PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 17 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 9

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Jung Kook datang menemui Hoo Ja dan Joo Myung yang sudah menunggu di restoran, lalu didepan keduanya langsung merobek surat "Perjanjian Penjualan Gedung" Hoo Ja berteriak marah, Joo Myung menahanya,  Jong kook menegaskan kalau tidak bisa melakukannya.
“Aku tidak mau melakukannya. Seorang Anggota Majelis... Seseorang yang mengikuti pemilihan sebagai anggota Majelis tidak boleh menipu orang seperti itu. Aku benar, bkan? Katamu kita harus melihat apa yang kita butuhkan saja. Kau juga tidak tahu apa yang harus kau lihat.” Ucap Jung Kook marah
“Aku akan melakukannya sendiri. Apa pun yang terjadi, biarlah terjadi. Aku akan mewujudkannya seorang diri.” Tegas Jung Kook. Joo Myung hanya bisa mengumpat Jung Kook itu gila.
“Baiklah... Semoga berhasil seorang diri.” Kata Joo Myung. Jung Kook pun akhirnya beranjak pergi. 

Hoo Ja panik meminta Joo Myung agar Jangan bersikap seperti itu dan menawarkan diri jika membeli gedung itu. Joo Myung pikir kalau Hoo Ja Dahulu membelikan itu untuknya jadi  Untuk apa membelinya kembali, karena tidak berguna.
“Belilah hal lain... Yang benar saja. Aku tidak bertaruh untuk gedung itu, tapi untuk orang itu.” Kata Joo Myung
“Aku akan membelinya... Dengan begitu kau akan membantu kandidatku.” Ucap Hoo Ja menyakinkan.
“Pimpinan Park, melihat situasinya, aku akan jujur. Jangan salah paham. Sekalipun bocah itu menjual gedungku, aku tidak bisa membantumu. Aku hanya asal bicara. Kupikir aku bisa memanfaatkan penipu itu untuk menyingkirkan masalah ini..” Akui Joo Myung
“Mustahil menjadikan seorang penipu sebagai Anggota Majelis Apakah kamu senaif itu? Kau sungguh romantis. Kau bergairah.” Kata Joo Myung mengejek.
“Aku percaya kepadamu, tapi kau mempermainkanku.”komentar Hoo Ja.
“Berpikirlah sesukamu agar kau bisa tidur nyenyak... Tunggu. Kau sangat tidak sopan kepada orang yang lebih tua. Apa Aku mempermainkanmu?” kata Joo Myung
“Apa kau orang yang lebih tua? Kenapa aku tidak tahu itu selama ini?” balas Hoo Ja menahan amarah
“Setelah kau tahu, hati-hati... Jangan membuatku marah. Jika marah, aku bisa menjadi cukup menakutkan. Surat perintah penggeladahan bukan apa-apa... Dan aku akan mengirim seseorang besok. Kau kirim apa yang menurutmu benar.” Kata Joo Myung lalu berdiri dari tempat duduknya
“Kenapa susu bayi sangat mahal? Aku menyuruhmu mengikatnya dengan erat, tapi para berandal itu melakukan pekerjaan yang buruk.” Kata Joo Myung kesal lalu meninggalkan restoran. Hoo Ja yang kesal langsung meminum habis soju. 


Jung Kook ada diruangan, Seung Yi mengirimkan pesan “Dia datang.” Hoo Ja akhirnya datang dengan tatapan dingin. Jung Kook terlihat marah berpikir kalau Hoo Ja akan mengancam membunuhnya lagi. Hoo Ja menegaskan kalau akan membunuh Jung Kook  jika kalah dalam pemilihan sambil membawa surat perjanjian yang sudah dirobek.
“Untuk apa aku membuang-buang energi?” kata Jung Kook seperti sudah tak ada gairah
“Aku datang untuk menanyakan sesuatu. Benarkah itu alasanmu merobek kontrak itu?” ucap Hoo Ja. Jung Kook sedikit bingung
“Apakah kau merasa kasihan saat mereka berkata tidak akan menaikkan harga sewanya? Apa Karena seseorang yang ingin menjadi Anggota Majelis seharusnya tidak menipu orang seperti itu? Apa Karena itukah kau membatalkan kontraknya?” tanya Hoo Ja penasaran.
“Aku mengirimmu ke Majelis untuk menyingkirkan limit bunga peminjaman uang. Setelah itu hilang, akan ada ribuan orang seperti mereka. Bisakah kau mengatasinya?” kata Hoo Ja. Jung Kook hanya terdiam
“Jangan mengeluh nanti, bahwa kau tidak bisa melakukannya, bahwa kau tidak mau melakukannya, dan beri tahu aku sekarang jika kau tidak bisa melakukannya. Lakukan apa yang bisa kau tangani. Jangan mencoba menanganinya setelah kamu melakukannya.” Kata Hoo Ja
“Apa Kau ingin menjadikanku Anggota Majelis untuk melakukan hal-hal buruk, tapi kini kau menyadari bahwa kau tidak bisa melakukannya?” komentar Jung Kook
“ Aku menyadarinya sekarang, mungkin kau orang yang lebih baik dari dugaanku. Aku akan bertanya lagi. Kenapa kau membatalkan kontrak itu?” tanya Hoo Ja
“Cobalah temui mereka... Lihat apakah kau bisa menipu mereka.” Tegas Jung Kook. Hoo Ja melihat kalau ini Berbahaya sekali.
“Kalau begitu, jangan membuatku melakukan hal seperti itu. Jangan biarkan aku melihat orang seperti itu. Bagaimana mungkin aku mengabaikan mereka jika melihat mereka? Aku tidak boleh melihat orang seperti itu jika aku ingin tetap diam dan melakukan keinginanmu.” Kata Jung Kook marah
Hoo Ja heran melihat Jung Kook  tiba-tiba kau berbicara dengan tidak sopan lalu mengumpat Jung Kook memang orang gila. Jung Kook pikir Jika dirinya waras, maka tidak akan bertindak sejauh ini. Ia menegaskan kalau bukan orang yang lebih baik dari dugaannya, yaitu memang  orang gila.
“Jadi, berhentilah membuatku kesal dan pergilah... Berhentilah membuatku gila.” Ucap Jung Kook
“Kau merasa nyaman denganku, kan?” komentar Hoo Ja menyindir. Jung Kook meminta Hoo Ja agar menyuruhnya  pergi.
“Luruskan pikiranmu! Aku bukan temanmu..” tegas Hoo Ja. Jung Kook meminta Hoo Ja pergi saja. Tapi Hoo Ja enggan disuruh pergi. Akhirnya Jung Kook pun pergi meninggalkan ruangan. 




Sek Park datang melihat Hoo Ja terlihat hanya bisa tertawa bertanya apakah sudah bicara dengannya. Hoo Ja pikir kalau  kandidat mungkin orang yang lebih baik dari dugaannya. Sek Park pikir Mana mungkin orang baik menjadi seorang penipu
“Mungkin dia menunda karena tidak ingin lari.” Kata Sek Park sambil melihat robekan kertas surat perjanjian.
“Itu yang kupikir, tapi bukan itu, jika mendengar perkataannya. Jung Gook sungguh merasa kasihan kepada orang-orang itu...” ucap Hoo Ja.
“Hoo Ja... Kenapa capnya berbeda?” kata Sek Park. Hoo Ja tak percaya kalau ada yang berbeda dengan capnya.
“Ini bukan yang asli” ucap Sek Par. Hoo Ja yakin kalau Itu yang asli karena Jung Gook merobeknya di depan matanya
“Bukan... Aku punya cap Choi Young Pil... Coba kau Lihat, Keduanya berbeda.” Kata Sek Park memperlihatkan cap diatas kertas. Hoo Ja terdiam lalu menatap sinis karena sudah ditipu oleh Jung Kook. 



Flash Back
Jung Kook mengajak Chalres untuk membatalkan kontraknya. Charles mengeluh Kenapa sekarang. Jung Kook pikir Sebaiknya mereka  tidak menyerang mereka dengan uang karena Mereka bilang luka itu tidak pernah sembuh.
“Omong kosong. Kau menyerang orang dengan uang seumur hidupmu.” Kata Chalres
“Aku terus memikirkannya. Jika Kim Joo Myung berpura-pura tidak tahu, maka kitalah yang akan dipenjara. Mi Young sudah mengejar kita” ucap Jung Kook yang tahu rencana istirnya.
Saat kejadian, Mi Young mengajak semua timnya untu tangkap mereka di TKP. Lalu Jung Kook pikir Jika Kim Joo Myung punya rencana lain... Joo Myung seperti tak percaya dan mengejek kalau Jung Kook itu adalah penipu.
“Jika dia mengadukan kita ke polisi untuk mengambil uangnya dan lari,maka kita akan dipenjara sendiri.” Ucap Jung Kook. Charles pun bertanya apa yang akan mereka lakukan. 
“Seharusnya sejak awal kita tidak melakukannya...” ucap Charles
“Dilihat dari situasinya, mari kita serang balik. Park Hoo Ja dan Kim Joo Myung...” Ucap Jung Kook yakin


Hoo Ja dan Sek Park berlari keluar gedung mencari sosok Jung Kook tapi sudah menghilang.
Flash Back
“Kenapa aku harus melakukan apa yang mereka perintahkan? Aku sudah menipu orang seumur hidupku. Aku tidak bisa menjadi Anggota Majelis. Aku tidak bisa melakukan ini... Tidak, aku tidak mau melakukannya! Mari kita akhiri tindakan menyebalkan ini.” Tegas Jung Kook
“Aku akan melakukan semua perkataanmu tanpa mengeluh, tapi bisakah kita melakukannya?” kata Charles tak Yakin
“Sejak kapan kita melakukan hal-hal yang bisa kita lakukan? Kita melakukan apa yang harus kita lakukan. Mari kita wujudkan. Mari kita balikkan keadaan untuk mereka.” Ucap Jung Kook yakin 

Seung Yi datang membawa surat "Perjanjian Penjualan Gedung" Jung Kook pun menyusun rencana  Pertama,mereka akan menyiapkan perjanjian penjualan baru dan membuat cap palsu. Ia sendiri yang memesan cap palsu untuk mengelelabuhi Hoo Ja.
“Aku harus membuatnya terlihat seakan-akan aku berhenti agar mereka tidak mencurigaiku.” Ucap Jung Kook dengan rencananya.
Jung Kook pergi menemui keduanya sambil merobek surat perjanjian palsu menegaskan tidak bisa melakukannya dan tidak mau melakukannya.

Seung Yi datang membawa surat "Perjanjian Penjualan Gedung" Jung Kook pun menyusun rencana  Pertama,mereka akan menyiapkan perjanjian penjualan baru dan membuat cap palsu. Ia sendiri yang memesan cap palsu untuk mengelelabuhi Hoo Ja.
“Aku harus membuatnya terlihat seakan-akan aku berhenti agar mereka tidak mencurigaiku.” Ucap Jung Kook dengan rencananya.
Jung Kook pergi menemui keduanya sambil merobek surat perjanjian palsu menegaskan tidak bisa melakukannya dan tidak mau melakukannya.



Hoo Ja terlihat marah mencoba menelp Jung Kook, tapi ponselnya tak aktif lalu meminta agar Sek park menyiapkan penjaga di depan gedung untuk berjaga-jaga. Sek Park mengerti lalu bertanya apa yang akan dilakukan.
“Kenapa kau bertanya? Tentu aku harus menemukan Jung Kook.” Ucap Hoo Ja marah lalu mencoba menelp Tuan Choi sambil berjalan.
“Temukan Yang Jung Gook untukku sekarang... Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan. Temukan saja... Diam, dan temukan dia, Berengsek. Kenapa kau banyak bertanya? Hei! Apakah ini kali pertamamu bekerja denganku?” teriak Hoo Ja marah bahkan supirnya pun ikut kena marah karena lama menutup pintu mobil. 

Jung Kook sudah ada di dalam mobil bersama ayah dan kakak serta keponakanya. Tuan Yang terlihat tegang, memastikan kalau harus mengikuti pemilihan Anggota Majelis atau akan mati. Jung Kook membenarkan, Tuan Yang mengulang kalau Jung Kook juga harus menang.
“Jika kalah, kau akan mati.” Kata Tuan Yang. Jung Kook membenarkan.
“Meski terpilih, kau harus menuruti perkataannya, atau kau akan mati. Hei. Seharusnya kau memberi tahu ayah jika keadaannya seperti itu. Kenapa kau melakukan perintah mereka? Kenapa seorang penipu sebaik itu?” keluh Tuan Yang
“Aku tidak bersikap baik. Mereka akan membunuhku jika melawan. Haruskah aku mati saja?” ucap Jung Kook. Tuan Yang membenarkan. Mi Jin mengejek adiknya itu memang bodoh sekali. Jung Kook memilih tak membalasnya. 

Mereka sudah sampai didepan gedung, Jung Kook memberikan berkas pada ayahnya menjelaskan sekarang menjadi Han Min Chul dan mencoba mendapatkan pinjaman untuk membeli sebuah gedung yang harganya dinaikkan secara ilegal.
“Ayah adalah pedagang kaki lima yang polos.” Tegas Jung Kook. Tuan Yang menganguk mengerti.
“Intinya, ayah hanya perlu mengajukan pinjaman, kan?”kata Tuan Yang. Jung Kook membenarkan.
“Ayah tampak takut. Sudah lama tidak melakukannya, kan? Bagaimana jika kita melakukan ini? Bagaimana jika aku meminta teman gigoloku untuk merayu dia? Kita pastikan mereka berselingkuh...” ucap  Mi Jin pada Jung Kook.
“Diam, dasar Berandal. Berhentilah mencoba membawa gigolo... Ayah menyuruhmu tinggal di rumah... Kenapa kau datang? Apa kau tidak mengantuk? Anak pemalas biasanya selalu tidur.” Ucap Tuan Yang kesal
“Kenapa Ayah selalu mengejekku?  Aku hanya mengkhawatirkan Kakak keluh Mi Jin saat itu anaknya mengaku harus buang air kecil.
“Haruskah kau buang air kecil sekarang? Ikutlah dengan Kakek dan pergi ke kamar kecil. Tapi Berpura-puralah tidak mengenalnya. Kakek adalah pria jahat. Dia penipu.” Ucap Mi Jin mengejek ayahnya.
“Coba Lihat dia. Apa yang kamu katakan kepada seorang anak kecil?” keluh Tuan Yang ingin memukul. Jung Kook menahan ayahnya agar tak memukul.
“Berhentilah mengatakan hal bodoh. Kita tidak punya waktu. Ayah, kita harus mengunjungi sebanyak mungkin bank sebelum bawahan Park Hoo Ja menyadarinya. Itu satu-satunya cara putra Ayah bisa tetap hidup. Perlihatkan kemampuan Ayah....  Ayah adalah guruku.” Ucap Jung Kook
“Ayah mengajari anak-anakmu keahlian yang luar biasa.” Ejek Mi Jin. Tuan Yang tak bisa menahan amarah mengajak Mi Jin untuk berkelahi. Jung Kook meminta ayahnya berhenti tapi Tuan Yang sudah lebih dulu mendekati anaknya. 


Tuan Choi dan anak buahnya sudah ada dirumah Jung Kook dan meminta agar mereka mencari disetiap sudut ruangan.  Anak buahnya memberitau Jung Kook ada dirumahnya. Tuan Choi mengumpat marah karena Jung Kook yang berhasil lari lalu melaporkan pada Hoo Ja.
“Lalu bagaimana? Kenapa kau menelepon jika... Telepon aku jika kau menemukan dia. Haruskah aku menjelaskan setiap hal... Jika kau terus seperti ini, kau tidak bisa bekerja denganku.” Ucap Hoo Ja marah
“Maaf, Bu.” Kata Tuan Choi ketakutan. Hoo Ja menyuruh agar  Cepat ancam Kim Mi Young atau tangkap bawahannya dan bunuh mereka.
“Temukan Yang Jung Gook sebelum dia melakukan sesuatu.” Tegas Hoo Ja marah. Tuan Choi pun bergegas membantunya. 

Tuan Yang masuk bank terlihat gugup, cucunya berjalan masuk lebih dulu pergi ke toilet seolah-olah tak saling mengenal. Tuan Yang pergi ke counter yang kosong lalu memberitahu kalau butuh pinjaman... Pegawai menyuruh agar ambil nomor antrean. Tuan Yang binggung
“Ambil nomor antrean.” Kata Pegawai bank. Tuan Yang mengaku  terburu-buru jadi meminta dilayani. Pegawai bank tetap menolaknya.
“Tapi pengecualian bisa dibuat...” kata Tuan Yang. Pegawai menyuruh agar Tuan Yang ambil nomor antrean dari sana. Tuan Yang pun tak bisa berkata-kata.
Tuan Yang akhirnya mendapatkan nomor antrian 253, Saat itu cucunya datang memberikan selembar kertas lalu menyuruh kakeknya agar  Jangan takut karena jelas terlihat gugup lalu pergi meninggalkan bank. Tuan Yang kaget melihat cucunya mengambil nomor antrian “231"
“Nomor 231... Nomor 231. Anda ada di sini?” teriak pegawai memanggil customer.
“Aku butuh pinjaman.” Ucap Tuan Yang dengan penuh keyakinan. 

Jung Kook menunggu didepan "Bank Joyoung" wajahnya terlihat gugup. Tuan Yang akhirnya keluar dari bank. Jung Kook langsung bertanya  Bagaimana hasilnya. Tuan Yang memberikan berkas lalu Jung Kook tersenyum bahagia melihat isi suratnya.
“Setelah Ayah lebih santai, mari kita bergerak cepat... Ayo Eratkan sabuk pengaman Ha Roo.” Ucap Jung Kook dengan penuh keyakinkan lalu mengemudikan mobilnya.
Pegawai yang menerima surat dari custumer mulai memeriksanya. Managr melihatnya lalu membaca surat "Pendaftar, Han Min Chul" Joo Myung yang ada dirumah menerima telp dari  "Lee Gang Shik, Manajer cabang bank" sebelumnya berteriak pada istrinya agar ganti popok bayinya karena terus menangis dan menyuruhnya untuk berhenti lalu tidur saja. 

“Bukankah Injung-dong 235-14 adalah gedungmu?” ucap Tuan Lee. Joo Myung terlihat kaget.
“Kami baru saja menerima pengajuan pinjaman... Alamat ini mirip dengan gedungmu... Kamu tahu, Injung-dong 235-14. Gedung yang kau beli dengan nama orang lain...” kata Tuan Lee.
“Apa maksudmu? Siapa yang mengajukan pinjaman dari bankmu?” ucap Joo Myung terlihat marah
“Apa kau yakin?” tanya Tuan Lee, Joo Myung mengaku sangat yakin.
“235-14... Apakah kau mengenal seorang pria bernama Han Min Chul? Dia bilang kau menjual gedungmu seharga 4,5 juta. Bagaimana kau bisa mendapatkan 4,5 juta untuk itu? Harganya bahkan tidak mencapai dua juta.” Ucap Tuan Lee. 


Joo Myung memikirkan sesuatu dan segera menutup telp dan akan menelp Tuan Lee lagi. Ia lalu menelp  Hoo Ja bertanya Di mana Yang Jung Gook si Bedebah itu. Hoo Ja kaget mengetahui tentang Pinjaman, Dari bank dan dilakukan oleh Yang Jung Gook?
“Benar! Penipu itu mencoba mendapatkan pinjaman menggunakan kontrak itu. Jika terjadi masalah dan mereka mendapati bahwa itu gedungku... Pimpinan Park, perbaiki ini. Aku tidak mau jatuh seorang diri karena masalah ini!” tegas Joo Myung marah
“Aku akan mengurus semuanya, jadi, jangan khawatir. Tinggallah di rumah. Aku akan meneleponmu begitu membereskannya.” Ucap Hoo Ja menenangkan. Joo Myung mengerti.
Ia lalu menelp Tuan Choi agar menari setiap bank di kota karena Yang Jung Gook mencoba mempermainkan mereka. 


Tuan Choi bergegas masuk ke dalam sebuah bank memeriksa semua orang yang sedang duduk kalau mungkin ada Jung Kook.  Tuan Yang dan Jung Kook berkeliling mencari pinjaman uang dari sertifikat gedung milik Joo Myung.
Mi Jin memegang surat bank yang didapat oleh ayahnya, Jung Kook mencoba terus pindah dari satu bank ke bank yang lain dan ayahnya yang mengajukan pinjaman.  Tuan Choi berteriak memanggil Jung Kook agar keluar.
“Aku harus ke kamar kecil.” Ucap Tuan Yang sedang mengisi formulir mendengar teriakan.
Tuan Choi masuk ke dalam kamar mandi melihat sosok pria seperti Jung Kook, langsun menarik rambutnya. Si pria terlihat binggug, Tuan Choi pun melepaskan tanganya karena salah orang. Ha Roo berada dalam mobil mengatakan harus buang air kecil. Mi Jin heran anaknya ingin buang air kecil lagi.
“Cepatlah... Ha Roo! Jangan biarkan orang tahu kau mengenal Kakek! Dia pria jahat. Penipu... Dia penipu! Penipu!” teriak Mi Jin pada anaknya. Jung Kook hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Mi Jin. 

Tuan Yang terus mengisi formulir sebagai Han Min Chul di Bank Joeun, wajahnya terlihat semakin santai bahkan bahagia sambil berpegangan tangan dengan pegawai. Sementara Tuan Choi terlihat sangat frustai dengan  Yang Jung Gook, si Ular licin itu.

Tuan Yang terus berkeliling mengajukan pinjaman,  Tuan Choi makin frustasi karena tak menemukan Yang Jung Gook. Jung Kook hanya menunggu didalam mobil dan ayahnya yang masuk ke dalam bank. Tuan Choi bertanya-tanya di mana, Yang Jung Gook. 


Mi Jin tiba-tiba berteriak panik, Jung Kook pun kaget seperti berpikir ada yang buruk terjadi. Mi Jin mengaku bermimpi mencium Gang Dong Won dan itu sangat Luar biasa dengan wajah sumringah. Jung Kook hanya bisa mengelengkan kepala melihat tingkah adiknya.
“Ibumu aneh sekali, kan? Kau malang sekali.” ucap Jung Kook pada Ha Roo. Ha Roo seperti sudah terbiasa dengan tingkah ibunya. 

Tuan Choi bisa mencoret semua Bank yang sudah dikunjunginya "Bank Woojin, Bank Booyoung, Bank Jinhan, Bank Mahan" lalu mengeluh ada begitu banyak bank.  Jung Kook keluar dari mobil melihat ponselnya alau  Kali ini cukup lama ayahnya ada didalam bank.
“Hei, hentikan mobilnya... Brengsek!” teriak Tuan Choi melihat Jung Kook ada dipinggir jalan sambil menelp.
“Hei. Datanglah ke Bank Kukhan di Injoong... Aku menemukan Yang Jung Gook.” Ucap Tuan Choi menelp anak buahnya yang lain.  Anak buahnya mengerti.
“Tuan Choi.... Jangan menunggu aku... Tangkap dia lebih dahulu. Apa Kau bisa melakukannya?” ucap Hoo Ja.
“Kenapa kau bertanya? Pimpinan, aku tangguh.” Kata Tuan Choi yakin. Hoo Ja mengaku akan memercayainya dan meminta agar mekakukan dengan benar kali ini.
“Jangan melakukan kesalahan seperti sebelumnya.” Tegas Hoo Ja. Tuan Choi ingin melihat Peralatan apa yang mereka miliki di mobil. 

Jung Kook menelp Charles di luar memberitahu kalau hampir selesai meminta agar bersiap karena akan ke sana begitu selesai di bank, setelah itu agar memindai semua dokumen dan unggah ke situs web polisi.
“Anggota Majelis? Yang benar saja... Mari kita akhiri semuanya hari ini. Jangan khawatir. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa kepada Mi Young. Bagaimana mungkin mereka melukai detektif yang menangani kasus? Ini bukan Meksiko atau Kolombia.” Ucap Jung Kook tanpa sadar Tuan Choi berjalan sambil membawa palu besar.
Tuan Choi berjalan dengan senyuman licik sudah siap menghabisi Jung Kook dengan palu dan menunggu lampu hijau. Jung Kook akhirnya tersadar dengan Tuan Choi yang sudah membawakan palu dan siap menghajarnya lalu teringat saat dengan istrinya. 

Flash Back

Jung Kook yang membawa timun, mengejek Mi Young agar mengambilnya. Mi Young bisa memegang tangan Jung Kook lalu memelintirnya lalu menjatuhkan timun dan membuat Jung Kook jatuh tersungkur. Jung Kook terlihat kesakitan. Mi Young menyuruh Jung Kook Berdiri agar melakukan itu lagi.

Jung Kook melihat Tuan Choi semakin mendekat pun akhirnya melakuan gerakan yang sama bisa melumpuhkan gangster. Jung Kook pun tak percaya kalau memang berhasil. Mi Jin dan Ha Roo melonggo keluar dari mobil langsung memberikan acungan jempol.
“Kakak luar biasa!” puji Mi Jin. Jung Kook bergegas pergi mengambil ponselnya lalu masuk mobil.
“Tangkap dia!!! Tangkap bedebah itu.” Teriak Tuan Choi melihat anak buahnya yang baru datang. Mereka pun bergegas pergi, tapi Tuan Choi menyuruh mereka agar membantunya bangun lebih dulu.
Tuan Choi terlihat sangat marah berteriak menyuruh anak buahnya agar segera mengejar Jung Kook. Jung Kook menjaga jarak mobil lebih jauh lalu berhenti sejenak menyuruh Mi Ji agar memawa Ha Roo dan keluarlah. Mi Ji bingung berpikir agar Jung Kook bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
“Dasar Brengsek... Aku mencoba menyelamatkan kalian berdua, Cepat Keluar sekarang...” ucap Jung Kook. Mi Jin dan Ha Roo pun bergegas turun dari mobil memberikan berkas pada kakaknya.
“Jangan keluar dari gedung! Kakak akan menghubungimu!” ucap Jung Kook tapi Mi Jin dan Ha Roo sudah bergegas masuk lalu mengumpat kesal karena Mi Jin mengabaikanya. 

Tuan Choi terus menyuruh anak buahnya agar lebih cepat mengemudika mobilnya lebih dekat agar bisa mengejar Jung Kook.  Saat itu Jung Kook sempat belok kanan dan tak bisa diikuti oleh Tuan Choi dari belakang, Tuan Choi berteriak marah karena sempat kehilangan Jung Kook.
“Halo, Pak... Tolong buka pintu belakang... Ya, sekarang...” ucap Jung Kook menelp dari dalam mobil dan masuk ke sebuah jalan.
Di sebuah tempat pencucian mobil, Jung Kook masuk dan pegawai langsung menutup dengan tirai. Jung Kook membuka bagasi mobil langsung menganti plat nomor dari "24J 0875" menjadi "45G 7456" setelah itu mulai menghitung mobil yang lewat, yaitu Tuan Choi dan akan buahnya.
Hoo Ja menghela nafas karena supirnya berpikir untuk tiba di di sana besok. Jung Kook akhirnya berhasil menghindari mobil Tuan Choi dan berbalik arah.  Tuan Choi mengumpat marah tak melihat mobil Jung Kook dengan plat nomor “0875”
Saat itu Hoo Ja sedang ada dijalan bisa melihat Jung Kook yang berada di jalan berlawanan arah, lalu berteriak memberitahu supirnya agar berbalika arah. Tuan Choi menerima telp kaget kalau Jung Kook mengganti pelat nomornya dan ingin tahu nomor yang baru.
Jung Kook kembali masuk ke dalam tempat cucian mobil kembali menganti nomor platnya dari "45G 7456" menjadi "24J 0875" Hoo Ja dan terus mengejarnya, tapi Jung Kook sudah menganti plat mobilnya "33D 5712"
“Dia pergi ke mana? Apa dia mengganti nomornya lagi? Dia punya berapa pelat nomor?  Brengsek! Kau bilang pandai mengemudi! Temukan dia, Berengsek!” teriak Tuan Choi marah
“Apa yang terjadi kepada para bedebah itu?” kata Hoo Ja yang terlihat gugup.
“Kurasa kita kehilangan dia. Maaf.” Kata Tuan Choi sudah tak mampu lagi mengejarnya. Hoo Ja menyuruh supirnya agar menepi.  Saat itu Jung Kook tersenyum puas lewat melihat Hoo Ja seperti sudah pasrah.
“Mari kita lakukan ini... Kita lihat siapa yang akan menang.” Kata Hoo Ja seperti memikirkan sesuatu.
Bersambung ke episode 10

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar