PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 06 Juni 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

[LOMBA TARI PASANGAN SWALAYAN KAPEUL]
Seorang pria berdiri dipodium memberitahu  Pemenang utama Lomba Tari Pasangan Swalayan Kapeul adalah... Lalu memberikan Selamat untuk Han Kang-bae dan Kang Yeo-rin. Keduanya pun berteriak gembira karena menjadi juara pertama!
Si pria pun memberikan sebuah kotak, Kang Bae membukanya dan bingung melihat isinya cincin. Yeo Rin terlihat malu-malu mengelurkan tanganya. Kang Bae akhirnya memasangkan cincin sambil berlutut tapi tiba-tiba berubah menjadi Seong Ho.
Seong Ho tersenyum bahagia melihat cincin ditanganya, Semua penonton meminta agar “Cium!” Kang Bae panik. Seung Ho tak peduli dan ingin mendekat menciumnya. Kang Bae pun memilih kabur. 


Manager Gwi tak percaya kalau Kang Bae bermimpi tentang itu. Kang Bae membenarkan dan mengaku Mimpi itu terasa sangat nyata. Ia merasa Cincin giok itu juga sepertinya pernah dilihat sebelumnya. Ia pun bertanya pada Wol Ju.
“Apa kira-kira artinya? Kau tentu tahu semua soal mimpi.” Ucap Kang Bae penasaran
“Itu sangat jelas. Kau pernah menyebutkan Pak Ma sulit dihadapi, 'kan?” kata Manager Gwi . Kang Bae membenarkan
“Saat melihatnya, jantungmu berdetak sangat cepat sampai kau tergagap karena gugup?” ucap Manager Gwi 
“Benar sekali. Bagaimana kau bisa tahu itu?” kata Kang Bae kaget mendengarnya.
“Kang-bae... Jujurlah dengan dirimu sendiri. Asal kau tahu, aku ini orang yang sangat terbuka dengan orientasi seksual seseorang. Kau Tenang saja.” Ucap Manager Gwi memeluk Kang Bae.
“Omong kosong macam apa ini? Nona, Apa yang dikatakannya benar?” tanya Kang Bae panik
“Sepertinya mimpi sebelum lahir.”ucap Wol Ju. Kang Bae binggung mendengar Mimpi sebelum lahir.
“Kau mendapat cincin giok, 'kan? Ibuku bermimpi soal cincin giok sebelum aku lahir.” Ucap Wol Ju. Kang Bae bingung. 



Seung Ho mendengar mimpi Kang Bae bingung Mengapa muncul dalam mimpinya dan Itu membuatnya kesal. Jin Dong pikir  Mimpi mendapat cincin giok adalah sesuatu yang baik dan menyuruh Seung Ho agar coba beli lotre.
“Apa maksudmu? Itu semua hanya bunga tidur saja.” Kata Seung Ho tak percaya
“Benar. Aku mungkin terlalu stres karena latihan tari.” Ucap Kang Bae dan saat itu Seung Ho menerima telp  dari istrinya.
“Halo, Sayang... Apa? Benarkah? Sungguh? Astaga, itu tentu hal yang baik! Baiklah, aku akan segera pulang.” Ucap Seung Ho terlihat bahagia.
“Bagaimana ini? Istriku akhirnya hamil.”kata Seung Ho bahagia. Semua pun senang mendengarnya dan langsung memberikan selamat.
“Kau berarti akan menjadi ayah?” kata Kang Bae. Seung Ho pun yakin kalau Mimpi cincin giok bukan mimpi biasa.
“Mimpi sebelum lahir?” ucap Kang Bae masih tak percaya tapi Jin Dong yakin itu benar.
 “Mimpi sebelum lahir bisa juga dialami orang di sekitar kita 'kan?” kata Jin Dong.
“Lantas, cincin giok itu... Han Kang-bae, kau ada latihan tari hari ini, 'kan? Beri tahu aku bila kau lelah. Aku akan siapkan camilan dan minuman tanpa batas hanya untukmu.” Ucap Seung Ho akan memeluk Kang Bae.
“Benar juga. Kau tak suka disentuh. Kalau begitu, semoga harimu menyenangkan! Semangat!” kata Seung Ho memeluk Jin Dong dengan wajah bahagia lalu menari kelaur ruangan. 

Wol Ju berjalan dengan Manager Gwi bertanya apa yang ibunya mimpikan sebelum dia lahir. Manager Gwi mengingat tentang Mimpi sebelum lahir lalu mengaku kalau benar-benar hebat.
“Di padang rumput luas yang hijau...” ucap Manager Gwi dan tersadar kalau Wol Ju melipir ke mesin boneka.
“Tunggu sebentar, tekan sekarang! Bagaimana bisa kau tak dapat itu? Ayo Minggir. Biar kucoba.” Ucap Wol Ju akhirnya menganti si anak yang bermain.
Dengan wajah serius, Wol Ju mulai bermain tapi gagal mengambil boneka. Ia pun mengeluh kalau akan coba sekali lagi. Manager Gwi mengajak untuk pergi karena Ada banyak yang harus dibeli. Wol Ju meminta uang pada Manager Gwi karena akan mendapatkanya.  Manager Gwi mencoba memberikan petunjuk tapi Wol Ju tetap gagal.
Akhirnya Manager Gwi yang mulai bermain, tapi  ternyata masih tetap gagal. Mereka pun terus mencoba bermain lagi, sampai akhirnay si anak mengeluh kalau juga ingin main. Wol Ju heran si anak yang masih ada didekatnya.
“Cepat kerjakan PR-mu! Benar, ini bukan mainan untukmu. Pergilah!” ucap Wol Ju marah. Si anak hanya bisa menatap sinis sambil mengeluh Wol Ju itu menyebalkan.


Di studio latihan, guru tari akan mengajar dari gerakan dasar. Kang Bae terlihat kaku mengikuti gerakan si guru tari. Si guru akhirnya memarahi Kang bae agar bisa fokus dan mulai mencontohkanya.  Kang Bae menganguk mengerti tapi masih tetap salah.
“Kang-bae! Tegakkan pundakmu, angkat dagumu, dan beri tatapan tajam. Menari itu soal percaya diri.” Perintah gurunya. Kang Bae pun mengikutinya.
“Ayo kita coba sekarang.” Kata gurunya. Kang Bae dan Yeo Rin pun mulai berlatih.
Saat itu Kang Bae membuat posisi Yeo Rin ada dibawahnya, keduanya saling menatap dan Kang  Bae pun merasakan dadanya berdegub dengan kencang. Tapi tanganya akhirnya melepaskan tangan dan membuat Yeo Rin terjatuh. Ia pun mencoba memegang dadanya yang berdebar dengan kencang.
“Coba lebih banyak olahraga. Bagaimana bisa jantungmu seperti itu saat bergerak sedikit?” keluh Yeo Rn
“Benar, aku sepertinya kurang berolahraga.  Tidak ada alasan lain.” Kata Kang Bae.
“Yeo-rin sudah selesai. Kang-bae, kau belum... Ayo kita berlatih lagi selama 30 menit.” Ucap Si guru. Kang Bae melonggo bingung
“Aku sangat berterima kasih... Tolong ajari dia.” Kata Yeo Rin. Kang Bae merasa tak perlu latihan tambahan.
“Kau sangat memerlukannya. Bila seperti ini, kau tak bisa pentas. Cara satu-satunya hanya berlatih. Setidaknya kau bisa menari lebih baik dengan berlatih. Banyak hal lain tak bisa begitu meski sudah berusaha keras.” Tegas Gurunya. Kang Bae bingung.
“Baiklah, aku akan berlatih.” Kata Kang Bae tak bisa menolaknya. 



Wol Ju dan Manager Gwi akhirnya jatuh lemas, Manager Gwi mengatakan perlu uang. bertanya apakah Wol Ju tak punya.  Wol Ju memberitahu kalau sudah gunakan semua yang mereka tukar tadi. Manager Gwi pun bertanya harus berbelanja dengan uang apa
“Aku juga tak bawa kartu kredit.” Kata Wol Ju. Manager Gwi mengingat kalau dalam perjalanan berbelanja bahan makanan.
“Buang waktu bila kembali lagi. Pinjam dari Kang-bae dulu.” Ucap Manager Gwi. 

RUANG LATIHAN TARI 1
Kang Bae gugup, Gurunya meminta Kang Bae memegang tanganya.  Kang Bae pikir kalau mulai dari langkah dasar lagi karena sudah lupa lagi. Akhirnaya mereka berlatih tanpa berpegangan. Wol Ju melihat dari jendela pintu,   berkomentar kalau Kang Bae. berusaha berlatih tanpa kontak.
“Mereka berlatih. Apa kita boleh masuk?” kata Manager Gwi. Wol Ju mengeluh apa yang harus mereka lakukan apakah tak berjualan hari ini
“Kita pinjam uang lalu keluar. Cepat masuk.” Kata Wol Ju mendorong Manager Gwi masuk.
Si guru kaget dan hampir jatuh, tanganya tak sengaja memegang lengan Kang Bae.  Kang Bae melihat si guru langsung jatuh lemas lalu memastikan kedaanya. Si guru langsung curhat mengaku Sekeras apa pun usahanya, ia tak hamil. Kang Bae melonggo bingung.
“Aku sudah mendapat perawatan kesuburan selama dua tahun. Hari ini adalah hari pertama aku bekerja setelah berhenti berharap. Kau telah berjuang keras selama dua tahun. Pada awalnya, aku tidak menyangka bahwa pengobatan tersebut sangat menyulitkanku.” Cerita Si guru. 


Flash Back
Si guru terlihat menyunti perutnya sendiri, suami yang melihatnya pun merasa tak tega.Keduanya pun pergi kerumah sakit dan saling menyemangati untuk mendapatkan anak.
“Itu semua karena aku yakin nantinya aku akan hamil. Aku bahkan berhenti kerja dan fokus sepenuhnya pada perkataan dokter untuk mendapatkan anak. Tak lama setelah itu, keajaiban terjadi.”
Keduanya pun melihat foto janin diperut si guru, Suaminya senang melihat kalau itu calon bayi mereka. Keduanya terlihat bahagia.
“Saat itu, aku merasa memiliki seluruh dunia dalam genggamanku. Aku menjadi percaya bahwa kerja keras ternyata memang membuahkan hasil.”
Si guru akhirnya menyiapkan peralatan bayi dengan senyuman bahagia, tapi saat itu perutnya terbentur dan membuatnya keguguran.
“Semua adalah salahku. Apa karena aku terlalu ceroboh sampai hal ini terjadi?” 
“Mungkin karena aku terlalu lemah untuk hal ini. Mungkin dari awal, aku tak boleh menjadi seorang ibu.” Kata si guru
“Omong kosong. Mengapa itu kesalahanmu?” kata WoL Ju. Si guru menceritakan kalau Suami dan dokterku juga mengatakan itu.
“Ini bukan kesalahan siapa pun. Namun, aku tak bisa terima. Aku merasa seperti pecundang. Aku hanya ingin menjadi seorang ibu.” Kata Si wanita.



Flash Back
Suaminya kaget kalau Secepat ini padahal baru saja keguguran dan ia ingin istrinya harus jaga kesehatannya. Si istri mengaku sudah kembali sehat jadi harus segera lakukan perawatan lagi agar cepat punya anak.
Saat itu telp dari seorang, Si guru mengangkatnya wajahnya langsung sedih dan masuk ke dalam kamar. Suaminya mengikutinya tapi pintu langsung dikunci, si guru akhirnya hanya bisa menangis sendiri dikamar.
“Aku tak tahu bagaimana air mataku bisa terus mengalir. Setelah dua tahun berlalu, aku dan suamiku mulai lelah.” 

Suaminya melihat istrinya keluar membawa jaket lalu bertanya mau ke mana. Sang istri kesal menjawab kalau Tentu beli pembalut. Suaminya mengajak untk pergi bersama. Sang istri berpikir kalau suaminya akan mengantarnya karena tak bisa hamil jadi suaminya ingin beli banyak pembalut.
“Su Kyeong, aku tahu kau lelah, tapi kita sudah tahu ini akan sulit.” Ucap suaminya
“Benar! Kau tahu ini akan sulit, jadi, kau anggap ini bukan hal besar. Ternyata hanya aku yang sangat ingin punya anak. Hanya aku! Menyebalkan sekali.” teriak So Kyeon marah. Suaminya pun hanya bisa diam saja. 

Sang suami melihat perut istrinya dan hanya bisa menangis karena masih ada bekas luka suntikan. Su Kyeong bangun hera melihat suaminya yang tak tidur. Sang suami bertanya Apa mereka harus melanjutkannya. Su Kyung heran dengan ucapan suaminya.
“Aku khawatir kau akan hancur bila kita terus berusaha.”kata suaminya. Su Kyung merasa tak masalah.
“Tidak... Kau sudah mulai lelah. Tubuh dan perasaanmu, semuanya. Su Kyung  Yang terpenting untukku adalah kita. Kita yang utama, lalu bayi kita. Kita sudah berjuang selama dua tahun.” Kata Sang suami.
“Apa belakangan ini kita pernah tersenyum? Apa kita pernah bercengkerama lagi? Aku tak lagi menginginkan bayi jika harus melihatmu menderita begini.” Ucap sang suami
“Aku juga sangat lelah dan takut. Aku juga merasa bersalah padamu. Mengapa kita tak bisa seperti pasangan lain? Aku cemas akan banyak hal.” Kata Su Kyung
“Jangan konyol. Kita bisa hidup berdua saja seperti ini. Benar, 'kan? Walau sulit untuk kita berdua, kita akhiri saja. Ayo berhenti berusaha.” Kata Suami Su Kyung dan mereka berpelukan. 


“Walau sudah berjanji padanya, aku tetap berpikir apa ini yang terbaik.” Kata Su Kyung
“Kau masih tak bisa menyerah. Tentu tak mudah untuk menyerah. Perasaan dan keinginan tidaklah mudah untuk dihentikan begitu saja.” Kata Wol Ju
“Astaga, apa ini? Aku malah bicarakan masalah pribadiku di hari pertama kembali bekerja. Maafkan aku.”kata Su Kyung mulai tersadar
“Tak perlu minta maaf. Kau akan lebih lega bila berbicara. Kau Ambil ini. Kapan pun kau sedih, jangan ditahan dan datanglah ke tempat ini. Ya? Aku akan dengarkan ceritamu.” Kata Wol Ju. Si guru melihat kartu nama kedai pun mengucapkan Terima kasih.

Ketiganya berjalan, Kang Bae mengaku Hatinya sangat sakit mendengarnya karena Su Kyung penuh karisma saat mengajar. Manager Gwi juga merasakan itu menurutnya Surga sungguh tak memihaknya. Kang Bae mengaku ingin berikan mimpinya tapi Pak Ma sudah mengambilnya.
“Mimpi tentang cincin giok itu? Apa mimpi sebelum lahir bisa dengan mudah diberikan? Samsin hanya memberikan mimpi itu setelah memutuskannya.” Ucap Manager Gw
“Kalian berdua pergi ke kedai dulu. Aku perlu ke tempat lain.” Ucap Wol Ju. Keduanya bingung mau kemana Wol Ju itu. 

Wol Ju pergi ke sebuah tempat dan memanggil “Samsin!” akhirnya masukke rumah dan tak melihat diruangan. Ia pun bertanya-tanya Pergi ke mana dia. Di sebuah ruangan bertuliskan RUANG MIMPI SEBELUM LAHIR, seorang wanita sedang sibuk bermain mesin yang berisi binatang.
“Samsin!” teriak Wol Ju datang. Samsin kaget karena jadi melepaskannya. Wol Ju merasa hanya menyapanya dengan riang.
“Sudah kukatakan, jangan ganggu aku saat sedang mengambil mimpi. Kau tak tahu seberapa sulitnya pekerjaan ini? Dasar keterlaluan.”ucap Samsim. Wol Ju akhirnya melihat Samsim yang mengambil bola.
“Bagus! Hebat. Kau memang paling hebat, Samsin!” jerit Wol Ju senang melihat Samsin yang berhasil mengambilnya.
“Ini pilihanku untuk hari ini.” Kata Samsin menaruh didalam koper. Wol Ju mengaku butuh bantuannya.
“Tentu saja. Kau selalu datang bila butuh bantuan. Dasar wanita tak tahu sopan santun. Aku sibuk, nanti saja. Kata Samsin. Wol Ju merengek dengan gaya imut mengikuti Samsin pergi. 


DUNIA MIMPI
Keduanya berjalan bersama, Samsin heran Harusnya dia ada di sekitar sini. Wol Ju pun bertanya Siapa yang dicari dan bisa memberitahu kanya karena tahu semua informasi yang ada di dunia ini. Samsin mengeluh Wol Ju yang baru berada di sini selama 500 tahun.
“Aku sudah melakukan ini selama 5.000 tahun. Jangan sok pintar.” Kata Samsin. Wol Ju pikir benar juga.
“Halo. Permisi... Berikan tanganmu.” Kata Samsin melihat seorang wanita. Si wanita bingung. Samsin lalu memberikan bola agar bisa menerimanya.
“Bukankah ini kacang kenari?” kata si wanita, Samsin membenarkna kalau itu adalah anaknya.
“Bawalah dan besarkan dia dengan baik.” Kata Samsin. Si wanita mengucapkan Terima kasih untuk ini.
“Namun, apa ini maksudnya adalah anak laki-laki?” tanya si wanita. Samsin menjawab kalau harus melahirkannya untuk mengetahuinya.
“Apa aku bisa menukarnya? Bisakah kau ganti dengan yang lain? Aku ingin anak perempuan.” Kata si wanita
“Mana bisa mimpi ditukar seperti itu? Manusia sekarang terlalu banyak mau. Lupakan itu. Terima yang kuberikan.” Kata Samsin. 


Mereka pun menikmati  KOPI JEO SEUNG, Samsin pikir Wol ju tak tahu betapa melelahkannya memberi berkat anak kepada manusia. Wol Ju membayar kopi untuk Samsin. Sam sim heran melihat tingkah Wol Ju dan akan membayar pesanan saja.
“Mengapa kau bicara seperti itu? Untuk pekerja keras di negara rendah kelahiran, setidaknya aku bisa membelikan segelas kopi.” Kata Wol Ju merayu
“Benarkah? Kalau begitu, apa boleh cap di kartu poinku ini?” kata Sam Sim. Wol Ju pun dengan senang hati  berikan punya juga.
“Astaga. Hebat sekali. Lima cap? Kau pasti ingin minta bantuan besar.” Kata Samsin. 

Akhirnya keduanya duduk minum kopi bersama,  Samsim pun ingin tahu apa yang dibutuhkan. Wol Ju mengaku  Bukan sesuatu yang besar dan meminta  satu mimpi saja. Samsin terlonjak kaget mendengarnya.
“Karena saat ini banyak anak muda yang tidak ingin punya anak, banyak sisa kapsul mimpi, 'kan? Kau bisa memberi satu padaku. Ada satu pasangan yang butuh bantuan.” Ucap Wol Ju
“Butuh bantuan? Siapa nama mereka?”tanya Samsin. Wol Ju menjawab Chae Su-gyeong dan Kang In-ho.
“Mari kita lihat... Pasangan ini belum diberkahi anak.” Kata Samsin membaca catatanya.
“Kalau dia sudah dikaruniai, aku tak mungkin minta bantuanmu. Bisakah kau berikan?” ucap Wol Ju memohon.
“Hei! Apa kapsul mimpi sebelum lahir semacam permainan kartu? Bagaimana bisa melakukan itu? Semua orang tua diberkahi anak pada waktunya. Waktunya belum tiba.” Kata Samsin
“Kalau begitu, waktunya kapan? Setidaknya beri tahu itu.” Tanya  Wol Ju penasaran.
“Tak ada yang tahu kecuali yang di atas.” Ucap Samsin. Wol Ju mengeuh mendengarnya.
“Bila pasangan sudah sangat siap menjadi seorang ayah dan ibu, kapan waktu tepat untuk mereka? Anak diberikan kepada yang tak siap. Surga tak bekerja benar.” Kata Wol Ju. Samsin tak peduli. 


Di depan kedai,  Kang Bae memberikan kartu nama agar bisa mampir. Seorang pria  melihat dari kejauhan dengan tatapan dingin. Ia mengingat saat melihat Wol Ju pergi karena tak ingin bertemu dengan pangeran, lalu melihat ke arah Manager Gwi yang sedan menyapu.
Saat itu Wol Ju pun datang, tatapan si pria makin sinis. Manager Gwi bertanya Wol Ju pergi ke mana saja, Kang Bae pun bertanya Apa sudah makan malam. Wol Ju mengajak mereka untuk masuk.
“Setelah 100 tahun, kita bertemu lagi.” Ucap si pria seperti memilki dendam,

Flash Back
Seorang pria datang menghampiri Pangeran dan juga Wol Ju.  Si pria bertanya apakah Pangeran sudah sehat. Pangeran menganguk. Si pria mengaku Senang melihat Pangeran sudah sehat seperti ini. Si pangeran pikir Ini semua karena temanya itu mencemaskannya.
“Apa benar karena aku?” kata si pria. Wol Ju hanya tertunduk. Pangeran meminta Wol Ju tak perlu takut.
“Dia adalah teman lamaku.”ucap Pangeran. Pria itu memperkenalkan diri Namanya Kim Won-hyung.
“Dia adalah teman terdekatku, jadi, aku ingin perkenalkan kepadamu. Kami belajar bersama sejak kecil. Dia orang yang dapat dipercaya sehingga kau tak perlu cemas.” Ucap Pangeran memeluk Wol Ju. Wol Ju menganguk mengerti.
“Gadis ini adalah Wol-ju. Dia gadis yang sempat kuceritakan. Bagaimana? Cantik, bukan?” kata  Pangeran. Wol Ju tersipu malu mendengarnya.
“Benar katamu. Setelah melihat langsung, aku tahu alasan kau sangat menyukainya.” Kata Won Hyung
“Seperti dugaanku, kau memang mengerti perasaanku.” Kata Pangeran.
“Apa kabarmu? Teman lamamu datang mengunjungimu. Yang Mulia.” Kata Won Hyung menatap sinis. 


Manager Gwi tak percaya kalau Wol Ju minta kapsul mimpi sebelum lahi lalu mengeluh kalau Wol Ju memangsungguh tak bisa dipercaya karena Mana mungkin Samsin berikan. Wol Ju piki tak tahu apa yang harus dilakukan karena Setidaknya harus coba.
“Haruskah kucuri saja kapsul itu?” kata Wol Ju. Manager Gwi meminta agar melupakan hal itu.
“Itu bukan sekadar pencurian, tapi pencurian kelas berat.” Kata Manger Gwi. Kang Bae pun setuju itu terdengar berbahaya.
“Bukankah kau ingin membunuhku saat ssanggapju kucuri?” ucap Kang Bae. Wol Ju marah menyuruh Kang Bae diam saja. 

"Diam"? "Bunuh"? Bunuh siapa?” tanya Manager Yeom datang. Manager Gwi panik mengaku Bukan siapa-siapa.
“Belakangan ini banyak sekali lalat, jadi, aku ingin membunuhnya. Aku akan bunuh semua.” Kata  Manager Gwi lalu menyapa Manager Yeom
“Kalian semua jangan membuat rencana aneh di belakangku. Aku lapar. Tolong buatkan aku satu mangkuk udon.” Ucap Manager Yeom.Manager Gwi pun siap membuatnya.
“Apa yang kau lakukan sampai baru makan sekarang?” kata Manager Gwi dan menyuruh Kang bae agar memberikan lobak lebih dulu.
“Tak usah bertanya.. Selalu ada saja kasus di Alam Baka... Astaga.” Kata Manager Yeom lalu menerima telp. 

“Halo? Ya, benar... Apa? Dia kabur lagi?.. Ada-ada saja. Di sini juga tak ada orang untuk membantu. Baiklah kalau begitu. Kirimkan saja profil roh kabur itu padaku.. Baiklah.” Kata Manager Yeom lalu menutup telpnya.
“Roh jahat lagi? Di mana dia?” tanya Manager Gwi penuh semangat. Wol Ju langsung marah menyuruh Manage Gwi makan udon lalu pergi.
“Kami sekarang tak ada waktu untuk membantumu. Mengerti? Kami bisa tuntaskan dendam roh gentayangan. Kalau roh jahat, kau harus mengurungnya.” Ucap Wol Ju
“Lokasi roh jahat itu di dekat sini.” Kata Manager Gwi. Manager Gwi akan pergi mendengar ada didekat sini.
Wol Ju langsun menatap dingin, Manager Yeom pun tak bisa melawan hanya bisa makan lobak sambil menunggu udon matang. Manager Gwi pun berpura-pura memainkan pintu kedai tanpa bisa keluar. 

Kang Bae berlatih gerakan tari dan sudah bisa berputar-putar lalu dengans senyuman bahagia berdiri didepan cermin. Lalu melihat Yeo Jin ada dbelakanganya, tapi saat membalikan badan ternyata Jin Dong sedang berdiri dan membuatnya terlonjak kaget.
“Mengapa Yeo-rin ada di ruang ganti pria?” ucap Jin Dong. Kang Baem mengaku Tidak ada apa-apa dn hanya salah lihat saja.
“Apa Kau sudah mulai melihat bayangannya di mana-mana? Benar. Saat menari, kalian pasti berpegangan tangan, juga saling berpandangan. Setelah itu, kau bisa lebih dekat dengannya.” Ucap Jin Dong
“ Namun, Yeo-rin tampaknya bisa mengalahkan banteng sendiri. Kau yakin?” kata Jin Dong tahu kalau Yeo Rin sangat pemberani.
“Banteng? Bagaimana bisa Yeo-rin kalahkan banteng?  Dia sangat manis Dia juga sangat feminin. Dia orang yang sangat cantik.” Ucap Kang Bae membayangkan Yeo Rin yang berlatih tari denganya.
“Feminin dan cantik? Kang Yeo-rin? Kau sepertinya benar-benar suka padanya... Semoga berhasil. Kurasa berpacaran di kantor juga asyik.” Kata Jin Dong
“Berpacaran... Berpacaran... di kantor? Berpacaran di kantor. Berpacaran di kantor.” Ucap Kang Bae memikirkanya dengan senyuman. 


Saat berjalan dilorong Kang Bae melhat Yeo Rin dan langsung memanggilnya.  Yeo Rin bertanya apakah Latihan tambahannya lancar karena Akan sulit jika langkah dasar belum dikuasai. Kang Bae mengaku lancar.
“Aku pun berlatih sendiri saat lowong, jadi, agak lebih baik.” Kata Kang Bae
“ Kau tak bisa agak lebih baik. Kau tahu target kita, 'kan? Juara pertama.” Tegas Yeo Rin. Kang Bae  menganguk mengerti dan Yeo Rin pun pamit pergi.
“Karena itu, apa rencanamu besok? Swalayan libur.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin bingung ada apa.
“Untuk menjadi juara pertama tak hanya harus bagus menari, tapi kostum juga penting.” Ucap Kang Bae. Yeo Rn pun memikirkan Kostum. 


Yeo Rin mencoba kostum yang terlihat terbuka dan juga pendek. Kang  Bae terlihat bingung. Akhirnya Yeo Rin mencoba baju yang lain, terlihat bagian perut Yeo Rin, Kang Bae menutup matanya karena tak bisa melihat. Akhirnya Yeo Rin mencoba baju merah dan Kang Bae terlihat kebingungan melihat Yeo Rin.
“Pakaian seperti ini tak cocok untukku, 'kan? Mungkin lebih baik pakai gaun hitam saja.” Kata Yeo Rin
“Tidak, kau terlihat cantik memakainya.. Sangat cantik... Kau sangat cantik.” Kata Kang Bae.
“Pak, kau juga harus mencoba pakaiannya... Ini dia... Ini pasangan pakaian yang dipakainya.” Ucap si pegawai. 

Kang Bae keluar dari kamar ganti dengan wajah mau menutupi dadanya yang terbuka. Si pegawai langsung memuji kalau Kang Baesangat cocok dengan pakaian itu dan menyuruh mereke agar berdiri berdampingan. Keduanya makin terlihat malu.
“Mari kita lihat kalian berdua... Sangat fantastis... Pak... Turunkan tanganmu.. Coba aku potret kalian. Mari coba satu pose tari untuk foto kali ini.” Ucap Si pegawai. Keduanya pun saling berhadapan dan berpegangan tangan, foto mereka pun diambil.
***
Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar