PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 04 September 2020

Sinopsis Was it Love Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ae Jung bersiap diri untuk datang ke kantor lalu tersenyum menyapa semua selamat pagi. Tapi ruangan kosong, Ia pun bingung mencari siapapun dalam ruangan. Ae Jung melihat seorang pria yang ada di dalam ruangan lalu bertanya siapa pria itu.
“Nona Noh... Lama tak bertemu... Kita bertemu lagi.” Ucap Si pria menjabat tangan Ae Jung. Ae Jung pun menyapa si pria bernama Tuan Kim.
“Ada apa kau ke sini?” tanya Ae Jung. Hye Jin datang dari pantry melhat Ae Jung yang baru datang.
“Ya, Hye-jin... Ada apa ini?” ucap Ae Jung hanya memperlihatkan gerakan mulutnya. Hye Jin pun bingung apa yang terjadi sekarang.
“Apa ini? Apa kalian belum tahu? Aku pikir kalian semua sudah tahu.” Ucap Tuan Kim bingung melihat keduanya yang kebingungan. Ae Jung bingung Apa maksudnya.
“Kami akan memproduksi film Hanya Suamiku bersama dengan Thumb FIlm.” Kata Tuan Kim. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Katanya Pak Cheon mundur dari film, dan berhenti sementara. Produksi  Cinta Itu Tak Ada juga dihentikan.” Ucap Tuan Kim.
Ae Jung mencoba menelp Dae Oh dan masuk ruangan lalu melihat ruangan yang kosong. Dae Oh mematikan ponselnya, Ae Jung pun bingung ditinggalkan begitu saja. 


Ae Jung kebingungan, saat itu Tuan Koo datang. Ae Jung pun bertanya pada Tuan Koo apakah sudah berbicara tentang film baru dengan Pak Kim dan sudah tahu. Tuan Koo membenarkan kalau mereka tak bisa membuatfilm Cinta Itu Tidak Ada dengan biaya produksi darinya.
“Thumb Film akan bekerja sama untuk memproduksi film Hanya Suamiku, Produsernya adalah Noh Ae Jung, dengan Ryu Jin dan Joo A-rin sebagai pemainnya. “ ucap Tuan Koo
“Tidak. Aku akan bertemu Pak Cheon dahulu.” Kata Ae Jung. Tuan Koo menegaskan kalau  Ini kemauan Pak Cheon.

Flash Back
Tuan Koo bertemu dengan Dae Oh di ruangan. Dae Oh memberitahu  Ada film yang disiapkan Nona Noh sebelum memulai film mereka dan  Produksi film itu sempat dihentikan karena perusahaannya bermasalah jadi ia meminta Tuan Koo agar Ae Jung  bisa produksi film itu lagi.
 “Aku tak tahu ini baik atau tidak.Tapi tokoh utama di film itu mundur karena kasus menyetir saat mabuk, dan biaya produksinya kurang. Karena ada banyak masalah, akhirnya film ini belum bisa dibuat.” Ucap Dae Oh
“Lantas?” tanya Tuan Koo setelah melihat  PROPOSAL FILM HANYA SUAMIKU
“Kita bisa pakai tim yang aku sarankan untuk produksi Cinta Itu Tidak Ada, serta seluruh aktor dan aktrisnya. Jika kita memulai film ini dari awal, aku yakin Nona Noh bisa membuatnya menjadi film yang sangat bagus.” Jelas Dae Oh
“Dia tak bisa meraih mimpinya setelah 14 tahun dengan cerita palsu. Dan film ini adalah karya pertama Nona Noh yang sudah benar-benar disiapkan dengan baik olehnya.” Ucap Dae Oh. Tuan Koo melihat berkas tertulis [PRODUSER: NOH AE-JUNG, SUTRADARA: KIM SANG-HO] 


Ae Jung mencoba menelp Dae Oh dari taksi tapi tak diangkat. Dae Oh sedang membereskan buku-buku di rumahnya, lalu melihat  selembara kertas [CINTA ITU TIDAK ADA, KONTRAK HAK CIPTA, THUMB FILM, WANG SEONG-GYU] tapi itu sudah tak berguna lagi. Tiba-tiba terdengar suara Ae Jung memanggil Dae Oh meminta agar membuka pintu.
Dae Oh akhirnya membuka pintu, Ae Jung masuk rumah dan melonggo melihat Dae Oh sedang berkemas dan Ada apa dengan ini semua, dan bertanya apakah mau pergi meninggalkannya, Dae Oh mau ke mana? Pakah akan pergi begitu saja Tanpa bilang apa-apa?
“Kenapa? Kenapa begitu? Kau membatalkan produksi filmmu dan memberiku film baru. Apa kau Pikir aku akan berterima kasih? Kau pikir aku akan menangis terharu jika aku berhasil meraih mimpiku setelah membuangmu, juga filmmu?” ucap Ae Jung marah sambil menangis.
“Bukan begitu, Ae Jung.” Kata Dae Oh mencoba mendekat. Ae Jung yang marah meminta Dae Oh agar Jangan mendekat.
“Kau bahkan berpikiran untuk pergi diam-diam. Kenapa sekarang begini?” ucap Ae Jung
“Aku ingin tulis cerita kita yang sebenarnya. Untuk itu, aku perlu waktu. Aku tak mau kau dan Ha-nee dikasihani orang-orang karena cerita itu. Jadi Akan kutulis lagi.” Ucap Dae Oh
“Cerita kita yang sebenarnya setelah perjalanan yang sangat panjang. Cerita tentangmu, aku, dan Ha-nee. Cerita kita yang sesungguhnya.” Jelas Dae Oh
“Kau bisa menulisnya di samping kami. Kita bisa terus bersama. Kau bisa menulisnya bersama kami.” Ucap Ae Jung 
“Jika aku tak menghilang dahulu, orang-orang akan terus coba menurunkanku dengan cara apa pun. Gosipnya akan membesar. Aku Cheon Eok-man. Apa Kau tak kenal Cheon Eok-man? Dia menulis dalam kesendirian.” Jelas Dae Oh menyakinkan.
“Ae Jung. Waktu kau meraih mimpimu, maka aku juga akan menulis lagi. Ayo kita raih mimpi kita masing-masing, dan bertemu lagi. Ini tak akan lama. Maafkan aku.” Ucap Dae Oh.  Ae Jung menangis. Dae Oh pun akhirnya memeluk Ae Jung yang menangis. 



Di dalam ruang tunggu, Ae Rin terus menangis dengan tissue yang berhamburan. Kwang Soo datang membawakan tissue lain meminta agar berhentilah menangis dan sudah bilang agar jangan mengumpat. A Rin mengeluh kalau Kariernya sudah berakhir.
“Aku bukan Malaikat Asia lagi. Semua bilang aku Malaikat Pengumpat.” Ucap A Rin menangis.
“Berhentilah menangis. Banyak orang di luar. Riasan wajahmu akan terhapus. Kau harus foto untuk majalah. Ayolah.” Ucap Kwang Soo. A Rin terus menangis sambil mengumpat.
“Kumohon... A-rin, berhenti menangis dan lihat ini.” Ucap Kwang Soo. A Rin mengeluh harus melihat apa lagi.
“Semuanya bilang aku Malaikat Pengumpat dan Malaikat Sialan. Itu sebutanku sekarang.” Ucap A Rin
“Yang penting kau harus lihat ini dahulu. Cepat, A-rin. Kau harus lihat ini.” Kata Kwang Soo. 
A Rin akhirnya melihat video Ryu Jin memberikan pernyataan “Saat itu aku ada di lokasi kejadian.< Waktu ada reporter yang melewati batas saat mencari tahu privasi orang yang bukan figur publik, aku hanya bisa diam karena memikirkan citraku di mata publik.”
“Namun, Joo A-rin memperingatkan reporter itu demi melindungi orang biasa. Dan akhirnya, dia harus kehilangan citra malaikatnya karena itu.< Tapi aku sangat salut dan berterima kasih kepadanya” ucap Ryu Jin
“Dia hanya mengumpat tegas dan berani kepada orang-orang yang pantas mendapatkannya. Joo A-rin benar-benar malaikat pelindung kalian.
“Berkat Ryu Jin, semuanya berubah. Astaga.. Dia pantas menjadi bintang.” ucap Kwang Soo bangga.
“Kenapa dia begini tiba-tiba? Bagaimana jika orang-orang salah paham?” ucap A Rin. Kwang Soo pun tak tahu
“Apa dia menyukaiku?” tanya A Rin. Kwang Soo terlihat bingung menjawabnya lalu meminta A Rin agar menyeka wajahnya. 


Nyonya Choi memasukan makanan ke dalam kotak. Ae Jung datang dengan wajah lesu. Nyonya Choi menyapa anaknya yang pulang lalu berkomentar kalau waktunya sangat tepat. Ae Jung bertanya Ibunya sedang apa,  Kenapa tak tidur.
“Pria itu pasti sedang kesusahan sekarang. Katanya dia tinggal sendiri. Hanya ini yang bisa kulakukan. Jangan pedulikan omongan orang-orang. Mereka hanya berbicara tanpa tahu apa-apa.” Ucap Nyonya Choi
“Orang itu akan pergi, Ibu.” Kata Ae Jung tak bisa menahan rasa sedihnya. Nyonya Choi kaget bertanya apa maksudnya.
“Dia harus pergi jauh demi aku dan Ha-nee.” Ucap Ae Jung. Nyonya Choi sedih melihat anaknya dan langsung memeluknya.
“Hatiku sangat sakit... Hatiku… sangat sakit, Ibu.” Ucap Ae Jung menangis. Nyonya Choi menepuk anaknya agar bisa tenang. Ha Nee melihat dari depan pintu ikut sedih karena Dae Oh yang akan pergi. 



Ha Nee masuk kamar melihat kotak yang diberikan Dae Oh sebelumnya dan mengingat kalau Dae Oh mengatakan “Jangan buka ini hari ini. Nanti saja.” Ia pun melihat sepasang sepatu dengan note yang tertulis  [AKU INGIN MEMBERIKAN INI SAAT KOMPETISI OLAHRAGA, KUHARAP BELUM TERLAMBAT, SELAMAT MEMAKAINYA]
Ha Nee tersenyum melihat sepasang sepatu yang dibelikan oleh ayahnya.  Ia lalu melihat foto-foto yang dicetak oleh Dae Oh dengan judul [KEMBALI KE 2006, UNIVERSITAS HANKUK ]dan Foto saat keduanya da dikampus dengan caption
[SYUTING, DILAKUKAN OLEH PARA JUNIOR, AKU MENCURI PAYUNG DEMI MEMBUKTIKAN CINTAKU KEPADA IBUMU]
Ia pun membaca surat yang dituliskan Dae Oh “Ini masa kejayaan dan paling bahagia Noh Ae Jung. Aku mau memperlihatkannya kepadamu. Dan aku akan menepati semua janji yang tertulis di daftar periksa itu. Jadi, percayalah kepadaku. Maafkan aku. Sungguh maafkan aku, Ha-nee.”
Ha Nee menangis lalu melihat lembaran kertas [DAFTAR PERIKSA UNTUK MENJADI SUAMI NOH AE-JUNG] dan semua diberikan ceklist [KAU BERJANJI TAK AKAN MEMBUAT DIA MERASA KESEPIAN?]
[APA KAU BERJANJI UNTUK TIDAK PERNAH MENINGGALKAN AE-JUNG? YA ATAU TIDAK] Dae Oh menjawab YA tapi pada akhirnya meninggalkan ibunya. 


Layar di tengah kotak seoul terlihat dengan jelas bergambar  Film HANYA SUAMIKU YANG DIBINTANGI RYU JIN DAN JOO A-RIN MENJADI FILM TERLARIS. Di bus dan juga halte pun terlihat poster gambar film Ae Jung.
Ae Jung pun sedang melakukan video call pada pria bule mengucapkan Terima kasih atas minatnya pada film Hanya Suamiku, Si pria tahu kalau Ae Jung memproduksi film ini bersama dengan Pak Kim dan membuatnya sangat kagum dengan kemampuan perencanaannya.
“Dia suka kemampuan perencanaanmu.” Bisik wanita yang mengerti bahasa inggri. Keduanya pun pun bahagia mendengarnya.
“Kami ingin bertemu dan membicarakan hak cipta sesegera mungkin.” Ucap si pria. Si wanita memberitahu kalau pria itu ingin membahas hak cipta. Hye Jin pun terlihat sangat senang.
Ae Jung memberikan catatan di ponselnya pada Hye Jin SIAPKAN DAFTAR FILM YANG AKAN DATANG, Hye Jin menganguk mengerti. Ae Jung pun meminta izin agar bisa memperkenalkan film lain yang akan diproduksi juga nanti. 


Ryu Jin berjalan di lorong bertemu dengan Nyonya Song dengan seorang pria muda disampingnya. Nyonya Song pun menyapa Ryu Jin yang Lama tak bertemu, Ryu Jin pun membalasnya. Nyonya Song meminta Hyuk agar memberikan salam pada Ryu Jin juga.
“Dia Jin, tokoh panutanmu yang dahulu ada di perusahaan kita.” Ucap Nyonya Song penuh penekanan.
“Halo, Jin. Aku aktor baru, namaku Ryu Hyeok. Kalau begitu, aku masuk lebih dahulu, Bu.” Ucap Hyeok. Nyonya Song pun mengangguk.

“Hyeok juga harus segera sukses sepertimu. Aku akan menonton filmmu. Nilai awal perilisan film itu bagus. Selamat.” Ucap Nyonya Song
“Terima kasih. Aku pergi dahulu.” Kata Ryu Jin yang tak mau berlama-lama.
“Aku tak merasa perbuatanku salah. Aku percaya kau akan menyadarinya dan kembali kepadaku.” ucap Nyonya Song. Ryu Jin pun akhirnya membalikan badanya.
“Aku harus akui satu hal. Kau adalah pembuat citra terbaik di industri perfilman ini. Tapi kau terlalu menyusahkan dijadikan rekan kerja selamanya. Ada suatu hal yang harus aku akui juga. Kau orang yang membesarkan namaku di industri ini. Terima kasih banyak. Aku bersungguh-sungguh.” Ucap Ryu Jin. Nyonya Song pun hanya bisa terdiam. 


Di lapangan sepak bola, Ha Nee duduk dengan seragam yang berbeda. Ia melihat undangan VIP Film HANYA SUAMIKU dan tahu kalau Perilisannya hari ini. Sementara di lapangan, Dong Chan terlihat sedang bermain bola dengan penuh semangat, Tuan Koo pun menontonya dengan wajah bahagia.
Akhirnya Dong Chan duduk di bangku dengan wajah kelelahan. Tuan Koo membawakan minum berkomentar kalau  Seharusnya bisa mencetak gol, tapi malah mengacau. Dong Chan hanya bisa menghela nafas. Tuan Koo berpesan kalau Berhati-hati memang obat, tapi keraguan racun.
“Ketepatan waktu adalah yang terpenting.” Ucap Tuan Koo. Dong Chan bingung apa itu "Ketepatan waktu"?
“Lain kali, jangan ragu. Lakukanlah jika hatimu yakin. Kau bisa, 'kan?” ucapTuan Koo menatap ke arah Ha Nee yang pergi membawa undangan. 


Ha Nee menyapa seorang pria yang lebih tua darinya. Dong Chan menatap dengan penuh amarah. Tuan Koo menyuruh Dong Chan agar pergi menemuinya. Dong Chan pun pergi sambil meminum soda dengan sangat cepat. Tuan Koo hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.
“Pertandinganmu tadi sangat keren.” Puji Ha Nee. Si pria pun mengucapkan Terima kasih.
“Ibuku seorang produser film. Hari ini perilisan pertama dari film ibuku.Jika kau punya waktu, maukah kau…” ucap Ha Nee dan tiba-tiba Dong Chan datang langsung bersendawa cukup keras.
Ha Nee menatap sinis, Tapi Dong Chan yang baru minum soda kembali bersendawa dan tak merasa bersalah karena mengagalkan Ha Nee mendekati pria lain. 

Di gedung Thumb film, beberapa orang seperti menyiapkan acara. Ha Nee duduk disofa sambil bercerita pada anjingnya kalau  Dong-chan sangat aneh dan bertanya-tanya Kenapa dia berserdawa pada saat seperti itu. Dong Chan pun datang bertanya apa yang harus dilakukan.
“Aku juga tak mau pakai cara kotor begitu. Seharusnya tak begini.” Ucap Dong Chan memperlihatkan stylenya seperti pria yang keren.
“Kau sedang apa? Kau sedang berlagak di depan seekor anjing?” kata Ha Nee. Dong Chan tak terima dianggap "Berlagak"
“Haruskah aku tunjukkan "berlagak" yang sesungguhnya?” ucap Dong Chan kesal. Saat itu Tuan Koo diam-diam mendengar keduanya dan hanya bisa tersenyum lalu beranjak pergi. 

Spanduk bertuliskan [Film HANYA SUAMIKU, PESTA PERILISAN] Tuan Koo melihat Nyonya Kang yang sibuk menyusun minuman akhirnya membantunya. Nyonya Kang pun mengucapkan terimakasih. Tuan Koo mengaku punya pertanyaan.
“Lupakan saja.” Kata Tuan Koo ragu. Nyonya Kang heran dengan sikap Tuan Koo.
“Aku penasaran tentang hubunganmu dengan Nona Noh.” Ucap Tuan Koo. Nyonya Kang bertanya Apa hanya itu. Tuan Koo membenarkan.
“Aku Pemilik rumah, pendukung, kakak, dan teman. Aku juga sangat mengagumi Noh Ae Jung. Dia tak pernah menyerah pada anaknya, mimpinya, juga hidupnya.” Ucap Nyonya Kang menatap Ae Jung yang menelp dengan wajah bahagia.
“Apa kau Mau bersulang sebagai sesama pendukung Noh Ae Jung?” ucap Nyonya Kang. Tuan Koo pun setuju.
Nyonya Kang membuka minuman tapi saat akan bersulang Manager Myung datang dengan bangga memberitahu kalau punya agensi bintang dengan nama "Ryu" dari Ryu Jin dan "Kwae" dari Kwae-nam. Nyonya Kang kesal karena ia diganggu oleh Manager Myung.
“Aku Presdir Myeong Kwae-nam dari Ryukwae Entertainment.” Ucap Manager Myung.
“Begitu rupanya. Kini kau presdir.. Selamat.” Ucap  Tuan Koo. Manager Myung terlihat sangat bangga. 



Disisi lain, Nyonya Choi menyuapi Nyonya Jo agar bisa mencoba sup buatanya. Nyonya Jo memuji kalau ini sangat enak dan tahu kalau itu rasa kesukaan putranya. Nyonya Choi memberitahu kalau  Waktu Yeon-woo tinggal di rumah mereka.
“Dia bisa habiskan dua sampai tiga mangkuk nasi kalau makan sup tahu ini.” Kata Nyonya Choi
“Putraku juga bicara begitu. Dia bilang makanan di sana sangat enak sampai dia menggemuk. Apa kau bisa mengajariku resepnya?” kata Nyonya Jo
“Untuk apa? Kau mau coba sendiri? Astaga. Kau seorang CEOdari keluarga berkelas. Apa kau bisa lakukan ini sendiri?” ejek Nyonya Choi


“Aku sedang berusaha keras agar bisa akrab dengan putraku. Seharusnya hari ini kami berkencan. Tapi kami malah datang ke sini. Ini kemauan putraku. Aku ingin akrab dengannya perlahan. Aku harus menahannya walaupun penasaran dan ingin ikut campur.” Ucap Nyonya Jo
“Datanglah ke rumahku kapan-kapan. Aku akan buat semua yang Yeon-woo suka.” Ucap Nyonya Choi
“Benarkah? Benar aku boleh ke sana? Aku sungguh akan ke sana. Kapan? Pukul berapa? Beri tahu tanggalnya.” Ucap Nyonya Jo penuh semangat 


Yeon Woo melihat keduanya bertanya apa yang sedang dibicarakan. Nyonya Choi berpesan pada Yeon Woo harus bersikap baik pada ibunya karena ibunya yang sangat sibuk ini mau belajar memasak agar bisa membuatkan makanan enak.
“Ibu akan belajar dan buatkan makanan enak.” Ucap Nyonya Jo. Yeon Wo pun mengucapkan Terima kasih pada ibunya dengan senyuman. 


 Di tempat meja makan, Ryu Jin akan mengambil makanan. A Rin datang lalu mengaku hanya bertanya karena penasaran, Apa Ryu Jin  menyukainya. Ryu Jin melonggo kaget. A Rin pikir Syuting sudah selesai, dan film sudah dirilis.
“Aku mau beri tahu bahwa sekarang waktu yang tepat, jika kau ragu. Katakan secara langsung jika memang suka. Aku tak suka berbasa-basi.” Ucap A Rin lalu beranjak pergi.
“Kenapa dia berani sekali? Aku menjadi malu.” Ucap Ryu Jin tiba-tiba wajahnya berubah merah.
“Jin, kenapa wajahmu memerah? Kau sakit?”tanya Kwang Soo datang. Ryu Jin panik mencoba menutupi wajahnya.
“Apa? Ada apa? Siapa yang membuatmu tak nyaman? Katakan kepadaku! CEO ini akan menyelesaikan semua masalahmu. Pasti Joo A-rin. Di mana dia?” ucap Manager Myung tiba-tiba datang. Kwang Soo langsung angkat tangan merasa tak bersalah.
“Kau mengagetkanku... A-rin tak begitu.” Ucap Ryu Jin. A Rin mendengar dari kejauhan terlihat kesal.

Ae Jung memanggil semua tim agar bisa berkumpul dan akan potong kue. Ryu Jin dkk pun berkumpul di tengah meja. A Jung meminta agar mereka mengisi dengan miras.  Nyonya Choi senang karena Ini sangat cocok dengan sup tahu. Ae Jung pun memperingatkan Ha Nee dan Dong Chan agar minum minuman ringan saja.
“Akhirnya hari ini film baru Thumb Film yang berjudul Hanya Suamiku</ dirilis. Mari bersulang untuk kesuksesan film kita!” ucap Ae Jung. Mereka pun bersulang bersama-sama.
Tiba-tiba suara Dae Oh datang memberikan selamat. Ae Jung kaget dan melihat Dae Oh datang dengan senyuman. Dae Oh berkomentar kalau sudah tahu kalau Ae Jung akan berhasil.Tapi Ae Jung memastikan lagi matanya, ternyata hanya halusinasinya saja.

Ae Jung pun akhirnya duduk di meja kerjanya melihat tumpukan buku salah satunya [CINTA TERAKHIR, PENGAKUAN MUSIM PANAS] lalu mengeluh  Kapan akan membaca ini semua?. Ia pun melihat "Daftar novel rekomendasi."
Ia mengambil buku [CINTA TERAKHIR, GUIDO OREFICE] lalu berkomentar kalau penulisnya Seperti nama tokoh utama di film. dan mulai membacanya.
[IMPIAN BISA MENJADI NYATA AKU BERTEMU DIA LAGI]
"Aku bertemu dia lagi. Dan wanita itu merenggut segalanya lagi dariku."
Si penulis menceritakan saat bertemu dengan wanita lagi, mengajak untuk mengerjakan proyek ini bersama. Saat mereka di pulau, Dae Oh mengaku <  masih mencintai Ae Jung dan berusaha menciumnya. Mereka pun pernah menonton film dibioskop kampus.
"Itu adalah takdir. Aku ditakdirkan untuk jatuh cinta padanya sekali lagi."<
Ae Jung memastikan buku CINTA TERAKHIR OLEH GUIDO OREFICE lalu menelp Hye Jin meminta agar Jadwalkan rapat dengan penulis novel Cinta Terakhir dan mau bertemu dengan penulisnya. Ia menegaskan kalau harus bertemu. 



Saat hujan turun dengan deras, Ae Jung berjalan sambil menelp dengan Hye Jin. Hye Jin memberitahu Namanya Guido Orefice. Penulis baru yang terkenal dari Eropa. Novelnya laris karena diterjemahkan dalam bahasa Korea dan diterbitkan di sini.
“Apa? Dia orang Eropa?” ucap Ae Jung kaget. Hye Jin pikir seperti itu.
“Tapi ada yang bilang dia orang Korea yang tinggal di Eropa. Orangnya sangat misterius, jadi, banyak rumor tentangnya. Banyak sekali studio film di dalam dan luar negeri yang mau membeli hak publikasi novelnya. Namun, entahlah. Penulis itu menolak semuanya.” Ucap Hye Jin.


Ae Jung masuk cafe ingin tahu alasan penulis itu menolaknya. Hye Jin menceritakan kalau Katanya, jawabannya selalu sama kalau ada studio film yang menunggunya. Ae Jung kaget kalau Ada studio film yang menunggunya,  saat itu ia melihat punggung pria yang dikenalnya.
Dae Oh membalikan badanya. Ae Jung terdiam karena ternyata memang Dae Oh yang datang. Dae Oh pun mendekati Ae Jung menyapanya dengan sopan mengaku sebagai penulis yang ada temu janji dengan Ae Jung.
“Namaku Guido Orefice. Apa kabar?” ucap Dae Oh dengan senyuman. Ae Jung berkaca-kaca melhat Dae oh yang datang.
“Kenapa kau baru datang sekarang?” keluh Ae Jung. Dae Oh tahu kalau agak terlambat
“Tapi sekarang kau sudah menjadi produser yang keren.” Ucap Dae Oh. Ae Jung pun melihat Dae Oh juga kembali menjadi penulis yang hebat.
“Maafkan aku... Kau, yang sudah menunggu 14 tahun, harus menunggu dua tahun lagi. Aku merindukanmu.” Ucap Dae Oh lalu memeluk Ae Jung
“Aku juga merindukanmu, Berengsek.”Kata Ae Jung menangis dipelukan Dae Oh
“Aku sangat senang bertemu denganmu lagi. Sangat bahagia.” Kata Dae Oh mencoba agar tak menangis lalu menatapnya.
“Omong-omong, "Guido Orefice" lebih baik daripada "Cheon Eok-man", 'kan? Apa Tidak? Haruskah kuganti lagi?”goda Dae Oh. Ae Jung hanya tersenyum dan kembali menangis. Dae Oh pun memeluk Ae Jung meminta maaf dan meminta agar Jangan menangis.



Pintu sebuah ballroom dibuka, semua tamu datang memberikan tepuk tangan, Nyonya Choi, Nyonya Joo. Ae Jung masuk memegang tangan seorang wanita dengan gaun pengantin, seperti Ha Nee yang sudah dewasa.
Dibelakang, Dae Oh datang berebutan dengan Tuan Koo, Yeon Woo dan Ryu Jin seperti mereka ingin mendampingin Ae Jung. Ae Jung langsung melirik sinis agar mereka tenang. Seorang pria dewasa masuk lebih dulu, terlihat dari belakang seperti Dong Chan.
Ae Jung akhirnya mengantar Ha Nee di alter penikahan anaknya,  Dae Oh dkk pun memberikan tepuk tangan bahagia karena bisa melihat pernikahan Ha Nee dan Dong Chan.
The End

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar