PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 13 Juni 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Wol Ju datang dengan nafas terengah-engah karena membawa karung yang Berat sekali ini. Manager Gwi heran dari mana dan apa yang dibawanya.  Wol Ju meminta agar memberikan minum, Kang Bae pun bergegas mengambilnya lalu meihat yang dibawa Wol Ju itu garam,
“Apa kita kekurangan garam?” tanya Manager Gwi. Wol Ju mengaku tidak tapi  ini semua untukK Kang Bae.
“Ini garam yang dikeringkan di tanah terpencil dan bebas dari polusi. Ini 99,9 persen natrium klorida, bebas dari kotoran apa pun. Ini garam berkualitas sangat tinggi.” Ucap Wol Ju
“Jadi, ke sana kau pergi semalam?” kata Manager Gwi tak percaya. Wol Ju pikir harus melakukanya.
“Dia ketakutan sampai gemetar. Bawa segenggam garam itu dan lemparkan pada hantu saat melihatnya. Dengan garam berkualitas sebaik itu, hantu apa pun pasti akan kabur.” Kata Wol Ju
“Kau sampai seperti ini hanya untukku. Terima kasih, Nona Wol-ju.” Kata Kang Bae.
“Namun, kenapa kau pakai kacamata hitam itu?” tanya Wol Ju heran. Manager Gwi pikir itu pasti keren.
“Aku berikan padanya agar dia tak bertatapan dengan hantu.” Kata Manager Gwi.
“Apa Kang-bae bisa melakukannya? Dia terlalu baik sehingga mendengarkan cerita semua hantu sambil menangis bersama. Dia takkan berakhir di sini jika dia bisa tak acuh kepada orang-orang.” Ucap Wol Ju yakin
“Namun, apa kemarin kali pertama kau melihat hantu? Tidak ada hal aneh sebelumnya?”tanya manager Gwi.
“Aku sepertinya mendengar suara aneh. Saat kemarin melihat apartemen, aku mendengar suara yang menyuruhku pergi jauh karena itu kamar miliknya.” Kata Kang bae.
“Arwah rumah. Artinya dia ada di dalam kamar itu.” Kata Wol Ju
“Namun, namanya lebih menakutkan. Aku melihat suratnya, dan namanya adalah Penyihir Es.” Kata Kang Bae.
“Tunggu. Siapa tadi namanya?”tanya Wol Ju memastikan. Kang Bae menjawab Penyihir Es.
“Itu nama penulis Rayuan Juliet Dia belum lama ini meninggal dan...” kata Managaer Gwi.
“Apa dia meninggal dan akhirnya menjadi arwah rumah? Kita mungkin bisa baca...” kata  Wol Ju dan keduanya berteriak bersama “bab terakhir!” 




Seorang dukun melompat-lompat sambil berkata “<i>Dongdongdari Keluarlah, di mana pun kau berada” Si bibi bertanya Apa benar ada hantu di sini. Si dukun memberitahu kaau ada roh malang yang tinggal di kamar ini dan ingin tahu namanya.
Saat itu pintu dibuka, keduanya menjerit kaget, Si bibi mengenal Kang Bae si Penyewa Atap. Kang bae mengaku datang melihat kamar lagidengan paman dan bibinya dan bertanya siapa pria itu.
“Sebenarnya, penyewa kamar sebelumnya meninggal di kamar ini. Karena merasa tak nyaman, aku memanggil dukun kemari. Silakan berkeliling.” Ucap Bibi
“Lihat di sana! Itu benar hantu, 'kan?” kata Kang Bae melihat seorang wanita duduk. Manager Gwi membenarkan.
“Diam! Aku sedang berbicara dengannya. Arwah pria ini punya banyak amarah dalam dirinya. Sungguh menyedihkan dia bunuh diri di usia muda. Sepertinya kita harus buat pemakaman untuknya.” Ucap dukun.
“Aku mati serangan jantung.” Kata si hantu. Manager Gwi akhirnya bicara kalau sudah Jelas dia gadis usia 20-an,mati karena serangan jantung.
“Benar. Pemilik kamar sebelumnya adalah seorang gadis. Dia mati serangan jantung.” Kata sibibi
“Siapa kalian? Beraninya kalian mengganggu!” teriak pria marah. Manager Gwi akhirnya mulai berakting.
“Bila boleh aku jelaskan, wanita ini ibu peri dunia ilmu hitam yang telah berlatih sepuluh tahun baik di Gunung Gyeryong dan Gunung Jiri, bernama Nona Wol-hwa.” Kata Manager Gwi
“Aku datang untuk mencari arwah lajang dengan mengikuti angin musim semi.” Kata Wol Ju berakting
“Pantas saja aku merasa dingin di dalam kamar ini. Nona Wol-hwa. Kau datang ke tempat yang tepat. Mohon bantu aku.” Ucap si bibi.
“Namun, apa yang akan kau lakukan dengan orang di sana?” kata Wol Ju.
Akhirnya Si bibi menarik dukun ke luar ruangan, si dukun mengaku hanya kelelahan saja. Si bibi mengusirnya karena sudah menipunya. Si dukun pun mengeluh karena gagal lagi hari ini dan bertanya-tanya Siapa mereka sebenarnya. 




Kang Bae dkk pun duduk bersama dengan penyihir es. Wol Ju memastikan kalau wanita itu penulis Rayuan Juliet Penyihir Es, 'kan?, Si Penyihir es ingin tahu siapa mereka lalu mengancam Bila ingin menangkapnnya maka tak akan keluar dari rumah itu.
“Kau tak perlu khawatir karena kami tidak berurusan untuk hal itu. Walau ini sedikit lancang, apa bab terakhir ceritamu sudah ditulis?” ucap Wol Ju
“ Kami sangat penasaran. Apa kami boleh membacanya?” tanya Manager Gwi
“Kenapa kau juga seperti ini, Manager Gwi ? Dia baru saja wafat.” Ucap Kang Bae marah
“Kang-bae. Kau pikir kami seperti ini hanya karena alasan pribadi? Kami hanya ingin membantu karyanya yang dibuat sepenuh hati untuk diketahui. Jangan khawatir. Kami akan pastikan bab terakhir bisa dipublikasikan. Di mana bab terakhirnya kau simpan? Apa bersama barang-barangmu? Perlukah kita cari bersama?” ucap Wol Ju penasaran.
“Lupakan saja.” Kata si Penyihir Es lalu terdengar kurir berteriak “Paket!” si hantu langsung bergegas keluar tapi wajahnya sedih karena bukan pria itu yang di lihatnya.
“Apa kau bisa tanyakan ke pemilik gedung tentang paket untuk kamar ini?” ucap Wol Ju. 


Mereka pun memeriksa semua barang,Manager Gwi heran si penyihir es memesan barang ini menurutnya Ini juga lebih murah dari biaya kirimnya, tapi tak menemukan petunjuk. Akhirnya Wol Ju kembai menemui hantu mulai bicara.
“Aku tidak ingin mengambil rumahmu. Kami hanya ingin membantu. Mereka berdua adalah penggemar berat ceritamu, dan pakar penuntasan dendam.” Kata Kang Bae menjelaskan.
“Pakar... penuntasan dendam?”ucap Si penyihir mulai menatap keduanya.
“Kau pasti punya alasan hingga memesan barang sebanyak itu. Bila berkenan, kau bisa bercerita kepada kami.” Ucap Wol Ju
“Aku penulis novel Internet berlabel 19 tahun ke atas dengan nama pena Penyihir Es.” Cerita si hantu. 


“Karena punya penyakit jantung, maka aku jarang keluar rumah dan tak punya banyak teman. Namun, aku senang saat menulis. Saat menulis, aku bisa ke mana saja, bahkan berpacaran dengan mesra. Pada suatu hari, pria itu datang ke dalam hidupku.”
Si penyihir terlihat meminum obat lebih dulu dan terlihat senang didepan komputer membuat cerita. 

Saat it kurir datang membawakan paket.  Seorag pria mengeluh punggungnya sakit. Si wanita pun bertanya apakah Punggungnya keseleo, lalu pergi ke kamarnya dan memberikan plester dibagian pingang si kurir.  Si pria pun mengucapkan Terima kasih.
Esok harinya, kurir datang membawakan paket. Si wanita pun memberikan minum.  Berikutnya, si wanita memberikan roti lapis dan si kurir tersenyum bahagia.
“Sebelum aku menyadarinya, aku selalu menantikan paket karena itu berarti menemui Do-yeong. Kami pun makin dekat dan...” 

Keduanya akhirnya bertemu di cafe dan Do Yeong tahu kalau wanita  seorang penulis. Ia merasa Pantas kesan pertamanya sangat berbeda yaitu terlihat tenang, tapi cerdas. Si wanita merasa tak sehebat itu karena belum menerbitkan apa pun.
“Tetap saja. Aku tidak bisa menulis lebih dari tiga kalimat. Kau menulis cerita apa? Misteri? Romansa? Atau cerita fantasi?” tanya Do Yeong
“Kau bisa katakan bahwa ceritaku mendekati genre romansa. Aku menulis cerita seperti Romeo and Juliet.” Ucap Si wanita tak mengaku genrenya 19plus.
“Astaga. Seperti yang kuduga,seleramu juga sangatlah elegan. Aku juga ingin membaca cerita yang kau tulis di kemudian hari.” Kata Do Yeong.
Si wanita panik akhirnya mengalihkan agar mereka makan sebelum dingin. Do Yeong pun bertanya Bolehkah mereka sering bertemu untuk makan seperti ini dan itu di luar rumah. Si wanita bingung kalau mereka akan sering dan itu Di luar dan wajahnya tersipu malu.
** 


Do Yeong datang memanggil Bora dengan sebuah kotak hadiah didatanganya. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara Bo Ra yang membahas tentang Kurir paket. Bo Ra mengatakan Tentu saja peluangnya nihil.
“Dia padahal hanya dimanfaatkan, tapi dia terus mengejar sampai akhirnya terasa menyebalkan. Benar. Tentu saja.” Ucap Bo Ra. Do Yeong yan mendengarnya terlihat marah dan bergegas pergi.
“Walau pada awalnya Juliet terus menjauhkan Romeo, dia akhirnya goyah karena cintanya yang tak berubah pada Romeo. Cinta tulus seorang pria mengubah kehidupan seorang wanita. Tidakkah itu keren?” ucap Bo Ra akhirnya keluar dari kamar.
“Bu Editor, aku ada janji dengan pacarku, jadi, aku pergi dulu Baiklah, nanti aku telepon lagi.” Kata Bo Ra lalu melihat jam tanganya karena Do Yeong itu harusnya sudah datang.

“Setelah itu, aku tak bisa menghubunginya. Dia ganti nomor telepon dan orang lain mengambil alih rutenya. Sepertinya dia salah paham pada ucapanku saat itu.” Ucap Bo Ra sedih karena tak bisa melihat Do Yeong lagi.
“Lebih baik kau mengatakan sejujurnyadari awal kepadanya.” Kata Wol Ju
“Aku sama sekali tak bisa memberitahunya bahwa aku adalah Penyihir Es, penulis dari Rayuan Juliet. Aku malu. Aku takut dia akan berpikir aku aneh.” Kata Bo Ra
“Tidak. Menurutku, dia akan tetap menyukaimu. Bila kau menyukai seseorang dengan tulus, kau akan melihatnya tetap cantik, keren, dan manis.”kata Wol Ju memuji
“Walau aku terlihat hebat dalam cinta di tulisanku, aku belum pernah dicintai sepenuhnya. Aku tak percaya diri. Walau aku akhirnya meninggal, aku ingin Do-yeong tidak salah paham lagi.” Kata Bo Ra
“Dia adalah orang pertama yang kusukai dan orang yang spesial untukku. Aku tak mau putus hubungan seperti ini.” Kata Bo Ra.
“Kau padahal berhasil menulis karakter Juliet dengan sangat keren, tapi ternyata kau bodoh juga. Cinta membuatmu tak bisa meninggalkan dunia ini.” Keluh Wol Ju
“ Bagaimana kami bisa membantumu?” tanya Kang Bae. Bo Ra pikir Bila dia tahu tentang ceritaknya mungkin dia tak salah paham lagi.
“Apalagi bab terakhir aku tulis sambil memikirkan Do-yeong. Aku harap kau bisa berikan cerita itu kepada Do-yeong.” Kata Bo Ra. 


Do Yeong mengantar paket lalu bingung karena ada kedai didepan truknya dan melihat [MENU HARI INI: ROTI BAKAR] Ia akhirnya masuk dengan ada marah meminta Jangan membuka kedai di sini kaena  tak bisa mengeluarkan truknya.
“Akhirnya kau datang juga. Namamu Kim Do-yeong, 'kan?” ucap Wol Ju. Do Yeong kaget Wol Ju mengenalnya.
“Kami adalah kenalan penulis Shin Bo-ra. Ada sesuatu yang perlu kami berikan kepadamu.” Ucap Wol Ju
“Bo-ra? Aku tak ada hubungan lagi dengan dia. Tolong pindahkan kedainya.” Kata Do Yeong tak peduli
“Rayuan Juliet ditulis oleh Penyihir Es. Bukan, ini adalah novel karangan Shin Bo-ra. Baca ini dan akan kupindahkan kedainya.” Ucap Wol Ju memberikan ponselnya.
“Aku tak perlu membacanya. Aku sudah selesai hari ini, besok kupindahkan truknya.” Kata Do Yeong marah
“Tunggu dulu! Kalau begitu, makan roti bakar kami. Kami datang jauh-jauh untuk bertemu dirimu.” Kata Wol Ju dan saat itu terdengar suara perut Do Yeong
“Kau pasti sibuk bekerja sampai belum makan. Aku juga pernah menjalaninya. Benar. Duduk saja, kami takkan membicarakan hal itu lagi.” Kata Kang Bae. 


Akhirnya roti dengan keju dan telur diberikan pada Do Yeong, Do Yeong hanya menatapnya. Wol Ju memberitahu kalau  kalau tak menaruh racun. Do Yeong akhirnya makan dan memuji kalau Rasanya enak. Manager Gwi tahu kalau Do Yeong itu pasti haus.
“Silakan minum susu ini.” Kata Manager Gwi dan Kang Bae memberikanya terlihat sudah diberikan minuman obat tidur.
“Terima kasih. Tapi Entah kenapa aku merasa sangat lelah hari ini. Aneh. Kenapa aku tiba-tiba mengantuk?” kata Do Yeong lalu terbaring diatas meja. 

Do Yeong sudah ada disebuah gedung menonton pertunjukan.
“Juliet. Senyumanmu membutakan pandanganku. Suara indahmu menulikan telingaku.” Ucap Romeo.
“Romeo! Matamu membuat hatiku terbelah menjadi dua. Satu sisi hatiku milikmu. Sisi yang lain pun milikmu.”kata Juliet
“Juliet! Untuk mewujudkan cinta kita, aku mulai bekerja.”kata Romeo. Juliet tak percaya Romeo yang  jadi pengantar paket
“Kau tak perlu mencemaskan restu Ayah. Kemarin aku pergi dari rumah. Aku sama sekali tak butuh uang, nama, juga kekuasaan. Aku hanya butuh kau.” Ucap Romeo. 

“Apa yang baru saja kau katakan? Apa Kalian akan menikah?” kata Kang Bae marah
“Beri salam pada ibu tirimu.” Kata Ayahnya, Juliet pun menyapa Romeo sebagai ibu tirinya.
“Ini adalah jalan pahit ke alam baka. Pengantar ke kematian yang menyiksa! Hancurkanlah aku berkeping-keping! Bersulang... untuk cintaku.” Ucap Romeo meminum racun. 

“Romeo, hentikan! Apa kau minum racun itu? Apa Sudah kau telan? Masuk ke tenggorokanmu?” kata Juliet datang.
“Belum, masih di sini.” Kata Romeo menyimpan dalam mulutnya. Juliet meminta agar Cepat buang racun itu. Romeo akhirnya membuang kembali ke dalam botol.
“Juliet, kenapa kau ada di sini? Bukankah ini hari pernikahanmu?” kata Romeo
“Hanya ada satu pria yang seharusnyaberada di sampingku dengan gaun ini. Itu hanyalah kau, Romeo. Awalnya ini semua karena uang.. Aku merencanakan ini dengan Ayah untuk masuk ke dalam keluargamu dan mengambil alih bisnis Montague. Namun, Romeo, kau telah membuat jantungku berdetak lagi.” Kata Juliet.
Romeo tak percaya mendengarnya dan mengeluh kalau Juliet  seharusnya lebih cepat memberitahunya semua ini karena sangat tersiksa. Juliet mengaku tak bisa mengatakannya padanya karean takut Romeo yang  akan membencinya nanti.
“Namun, kini aku ingin jujur kepadamu. Aku berjanji. Romeo. Aku... mencintaimu.” Ucap Juliet.
“Aku juga... mencintaimu... apa adanya.” Kata Romeo. Dan keduanya pun bahagia. 

Do Yeong melihat cerita Kurir paket dan Juliet dan memastikan kaau Apa itu cerita... Wol Ju membenarkan kalau itu hanya cerita. Do Yeong berdiri didepan rumah ingin tahu apakah arwah Bo-ra masih di sini. Wol Ju menganguk.
Do Yeong akhirnya menekan bel rumah dengan tangan gemetar, lalu memberitahu paket datang. Akhirnya pintu terbuka, ia pun duduk diruangan yang kosong dan Bo Ra duduk didepanya. Wol Ju pun disamping menemaninya.
“Aku menunggumu, Do-yeong.” Ucap Bo Ra. Do Yeong meminta maaf pada Bo Ra.
“Aku... Aku sangat terlambat, 'kan? Aku bodoh karena hanya mementingkan diriku.” Ucap Do Yeong. Bo Ra akhirnya ingin bicara, akhirnya Wol Ju yang menyampaikanya.
“Bo-ra sendiri juga merasa bersalah karena tak bisa jujur. Dia merasa malu untuk menunjukkan karyanya kepadamu.” Ucap Wol Ju
“Kau tak perlu malu! Novelmu sangatlah menarik. Aku bisa menangis dan tertawa karenanya. Aku akhirnya mengetahui perasaanmu yang sebenarnya. Aku harusnya lebih cepat bilang ini.”kata Do Yeong tak bisa menahan rasa sedihnya.
“Aku membeli ini untukmu. Sambil memberikan ini, aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyukaimu. Tapi, aku malah berpikir kau orang jahat hingga membencimu karena salah paham. Bisakah kau memaafkanku?” ucap Do Yeong memberikan kotak hadiah.
“Aku tak peduli jika kau berpikir aku jahat. "Yang lebih penting, aku tak mau kau hidup penuh rasa sakit hanya karena salah paham. Itu saja yang kukhawatirkan.” Ucap Bo Ra
“Kau adalah orang yang telah menerima cinta tulus dari orang lain. Kau juga orang hebat yang memberiku begitu banyak kenangan indah. Jangan lupakan itu." Kata Wol Ju memberitahu apa yang dikatakan Bo Ra.
“Terima kasih, Wol-ju. Bila saat masih hidup aku punya teman yang mau mendengarkan sepertimu, hidup pasti lebih menyenangkan. Berkat dirimu, aku dapat pergi dengan tenang.” Kata Bo Ra memasang jepitan dirambutnya.
“Setiap manusia memang butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya.”kata Wol Ju menerawang. 




Flash Back
Wol Ju kembali memegang tangan pangeran dan mulai bicara. Saat itu Pangeran membuka mata, Wol Ju langsung tertunduk ketakutan.  Pengaran bisa melihat Wol Ju dan tahu kalau itu ia karena mendengar suaranya yang menenangkan di mimpi.
“Angkatlah dagumu... Tak apa, cepat tunjukkan wajahmu. Aku ingin melihat wajahmu.” Ucap Pangeran. Wol Ju pun mengangkat wajahnya.
“Berkat dirimu, setiap hari aku merasa lebih tenang.”kata Pangeran
“Aku senang mendengarnya. Karena kau sudah tenang, lebih baik aku...” ucap Wol dan Pangeran tiba-tiba memegang tanganya.
“Aku berterima kasih bila kau mau mendengarkan ceritaku sekarang.” Kata Pangeran
“Namun, aku menerima perintah untuk tak berbicara denganmu.” Kata WO Ju
“Kita hanya berdua di sini. Aku tak akan memberi tahu siapa pun.” Kata Pangeran. Wol Ju merasa tak enak hati dan Pangeran terus merengek. 


Keduanya akhirnya menikmati waktu berdua dikamar, mereka saling menyuapi makan. Wol Ju pun mengintip yang dilakukan Pangeran, Pangeran menyuruh Wol Ju menjauh karena sedang konsetrasi. Wol Ju Akhirnya melihat hasil gambar Pangeran.
“Apa mirip denganku?”tanya Wol Ju. Pangera mengaku kalau Wajah asli Wol Ju lebih cantik. Wol Ju tersipu malu mendengarnya. 

Keduanya berkencan diatas jembatan, Pangeran meneropong bulan dengan jarinya, lalu memberitahu  kalau Wol Ju itu mirip bulan. Wol Ju tak mengerti maksudnya. Pangeran memberitahuBulan bersinar sangat terang dan kecil hingga muat di antara jemarinya.
“Tapi aku takkan pernah bisa membawanya pulang. Kapan pun kulihat, aku kagum sekaligus putus asa. Bulan juga hanya bisa dilihat pada malam hari.” Kata Pangeran
“Karena kau sangat menyukai bulan, aku takkan cukup tidur pada malam hari.”ejek Won Hyung datang.
“Maaf. Terima kasih telah jadi alasanku pergi dari istana saat malam.” Kata Pangeran
“Tenang saja. Aku cukup senang memberitahunya semua kenakalanmu saat masih kecil.” Kata Won Hyung
“Apa? Kalian berdua membicarakanku di belakangku? Kapan? Kapan itu terjadi?” kata Pangeran marah
“Dia selalu mengantarku pulang tiap kita bertemu.”ucap Wol Ju. Pangeran pun bisa mengerti. 


“Aku tak ingin melihatmu lagi. Jika aku tak sengaja melihat wajahmu lagi, kau takkan bisa kembali hidup-hidup.” Ucap Ratu pada Wol Ju karena tahu berhubungan dengan pangeran.
Akhirnya Wol Ju tertidur tapi mengingat saat berusaha menolak Pangeran.
“Apa ini hanya pekerjaan bagimu? Namun, aku jatuh cinta padamu. Jadi, tolong... terimalah cintaku.” Ucap Pangeran.
Saat itu terdengar suara ketukan pintu, Wol Ju pikir ibunya tapi malah mendengar Pangeran yang datang. Ia buru-buru membuka pintu takut ada orang yang melihatnya. 

“Yang Mulia... Bagaimana kau bisa kemari? Apa Kau datang sendiri? Bagaimana kalau ada yang lihat?” ucap Wol Ju panik. Pangeran hanya diam saja. Wol Ju mengeluh karena Pangeran  tak berbicara apa pun
“Bila aku beri tahu alasannya, malam ini akan berlalu. Aku hanya ingin melihatmu seperti ini.” Kata Pangeran
“Bila kau seperti ini, aku dan ibuku bisa terkena masalah besar.” Kata Wol Ju kesal
“Jangan cemas. Apa aku yang harus melindungi negara tak bisa melindungi gadis yang kucintai? Percayalah padaku. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu.” Kata Pangeran memeluk Wol Ju. 


Wol Ju berjalan dengan sempoyongan dan melihat Won Hyung berjalan sendirian lalu memangginya. Won Hyung mencoba menghindar tapi Wol Ju menahanya memberitahu kalau Ibunya telah dibunuh dan melihat ada darah ditangan Won Hyung.
“Ini dari luka yang kudapat saat bertarung di area rumahmu tadi. Saat aku kembali, rumahmu telah dibakar habis. Dan ibumu...” kata Won Hyung
“Mereka pasti ingin membunuhku. Ibu terbunuh menggantikan aku.” Ucap  Wol Ju
“Kau harus segera lari dari sini.” Kata Won Hyung. Wol Ju pikir harus bertemu Yang Mulia
“Kau tak bisa bertemu Pangeran lagi... Yang Mulia... akan menikahi wanita pilihan ibunya. Dia ingin bertemu denganmu untuk kali terakhir malam ini untuk mengatakan itu.” Kata Won Hyung. Wol Ju terihat kaget mendengarnya. 

Kang Bae terlihat bahagia karna angkanya naik lagi untuk Wol Ju,  Manager juga senang Hanya tiga kasus lagi menuju 100.000 dan Kang-bae juga sebentar lagi bisa disembuhkan lalu mulai menyanyi, sementara Wol Ju terlihat lesu meminum sojunya.  
“Kenapa kau minum sendiri? Hei, makanlah juga. Bila minum saja, kau bisa sakit.”kata Manager Gwi
“Aku sudah pernah mati, jadi, tak mungkin akan mati lagi.” Kata Wol Ju
“Kau tak akan mati, tapi kau pasti akan merasa pengar. Astaga. Apa kau tak mau berjualan besok?” kata Manager  Gwi
“Dia benar. Bo-ra berterima kasih padamu atas yang terjadi dan satu kasus lagi selesai. Apa kau tak merasa bangga?”ucap Kang Bae
“Apa kau bangga? Aku merasa ini lucu.” Ucap Wol Ju. Kang Bae bingung kalau diangaap lucu.
“Selama 500 tahun aku bekerja di bidang ini, aku sadar akan satu hal. Setiap manusia di Bumi ini bisa bertahan hidup bila ada satu orang yang mau mendengarkan ceritanya. Namun... aku tak punya.” Ucap Wol Ju.
“Semua orang memalingkan wajahnya, menutup telinganya, dan hanya mengecam aku dari segala penjuru. Salah satu orang yang paling kupercayai telah meninggal lebih dulu. Orang yang lain telah mengkhianatiku.” Cerita Wol Ju
“Namun setelah meninggal, aku mendengarkan cerita banyak orang hingga mendapat kata terima kasih. Bukankah itu lucu?” kata Wol Ju
“Tidak, itu sama sekali tak lucu. Itu membuatku bangga. Aku... benci dengan kemampuan membuat orang lain bercerita padaku. Aku pikir itu adalah kutukan. Ketika hanya mendengar tanpa bisa membantu, perasaanku terus tersiksa.” Kata Kang Bae
“Namun, kau membantu mereka. Setiap kau membantu oranglewat bisnis kedai ini dan setiap angka target naik, aku sangatlah bangga padamu.” Ucap Kang bae. 



“Kau selalu pintar berbicara bila ingin membantahku.” Ejek Wol Ju. Kang bae tersenyum mendengarnya.
“Beri tahu aku kapan pun kau butuh pendengar. Aku akan mendengarkanmu.” Ucap Kang Bae. Manager Gwi juga akan seperti itu.
“Kalian ini. Aku padahal ingin sedikit sentimental hari ini, tapi kalian sama sekali tak membantuku. Aku ingin minum sendiri, jadi, kalian bisa pulang sekarang.” Ucap Wol Ju
“Jangan begitu, kita harus minum bersama.” Kata Kang Bae, Manager Gwi melarangnya.
“Kau belum pernah melihat dia mabuk, 'kan? Ayo pergi. Tidak. Karena mungkin kau akan melihat hantu lagi, aku akan mengantarmu pulang. Ayo!” ucap Manager Gwi mengambil jaketnya.
“Aku pulang dulu. Jangan terlalu banyak minum.” Kata Kang Bae. Wol Ju memastikan kalau Kang Bae sudah bawa garam, Kang Bae menganguk.
“Jangan kebanyakan minum. Ini Semua dah kubersihkan.” Kata manager Gwi sebelum pergi. 

Manager Gwi berjalan dengan Kang Bae bertanya apa rencannya karena akan bertemu Yeo-rin bila bekerja di swalayan besok. Kang Bae mengeluh Manager Gwi yang tiba-tiba membahas itu lalu berjalan pergi. Manager Gwi tertawa karena menurutnya  hanya mencemaskannya
“Aku mengatakan itu hanya karena khawatir padamu. Tak usah marah begitu. Aku hanya bertanya.” Ucap Manager Gwi mengejarnya.
Saat Won Hyung mengikuti keduanya dan seperti siap melampiaskan amarahnya. Tapi saat itu Manager Yeom menahanya, Won Hyung kaget dan memangilnya ayah. 

Manager Gwi pun menyurh Kang Bae masuk saja. Kang Bae pun pamit akan bertemu besok. Manager Gwi menatap Kang Bae lalu memangginya, Kang Bae bertanya ada apa. Manager Gwi mengurungkan niatnya dan menyuruh Kang Bae masuk saja. 

“Hei, Bulan... Kau juga sudah bekerja keras. Pasti sudah banyak manusi yang memohon sesuatu kepadamu. Namun, apa kau tahu? Kau dan aku serupa.” Ucap Wol Ju didepan warung menatap bulan.
“Sama seperti permukaanmu yang terus berbekas, hatiku terus-menerus membenci dan merindukannya. Semua perasaan ini harus kulupakan agar aku tak menderita lagi. Namun, itu tak mudah.”
Kang Bae dan Manager Gwi melihat buan dari lubang tangan yang dibentuk dengan jarinya, sama seperti Pangeran.
“Rasa cinta, benci, bahkan rindu...Setiap bentuk hubungan yang tercipta pada akhirnya akan berbalik padaku. Karena itu, aku juga ingin meminta sesuatu padamu. Satu permintaan saja.” Ucap Wol Ju dengan mata berkaca-kaca
“Tolong...bebaskan aku dari takdirku dengannya sebelum aku mencintai dia lagi,” kata Wol Ju menangis.
Bersambung ke episode 9

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar