PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 11 April 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Duk Mi pulang dengan wajah letih sampai dirumah dikagetkan dengan temanya Lee Sun Joo sudah berbaring disofa. Sun Joo sedang main ponsel menyapa temanya yang sudah pulang. Keduanya pun minum bersama,  Sun Joo bertanya apakah Duk Mi baik-baik saja. Duk Mi menganguk.
“Sun Joo... Seperti ini lagi” keluh Duk Mi sedih. Sun Joo memegang tangan Duk Mi menegaskan kalau tidak akan kemana-mana.
“Sun Joo... Apa Kau tahuyang paling kusukai bekerja di galeri seni?” kata Duk Mi. Sun Joo pikir itu adalah gajinya.
“Aku suka menggantung karya seni di ruang pameran. Sesudah menggantungnya, orang-orang datang ke ruang pameran dan merasa tersentuh dengan melihat karya seni yang kugantung di dinding. Aku sangat suka... melakukan itu.” Ungkap Duk Mi
“Bagaimana bisa orang sangat suka bekerja? Kau bekerja terlalu keras. Itu masalahmu.” Keluh Sun Joo
“Tapi Sun Joo... Rupanya, karya seni yang kugantung di dinding sebenarnya digunakan untuk menggelapkan dana alih-alih digunakanuntuk menyentuh hati orang. Aku bekerja sangat keras... Aku bekerja sangat keras seperti orang bodoh.” Ucap Duk Mi sedih
“Kau tidak tahu apa-apa.... Kau tidak tahu” ucap Sun Joo menenangkan temanya agar tak merasa bersalah.
“Tapi tahukah kau apa yang paling membuatku marah? Bagaimana jika misalkan aku tahu semuanya? Jika aku sudah tahu semuanya, apa aku akan tetap bekerja? Apa aku masih bisa bekerja?” ucap Duk Mi. Sun Joo menenangkan temanya agar tak sedih
“Jangan menangis.... Kau bisa seka airmatamu.” Kata Sun Joo memberikan tisseu.
Duk Mi mengumpat marah sambil mengusap air matanya, mengaku   sungguh tidak tahu apa yang sudah dilakukan sejauh ini. Sun Joo menegaskan kalau ini Bukan salah Duk Mi lalu ikut mengambil tissue dan ikut menangis juga.




Esok paginya, Duk Mi tertidur karena mabuk lalu terbangun setelah menerima telp. Sun Joo melihat dari kejauhan, Duk Mi tersenyum sumringah bertemu dengan seseorang. Joo Hyuk ikut melihat lalu bertanya pada Sun Joo apakah temanya itu sedang kencan buta.
“Pertama, sahabatku tidak menemui pria di kehidupan nyata. Satu-satunya pria yang dia kencani ada di layar ponsel dan monitornya. Dan kedua, kenapa dia berani kencan buta di kafeku? Orang lain boleh melakukan itu, tapi temanku tidak.” Ucap Sun Joo
“Tapi, kau sudah menikah dan punya anak.” Komentar Joo Hyuk. Sun Joo mengaku kalau menikah hanya karena hamil. Joo Hyuk pun bergegas pergi. 

Duk Mi menerima kartu nama melihat nama  [GN, LEE SANG HYUN] lalu memastikan kalau Tuan Lee ingin mempekerjakan sebagai manajer tim dari Tim Pemasaran Merek GN Group. Tuan Lee membenarkan kalau  istri presdir merekomendasikan Duk Mi
“Dia berteman baik dengan Ketua Eom jadi sering mengunjungi Chaeum Gallery.” Ucap Tuan Lee.
“Istri presdir GN Group?” kata Duk Mi mencoba mengingat-ingat siapa itu istri Presdir GN.
Flash Back
Nyonya Eom dan Istri Presdir GN saling menarik rambut saling adu mulut juga. Duk Mi yang ada didepan keduanya tak bisa merelai akhirnya berteriak meminta maaf sambil memisahkan keduanya menarik pinggangnya.
“Dia sangat menghargai kompetensimu.” Ucap Tuan Lee menyakinkan.
“Apa pekerjaan utamaku di Tim Pemasaran Merek?” tanya Duk Mi memastikan.
“Tidak akan jauh berbeda dengan apa yang sudah kau lakukan. Kau akan melakukan proyek bersama dengan lembaga seni dan proyek kontribusi sosial dengan fondasi budaya.” Kata Tuan Lee. Duk Mi membenarkan.
“Pekerjaan itu terdengar sangat bermakna. Sekadar informasi, ini adalah moto perusahaan kami. "Mari kita habiskan malam di luar pekerjaan." Kau akan punya jam kerja yang fleksibel, jadi sesudah bekerja 40 jam dalam seminggu di kantor, maka kau bebas melakukan apa pun.” Jelas Tuan Lee.
“Apa ini artinya aku akan punya cukup waktu untuk jadi fangirl death metal brutality salawasna?” ucap Duk Mi terlihat sangat bahagia seperti ada kembang api yang keluar.
“Apa krisis ini akan berubah jadi peluang?” kata Sun Joo melihat wajah Duk Mi yang sumringah. Saat itu terdengar piring yang dipecahkan di dapur.
“Joo Hyuk... Kau hancurkan semuanya aku masih takkan bangkrut. Ayahku adalah tuan tanah.” Kata Sun Joo menegaskan. 



Duk Mi akan masuk gallery, seperti sudah menyakinkan diri untuk keluar dari tempat Nyonya Eom. Nyonya Eom sedang melihat lukisan yang dipajang,  Duk Mi mendekat mengaku ada sesuatu yang ingin dikatakan. Nyonye Eom bertanya apa yang ingin dikatakan.
“Aku sudah memutuskan untuk berhenti...” ucap Duk Mi yang langsung disela oleh Nyonya Eom.
“Sung Kuroator... Berapa lama kau bekerja denganku?” tanya Nyonya Eum.
“Selama dua bulan sesudah galeri dibuka, kau memecat sekitar 12 kurator. Lalu, kau menugaskanku karena tidak ada yang melamar posisi itu. Maka, sudah lima tahun.” Kata Duk Mi
“Apa Sudah selama itu?” ucap Nyonya Eum. Duk Mi membenarkan.  Nyonya Eom pikir Duk Mi sungguh bekerja sangat keras.
“Itu sebabnya aku datang untuk mengatakan...” kata Duk Mi dan Nyonya Eum menyela kalau sudah tahu.
“Alasan galeri sesukses sekarang semua berkatmu, Sung Kyul. Coba Lihatlah... Kau menentukan tata letak dan kepsen untuk semua karya seni. Selain itu, kau juga melukis dinding dan memasang semua lampu.” Ucap Nyonya Eom dan Duk Mi seperti bisa melihat dirinya yang berkerja semua di galeri.
“Kau terlibat dalam setiap detail kecil. Sejujurnya, aku membuka galeri ini karena aku sakit mendengar suamiku mengatakan bahwa dialah pencari nafkah. Jadi apa yang aku ketahui? Jika tidak ada kau, Chaeum Gallery sudah tutup sejak dulu.” Kata  Nyonya Eom
“Sejujurnya,...” ucap Duk Mi dan Nyonya Eom mengatakan hal yang sama.
“Sejujurnya, aku akan mengundurkan diri.” Kata Nyonya Eom. Duk Mi kaget mendengarnya.
“Suamiku akan dipenjara. Dan alasanku mengundurkan diri karena aku percaya kau akan mengurus galeri dengan baik. Jika tidak, akan kuputuskan saja menutupnya... Sung Kyul... Menurutmu siapa yang paling cocok untuk jadi direktur Chaeum Gallery?” ucap Nyonya Eom berbisik.
“Orang yang mencintai Chaeum Gallery sama sepertiku.” Kata Duk Mi menunjuk wajahnya.
“Orang yang sudah berada di sini sejak awal... Siapa dia?” ucap Nyonya Eum. Duk Mi seperti bisa tahu kalau itu dirinya.
“Dia orang yang kuinginkan sebagai direktur. Apa Kau mengerti maksudku?” kata Nyonya Eum. Duk Mi terlihat sangat sumringah melihatnya. 



Duk Mi bisa membayangkan saat menjadi direktur, dan Kyung Ha serta Yoo Sub menjadi assitantnya.  Ia dengan gaya seperti ketua memberitahu proposal pameran berikutnya. Kyung Ah melihat  [SHI AN, KEANGGUNAN LUAR BIASA]

“Ketua Tim Sung Duk Mi.. Ketua Sung Duk Mi” ucap Duk Mi bangga seperti sudah membayangkan dirinya menjadi Ketua di Gallery.
“Ambil saja pekerjaan lain... Dalam 2 tahun akan memuncak.” Saran Sun Joo
“Apa Kau tahu kata kunci yang terkait dengan Chaeum Gallery? Penggelapan dana. Selama lima tahun terakhir, aku bekerja siang-malam
sebagai kuratornya. Namun, "penggelapan dana". Aku tidak bisa menyerah.
Aku akan mendapatkan kembali reputasinya.” Kata Duk Mi yakin
“Pepatah bilang, "kepribadian kita menciptakan nasib kita". Sepertinya kau berkiblat ke sana.” Komentar Sun Joo
“Selain itu, kita bisa bertemu setiap hari.” Ucap Duk Mi sumringah.
Sun Joo membenarkan lalu melihat agenda Duk Mi ingin tahu  kapan Shi An tiba. Duk Mi menjawab Pukul 8:15 malam. Sun Joo mengaku tak percaya Duk Mi tak di bayar untuk pengabdian ini. Duk Mi pun memasang maskernya.
“Bukankah harusnya berhenti gunakan masker? Kau harus membuat Shi An mengenali wajahmu.” Ucap Sun Joo
“Aku tidak mau diingat sebagai penggemar generik. Suatu hari, kita akan bertemu sebagai dua profesional dan takdir kita terjalin. Terjalin erat.” Kata Duk Mi mengkhayal.
“Terjalin erat apanya. Pergilah” keluh Sun Joo. Duk Mi dengan sangat yakin kalau mereka akan terjalin erat lalu beranjak pergi. Sun Joo melihat temanya mengaku ingin pergi juga. 


Dibandara sudah banyak fans yang menunggu di pintu kedatangan, beberapa fans mengajak mereka duduk lebih dulu dan ingin tahu apa yang mereka dapatkan.Salah satu fans melihat foto Shi An.
“Ini adalah foto keberangkatan Shi An dari New York.” Ucap Salah satu fans melihat foto.
“Siapa pengelola fanpage?” tanya wanita lain. Si Fans menjawab kalau itu Sindy [Master fanpage adalah orang yang memposting foto dan video selebriti online.]
“Dia pasti pergi ke AS dengan naik pesawat yang sama.” Kata temanya, dan teman yang lain berkomentar Sindy hanya penguntit yang terobsesi.

Di dalam pesawat, Sindy mengambil class bisnis lalu selfie dengan camera, saat itu juga ada Ryan Gold yang melihat dari kejauhan. Lalu Sindy mengambil foto Shi An yang sedang membaca buku. Ryan Gold pun menatap Shi An seperti merasa jengkel.
“Selain itu, aku bertaruh bahwa Shi An Oppa lebih menyukai Shi An is My Life.” Ucap Fans berkacamata
“Tentu saja. Shi An Oppa tidak akan menemukan ketenaran jika bukan karena Shi An is My Life.” Kata Fans lainya. 

Saat pertama kali Shi An debut “Shi An is my life” sudah membuat fancade yang membuat semua fans bisa menonton dari segala negara bisa mengerti karena sudah di translate ke bahasa inggris.
“Sebelum Shi An debut, dia memposting video yang dia rekam dan bahkan menambahkan teks bahasa Inggris. Dia bahkan membuat resep atas namanya yang jadi viral. Aku tidak akan marah jika Shi An mengizinkan Shi An is My Life berkencan satu persatu.” Kata Fansnya. Temanya yang lain juga setuju. 

Duk Mi sampai di bandara melihat para fans masih menunggu di pintu kedatangan, tapi akhirnya memilih untuk naik ke lantai atas. Ia melihat arah pintu masuk dan sebuah mobil van sudah menunggu untuk menjemput Shi An.
Ia mencoba memastikan tempat yang bagus untuk mengambil gambar Shi An dengan jelas. Tiba-tiba matanya melihat di pintu lainya, terlihat ada yang menunggu sambil menelp dan mobil sedang sudah menunggu. Duk Mi tersenyum karena bisa melihat pengawal yang mengunakan pakaian biasa.
“Aku yakin Shi An akan mengeluarkan aroma. Apa Ada yang lihat sesuatu?” ucap Fans yang sudah menunggu lama. Mereka pun tak bisa melihat Shi An yang datang.
Duk Mi sudah mempersiapkan fotonya dengan naik ke tangga, Shi An pun datang tanpa banyak fans yang mengerubunginya, berjalan dengan santai bersama dengan managernya. Duk Mi dengan cepat bisa langsung mengambil gambar tapi Ryan Gold tiba-tiba berjala didepan Shi An.
“Apa ini? Minggir! Tidak minggir? Dasar Sialan. Minggir!” teriak Duk Mi kesal.
Ryan Gold mencari jalan ke arah pintu kedatangan, saat itu fans yang lain melihat Shi An datang dari pintu lain dan langsung berteriak. Semua fans langsung berlari mengejarnya. Ryan Gold binggung terdorong oleh Fans.  Duk Mi sedang mengambil gambar tersenggol oleh Ryan yang berjalan mundur.
Tangan Duk Mi memegang Ryan sebelum terjatuh, sampai akhirnya jatuh bertegeletak di lantai dengan memeluk kameranya dan langsung mengucap syukur, tapi berteriak kaget karena Ryan ada dibawahnya. Ia pun mencoba membantu Ryan untuk bangun.
“Apa yang kau lakukan? Sepertinya kaulah orang yang merobek jasku.” Kata Ryan marah
“Tetap saja, kameraku...” kata Duk Mi merasa lebih sayang dengan kamerenya.
“Kameramu? Tampaknya kamera mahalmu hanya untuk mengambil foto pecundang itu.” Ejek Ryan Gold.
“kau bilang Pecundang? Apa Kau baru saja menyebut Shi An pecundang? Kenapa kau menyalahkannya atas sesuatu yang kulakukan?” ucap Duk Mi marah
“Kau tak punya tata krama rupanya. Apa Kau takkan meminta maaf padaku?” ucap Ryan Gold
“Yah, aku minta maaf.” Ucap Duk Mi. Ryan ingin menarik maskert Duk Mi karena ingin melihat wajah orang yang meminta maaf padanya. Duk Mi panik.
“Tidak, jangan dilepas!” ucap Duk Mi lalu bergegas pergi. Ryan mengumpat kesal melihatnya. 


Duk Mi dan Sun Joo akhirnya berkumpul bersama sambil melihat foto Shi An. Sun Joo meliaht Shi An memang sangat tampan. Duk Mi dengan bangga kalau Hanya dirinya yang bisa memotret ini dan satu-satunya Sun Joo pikir Duk Mi memang gila.
“Apa dia tampak sakit atau lelah?” ucap Duk Mi. Sun Joo pikir suka warna rambut barunya dengan Warnanya abu-abu.
“Lihat betapa tampannya dia!.. Apa ini? Kenapa dia menghalangi Shi An kita? Dia melakukan kontak mata dengan kameramu.” Kata Sun Joo melihat foto Ryan.
“Ini orang yang menyebut Shi An kita pecundang...Tapi Sepertinya aku pernah lihat dia di suatu tempat, tapi aku tidak ingat.” Kata Duk Mi mencoba mengingat ingat.
“Garis-garis halus dan keseimbangan fitur wajah. Rasio sempurna adalah karakteristiknya. Jangan bilang kau membicarakan dirimu. Apa Kau menginginkannya?” ucap Ryan saat acara lelang.
“Hei. Dia pria waktu itu .. Orang sinting yang merebut lukisan favorit Shi An dariku di Tiongkok.” Kata Duk Mi mengingatnya. Sun Joo tak percaya kaalu Duk Mi mengingatnya.
“Aku tidak percaya bertemu orang sinting ini lagi.” Keluh Duk Mi kesal
“Orang sinting itu bukan masalahnya sekarang. Sindy memposting foto Shi An melatih para penggemar di mobilnya.” Kata Sun Joo
“Jangan khawatir soal Sindy. Shi An is My Life adalah ratu photoshopping. Astaga, berapa banyak foto yang dirusak orang ini?” keluh Duk Mi kesal. 



Duk Mi sudah siap didepan komputernya, sudah menuliskan caption [PRIA PALING TAMPAN SEALAM SEMESTA, CHA SHI AN] lalu melihat foto Ryan Gold terlihat kesal  dan mengingat kata-katanya "Kau menginginkannya?"
“Apa yang kau lihat?.. Lihatlah mata yang tampak kejam itu. Sebaiknya kukaburkan matamu.” Ucap Duk Mi lalu bersiap-siap untuk mempostingnya sekarang

Fans Club  [SHI AN IS MY LIFE] Duk Mi seperti pemilik tempat memberitahu kalau ingin menyambut semua orang yang datang ke pameran pertama Shi An is My Life.
“Aku hanya akan mengundang 100 orang berdasarkan orang yang terlebih dahulu mendaftar, jadi aku harap kalian mengerti.” Ucap Duk Mi. Semua fans Shi An pun berkumpul.
“Foto pertama yang akan para hadirin lihat adalah... Shi An tersenyum cerah saat dia melihat para penggemar menunggunya di gerbang bandara. Para hadirin lihat semua hati dari yang dikirim penggemarnya?” ucap Duk Mi.
Semua fans melihat foto Shi An terlihat sangat terkesima memulai berkomentar kalau mencintai Shi An dan terlihat Menggemaskan.
“Kemudian, mari kita beralih ke bagian selanjutnya.” Kata Duk Mi yang mulai memperlihatkan foto seperti layaknya pameran karya yang sangat bagus.
“Aku tahu kau sudah menunggu lama... Ini foto Shi An dari samping.” Kata Duk Mi, semua fans seperti sangat dimanjakan oleh foto Duk Mi tentang Shi An.
“Sudah waktunya untuk sorotan terakhir. Ini adalah barang super langka dari pratinjau bandara ini. Sudut lehernya 45 derajat dan wajah imutnya yang mengintip adalah poin utama. Ini adalah "INTIPAN SHI AN".” Kata Duk Mi memperlihatkan foto Shi Ah dibalik tubuh Ryan Gold.
“Aku ingin tinggal di sini sepanjang malam.” Kata Fans tak ingin keluar dari fans club [SHI AN IS MY LIFE]
Saat itu Duk Mi sudah tertidur pulas dengan senyuman bahagia, terlihat banyak komentar yang masuk ke dalam fanclubnya. “Banggalah pada dirimu sendiri sebagai fangirl. 

Duk Mi pergi ke kantor dengan wajah sumringah, Kyung Ha bertanya apakah Nyonya Eum mengundurkan diri lalu bertanya apakah Dukk Mi sudah dengar. Duk Mi mengaku tidak bisa memberitah karena Nyonya Eom yang meminta untuk merahasiakannya sampai pengumuman resmi.
“Ya Tuhan. Terima kasih.” Kata Kyung Ha bahagia. Duk Mi tak percaya kalau Kyung Ha tampak terlalu bahagia.
“Kurator Sung, akhirnya kita bisa leluasa.” Kata Kyung Ha bahagi.
“Bahkan jika Nyonya Eom tidak ada, kita harus bekerja sungguh-sungguh. Aku menantikan kerja kerasmu.” Kata Duk Mi bahagai.
“Direktur berikutnya...” ucap Duk Mi. Kyung Ha. pikir Kyung Ha  tidak perlu khawatir soal komunikasi dengan direktur berikutnya.
“Kau tahu bahasa Inggris-ku di level native.” Kata Kyung Ha. Duk Mi bingung karena Kyung Ha membahas tentang Bahasa Inggris
“Apa Kau belum dengar? Direktur berikutnya adalah orang asing.” Ucap Kyung Ha. Duk Mi melonggo seperti tersambar petir. Kyung ha menyadarkannya. Duk Mi pun bertanya keberadaan Nyonya Eom sekarang.
Kyung Ha menunjuk ke layar TV, ["Ketua Eom So Hye Mengumumkan Pengunduran Diri-Nya"] terlihat Nyonya Eom yang di dorong kursi roda masuk rumah sakit. Semua wartawan meminta Nyonya Eom memberikan pernyataan.
“Tolong keluar dari jalan... Kami akan memberitahu kalian nanti mengenai konferensi pers... Tolong biarkan dia lewat.” Ucap Pengawal dan Nyonya Eom seperti sedang berakting seperti tertekan.



“Kenapa kau lakukan itu padaku? Katakan padaku... Aku sudah banyak berpikir... Tapi aku benar-benar tidak mengerti... Katakan padaku... Aku sudah bekerja untukmu selama lima tahun... Aku sudah jadi budak bagimu seperti anjing.” Ucap Duk Mi marah, Nyonya Eom duduk diam dalam ruang rawat.
“Katakan padaku... Katakan sesuatu... Aku bilang, katakan sesuatu!” teriak Duk Ki marah
 Flash Back
“Kau... sudah menghinaku... Aku tidak bisa membiarkan jalang yang menjambak rambutku menampung anjing yang sudah kubesarkan selama ini.” Ucap Nyonya Eom yang melihat Duk Mi bertemu dengan Sek GN Grup.
Nyonya Eom menyadarkan Duk Mi dengan memanggilnya. Duk Mi pun yang berkhayal dengan memegang pistol pun tersadar kalau tanganya memegang buket buah dan meminta Nyonya Eom agar memakanya.
“Untuk apa kau membawanya? Kau tahu aku tidak suka buah. Tapi Karena kau membawanya, letakkan di sana.” Ucap Nyonya Eom.
“Bagaimana tubuhmu, apa baikan?” tanya Duk Mi berusaha untuk bersikap baik.
“Suamiku bilang pengunduran diriku tidak akan cukup dan agar sempurna harus di rawat di rumah sakit. Apa kau Sudah nonton berita? Aku terlihat sangat sakit, kan?” kata Nyonya Eom. Duk Mi menganguk dan ingin membahas tentang direktur.
“Soal direktur berikutnya aku sudah memilih penerus yang sempurna yang akan membantuku memanfaatkan media. Kau lanjutkan saja pekerjaan baikmu seperti biasanya... Lalu apa Kau mau pisang?” kata Nyonya Eom santai. Duk Mi terlihat menahan kecewa. 



Duk Mi terlihat sangat shock menerima telp dari GN grup kalau  sudah merekrut orang lain untuk kepala Tim Pemasaran Merek. Lalu memberitahu Sun Joo kalau Harga dirinya terhina. Sun Joo pikir tak ada gunanya terhina menurutnya Nyonya Eom yang menjual harga dirinya.
“Aku tahu betul dia tidak punya perasaan selama lima tahun terakhir. Tapi aku masih percaya. Ketua Eom benar... Sepertinya keserakahanku sudah membuatku menggila.” Kata Duk Mi marah
“Hei. Jangan bicarakan omong kosong. Apa yang harus kau lakukan saat kenyataan kacau?” ucap Sun Joo yaitu melakukan fangirl. Duk Mi membenarkan.
“Ayo pergi... Kita Ziarah.” Ucap Sun Joo keluar dari cafe. Duk Mi hanya terdiam. ["Ziarah" adalah mengunjungi tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh idolamu dan merasakan jejak yang mereka tinggalkan.]
“Ini membuatku gila... Tunggu aku!” kata Duk Mi akhirnya mengejar Sun Joo yang sudah keluar dari cafe. 

Duk Mi akan turun dari mobil tapi ragu walaupun pintu sudah dibuka. Sun Joo memberikan kuncinya memberitahu kalau akan meninggalkannya di lob jadi akan check-in. Duk Mi mengajak Sun Joo untuk pergi saja karena Suite Shi An harganya sangat mahal.
“Duk Mi, ayahku tuan tanah.” Ucap Sun Joo tak peduli lalu masuk hotel. Duk Mi akhirnya mau tak mau pergi mengikuti Sun Joo. 

Ryan menerima berkas di receptionist lalu Pegawai memberitahu kala Se Kim meminta memberikan kamar yang berbeda dan memberikan kunci kamar suitenya. Ryan pun menerima dengan senyuman lalu berjalan pergi.
“Selamat datang. Ada yang bisa kubantu?” kata Pegawai melihat Duk Mi dan Sun Joo datang.
“Kami ingin mereservasi kamar nomor 3250.” Kata Sun Joo penuh semangat.
“Maaf, pelanggan lain check-in suite baru saja” kata pegawai dan  menawarkan kamar lain.
“Tidak apa-apa... Aku akan mengambil keuntungan karena punya teman yang kaya, tapi sepertinya hari ini bukan hari yang baik. Terimakasih atas niatnya, kau dapat menyimpannya untuk lain kali.” Ucap Duk Mi menarik Sun Joo pergi.
“Aku fangirl yang tidak pernah mundur... Aku selalu maju...” kata Sun Joo melihat Ryan yang akan pergi ke kamarnya. 


Sun Joo bisa mengejar Ryan Gold sampai ke lorong kamar,  lalu bertanya apakah ia  tamu yang menginap di kamar nomor 3250 dan meminta untuk bertukar kamar. Ryan binggung. Sun Joo tahu kalau Ryan itu  pasti terkejut.
“Aku tahu sikapku kasar, tapi...” ucap Sun Joo dan disela oleh Ryan. Ryan menyindir Sun Jo yang sudah tahu.
“Jika kau tahu, harusnya tidak bertanya.” Sindir Ryan sinis.
“Aku tidak pernah meminta apa pun secara gratis. Aku akan memberimu uang. Berapa banyak yang kau inginkan? Aku punya masalah yang tidak dapat dijelaskan.” Kata Sun Joo
“Apa masalah itu?” tanya Ryan penasaran. Sun Joo menceritakan sebenarnya tapi terlihat ragu.
“Aku ingin tahu kenapa harus tahan dengan perilaku kasarmu.” Komentar Ryan.
“Aku sudah bilang, ini Tidak dapat dijelaskan.” Kata Sun Joo. Ryan mengodanya dengan memperlihatkan kunci hotelnya apakah Sun Joo tidak menginginkanya.
“Aku akan memberitahumu.Apa Kau akan pindah jika kuberi tahu? Sebenarnya... aku sedang berziarah... aku suka seseorang. Dan orang ini pernah tinggal di kamar ini. Tapi kami tidak bisa saling bertemu dengan mudah.” Ucap Sun Joo. Ryan tak percaya memilih untuk pergi
“Omong-omong, bukankah kita pernah bertemu?” kata Sun Joo, tapi Ryan tetap masuk ke dalam kamarnya. 


Duk Mi dan Sun Joo akhirnya duduk dibar sambil minum bersama. Sun Joo terlihat sangat marah, Duk Mi pikir dirinya yang dikhianati oleh Nyonya Eom Tapi kenapa Sun Joo yang terlihat sangat marah. Sun Joo pikir datang ke hotel ingin membuat perasaan Duk Mi membaik.
“Tapi aku benar-benar berharap untuk bersenang-senang denganmu karena sudah lama. Jadi teringat saat keadaan aku belum menikah... Kenapa aku menikah?” ucap Sun Joo kesal
“Kau tidak sungguh mengatakan itu karena kau menyayangi putramu.” Kata Duk Mi
“Geon Woo menggemaskan.” Ucap Sun Joo. Duk Mi menyuruh Sun Joo itu harus lebih sayang terhadap suaminya karena dia adalah soulmatenya.
“Duk Mi... Orang yang harus bertemu dalam hidup bukan soulmate.” Kata Sun Joo. Duk Mi bertanya lalu apa.
“Teman fangirl...” kata Sun Joo. Duk Mi tertawa bahagia lalu mengingat sesuatu dengan melihat jam .
“Shi An tampil di acara musik hari ini... Aku pasti gila. Aku benar-benar lupa.” Ucap Duk Mi. Keduanya pun menonton siaran Shi An dari layar ponsel dan terlihat bahagia karena Shi An Luar biasa.


Ryan baru masuk bar melihat sosok Sun Joo sedang tertawa bahagia dengan seseorang lalu berpikir datang untuk bertemu orang yang dicintainya, lalu teringat kembali yang dikatakan Sun Joo.
“Aku suka seseorang... Tapi kami tidak sepenuhnya dapat bertemu dengan sangat mudah.”
Ryan Gold berpikir kalau Sun Joo bertemu dengan teman wanita sembunyi-sembunyi. Sementara Sun Joo dan Duk Mi terlihat sangat terkesima dengan wajah Shi An yang sangat tampan.
“Dengan asumsi bahwa orang yang dia cintai itu pria adalah pemikiran yang bias dan tindakan diskriminasi. Selain itu, dia mengumpulkan keberaniannya dan mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak percaya padanya. Aku sangat kecewa pada diriku sendiri.” Ucap Ryan Gold terlihat marah masuk ke dalam toilet.
Duk Mi dan Sun Joo masih tetap asik menonton video Shi An, lalu siaran pun berakhir. Duk Mi merasa bahagia dan Sun Joo pamit pergi Ke toilet dulu. Saat itu Ryan sudah menunggu didepan pintu bar. 
**
Keduanya masuk ke dalam kamar yang pernah ditempat Shi An, seperti tak percaya dan akan menangis haru.  Duk Mi pun memeluk Sun Joo mengaku sangat mencintainya, menurutnya kalau hadiah ini Luar biasa.
 Mereka mulai melakukan yang dilakukan Shi An saat dalam hotel, keduanya melakukan foto yang sama dengan gaya Shi An dikamar mandi dan disetiap ruangan, mereka foto dengan gaya yang sama seperti yang pernah diposting. 


“Inilah sebebabnya menjadi fangirl itu awet muda... Aku sudah lelah karena banyak tertawa...” kata Sun Joo akhirnya duduk di tempat tidur.
“Aku bahagia berkatmu. Aku akan membayarmu sesudah mendapat pekerjaan baru.” Kata Duk Mi
“Apa Kau benar-benar akan berhenti?” ucap Sun Joo, Duk Mi pikir itu pasti.
“Aku tidak bisa tinggal di sana sesudah dipermalukan oleh Ketua Eom,  Aku akan melemparkan surat pengunduran diri ke wajahnya besok.” Ucap Duk Mi yakin
“Mau apa kau sesudah itu? Apa Kau punya rencana?” tanya Sun Joo Duk Mi pikir sudah pasti.
“Pertama, aku akan membeli tiket lotre di toserba. Dan kemudian, aku akan memenangkan lotere.” Kata Duk Mi
“Hei. Rencana macam apa itu? Rencana harus realistis dan terperinci. Aku tidak berharap kau mengatakan itu. Kau harus memimpikan babi terlebih dahulu... Tidak, tunggu kau harus memimpikan presiden.” Kata Sun Joo.
“Benar! Jika aku menang lotre, aku akan... Oh benar, Shi An akan segera mengadakan acara fansign. Aku akan beli 1.000 album untuk kita.Aku akan beli 2.000 album secara total dan pergi ke acara tersebut. Aku juga akan mengirim barang ke lokasi tempat dia syuting drama.” Kata Duk Mi
“Aku akan mengirim truk makanan, truk makanan ringan, truk kopi, dan truk churros... Tapi Omong-omong, kenapa pria itu mendadak menawarkan untuk pindah kamar?” ucap Duk Mi heran.
“Aku tidak tahu... Tapi wajahnya tampak akrab. Aku yakin pernah lihat dia di suatu tempat, tapi aku tidak ingat. Aku cenderung banyak lupa sesudah melahirkan Geon Woo.” Kata Sun Joo kesal
“Berhentilah menyalahkan Geon Woo. Kau selalu seperti itu. Bahkan Kau hampir buta.” Ejek Duk Mi
“Bagaimana kalau kita tulis surat pengunduran dirimu? Ketua Eom tercinta...”balas Sun Joo. Duk Mi mengeluh agar tak menuliskan itu.
“Lupakan saja... Aku selalu kembali bekerja.” Ucap Duk Mi 



Esok paginya, Duk Mi masuk melihat ke gallery seperti menenangkan diri lalu memperbaiki semua sudah ruangan dengan benar agar terlihat baik dimatanya. Setelah itu melihat lampu sorot yang berkedip, Duk Mi menaiki tangga dengan heelsnya.
“Apa Kau bekerja di sini?” ucap seorang yang baru datang. Duk Mi membenarkan dan meminta untuk menunggu sebentar.
“Apa Ada yang bisa kubantu?” tanya Duk Mi setelah memperbaiki lampu dan kaget melihat sosok Ryan.
Saat itu juga ia mengingat wajah Ryan mengatakan “Apa Kau menginginkannya?” tubuh Duk Mi pun terjatuh dari tangga. Ryan seperti tak peduli menatap Duk Mi yang terjatuh dan Duk Mi hanya bisa menatap binggung karena Ryan datang ke Gallerynya.
Bersambung ke episode 2
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar