PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 18 April 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Saat itu juga Eun Gi mengirimkan pesan “Permisi. Apa ini nomor kekasih Cha Shi An?” seperti mengejek lalu mengajak Duk Mi serta Sun Joo bergabung dalam grup. Duk Mi memilih untuk meninggalkan ruang obrolan. Tapi Eun Gi tetap mengajak Duk Mi bergabung dengan tawa mengejek.
“Tamatlah riwayatmu. Apa K u pikir ini lucu? Bagaimana kau bisa tertawa dalam situasi ini?” ucap Sun Joo seperti sudah memukul kertas Eun Gi.
“Lalu apa kau ingin aku menangis? Temanku terlibat dalam skandal dengan bintang idola kesukaannya. Seharusnya aku menari sekarang.” Kata Eun Gi
“Kau akan ditikam jika menari... Apa kau tidak memedulikan penggemar lain yang sangat cemas soal Shi An mungkin sungguh menjalin hubungan?” kata Sun Joo. Eun Gi pikir tak ada yang salah.
“Ya, dia bisa menjalin hubungan dengan siapa pun. Tapi tidak boleh sampai ketahuan.” Kata Sun Joo. Eun Gi pikir tak ada bedanya.
“Maksud aku, dia seharusnya pria impian kita semua, tapi tidak boleh sungguh menjadi kekasih seseorang.” Ucap Sun Joo, Eun Gi tak mengerti yang dikatakan Sun Joo.
“Ibaratnya, bintang idola itu barang dan penggemar adalah pelanggan. Mereka mempermainkan kita mengatakan mencintai kita dan kitalah satu-satunya yang akan dia cintai. Mereka menjual kemesraan dengan melakukan itu. Tapi jika bintang itu ketahuan menjalin hubungan dengan seseorang, itu sama saja tidak bermoral.” Jelas Duk Mi
“Kau yang tidak bermoral.” Komentar Eun Gi. Duk Mi pikir benar juga  karena dirinya yang menjadi masalahnya. Eun Gi mengeluh dengan pengemar Shi An yang berlebihan. 


“Apa yang akan kau lakukan? Mereka bahkan tahu media sosialmu. Mereka melihat semua barang serasi yang kau beli dan melihat kita mengunjungi hotel tempat dia pernah menginap. Ada terlalu banyak foto untuk dianggap kebetulan.” Jelas Sun Joo.
“Ya, aku tahu. Aku sangat terkejut. Aku akan lebih hati-hati, tapi ada terlalu banyak.” Kata Duk Mi khawatir
“Bagaimana jika orang-orang tahu kamu penggemar Shi An dan kau pengelola halaman penggemar Shi An Adalah Hidupku?” kata Sun Joo
“Aku merinding... Mereka akan menyingkirkan aku tanpa ada yang tahu... Seperti embun pagi.” Kata Duk Mi. Sun Joo membenarkan.
“Aku berbelasungkawa.... Istirahat dengan damai.”ejek Eun Gi, Keduanya langsung memberikan tonjokan. 



Kyung Ah berbicara di telp lalu mengatakan kalau tidak mungkin. Si penelp langsung memakinya, Kyung Ah marah karena malah dimaki lalu menegaskan kalau ia juga putri kesayangan seseorang.
“Beraninya kamu memaki aku! Hei, sampai bertemu di kantor polisi. Percakapan ini direkam.” Teriak Kyung Ah dan telp pun diputus. 
Kyung Ah mengumpat kesal mengungkapkan kalau A tidak sekesal ini jika mendapat keuntungan Tapi ia tidak mendapat apa-apa selain makian. Telp kembali masuk, Yoo Sub memilih untuk mematikan kabel telp, Duk Mi akhirnya datang.
“Nona Sung, kau harus waspada saat berjalan sendiri malam hari.” Ucap Kyung Ah memberikan nasehat.
“Aku rasa dia juga tidak aman di siang hari. Papan berita daring kita saat ini sangat kacau.” Kata Yoo Sub
“Maaf sudah menyebabkan masalah. Kita tidak bisa melakukan apa pun soal panggilan yang masuk, tapi kita matikan saja dahulu papan berita sementara.” Ucap Duk Mi. Keduanya menganguk mengerti. 

Duk Mi membawa berkas "Lelang untuk Klien VIP" dan akan masuk ruangan lalu mendengar Ryan berbicara ditelp. Ryan memberitahu Manager Park kalau Informasi pribadi Nona Sung tersebar di internet dengan wajah marah dan panik. Duk Mi melihat dari balik kaca.
“Dan banyak orang memaki dan mengancam dia di papan berita daring galeri kami... Tapi... Apa kau masih rapat? Bukankah sikapmu terlalu santai?” keluh  Ryan lalu melihat Duk Mi sudah ada didepan pintu akhirnya menutup ponselnya dan akan menghubungi lagi.
“Agensi Shi An ingin menunggu hingga semua ini berlalu daripada mengatasi secara langsung. Aku merasa mereka harus menangani lebih baik.  Bagaiaman Menurutmu?” kata Ryan
“Orang-orang sudah tahu kalau mereka berbohong, jadi, sekarang tidak ada gunanya. Mungkin sebaiknya dibiarkan dan berharap ini akan berlalu.” Kata Duk Mi mencoba untuk santai.
“Seharusnya aku minta mereka perbaiki artikel pertama yang dimuat. Maaf. Seharusnya aku lebih hati-hati.” Kata Ryan merasa bersalah.
“Kau tidak perlu meminta maaf.. Masalah tidak akan rumit seperti ini jika bukan karena para penggemar fanatik itu.” Ucap Duk Mi marah. Ryan binggug dengan ungkapan Duk Mi “Penggemar fanatik”
“Aku tidak terlalu mengerti hal semacam ini, tapi penggemar fanatik itu orang yang selalu membuntuti idolanya. Penggemar fanatik lebih mirip penguntit daripada penggemar. Aku dengar masalah semakin rumit karena penggemar fanatik itu mengunggah fotoku.” Jelas Duk Mi buru-buru
“Aku harus pergi untuk menghadiri lelang dan kelas untuk klien VIP Bank Sejong...” ucap Duk Mi.  Ryan membenarkan kalau Duk Mi harus pergi.


Duk Mi akhirnya berjalan ke luar museum, mencoba untuk tetap tenang. Tapi saat itu merasakan banyak orang aneh yang ada didekat museum memegang ponsel bahkan menutupi wajahnya dengan topeng. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba fans Shi An langsung melempar Duk Mi dengan telur.
“Kenapa kau melakukan ini? Astaga, ini sakit.” Jerit Duk Mi mencoba menghindar. Para fans Shi An tak peduli langsung melempar telur sambil mengumpat.
“Jangan Shin An-ku! Berani sekali kamu mengencani Shin An-ku. Dasar wanita rendah!” umpat Fans Shi An.  Duk Mi panik meminta tolong karena sudah sangat terdesak dan mungkin bisa mati.
Saat itu seorang datang, Duk Mi menyuruh agar menyingkir karena tak ingin ada didekat siapapun. Eun Gi memberitahu kalau ia yang datang bukan fans Shi An. Akhirnya semua telur terlempar ke arah Eun Gi karena badanya yang cukup besar melindungi Duk Mi.
Kyung Ah dan Yoo Sub datang dengan petugas keamanan, Semua fans pun kabur ketakutan. Ryan keluar dari gedung terlihat shock karena fans Shi An sampai mencelakai Duk Mi. Eun Gi melihat Duk Mi yang terlihat masih ketakutan lalu memapahnya masuk ke dalam gedung. 


“Telur sedang mahal... Kenapa tidak menghabiskan uang untuk membeli album Shi An saja?” ucap Duk Mi membersikan kepalanya dari telur di kamar mandi.
Eun Gi menunggu diluar, Ryan sedang menerima telp dan mengucapkan terimakasih, lalu memberitahu Eun Gi kalau Para penyerang sedang ada di kantor polisi. Eun Gi berpikir kalau bertemu lagi di saat yang tidak tepat. Ryan terlihat binggung
“Hari saat kau masuk IGD... Sepertinya kau tidak ingat.” Ucap Eun Gi. Ryan pikir  Duk Mi tidak menyebutkan ada temannya.
“Orang lain biasa menganggap aku sebagai kekasihnya.” Kata Eun Gi. Ryan terdiam mendengarnya.
“Maaf terlambat memperkenalkan diri. Aku Ryan Gold, Direktur Galeri Cheum.” Ucap Ryan memberikan kartu namanya.
“Gold, Ryan... Aku juga seorang direktur.” Kata Eun Gi lalu memberikan sesuatu pada Ryan.


Ryan melihat brosur "Choikang Judo" dan mengetahui kalau pengurus dojo lalu mengaku sebagai saudaranya dan ingin berjabat tangan, tapi Ryan hanya diam saja. Saat itu Duk Mi melihatnya langsung mendekati Ryan Gold memberitahu  akan pergi dahulu ke Bank Sejong.
“Kau pasti masih kaget, pulang saja. Aku akan menggantikanmu.” Ucap Ryan khawatir.
“Tidak masalah. Lebih baik sibuk, Lagi pula, aku harus mampir ke kantor polisi.” Ucap Duk Mi, Ryan pikir akan mengantarnya.
“Aku yakin dia akan lebih nyaman jika pergi bersamaku.” Kata Eun Gi. Duk Mi setuju akan pergi bersama Eun Gi.
“Kalau begitu kau harus langsung pulang.”  Perintah Ryan. Duk Mi menganguk mengerti dan mengajak Eun Gi segera pergi. 

Duk Mi keluar dari museum mengamati jalan karena takut ada yang menyerangnya. Eun Gi memberitahu kalau keadaan sudah Aman karena Polisi sudah menahan mereka semua, lalu berkometar kalau Duk Mi yang  tampak tegang di depan direktur dan bahkan seperti malu.
“Apa kau berkata kasar kepada pelatihmu?” ucap Duk Mi mengejek. Eun Gi pikir pelatihnya itu mengerikan dan Duk Mi tahu itu.
“Bos bisa memecat aku. "Kau dipecat." Tapi Apa kamu sungguh baik-baik saja?” ucap Eun Gi
“Tidak, aku sama sekali tidak baik-baik saja. Aku merasa sangat sakit.” Kata Duk Mi merasakan tanganya sait.
“Kita harus ke apotek sebelum lukanya membekas.” Kata Eun Gi khawatir melihat luka ditubuh Duk Mi
“Tidak, aku akan ke kantor polisi dahulu. Sebagai penggemar, mereka harusnya berharap skandal ini selesai. Mereka tidak boleh membuatnya semakin parah. Aku akan menasihati mereka! Ayo Ikuti aku.” Ucap Duk Mi penuh semangat ingin memberikan pelajaran. 

Nyonya Eom masih ada dirumah sakit bertanya ada apa pada Tuan Kim yang datang berkunjung. Tuan Kim membisikan sesuatu, Nyonya Eom akhirnya tahu kalau Duk Mi  terlibat dengan skandal romantis bersama idola K-Pop.
“Sung Duk Mi dan idola K-Pop? Yang benar saja! Aku mengurung diri di rumah sakit untuk menyelamatkan reputasi Cheum, tapi dia melakukan ini saat aku tidak ada? Jadi Bagaimana pendapatmu?” ucap Nyonya Eom terlihat marah. 

Saat itu di kantor polisi, semua fans duduk sebagai pelaku. Polisi tak pecaya kalau semua dilakukan demi pesohor yang mereka sukai, Duk Mi datang dengan Eun Gi dengan banyak perban, lalu meminta agar menulis ini sebagai Kasus Penyerangan Galeri Cheum.
“Wahh... Sulit dipercaya... Lihat ulah kalian kepada dia. Ini termasuk penyerangan Apa Kalian tahu betapa berat hukumannya?” ucap polisi melihat luka Duk Mi yang banyak di perban.
“Aku Sung Duk Mi, korban. Malam ini tidak ada yang pulang. Siapa yang memimpin penyerangan? Bukankah tadi kalian berkata kasar? Siapa yang memimpin penyerangan? Apa Kau orangnya?” tanya polisi marah.
“Dia mengenakan jaket yang kami belikan untuk Shi An..” kata fans berjaket kuning.
“Kau memberi dia hadiah, jadi, itu berhenti sampai di sana. Kau tidak memiliki hak.” Kata Polisi marah
“Kau tidak pernah menyukai seseorang, ya? Benda yang kami berikan bukan sekadar jaket mahal. Kami sangat menyukai Shi An, jadi, kami ingin melihat dia mengenakan jaket bagus. Kami memberikan cinta, tapi dia...” ucap fans berjaket ungu dan mereka menangis.
“Detektif... Itu bukan masalah, bebaskan saja mereka.” Ucap Duk Mi seperti bisa merasakan sebagai fans. Eun Gi berteriak marah tak percaya. “Bagaimana bisa ini bukan masalah? Kau dibalut perban.” Kata Polisi. Duk Mi melepaskan perban mengaku hanya berpura-pura.
“Coba Lihat? Aku baik-baik saja. Bagaimana bisa disebut penyerangan jika aku baik-baik saja?” kata Duk Mi memastikan mengerakan tanganya. Polisi seperti tak percaya memastikan kalau baik-baik saja. Duk Mi berusaha menyakinkan.
“Jangan menangis. Aku tidak akan mengampuni kalian jika menangis.” Kata Duk Mi menenangkan.
“Tunggu... Apa kau sungguh berkencan dengan Shi An?” tanya fans memastikan.
“Yang benar saja... Tidak, aku bertemu Pak Cha untuk pertama kalinya hari itu.” Ucap Duk Mi menyakinkan.
“Lalu kenapa kamu mengenakan jaketnya?” tanya fans sambil menahan tangis. Duk Mi mengaku Sebenarnya, itu bukan jaketnya.
“Apa? Sindy bilang itu hanya ada satu di Korea.” Kata Fans bisa tersenyum
“Itu alasan agensinya salah paham dan Itu milik orang lain.” Kata Duk Mi. Semua fans makin tersenyum lebar mendengarnya.
“Apa Kau yakin tidak ada apa-apa antara kau dan Shi An?” ucap Fans memastikan. Duk Mi menegaskan kalau tak ada yang apapun.  Fans akhirnya mengucapkan terimakasih dan merasa menyesal. 



Eun Gi memberikan obat pada Duk Ki sambil mengejek kalau harus berganti nama menjadi “Santa Duk Mi”  Duk Mi mengaku tadi sudah sangat geram dan menurutnya  mereka harus dihukum, bahkan memahami mereka harus mengambil tindakan itu.
“Kenapa kau tidak bisa bersikap baik dan toleransi padaku?” keluh Eun Gi.
“Memang menurutmu apa alasan kau masih hidup?” kata Duk Mi. Eun Gi menganguk mengerti.
“Kau tidak boleh memberi tahu Ibu soal kejadian hari ini.” Tegas Duk Mi memperingati.
“Aku bukan orang bodoh.. Aku tahu apa yang tidak boleh aku sampaikan.” Kata Eun Gi. Duk Mi memuji Eun Gi meamng Anak pintar lalu pamit pergi.

Ryan sibuk di ruanganya, Kyung Ah dan Yoo Sub masuk ruangan mengajak untuk makan siang. Ryan menyuruh duluan saja dan akan makan nanti saja. Yoo Sub bertanya apakah Duk Mi  ke kantor polisi sendiri karena seharusnya bisa menemaninya.
“Saudaranya pergi bersama dia dan aku dengar masalah sudah selesai.” Ucap Ryan.
“Apa Dia punya saudara? Setahu aku dia anak tunggal.” Kata Kyung Ah, Ryan terdiam sejenak mendengarnya. 

Eun Gi akhirnya pulang ke rumah,  lalu melihat ada Nyonya Nam datang dan bertanya ada apa datang ke rumahnya. Nyonya Nam yang duduk dengan Ibu Duk Mi mengeluh pada Eun Gi karena bukan temanya.  Akhirnya Eun Gi membungkuk memberkan salam pada Editor Nam.
“Paling tidak kau harus senang bertemu Ibu sendiri.” Ucap Nyonya Nam, Eun Gi malah menyapa Ibu Duk Mi dengan panggilan “Ibu”

Di ruangan
Ryan melihat selembaran "Choikang Judo" seperti ingin tahu kalau Eun Gi adalah peraih medali perak dalam judo, dengan nama Nam Eun Gi. Eun Gi sibuk makan makan dengan lahap, Ibu Duk Mi yang melihatnya bertanya apakah ingin tambah nasi. Eun Gi mengangguk dengan senang hati.
“Young Sook, sudah aku bilang jangan beri makan dia lagi... Sampai kapan kau akan mengurus dia?” ucap Nyonya Nam
“Bagaimana bisa tidak aku urus saat putraku bilang lapar?”kata Ibu Duk Mi mengambil nasi.
“Bu Nam tidak mengerti perasaan seperti itu. Saat orang tua merasa kenyang hanya dengan melihat anaknya makan.” Ejek Eun Gi.
“Orang bisa berpikir Young Sook ibu kandung dan aku ibu tirimu. Namamu Nam Eun Gi, mengikuti nama keluargaku. Bukan Sung Eun Gi.” Keluh Nyonya Nam. 

“Jujur saja, Bu Nam... Kau hanya melahirkan aku, tapi Ibu yang membesarkan aku... Dia membesarkan aku sendiri... Kau tidak punya hak. Ibu membesarkan aku selama 20 tahun dan setelah itu negara.” Ucap Eun Gi membela ibu Duk Mi
“Aku mencari nafkah. Apa  Kau pikir mencari nafkah mudah?” kata Nyonya Nam membela diri. Eun Gi tahu tentang hal itu.
“Ibumu bekerja keras memberi makan dan membelikan pakaian untuk kamu. Kami membesarkan kau bersama.” Kata Ibu Duk Mi menenangkan keduanya.
“Young Sook membesarkan dengan cinta dan aku membesarkan dengan uang.” Ucap Nyonya Nam bangg
“Kau memang harus melakukan itu jika punya hati nurani. Kau seperti ayam yang bertelur di sarang unggas lain.”komentar Eun Gi. Nyonya Nam tak bisa menahan diri langsung menyumpal mulut anaknya dengan selada. 


“Melihat kau makan saja sudah membuat aku kenyang. Mungkin hanya aku di dunia ini yang membayar pengasuh untuk anak sebesar ini.” Kata Nyonya Nam memberikan amplop
“Kau tidak perlu memberi ini.” Kata Ibu Duk Mi merasa tak enak. Nyonya Nam meminta Duk Mi agar mengambilnya saja.
“Jika kau tidak membayar, dia akan terus mengoceh kepada aku. Mulutnya lebih kuat daripada otot-ototnya.” Ucap Nyonya Nam mengejek.  Ibu Duk Mi pun akan terima dengan senang hati.
“Bagaimana hidup kita bisa terjalin seperti ini, ya? Sejak kita bertemu di bangsal bersalin hingga sekarang. Kau telah menyelamatkan seorang Ibu tunggal.” Ucap Nyonya Nam seperti terharu.
“Hidup itu soal memberi dan menerima. Selama ini aku bertahan berkat kau. Hanya kau yang rutin memberi aku uang. Jika suamiku melakukan itu, aku sudah menjadi istri setia.” Komentar Ibu Duk Mi melirik pada suaminya. Tuan Sung hanya sibuk mengosok batu disudut ruangan, Nyonya Nam dan Eun Gi pun tak bisa berkata-kata. 

Nyonya Eom sampai di "Galeri Cheum" berjalan dengan gaya elegan, dan duduk bersama dengan Ryan dalam ruangan. Dengan nada sinis mengaku  Seharusnya, sekarang  sedang terbaring di rumah sakit jadi ingin menyingkat saja ucapanya.
“Nona Sung Duk Mi terlibat dalam skandal percintaan dengan seorang idola. Aku sangat membenci itu jadi Segera pecat Nona Sung.” Ucap  Nyonya Eom
“Ternyata kabar itu tidak benar, dan aku tidak akan memecat dia karena hal semacam itu.” Kata Ryan membela
“Baik benar atau tidak, itu tidak ada urusannya. Yang jelas berita sudah tersebar. Aku tidak tahan dengan dia yang menghancurkan reputasiku. Kurator harus menjaga kehormatan dan martabat galeri ini. Bagaimana dia bisa terlibat dalam skandal aneh seperti itu? Jadi Segera pecat dia... Pecat dia sekarang.” Ucap Nyonya Eom.
“Memang kau punya hak?” kata Ryan. Nyonya Eom kaget dengan ucapan Ryan.
“Memang kau punya hak untuk menyuruh aku memecat pegawai?” sindir Ryan. Nyonya Eom mengatakan kalau ia  adalah Eom So Hye.
“Aku memiliki syarat saat menerima posisi direktur di tempat ini. Aku meminta kau menyerahkan semua hak perihal galeri ini. Jangan membuat keputusan atau penilaian terkait para pegawai di Galeri Cheum.” Tegas Ryan.
“Aku tidak ada pilihan selain mundur karena masalah keluarga...”kata Nyonya Eom yang langsung disela oleh Ryan.
“Apa penggelapan dan malapraktik suamimu masalah keluarga? Martabat dan kehormatan galeri ini? Nama Cheum masuk dalam koran karena kau. Tapi apa kau bersikap seperti ini karena gosip tentang pesohor? Lucu sekali.” ejek Ryan.
Nyonya Eom tak terima dianggap Lucu lalu melihat Ryan itu seperti marah dan tidak ingin memecat Duk Mi jadi berpikir kalau Ryan akan  terima surat pengunduran diri kalau mengajukan sendiri karena menurutnya Tidak hanya ada satu cara untuk menyingkirkan seseorang.
“Hakku? Karena aku yang menempatkan kau di posisi ini, maka aku berlagak seolah aku ingin berdiskusi dengan kau. Aku akan mengatasi ini. Sampai nanti.” ucap Nyonya Eom beranjak pergi
“Direktur Sebelumnya Bu Eom So Hye... Ada yang ingin aku tanyakan.” Ucap Ryan. Nyonya Eom mempersilahkan.
“Di mana lukisan Ivanov? Lukisan Ivanov yang kamu menangkan di pelelangan Tiongkok. Di mana itu? Tidak ada satu dokumen pun dan aku tidak bisa menemukan itu di ruang penyimpanan juga.” Ucap Ryan.
“Lukisan apa? Aku tidak mengerti ucapanmu.” Kata Nyonya Eom terlihat tegang dan mencoba tetap tenang.
“Apa kau akan ingat jika ditanya jaksa? Kamu masih akan menjalani sidang, kan?”sindir Ryan.
“Apa Nona Sung Duk Mi mengatakan itu kepadamu?” kata Nyonya Eom sinis
“Tidak, aku tidak sengaja mengetahui itu di pelelangan...” kata Ryan. Nyonya Eom tak ingin membahasnya meminta untu menghentikanya lalu berteria memanggil Sek Kim.
"Dia lebih naif dari dugaanku.” Ucap Ryan melihat Nyonya Eom yang pergi. 


Nyonya Eom berjalan di lorong dengan Sek Kim dibelakangnya, Duk Mi sedang berjalan masuk galeri. Nyonya Eom melihat dari jendela langsung  berjalan mendekati Duk Mi dan langsung menamparnya. Duk Mi kaget memegang wajahnya, Ryan melihatnya seperti merasa bersalah.
 “Nona Sung... Aku sungguh percaya kepadamu. Tapi teganya kamu melakukan ini kepadaku?” kata Nyonya Eom marah. Duk Mi mencoba menjelaskan tentang  Skandal dengan idola...
“Aku tidak... Aku tidak sedang membicarakan masalah itu. Aku akan mengawasimu.. Mengerti? Sebaiknya kau berhati-hati.” Tegas Nyonya Eom yang masih marah lalu beranjak pergi. 

Duk Mi masuk gedung mencoba untuk santai. Ryan menyapanya sambil mengeluh kalau sudah menyuruh Duk Mi langsung pulang tapi malah datang lagi.  Duk Mi beralasan kalau Ada beberapa dokumen yang harus dikirim.
“Aku rasa ini bukan sesuatu yang harus membuatmu marah. Kalau begitu silakan masuk.” Kata Ryan. Duk Mi menganguk mengerti. 

Nyonya Nam berjalan keluar rumah bertanya pada Eun Gi bertanya tidur dimana apakah Masih di dalam tenda di dojo. Eun Gi mengaku tidur di dojo dan kamar Duk Mi karena Duk Mi sudah pindah. Nyonya Nam mengatakan akan mengganti uang yang dipinjamkan anaknya bulan depan.
“Gunakan saja untuk membeli studio sendiri.” Kata Nyonya Nam. Eun Gi pikir Jangan cemas soal itu karena baik-baik saja.
“Tetap saja kau harus tidur di tempat yang sama. Apa aku terlalu lancang untuk mencemaskan soal itu?” ucap Nyonya Nam. Eun Gi mengaku tidak seperti itu.
“Kenapa kau membuka dojo? Siapa yang mau mempelajari judo? Seharusnya kamu menjadi pelatih.” Keluh Nyonya Nam
“Ibu... Judo sangat menyenangkan. Aku tidak bisa melakukan ini sendiri. Aku, peraih medali perak, harus maju dan memimpin hingga semua orang di negara kita mempelajari judo... Itu menurut aku.” Kata Eun Gi bangga.
“Kau pandai sekali bicara. Kenapa tidak menjadi narator? Omong-omong, aku tidak bisa mengatakan apa pun karena tadi ada Young Sook. Tapi hari ini aku mendengar hal yang aneh. Aku dengar seorang kurator galeri seni kencan dengan idola. Dan aku rasa mereka bicara soal Duk Mi.” Kata Nyonya Nam.
“Itu hanya omong kosong.” Ucap Eun Gi menutupinya. Nyonya Nmapikir  Bahkan jika itu hanya omong kosong, tidak bagus jika terlibat dalam kabar seperti itu.
“Ada apa? Apa yang terjadi? Merah sekali.” kata Nyonya Nam panik melihat leher anaknya. Eun Gi mengaku kalau digigit serangga.
Nyonya Nam ingin memastikan dengan melihatnya, Eun Gi mencoba mengalihkan agar ibunya harus pergi karena sudah gelap sambil memeluknya. Nyonya Nam pikir Eun Gi masih cemas meski mereka jarang bertemu.
“Akan lebih baik jika kau lebih sering mampir... Jadi Pergilah... Hati-hati di jalan.” Ucap Eun Gi akhirnya melambaikan tangan pada ibunya saat masuk mobil. 


Ryan akan berjalan pulang dan melihat Duk Mi duduk sendirian disudut ruangan, seperti merasa bersalah. Petugas keamanan melihat Ryan ingin menyapanya, Ryan panik meminta agar tak bersuara tapi Duk Mi sudah melihat Ryan yang ada dibelakang. Keduanya akhirnya  duduk disofa sambil menatap lukisan.
“Kenapa kau tidak pulang? Ini pasti hari yang melelahkan untukmu.” Ucap Ryan.
“Justru karena itu. Aku menikmati melihat karya seni saat sedang mengalami kesulitan.” Akui Duk Mi
“Apa itu membuatmu tenang?” tanya Ryan. Duk M pikir  Itu membuatnya tenang dengan cara yang unik.
“Di saat seperti ini, aku cenderung sedikit menyalahkan diri sendiri. "Kau harus melalui banyak hal, kau selalu lelah, dan bahkan tidak mendapatkan pengakuan sepantasnya. Tapi apa kau harus terus melanjutkan pekerjaan ini? Apa semua karya seni itu begitu sepadan?" Itu yang aku tanyakan kepada diri sendiri.” Akui Duk Mi
“Apa mereka sepadan?” tanya Ryan. Duk Mi pikir tidak karena menurutnya Seni mungkin hebat, tapi tidak lebih hebat dari manusia yang hidup.
“Meski aku tidak begitu berarti, aku masih lebih hebat dari semua lukisan yang jual mahal dan dipajang di dinding. Karena aku makhluk hidup dan akan terus hidup.” Ucap Duk Mi lalu tersadar kalau sedang berbicara dengan bosnya.
“Itu pasti terdengar tidak pantas. Aku hanya mencoba mengatasi kesulitan sendiri... Tapi tentu saja, menurut aku karya-karya seni di sini jauh lebih hebat dari aku...” Jelas Duk Mi
“Aku juga berpikir seperti itu. "Karya-karya seniku mengagumkan. Jauh lebih mengagumkan dari diriku sendiri." Kau tahu aku diadopsi ke luar negeri, bukan?” kata Ryan. Duk  Mi mengaku mengetahuinya.
“Aku anak yang diabaikan oleh orang tua kandung dan anak yang tidak bisa bicara dengan benar. Dan karena itu, aku terbiasa dilecehkan dan orang-orang selalu meremehkanku. Tapi di sisi lain, lukisan-lukisan yang aku lukis selalu menerima banyak pujian.” Cerita Ryan.
“Sekarang aku tidak melukis... Dan aku tidak pernah berpikir lebih hebat dari lukisan-lukisanku hanya karena aku seorang makhluk hidup. Terima kasih telah mengajarkan aku hal itu.. Dan... Maaf.” Kata Ryan.
Duk Mi bertanya untuk apa meminta maaf,  Ryan menceritakan kalau tadi bicara kepada Direktur Eom soal Ivanov lalu menanyakan soal keberadaan lukisan itu dan itu alasan Nyonya Eom menamparnya. Duk Mi kaget tapi menurutnya tak heran.
“Seharusnya aku tidak begini. Sekarang aku malu.” Kata Duk Mi. Ryan ingin bicara tapi disela oleh Duk Mi
“Lupakan saja masalah itu... Aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi Ayo pergi.” kata Duk Mi mengalihkan pembicaran. 

Keduanya berjalan bersama, Duk Mi memuji Ryan itu sangat hebat dalam meminta maaf. Ryan hanya tersenyum, Duk Mi menegaskan kalau ucapanya itu tidak menyindir dan sangat serius. Ia pikir Bahkan sekarang tidak akan tahu hal ini kalau  Ryan yang  tidak meminta maaf.
“Tidak mudah untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat dan meminta maaf. Bahkan lebih sulit saat kau adalah seorang atasan.” Ucap Duk Mi memuji
“Mungkin aku tidak terlalu peduli, tapi aku tidak ingin jadi pengecut. Apa kau mendengar aku mengatakan itu? Aku tidak ingin seperti orang tua tidak bertanggung jawab. Jadi Aku akan mengantar kau pulang. Hari ini pasti sangat melelahkan... Dan...” ucap Ryan terhent.
“Dan apa karena kau sangat menyesal? Apa kau masih belum melupakan itu? Aku meminta kau melupakan itu. Aku pulang dahulu. Aku ingin berjalan sendiri... Sampai bertemu besok.” Kata Duk Mi yang ingin pulang sendiri. Ryan masuk mobil sempat melihat mobil hitam lain yang terparkir. 

Duk Mi duduk lebih dulu dibangku taman dan Ryan sudah pulang mengemudikan mobilnya. Ryan mengingat kejadian Duk Mi dalam satu hari, dilempar telur oleh pengemar Shi An lalu menerima tamparan yang bukan kesalahanya.
“Meski aku tidak begitu berarti, aku masih lebih hebat dari semua lukisan yang jual mahal dan dipajang di dinding. Karena aku makhluk hidup  dan akan terus hidup.” Ucap Duk Mi.
Ryan mengingatnya lalu merasakan sesuatu kalau akan terjadi hal yang buruk dengan Duk Mi karena komentar Fans Shi An dan mobil yang sama saat Duk Mi dilempar telur oleh fans Shi An. Duk Mi beranjak pulang dan saat itu mobil hitam sudah siap menabraknya.Saat itu itu juga mobil Ryan datang menahanya lalu keluar dari mobil.
“Nona Sung... Apa kau baik-baik saja?” kata Ryan menbantu Duk Mi berdiri lalu pergi menemui si pengemudi.
“Hei.... Kau siapa? Dia kekasihku... Dia kekasihku!” teriak Ryan marah. Duk Mi kaget tiba-tiba Ryan mengaku sebagai pacarnya.
Bersambung ke episode 4

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. semangat ya, sist. semangat terus posting sinopsis nya......
    semangat semangat. syuka syukaaa.

    BalasHapus