PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 04 Juni 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Kang Bae terbangun mendengar suara berisik rumahnya, lalu melihat kalau Wol Ju sedang masak didapurnya. Wol Ju pun menatap Kang Bae yang baru saja terbangun. Keduanya akhirnya duduk dengan semangkuk bubur dan kimchi diatas meja tapi Kang  Bae hanya diam saja.
“Apa yang kau tunggu? Makan dan minum obatmu.” Ucap Wol Ju memberika sebungkus obat.
“Aku tidak mau.” Ucap Kang Bae. Wol Ju bingung dan mengelau kalau Ini sudah dibuatkan untuknya
“Walau rasanya tidak enak...” ucap Wol Ju yang langsung disela oleh Kang Bae. Kang Bae mengaku Bukan itu masalahnya.
“Tapi Sayang jika harus dimakan. Ini kali pertama seseorang memasak untukku. Aku tersentuh, Nona Wol-ju.” Ucap Kang Bae berkaca-kaca
“Cepat makan agar kau cepat sembuh dan bekerja kembali. Kita tak ada waktu untuk tersentuh.” Kata Wol Ju
“Benar. Aku harus segera bekerja.” ucapKang Bae mulai makan dan memuji kalau Rasanya gurih dan Enak sekali.
“Lidahmu punya selera bagus. Lalu Makanan apa yang kau sukai?” kata Wol Ju. Kang Bae memikirkanya.
“Pangsit. Aku suka pangsit... Pangsit rasanya enak. Kita bisa makan daging dan sayur sekaligus. Selain itu, mudah dibuat.” Kata Kang Bae.
“Astaga, mudah dibuat? Coba buat sendiri. Itu sangat sulit dibuat.” Kata Wol Ju kesal
“Aku hanya makan pangsit beku, jadi, tak tahu itu.” Kata Kang Bae. Wol Ju pun tak bisa berkata-kata 


Kang Bae kaget ditunjuk oleh temanya, dan memastikan kalau harus ia orangnya. Seung Ho membenarkan kalau dari mereka semua Kang Bae yang paling sehat. Kang Bae makin melonggo bingung dan dianggap Orang paling sehat?
“Ayolah... Lihat tubuh seniormu yang tua ini. Pinggang Pak Ma bermasalah dan lututku sudah lama cedera.” Kata Jin Dong
“Kau cedera waktu bermain sepak bola saat wajib militer.” Ucap Kang Bae bingung
“Dengarkan kami. Apa kami yang bertubuh lemah harus maju? Lihat dirimu. Untuk apa tulangmu yang sehat dan sendimu yang kuat itu? Hadiah utamanya adalah dua juta won untuk makan malam tim. Ayo kita semua makan daging sapi yang enak.” Kata Jin Dong menyakinkan Kang Bae.
“Tidak... Aku tidak bisa... Aku tak bisa menjadi pusat perhatian. Aku pun tak cocok bekerja dengan orang lain.” Kata Kang Bae menolak
“Mana ada orang yang cocok mengerjakan hal itu di sini? Kang-bae, di setiap acara kantor sebelumnya, kau selalu berusaha tidak ikut. Aku ingat itu. Anggap semua acara yang tak kau ikuti sebelumnya lunas dengan ini.” Kata Seung Ho lalu saling tos dengan Jin Dong. Kang Bae pun tak bisa menolak. 


Di ruangan semua pegawai berkumpul, seorang pria menjelaskan Lomba tari pasangan di swalayan kita adalah acara mempererat komunikasi dan hubungan karyawan dan Departemen pemenang mendapatkan dua juta won.
“Performa kalian nanti juga akan masuk perhitungan penilaian kinerja. Silakan berdiskusi dan tentukan pasangan sendiri. Tulis nama kalian di sini.” Ucap Si pria. Kang Bae duduk sendiria terlihat kebingungan, di seberangnya terlihat Yeo Rin yang juga gugup.
“Apa aku harusnya tak mendaftar? Tidak. Posisiku harus aman, jadi, harus lakukan apa pun.” Kata Yeo Rin
Kang Bae meilhat ada Yeo Rin mencoba untuk menyapanya,  Yeo Rin sempat melirik tapi memilih untuk mengubrisnya. 

Wol Ju berlari ditaman, Manager Gwi bingung Kenapa tiba-tiba berolahraga. Wol Ju pun kalau Manager Gwi bisa melihat Kang-bae pingsan, menurutnya  Bukan hanya dia.  Ia mengaku Saat merasa lelah belakangan ini,menjadi sering emosi dan kesal.
“Itu karena kondisiku menurun.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi mengejek Itu karena karakter pemarahnya. Wol Ju tak mendengar dan ingin mengulangnya.
“Lupakan. Olahraga!” ucap Manager Gwi. Wol Ju setuju kalau olahraga kunci dari semuanya.
“Omong-omong, kau memasak bubur untuk Kang-bae?” tanya Manager Gwi. Wol Ju membenarkan.
“Kalau begitu, kau seharusnya juga mulai merawatku. Aku selalu melakukan semua tugas berat. Kau tak acuh bahkan saat pinggangku terkilir.” Kata Manager Gwi
“Itu karena ototmu kurang kuat. Ayo berolahraga! Sudut 90 derajat di lenganmu dan kuatkan perutmu.” Kata Wol Ju memberikan pukulan juga pada perut Manager Gwi
“Lihat ini. Ini caramu menantangku? Kemarilah.” Kata Manager Gwi akhirnya mengejak Wol Ju 

Keduanya akhirnya berbaring di rumput dengan wajah kelelahan. Manager Gwi mengeluh Padahal merkea harus belanja hari ini. Wol Ju juga kelelahan karena tak bisa berjalan lagi jadi meminta agar mengendongnya sambil menaruh kakinya diatas kaki Manager Gwi.
“Aku sampai bingung apakah itu kakimu atau kakiku.” Ejek Manager Gwi
“Cepat gendong aku! Gendong aku dari sini!” rengek Wol Ju. Manager Gwi kesal berkata kalau mereka takkan berjualan hari ini. Saat itu sepasang pria dan wanita mengayuh sepeda bersama. 

Manager Gwi pun mengayuh sepeda tapi merasa  sulit sekali dikayuh dan  berpikir kalau sepedanya rusak. Tapi ternyata Wol Ju yang hanya ingin duduk tenang dibelakang tanpa mengayuhnya. Manager Gwi pun tak banyak berkata-kata berkomentar kalau Wol Ju terlihat senang.
“Apa? Kau mengatakan sesuatu padaku?” ucap Wol Ju tak mendengar.
“ Benar. Saat ini, aku merasa ingin mati. Kau berat sekali! Coba kurangi berat badanmu!” kata Manager Gwi marah
“Untuk apa diet jika aku akan akan ke alam baka? Aku harus makan semua yang aku mau sebelum pergi.” kata Wol Ju marah. Manager Gwi pun tak banyak komentar langsung mengayuh sepedanya. 

Keduanya pun duduk ditaman makan cemilan, Wol Ju melihat makanan Mangaer Gwi agar memberikan satu suap. Manageri Gwi mengeluh Wol Ju yang meminta makanannya lagi dan menyuruh agar Makan saja punyanya sendiri. Tapi Wol Ju akhirnya merampas dari tangan Manager Gwi
“Rasanya enak! Ternyata ini memakai gurita. Apa Mau tukar makanan? Aku mau makan yang itu.” Ucap Wol Ju
“Kalau begitu, beli ini dari awal. Kenapa memakan punyaku?” keluh Manager Gwi
“Aku tak tahu itu memakai gurita.” Kata Wol Ju. Akhirnya Manager Gi memberikan makanan bertukar dengan Wol Ju. 

Manager Yeom datang meliha keduanya bertanya Sedang apa mereka di sini. Manager Gwi pun menyapa Manager Yeom yang datang dan menanyakan alasanya. Manager Yeom melihat Kedai mereka kosong dan  bertanya apakah tak bersiap untuk berjualan
“Kenapa kau mengikuti kami? Kami sedang berolahraga.” Kata Wol Ju. Manager Gwi tak percaya keduanya Berolahraga
“Mengendarai ini? Apa Kalian sedang berkencan?” ucap Manager Gwi. Manager Gwi dan Wol Ju mengeluh mendengarnya
“Kenapa kemari,  Manager Yeom?” tanya Manager Gwi. Manager Yeom pun mengingat alasanya datang.
“Benar. Aku butuh bantuan. Ada roh gentayangan yang hingga kini belum bisa tertangkap. Kini aku harus pergi ke Lokakarya Kematian Divisi Asia, jadi, tak ada waktu untuk menangkap roh itu.” Jelas Manager Yeom
“Apa duo bodoh... Maksudku, kalian bisa membantuku menangkapnya?” kata Manager Yeom
“Apa aku ada waktu menolongmu? Aku masih butuh waktu untuk targetku. Waktu menipis dan Kang-bae sakit. Aku sedang kesulitan.” Kata Wol Ju
“Kalau begitu, aku...”ucap Manager Gwi. Wol Ju menegaskan kalau Manager Gwi juga
“Kau selalu ingin menangkap roh. Pulang saja ke kepolisian. Aku ingin sekali melaporkanmu karena mengabaikan pekerjaan.” Ucap Wol Ju marah
“Kenapa kau selalu penuh emosi? Coba dengarkan aku dulu. Apa aku minta bantuan dengan gratis? Ini yang kudengar tentang roh itu. Roh itu belum pamit pada keluarganya, sehingga dia kabur saat diajak ke Alam Baka. Kalian bisa tangkap roh itu dan bawa padaku...” kata Manager Gwi
“Aku juga bisa bawa roh itu pada keluarganya untuk berpamitan. Satu kasus aku terselesaikan. Begitu?” kata Wol Ju
“Benar. Kau mengerti maksudku. Bagaimana? Satu targetmu terpenuhi dan masalahku beres. Kita sama-sama untung.” Kata Manager Yeom
“Di mana roh itu biasa berada?”tanya Wol Ju dengan wajah berbinar-binar. 


Seorang pria di depan krematorium, disamping istrinya yang disampingnya berkata kalau Sudah lama Ibu tiada jadi pasti tenang di sana, dan berpikir kalau Mereka hanya bisa mengharapkannya. Sang istri mengaku masih ingat saat terakhirnya.
“Sampai detik terakhir, dia terus saja memanggilmu. Dia pasti sangat rindu denganmu. Putranya ini terlalu sibuk di kantor untuk bisa di sisinya pada saat terakhir.” Ucap sang istri. Suaminya membenarkan. 

Keduanya pun berjalan bergandengarn tangan, sang pria bertanya Di mana sang istri akan  bertemu kakaknya. Istrinya menjawa  akan pergi ke rumahnya nanti dan suaminya pasti tahu kakaknya bila mau pergi, selalu membuat banyak makanan.
“Pasti banyak yang dia bawa.” Kata Sang istri. Suaminya meminta agar istrinya Jangan irit uangnya.
“Makan yang enak dengan kakakmu. Kau Pergilah.” Ucap sang suami memberikan kunci mobilnya.
“Biar kuantar ke kantormu.” Kata Sang Istri. Suaminya menolak karena akan naik taksi dan menyuruhnya cepat pergi. Akhirnya keduanya pun melambaikan tangan. 

Si pria akhirnya pulang menaiki bus sendiri, diam-diam Manager Gwi mengikutinya dan duduk dibagian belakang. Si pria pun turun lalu pergi ke minimarket membeli beberapa kaleng bir, Manager gwi terus mengikutinya. Akhirnya si pria pun membayar dikasir lalu pergi.
“Kasihan sekali pria itu.” Komentar si kasir. Manager Gwi langsung mendekat dan bertanya apakah kenal dengan pria itu. 

Wol Ju sibuk membuat mandu, saat itu Kang  Bae datang dengan wajah murung. Wol Ju pikir Kang Bae tak perlu merasa tersentuh lagi ad mengaku membuatnya karena sedang ingin makan. Kang Bae tak peduli berpikir harus membereskan alat makan.
“Ada apa ini? Bukankah kau suka pangsit?” ucap Wol Ju heran. Kang Baek mengaku Tidak ada apa-apa.
“Ada apa? Kenapa kau begitu?” tanya Wol Ju. Kang Bae mengaku  Sebenarnya akan mengikuti lomba tari pasangan di swalayan.
“Bukan hanya tari, ini lomba berpasangan. Aku tak bisa bersentuhan dengan orang lain. Acara ini bisa membuatku ketahuan oleh semua orang.” Kata Kang Bae.
“Apa yang kau lakukan hingga bisa mengikuti lomba itu? Bukankah sudah kusuruh diam dan tak bersikap menonjol? Kau harusnya simpan tenagamu di swalayan dan memakainya saat bekerja di sini.”kata Wol Ju mengomel.
“Saat bekerja di kantor, ada hal yang tak bisa kutolak. Semua orang mengaku sakit dan aku yang muda harus ikut. Apa karena itu Yeo-rin ikut?”kata Kang Bae mulai berpikir
“Yeo-rin? Gadis yang tak bereaksi saat kau sentuh? Kalau begitu bisa dengannya.” Kata Wol Ju
“Tak mungkin dia mau. Dia bahkan tak menyapaku.” Kata Kang  Bae bingung
“Kau tak bisa menolak ikut, 'kan? Kalau begitu lakukan saja. Tapi Lupakan itu dulu. Tugas hari ini sangatlah penting.” Kata Wol Ju
“Kenapa hari ini di depan apartemen?” tanya Kang Bae.  Wol Ju memberitahu Roh gentayangan itu dulu tinggal di sini jadi mereka bisa menunggunya di tempat ini.
“Saat dia datang menemui keluarganya, kita tangkap.” Jelas Wol Ju. 


Si pria akhirnya melihat papan [ MENU HARI INI: PANGSIT] akhirnya Wol Ju memberikan mandu. Si pria mencoba dan memuji kalau  Pangsitnya terisi dengan baik dan Rasanya enak. Wol Ju dengan bangga itu pasti karena itu pangsit buatannya.  Si pria pikir Wol Ju pantas bangga akan hal ini.
“Aku sangat menyukai pangsit hingga istriku sering memasaknya untukku. Pangsit udang benar-benar yang paling enak.” Ucap si pria.
“Pangsit udang memang enak. Aku pun suka.” Ucap Kang Bae. Si pria mengaku Ibunya juga sangat menyukai pangsit.
“Walau dia di rumah sakit dalam waktu lama, satu piring buatan istriku selalu habis. Itu juga makanan terakhir yang dia santap sebelum dia meninggal.” Kata Si pria. Wol Ju pikir Pasti berat baginya.
“Dibandingkan aku, istriku yang lebih kesulitan. Dia harus merawat ibu mertuanya di rumah sakit.” Ucap Si pria
“Namun, apa kau tak mengalami sesuatu yang aneh beberapa hari ini? Entah di rumah atau di kantormu.” Ucap Wol Ju. Si pria bingung Wol Ju membahas Sesuatu yang aneh.
“Mungkin kau seperti melihat sesuatu yang aneh atau tiba-tiba merasa merinding.” Tanya Wol Ju.
Si Pria tak mengerti. Wol Ju akhirnya tak ingin membahasnya lagi dan mengajak Kang Bae agar mulai bekerja karena mereka harus mencoba cari petunjuk apa pun. Kang Bae pun mengambil mangku dan langsung memberikan “danmuji” lalu menyentuhnya.
Tapi tanganya tak berfungsi, Kang Bae bingung mencoba untuk menepuknya berpura-pura ada sesuatu di bajunya, tapi si pria tak bisa mengatakan semuanya. Wol Ju pun juga bingung ada apa dengan tangan Kang Bae. 


Manager Gwi pun datang memberitahu Wol Ju kalau sudah berkeliling, tapi tak ada da bertanya apakah melihat sesuatu. Wol Ju setelah melihat si pria itu pergi mengaku tak melihat apa pun. Manager Gwi menceritakan kalau dengar ini dari kasir toserba.
“Pria itu selalu pulang larut dari kantornya. Namun, setelah pemakaman ibunya,dia pulang lebih cepat, mungkin karena dia merasa tak enak.” Kata Manager Gwi
“Kalau begitu, mungkin roh itu tidak mengikutinya, tapi menunggunya di rumah? Kini dia sudah menjadi hantu penjaga rumah?” kata Wol Ju.
“Sepertinya kita harus mencoba memeriksa ke dalam rumahnya.” Ucap Manager Gwi 


Manager Gwi datang ke rumah menyamar dapat laporan dari penghuni bawah kalau ada air bocor jadi meminta izin bisa melakukan pengecekan. Si pria pun mempersilahkan. Manager Gwi akhirnya memeriksa bagian bawah tempat cuci prian dan bagian lainya.
“Apa airnya berasal dari pipa kamar mandi?” ucap Manager Gwi mencari di ruangan.
“Apa ada pipa yang berhubungan lagi? Sepertinya tak ada masalah sama sekali. Pak, aku boleh mengecek kamar utamamu?” kata Manager Gwi. Si pria pun mempersilahkan.
Manager Gwi bingung menurutnya Aneh sekali karena Dia juga tak ada di rumah. Saat  itu terihat ada bayangan hitam yang ada di teras rumah tanap bisa terlihat oleh Manager Gwi. 


Wol Ju mengeluh membuatnya gila dan Ke mana mereka harus mencarinya? Manager Gwi pun heran kenapa sentuhan Kang-bae tak memberi reaksi apa pun. Wol Ju juga bingung dan memastikan kalau Kang Bae benar-benar menyentuhnya
“Sentuhanmu tak berguna pada Yeo-rin.” Kata Wol Ju. Kang Bae pun binung karena Ini kali kedua.
“Maaf aku tak bisa membantu. Andai aku juga bisa melihat hantu.” Kata Kang Bae.
“Kang-bae, dengar. Bila kau bisa membuat orang bicara dengan sentuhanmu, juga bisa melihat hantu, seharusnya kau menjadi dukun, bukan bekerja di sini. Kau pasti akan kaya raya.” Ucap Manager Gwi . Kang Bae bersemangat mendengar kata Kaya raya
“Kau memang pengaruh buruk. Apa Kau pikir menjadi dukun mudah? Jika terjadi sesuatu, dukun dicaci dan diserang pisau.” Kata Wol Ju
“Apa? Dukun juga diserang pisau? Bagaimana kau bisa tahu itu?” tanya Kang Bae
“Itu karena... tak ada yang tak kuketahui. Aku sudah hidup selama 500 tahun di dunia ini.” Ucap Wol Ju kesal. Kang Bae pikir benar juga.
“Bila roh gentayangan ini tak bisa berpamitan sampai kabur, seharusnya dia terus berada di dekat keluarganya. Namun, dia ada di mana?” ucap Wol Ju kesal
“Itu juga aneh bagiku. Tak bisa begini. Aku harus awasi mereka dengan baik mulai besok pagi.” Kata Manager Gwi. 


Mereka pun mengikuti si pria yang menaiki bus untuk berkerja. Wol Ju mengeluh Bila menjadi roh gentayangan itu, maka  takkan mau naik bus ini karena terlalu penuh. Saat itu si bus berbelok, Wol Ju akan jatuh dan Manager Gwi langsung memeluknya agar tak jatuh.   Wol Ju seperti terkesima dengan sentuhan Manager Gwi.
“Sadarlah dan perhatikan sekitar.Jangan jatuh dan menarik perhatian yang tak diinginkan.”kata Manager Gwi
“Senangnya bertubuh tinggi.” Kata Wol Ju kesal melepaskan tangan Manager Gwi dan bus pun berhenti.
“Apa? Kenapa dia tak turun? Ini jelas di depan kantornya.” Kata Manager Gwi bingung melihat si pria yang tak turun.

Tiba-tiba seseorang masuk dan menatap kearah manager Gwi.  Wol Ju bertanya apakah melihat roh. Manager Gwi menahan kepala Wol Ju agar tak memalikan wajahnya meminta agar Jangan lihat karena Ada rohnya. Wol Ju pun kaget.
“Apa rencanamu? Serang sekarang?” tanya Wol Ju berbisik dengan wajah ketakutan
“Tidak. Dia sepertinya sedang merasuki manusia lain. Bila diserang, masalah akan besar. Saat orang turun di halte berikut, kita... Kita bisa...” ucap Manager Gwi dan langsung melihat si pria turun dari bus.
Keduanya pun bergegas turun dari bus dan mengejarnya, Si roh yang merasuki manusia terus berlari menghindarinya. Wol Ju melihat ada pagar tinggi didepanya dan  akhrinya mencari jalan lain. 

Akhirnya Manager Gwi bisa menangkap di tempat pakiran dan mulai mencekiknya. Si Pria terlihat hanya menahan nafasnya saja. Manager Gwi menyuruh agar roh jahat Keluarlah dari tubuh ini. Wol Ju yang baru datang pun bingung.
“Apa? Dia bukan roh gentayangan yang kita cari.” Tanya Wol Ju. Si pria akhirnya berubah menjadi roh dengan wajah yang menyeramkan dan juga tangan dengan kuku yang panjang.
Manager Gwi terluka karena kena cakaranya dan  roh pun mulai kabur. Si pria berusaha kabur. Manager Gwi menyuruh Wol Ju agar Minggir lalu melempar pedanganya. Wol Ju hanya bisa melonggo meihat roh yang tertusuk dan hilang didepanya dan menjadi bola. 
Wol Ju pun menahan dengan kakinya, hanya diam saja dan terlihat gugup. Manager Gwi heran melihat tingkah Wol Ju dan mengambil bola roh jahat. Wol Ju panik melihat luka ditangan Manager Gwi. Manager Gwi merasa hanya terluka sedikit dan bukan luka yang membahayakan.
“Pekerjaan polisi ternyata memang sangat berbahaya. Hei! Kau sudah terbiasa dengan pekerjaan berbahaya, tapi masih mengeluh soal bekerja di kedaiku?” ucap Wol Ju sinsi.
“Benar, 'kan? Tak mungkin kau akan khawatir denganku. Kau hanya memikirkan itu. Aku bawa dia dulu ke Alam Baka, jadi, istirahat saja di kedai.”kata Manager Gwi
“Tidak. Aku lebih baik ke kantor pria itu. Namun, roh gentayangan tadi belum berubah menjadi roh jahat, 'kan?”ucap Wol Ju memastikan.
Manager Gwi mengoda Wol Ju dengan roh jahat yang lepas dari tangannya Wol Ju mengeluh kesal. 


Wol Ju sampai di SANHA INTERNATIONAL membagikan minum lalu melihat si pria yang belum datang juga. Beberapa saat kemudian sipria datang meminta maaf karena Sudah lama tak naik bus, jadi lupa harus turun di mana.
“Kau harus rapat eksekutif sekarang.” Ucap Si Juniornya. Si pria pun menganguk mengerti dan langsung pergi. saat itu Wol Ju melihat bayangan hitam yang mengikuti dari belakang. 

Wol Ju akhirnya mengejar si arah mengajak untuk bicara sebentar ditangga darurat.  Ia memberitahu kalau mreka pasti menangkapnya meski terus kabur jadi mengajak untuk bicara sebentar.
“Baiklah. Aku mengerti. Aku takkan memaksamu. Kalau begitu, dengar ini baik-baik. Aku begini bukan karena aku tak mengerti dirimu. Aku juga... meninggalkan seseorang yang kusayangi saat aku mati. Namun, itu tak membuat perbedaan. Ini hanya akan membuatmu lebih berat di Alam Baka.” Ucap Wol Ju
“Lihat dirimu. Kau tak bisa bicara dengannya. Apa lagi yang bisa kau lakukan selain berada di sekitarnya? Jadi, lebih baik kita melakukan sesuatu yang menguntungkan kita bersama. Aku akan membantu kau mewujudkan keinginan terakhirmu. Jangan kabur dan datang padaku. Ayo pergi ke kedai, dan kita...” ucap Wol Ju melihat bayangan hitam sudah memberikan tangannya. 

Tapi seorang bibi datang memastikan Wol Ju  yang memberikan minuman lalu mendorong Wol Ju ke arah lift agar pergi dari tempatnya. Wol kebingungan. Si wanita mengancam kalau akan memukul jika kembali lagi. Wol Jumengaku Hari ini hanya datang untuk berlatih.
“Apa maksudmu berlatih? Beraninya kau berjualan di tempatku. Kau memang harus dipukul. Pergi! Aku mengawasimu.”kata si pria. Wol Ju akan keluar tapi banyak karyawan datang dan membuatnya terdorong ke belakang.

Kang Bae akhirnya menemui Yeo-rin diluar bertanya apakah  sudah dapat pasangan untuk lomba. Yeo Rin menjawab Belum. Kang Bae mengaku juga belum  dengan terbata- bata berbicara. Yeo Rin ingin tahu apa yang akan dikatakan..
“Karena kita harus ikut pada akhirnya, apakah kau mau membuatnya mudah dan menjadi pasanganku di lomba ini?” ucap Kang  Bae
"Membuatnya mudah?" Untuk siapa? Aku?” kata Yeon Rin marah. Kang bae pikir mereka sudah pernah bertemu
“Dengar, Han Kang-bae. Karena aku sudah tahu rahasiamu... tentang CIA, kau mungkin merasa lebih nyaman denganku. Namun, itu adalah beban bagiku.” Kata Yeo Rin
“Tidak. Aku mengajakmu bukan karena itu. Ini alasan pribadiku. Bagaimana menjelaskannya padanya? Yeo-rin, kau orang yang spesial untukku. Hanya kau yang tak bereaksi apa pun saat menyentuhku. Karena itu, aku harus menari bersamamu.” Ucap Kang Bae.
“Apa? Han Kang-bae... Bila tinjuku mengarah padamu, lututku mengarah ke perutmu, atau kakiku mengarah ke belakang lututmu, apa yang kau rasakan?” ucap Yeo Ri memberikan tinjuanya. Kang Bae pun ketakutan. 


Di ruangan Kang bae hanya bisa terdiam, Jin Dong tak percaya kalau Kang Bae  ditolak oleh Yeo-rin, menurutnya Yeo Rin memang bukan gadis yang mudah dihadapi. Kang Bae pikir lebih baik mundur... Seong Ho menegaskan Mana ada yang mudah dihadapi dalam hidup
“Bila ada masalah, harus diselesaikan.” Kata Seung Ho. Jin Dong membenarkan.
“Menurutku, masalah terbesarmu adalah bersikap terlalu pasif pada dia.Pria yang minta seorang gadis menjadi pasangannya tentu tak menarik. Wanita lebih suka pria jahat daripada pria lemah sepertimu.” Ucap Jin Dong
“Benar sekali. Percaya diri adalah kekuatan seorang pria.” Ucap Jin Dong Kang Bae pun ingin tahu. Jin Dong memberikan concton. 

“Kang Yeo-rin, apa kau menginginkanku? Aku masih belum dapat pasangan.” Kata Jin Dong mengunci Wajah Seung Ho seperti seorang Yeo Rin
“Tapi aku tetap tak ingin berpasangan denganmu!” kata Seong Ho. Jin Dong menegaskan kalau itu Tidak mungkin. Seung Ho bingung.
“Kau tak mungkin menolakku. Dalam tiga detik, kau pasti mau denganku. Lihat saja. Tiga, dua, satu.” Kata Jin Dong Do mengoda.
“Kau sangat keren. Aku mau menjadi pasanganmu.” Kata Seung Ho seperti terhipnotis.
Jin Dong pikir Seong Ho bisa melihatnya. Kang Bae pun menatapnya dan mencoba membayangkanya. 

“Dalam tiga detik, kau pasti mau denganku... Coba Lihat saja. Tiga, dua, satu.” Ucap Kang Bae dan saat itu Yeo Jin pun mengumpat Kang Bae itu pria gila dan langsung membantingnya.
“Sepertinya itu berbahaya.” Kata Kang Bae  berpikir tak mungkin bisa melakukanya. 

Kang  Bae masuk ke sebuah restoran melihat Yeo Rin yang sedang makan,  lalu meminta izin untuk duduk didepanya. Yeo Rin pikir Banyak kursi lain Kang  Bae mengaku senang melihatnya dan pesan satu “haejangguk” saat itu seorang pria tuna netra masuk  bertanya apa ada tempat kosong.
Si pemilik pun menuntunnya masuk, si pria langsung mengucapkan Terima kasih. Tiba-tiba seorang wanita mengeluh kalau Sangat tak sopan membawa masuk anjing ke restoran seperti ini kareanBulu anjing masuk ke kkakduginya dan Selera makannya hilang.
“Maafkan aku.” Kata si pria. Kang  Bae menahanya merasa pria itu tak perlu meminta maaf dan mempersilahkanya makan.  Di bagian atas anjing terlihat nama [ANJING PEMANDU] untuk tuna netra
“Permisi, anjing pemandu tersebut diizinkan oleh hukum untuk masuk angkutan umum, tempat umum, serta akomodasi mana pun.”kata Wol Ju menghampiri si wanita.
“Menyebalkan sekali. Hukum macam apa itu? Tetap saja ini mengganggu. Manusia harus diutamakan. Kenapa malah anjing?” kata Si wanita. Yeo Rin tak bisa menahan amarahnya akhirnya berdiri dari tempat duduknya.
“Kau bilang Manusia harus diutamakan? Bu, manusia menjadi makhluk hidup tertinggi karena bisa memahami dan membantu makhluk lain. Anjing itu saja bisa membantu seorang pria. Kenapa kau tak bertingkah seperti manusia jika mau diperlakukan sebagai manusia?” kata Yeo Rin marah
Si wanita ingin melotot tapi melihat tatapan Yeo Rin langsung tertunduk diam. Yeo Rin pun menyuruh agar Minta maaf padanya. Si wanita pun akhirnya meminta maaf mengaku tak tahu ada peraturan seperti itu. Kang Bae melonggo melihat Yeo Rin yang bisa membuat si wanita terdiam dan meminta maaf. 



Kang Bae langsung memuji Yeo-rin kalau memang keren dan mengingat ucapan Yeo Rin "Makhluk hidup tertinggi." Yeo Rin  pun bertanya Bagaimana Kang Bae tahu soal hukum untuk anjing pemandu. Kang Bae mengaku merasa lebih nyaman dengan hewan daripada dengan manusia.
“Karena itu, aku mempelajari soal hewan dan sempat bekerja sukarela untuk hewan.” Ucap Kang Bae. Yeo Rin sempat sedikit tersenyum dan  keduanya menikmati matahari sore bersama. 


Teman Yeo Rin memberikan cat kuku pada jari Yeo Rin. Yeo rin mengeluh kalau tak mau melakukanya. Temanya kesal pada Yeo Rin dan terus merapihkanya. Yeo Rin pikir kalau ini akan cepat rusak saat bekerja. Temanya menyuruh Yeo Rin diam dan coba ceritakan lagi tentang pria itu.
“Sepertinya pria itu menyukaimu.” Ucap temanya. Yeo Rin mengeluh mendengarnya.
“Alasan dia ingin menjadi pasanganku...” kata Yeo Rin mengingat ucapan Kang Bae  “Hanya kau yang tak bereaksi apa pun saat menyentuhku. Karena itu, aku harus menari bersamamu.”
“Lupakan saja. Yang pasti, pria itu tidak menyukaiku.” Ucap Yeo Rin.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar