PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 03 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 3

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


“Ayah, saat Ayah  menonton "The Godfather", Ayah tahu bagaimana  Marlon Brando ditembak, dan Al Pacino membalasnya, kan? Saat aku masih muda, aku pikir Al Pacino membalas dendam karena Marlon Brando adalah ayahnya dan tidak ada hal lainnya.” Ucap Hoo Ja menatap ke arah jendela
“Tapi aku menyadari saat aku besar bahwa itu tidak benar. Al Pacino melakukan itu untuk mengambil alih organisasi ayahnya, untuk menjadi sang pemimpin alih-alih saudaranya. Karena itu dia melakukannya. Aku bisa melihatnya sekarang.”kata Hoo Ja melihat ayahnya terbaring di tempat tidur.
“Karena itu aku ingin membalas dendam untuk Ayah... Kedengarannya menyenangkan. Jangan buang air kecil dan besar terlalu banyak... Aku merasa bersalah pada perawat.” Ucap Hoo Ja lalu pamit pergi pada ayahnya. 


Tuan Ma sudah di tahan oleh anak buah Hoo Ja diatas  meja billiard. Hoo Ja datang berjalan mendekati Tuan Ma mengatakan Orang berengsek yang menipu ayahnya dengan Tuan Ma tiga tahun yang lalu Yang Jung Gook.
“ Di mana dia? Kau akan mati entah kau memberitahuku atau tidak, jadi, beri tahu aku... Tapi Tidak adil jika kau mati seorang diri.” Kata Hoo Ja dingin. 


Jung Gook sudah membuat "Persetujuan Pembelian Lahan" lalu mengeluh karena Tuan Ma yang tidak bisa menghubunginya. Hoo Ja memegang telp Tuan Ma melihat Jung Gook yang menelepon. Tuan Ma sudah diikat tanganya duduk disamping Hoo Ja.
“Ini.. Pasti darurat... Rute Satu macet pada saat ini, kan?” ucap Hoo Ja. Tuan Choi membenarkan kalau sedikit macet.
“Pilih jalur Seowon... Kita harus bergegas... Dia terus menelepon.” Ucap Hoo Ja. 

Mobil Hoo Ja dan Mi Young sama-sama melaju terlihat keduanya sama-sama tegang untuk menangkap Jung Gook. Mi Young tiba-tiba menelp Jung Gook memastikan kalau Kompor sudah dimatikan, Jung Gook mengaku sudah dan sudah memeriksanya.
“Aku pikir kita meninggalkannya menyala. Baiklah... Sampai jumpa nanti.” kata Mi Young
“Baik, sampai jumpa nanti... Jangan melewatkan makan siang.” Kata Jung Gook tapi terkesan dingin. Mi Young menganguk mengerti.
Mi Young terus mencari jalan yang tak macet. Charles datang membawa semua orang yang akan menjual tanahnya dan cukup banyak. Jung Gook terlihat sangat gelisah karena Tuan Ma yang belum juga datang akhirnya meminta Tuan Charles agar para tamu mereka duduk.
“Kenapa dia lama sekali?” keluh Jung Gook kesal. Saat itu Seung Yi mengirimkan pesan pada Jung Gook “Baru saja sampai.” Dan klienya turun dari mobil. Sementara di dalam ruangan,
“Baik, berpura-puralah kalian ada di kantor, dan jangan gugup, oke? Kami akan membayar kalian begitu kita selesai.” Ucap Charles. Jung Gook baru saja membaca pesan dari Seung Yi seperti masih bisa bernafas lega


Jung Gook kembali menelp Tuan Ma, Hoo Ja akhirnya menyuruh Tuan Ma menjawab teleponnya. Tuan Ma terlihat binggung. Hoo Ja menegaskan agar Jung Gook tidak mencurigai apa pun. Tuan Ma akhirnya mengangkat telp. Jung Gook dengan nada kesal ingin tahu keberadaan Tuan Ma.
“Kenapa kau belum datang? Apa yang terjadi? Semua orang sudah berkumpul. Di mana kau?” ucap Jung Gook marah
“Aku sudah dalam perjalanan... Aku terjebak macet... Rute Satu benar-benar macet... Ini seperti area parkir... Tidak bisa bergerak. Tapi aku sudah dekat, jadi, minta dia menunggu.” Kata Tuan Ma gugup dan Hoo Ja yang ada disampingnya tersenyum karena tak membuat Jung Gook curiga.
“Baik. Cepatlah datang... Ini mulai mengesalkan, paham?” kata Jung Gook marah.
Tuan Ma mematikan ponselnya. Hoo Ja ingin tahu apa yang dikatakan Jung Gook. Tuan Ma mengatakan kalau Jung Gook hanya menyuruhnya bergegas dan sangat kesal. Hoo Ja menyuruh Tuan Choi agar Cepat karena PYang Jung Gook bilang sangat kesal.

Jung Gook terdiam memikirkan ucapan Tuan Ma lalu memanggil Charles, bertanya “Rute berapa yang kau ambil saat datang ke sini?” Charles menjawab Rute Satu. Jung Gook bertanya apakah jalanan macet. Charles mengaku Tidak karena hari ini kosong.
“Kita ketahuan... Kita ketahuan! Ayo Cepat!” jerit Jung Gook panik akhirnya Charles mengajak semua orang itu berdiri karena harus pergi.
Semua binggung tiba-tiba diminta pergi. Charles menyuruh mereka segera pergi. Semua mencoba berjalan keluar, Charles berjanji  akan menelepon dan mengirim bayaran. Jung Gook bergegas meminta agar segera Hancurkan semuanya.
Seung Yi sudah berjalan dengan klienya, Jung Gook menelp menyurug agar jangan datang karena mereka ketahuan. Seung Yi melihat dilorong kantor mereka ada banyak berjalan keluar, lalu langsun menampar wajah klienya.  Si bibi bingung memegang pipinya.
“Kenapa kau tidak memberiku uang bensin? Aku mengantarmu jauh-jauh ke sini! Kau benar-benar sudah gila... Kemarilah. Kau akan mati.” Teriak Seung Yi lalu menarik klienya menjauh dari apartement. Si wanita merasa kalau Seung Yi sudah gila. 


Jung Gook mencoba membersihkan semua barang diatas meja di mesin penghancur dan papan namanya pun terjatuh "Dirut Real Estat Haesung Park Soo Il" Charles menyiram bensin dan Jung Gook menghilankan sidik jari pada setiap barang diruangan.
Hoo Ja melihat tempat Jung Gook, Tuan Ma membenarkan. Hoo Ja menyuruh agar putar. Tuan Choi mengatakan tidak bisa berputar di sana. Hoo Ja menyindir kalau Tuan Choi bisa membunuh orang tapi tidak bisa berputar secara ilegal.
Mi Young sudah sampai parkiran meminta mereka  Hati-hati di atas sana. Hoo Ja terlihat marah berteriak marah menyuruh agar berputar, mobil pun berputar jalan. Mi Young dkk mencoba menaiki gedung untuk menangkap penipu "Real Estat Haesung"
“Pak Choi, ikut aku. Sisanya, tunggu di sini.” Ucap Hoo Ja akhirnya turun dari mobil. Tuan Ma hanya bisa menghela nafas melihatnya.
Mi Young akan berjalan ke ruangan Real Estat Haesung. Jung Gook  dan Seung Yi mencoba terus menghilangkan bukti. Charles akan mengilangkan berkas tapi tergelincir karena minyak dilantai. Jung Gook melihatnya, hanya bisa menghela nafas.
“Kurasa tulangku ada yang patah.” Ucap Charles tak bisa bangun. Jung Gook mengeluh dengan sikap Charles.
“Kenapa kau tiba-tiba jatuh dan mendarat di bokongmu?” keluh Jung Gook mencoba membantu bangun. Charles mengeluh meminta sakit.
“Pastikan kau membunuh dia. Jangan membuat kesalahan.” Ucap Hoo Ja berjalan di lorong untuk bertemu dengan Jung Gook.
Jung Gook menyuruh Seung Yi agar mereka bergegas. Mi Young juga sudah siap menangkap penipu. Jung Gook seperti merasakan nasibnya tertangkap akan semakin dekat dan akhirnya pintu terbuka Mi Young dan Hoo Ja masuk ke ruangan "Real Estat Haesung" dari pintu berbeda. 



Ruangan sudah kosong, Hoo Ja melihat ID card Mi Young sebagai polisi lalu mengaku  salah alamat dan tiba di tempat yang salah, segera bergegas keluar. Mi Young menahanya berpikir Hoo Ja datang untuk bertemu makelar real estat?
“Ini agensi real estate palsu... Anda hampir ditipu.” Ucap Mi Young. Hoo Ja berpura-pura baru tahu dan mencoba agar tenang.
“Pernahkah Anda menghubungi para bedebah ini secara langsung?” tanya Mi Young mencari informasi
“Tidak, aku dirujuk kepada mereka... Aku mendapat rujukan.” Akui Hoo Ja
“Begitu rupanya. Aku akan memberi Anda kartu namaku. Hubungi aku jika terjadi sesuatu. Jangan merasa sungkan.” Kata Mi Young. Hoo Ja melihat kartu nama  "Letnan Kim Mi Young Kantor Polisi Seowon" lalu mengucapkan Terima kasih.

Hoo Ja keluar dengan wajah kesal, lalu masuk mobil memberitahu Seorang detektif ada di sana dan berpikir kalau Tuan Ma adalah  mata-matanya. Tuan Ma menyangkal dengan wajah kaget.
“Detektif Koo mengetahui sesuatu tentang aku sebelumnya, jadi... Apa Nama detektif itu Kim Mi Young? Nama istri Jung Gook juga Kim Mi Young.” ucap Tuan Ma
“Apa Istri Yang Jung Gook adalah detektif? Kim Mi Young?” kata Hoo Ja terlihat tertarik.
“Tapi bukan dia... Istrinya bekerja untuk program pionir anak muda atau semacamnya. Dia tidak bekerja di lapangan. Jadi, apakah kamu menangkap Jung Gook... .” Kata Tuan Ma
“Aku kembali sendirian karena tidak berhasil. Apa kau buta? Kau tidak bisa melihat? Apa kau bodoh?” ucap Hoo Ja marah
“Maaf... Maafkan aku karena menanyakan sesuatu yang sangat bodoh.” Kata Tuan Ma tertunduk.
“Omong-omong, Yang Jung Gook pergi ke mana?” ucap Hoo Ja penasaran.
“Masalahnya, Hoo Ja... Maaf, tapi aku tidak tahu sebanyak itu...” ungkap Tuan Ma. Hoo Ja yakin Tuan Ma pasti tahu.
“Beri tahu aku. Jangan mempermainkan aku... Yang Jung Gook di mana?” kata Hoo Ja penasaran.


Tuan Yang Shi Cheol duduk menonton berita “Selanjutnya di berita.. Korban ke-12, Pembunuh Berantai Timur Laut...” Jung Gook pun sedang bermain dengan keponakanya. Mi Jin melihat anaknya menyuruh anaknya duduk karena akan marah. Mi Young sibuk memasak didapur.
“ Hei... Sejujurnya, bukankah ini agak berlebihan?” ucap Mi Jin, Mi Young tak mengerti maksudnya.
“Kenapa wanita harus memasak sementara para pria duduk di sana? Mereka juga punya tangan.” Ucap Mi Jin lalu menyuuh Mi Young agar memotong bawang tipis-tipis. Mi Young menganguk mengerti.
“Sejujurnya, kau juga tersinggung, kan? Ini salah, kan?” ucap Mi Jin. Mi Young mengaku baik-baik saja dan tak masalah.
“Ini tidak bisa diterima... Apa yang salah tetap salah. Ini salah. Di keluarga lain, pria melakukan semuanya... Hanya keluarga kita yang terjebak dalam Dinasti Joseon... Sejujurnya, kau juga kesal, kan?” ucap Mi Jin.  Mi Young terlihat binggung.
“Beri tahu aku. Jangan ditahan. Bagaimana kita bisa melampiaskannya? Sejujurnya, kau juga tidak ingin memasak.” Kata Mi Jin lalu melihat Iga rebusnya sudah mendidih..
“Sebenarnya, itu supnya... Aku meminta memberitahu tentang ini . Ada tiga wanita dalam rumah tangga ini. Kita mengalahkan jumlah pria. Kita harus menyatakan pendapat kita.” Ucap Mi Jin.
“Sejujurnya.. Aku merasa... Tidak terlalu senang. Maksudku, kita juga bekerja. Kenapa hanya wanita yang selalu memasak? Yah.. Itu agak... Kau pasti  tahu.” Kata Mi Young akhirnya bicara. 


Mi Young hanya bisa terdiam di meja makan, Mi Jin mengaku kalau baik-baik saja karena suka memasak, jadi tidak apa-apa Tapi Mi Young lelah jadi  tidak suka. Jung Gook yang mendengarnya hanya bisa menutup wajahnya.
“Maksudku, aku suka memasak makanan yang lezat. Aku senang saat memasak. Tapi... Mi Young lelah. Dia bilang dia benci karena hanya wanita yang memasak. Apa katamu? Itu Benar.” Kata Mi Jin seperti ingin menyudutkan Mi Young
“Kita terjebak dalam Dinasti Joseon.” Kata Mi Jin, Jung Gook mengajak ayahnya untuk minum soju saja.
“Mi Young... Apakah kau kesal sekali memasak untuk ulang tahun ayah?” ucap Tuan Yang. Mi Young mengaku bukan seperti itu.
“Jangan menyangkal. Kau memberitahuku itu menyebalkan.” Ucap Mi Jin
“Aku hanya mengatakan itu karena kau terus menekanku.” Keluh Mi Young memegang lengan Mi Jin, dan Mi Jin berteriak kesakitan. Jung Gook ingin memegang Mi Young tapi dihempaskan begitu saja.
“Tidak, Ayah... Aku tidak keberatan memasak untuk ulang tahun Ayah.” Ucap Mi Young
“ Kau juga harus menyiapkan upacara peringatannya.” Sindir Mi Jin. Jung Gook membela istrinya.
“Lalu kau akan melakukannya?” ucap Mi Jin. Tuan Yang pikir tak perlu dibahas lagi.
“Semua orang akan mati jika saatnya sudah tiba, sama seperti ibu kalian.” Kata Tuan Yang. 


Beberapa saat kemudian, Tuan Yang terlihat sudah mabuk menceritakan  meletakkan Sersan Satu Park di bahu ayah dan berkata, "Kita mungkin lahir pada hari yang berbeda, tapi kita akan mati bersamaan.Karena itu, kau tidak boleh mati di sini."
"Tidak, kamu tidak boleh mati. Aku akan menyelamatkanmu." Ayah mengatakan itu dan terus berlari ke depan. Viet Cong mengejar ayah dari belakang, dan helikopter Amerika bersiap terbang di depan. Tentara Amerika...” ucap Tuan Yang dan Jung Gook seperti sudah tahu lanjutanya “Kellerson.”
“Kellerson berkata, "Ayo, ayo. Cepatlah." Lalu sebutir peluru... Sebutir peluru Viet Cong mengenai bahu ayah. Tapi ayah tidak merasa sakit. Kenapa? Karena ayah menggendong seorang rekan di bahu ayah. Ayah menggendong Park yang ayah bilang akan mati bersama ayah.” Ucap Tuan Yang.
“Ayah, aku harus ke kamar mandi.” Kata Mi Young. Tuan Yang mempersilahkan dan segera Kembali dan dengarkan.
“Ayah terus berlari, menggertakkan gigi ayah. Selangkah demi selangkah...” ucap Tuan Yang
 Mi Jin menyuruh agar berhenti mengoceh, Tuan Yang memastikan kalau Mi Young sudah masuk kamar mandi dan mengeluh kalau berakting itu lelah sekali. Jung Gook pun mengeluh karena ayahnya harus mengatakan dirinya tentara.
“Dan jika Ayah menggendong Park di punggung Ayah, bagaimana Ayah bisa ditembak di bahu? Dia pasti tertembak.” Ucap Jung Gook
“Semua ini salahmu. Ayah bilang jangan ketahuan polisi, jadi, kau menikahi seorang polisi.” Kata Tuan Yang.
“Kenapa Ayah membahas itu sekarang?” keluh Jung Gook. Tuan Ma mengaku Karena masuk akal untuk membahasnya.
“Aku juga benci fakta bahwa dia polisi.” Keluh Tuan Ma. Jung Gook meminta agar menghentikanya.
“Cukup apa? Chuseok yang lalu, dia memasukkan tangannya di saku ayah untuk memberi ayah uang, dan ayah hampir mengompol. Ayah pikir dia mengeluarkan borgol.” Kata Mi Jin.
“Jung Gook. Begini saja... Bagaimana jika aku memanggil teman gigoloku untuk menggodanya? Mari buat dia berselingkuh.”ucap Mi Jin licik.
“Hei, kau... Bagaimana... Gigolo? Apa... Jangan membawa seseorang seperti ayahnya Ha Roo.” Kata Jung Gook melirik Ha Roo yang tertidur.
“Jangan mulai... Itu cinta untuk kami.” Tegas Mi Jin akhirnya tak ingin membahasnya.
“Ini sebabnya aku benci pulang... Kalian selalu mengatakan hal yang sama. Sungguh. Ayah. Lain kali, aku hanya akan mengirim uang. Itu terlalu sulit bagiku.” Ucap Jung Gook berjalan pergi.
“Hei... Mau ke mana kamu? Bagaimana dengan istrimu?” tanya Tuan Yang. 



Jung Gook berjalan keluar rumah terlihat marah,  saat itu ada yang memanggil marah dari kegelapan. Jung Gook pikir itu Tuan Ma yang tak terlihat dikegelapan.  Tuan Ma mengaku senang Jung Gook ada dirumah ayahnya.
“Aku pikir kau mengatakan ini ulang tahun ayahmu..” ucap Tuan Ma
“Kau memihak polisi, bukan? Karena itu kau mengkhianati kami, bukan?” ucap Jung Gook berjalan mundur. 
“Tidak! Untuk apa aku memihak polisi? Mari bicara sebentar.Mari kita pergi ke suatu tempat dan berbincang sebentar. Aku hanya butuh sebentar. Mereka bilang ini akan berakhir sebentar saja.” Kata Tuan Ma. Jung Gook kaget melihat Tuan Ma sudah babak beluar dan akan kabur.
“Jung Gook, semuanya akan segera berakhir... Semuanya akan segera berakhir.” Kata Tuan Ma menahan Jung Gook
“Ada apa? Apa yang akan segera berakhir? Siapa... Siapa mereka? Apa... Apa yang terjadi?” ucap Jung Gook melihat ada banyak pria yang datang.
“Jangan pergi. Kau dan aku bersama.” Kata Tuan Ma menahanya, Jung Gook meminta agar melepaskanya.
“Mari... Mari kita mati bersama... Kita melakukannya bersama, jadi, mari kita mati bersama... Aku menolak mati sendirian! Ini tidak adil!” kata Tuan Ma tak ingin Jung Gook pergi.
“Bagaimana dengan Mi Young? Aku tidak boleh mati... Ada terlalu banyak yang tidak bisa kulakukan untuknya... Maafkan aku.” Kata Jung Gook menanduk kepala Tuan Ma lalu bergegas pergi. 


Di dalam mobil, Hoo Ja melihatnya dan anak buahnya mencoba mengejar Jung Gook dilingkungan rumah. Di dalam rumah, Mi Young mengupast buah seperti tak curiga dengan Jung Gook.
Semua anak buah mengejar Jung Gook dari berbagai arah. Jung Gook akhirnya masuk ke sebuah rumah, tetangga yang sedang makan di teras menyapanya
“Hai Jung Gook... Apa Mau daging perut?” tanya sipaman. Jung Kook menolak dan langsung bergegas pergi.
“Kenapa dia berlari di tengah kegelapan?” tanya si bibi binggung. Paman pikir Jung Gook  selalu senang berlari di tengah kegelapan dan mengajak mereka makan saja.
Tuan Choi dan anak buahnya masuk ke dalam rumah tanpa peduli terus mencari Jung Gook didalam rumah. Tapi Jung Gook berhasil keluar rumah pamit pergi pada paman dan Mereka pun meminta Jung Gook agar harus sering-sering mampir.
Jung Gook terus mencoba menghindar lalu masuk ke toko klontong. Pemiliknya melihat Jung Gook datang berpikir kalau ini ulang tahun ayahnya. Jung Gook langsung bersembunyi dibelakang rak. Si pemilik tahu kalau Jung Gook kembali dikejar-kejar.
“Berapa banyak?” tanya si paman. Jung Gook memberitahu ada empat. Akhirnya si paman keluar berpura-pura memeriksa es krim dan melihat para preman lewat sebanyak empat orang. Setelah itu memberitahu Jung Gook kalau semua sudah pergi. Jung Gook pun bergegas pergi.  Si paman berteriak agar “Semoga beruntung!” 


Jung Gook mencoba terus berlari tapi malah sebuah mobil sedan yang ditumpangi Hoo Ja sudah menunggunya. Hoo Ja mengeluh Jung Gook yang  lari karena akan tetap tertangkap lalu menyuruh agar masuk mobil karena  akan mengantarnya.
“Ke mana?” tanya Jung Gook. Hoo Ja pikir Jung Gook tak perlu bertanya karena sudah tahu.
“Kau tidak mirip dengannya.” Ucap Jung Gook. Hoo Ja mengucap syukur  dan langsung menyuruh Jung Gook masuk. Jung Gook hanya diam saja
“Apa Kau tidak masuk?” keluh Hoo Ja. Jung Gook menolak. Hoo Ja pikir kalau harus memaksanya.
“Aku harus berteriak... Aku harus memotong lidahmu dahulu.. Apa Kau benar-benar tidak mau masuk?” ucap Hoo Ja. Jung Gook berjalan mundur dan melihat polisi patroli lalu seorang pria yang berlari dalam kegelakpan.
“Kau sungguh tidak mendengarkan.” Keluh Hoo Ja dengan sikap Jung Gook.
“Aku lebih terbiasa bertindak daripada mendengarkan. Lagi pula, aku penipu.” Ucap Jung Gook terus berjalan mundur lalu berlari dan memukul pria dengan pakain hitam.
“Berani-beraninya kau! Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau melakukan sesuatu seperti itu?” kata Jung Gook memukul pria berbaju hitam.
Tuan Choi melihat Jung Gook berpikir sudah gila dan berlari mendekatinya, Jung Gook berteriak meminta tolong. Tuan Choi menariknya agar Jung Gook melepaskan pada pria itu. Tetangga mulai mendengar keributan dan polisi datang.
Jung Kook berteriak meminta tolong, Tuan Choi binggung. Hoo Ja menghela nafas menyuruh mereka masuk mobil dan pergi.Tuan Choi akhirnya bergegas pergi kalau akan menangkapnya nanti.
“Mari kita pergi ke kantor polisi bersama... Tolong aku.” Ucap Jung Gook pada si pria. 
“Apa yang terjadi?” ucap Polisi patroli. Dari arah lain detektif datang melihat pria menyuruh agar menangkapnya.
“Detektif? Untuk penyerangan sederhana?” ucap Jung Gook pasrah. Tapi Detektif malah menjabat tangan Jung Gook lalu mengucapkan Terima kasih banyak. Jung Kook dibuat binggung. 



Berita tersebar di seluruh korea
“Tuan Kang, tersangka, Pembunuh Berantai Timur Laut yang membuat seluruh negeri takut, ditangkap berkat seorang warga pemberani. Sekitar pukul 22.00 kemarin di Seowon-dong,Tuan Kang, yang berlari dari detektif yang mengejarnya...”
“Dia telah membunuh total 12 orang selama 12 tahun terakhir... Seorang pria pemberani melakukan sesuatu yang gagal dilakukan oleh ratusan polisi selama dua tahun.. Kang Hee Kyung melaporkan.”
“Seperti inilah kejadiannya. Yang Jung Gook, yang melihat tersangka, mendekatinya tanpa ragu. Setelah perjuangan sebentar, dia menaklukkan Kang.”
Jung Gook membuka pintu rumahnya dan hanya bisa melonggo melihat banyak wartawan meminta pernyataan. Mi Young baru saja gosok gigi pun dibuat bingung. Jung Gook langsung menutup pintu terlihat shock. Keduanya keluar dari rumah dan banyak wartawan yang mengerubungi.
“Warga Pemberani, Yang Jung Gook yang lulus dari Universitas Nasional Seoul adalah pengusaha jujur yang mengelola bisnisnya sendiri.”
Mi Young pun baru keluar dari kantor polisi langsung dikerubungi wartawan dan mencoba menghindar.
“Istrinya, Kim Mi Young, adalah petugas polisi veteran selama delapan tahun di Kantor Polisi Seowon. Ketika menjadi detektif kejahatan berat, dia menyelesaikan lebih dari 80 kasus kejahatan berat... Video yang memperlihatkan keberanian Yang telah dilihat sebanyak lebih dari dua juta kali.”
Jung Gook sedang berjalan ditarik oleh para Ahjumma untuk foto bersama dan menolak memberikan tanda tangan. Para fans remaja juga mengaggumi Jung Kook saat baru naik eskalator.
“Selama interogasinya dengan jaksa, Tuan Kang menjelaskan bagaimana dia tertangkap.”
Tuan Kang baru saja keluar dengan tangan diborgol. Wartawan ingin tahu perasaan Tuan Kang sekarang.
“Dia mengatakan, "Kenapa kau melakukan itu? Kenapa kau melakukan sesuatu seperti itu?” Aku mungkin pembunuh. Aku mungkin telah membunuh semua orang itu, tapi apa yang dia katakan telah mengubahku. Sesama warga masyarakat, maafkan perbuatanku.” Ungkap Tuan Kang tertunduk.
Jung Kook mendapatkan penghargaan sebagai  Pahlawan yang Menyelamatkan Masyarakat. Semua acara memanggil Jung Gook dengan penghargaan  "Menciptakan Dunia yang Aman, Membantu Orang yang Membutuhkan Bersama Warga Pemberani".
Jung Gook datang kantor polisi, Nyonya Kim memberikan penghargaan. Sebagai "Marinir Kehormatan" Mi Young memberikan bunga dengan sikap canggung.  Jung Gook pun terlihat sangat bahagia walaupun canggung sebagai "Yang Jung Gook Dijadikan Petugas Polisi Kehormatan"

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar