PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 11 April 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Duk Mi yang masih kecil asik mengambar di lapangan lalu di dinding, wajahnya terlihat bahagia mengambar sebuah roket. Seperti mencerminkan tentang luar angkasa.
“Semua anak adalah seniman. Namun, masalahnya adalah bagaimana caranya agar tetap jadi seniman saat dewasa.”
Duk Mi yang sudah dewasa membersihkan karya seni dari kayu dengan kuasnya, terlihat bentuk seperti kotak-kotak yang rumit. Pengunjung seorang anak kecil menatap bingung, Duk Kim hanya tersenyum dan akhinya si anak pun pergi dengan tatapan binggung bersama ibunya. 

Yoo Kyung Ah datang memberitahu Duk Mi kalau ada masalah dengan wajah panik. Duk Mi bertanya masalah tentang apa. Kyung Ah memberitahu kalau Pesawat didelay, jadi diserahkan ke bea cukai. Duk Mi bertanya  Kapan diperkiran tiba.
“Pukul 7... Delay-nya sembilan jam. Haruskah pameran ditunda?” kata Kyung Ah panik
“Apa yang kau bicarakan? Kita harus mengadakan pameran besok pukul 10 pagi, bagaimana pun juga” kata Duk Mi 

Kim Yoo Sub mengantar tamu yang terakhir keluar dari gallery, Duk Mi dan Kyung Ah sudah berjalan di lorong dan bersiap-siap.  Yoo Sub memberitahu kalau Tamu terakhir sudah keluar. Duk Mi memuji Kerja Yoo Sub yang bagus.
Akhirnya mereka menganti baju dengan pakaian traning, dan saat itu sebuah mobil box akhirnya datang ke gallery. Duk Mi sudah siap menerimanya dan meminta Kyung Ah agar memeriksa kesesuaian jumlah. Dan mereka pun akan memulainya.
“Mundurlah pelan-pelan.... Ini Item nomor K-10... Hati-hati.” Ucak Duk Mi melihat mobil box mendekat lalu menyuruh Yoo Sup untuk memindahkan semua barang.
Duk Mi penuh semangat melihat semua barang yang turun, Yoo Sup dan petugas mulai mendorong barang, tapi saat itu barang akan jatuh. Duk Mi dengan sigap langsung menahanya.
“Yoo Sup, atur semuanya.” Ucap Duk Mi lalu membuka semua lukisan memastikanya. Ia memeriksa dengan sangat teliti lalu mengecat semua ruangan dan menyusun semua lukisan di dalam gallery.
“Siapkan pameran dalam satu hari sebisa mungkin.”perintah Bos Duk Mi. Akhirnya Spanduk pun dibentangkan didepan gedung sebagai pemarean lukisan pun akan dibuka. 


Di meja receptionist sudah ada selebran [DISKON POSTER SENIMAN EUN HYE] Duk Mi melihat semua tamu sudah datang dan akan memulai, lalu memberitahu kalau Chaeum Gallery merasa terhormat atas Pameran Seniman Choi Eun Hye hari ini.
“Biarkan aku perkenalkan bintang hari ini, Choi Eun Hye.” Ucap Duk Mi. Nyonya Choi pun naik ke podium.
“Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada orang yang bekerja keras di belakang panggung.” Kata Nyonya Choi melirik ke arah Duk Mi tapi menyuruhnya bergeser. 
“Ketua Eom So Hye.. Dengan tulus kuucapkan terimakasih kepada Ketua Eom” ucap Nyonya Choi akhirnya melihat So Hye yang berdiri dibelakang Duk Mi.
“Selamat pagi... Aku Direktur Chaeum Gallery, Eom So Hye. Suatu hari, suamiku membawa pulang sebuah lukisan lalu memberitahuku...” ucap Soo Hye memberikan sambutan. Kyung Ah melihatnya hanya mengeluh kalau Soo Hye tidak melakukan apa pun.
“... dia menemukan seniman baru yang menarik perhatiannya. Kami sudah menjaga hubungan dekat sejak saat itu, dan itulah cara kami dapat memamerkan lukisannya di Chaeum Gallery. Terima kasih.” Kata Soo Hye memberikan sambutan. Duk Mi terlihat gugup berdiri melihat jam tanganya. 


Seorang pria datang bertanya apa yang ingin dikirimkan. Duk Mi menjawab dirinya dan memperlihatkan alamat di ponselnya meminta agar membawanya dalam 15 menit. Si pria pikir kalau sekrang hampir jam sibuk.
“Ongkos 4 kali lipat.” Kata Duk Mi memberikan bonus. Si pria akhirnya setuju akan membawanya  10 menit.
Duk Mi pun sudah siap mengunakan helm dan langsung pergi  meninggalkan gedung. Kyung Ha dan Yoo Sub melihat dari depan gedung, Yoo Sub pun bertanya kemana Duk Kan akan pergi buru-buru seperti tu. Kyung Ah tak percaya Duk Mi gila kerja dan menurutnya Betapa membosankan hidup Duk Mi itu. 

Akhirnya Duk Mi sampai di sebuah loker lalu mengambil sebuah koper besar, terlihat berjalan dengan penuh semangat dan senyuman lalu sudah berganti pakaian dengan jaketnya serta masker yang menutupi wajahnya. Ia membuka koper dengan lensa panjang lalu naik ke atas tangga.
Beberapa fans sudah menunggu di pintu masuk merasa tak sabar. Duk Mi sudah siap mengambil gambar, didepanya sudah ada Sindy yang memegang kameranya. Semua sudah tak sabar dan akhirnya mobil van datang.
“1, 2, 3. Halo... Kami White Ocean.” Ucap empat pria menyapa semua penggemar dan salah satunya Shi Ah. Semua fans menjerit histeris.
Duk Mi mengambil gambar dengan cepat, begitu juga Sindy. Fans berteriak histeris memanggil Shi An dan Shi An dengan senyumanya memberikan lambaian tangan pada fansnya lalu masuk studio.
Shi An mulai syuting, menari dan menyanyi diatas panggung. Fans mulai memanggil namanya grupnya “White Ocean!” lalu Duk Mi terlihat sangat bahagia menikmati lagu idolanya. Shi Ah selesai menyanyi mengambil botol minum lalu meminumnya dan lempar ke arah penggemar.
Semua panik langsung mengambil botol minum bekas bibir Shi Ah. Duk Mi bersiap-siap berebutan dan akhirnya melompat, tanganya pun berhasil mendapatkan botol air minum bekas Shi An. 


 [EPISODE 1: KAU TAHU APA ARTINYA JADI PENGGEMAR?]
Duk Mi memasukan botol air minum di dalam lemari, wajahnya terlihat bahagia menurutnya itu sangat sempurna. Dalam lemari terlihat koleksi Duk Mi dengan barang-barang yang pernah didapat dari Shi An. Setelah itu berbaring di sofa ingin tahu berapa banyak like yang didapatkan.
“1.578 like? Lumayan.. Tapi Omong-omong, Shi An. Apa kau lelah? Apa ada orang yang mengganggumu? Haruskah aku memarahinya?” ucap Duk Mi melihat foto yang berhasil di uploudnya.
“Dia sangat imut... Yang bisa kulakukan hanya berkata aku menyukaimu... Tidak ada yang bisa kulakukan untukmu. Tapi Setidaknya aku harus beri sesuatu yang bagus untuk ulang tahunnya.” Ucap Duk Mi mencari sesuatu dan terlihat kaget.
“Tagar: Hadiah ulang tahun Shi An... Tagar: Edisi terbatas. Tagar: Merek mewah... Aku akan beli ini.” Sindy memposting setelan jas seragam sekolah.
“Bagaimana Sindy dapat ini.. Aku harus bagaimana ?” ucap Duk Mi binggung akhirnya melihat video tentang Shi An. 
Shi An membuat video sambil mengendong anjingnya lalu berkata “Orang tuaku sangat tertarik pada seni. Jadi aku dikelilingi oleh seni sejak kecil. Sesudah bisa cari nafkah, aku mulai beli karya seni dengan seleraku sendiri. Dan ini koleksiku.”
“Oh, ada di sini.. Ini lukisan karya seorang seniman bernama Lee Sol. Dan aku jatuh cinta saat aku melihatnya. Ini salah satu edisi terbatas. Bukankah sangat indah?” ucap Shi An menunjukan lukisanya.
“Ya, benar ini.. Ini wajah ketika dia dalam suasana hati yang sangat baik... Dia sangat Imut.” Puji Duk Mi melihat Shi An membahas lukisa dengan wajah bahagia.
“Tapi Lukisan apa ini? Aku benar-benar ingin membelikannya. Aku akan membeli ini untuk ulang tahun dia.. Aku akan membelikannya untukmu.” Kata Duk Mi melihat lukisan yang dimiliki oleh Shi An dan akan membelinya. 


Di sebuah ruangan terlihat lukisan dengan gaya yang sama, Ryan Gold seorang pria tampan keluar dari ruangan. Di sebuah ruangan terlihat sudah banyak orang berkumpul, seorang wanita mengeluh menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
“Katanya dia akan datang hari ini. Jika Ryan tidak datang hari ini, kenapa aku di sini?” keluh si wanita.
“Jangan terlalu dramatis, sayang.” Komentar si pria. Si wanita pikir dirinya bukan dramatis.
“Tapi buang-buang waktu... Aku sedang menunggu...” kata Si wanita dan saat itu Ryan Gold pun datang. Semua langsung tertuju pada Ryan Gold seperti sangat terkesima.
“Direktur Ryan, hai... Aku sudah menunggumu.” Sapa si wanita. Ryan Gold dengan sikapnya berpikir kalau akan lukisannya terlebih dahulu.
“Maka kita bisa memutuskan apa perlu saling menyapa.”kata Ryan Gold. Seorang wanita lain melihat kerumunan bertanya apa yang dilakukan orang-orang itu.
“Apa ini Pertama kalinya kau di New York?” tanya si pria. Si wanita membenarkan.
“Menurutmu kenapa semua direktur galeri dan kolektor seni ini ada di sini untuk melihat seniman baru ini? Itu semua karena orang yang di sana. Ryan Gold. Mereka di sini untuk mencuri perspektif Ryan.” Jelas si pria
“Jika Ryan melihat lukisan selama satu detik, itu artinya buruk.” Ucap Si pria dan Ryan terlihat berjalan dengan cepat itu tandanya lukisan yang buruk.
“Jika Ryan melihat lukisan selama dua detik... Itu artinya Lumayan.” Kata si pria. Ryan Gold sempat berhenti sebentar melihat lukisan yang menurutnya tak buruk.
“Jika Ryan melihat lukisan selama tiga detik...” kata si pria. Si wanita pikir itu tandanya bagus. Si pria membenarkan.
“Hanya ada satu waktu di mana Ryan melihat sebuah lukisan selama lima detik. Itu Tahun lalu... Pelukisnya adalah Rachael Schuman.” Kata Si pria
“Aku tahu dia... Dia pelukis terpopuler tahun ini. Lalu Bagaimana jika dia tersenyum? Apa artinya?” kata si wanita melihat Ryan Gold tertawa didepan lukisan.
“Tidak berbakat... Tidak ada masa depan... Itu senyuman iblis.” Ucap Si pria.
Mereka pun ingin tahu Lukisan siapa itu. Si pria akan melihat lukisan yang dinilai tak berbakat setelah Ryan Gold pergi. Ia terlihat panik ternyata itu lukisan dirinya yang dianggap tak ada masa depan. 



Ryan Gold akan pergi, Seorang wanita menghampirinya meminta tanda tangan sebagai penggemarnya. Ryan Gold memperbolehkanya lalu menanyakan namanya. Si wanita menjawab Yivanna lalu bertanya  Kapan bisa melihat Ryan sebagai seniman. Ryan hanya diam saja.
“kau akan mulai bekerja lagi, kan?” kata Yivanna. Ryan tak menjawab memilih untuk pergi saja dengan senyuman. 

Joo Hyuk memberitahu “Sindrom stendhal.” Yaitu Saat terkena karya seni yang luar biasa, dia mungkin mengalami... Dia mungkin mengidap gejala psikologis termasuk syok atau skizofrenia. Ryan Gold seperti tak peduli malah melempar bola tenis ke atas lukisan.
“Hentikan! Apa Kau tahu berapa harga ini?” ucap Joo Hyuk marah melindungi lukisanya.
“89.990 won? Dan pajak sekitar 12.000 won. Apa Kau membelinya karena benar-benar menyukainya Atau kau membelinya karena murah?” kata Ryan Gold menyindir.
“Aku membelinya karena menyukainya. Kenapa? Lalu, aku akan melanjutkannya.” Ucap Joo Hyuk kembali duduk, menurunkan lukisanya.
“Sesudah melihat lukisan tertentu, maka kau tidak hanya bisa melukis, tapi bahkan tidak bisa memegang kuas. Dan itu sebabnya aku mendiagnosismu dengan Sindrom Stendhal.” Ucap Joo Hyuk
“Aku mencoba konsultasi psikologis, perawatan obat dan hipnosis selama tiga tahun penuh. Tapi tidak ada perkembangan, berkat dokterku yang tidak kompeten.” Komentar Ryan.
“Itu kuakui, tolong berhenti datang padaku. Aku menyerah. Mengerti?” kata Joo Hyuk.
“Kenapa? Kau menyerah padaku,tapi aku tidak mau. Aku tidak bisa membiarkanmu dikenal sebagai dokter yang tidak kompeten. Kau bisa! Hwaiting!” ucap Ryan dan kembali melempar bola tenisnya.
“Jadi, apa kau sudah cari tahu lukisannya?” tanya Joo Hyuk. Ryan bertanya apakah tahu bintang K-pop Cha Shi An.
“Anggota White Ocean? Ya, keponakanku suka grup itu!” kata Joo Hyuk bangga. Ryan memberitahu kalau Shi An mempunyainya. Joo Hyuk tak percaya mendengarnya.
“Selama tiga tahun, kau hampir tidak tahu siapa yang melukisnya, tapi penyanyi K-pop mempunyainya? Mungkin oleh seniman terkenal. Pokoknya, ini adalah kabar baik. Tanyakan apa kau dapat melihatnya.” Kata Joo Hyuk. Ryan binggung harus dirinya.
“Yah... Kau... Lalu, siapa?.. Alasan kenapa kau tidak bisa melukis? Lukisan itu adalah penyebabnya, jadi datang padaku tidak ada gunanya. Kau harus lebih Santai... Ini saran terakhirku sebagai doktermu. Berhenti menggangguku dan temukan lukisan atau seniman di belakangnya, Lyan.” Ucap Joo Hyuk.
“Bukannya Lyan... Tapi Ryan... Ryan.” Tegas Ryan memperbaiki namanya. 

Nyonya Eom melihat proposal [KARYA SENI OLEH KIM MIN HEOK] lalu bertanya Apa Duk Mi  pergi ke suatu tempat sesudah acara karena Aku mencarinya, tapi tidak ketemu. Duk Mi mengaku Ada seorang anak yang disponsori jadi pergi lebih awal untuk menghadiri acara-nya menganggap Shi An sebagai anaknya.
“Apa Kau pergi untuk melihat acara ? Lalu Apa lagi yang kau lakukan?” kata Nyonya Eom.
“Aku merayakan hari ulang tahunnya dan berharap dia beruntung saat ada ujian.” Kata Duk Mi membayangkan memberikan hadiah pada Shi An.
“Jadi itu sebabnya kau tertarik dalam menemukan seniman pemula yang berbakat. Akankah mereka mendatangkan orang?” kata Nyonya Eom.
“Menjual tiket itu penting, tapi kita juga harus menemukan seniman dengan potensi....” kata Duk Mi dan sela oleh Nyonya Eum.
“Kurator Sun.. Aku lebih suka seniman terkenal daripada yang memiliki potensi. Semakin diakui, semakin bagus. Berhenti meributkan seniman yang tidak berguna dan beli semua karya seni Ivanov untuk galeri.” Ucap Nyony Eom.
Duk Mi terlihat bahagia. Nyonya Eom memberikan buku mengeluh tanganya pegal. Duk Mi mengerti kalau Nyonya Eum tidak boleh pegal. 


Kyung Ah melihat Yoo Sub siap menempelkan stiker dan ingin mengajarkan dengan berdiri dibelakang. Yoo Sub terlihat panik karena Kyung Ah berdiri tepat dibelakang dan jarak sangat dekat.  Kyung Ah terlihat santai menyuruh Yoo Sub harus menurunkannya langsung.
“Kau tidak boleh bergeser... Turunkan dan tekan... Mengerti?” kata Kyung Ah sambil menekan badanya. Yoo Sub makin gugup lalu menganguk mengerti.
“Belajar di luar negeri memang berbeda.” Komentar Yoo Sub melihat sikap Kyung Ah terbiasa berdekatan dengan pria.
“Kenapa sekarang kau menyinggungnya? Apa Kau mengolokku?” keluh Kyung Ah. Yoo Sub mengaku bukan seperti itu.
Duk Mi keluar dari ruangan dengan tatapan sedih, Kyung Ah pikir kalau ditolak lagi. Duk Mi menegasakan akan melakukannya suatu hari nanti. Kyung Ah bertanya apa proposal yang dibawanya. Duk Mi memperlihatkan  tentang Seniman terkenal jadi Nyonya Eom meminta agar ia membeli karya seni di pelelangan. Kyung Ah mengucapkan Semoga beruntung.


Di rumah
Terlihat foto Duk Mi dan keluarga mulai dari  [ULTAH PERTAMA] sampai akhirnya dewasa dan foto bersama dengan Nam Eun Ki. Nyonya Ko yang sedang rajut seperti tak percaya anaknya akan melakukan Perjalanan bisnis.
“Kau bilang tidak akan sibuk sesudah pameran dimulai.” Kata Nyonya Ko heran.
“Ada pelelangan yang harus kuhadiri.” Kata Duk Mi sambil makan di rumah ibunya.
“Jangan bilang, kau memanfaatkan itu sebagai alasan untuk mengejar idol itu.” Ucap Nyonya Ko. Duk Mi terlihat gugup.
“Tidak ada waktu untuk itu... Omong-omong, hari ini sup kimchinya sangat lezat.” Kata Duk Mi langsung mengalihkan pembicaraan.
“Awas kalau ketahuan nge-fangirl. Jika kau melakukannya, maka aku akan menangkapmu dan anak itu dan mencukur rambut kalian.” Kata Nyonya Ko mengancam.
“Dia tidak bersalah.” Ucap Duk Mi membela. Nyonya Ko merah kalau pria itu pasti bersalah.
“Lenganmu patah saat mengejar idol yang kau suka. Jika kau masuk kuliah, maka kami dapat mengirimmu belajar di luar negeri sebelum hancur. Kau bukan seniman melainkan fangirl konyol.” Ucap Nyonya Ko mengomel.
“Gara-gara siapa aku seperti ini?” kata Duk Mi menatap ibunya. Nyonya o makin kesal seperti Duk Mi menyalahkan dirinya.
“Ibu tidak menyekolahkanmu di kelas fangirl 101.” Tegas Nyonya Ko
“Ibu, fangirl dan fanboy dilahirkan, bukan dibuat.” Balas Duk Mi 


Flash Back
Saat Duk Mi baru saja pulang, saat SD sangat menyukai H.O.T sampai mengunakan pakaian yang disukai. Nyonya Ko terlihat asik merajut dengan benang. Tuan Sung pun terlihat sangat sayang dengan batu-batu sambil mengosoknya.
Duk Mi ketika SMP, mulai menyukai G.O.D sambil membawa balon setelah fanmetting. Nyonya Ko bersama suaminya tetap juga memegang rajut dan juga batu. Saat Duk Mi beranjak SMA juga menyukai boyband yang lain, seperti hidupnya memang sebagai fangirl boyband. 

“Seorang fanatik melahirkan fanatik, bukan muggle.” Kata Duk Mi. Nyonya Ko binggung apa itu Muggle
“Muggle bukan penyihir dari "Harry Potter". Di antara para fanatik, mereka dikenal sebagai non-fanatik. Oleh karena itu aku fanatik karena Ibu dan Ayah memang fanatik... Coba lihat, Ibu terobsesi.” Ucap Duk Mi melihat ibunya yang sibuk merajut.
“Bagaimana kau sebut ini obsesi? Aku hanya merajut.” Kata Nyonya Ko. Duk Mi melihat sekeliling rumah menunjuk semua berbahan rajut dari ibunya.
“Eun Gi dan aku hanya mengenakan pakaian rajutan saat tumbuh dewasa.” Kata Duk Mi
“Bagaimana mungkin hanya rajutan? Ini obsesi.” Ucap Nyonya Ko membela diri.
“Dan Juga, Ayah... Ibu punya rajutan sementara Ayah punya batu. Aku tidak perlu tes DNA. Aku pasti putri kalian.” Kata Duk Mi melihat ayahnya keluar dari balik tirai dengan menyikat bahu.
“Hidupmu pasti membosankan. Apa harus selalu bawa pulang batu yang kau sukai? Cepat Buang!” ucap Nyonya Ko marah pada sang suami. 


Duk Mi pamit pergi pada ibunya setelah makan , Nyonya Ko memberian dua kotak makanan untuk anaknya. Duk Mi akan membawanya tapi terlihat sangat berat sampai tak bisa membawanya, ia pikir ibunya tak memberikan lauk tapi mengemas batu Ayah.
“Ini nasi mengingat berapa banyak kau makan... Kau Pergi! Ibu yang bawa.” Ucap Nyonya Ko. Duk Mi menolak
“Katamu berat... Ibu akan membawanya.” Ucap Nyonya Ko. Duk Mi mengaku khawatir kalau ibunya pulang sendirian akan membahayakan.
“Ibu baik-baik saja.” Ucap Nyonya Ko dan melihat Duk Mi akan memanggil Eun Ki dan memberitahu Eun Ki tidur. Duk Mi memanggilnya.
“Eun Gi, setan! Eun Gi, Apa kau bisa bawa ini ke rumahku?” ucap Duk Mi memanggil pria yang dianggap sebagai kakaknya.
“Aku sibuk... panen apel.” Ucap Eun Ki keluar kamar dengan ponsel ditanganya.
“Aku akan memberimu 3.000 won.” Kata Duk Mi. Eun Ki menolak karena apelnya nanti akan membusuk.
“4.000 won.” Ucap Duk Mi memberikan penawaran. Eun Ki meminta agar memanggilnya "Oppa".
“Oppa... 5.000 won...” kata Duk Mi. Eun Ki pun tersenyum tak bisa menolaknya. Duk Mi pun pamit pergi pada ibunya.
“Jangan lupa makan. Tubuhmu tampak kurus. “ ucap Nyonya Ko pada anaknya. 


Eun Ki membawa lauk ke rumah Duk Mi dengan naik ke lantai paling atas, lalu mengetahui Duk Mi meninggalkan rumah untuk terus menjadi fangir da memperingatkan kalau Ibunya pasti akan membunuhnya jika tahu. Duk Mi pikir kalau ia adalah anaknya jadi tak mungkin
“23 November 2005, pukul 2:13 subuh... Apa kau sudah lupa?” ucap Eun Ki sengaja menyenter wajahnya agar menakutnya. Duk Mi seperti ketakutan dan melihat ibunya sudah membawa pisau cukur.
“Tidak, tolong... Tidak boleh. Jangan rambut. Aku butuh ini agar terlihat cantik... Tidak!” jerit Duk Mi ketakutan. Eun Ki menyadarkan, Duk Mi pun tersadar.
Keduanya sampai didepan rumah, Duk Mi memberitahu kalau sudah mengubah sandinya. Eun Ki bisa menekan dengan benar. Duk Mi kaget Eun Ki yang bisa mengetahuinya.  Eun Ki pikir kalau itu Sudah jelas.
“970412... Ini ulang tahunnya, atau 140523, Hari dia debut.” Ucap Eun Ki tahu kalau Duk Mi sangat ngefans dengan Shi An.
“Jangan berani-beraninya beri tahu Ibu... Kubunuh kau nanti.” kata Duk M mohon.
“Inilah kenapa tidak ada gunanya punya anak. Bagaimana bisa kau melakukan ini pada Ibu?” ucap Eun Ki masuk rumah lalu menjerit ketakutan melihat sosok yang ada dalam kegelapan dan langsung memukulnya. 

 Duk Mi masuk rumah panik bertanya apa yang terjadi, dan terlihat standing banner Shi An sudah tergeletak di lantai dengan kepala yang terpotong. Eun Ki binggung karena sangat kaget dan memberikan pukulanya.
“Jangan sentuh dia! Menjauhlah darinya! Dan Pembunuh!” jerit Duk Mi saat Eun Ki akan membuat Shi An berdiri dengan kepala yang patah.
“Aku yang gila membiarkan orang kampret seperti dia ke tempat suci seperti ini. Kau bahkan tidak dapat membedakan antara orang dan figur. Bagaimana bisa kau bermain judo?” ucap Duk Mi kesal sambil memplester leher Shi Ahn.
“Sung Deok... Aku pergi.” ucap Eun Ki setelah menaruh semua lauk dikulkas. Duk Mi dengan kesal menyuruh Eun Ki pergi saja. Eun Ki keluar rumah melihat sepatu Duk Mi berantakan, sebelum pulang menjejerkan sepatu agar besok Duk Mi bisa memakai langsung. 


Akhirnya Duk Mi pergi dari [KOREA ke NEW YORK lalu dari  [NEW YORK, SHANGHAI] Ryan Gold melihat gambar lukisan yang akan dilelang dan melihat sebuah karya yang ingin dibelinya. 

Duk Mi sudah siap di ruang lelang, MC memberitahu kalau Karya Ivanov sudah terjual lalu akan melelang lukisan "Pemandangan Salju" Saat itu Duk Mi seperti terkesima dengan wajah tampan Ryan duduk disampingnya.
“Seni lanskap oleh Liu Yiqiansi pada tahun 1984.” Ucap MC. Duk Mi melihat Ryan Gold terlihat seperti Shi An.
“Kami akan memulai harga dari 10.000.000 won... Apa ada yang mau 11.000.000 won? 12.000.000 won. 13.000.000 won.” Ucap MC. Ryan Gol seperti merasakan Duk Mi yang trus menatapnya.
“Ini dibuat pada tahun 1987.” Kata Ryan Gold. Duk Mi kaget ternyata pria yang ada disampingnya orang Korea.
“Garis-garis halus dan keseimbangan fitur wajah. Rasio sempurna adalah karakteristiknya.” Ucap Ryan Gold
“Tunggu. Apa yang kau bicarakan?” kata Duk Mi berpikir kalau Ryan Gold yang tak membahas tentang lukisan
“Judul karya seni adalah Ryan Gold.” Ucap Ryan Gold bangga. Duk Mi tak percaya kalau Ryan Gold bicara tentang dirinya sendiri.
“Apa Kau menginginkannya?” goda Ryan Gold. Duk Mi kaget dan binggung. Lalu mengaku kalau Tidak seperti itu.
“Kelihatannya kau menginginkannya... Karena kau menatapku lama.” Goda Ryan Gold. Duk Mi mengumpat Ryan Gold memang sinting. 
MC memberitahu lelang berikutnya adalah lukisan dari Lee Sol. Duk Mi kaget melihatnya karena itu salah satu karya yang dikatakan Shi An “Itu dilukis oleh Lee Sol, seorang seniman yang hanya kukenal namanya. Aku jatuh cinta dengan ini pada pandangan pertama.”
“Daebak! Lalu Berapa banyak uang yang tersisa?” kata Duk Mi mencoba menghitung [DANA DUKUNGAN ULANG TAHUN SHI AN]
“Ini tawaran dengan harga tertinggi... 10.000 dollar, terima kasih.” Ucap MC.
Ryan sudah siap mengangkat papanya, tapi Duk Mi lebih dulu menawar  10.000 dollar. Ryan menawar 11.000 dollar. Duk Mi kaget dan tak mau kalau menaikkan menjadi 12.000 dollar. MC bertanya apakah ada tawaran lainya. Ryan menaikikan tawaran jadi  13.000 dollar.
“Apa Tidak ada lagi tawaran? Kami berada di 14.000 dollar.” Ucap MC. Duk Mi pun dengan berani mengangkat papannya. Ryan Gold tak mau kalah mengangkat jadi 16ribu dollar.
“17.000 dollar? Ada orang lain?” tanya MC. Duk Mi ragu lalu seperti melihat wajah Shi An yang meminta agar membawanya.
“Akan kubawa pulang bagaimana pun. Untuk semua anggota yang sudah bergabung untuk fanclub Shi An. Aku akan menggunakan semua dana ulang tahun untuk ini!” gumam Duk Mi
“23, 23.000 dollar.” Kata Duk Mi mengangkat papanya. MC bertanya apakah ada tawaran lain.
“24, 24.000 dollar.” Kata Ryan Gold. Duk Mi tak mau kalah  sampai akhirnya naik ke 27.000 dollar dan Ryan menawar 28ribu dollar.
Duk Mi mencoba menghitung sisa 27ribu dollar bisa menambah dengan uangnya sendiri maka dapat membelinya, lalu dengan berani menawar 29 ribu dollar. MC memastikan Tidak ada lagi. Duk Mi berharap supaya Ryan Gold tak mengangkat papanya.
“Kumohon, kumohon...” kata Duk Mi memohon. Ryan Gol mengangkat papannya berani menawar 30.000 dollar. Duk Mi kaget, MC bertanya apakah ada yang menawar lagi.
Duk Mi seperti tak bisa menambah tawaran dan akhirnya lukisan terjual 30.000 dollar pada Ryan Gol. Ia seperti melihat wajah Shi An yang sedih didalam lukisan karena tak bisa dibeli oleh Duk Mi 
Ryan Gold pun keluar dari ruangan, Lukisan yan berikutnya yaitu sebuah lukisan di atas kanvas yang disebut, "Poor Love". Duk Mi akan mengejar Ryan tapi tubuhnya malah seperti terbaring di kursi seperti dalam lukisan. Ryan seperti tak peduli, Duk Mi pun berusaha bangun mengejar Ryan Gold. 


Duk Mi mengejar Ryan Gol meminta agar memberikan Karya seni yang baru saja ditawar tadi. Ryan Gold pikir Duk Mi baru saja melakukan lelang pertama kali. Duk Mi tahu kalau saran ini mungkin terdengar aneh tapi  menurutnya jika dipikir-pikir, itu demi Ryan Gold juga.
“Apa begitu?” ucap Ryan Gold. Duk Mi pikir Ryan Gol bisa melihatnya tadi sudah memenangkan karya Ivanov
“Dan kupikir aku adalah seorang ahli dengan selera tinggi. Sepertinya kau sudah mengikutiku untuk menawar item berikutnya. Tapi sebenarnya, pekerjaan pelukis Lee Sol belum  diverifikasi dalam hal popularitas atau nilai artistik.” Ucap Duk Mi
“Aku khawatir harga yang kau tawarkan terlalu tinggi dibandingkan nilainya. Aku juga berpartisipasi dalam penawaran ini sesuai permintaan klienku. Jadi jika kau menyerahkannya kepadaku...” kata Duk Mi yang langsung disela oleh Ryan Gold
“Berapa banyak yang kau ketahui tentang lukisan Ivanov?” tanya Ryan Gold
“Selain harganya... Aku bekerja di industri seni. Ivanov adalah...” kata Duk Mi disela oleh Ryan Gold
“Tangan dia gemetar sejak dua tahun lalu karena alkoholisme. Kau beli lukisan berkualitas rendah dari seorang pelukis yang sudah kehilangan sentuhannya. Hanya dengan percaya pada reputasinya. Sangat mudah untuk membicarakan nilai hanya dengan reputasi dan harga. Tapi mengakui nilai sebenarnya dari karya seni bukan sesuatu yang bisa dilakukan siapa pun.” Tegas Ryan Gold. Duk Mi tak bisa berkata-kata. 



Akhirnya dari SHANGHAI, Duk Mi pun kembali KOREA dengan wajah kesal menurutnya kalau bukan karena pria sinting itu maka bisa mendapatkan lukisan itu. Ia berjalan sambil menarik koper kesal sendiri karena merasa ragu.
“Tidak ada batasan menghabiskan uang untuk cinta... Ini Menjengkelkan.” Ucap Duk Mi kesal lalu terlihat binggung karena ada mobil polisi dan sura tawa Nyonya Eom sambil berkata “sulit kupercaya!”
Saat itu polisi membawa Nyonya Eom keluar dari galeri, Duk Mi bingung melihat Nyonya Eum dibawa polisi. Polisi melihat Duk Mi pun membawanya masuk ke dalam mobil. Duk Mi binggung padahal baru saja sampai korea.
“Kami dari Kantor Kejaksaan Umum Distrik Seoul. Jadi Ikut dengan kami... Ayo pergi.” ucap pria yang membawa Duk Mi pergi. 

“Berita terbaru. Eom So Hye, istri Kim Moo Seon dari TK Group yang ditangkap atas tuduhan malpraktek dan penggelapan, sudah dicurigai terlibat dalam penggelapan dana. Kantor Kejaksaan Umum Distrik Seoul melakukan penggeledahan dan penyitaan di Chaeum Gallery pagi ini, yang merupakan afiliasi dari TK Group.
“Penuntut sedang menyelidiki Ketua Kim atas tuduhan malpraktek dan penggelapan, dan menemukan bahwa Eom So Hye dari Chaeum Gallery sangat terlibat dalam penggelapan dana. Dia sudah ditangkap tanpa surat perintah. Jaksa sudah menyelidiki ini sejak 2014”
Duk Mi kaget yang sedang di interogasi kaget mengetahui Penggelapan dana dan mengaku belum pernah dengar dan benar-benar tidak tahu apa-apa. Polisi tak percaya terlihat sangat marah dengan sikap Duk Mi, sementara Nyonya Eom terlihat santai.

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar