PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 14

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jung Kook duduk dengan wajah lesu didalam ruangan "Diskusi Bersama Kandidat Yang Jung Gook" semua sudah duduk dengan rapih, Joo Myung berdiri di samping menatap dengan tak yakin. Jung Kook memulai dengan mengucapkan “Terima kasih sudah mengundangnya ke acara luar biasa ini.”
“Terima kasih ba... Maafkan aku. Aku merasa kurang sehat hari ini.” Ucap Jung Kook yang mengeluarkan suara angin dari mulutnya.
“Baiklah, aku akan menerima pertanyaan.” Kata Jung Kook. Akhirnya salah seorang berdiri.
“Kami dengar akan dibangun perumahan untuk masyarakat kurang mampu. Sejujurnya, kami tidak menginginkan itu di sini. Aku yakin Anda tahu alasannya. Bagaimana cara Anda memecahkan masalah ini?” kata seorang wanita.
“Aku mengikuti pemilu untuk Majelis karena aku juga warga Inbuk-dong. Dan aku ingin menyuarakan pendapat kalian di Majelis.” Kata Jung Kook. Si wanita menganguk mengerti.
“Masalah mengenai perumahan masyarakat kurang mampu yang kalian semua tentang menurutku harus dievaluasi kembali.” kata Si Pria. Jung Kook membenarkan.
“Seharusnya mereka tidak membangun itu... Lalu Pertanyaan berikutnya... Ya. Pria dengan mantel hitam.” Kata Jung Kook yang terlihat santai.
“Aku Chun Sang Hoon dengan komite Inbuk-dong untuk perluasan jalur kereta bawah tanah.” Kata Tuan Chun. Jung Kook menyapa dengan ramah.
“Karena Anda juga warga Inbuk-dong, maka aku tidak akan bertele-tele. Kami lebih memilih pembangunan apartemen mewah daripada perumahan untuk masyarakat kurang mampu. Dan kami ingin jalur kereta bawah tanah datang ke sini. Jika Anda terpilih, bisakah Anda melakukan semua itu untuk kami?” kata Tuan Chun.
"Bisakah Anda melakukan itu untuk kami" adalah perkataan yang salah. Itu sebabnya aku mengikuti pemilu, dan alasan kehadiranku di sini hari ini. Pilih saja aku, Warga Pemberani, Yang Jung Gook.” Kata Jung Kook dengan penuh semangat.
“Lalu aku akan mendatangkan sebuah apartemen mewah dan meminta agar konstruksi jalur kereta bawah tanah dimulai dalam beberapa tahun. Tidak ada pihak berwenang yang bisa menang melawan penduduk. Mari kita menjadi bukti akan hal itu. Itulah harapanku... Terima kasih!” ucap Jung Kook akhirnya mendapatkan applouse 



Jung Kook  berbicara dengan Joo Myung bertanya mereka boleh membohongi masyarakat seperti ini. Joo Myung menegaskan kalau Jung Kook tidak berbohong tapi  mengatakan yang sebenarnya dan bisa  melihat betapa gembiranya mereka.
“Bagaimana mungkin itu yang sebenarnya? Aku tidak mengatakan yang sebenarnya... Aku pakar real estate, Orang-orang khawatir nilai properti akan jatuh jika perumahan masyarakat kurang mampu dibangun. Dan karena itu mereka menentangnya” jelas Jung Kook
“Tapi itu tidak benar. Walaupun perumahan masyarakat kurang mampu dibangun, nilai properti akan naik jika memang sudah seharusnya. Banyak unit rumah untuk masyarakat kurang mampu meningkat nilainya seperti apartemen di sekitarnya. Dan membangun apartemen mewah tidak ada artinya.” Ucap Jung Kook
“Itu tidak berguna sekarang... Ada terlalu banyak apartemen. Kenapa membangun satu lagi? Itu tidak akan meningkatkan nilai properti. Nilai properti di sini sudah mencapai puncaknya.”komentar Jung Kook. Joo Myung pun ingin tahu apa rencana Jung Kook.
“Oleh karena itu, kita juga tidak butuh jalur kereta bawah tanah. Menambahkan semua ini hanya akan membuat orang-orang bermimpi besar. Mereka akan menggelembungkan harga properti di sini dan jika ada yang menawarkan kurang dari itu, mereka akan melaporkannya karena membuat penawaran palsu.” Jelas Jung Kook
“Begitulah cara mereka menghancurkan ekonomi di sini. Jika aku memikirkan tentang warga, strategi kampanyeku tidak bagus. Itu hanya terdengar bagus. Serta, kebanyakan orang di sini sudah kaya. Mereka punya banyak mobil.”kata Jung Kook terus mengoceh.
Joo Myung seperti setengah mendengar menerima pesan dari Hoo Ja “ Mari bertemu di kantorku.” Jung Kook bertana apakah bisa mereka mengizinkan Inseo-dong punya kereta bawah tanah tapi menurutnya Mereka tidak perhatian.
“Apa kau sudah selesai bicara?”tanya Joo Myung. Jung Kook menganguk.
“Baik. Aku sudah mendengar perkataanmu... Tapi lakukan kampanye sesuai perintahku dan kau Pergilah ke kantor.” Ucap Joo Myung lalu berjalan pergi.
“Jika kau mendengar pendapatku, kita harus mendiskusikan...Kau tidak mendengarkan, kan? Kau jahat, Kim Joo Myung... Kau jahat.” Kata Jung Kook kesal. 



Hoo Ja melihat siaran di TV di ruangan menonton tentang Jung Kook yang sedang berkampanye.
“Pada hari keempat kampanye, kandidat independen Yang Jung Gook, yang mengunjungi komplek apartemen di Inbuk-dong, berjanji untuk mengembalikan pilihan distrik untuk mendapatkan perluasan Jalur Sinbundang... Hanya satu orang! Kandidat nomor lima! Itu aku, Yang Jung Gook... Pilihlah aku!”
Joo Myung akhirnya datang, Hoo Ja pun menyapanya lalu duduk disofa bersama.  Joo Myung ingin tahu alasan Hoo Ja yang ingin bertemu di sini. Hoo Ja mengaku membutuhkan bantuannya. Joo Myung bertanya apa itu. Hoo Ja menceritakan Sebelumnya, saat mereka datang dengan surat perintah penggeledahan. 

“Siapa koneksimu di kepolisian?” tanya Hoo Ja. Joo Myung menjawab  Ajun Brigadir Polisi Choi.
“Kami akrab. Dia belajar di SMA-ku... Kenapa? Apa Kau ingin menyerahkan klaim kepadanya?” kata Joo Myung
“Beri tahu dia untuk menyingkirkan seseorang untukku. Pemindahan tidak masalah, tapi skors lebih bagus. Dan pemecatan pilihan terbaik, kan?” ucap Hoo Ja. Joo Myung membenarkan.
“Siapa polisi yang membuatmu kesal?” tanya Joo Myung. Hoo Ja menyebut nama Kim Mi Young.
“Aku tidak suka melihatnya terus mendekatiku. Aku mencoba mengatakan dia bersikap manis karena dia istri kandidat kita. Tapi dia tidak manis lagi, dia mengganggu. Dia terus mengganggu seperti nyamuk.” Ungkap Hoo Ja kesal
“Apakah Jung Gook tahu tentang ini?” tanya Joo Myung. Hoo Ja pikir itu Tentu tidak.
“Dia tidak akan diam jika tahu. Jika dia tahu, itu mungkin akan merusak kesempatannya di pemilu.” Kata Hoo Ja. Joo Myung memastikan apakah Hoo Ja yakin dengan rencana ini.
“Aku melakukan ini untuk mencegah hal itu. Itu yang terbaik untuknya jika istrinya dan aku tidak bertemu lagi. Bagaimana jika dia menggigitku atau semacamnya? Apa Kau pikir aku akan mati seorang diri?” ucap Hoo Ja menyindir. Joo Myung hanya bisa diam saja.
“Kalau begitu, akan ada masalah dengan kehidupan, bukan pemilu. Untukku, Mi Young, dan Jung Gook... Benar. Kita tidak bisa melupakanmu.” Komentar Hoo Ja
“Kau mahir berbicara tidak sopan. Bagaimana kau bisa sekasar itu dengan perut kosong? Dibutuhkan keterampilan untuk bersikap tidak sopan pada pukul 10.00... Baik, aku akan memberi tahu Ajun Brigadir Polisi Choi untuk berbuat semampunya... Tapi mungkin dia akan menolak. Jangan berharap terlalu banyak.” Ucap Joo Myung
“Dahulu orang-orang seperti kita mempertahankan secercah harapan dan memohon bantuan... Tapi tidak lagi... Aku sudah dirugikan oleh begitu banyak orang di pemerintahan... Aku sendiri sudah menyiapkan sesuatu. Jadi Ini Tidak masalah... Aku tidak peduli walau dia menolak.” Kata Hoo Ja yakin
“Jadi Kau menginginkan bantuanku atau tidak?!! Terserah. Akan kutangani.” Ucap Joo Myung akan pergi. menyuruh agar Hoo Ja bisa berkerja.
“Aku harus berkampanye sepanjang hari ini.” Tegas Joo Myung lalu teringat sesuatu kalau Hoo Ja pasti tahu itu keluar hari ini yaitu  Poling prapemilu.

Di ruangan
Wang Go dkk berkumpul di ruangan kemenangan Jung Kook, terlihat suasana tegang. Wang Go mengeluh karena  lama sekali polling keluar karena seharusnya sudah keluar sekarang. Charles yakin kalau Itu akan keluar jadi memintanya agar jangan gugup.
“Mengatakan jangan gugup tidak akan membuatku berhenti gugup. Ini membuat tertekan.” Ucap Wang Go
“Apa kau punya pacar?” tanya Seung Yi, Wang Go kaget melihat sekeliling memastikan kalau tak memang bicara denganya. Seung Yi membenarkan.
“Aku tidak punya... Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?” kata Wang Go binggung
“Bagaimana denganku? Aku wanita yang cukup baik. Aku dengar kau tidak bisa mengemudi, Aku pengemudi yang andal... Kita serasi. Satu mahir mengemudi, dan yang lainnya tidak bisa. Kita ditakdirkan bersama. Berkencanlah denganku. Aku akan baik kepadamu. Aku ingin berpacaran dengan orang yang belajar di luar negeri.” Ucap Seung Yi menyakinkan.
“Maaf, tapi aku menolak dengan hormat.” Kata Wang Go. Seung Yi heran kenapa Wang Go tidak menyukainya.
“Menurutku bukan saatnya bagiku untuk berpacaran. Aku tetap memilih belajar.” Ucap Wang Go
“Kita bisa belajar bersama. Aku akan menggarisbawahi informasi untukmu, dan meraut pensilmu...” ucap Seung Yi
“Aku hanya menggunakan pensil mekanik. Dan Serta, aku belum pernah sekali pun belajar dengan wanita. Aku minta maaf sekali lagi.” Ucap Wang Go polos 




Seung Yi tak percaya ditolak dengan wajah tertunduk berpikir lebih baik mati saja. Charles hanya bisa menahan tawa Jung Kook akhirnya datang, lalu bertanya Kenapa suasananya seperti ini. Charles memberitahu kalau  Seung Yi baru saja ditolak oleh Tuan Park...
“Baik... Apa Kamu mengajaknya berkencan lagi? Kamu melakukan itu tiap tiga bulan.” Ucap Charles
“Tidak!” ucap Seung Yi mengelak tapi Charles yakin kalau itu pasti tinga bulan lalu menanyakan tentang polingnya?
“Kamu tahu Dong Il, mahasiswa sukarelawan itu. Aku mengirim dia ke sana. Dia akan menelepon begitu keluar.” Ucap Charles
“Aku yakin kau akan mendapatkan setidaknya 20 persen.”ucap Wang Go.
“Tidak... Jangan berharap terlalu banyak sejak awal... Menurutku aku akan mendapatkan 15 persen.”kata Jung Kook, mereka pun terlihat bahagia. 

Saat itu ada telp masuk, Dong Il menelp mereka bergegas ingin tahu hasilnya. Charles menjawabnya mengetahui kalau Kang Soo Il, 35 persen. Tuan Kang dan tim suksesnya berteriak bahagia mengelu-elukan  "1, Kang Soo Il"
“Han Sang Jin, 28 persen.” Ucap  Charles. Sang Jin dkk pun terlihat bahagia.
“Yang Jung Gook... 39... Yang Jung Gook... Apa itu diPosisi pertama? Apa Kita di posisi pertama?” tanya Charles.
Semua yang ada diruangan berteriak gembira karena Jung Kook berhasil di posisi pertama. Jung Kook tiba-tiba menghitung kalau dihitung semuanya artinya lebih dari 100 persen. Seung Yi membenarkan tapi menurutnya tak peduli sambil menjerit-jerit bahagia.
“Han Sang Jin, 28, Kang Soo Il, 35, Yang Jung Gook, 39... Totalnya 102 persen”kata Jung Kook merasa ada yang salah
“Mungkin yang bukan warga pun ikut memilh. Jangan khawatir.” Kata Seung Yi yakin. Jung Kook merasa tak percaya
“Aku akan mengantarmu... Aku akan membuka pintu gedung Majelis.” Ucap Charles yakin. Jung Kook akhirnya menerlp Dong Il lagi.
“Hei, tapi bukankah jumlahnya lebih dari 100 persen? Apa Aku akan membawamu ke sana? Apa maksudmu?  Apa Kau salah melihatnya? 3,9 persen?” kata Jung Kook.
Semua langsung jatuh lemas dan tiba-tiba kepala terasa pusing, Jung Kook tak percaya kalau Dong Il melupakan desimalnya lalu menahan amarah dan merasa kalau semua orang membuat kesalahan jadi meminta segera pulang saja.
“Pulanglah dan jangan datang ke sini!” teriak Jung Kook akhirnya tak bisa  menahan amarah
“Dari semua hal yang bisa dilupakan... Sialan... Bagaimana mungkin bedebah itu melupakan desimal? Itu membuat perbedaan besar. Dasar Orang bodoh itu.” Ucap Jung Kook marah
“Tapi tetap saja, itu hanya survei dengan realibilitas 95 persen, dengan deviasi plus atau minus 4,4 persen.” Kata Wang Go menenangkan. Charles pikir memang itu cukup tepat.
“Benar. Setelah mengatakannya dengan lantang, aku menyadari itu survei yang paling tepat” ucap Wang Go
“Kalau begitu, kemungkinan hasilnya adalah dari maksimal 8,3 persen hingga minus 0,5 persen.” Kata Charles. Wang Go pikir kalau ini buruk.
“Jung Gook. Jangan khawatir... Kau tidak bisa mendapatkan minus karena aku akan memilihmu.” Kata Seung Yi yakin
“Kau bahkan tidak tinggal di lingkungan ini.”keluh Charles. Seung Yi pikir tetap bisa memilih. Charles menegaskan Seng Yi tetap tidak bisa memilih.
“Aku punya banyak teman di sini” ucap Seung Yi. Charles meminta Wang Go agar menjelaskan pada Seung Yi 

Wang Go tak ingin banyak adu mulut menyuruh Seung Yi memilih saja tapi Charles yakin Seung Yi tak bisa melakukanya. Keduanya saling adu mulut,Saat itu Jung Kook mengangkat telp dari adiknya lalu berteriak memarahi semuanya agar diam.
Min Ji yang ada di rumah pun memarahi Ha Roo yang berlari-lari sambil berteriak. Akhirnya mulai bicara dengan kakaknya, kalau Ayah... Jung Kook akhirnya bergegas pergi.
Charles pikir Jung Kook pasti sangat terluka. Seung Yi pun berpikiran yang sama karena Jung Kook mendapatkan 3,9 persen lalu merasa kalau merkea bisa bersikeras bahwa itu 39 karena Lagi pula itu hanya survei. Charles pikir Bersikeras tidak akan mencapai apa-apa... Wang Go yang mendengarnya hanya bisa berkomentar keduanya memang bodoh. Seung Yi yang mendengarnya langsung marah. 
Di sebuah ruangan
Sepasang pria dan wanita melihat rumah yang bagus, dan kaan menjadi rumah baru mereka. Sang Wanita menegaskan kalau  masih punya banyak utang dan bisa melunasi itu tapi menurutnya Jika kita berdua bekerja, itu tidak akan lama.
“Apa ada orang di sini?” ucap Tuan Yang masuk ruangan, Keduanya binggung tiba-tiba ada orang yang datang.
“Kami petugas kebersihan untuk gedung 212... Kurasa masing-masing gedung punya petugas kebersihan sendiri. Ada banyak perusahaan yang membersihkan secara separuh hati dan meminta biaya tinggi.” Ucap Tuan Yang.
“Jika satu perusahaan membersihkan seluruh gedung, mereka bisa memberikan diskon. Itu sebabnya kami dipilih secara resmi lewat manajemen sebagai petugas kebersihan resmi untuk penghuni baru. Itu yang dilakukan semua apartemen sekarang.” Jelas Tuan Yang.  Keduanya menganguk mengerti,
“Jika kalian memberi tahu kami kapan kalian akan pindah ke sini, dan mengirim 200 dolar ke rekening yang terdaftar, maka karyawan kami akan datang dan membersihkan tempat ini. Kami juga akan menyingkirkan bau catnya.” Ucap Tuan Yang
“Kami akan pindah ke sini Senin depan. Bisakah Anda membersihkannya sebelum itu?” ucap Si wanita. Tuan Yang menyanggupinya.
“Kami akan mengirim uangnya malam ini... Tolong pastikan tempat ini bersih.” Ucap Si Wanita. Tuan Kang menganguk mengerti. Saat itu tiba-tiba Jung Kook datang




“Ayah.. Apa yang Ayah lakukan di sini? Sudah kubilang diamlah di rumah. Ibu menelepon polisi dan mengatakan Ayah menghilang...” kata Jung Kook dengan memperlihatkan menahan wajah amarahnya pada sang ayah.
“Maaf. Ayahku menderita demensia... Dia bersikeras perlu pergi dan bekerja... Dahulu dia memberikan pelayanan kebersihan untuk penghuni baru sebelum menderita demensia.” Ucap Jung Kook menjelaskan pada keduanya.
“Apakah dia seringkali bingung? Karena itukah dia mendatangi kami...” ucap Si wanita. Jung Kook langsung meminta maaf dan mengajaknya pergi.
“Tinggallah di rumah dan menonton "Jugglers"... Ayo. Ayo pergi.” kata Jung Kook.
“Dia putra yang baik... Aku merasa kasihan kepadanya. Bukankah itu sangat menyedihkan?” kata Si pria. Si wanita pun berpikira yang sama. 


Akhirnya Jung Kook dan ayahnya makan jajangmyun bersama, Tuan Yang dengan nada kesal merasa Jung Kook senang menjadikan ayahnya pasien demensia. Jung Kook bertanya balik apakah ayahnya senang menipu orang saat putranya mengikuti pemilu untuk Majelis.
“Ayah hanya berusaha mendapatkan uang saku. Kalian tidak memberiku uang Dan ayah naik kereta bawah tanah ke kota lain karenamu. Untuk menipu orang-orang yang tidak mengenalmu. Ayah pindah dua kali dan datang ke Uijeongbu.” Tegas Tuan Yang
“Bagaimana jika Mi Jin tidak memberitahuku? Terlepas dari pemiluku untuk Majelis, maka Ayah akan berakhir di penjara.” Jelas Jung Kook
“Siapa yang peduli jika ayah dipenjara setua ini? Lalu kenapa kau membangunkan insting ayah? Kenapa kau meminta ayah melakukan itu di bank? Kau membuat ayah ingin kembali bekerja.” Kata Tuan Yang menyalahkan anaknya.
“Kenapa Ayah mengatakan... Mulai sekarang, jangan kembali bekerja.” Tegas Jung Kook
“Jika seorang penipu tidak menipu, apa yang bisa ayah lakukan? Insting ayah sudah kembali.” tegas Tuan Yang marah. Semua pengunjung restoran menatapnya. Jung Kook akhirnya meminta maaf
“Bagaimana kampanyemu? Apakah kau mendapatkan empat persen?” tanyaTuan Yang
“Aku mendapatkan 3,9 dalam poling prapemilu.” Ucap Jung Kook. Tuan Yang pikir dugaanya benar kalau semuanya akan baik-baik saja.
“Ayah akan memilihmu.” Ucap Tuan Yang yakin. Jung Kook pikir kalau Tuan Yang sangat tidak peduli nyawa putranya sedang dipertaruhkan.  
“Serta, ..Ayah tidak bisa memilih lagi... KTP Ayah dicabut.” Tegas Jung Kook
“KTP ayah yang dicabut, bukan hidup ayah... Dan ayah melihat janji kampanyemu. "Warga Pemberani akan mengubah keadaan dengan berani." Kata Tuan Yang bangga.
“Apa Ayah melihat itu? Bagaimana menurut Ayah?” tanya Jung Kook. Tuan Yang melihat kalau itu tidak menarik.
“Dengar... Begini, saat ayah dan putra lain duduk dan makan bersama, sang Ayah akan memberikan putranya nasihat tentang kehidupan atau hal-hal yang mendalam. Tidak adakah sesuatu yang bisa Ayah katakan kepadaku? Ada banyak hal yang dipikirkan putra Ayah.” Keluh Jung Kook
“Walaupun dunia kiamat besok, ayah akan...” Ucap Tuan Yang, Jung Kook tak peduli akhirnya meminta agar memesan minum saja  bahkan yang paling kuat. 





Jung Kook menelp supir penganti untuk mengantarnya menuju Innam-dong di Seowo dan meminta seger datang. Lalu melihat ayahnya sudah duduk ditangga dan memberikan jasnya agar tak kedinginan.
“Ayah tidak boleh tidur di sini. Ayah akan sakit... Ayah akan menderita Bell's palsy... Tunggulah di mobil. Aku sudah menelepon sopir... Ayah! Bangun.” Ucap Jung Kook
“Jangan ganggu ayah.” Kata Tuan Yang. Jung Kook akhirnya duduk disamping ayahnya memberitahu kalau harus terpilih jika ingin hidup dan melindungi Mi Young.
“Menurut Ayah, apa yang harus kulakukan berikutnya? Apa yang harus kulakukan agar orang-orang berpikir aku pria yang baik dan memutuskan untuk memberiku suara mereka?” kata Jung Kook
“Ayah tidak bisa mengatakan sesuatu yang keren karena ayah tidak berpendidikan. Tapi Jangan membohongi para pemilih.” Kata Tuan Yang
“Itu bukan sesuatu yang harus dikatakan oleh ayah penipu kepada putra penipunya.” Keluh Jung Kook
“Mungkin itu bukan sesuatu yang harus dikatakan oleh ayah penipu kepada putra penipunya. Tapi itu sesuatu yang bisa ayah katakan kepada putranya yang mengikuti pemilihan untuk Majelis dan menghadapi masalah dalam pernikahannya.”kata Tuan Yang  
“Itu sama saja... Jangan bersikap seakan kau menyukai sesuatu yang tidak kau sukai.” Ucap tegas Tuan Kang. Jung Kook teringat saat kencan dengan Mi Young. 


Flash Back
Mi Young duduk tersenyum bahagia merasa Pemandangan di sini sangat indah, Jung Kook seperti tak peduli hanya memainkan ponsel menganguk setuju kalau memang indah tapi mengeluh kalau begitu banyak debu halus di sini.
“Jangan mengatakaan hal yang tidak sungguh-sungguh hanya untuk menyenangkan mereka.” Ucap Tuan Yang
Jung Kook yang sedang berkerja mengaku mencintai Mi Young dan merindukanya.  Tuan Yang berpesan agar Jung Kook Jangan membodohi orang-orang untuk menghindari situasi yang menyulitkan.
Saat Jung Kook pulang tak bisa dihubungi oleh Mi Young mengaku baterainya mati. Mi Young tak percaya karena Jung Kook tidak punya pengisi daya di kantornya.
“Jangan menipu orang, Berandal, jika hidupmu bergantung padanya.” Kata Tuan Yang
Jung Kook sudah siap-siap tidur, Mi Young berada disampingnya meminta izin untuk mengunjungi kantornya besok. Jung Kook menolaknya karena tka ada yang bisa dilihat dan mengajak untuk tidur saja.
“Kau mungkin bisa menghasilkan uang lewat kebohongan, tapi kau tidak bisa memikat orang. Mereka akan kecewa dan terluka oleh kebohonganmu. Mereka semua akan meninggalkanmu... Semua orang.” Ucap Tuan Yang. Jung Kook tak tega melihat ayahnya menyuruh agar bisa bersandar pada bahunya. 



Jung Kook kembali ke kantor, Joo Myung sudah menunggu di ruangan kemenangan. Jung Kook heran melihat semua masih di sini padahal sudah larut. Joo Myung bertanya kenapa Jung Kook tidak menjawab teleponnya. Joo Myung mengaku sibuk.
“Kau sudah mendengar hasil poling prapemilu, kan?” ucap Joo Myung. Jung Kook mengaku sudah.
“Apa kau kecewa? Coba Lihat dia. Dia tampak seakan-akan dunia sudah kiamat... Tidak perlu kecewa... Jadi, sadarlah.” Kata Joo Myung. Jung Kook seperti masih terlihat kecewa
“Kang Soo Il mendapatkan 35, dan Han Sang Jin mendapat 28. Dan para independen termasuk dirimu.. mendapatkan 10, 2 persen. Bagaimana dengan 26,8 persen sisanya? Mereka belum memutuskan. Mereka tidak mau memilih dan tidak punya kandidat yang mereka dukung. Kau hanya perlu memikat mereka. Lalu kau bisa menang.”jelas Joo Myung
“Aku mengerti maksudmu, tapi bagaimana kita bisa mendapatkan mereka? Haruskah aku mengejar setiap orang dari merek dan memohon suara mereka?” tanya Jung Kook
“Kau akan tampil di debat yang disiarkan di televisi.” Kata Joo Myung. Jung Kook melotot kaget.
“Lihat apa kau?!!! Kau akan tampil di debat yang disiarkan di televisi.” Tegas Joo Myung


Di dalam sebuah mobil
Hoo Ja mengajak mereka untuk membuat tiga orang agar terlihat imbang dan menurutnya utu juga tampak terbaik. Akhirnya Tuan Choi pun memasukan uang ke dalam bagasi mobil yang ada disebelahnya.
“Aku memasukkan sebanyak nomor kandidatku... Lima.” Ucap Hoo Ja.
Joo Myung memberitau kalau Jung Kook dan Kang Soo Il... Sementara Tuan Kang sibuk memasukan kaos kaki ke jari-jarinya. Sek memberitahu kalau ada debat yang disiarkan di televisi. Tuan Kang kaget akhirnya meminta agar mencari diploma Han Sang Jin dan bukti wajib militernya. Sekarang!
Joo Myung pun tahu kalau Han Sang Jin akan ikut. Sang Jin meminta timnya untuk bersiap menghadapi debat dan harus membalikkan ini. Anak buahnya bertanya apakah ada debat yang disiarkan di televisi. Sang Jin membenarkan.
“Siapkan semua info tentang kampanye Kang Soo Il.” Kata Si wanita pada Tim Sang Jin.
“Mereka bertiga... Lusa pukul 19.00... Beri tahu aku sekarang jika menurutmu kau tidak bisa.” Ucap Joo Myung
“Jika siarannya buruk, maka keadaannya akan makin buruk.” ucap Hoo Ja di telp memperingatkan
“Lalu aku akan menghentikanmu mengikuti pemilu... Lalu? Apa jawabmu? Lanjutkan atau berhenti?” kata Joo Myung
Semua binggung, Wang Goo meminta Jung Kook agar  meLanjutkan. Jung Kook masih tetap diam. Joo Myung pikir Jung Kook tidak bisa melakukannya dan berpikir akan memberi tahu mereka kalau mereka  akan berhenti.
“Tidak... Bukan begitu, tapi...” kata Jung Kook ragu lalu melihat berita di TV "Poling dipimpin oleh Kang Soo Il dan Han Sang Jin" Sementara Wang Go meminta agar Jung Kook terus lanjut saja. 


Nyonya Kim diruanganya, setelah melihat berkas memastikan pada Mi Young kalau Park Hoo Ja membunuh Ma Sang Bum atas pembalasan karena mengadukannya. Mi Young pikir seperti itu. Nyonya Kim pikir akan melihat nama Oh Sung Taek.
“Ibu melihatnya. Pria di pemandian di Inseo-dong. Kau bilang dia membunuhnya atas perintah Park Hoo Ja. Intinya, kamu ingin menangkap Oh Sung Taek, kan? Bersama orang-orang dari Kejahatan dengan kekerasan?” ucap Nyonya Kim. Mi Young membenarkan.
“Kami ingin menahannya.. dan mengusik Park Hoo Ja.”kata Mi Young. Nyonya Kim pikir ini terlalu terburu-buru jadi lebih baik tunda dahulu.
“Tidak, kita tidak punya waktu untuk menundanya. Seperti yang Ibu ketahui, suamiku...” ucap Mi Young
Jung Kook melihat berita dirinya di TV "Kandidat Independen Yang Jung Gook dengan 3,9 persen" seperti masih memikirkan tentang kelanjutan dirinya.
“Dia diseret ke dalam sesuatu dan dipaksa melakukannya di luar kehendaknya. Aku harus menangkap Park Hoo Ja untuk menyelamatkannya dari sana” ucap Mi Young menegaskan
“Apa Kau yakin bisa menangkap dia? Dia tidak terlihat semudah itu.” Kata Nyonya Kim
“Aku bisa menangkap dia.  Apa Aku juga tidak mudah?” ucap Mi Young yakin.
Jung Kook melihat berita di TV lagi berjudul "Apakah Kekalahan Warga Pemberani Sudah Diramalkan?" lalu berdiri menegaskan kalau akan melakukanya dan mencobanya. Ia tak peduli dengan  survei karena itu bukan perhitungan resmi.
“Apa Kau pikir bisa menang?” tanya Joo Myung. Jung Kook tak peduli
“Aku hanya perlu menang. Beri tahu Kang Soo Il dan Han Sang Jin untuk menunggu. Aku akan merobek-robek mereka.” Tegas Jung Koo yakin
Bersambung ke episode 15

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar