PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 24 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 15

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Hanya ada satu alasan kenapa aku memberitahumu ini. Ini musim pemilu. Apa yang dilakukan bagian  Kejahatan Intelektual selama musim pemilu?” ucap Detektif Choi. Ibu Mi Young duduk didepanya hanya diam saja seperti tak peduli.
Flash Back
Sebelum bertemu dengan Ibu Mi Young , Detektif Choi bertemu dengan Joo Myung dalam mobil secara rahasia. Sepertinya, Joo Myung menyampaikan permintaan Hoo Ja pada Detektif Choi.
“Mereka memastikan tidak ada kampanye ilegal dan menemukan pelanggaran peraturan pemilu. Letnan Kim Mi Young tidak sesuai untuk itu. Suaminya mengikuti pemilihan untuk menjadi Anggota Majelis. Itu tampak tidak benar.” Kata Detektif Choi. Ibu Mi Young hanya diam saja.
“Kirim Mi Young berlibur sampai pemilu berakhir.” Kata Detektif Choi. Ibu Mi Young tetap diam karena seperti tahu anaknya akan dijauhkan. 


“Aku bisa menunda selama tiga atau empat hari, tapi tidak lebih dari itu. Aku tidak punya alasan yang tepat saat ini.” Ucap Ibu Mi Young pada anaknya.
“Baik, aku mengerti maksud Ibu.” Kata Mi Young. Ibu Mi Young pun mengutarakan pendapatnya kalau mereka bisa  tunda kasus Park Hoo Ja.
“Temukan informan itu dan dapatkan pernyataan resminya. Mari kita gunakan bukti itu dan selidiki perlahan.” Saran Ibu Mi Young
“Tidak. Sudah kubilang, kita tidak punya waktu.” Balas Mi Young
“Ibu mengatakan ini karena waktu kita lebih sedikit sekarang. Bagaimana kau bisa menangkapnya dalam tiga atau empat hari? Ajun Brigadir Choi menyebutkanmu secara khusus. Dia tidak bilang kau tidak boleh bekerja di Kejahatan Intelektual.” Tegas Ibu Mi Young
“Kalau begitu, aku akan menangkap dia besok.” Ucap  Mi Young yakin.
Ibu Mi Young mengetahui kalau Hoo Ja yang mengaku punya mata-mata di tim anaknya dan ingin tahu dengan hal itu dan berpikir kalau  ingin berlari memasuki kebakaran sambil membawa bensin. Mi Young memberitahu kalau  Detektif Na cuti besok jadi tidak akan ada dikantor polisi.
“Aku belum akan memberi tahu detektif lainnya. Dan aku akan memberi tahu mereka tepat sebelum kita pergi. Aku akan menyita ponsel mereka.” Ucap Mi Young menyusun rencana.
“Kau harus rasional tentang ini. Jangan emosional.” Tegas Ibu Mi Young
“Ini mengenai suamiku. Bagaimana aku bisa rasional? Wajar jika aku emosional. Aku akan memenjarakan Park Hoo Ja Serta aku akan melunasi utangnya .. Perlahan.” Ucap Mi Young yakin. 


Di ruangan
Charles memegang wajah Sang Jin sementara Seung Yi memegang wajah Tuan Kim. Jung Kook duduk ditengah, lalu Joo Myung menyuruh Wang Go untuk memulai. Wang Go berakting seperti moderator mengatakan kalau  Ini giliran Pak Han Sang Jin.
“Kau punya 30 detik untuk pertanyaan ini dan satu menit untuk menjawab.” Ucap Wang Go.
“Baik. Aku Han Sang Jin... Aku ingin bertanya kepada Pak Yang Jung Gook. Sebagai pakar ekonomi, apa pendapatmu tentang menggunakan geeps...” ucap Charles binggung. Joo Myung membenarkan yang dimaksud “GPS.”
“Motel ekonomi...” kata Charles. Wang Go membenarkan yang dimaksud adalah “Model.”
“Lanbasan...” kata Charles. Joo Myung menjelaskan kalau yang dimaksud “Landasan.”
“Induks...” ucap Charles, Joo Myung kembali membenarkan kalau “Industri dengan wajah kesal.
“Chul Soo, ajukan pertanyaan berikutnya. Matahari akan terbenam selagi kamu membaca itu.” Ucap  Joo Myung. Charles senang dan mengucapkan terimakasih karena tak bisa mengunakan bahasa istilah.
“Kau menentang pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu. Kau juga menyatakan kau akan mengembangkan kembali Injung-dong dan membangun sebuah kompleks apartemen mewah. Menurutku rencana-rencana ini memisahkan lingkungan dan mempolarisasikan distrik...” ucap Charles yang langsung disela oleh Jung Kook 


“Itu tidak benar.” Ucap Jung Kook.  Joo Myung langsung memuji kalau  Jung Kook memotongnya pada saat yang tepat.
“Aku bukan kandidat presiden atau kandidat walikota. Aku kandidat untuk Majelis Nasional mewakili Injung-dong di Inbuk satu, dua, dan tiga. Karena itu aku berada di sini hari ini.” Ucap Jung Kook. Joo Myung memastikan setiap kata.
“Karena itu, aku tidak percaya rencanaku mempolarisasikan distrik atau menyebakan pemisahan. Menurut pendapatku...” kata Jung Kook
“Kaulah masalah yang lebih besar.” Ucap Joo Myung. Jung Kook mengatakan kalau rencana Sang Jin yang  lebih bermasalah. Joo Myung kembali memujinya.
“Kenapa kau bersikeras membangun perumahan masyarakat kurang mampu yang ditentang oleh sebagian besar warga?” kata Jung Kook. Joo Myung menyuruh Jung Kook agar menaikan nada suaranya.
“Kenapa kau menentang pembangunan kompleks apartemen mewah yang secara langsung berkaitan dengan peningkatan nilai properti?” ucap Jung Kook dengan nada tinggi. Wang Goo memuji Jung Kook hebat karena sudah  menghafal semua itu.
“Kenapa kau tetap diam mengenai perluasan Jalur Sinbundang?” kata Jung Kook.  Joo Myung menyuruh agar Jung Kook melakukan pukulan yang menentukan.
“Aku hanya tidak bisa...” kata Jung Kook lalu terdiam. Wang Goo mencoba membantu tapi Jung Kook hanya bisa menghela nafas.
“Ada apa? Kenapa kau berhenti? "Aku hanya tidak bisa mengerti. Han Sang Jin, kamu mengikuti pemilihan di distrik mana? Apa kau berusaha masuk ke Rumah Biru?" Itu poin utamanya!” kata Joo Myung heran
“Masalahnya adalah aku tidak mengerti kenapa kita melakukan ini...” kata Jung Kook menghela nafas. Joo Myung menatap sinis.
“Aku mengerti... Seperti kataku sebelumnya, menurutku ada kekurangan dalam janji-janji kita... Itu sebabnya ratingku sangat rendah. Aku akan mencegah perumahan masyarakat kurang mampu dan membangun kompleks apartemen mewah. Aku akan memberimu jalur kereta bawah tanah. Jika semua itu berhasil, seharusnya aku mendapatkan lebih dari 3,9 persen.” Kata Jung Kook.
“Lalu? Kau tidak bisa melakukannya karena tidak menyukai janji itu... Baiklah... Mari kita lupakan itu... Lupakan debat yang disiarkan di televisi dan semuanya.” Ucap Joo Myung sambil mengebrak buku diatas meja.
“Tidak, bukan itu maksudku.” Kata Jung Kook. Joo Myung sudah tahu itu sebenarnya yang dimaksud Jung Kook.
“Berhentilah memperdebatkan semantik.” Keluh Jung Koo 
“Kalau begitu, lakukanlah seperti perkataanmu, Berengsek. Kau hanya seorang penipu yang selalu berbohong. Berani-beraninya kau melawanku!” kata Joo Myung tak bisa menahan amarah.
Wang Go menganguk mengerti lalu kaget mengetahui Jung Kook adalah  Penipu. Jung Kook mencoba menjelaskan kalau tidak membicarakan tentang berkata jujur Tapi jika dirinya terus berbohong dan mengatakan hal-hal yang ingin mereka dengar, menurut Jung Kook akan kalah.
“Kau melihat apa yang terjadi akibat aku terus membohongi Mi Young. Kau mungkin berpikir pernikahan dan pemilu sama sekali tidak berkaitan, tapi semua orang sama. Menurutku aku tidak boleh menipu orang-orang jika hidupku tergantung pada ini.” Jelas Jung Kook
“Jika hidupmu tergantung pada ini, maka kau tidak boleh melakukan kesalahan. Kau bisa berbohong, menipu, dan melakukan apa pun yang kamu inginkan. Tapi begitu kau membuat satu kesalahan saja, hidupmu akan berakhir.” Tegas Joo Myung memberikan nasehat.
“Coba Lihat aku... Aku membuat satu kesalahan, dan aku di sini melakukan ini bersama seorang penipu.” Kata Joo Myung. Wang Goo makin kaget karena Jung Kook benar-benar Penipu
“Jadi, jika kau ingin menyelamatkan istrimu dan menyelamatkan dirimu, lupakan penilaianmu dan ikuti penilaianku saja. Kau bilang  akan percaya dan menurut, tapi kau terlalu cerewet... Ayo Chul Soo. Ulangi pertanyaan itu.” Ucap Joo Myung
“Baik. Menurutku... Menurutku rencana-rencana ini memisahkan lingkungan dan mempolarisasikan distrik. Bagaimana pendapatmu?” kata Charles.
Jung Kook hanya diam saja, Joo Myung meminta Jung Kook mengatakan "Aku tidak setuju." Tapi Jung Kook hanya diam saja. Joo Myung kembali mengulang kalau Jung Kook harus  mengatakan  "Aku tidak setuju." Sekarang sambil berteriak marah.
“Aku tidak setuju... Aku tidak setuju.” Ucap Jung Kook terlihat sangat terpaksa. 

Akhirnya mereka pun berkampanye keliling kota, dengan mobil terbuk. Joo Myung berteriak agar memilik Jung Kook Kandidat nomor lima. Jung Kook terlihat masih kesal, Joo Myung menyuruhnya agar bisa tersenyum. Jung Kook tersenyum dengan terpaksa.
“Kenapa kau terlihat sangat kesal? Apakah tentang kejadian tadi?” tanya Joo Myung. Jung Kook mengaku tidak seperti itu.
“Seakan-akan mereka akan memilihmu dengan senyum seperti itu.” Tegas Joo Myung. Jung Kook tersenyum meminta agar memilih Kandidat nomor lima Yang Jung Gook!
“Omong-omong, besok pagi... Jangan berpikir untuk mengatakan hal bodoh selama debat besok. Kau harus Baca apa yang kutuliskan. Lalu kamu akan mendapatkan 4 hingga 5 persen dengan mudah. Paham?” tegas Joo Myung. Jung Kook mengaku paham.
“Kau tidak memahami dunia ini... Kampanye mencakup membohongi orang-orang sehingga mereka memercayai kebohonganmu. Siapa yang membuat kebohongan terbesar? Itulah inti dari memenangkan pemilu. Jadi, percayalah kepadaku...” kata Joo Myung
“Aku memercayaimu. Aku percaya...”  Sudah cukup. Kau membuatku kesal.” Keluh Jung Kook.
Joo Myung mengeluh karena Jung Kook terus mencari masalah dan ingin memukulnya. Saat itu seseorang lewat dengan mobilnya menyap Joo Myung. Joo Myung pun menahan tanganya lalu memberitahu agar memilih Kandidat nomor lima.
“Apa julukanmu?” kata Joo Myung. Jung Kook menjawab adalah “Warga Pemberani.”
“Dia akan dengan berani membuat perubahan... Dia Warga Pemberani.” Ucap Joo Myung, akhirnya teman Joo Myung pun perg.
“Orang brengsek itu tidak akan memilihmu... Dia pengikut Kang Soo Il...” ucap Joo Myung
“Begitu rupanya. Tidak mengherankan. Dia mirip orang brengsek.. Omong-omong, bukankah menurutmu kita terlalu menyerang Han Sang Jin selama debat?” kata Jung Kook.
“Apakah kamu merasa bersalah karena dia kakak istrimu?” ucap Joo Myung.
“Bukan begitu, tapi dia orang yang sangat baik. Dia juga punya ide-ide bagus.” Kata Jung Kook
“Kau menyukai dia, kan?” ucap Joo Myung. Jung Kook mengeluh dengan pertanyaan Joo Myung.
“Halo! Nomor dua, Han Sang Jin... Maksudku, Yang Jung Gook. Nomor lima.” Ucap Jung Kook melakukan kesalahan sendiri.
“Aku benar. Kau menyukai dia... Menurutmu dia politisi yang jujur.” Akui Jung Kook.
Joo Myung meminta Jung Kook agar Jangan lakukan itu karena harus menyerang Sang Jin. Jung Kook bertanya apakah sekarang. Joo Myung Myung menyuruh agar melakukan sekarang dan Anggap saja latihan untuk besok.
“Kau tidak bisa tiba-tiba menyuruhku melakukan itu.” Keluh Jung Kook. Joo Myung mengejek kalau Jung Kook memang menyukai Sang Jin. Jung Kook menyangkal.
“Lalu kenapa kau tidak bisa melakukannya? Kamu bilang kamu memercayaiku. Jadi, serang dia.” Ucap Joo Myung.  Akhirnya Jung Kook akan mulai menyerang. 




“Halo, warga Inbuk-2... Aku kandidat nomor lima, Yang Jung Gook. Di antara para kandidat ada seseorang yang ingin menjadi presiden. Dia adalah kandidat nomor dua, Han Sang Jin.” Ucap Jung Koo. Joo Myung berkomentar kalau Itu terlalu lemah. Jung Kook mengumpat marah
“Untuk Han Sang Jin, pemilu ini bukan apa-apa selain batu pijakan untuk hal-hal yang lebih besar.. Coba Lihat saja wajahnya... Bukankah penuh ambisi?” kata Jung Kook.
Sang Jin terus menyapa semua pejalan kaki yang lewat, meminta agar memilih nomor dua dan berjanji akan berusaha sebaik mungkin. Semua timnya pun memberitahu kalau Sang Jin pekerja muda,
“Han Sang Jin masih mendapatkan uang saku walau usianya sudah lebih dari 40. Apa itu masuk akal? Adakah putra yang lebih buruk? Dan ini sesuatu yang hanya diketahui olehku. Han Sang Jin mengirim 30 dolar sebagai hadiah untuk pernikahan adiknya! Bagaimana mungkin orang baik melakukan itu?” teriak Jung Kook.
Sang Jin yang mendengarnya hanya bisa terdiam, Beberapa orang yang mendengar menatap Sang Jin dengan tatapan mengejek karena uang 30 dolar untuk adiknya keterlaluan. Pejalan kaki yang lain merasa Sang Jin  sama persis dengan penampilannya.
“Sudah kubilang dia tidak baik... Dia terlihat kotor.” Komentar wanita lainya. Anak Buah Sang Jin marah akan membalas dendam.
“Tidak apa-apa. Itu lucu.” Ucap Sang Jin menahan diri. Dua anak buahnya heran kalau Sang Jin berpikir kalau itu hanya gurauan.
“Tapi benarkah kau memberinya 30 dolar? Apa? Tidak, bukan? Itu bohong, bukan?” kata anak buahnya memastikan. Sang Jin binggung akhirnya mengaku kalau itu bohong.
“Bagus. Hanya sampah yang akan mengirim itu.” Ucap anak buah Sang Jin. 



Di dalam mobil, Jung Kook makin mengebu-gebu akan memberitahu sesuatu yang mengejutkan tentang Han Sang Jin. Joo Myung yang melihat Sang Jin dari kejauhan meminta Jung Kook agar menghentikanya. Tapi Jung Kook tak peduli ingin terus bicara.
“Dia memberi adiknya 30 dolar itu sebagai hadiah pernikahan dua tahun setelah dia menikah... Ini keterlaluan! Apa kalian berencana mengirim seseorang seperti dia ke Majelis Nasional?” teriak Jung Kook mengebu-gebu lalu tersadar kalau mobilnya melewati Sang Jin.
“Han Sang Jin adalah orang pertama dalam sejarah yang merupakan pria yang baik.” Kata Jung Kook panik dan terlihat malu. Sang Jin pun hanya bisa terdiam. 

Akhirnya Jung Kook pergi membawa minuman dan bertemu dengan Sang Jin sambil meminta maaf.  Sang Jin mengaku kalau sangat terkejut saat mendengar Jung Kook yang mengikuti pemilu. Jung Kook kembali meminta maaf karena tidak bisa memberitahu lebih awal.
“Tidak perlu... Aku juga tidak bisa menelepon... Aku pikir kau akan merasa bersalah jika aku melakukannya.” Kata Sang Jin.
“Aku harus merasa bersalah.... Dan mengenai perkataanku tadi...” kata Jung Kook. Sang Jin pikir tak masalah.
“Itu lucu... Tapi mengenai 30 dolar itu...” kata Sang Jin, Jung Kook langsung menyela.
“Ya. Mi Young mengatakan kau mungkin melakukan kesalahan.” Ucap Jung Kook.
“Bagus. Aku senang kita sudah menyelesaikan kesalahpahaman itu. Jadi, jangan...” ucap Sang Jin.
“Aku tidak akan membahasnya lagi... Maaf.” Ucap Jung Kook. Sang Jin pikir tak perlu seperti itu, Tidak perlu menyesal.
“Omong-omong, kerjamu bagus belakangan ini, kan?” kata Sang Jin. Jung Kook mengaku sudah berusaha keras, tapi tidak mendapatkan hasil.
“Kau tahu. Polingku 3,9 persen... Kau pasti merasa senang. Kau hanya ketinggalan tujuh persen dalam poling... “Ucap Jung Kook
“Aku sedih karena selisihnya lebih besar dari lima persen. Kau tahu kampanye negatifnya.” Kata Sang Jin. Jung Kook mengaku sudah tahu.
“Kenapa kau tidak melakukan hal yang sama kepadanya?” tanya Jung Kook
“Aku tidak ingin berbuat sejauh itu. Aku ingin menang dengan benar dan kalah dengan benar.” Ucap Sang Jin.
Jung Kook bertanya kenapa Sang Jin yang tidak mengganti janjinya karena Anggota Majelis Kim Joo Myung mengatakan inti dari kampanye adalah membohongi orang-orang agar memercayai kebohongannya, Kebohongan tanpa jiwa.
“Aku akan membuat Jalur Sinbundang ke kota kita... Hal-hal seperti itu, kan?” kata Sang Jin dengan tawanya.
Ya. Sejujurnya, menurutku kita tidak butuh jalur kereta bawah tanah di kota kita... Tapi ini kampanye... Lihat ke arah yang lain dan beri tahu mereka kau akan memberi mereka jalur kereta bawah tanah. Lalu kau akan mendapatkan suara dan mengalahkan Kang Soo Il.” Ucap Jung Kook.
“Jung Gook. Apa yang kau katakan kepada Mi Young saat kalian menikah?” tanya Sang Jin
“Itu... Aku akan membahagiakan dia.” Ucap Jung Kook. Sang Jin mengetahui Jung Kook yang berjanji akan membahagiakan adiknya.
“Kau bersungguh-sungguh,kan?” kata Sang Jin. Jung Kook menegaskan itu sudah pasti
“Apa kau masih menepati janji itu?” kata Sang Jin. Jung Kook terlihat binggung menjawabnya.
“Benar... Sulit untuk menepati janji yang sungguh-sungguh. Bagaimana kau bisa menjanjikan sesuatu yang tidak sungguh-sungguh? Sudah jelas kau tidak akan menepatinya. Saat mengikuti pemilu Anggota Majelis, kau tidak melakukannya untuk mendapat suara. Kau melakukannya untuk masyarakat.” Jelas Sang Jin
“Kau sangat berbeda dari orang lain yang kukenal.” Komentar Jung Kook.
“Tidak. Anggota Majelis Kim adalah orang yang luar biasa... Dia juga menciptakan beberapa kebijakan bagus... Intinya, bertahanlah. Aku harus pergi. Aku harus berkampanye lagi.” Kata Sang Jin akan pergi. Jung Kook pun mempersilahkan.
“Satu hal lagi... Mengenai Mi Young... Tampaknya belakangan ini dia mengalami kesulitan... Kau uruslah dia. Dia tampak kurang sehat... Dia adikku satu-satunya... Terima kasih.” Pesan Sang Jin sebelum pulang. Jung Kook menganguk mengerti. 


Jung Kook didalam ruangan menatap foto pernikahan dengan  Mi Young tapi terlihat memikirkan sesuatu. Mi Young sedang bekerja melihat nama  "Suami" dalam ponselnya lalu mengangkatnya.  Jung Kook terlihat gugup bertanya apakah Mi Young tidur. Mi Young mengaku masih bekerja.
“Ah... Begitu rupanya... Apa Kau sudah makan?” tanya Jung Kook. Mi Young pikir pasti sudah makan karena sudah malam dan bertanya balik.
“Aku sudah makan... Bagaimana pekerjaanmu?” kata Jung Kook terdengar cangung.
“Tidak buruk... Bagaimana kampanyenya?” ucap Mi Young. Jung Kook pikir Tidak buruk untuknya juga.
“Apa kegiatanmu besok?” yanya Jung Koo. Mi Youn mengaku harus pergi ke suatu tempat untuk sebuah kasus.
“Oh.. Begitu... Aku akan mengikuti debat yang disiarkan di televisi besok.” Ucap Jung Kook. Mi Young mengaku tahu dengan nada dingin.
“Menurutku aku tidak akan bisa menontonnya.” Kata Mi Young. Jung Kook berdiri menatap jendela.
“Tidak apa-apa. Pekerjaan harus diutamakan.” Kata Jung Kook lalu berpikir Mi Young ada sesuatu yang ingin dikatakan kepadanya.
“Tentang apa yang harus dilakukan selama debat atau hal-hal seperti itu?” kata Jung Kook.
“Aku tidak tahu apa-apa tentang politik.” Ucap Mi Young. Jung Kook pun berpikir kalau tidak tahu juga.
“Kau mungkin tidak tahu tentang politik, tapi kau tetap bisa memberitahuku apa yang harus kulakukan... Beri tahu aku. Tidak apa-apa. Kau ingin aku melakukan apa besok?” tanya Jung Kook.
Mi Young hanya meminta agar Jung Kook melakukan yang dinginkan, menurutnya Jung Kook akan tidak bisa tidur saat malam jika dipaksa melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Jung Kook mengerti akan mencobanya.
“Mi Young, ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu. Aku akan menepati janjiku untuk memastikan kau tidak akan terluka. Jadi, jangan mengkhawatirkan apa pun yang kulakukan. Dan Juga, maafkan aku karena menciptakan situasi ini.” Ucap Jung Kook
“Aku tidak khawatir... Khawatir tidak akan memecahkan apa pun. Jadi Tanganilah itu. Aku tidak akan mengkhawatirkannya.” Ucap Mi Young menatap foto Hoo Ja dimejanya. 
Jung Kook pun menyudahi telpnya, Mi Young berharap Semoga beruntung dengan debatmu besok lalu terdiam menatap foto Hoo Ja. 

Jung Gook sudah siap dengan jas dan rambut yang klimis, semua timnya mengelu-elukan nama “Yang Jung Gook” Sementara Mi Young meminta anak buahnya agar memberikan ponselnya. Jung Kook sudah siap pergi dengan Joo Myung yang mengemudikan mobilnya.
Jung Kook melihat ada dua orang yang sedang demo menolak pindah. Saat itu dua polisi meminta mereka pergi karena tidak boleh berdiri di sini.  Si Pria memegang papan "Datangkan Jalur Sinbundang ke Inbuk-dong" wajah Jung Kook terlihat sangat serius.
Mi Young melakukan penangkapan, Anak buahnya bertanya apakah gugup lagi. Detektif Lain mengaku pasti gugup, lalu diejek dengan detektif lainya kalau pasti harus kencing saat kita tiba di lokasi. Detektif Lee meminta mereka untuk diam saja. Detektif Koo melirik pada Mi Young yang terlihat gugup. 


Jung Kook sampai digedung, para wartawan sudah menunggu dan saat Jung Kook turun wartawan langsung mengajukan pertanyaan “Bagaimana perasaan Anda tentang debat ini?” Jung Kook mengaku  akan berusaha sebaik mungkin.
“Apa Anda menyiapkan strategi?” tanya wartawan. Joo Myung langsung menyela kalau akan memberikan pernyataan nanti.
Akhirnya Jung Kook siap masuk ke dalam ruangan siaran, sudah ada Sang Jin dan juga Tuan Kang duduk di depan tulisan "Debat Kandidat Majelis" Hoo Ja sibuk bermain billiard dengan menonton siaran debat di ruangannya.
“Debat para kandidat Majelis akan segera dimulai.” Ucap MC.

Sementara di rumah Jung Kook, ayahnya akan siap melihat debat anaknya. Min Ji langsung menganti dengan channel drama. Tuan Yang mengeluh karena Min Ji yang malah menyalakan drama, Min Ji mengaku  Ini acara yang selalu ditonton.
“Kau bisa menontonnya nanti!” teriak Tuan Yang kesal. Mi Jin mengeluh  Kenapa harus menontonnya nanti jika ditayangkan sekarang.
“Hidupmu lebih sinetron daripada itu!” teriak Tuan Yang., Mi Yin pun kesal ayahnya yang membentaknya selagi mereka makan. Ha Roo langsung menutupi makanan. 

Mi Young menerima pesan dari ibunya agar bisa berhati-hati, akhirnya sampai di "Pemandian Weolcheon" Sementara Joo Myung meminta Jung Kook agar ikuti saja naskahnya dan bersikap Santai. Jung Kook menganguk mengerti.
Saat itu Joo Myung memberikan salam pada moderator debat yang sudah lama tidak berjumpa. Jung Kook terus mencoba menghafal semuanya, Mi Young akan masuk ke dalam meminta timnya agar menyiapkan perlengkapan dan Jangan gugup.
“Jika menurutmu waktunya tepat, majulah.” Kata Detektif Lee. Semua menganguk mengerti.
“Perumahan masyarakat kurang mampu. Apartemen mewah.” Ucap Jung Kook lalu melirik melihat pesan yang masuk ke dalam ponsel Joo Myung
“Pengaduan perdata terhadap  Kim Mi Young sudah siap.” Tatapan Jong Kook langsung menatap sinis.
Bersambung ke episode 16

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar