PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 04 Juni 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Wol Ju akhirnya memberikan obat pada tangan Manager Gwi sambil mengeluh Bagaimana bisa mereka berjualan dengan tangannya ini. I aun menyuruh kalau Manager Gwi agar Istirahatlah karena tak mau Manage Gwi agar  mengganggu.
“Nanti tamu malah kaget saat datang.” Kata Manage Gwi. Wol Ju pikir tak berbicara apa pun.
“Kau aneh sekali. Kalau begitu, aku harus mulai mengupas bawang bombai.”ucap Manager Gwi
“Tunggu dulu. Apa kau mau makan daging?” tanya Wol Ju. Manage Gwi bingung Kenapa tiba-tiba
“Hari ini aku merasa lelah setelah berolahraga dan pergi ke sana kemari. Aku harus mengisi energiku kembali. Aku tak mau makan sendiri, jadi, ikuti aku.” Ucap Wol Ju berjalan pergi
“Kenapa dia tiba-tiba seperti itu? Aneh sekali.” ucap Manager Gwi bingung. 


Si Pria tua akan masuk rumah, tapi beberapa kali salah memasukan sandi pintunya. Ia pun bertanya-tanya Apa sandi pintunya. Saat itu istrinya membuka pintua. Si pria heran istrinya sudah pulang padahal biasa Nikmati saja waktunya.
“Bersosialisasi itu melelahkan. Aku lebih senang berada di rumah. Bila aku tak ada, kau bisa tidur di depan pintu hari ini.” Ucap si Istri. Suaminya pun membenarkan dan mengucapkan terima kasih.
“Aku juga sepertinya sudah tua. Aku menjadi sering lupa. Pagi ini aku turun di halte yang salah saat memikirkan sesuatu.” Cerita si pria
“Benarkah? Kau seharusnya tak boleh seperti itu. Apa karena tubuhmu sedang lemah? Apa Mau kubuatkan ramuan obat?” ucap sang istri
“Tak usah. Kau ada di sampingku saja sudah menjadi obat bagiku.’ Kata si pria
“Baiklah. Cepat mandi dan kembali. Aku akan siapkan beberapa obat untukmu.” Kata si istri. 


Di sebuah restoran,  Wol Ju mengeluh sayang sekali, membahas Tentang roh itu yang hampir mau ikut denganya karena bisa mengerti dan memahami rasa sakitnya. Manager Gwi pikir Wol Ju tak berteriak, mengancam, atau menakuti dia.
“Tidak... Seperti seorang Oprah Winfrey, aku berbicara kepadanya dengan penuh pengertian.” Kata Wol Ju
“Bisa kubayangkan... Kau pasti bicara panjang lebar dengannya. Karena itu, akhirnya dia kabur. Kau harusnya menungguku saja. Kau malah ikut campur dan menjadi begini.” Ucap Manager Gwi
“Aku hanya merasa kasihan padanya. Roh itu menyedihkan. Dia pasti takut pergi ke Alam Baka. Lebih dahulu meninggalkan dunia ini daripada seseorang yang dicintai pasti sangat menyiksanya.” Ucap Wol Ju
“Dibandingkan yang pergi, aku lebih kasihan pada Oh Sang-gun. "Pada saat ibuku meninggal, apa yang kulakukan? Apa aku sedang makan? Atau aku sedang bekerja di kantor?" Dia pasti terus memikirkan hal tersebut tanpa henti.” Ucap Manager Gwi
“ Itu pasti sangat menakutkan. "Namun, pada saat terakhirnya, aku tetap tak tahu apa-apa." Rasa bersalah dan rasa terpojok itu...” kata Manager Gwi yang membuat Wol Ju sedikit berkaca-kaca
“Apa yang ditinggalkan saja yang merasakan itu? Kau tahu wafat bukan berarti semua berakhir. Saat meninggal, kau dapat melihat dan merasakan semua. Kau tetap merasakan semua rasa sakit yang ada. Kau tahu, 'kan?” ucap Wol Ju mengajak minum bersama. 


Saat itu Kang Bae datang menyapa keduanya  berpikir keduanya tak makan karena masih sisa banyak. Manager Gwi mengaku sudah makan satu loyang tadi jadi Kang Bae bisa makan saja ini. Kang Bae pun memesan soju, Manager Gwi bingung
“Yeo-rin menolakku saat kuminta menjadi pasangannya.” Ucap Kang Bae minum dengan cepat.
Pelan-pelan saja, nanti kau sakit. Setidaknya makan ini dulu.” Kata Manager Gwi. Kang Bae pun makan permen agar tak cepat mabuk
“Gadis itu harusnya tak terlalu jual mahal padamu. Dia sepertinya sangat dingin.” Ucap Wol Ju sinis
“Tidak! Yeo-rin itu orang yang sangat keren. Dia terlihat kasar dan dingin, karena memisahkan urusan kerja dan pribadi. Dia membantu orang yang tak dia kenal dengan hebat. Dia karismatik.” Ucap Wol Ju membela
“Lalu kenapa dia membencimu? Kau yang paling butuh bantuan saat ini. Kau berkata apa saat meminta dia menjadi pasanganmu?” tanya Wol Ju
“Aku berkata bahwa Yeo-rin adalah orang yang spesial untukku. Dan aku senang dia tak bereaksi apa pun saat menyentuhku.” Kata Kang Bae
“Kau memang tak tertolong. Apa kau mencari keributan?” keluh Wol Ju. Kang bae pun ingin tahu apa yang dilakukannya.
“Kang-bae, dengar ini. Bila menginginkan seseorang, kau tak boleh berkata kau membutuhkan orang itu. Katakan, "Aku ingin menjadi orang yang kau butuhkan." Kau harus bilang itu. Paham?” kata Manager Gwi. Kang Bae mengulang "Aku ingin menjadi orang yang kau butuhkan."



Flash Back
Pangeran mengaku merasa paling nyaman saat berada di samping Wol Ju  Bahkan Jika bisa bersama selamanya, maka tak butuh hal lain. Wol Ju berpikir kalau Jangan berbicara seperti itu. Pangeran menegaskan Ini bukan omong kosong dan benar-benar serius.
“Orang yang harus bersamamu seumur hidup adalah orang berkedudukan tinggi dan pendidikan baik, Yang Mulia. Bersama wanita rendahan sepertiku adalah hal yang tak mungkin. Karena sudah kembali sehat, kau tak perlu lagi menahanku tetap di sampingmu.” Kata Wol Ju
“Aku menahanmu di sisiku bukan karena membutuhkanmu. Mulai sekarang, aku ingin menjadi orang yang kau butuhkan.” Ucap Pangeran
“Kau pikir ini adalah bentuk balas budi, Yang Mulia? Kalau ya, jangan berpikir begitu. Aku hanya melakukan tugasku saja.” Ucap Wol Ju
“Apa ini... hanya pekerjaan bagimu? Namun, aku jatuh cinta padamu. Bukan karena aku ingin balas budi. Aku hanya ingin mencintaimu. Sejak hari... aku mendengar suaramu dalam mimpiku, kau menjadi pemilik hatiku. Karena itu... terimalah perasaanku.” Ucap Pangeran. Wol Ju hanya bisa terdiam. 


Wol Ju dan Manager Gwi hanya bisa terdiam seperti menerawang ke masa lalu. Kang Bae menyadarkan keduanya yang melamun ,Wol Ju tersadar mengaku sudah kenyang menyuruh Kang Bae menghabiskan lalu beranjak pergi. 

SANHA INTERNATIONAL
Tuan Oh Sang Gun dimarahi oleh atasanya karena ada diruanganya  Tuan Oh berdiri dengan tatapan bingung. Atasanya memberitahu kalau Klien dari Tiongkok sudah menunggu tiga jam dan Dia sangat marah sampai ingin batalkan semua kontrak.
“Apa yang kau bicarakan? Rapat dengan klien Tiongkok itu besok, Hal sepenting itu tak....” Ucap Tuan Oh
“Bukankah klien Tiongkok berkata mau mengubah jadwal lewat surel? Mereka berkata kita sudah setuju dan membalas surelnya. Bukankah kau yang balas?” kata atasanya. Tuan Oh mencoba memeriksanya.  Bawahan Tuan Oh hanya bisa melihat dari kejauhan.
“Apa yang kau lakukan, Pak Ha? Cepat kejar dan tahan dia. Paham?” teriak atasanya. Tuan Ha pun berlari pergi. Tuan Oh akan ikut mengejarnya.
“Mau ke mana kau sekarang? Astaga... Ke ruanganku sekarang.” Ucap atasanya. 


Atasanya mengajak bicara Tuan Oh meminta maaf karena harus memakinya di depan bawahannya seperti itu. Tuan Oh merasa tak bersalah karena telah membuat kesalahan besar dan meminta maaf dan ingin tahu apa yang akan dibicarakan atasanya.
“Baiklah. Untuk apa aku tunda lagi.. Pada proses PHK karyawan kali ini, namamu akan ada di dalam daftar. Sebelum itu, apa kau tak ingin mengundurkan diri saja? Bukankah lebih baik mendapat gaji setengah tahun?” kata Atasanya.
“Pak... Kuabdikan masa mudaku pada perusahaan ini. Bila karena masalah ini aku harus...” ucap Tuan Oh
“Tidak. Ini bukan hanya karena masalah yang baru terjadi. Sebenarnya, belakangan ini, ada rumor tak enak mengenai dirimu. Bila melihat laporan serta proposal yang kau buat saat ini, semua tampak kacau. Kau membuat banyak kesalahan.” Ucap Atasanya.
“Itu karena... aku sepertinya sedang kehilangan fokus pada pekerjaanku. Aku akan kembali normal bila beristirahat, Pak. Aku baru saja... mengirim istriku berlibur. Banyak hal ingin kulakukan.” Ucap Tuan Oh
“Pak Oh, kenapa kau seperti ini? Kami kira kau hanya syok setelah kehilangan istrimu, jadi, kami membiarkan kesalahanmu dan mencoba mengerti. Sadarlah.” Ucap Atasanya.
“Apa yang kau bicarakan, Pak? Istriku tidak meninggal.”kata Tuan Oh tertawa. 



“Jangan bilang kau juga lupa, apa yang terjadi padanya.” Ucap Atasanya.
Tuan Oh keluar dari gedung seperti ingatan mulai datang lagi. Saat dirumah duka atasanya melayat dan berkata “Istrimu pasti pergi ke tempat yang baik.” Ia pun terakhir kali berpisah dengan istrinya didepan sanotarium.
“Ini demensia vaskular. Kau harus segera diobati.” Kata Dokter. Tuan Oh tak terima dan langsung bergegas pergi.
Tuan Oh histeris didepan gedung seperti baru menyadari kalau istrinya sudah tak ada dan juga terkena dimensia. 

Tuan Oh akhirnya pulang ke rumah dan melihat istriny ada dimeja makan,melihat kalau istrinya membuat pangsit. Ia pun memuji Pangsit buatan istrinya kalau sangat menyukainya. Saat itu istrinya terlihat menghilang dari hadapan suaminya. 

Sang istri hanya bisa menangis menatap sang suam lalu berjalan keluar rumah, Manager Gwi sudah menungu didepan rumah. Akhirnya Keduanya pun bertemu di dalam kedai, sang istri mengaku  sangat kasihan pada suaminya memikirkan Bagaimana dia bisa hidup sendiri.
“Namun, kau tak bisa terus kabur seperti ini. Roh gentayangan akan mendapat hukuman di Alam Baka nanti. Kau tahu itu, 'kan?” kata Wol Ju
“Maafkan aku. Aku tidak bisa pergi meninggalkan suamiku sendirian. Saat bulan madu, kami berjanji untuk hidup bersama sampai rambut kami memutih. Namun sekarang, aku hanya ingin berpamitan dengannya untuk kali terakhir.” Kata Nyonya Oh 


Kang Bae baru saja akan masuk bingung meihat Wol Ju dan Manager Gwi keluar dan bertanya, mau ke mana. Manager Gwi pikir Bagus Kang bae datang dan mengajak untuk ikut mereka. Kang Bae bertanya mau pergi kemana.
“Berpamitan. Untuk yang terakhir.” Ucap Wol Ju akhirnya pergi ke bioskop meliha isi pikiran Tuan Oh
“Kenapa seperti ini?” tanya Kang Bae bingung karena tak beraturan. Manager Gwi pikir Ternyata pikiran pria ini kacau balau.
“Memorinya terputus, menyambung, dan tak sinkron seperti ini.” Ucap Manager Gwi
“Karena itu sentuhanku tak berguna.” Ucap Kang Bae. Wol Ju membenakrna dan merasa Tuan Oh pasti merasa sangat sedih selama ini dan melihat sesuatu. 

Nyonya Oh dan Tuan Oh berjalan bersama sambil bergandegan tangan. Tuan Oh merasa  Suasananya benar-benar nyaman da seharusnya lebih cepat kemari. Nyonya Oh pikir tak masalah karena yang penting mereka sudah ada ditempat itu.
“Sayang... Aku sangat suka kau tinggal bersamaku sampai saat ini.” Ucap Nyonya Oh duduk di bangku taman. Suaminya tak mengerti ucapan Nyonya Oh.
“Aku selalu menyusahkanmu.” Kata sang istri. Suaminya mengejek kalau istrinya ternyata tahu selalu menyusahkannya.
“Aku padahal selalu memintamu untuk berhenti merokok dan minum alkohol.” Kata sang istri
“Kau masih saja memarahiku di sini.” Keluh suaminya.  Sang istri memberitahu kalau Hari ini benar-benar hari terakhir mereka bertemu.
“Aku seharusnya tak mengirimmu berlibur ke sana. Karena aku...”kata sang suami merasa bersalah
“Apa maksudmu? Ini bukan kesalahanmu. Aku mohon padamu. Terimalah penyakitmu sekarang dan cepatlah berobat. Kau mengerti? Kau tak boleh menyerah atau menjadi lemah.” Ucap istrinya.
Tuan Oh menganguk mengerti dan keduanya menangis. Sang istri pun memuji Suaminya baik sekali dan mengingatpadahal berjanji untuk bersama sampai rambut memutih lalu meminta maaf karea tak bisa menepati janji itu.
“Bila aku tahu ini akan terjadi, hari itu seharusnya... aku memintamu mengantarku ke kantor. Seharusnya dahulu aku meminta itu. Aku seharusnya sekali lagi melihat matamu saat itu. Seharusnya kulakukan.” Kata Tuan Oh
“Orang sebaik ini bisa menjadi istriku... dan aku takut kelak akan melupakan dirimu. Aku sangat takut.” Kata Tuan Oh mengeluh rambut istrinya
“Aku akan tetap mengingatnya. Setelah kau menua, dan kita bertemu setelah kau meninggal, akan kuceritakan lagi padamu. Dari awal hingga akhir. Kau tak perlu khawatir.” Kata Istrinya lalu mengejek suaminya itu sekarang cengeng.
“Maafkan aku... Aku mencintaimu, Jin-suk.” Ucap Nyonya Oh memeluk erat suaminya.
Tuan Oh terlihat tertidur pulas memeluk foto istrinya, wajahnya seperti tersenyum. 



[SWALAYAN KAPEUL]
Seorang pria diam-diam mengambil botol wine ke dalam tasnya, saat itu Yeo Rin melihat dan langsung membawa si pria ke ruangan pelanggan yang komplain. Tapi setelah melihat isi tasnya ternyata kosong, Yeo Rin tak percaya melihatnya karena benar-benar melihatnya.
“Apa yang kau lihat? Tidak ada apa-apa dalam tas! Kau berani berkata begitu padaku?”teriak si pria marah
“Maafkan kami. Karyawan kami membuat kesalahan besar.” Ucap Seung Ho  datang
“Cepat pecat karyawan ini di depanku. Bila tidak, aku takkan tinggal diam.” kata Si pria
“Maafkan aku... Aku sungguh minta maaf.” Ucap Yeo Ji akhirnya membungkuk meminta maaf.
“Apa minta maaf menyelesaikan masalah? Jika kau berlutut dan memohon maaf di hadapanku sekarang, aku akan pikirkan kembali. Jika tidak, akan kutulis ini di internet dan lihat akibatnya!” teriak Si pria
“Tunggu sebentar... Maaf, Pak... Apa kau yakin kau tak berbohong?” tanya Kang Bae
“Han Kang-bae... Bagaimana bisa orang-orang ini memandang rendah diriku? Lihat ini. Lihat baik-baik!” teriak si pria
“Di tas ini memang tidak ditemukan apa-apa.” Ucap Kang Bae memegang tangan si pria.
“Tentu saja tidak ada. Bila kumasukkan tas, pasti akan ada suara alarm, dan aku tertangkap. Dengar. Saat melakukan ini, biasanya kami berpasangan. Aku mencuri sesuatu, bertukar tas dengan rekanku, lalu membiarkan dia bersembunyi, melepas labelnya, dan diam-diam pergi.” cerita si pria dengan cepat
“Kalau begitu, di mana temanmu sekarang?” tanya Kang Bae. Si pria menunjuk temanya bertanya apakah membawa botol minumannya.
Temanya ingin kabur tapi Yeo Rin sudah menangkapnya dan memeriksa tasnya ternyata memang ada botol wine. Kang Bae pun bisa tersenyum karena bisa membantunya. 



Kang Bae melihat Yeo Rin duduk sendirin lalu datang memberikan minuman. Yeo Rin heran Kang Bae melakukan itu karena  Jika salah, maka bisa dipecat juga Namun Ia berterima kasih. Kang Bae pikir Karena Yeo Rin yang membutuhkannya.
“Saat itu, kau butuh seseorang percaya padamu. Saat kali pertama bertemu, kau percaya padaku yang sama sekali asing. Jadi, aku berjanji pada diriku sendiri saat kita bertemu lagi.” Ucap Kang Bae
“Kapan pun kau butuh orang yang percaya padamu, aku akan menjadi orang itu.” Jelas Kang Bae. Yeo Rin mengerti dan Kang Bae pun pamit pergi.
“Han Kang-bae.. Kau sudah dapat pasangan?” tanya Yeo Rin. Kang Bae menjawab belum.
“Aku juga belum dapat. Kau mau menjadi pasanganku di lomba?” ucap Wol Ju. Kang Bae melongo bingung lalu memastikan.  Yeo Rin  membenarkan. 


Tuan Oh membawa foto istrinya kedalam tas dan membawa juga brosur “ SANATORIUM SANGAT NYAMAN” setelah itu pergi ke kedai. Wol Ju bertanya apakah Tuan Oh  mau pergi ke suatu tempat karena  tampak amat senang.
“Ya. Aku akan pergi bertemu temanku. Aku sepertinya juga akan tinggal di sana.”kata Tuan Oh
“Terdengar sangat menyenangkan, Pak. Kau mau ke mana?” tanya Tuan Oh. Tuan Oh menjawab Yangpyeong, Provinsi Gyeonggi.
“Apa Kau tak punya keluarga lain?” tanya Wol Ju. Tuan Oh mengaku  Ada.
“Putraku berada di Amerika Serikat, dan bilang akan segera kembali ke Korea. Istriku... sudah pergi lebih dulu ke surga. Dia orang yang sangat kuat, jadi, dia pasti bisa hidup baik di sana sampai aku datang.” Cerita Tuan Oh
“Ternyata seperti itu ceritanya. Pangsit udang sudah siap. Silakan dinikmati.” Kata Manager Gwi membawakan makan. Tuan Oh pun mulai makan. Wol Ju bertanya Bagaimana rasanya?
“Ini terasa familier dan hangat bagiku. Aku sepertinya pernah memakan pangsit ini. Aku tak bisa mengingatnya.” Ucap Tuan Oh. Wol Ju pun bisa tersenyum. 


Tuan Oh mengucapkan Terima kasih dan akan pergi. Manager Gwi tahu Tuan Oh akan ke Yangpyeong, karena ada juga ada urusan di sana jadi akan mengantar ke tempat tujuanya dan  pergi bersama. Tuan Oh menolaknya merasa tak perlu.
“Aku yang meminta bantuan padamu. Aku kesepian bila pergi sendiri, jadi, tolong temani aku.”kata Manager Gwi
“Baiklah. Terima kasih sebelumnya.” Kata Tuan Oh. Manager Gwi pun mengajak segera keluar. 

Wol Ju melihat keduanya keluar, Nyonya Oh dan Manager Yeom ternyata bersembunyi dibelakang memastikan kalau Tuan Oh sudah pergi. Wol Ju pun menyuruh keduanya agar keluar saja dan bertanya pada Nyonya Oh Apa sudah lega.
“Ya. Terima kasih banyak atas bantuanmu. Melihat dia bisa makan dengan baik membuatku bahagia.” Kata Nyonya Oh. Manager Yeom pun mengajak agar segera pergi.
“Tunggu sebentar. ..Kau harus usap air matamu dulu sebelum pergi. Merusak riasanmu saja.” Kata Wol Ju mengusap dengan bajunya.
“Benar-benar sulit meninggalkan orang yang kucintai seperti ini. Namun berkatmu, aku bisa berpamitan dengannya. Terima kasih.” Ucap Nyonya Oh
“Ini pekerjaanku, kau tak perlu berterima kasih.” Kata Wol Ju
“Kau juga berkata pernah meninggalkan orang yang kau cintai, 'kan? Walau kau berpura-pura kuat, aku bisa melihat rasa kesepianmu dengan mataku. Semoga hatimu yang membeku bisa kembali hangat dan bertemu dengan pria yang ditakdirkan untukmu.” Ucap Nyonya Oh. Wol Ju hanya bisa terdiam. 


Flash Back
Pangeran pergi menemui Wol Ju memegang sebuah cincin terlihat seperti ingin melamarnya. Ia memangil Wol Ju didepan pintu rumah “Wol-ju... Di mana kau?” lalu berpikir kalau belum sampai. Sementara Wol Ju ternyata sudah datang dan melihat dari kejauhan.
“Yang Mulia... Maaf aku pergi diam-diam tanpa berpamitan. Bila takdir memang ada, kelak kita pasti akan bertemu lagi.” Ucap Wol Ju lalu beralan pergi.
Saat itu terlihat seorang pria yang melihat kepergiaan Wol Ju, lalu menatap sinis ada Pangeran. Sementara Pangeran terlihat tersenyum bahagia karena ingin menyatakan perasaanya.
Bersambung ke episode 6

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar