PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 29 Desember 2017

Sinopsis Black Knight Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Sharon masih tertidur di sofa, saat itu Seung Hoo masuk ke dalam ruangan melihat Sharon tertidur berusaha membangunkanya. Sharon seperti setengah sadar bisa mendorong Seung Hoo dengan kakinya agar tak mendekatnya. Seung Hoo kaget lalu menyapa bosnya.
“1, 2... Ini suaraku kan?” kata Sharon akhirnya terbangun dari tidurnya.
“Ada apa denganmu pagi-pagi sekali?” tanya Seung Hoo binggung.
“Berapa lama aku pingsan? Hari apa ini?” tanya Sharon. Seung Hoo memberitahu Ini hari Rabu, Kemarin hari Selasa.
“Ini aneh.. Seharusnya aku keluar beberapa hari lagi.” Kata Sharon
“Kenapa? Kenapa kau berpikir begitu?” tanya Seung Hoo binggung
“Itu karena aku lelah.” Kata Sharon. Seung Hoo heran Sharon yang belum melakukan apapun tapi malah lelah
“Aku merasa hebat... Jadi Ayo Menari.” Kata Sharon seperti memiliki semangat.
“Musik apa yang harus kumainkan?” tanya Seung Hoo. Sharon mengatakan apa saja. 

Baek Hee masuk ruangan meminta Seung Hoo agar membawakan kopi. Seung Hoo tahu Dengan setengah sendok gula lalu bergegas pergi. Sharon santai melihat Baek Hee yang datang,  Baek Hee langsung membuka baju yang dipakai Sharon. Sharon binggung yang dilakukan Baek Hee tiba-tiba.
Baek Hee akhirnya menemukan tulisan di bagian punggung (Hantu berkeliaran) lalu berteriak kesal pada Sharon yang melakukan ini. Sharon akhirnya panik melihat ada tulisan China dibagian tubuhnya. Baek Hee pikir mereka akan berakhir sekarang. Sharon makin panik.
“Apa yang kau lakukan kemarin?” ucap Baek Hee. Sharon menyuruh Seung Hoo membawakan sabun Dan beberapa pembersih spot.
“Kau semalam bercanda kan? “ kata Baek Hee.
“Tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku sakit selama beberapa hari, dan begitulah.” Akui Sahron.
“Saat itu, kau tidak memanfaatkan Jung Hae Ra.” Kata Baek Hee. Sharon bertanya ada apa dengan Hae Ra.
“Jika kau melakukannya lagi, maka kalimat itu akan dituliskan di seluruh tubuh dan wajahmu. Dan Akan dinyatakan bahwa kau adalah hantu yang mengembara.” Kata Baek Hee. Sharon bertanya Bagaimana Sharon tahu itu
“Aku punya firasat dan Itu juga ada di bahuku.” Kata Baek Hee. Sharon kaget mendengarnya.
“Mengapa aku perlu menuliskan kalimat ditubuhku? Itu semua karena kau!” kata Baek Hee kesal
“Apa yang kulakukan? Apa kesalahan yang telah aku perbuat?” ucap Sharon merasa tak bersalah.
“Kenapa kau tak pernah merenungkan dirimu sendiri? Kau jahat dan bodoh... dasar Nenek berusia 250 tahun!” kata baek Hee marah
“Kaulah yang harus dihukum. Kau adalah wanita gila... yang ditinggalkan oleh seorang pria dan menukar bayi.” Kata Sharon membalas.

Baek Hee menenang kursi sampai rusak. Sharon mengeluh kalau itu  harganya 3.000 dolar. Keduanya sempat berkelahi, Baek akhirnya memukul bongkok Sharon seperti anak kecil yang bandel, sambil mengatakan  ingin membunuhnya jika bisa.
“Aku akan menceritakan semuanya sebelum aku mati. Aku akan pergi ke statisun TV dan mengatakan bahwa kita telah hidup sejak dinasti Joseon.” Kata Sharon. Baek Hee kesal Sharon yang gila.
“Kau tidak sekuat dulu.” Ejek Sharon setelah menerima pukulan Baek Hee.
“Jika kalimat itu tertulis di wajah kita, maka kita akan selesai” ucap Baek Hee marah
“Ayo temukan solusinya... Pasti ada sesuatu.” Kata Sharon

Flash Back
Seorang pria tua sedih karena Boon Yi yang malang meninggal. Baek Hee mengatakan Mereka berdua akan bertemu lagi pada hari yang cerah. Si pria tua  mengatakan ingin minta tolong padanya dengan menambahkan doa untuk Boon Yi. Baek Hee pun mempersilahkanya.
“Aku telah menjadi pelayan rendahan seumur hidup. Tapi aku menganggap diriku berharga sepanjang waktu. Itu berkat Boon Yi. Dia merasa kasihan padaku karena bakatku tidak bisa bersinar”ucap si pria
“Doa apa yang akan kau katakan?” tanya Baek hee
“Aku tak akan mengatakannya keras-keras. Aku akan meninggalkannya sebagai kalimat tertulis.” Kata Si pria
“Kurasa aku harus menemukannya. Tapi dimana dan bagaimana aku bisa menemukannya?” ucap Baek Hee yang mengingat si bapak tua.
Sementara Sharon meminta Seung Hoo agar bisa mengosok lebih keras. Seung Hoo heran Sharon yang  mendapatkan tato berpikir kalau mendapatkannya dari Hongdae. Sharon berpura-pura mengaku tak tahu.
“Kurasa itu tak akan hilang. Kenapa tidak biarkan saja? Ini unik.”kata Seung Ho. Sharon seperti tak percaya kalau  terlihat seksi. Seung Hoo menganguk. Sharon pun berpikir Ini terlihat bagus.
“Dia gila... Dia berusia lebih dari 200 tahun, tapi masih belum dewasa...” keluh Baek Hee melihat tingkah Sharon. 



“Tidak masalah... Terus lakukan hal bodoh, dan lempar ke udara jika perlu.” Orang yang bisa mengendarai sepeda motor dengan baik. Iya... Gunakan orang itu.” Ucap Tuan Park berbicara ditelp dengan Gon sudah duduk didepanya.
“Apakah ayah akan pergi ke pertemuan Dewan Revitalisasi Kota?” tanya Gon. Tuan Park mengatakan tidak akan pergi.
“Mereka akan membuatnya seperti dengar pendapat. Moon Soo Ho akan ada di sana.” Ucap Gon. Tuan Park pikir anaknya yang harus pergi.
“Aku punya pendapat yang bertentangan. Bolehkah aku ke sana dan mengatakan apa yang kuinginkan?” ucap Gon
“Seharusnya aku menikah lagi.” Pikir Tuan Park. Gon pikir tak mungkin karena Ayahnya terlalu pelit.
“Aku akan menikah dan memiliki anak yang sepertiku.” Keluh Tuan Park
“Jika Ayah berjanji satu hal, maka Aku akan berada di pihakmu. Ayah bilang akan memberi Hae Ra sebuah toko. Jadi Tulis sebuah kontrak, dan nyatakanlah itu.” Kata Gon. Tuan Park heran kenapa ia harus melakukanya.
“Ayah telah menjadikan Hae Ra sebagai orang miskin. Setelah ayahnya meninggal dunia, lalu Ayah merencanakan sesuatu dengan staf akuntansi...” kata Gon
“Itu tidak pernah terjadi! Apa kau menyukai Hae Ra?” ucap Tuan Park. Gon membenarkan kalau menyukai Hae Ra.
“Lalu mengapa menikahi Young Mi?” Tanya Tuan Park
“Dia hanyalah teman yang kusayangi. Kurasa ini karena aku seperti ayah. Ayah menikah ibu, Meskipun ayah mencintai orang lain. Apa yang menyakitimu hari ini?” kata Gon
Tuan Park menyuruh Gon pergi saja. Gon merasa ayahnya belum menjawabnya. Tuan Park menyuruh Gon Pergilah dan lakukan apapun yang dinginkan karena tak peduli jika berpihak pada Soo Ho jadi keluar saja. 


Ji Hoon berlatih sendirian di ruangan, lalu teringat kembali saat Hae Ra mengodanya tidak akan pulang malam ini, bahkan memberikan ciuman di pipinya. Saat seseorang datang menghampirinya, Gon datang menemui Ji Hoon ditempat latihan.
Ji Hoon melihat Catatan pendaftaran Gon kalau Pelatih pribadi adalah Jae In. Gon membenarkan dengan memuji Jae In yang baik hati  tapi pindah ke pusat lain. Ji Hoon berjanji kalau akan melatih Gon lebih keras.
“Kudengar kau juga melatih Moon Soo Ho kan?” ucap Gon. Ji Hoon membenarkan.
“Apa kau mengenalnya?” tanya Ji Hoon. Gon balik bertanya apakah Soo Ho yang berlatih keras.
“Tentu saja... Tapi dia tidak bisa melakukannya setiap hari karena dia sibuk.” Kata Ji Hoon
“Oh...  Pak Moon sedang sibuk. Aku mengerti.” Kata Gon penuh arti. 



Ji Hoon pergi ke toko perhiasana mengatakan mencari kalung dan anting untuk wanita berRambut pendek. Pegawai mengatakan kalau  mencari sesuatu yang sederhana, menunjuk beberapa perhiasan akan menjadi pilihan yang baik
“Jika kau mencari desain yang mewah, Aku merekomendasikan yang ini. Wanita berusia 20 dan 30an lebih suka desain ini juga” ucap Si Pegawai. I Hoon menunjuk sebuah perhiasan yang dinginkanya tapi terlihat ragu.
Flash back
Gon memberikan sebuah amplop mengaku Ini tidak banyak, jadi bisa membeli kopi. Ji Hoon pikir tak perlu karena tak butuh uang untuk membeli kopi. Gon tetap mendesak Ji Hoon untuk membeli beberapa cangkir kopi.
“Beli kopi dengan itu, dan katakan padaku bagaimana kabar Pak Moon akhir-akhir ini.” Ucap Gon
“Apa kau memata-matainya?” kata Ji Hoon curiga. Gon mengaku bukan seperti itu
“Aku ingin bekerja dengannya, tapi aku punya sedikit informasi. Kudengar dia orang yang hebat.” Kata Gon.
Akhirnya Ji Hoon membeli perhiasan dengan uang yang diberikan Gon tanp curiga, saat keluar mengingat pesan Gon agar  rahasiakan kalau meminta bantuannya. 


Soo Ho melihat peta Seoul Neighborhood Project mengatakan kalau Toko buku, pemandian, dan hanok yang dibeli oleh bibi Hae Ra , dengan bentuk Segitiga adalah poros lingkungan jadi harus melindungi daerah ini lalu bertanya Bagaimana dengan tanah tanpa bangunan?
“Sudah kucari tahu, pemilik lahan tidak berniat menjualnya. Ketua Park belum tertarik dengan itu.” Ucap Tuan Han
“Kita harus membelinya duluan. Jika kita tidak bisa membeli tanah, mari kita meminta hak atas permukaan.” Ucap Soo Ho. Tuan Han menganguk mengerti. 

Saat itu Ji Hoon masuk ke dalam ruangan, Tuan Han melihat Ji Hoon datang bertanya apakah Soo Ho ada jadwal latihan hari ini. Ji Hoon mengaku tak ada tapi hanya mampir untuk memberikan kopi. Soo Ho dengan ramah menyuruh Ji Hoon duduk saja.
“Silakan pelajari mulai hari ini.” Ucap Soo Ho kembali berbicara dengan Tuan Han.
“Ya pak. Aku akan mulai dengan hak permukaan.” Kata Tuan Han. Diam-diam Ji Hoon mendengarnya.
“Coba temukan Jaksa Jang dan katakan padanya untuk meneleponku”kata Soo Ho sebelum Tuan Han keluar ruangan.
Ji Hoon sengaja memberikan secangkir kopi diatas meja. Soo Ho mengucapkan terimakasih lalu bertanya tas yang dibawa oleh Ji Hoon. Ji Hoon mengatakan isinya adalah kalung dan anting. Soo Ho mengodanya kalau hadiah itu untuknya.
“Kau mengatakannya seolah menginginkannya.” Kata Ji Hoon malu-malu.
“Kau pasti sangat baik pada pacarmu.” Puji Soo Ho. Ji Hoon pikir tak perlu menanyakanhal itu dengan wajah bangga. 



 Ketua tim, Hae Ra, Joo Hee pergi ke supermarket bergegas mengambil semua minuman yang dibutuhkan, masukan semua ke dalam keranjang. Mereka juga pergi ke bagian rak snack dengan mengambil semua makanan yang dibutuhkan.
“Direktur utama tidak pernah mengecewakan kita Mengapa dia menginginkan daging dendeng untuk rapat dewan?.” Kata Ketua Tim
 “Mereka perlu mengunyahnya supaya omelannya tak banyak.” Ucap Joo Hee
“Apa kita hanya membeli dendeng sapi?” tanya Hae Ra
“Dia menyuruh kita untuk membeli begitu banyak barang, Tapi kenapa dia tidak memberi kita uang? Kita harus menggunakan uang tim kita untuk ini.” Keluh ketua Tim
“Kita akan bungkus disini, jadi pergi siapkan semuanya.” Kata Joo Hee bergegas pergi. Saat itu Hae Ra melihat sebuah teflon dengan bergambar dan sengaja membelinya. 

Ji Hoon bertemu kembali dengan Gon mengatakan Mereka berbicara tentang hak permukaan dengan peta tersebar di atas meja. Gon heran Soo Ho membahas Hak permukaan. Ji Hoon menjelasn adalah jenis hak realty dengan menjelaskan Agar lebih sederhana
“itu adalah hak untuk membangun di tanah orang lain dan memanfaatkan bangunan.” Kata Ji Hoon. Gon binggung  maksud Tanah orang lain
“Jika kau punya banyak lahan, coba bicaralah dengannya. Untuk kasus tertentu, mereka memasukkan kemudahan dalam kontrak, jadi ingatlah itu.” Kata Ji Hoon
“Kau tahu cukup banyak tentang hukum.” Ucap Gon. Ji Hoon mengelak karena hanya mengambilnya dari sana sini.
“Pokoknya, terima kasih. Aku harus mencoba berbicara dengannya untuk bisnis ini.” Ucap Gon penuh arti. 

Ruang Rapat
“Menyelenggarakan kontes untuk gambar spot wisata dan membuat orang berpartisipasi dengan menandai nama agen kami di postingan mereka... tampaknya jadi yang teraman dan ide terbaik dari semuanya. Bagaimana menurutmu?” kata Direktur. Hae Ra langsung mengangkat tangan.
“Terlalu aman rasanya membosankan.” Kata Hae Ra. Direktu ingin meng akhiri pertemuan hari ini.
“Izinkan aku mengatakan sesuatu.” Kata Hae Ra. Ketua Tim pikir Akan lebih baik jika  punya lebih banyak pendapat.
“Mari kita dengarkan dia... Kau punya waktu dua menit.” Ucap Direktur. Hae Ra pun mengucapkan Terima kasih.

Hae Ra membawakan sebuah kotak menceritakan pergi ke toko beberapa waktu yang lalu, dan ada penggorengan telur dengan tampilan gambar di bagian telur. Ia pikir Itu membuat orang yang tak berniat membelinya, tapi dengan mengubah pikiran pembeli.
“Kotak Pohon adalah layanan penyimpanan pakaian yang populer di AS. Bila kau tak punya cukup ruang untuk menyimpan pakaian dirumah atau jika sulit untuk mengelolanya, Kau hanya perlu meletakkan pakaianmu dalam kotak... dan kirimkan ke pusat layanan. i” ucap Hae Ra mencontohkan jaketnya disimpan dalam kotak
“Mereka akan menjaga pakaianmu tetap rapi sampai kau membutuhkannya lagi.Jika kau setuju, mereka menyediakan layanan pertukaran pakaian antar pelanggan.” Kata Hae Ra.
“Berhentilah melakukan hal yang konyol.” Keluh Direktur
“Jika kau bisa membawa lebih sedikit pakaian diperjalanan, Jika kau dapat menikmati perjalananmu dalam pakaian yang lebih bagus darimu dan tinggalkan saja saat kau pulang. Jika ada agen perjalanan dengan layanan seperti itu, maka itu akan bagus sekali.” Ucap Hae Ra terus berbicara.
“ Hal ini sering terlihat di dekat istana akhir-akhir ini. Apakah mereka pergi ke istana. karena mereka ingin mencoba hanbok cantik ini Atau apakah mereka memakainya karena mereka ingin ke sana?” kata Hae Ra.
“Pelancong muda akhir-akhir ini membuat reservasi untuk tiket dan hotel mereka secara terpisah menggunakan situs yang berbeda. Agar tidak ketinggalan, kita perlu berpikir secara berbeda.” Kata Ketua Tim
“Ini adalah ide yang bisa kita lakukan bersama dengan perusahaan pakaian dan pabrik berukuran kecil.A ku mengenal seorang desainer hebat dengan toko penjahitnya. Jika kau menempatkanku pada tanggung jawab atas proyek ini, maka Aku yakin bisa mendatangkan hasil penjualan yang bagus.” Jelas Hae Ra. Ketua tim dan Joo Hee juga merasa yakin


Sharon membuka bungkus plester mengeluh Baek Hee mengeluarkan kekuatanya untuk sesuatu yang sia-sia. Tapi ia merasakan sakit dan tak percaya kalau Baek Hae yang membuat tangannya terkilir dengan memasangkan plester.
Ia teringat saat bertemu dengan Soo Ho bertanya “Apa kau tahu dimana rumahku?” Soo Ho mengatakan mengetahuinya kalau tempatnya sama dengan yang ditinggalinya sekarang. 

Hae Ra berkumpul dengan ketua Tim dan Joo Ho sambil makan eskrim, mengaku setelah sekian lama akhirnya bisa melakukanya. Ketua Tim mengajak mereka Makan yang banyak dan berbahagia untuk hari ini karena Karyawan muda memberi tepuk tangan.
“jadi dia memberi kami izin, tapi aku yakin dia akan memilih semua yang kita lakukan.” Ucap Ketua Tim
“Nilai merek kita akan naik jika semuanya berjalan dengan baik.” Kata Joo Hee.
“Dia tidak pernah menginginkan nilai merek perusahaan kita untuk naik, kau konyol Dia hanya peduli dengan promosinya. Dia tak memiliki kasih sayang terhadap perusahaan ini.” Kata Ketua Tim
“Tapi aku punya... Tapi kali ini, Tujuanku adalah untuk mensukseskan proyek ini... dan diangkat ke cabang di luar negeri.” Kata Hae Ra dan melihat dari toko penjahit yang menelpnya. 

Sharon menelp meminta agar Hae Ra memberitahu alamat karena ingin mengirimkan baju baru. Hae Ra pikir akan meneleponnya dengan bertanya apakah punya waktu untuk makan malam hari ini. Sharon mengaku punya waktu.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu. Haruskah aku pergi ke tokomu, atau akankah kau datang ke toko Young Mi?” kata Hae Ra
“Tentang apa ini?” tanya Sharon. Hae Ra mengaku Ceritanya panjang.
“Aku akan meneleponmu setelah selesai.” Kata Hae Ra.
“Bagaimana perasaanmu? Apakah ada sesuatu yang aneh terjadi padamu? “ kata Sharon. Hae Ra binggung bertanya apakah ada yang aneh. Sharon tak ingin membahasnya lagi.
“Aku akan menemuimu di toko temanmu.” Kata Sharon lalu menutup telpnya.
“Aku akan menemuinya. Aku harus berbicara lebih dulu dengannya.” Kata Hae Ra pada dua temanya. Keduanya kembali menikmati es krim bersama. 

Bibi Lee membantu di butik Young Mi. Young Mi memberitahu Hae Ra akan datang. Bibi Lee bertanya kenapa Hae Ra datang. Young Mi menceritakan Hae Ra yang bilang akan mendapatkan proyek penting jadi ingin membicarakannya dengannya
“Bibi bisa bawa pulang salah satu dari itu.” Ucap Young Mi. Bibi Lee terlihat senang hati mendengarnya.
“Apa ayah Gon mengatakan sesuatu padamu?” tanya Bibi Lee.
“ Dia harus membeli bangunan terlebih dahulu, Tapi ada beberapa yang tidak mau menjualnya.” Ucap Young Mi
“Mengapa mereka tidak ingin menjual rumah tua seperti itu?” keluh Bibi Lee
“Tunggulah. Kita pasti akan mewujudkannya. Bagaimana Hae Ra dan pemilik rumah?” tanya Young Mi
“Mereka sedang berkencan dibar tenda malam ini.” Kata Bibi Lee. Young Mi berteriak bahagia karena Senang mendengarnya.
Bibi Lee melihat di depan jendela melihat seorang pria turun dari mobil dan itu adalah Ayah Gon menurutnya pria itu jauh lebih tua dari waktu lalu. Young Mi kaget karena Tuan Park sama sekali tidak menghubunginya dan meminta Bibi Lee santai saja dengan tetap di lantai dua lalu bergegas menuruni tangga. 


Young Mi menyapa ayah mertuanya, Tuan park bertanya Apakah Gon menelp Young Mi. Young Mi mengatakan tidak dan melihat Tuan Park seperti tidak enak badan. Tuan Park mengatakan berlatih kemarin setelah sekian lama jadi mengalami nyeri otot.
“Bisakah kau memberiku secangkir air hangat?” ucap Tuan Park. Young Mi pun bergegas pergi mengambilkanya. Saat itu Bibi Lee mendekati Tuan Park yang menahan sakit
“Permisi. Apa kau baik-baik saja? Apa disini sakitnya? Kapan kau mulai merasa sakit?” tanya Bibi Lee
“Aku mulai merasakan sakit tiba-tiba pagi ini.” Ucap Tuan Park. Bibi Lee kaget kalau itu Mendadak
“Apa rasanya seperti sekop yang sedang memotong punggungmu?” kata Bibi Lee. Tapi saat itu Tuan Park seperti mengeluarkan kentut dan tubuhnya seperti berbunyi. Young Mi panik melihat ayah mertuanya. 

Akhirnya ambulance datang, saat itu Sharon akan datang ke tempat Young Mi. Bibi Lee dan Young Mi panik melihat Tuan Park akhirnya dibawa oleh tandu. Saat itu Tuan Park melihat sosok Sharon dan langsung memanggilnya “Nuna” Bibi Lee dan Young Mi binggung melihat tingkah Tuan Park.

Flash Back
Tahun 1975, Tuan Park yang masih muda mengejar Sharon yang ada didalam mobil bak terbuka dengan terus memanggilnya “Nunna” tapi Sharon dan Baek Hee tak peduli terus pergi dengan mobilnya dan Tuan Park tak bisa mengejarnya.
“Selamat tinggal, Chul Min... Kuharap kau menjadi kaya. Seung Hoo.. Saat kita saling bertemu lagi di masa depan, tolong abaikan aku” Tuan Park membaca tulisan Sharon. 


Tuan Park terus memanggil “Nuna” seperti sedang mengingau, Young Mi mengajak Bibi Lee untuk pergi bersama karena ketakutan.  Bibi lee pikir Young Mi Jangan khawatir karena Tuan Park tidak akan mati. Tuan Park dalam ambulance tetap memanggil Noona.
“Aku jauh lebih muda darimu... Bagaimana kau bisa memanggilku seperti itu? Kau pasti gila karena terluka.” Ucap Bibi Lee.
“Dimana kau? Dia terus berbicara dengan ceroboh. Dia terus memanggil Noona ke Bibi Sook Hee... Datanglah ke UGD Rumah Sakit Haneul sekarang juga.” Kata Young Mi menelp Gon.
“Ayah, Gon sedang dalam perjalanan... Jangan terlalu khawatir.” Kata Young Mi pada ayah mertuanya. Tuan Park terus memanggil Nuna krena melihat sosok Sharon. 

Sharon menelp Hae Ra memberitahu Temannya tak ada ditoko, dan hanya Seseorang dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, tampak seperti pelanggan. Hae Ra kaget lalu bertanya keberadaan Sharon sekarang.
“Aku dalam perjalanan untuk pertemuan yang lain. Kenapa kau memintaku menemuimu hari ini?” ucap Sharon.
“Itu tentang bisnis mode.” Kata Hae Ra. Sharon tak ingin peduli. 
“Kirimkan alamat melalui SMS sekarang juga.” Ucap Sharon lau menutup telpnya, akhirnya pesan masuk dari Hae Ra  (24 Sajik-dong, Jongno-gu, Seoul.)

Hae Ra masuk ke dalam lift bersama dengan Direktur yang terlihat sinis. Direktur bertanya Pekerjaan siapa yang ditiru Hae Ra, Hae Ra terlihat binggung. Direktur bertanya tentang Pohon Kotak itu atau apapun namanya Bagaimana tahu tentang bisnis semacam itu
“Jika kau menyalin ide agensi lain, maka kau akan dipecat.” Ucap Direktur
“Jika tidak, apakah aku akan dipromosikan? Ada banyak orang yang memberiku informasi bagus. Aku akan bekerja lebih keras.” Kata Hae Ra
“Kau akan berada dalam masalah jika kau berharap pada VIP.” Ucap Direktur mengancam
“Orang-orang di sekitarku bukanlah pelanggan VIP.” Kata Hae Ra. Direktur bertanya lalu siapa dan meminta agar Hae Ra Bekerja keras saja. 

Soo Ho memberitahu timnya akan pulang lebih dulu jadi Tuan Han juga harus pulang. Tuan Han bertanya  apakah Soo Ho akan berkencan. Soo Ho membenarkan. Tuan Han bertanya Apa Soo Ho  memakai parfum
“Kau yang menyuruhku.” Pikir Soo Ho
“Aku sudah bilang untuk memakai parfum enam jam sebelum kau bertemu dengannya. Jadi aromanya tetap lembut.” Kata Tuan Han. 

Soo Ho menghapus parfum ditanganya mengeluh pada Tuan Han yang Seharusnya memberitahu sejak tadi. Tuan Han mengaku itu memang salahnya dan akan memberi alarm lain kali. Soo Ho pun akhirnya tetap mencoba menghilangkan bau dari tubuhnya agar tak menyengat.
Hae Ra pergi ke warung tenda dengan helaan nafas karena tertulis (Tutup sampai akhir pekan karena alasan pribadi.) Ia pikir harus melakukan inspeksi spot karena ditutup hari ini. Saat itu akan menyebrang jalan melihat Soo Ho ada diseberang jalan melambaikan tangan padanya.
“Kita tidak bisa melakukan inspeksi spot.” Teriak Hae Ra. Soo Ho tak bisa mendengarnya. Hae Ra pikir Soo Ho bisa datang padanya saja.
“Sepedamu cantik... Kau kelas berapa?” tanya Hae Ra pada seorang anak kecil. Si anak menjawab sudah kelas satu dan akan menjadi murid kelas dua.
Akhirnya lampu hijau untuk pejalan kaki pun menyala, Soo Ho akan menyebrang jalan tapi sebuah motor melaju dengan kencang. Hae Ra mencoba mencegah agar Soo Ho tak tertabrak dengan melempar teflon ke arah pengendara motor.
Tapi si pria tetap melaju motornya dengan kencang, Soo Ho terdiam seperti shock. Hae Ra akhirnya mengambil sepeda dengan melemparkan agar menghindari kecelakan pada Soo Ho. Sementara Soo Ho seperti kaget melihat sepeda melayang didepanya.
Bersambung ke episode 8

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


5 komentar:

  1. kok langsung episode 7 kak? semangat terus nulisnyaaa!!! gak sabar untuk nunggu episode selanjutnya <3 <3

    BalasHapus
  2. Yang jadi park chul min muda nama aslinya siapa ya kak?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Yang jadi park chul min muda nama aslinya siapa ya kak?

    BalasHapus