uang itu. Aku tak punya waktu untuk itu.” Ucap Hye Jun
“Kau takkan pernah sukses. Kau selamanya akan hidup menjadi bayang-bayang Hae-hyo.”teriak Tuan Lee saat melihat Hye Jun keluar ruangan. 

Hye Jun terlihat sangat kecewa dengan keadaanya, lalu menerim pesan dari Tuan Sa [Semangat!] Wajah Hye Jun tersenyum membacanya lalu bertanya [Kau sedang apa?” Tuan Sa menjawab [Bersenang-senang.]
“Dia cepat sekali balas pesanku. Tampaknya bisa ditelepon.” Ucap Tuan Sa bahagia. 

Hye Jun yang sedang menahan air matanya melihat kakeknya menelpnya. Akhirnya Ia pun mengangkatnya, Tuan Sa ingin tahu sedang apa dilakukan cucunya. Hye Jun mengaku sedang bersenang-senang juga. Tuan Sa pikir itu bagus.
“Apa kau butuh uang?” tanya Hye Jun. Tuan Sa mengaku  tak menolak jika Hye Jun memberikannya
“Apa cucuku hasilkan banyak uang?” tanya Tuan Sa. Hye Ju mengaku Tidak.
“Kalau begitu, jangan beri aku uang.” Ucap Tuan Sa. Hye Jun mengaku   bisa dapat uang nanti.
“Bukan begitu... Kau pasti akan sukses. Aku yakin. Aku tak pernah melihat anak yang lebih hebat darimu.” Kata Tuan Sa
“Kau terus berkata begitu, makanya dimarahi Ayah.” Kata Hye Jun. Tuan Sa mengaku  takut dengan ayah Hye Jun.
“Pulanglah lebih awal. Tanpamu aku tak berdaya.” Kata Tuan Sa merasa takut dengan anaknya.
“Pak Sa Min-gi, kenapa kau menjadi penakut? Posisimu lebih tinggi daripada Ayah.” Ucap Hye Jun
“Sudah lama aku menjadi payah. Hye-jun, kita harus realistis.” Keluh Tuan Sa
“Meski begitu, kau adalah yang terbaik! Kau sungguh pandai membaca orang.” Kata Hye Ju
“Meski karier aktingmu tak berjalan baik, emas bukan sampah. Kau adalah emas.” Ucap Tuan Sa
“Uang sakumu bulan depan harus kutambah.” Ucap Hye Jun tersenyum. Tuan Sa pun mengucapkanTerima kasih.
“Karena aku sudah mendengar suara cucuku, sekarang saatnya aku bersenang-senang.” Kata Tuan Sa. Hye Jun mengerti. Di sebuah ruangan dansa Tuan Sa dipanggil untuk ikut menari. Tuan Sa pun terihat senang. 

Bersambung ke part 2



Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar