PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 25 Desember 2017

Sinopsis Andante Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
[Episode 13- Kau Bisa Memilih untuk Berhenti Peduli, tapi Kau Tidak Bisa Memilih untuk Berhenti Mencintai].

Shi Kyung hampir tertidur, lalu membuka mata kalau harus tetap terjaga. Ia menyakinkan diri tidak punya masalah begadang semalaman saat bermain game tapi malah sangat sulit sekarang. Ia mencoba tetap terjaga agar tak tertidur. 

Terdengar suara dari luar kama, bertanya apakah Shi Kyung belum tidur,  Shi Kyung mengaku belum tidur. Nenek Kim masuk ke dalam kamar mengajak Shi Kyung agar begadang semalaman. Shi Kyung tak percaya neneknya akan begadang semalaman
“Aigoo. Ya, benar. Aku tidur sebentar dan melihat Ayahmu dalam mimpiku. Kapan pun aku bermimpi tentang ayahmu,maka seseorang selalu datang mengunjungiku. Jadi, aku tidak bisa kembali tidur. Aku hanya akan belajar.” Cerita Nenek Kim
“Wah, Nenek! Apa Nenek perlahan mulai membaca buku sekarang?” kata Shi Kyung melihat Neneknya membawa buku.
“Jangan mengatakan "perlahan." Aku hanya ingin kata-kata mengalir masuk dan keluar dari mulutku seperti nasi lembut.” Ucap Nenek Kim
Nenek Kim mengeja “Sekeli...” dan Shi Kyung menyambung “Ling.” Nenek Ki mengangguk membenarkan kalau memang katanya “Sekeliling.” Dan mulai mengeja lagi, tapi Shi Kyung dengan gampang menyebut “Melihat sekeliling.”
“Sudah kubilang aku akan melakukannya. Kau malah membuatku bingung.” Keluh Nenek Kim tapi Shi Kyung malah membuat mengambil buku neneknya.
"Rumor tentang wanita itu menyebar dengan cepat diantara tetangga-tetangga. Anak-anak pulang dari sekolah..."” kata Shi Kyung langsung membaca buku cerita.
“Aku saja yang membacanya.” Kata Nenek Kim kesal mencoba mengeja kembali. Mereka terlihat bahagia terus membacanya. 



Esok paginya, Shi Kyung dan Nenek Kim akhirnya tertidur pulas dalam kamar. Shi Kyung yang tidur di lantai mengambil ponselnya dan melotot kaget karena kembali telat dan langsung bergegas pergi ke sekolah karena sudah terlambat.
“Apa yang kau lakukan disini saat libur?” ucap Guru BP melihat Shi Kyung masuk ke gerbang.
“Oh ya, liburan dimulai sejak kemarin.” Gumam Shi Kyung seperti sudah jadi kebiasanya untuk sekolah.
“Tidak ada kelastambahan hari ini. Kau datang untuk  berkonsultasi denganku, 'kan? Silahkan masuk.” Kata Guru BP akan masuk, tapi Shi Kyung lebih dulu menutup pintu gerbang. 

Esok paginya, Shi Kyung dan Nenek Kim akhirnya tertidur pulas dalam kamar. Shi Kyung yang tidur di lantai mengambil ponselnya dan melotot kaget karena kembali telat dan langsung bergegas pergi ke sekolah karena sudah terlambat.
“Apa yang kau lakukan disini saat libur?” ucap Guru BP melihat Shi Kyung masuk ke gerbang.
“Oh ya, liburan dimulai sejak kemarin.” Gumam Shi Kyung seperti sudah jadi kebiasanya untuk sekolah.
“Tidak ada kelastambahan hari ini. Kau datang untuk  berkonsultasi denganku, 'kan? Silahkan masuk.” Kata Guru BP akan masuk, tapi Shi Kyung lebih dulu menutup pintu gerbang. 

Shi Kyung mengangkat kepalanya dan langsung melotot kaget melihat Kim Bom berdiri didepanya. Ia tak percaya mengucek-ngucek matanya, tapi Bom masih tetap ada didepanya. Bom tetap diam, Shi Kyung berpikir kalau masih mimpi dengan menampar beberapa kali.
Akhirnya Ia yakin kalau yang didepanya adalah Kim Bom, lalu memeluknya dengan erat karena ada didepanya. Bom pun tetap diam dipeluk oleh Shi Kyung. 

Nenek Kim tak percaya kalau mereka bisa berdua tertidur, Tapi mengaku kalau merasa  tidur nyenyak berkat  cucu laki-lakinya itu. Nyonya Oh pun bertanya kemana Shi Kyung sekarang. Shi Young pikir tahu kemana kakanya itu akan pergi.
“Aku tahu di mana anak seperti dia akan pergi pada hari pertama libur sekolah.” Ejek Shi Young. Tiba-tiba Bibi Oh melolot kaget.
“Omo! Lihat siapa itu.” Kata Bibi Oh. Nenek Kim tak percaya melihat Bom datang dengan Shi Kyung. Nyonya Oh tak percaya kalau Bom datang dari rumah sakit.
“Syukurlah kau disini... Apa yang terjadi?” kata Nenek Kim melihat Bom yang datang.
“Aku berlibur dan berobat di Seoul. Ibuku ingin mengucapkan terima kasih, Nenek. Ibu ingin aku memberikan ini pada Nenek. Ini suplemen gizi.” Kata Bom memberikan sebotol suplemen.
“Astaga... Bagaimana jika aku memakan ini, seusiaku, dan hidup lebih lama lagi?” kata Nenek Kim
“Kenapa kau tidak menjawab teleponmu? Guru Hyun Woo meneleponmu  beberapa kali.” Kata Bibi Oh khawatir.
“Dia tidak menelepon sebanyak Shi Kyung.” Ejek Shi Young. Shi Kyung langsung melotot sinis.
“Ponselku hilang. Aku minta maaf. Aku bisa tinggal di sini untuk saat ini, kan?” kata Bom
“Aku yang menyuruhnya untuk datang. Dia harus bolak-balik ke Seoul.” Kata Nyonya Oh. Shi Kyung langsung memuji ibunya yang sudah melakukan pekerjaan dengan baik.
“Bom menderita anemia, jadi dia tidak bisa sendirian. Sekarang sedang liburan sekolah. Kenapa kau memakai seragammu?” kata Ibunya heran.
“Aku suka seragam sekolahku dan terlihat keren memakainnya.” Ungkap Shi Kyung bangga.
Nyonya Oh pikir Bom pasti belum makan, Bom mengaku kalau sangat merindukan makanan di rumah. Nyonya Oh pikir masih punya semangkuk nasi lagi. Shi Kyung mengaku ia juga  lapar. Nyony Oh mengejek kalau Shi Kyung yang menolak untuk makan, tidur, atau pergi ke sekolah jadi Puasa saja. Shi Kyung hanya bisa mengeluh pada ibunya. 

Shi Kyung seperti sedang menangis didepan meja belajarnya, tapi ternyata ia sedang tertawa dengan ponsel di tanganya dan juga list [Daftar Keinginan dari 100 Hal yang berkaitan dengan Bom] Ia berbicara dengan Ga Ram kalau yang dikatakan itu memang benar.
“Dia berada di rumah ibunya.” Ucap Shi Kyung. Ga Ram berkomenatr Apapun masalahnya, sangat bersyukur Bom kembali.
“Bom sudah kembali ke rumah kami. Aku ingin pergi menemui Bom sekarang juga. Aku semakin merindukannya, bahkan saat menatapnya.” Ungkap Shi Kyung yang terus tertawa bahagia karena Bom kembali datang. 

Shi Young duduk bersama dengan Bom mengaku  Kesedihan Bernard  membuatnya bahagia Tapi tidak  tahan melihatnya. Bom mengaku Itu sangat sulit untuknya juga. Shi Young ingin tahu alasan Bom yang kembali datang dan Apa yang akan dilakukan
“Aku berusaha menemukan cara agar ini  tidak terlalu sulit untuk kami berdua.” Ucap Bom. Shi Young ingin tahu caranya, tapi saat terdengar suara teriakan Shi Kyung memanggil “Bong Gu!” masuk ruang makan.
“Apa kau punya baju ganti? Apa Mau pakai baju milikku?” ucap Shi Kyung menawarkan diri
“Biarkan dia melakukannya. Bernard suka memakai seragam sekolahnya.” Dia bisa tidur dengan seragamnya dan pergi ke sekolah besok pagi.” Ejek Shi Young melihat kakaknya siap membuka baju.
“Sampah, aku akan memasukkanmu ke dalam kotak sampah.” Keluh Shi Kyung. Bom memberitahu Shi Kyung kalau masih punya baju ganti.
“Aku sudah selesai bicara  dengan Shi Young, jadi ayo tidur.” Kata Bom mengajak mereka bergegas tidur. 


Shi Kyung duduk didepan Bom terus menatapnya saat sarapan bersama. Nyonya Oh mengetahu anaknya sedang libur sekolah sekarang dan ingin tahu rencananya. Bibi Oh bertanya apakah Shi Kyung sudah membaca buku yang ditugaskan Guru Hyun Woo.
“Rencana? Aku tidak suka rencana. Dan, buku-buku itu? Apa yang harus kulakukan dengan buku-buku itu? Itu adalah buku pribadinya, jadi dia menyuruhku untuk tidak menghilangkannya.” Kata Shi Kyung
“Jadi... Apa Maksudmu, kau akan menghabiskan libur tahun pertamamu dengan bersantai?” kata Nyonya Oh marah
“Ibu Bilang Bersantai? Aku sangat sibuk. Aku menjadi relawan di Hospice... Aku menjadi relawan dan...” kata Shi Kyung terdiam karena hanya jadi relawan
“Kau mungkin sibuk bermain game.” Ejek Shi Young
“Tidak,  Aku berhenti bermain game untuk mencari Bom.” Kata Shi Kyung
“Level game-mu naik.” Kata Bom. Shi Kyung kaget Bom bisa mengetahuinya.
“Seberapa banyak kau bermain untuk bisa menaikkan level?” ejek Shi Young
Nenek Kim binggung tak mengerti apa maksudnya yang naik.  Nyonya Oh memukul Shi Kyung yang tak bisa dewasa. Nenek Kim membela kalau mereka sedang ada tamu, tapi malah memukul cucunya pagi-pagi sekali menurutnya Apapun itu, peringkat yang lebih tinggi adalah hal yang baik. Nyonya Oh pikir bukan seperti itu tapi cucu Nenek Kim itu yang pantas dipukul.


Shi Kyung berjalan bersama Bom merasa bahagia, berlari dan berteriak memanggil nama “Bong Gu!”  mengatakan bisa mendengar gema jadi meminta Bom agar mencoba juga. Bom tetap diam melihat Shi Kyung yang terus berteriak memanggil namanya.
“Ini seperti kau tidak memiliki perasaan.” Keluh Bom. Shi Kyung binggung kenapa Bom berkata seperti itu
“Ibumu memukulmu pagi ini, tapi Apa kau sangat bahagia?” kata Bom kesal
“Aihh, begitulah cara ibuku mengekspresikan cintanya. Pukulan di belakang!” ucap Shi Kyung lalu terdiam
“Seperti kata Nenek. Ini seperti menambahkan air kedalam  air atau alkohol kedalam alkohol” keluh Bom mengejek
“ seperti menambahkan air kedalam  air atau alkohol kedalam alkohol. “ kata Shi Kyung.
“Tidak ada perubahan atau perkembangan. Itu tetap sama.” Kata Bom
“Itu tidak benar. Jumlahnya bertambah. Kau sudah menambahkan lebih banyak air dan alkohol.” Jelas Shi Kyung
Bom bertanya apakh menurut Shi Kyung perilakunya seperti itu akan membantu keluarganya. Shi Kyung heran dengan sikap Bom yang bersikap seperti itu di pagi yang indah. Bom mengaku sudah memikirkannya sejak tinggal di rumah Shi Kyung
“Kau mungkin baik... Tidak, kau bahkan tidak baik. Kau hanya bosan mengatasinya, jadi menghindari semuanya. Kau punya banyak masalah. Masalah terbesarmu adalah kau tidak tahu apa masalahmu. Dan, kau bahkan tidak peduli.” Ucap Bom  berjalan pergi. Shi Kyung memilih mengejak Bom dengan memanggilnya Bong Gu. 


Semua duduk diruang tunggu, tiba-tiba Yong Gi ikut duduk semua anak melonggo. Yeon Jung tak percaya kalau Yong Gi benar-benar datang untuk menjadi sukarelawan. Yong Gi pikir dirinya lebih baik pergi saja.  Gae Ram pikir kenapa harus pergi karen Yong Gi datang jauh-jauh ke Hospice.
“Kukira jika Yong Gi bernyanyi, itu sudah bersifat sukarela.” Ungkap Ki Hoon.
“Eom Yong Gi. Saat kau menyanyikan "O Sole Mio" terakhir kali, sungguh menakjubkan.”kata Ji Hye.
“Kudengar kau belajar piano. Apakah itu menyenangkan? Aku juga ingin belajar.” Kata Min Suk. Yong Gi seperti binggung menjelaskanya. 

Shi Kyung dan Bom datang, Ki Hoon tak percaya kalau  Bernard dan Bong Gu datang. Min Suk merasa belum pernah melihat mereka berdua dalam beberapa hari ini menurutnya mereka terlihat cocok saat bersama. Yeon Jung pikir Sudah lama sekali dan bertanya apakah sakit.
“Sedikit. Bagaimana  kabar kalian semua? Senang melihat kalian semua.” Ucap Bom menyapa semua temanya.
“Saat kau pergi, Bernard seperti seekor lalat kecil yang sakit. “ kata Ji Hye. Shi Kyung meminta agar temanya tak berkomentar
“Jadi, apakah kisah pasangan pertama sekolah kita akan berlanjut?” ejek Ki Hoon.
“Tentu saja, itu akan terus berlanjut.” Kata Shi Kyung bangga.
“Kami juga bisa menjadi pasangan pertama yang bercerai juga.” Sela Bom. Semua kaget termasuk Shi Kyung.
“Kalian bertanya apakah Shi Kyung dan aku sudah menikah dan tinggal bersama. Jadi, adakah alasan kami tidak bisa bercerai? Aku juga ingin mencobanya.” Kata Bom berjalan pergi. Shi Kyung melonggo binggung. 


Shi Kyung bertemu dengan si wanita mengatakan sudah berusaha berbicara dengan Tuan Kim Jae Woong. Wanita itu tahu pria itu tetap menolak untuk menemuinya. Shi Kyung pikir kalau Tuan Kim ksudah memutuskannya, maka tidak akan mudah mengubahnya. Si wanita itu juga mengetahuinya
“Apa Kau ingin tahu kenapa aku datang setiap hari dan menunggu?” kata si wanita. Shi Kyung menganguk ingin tahu.
“Menunggu adalah hal yang termudah untuk dilakukan. Mengetahui dia berada di dekatku sudah menghiburku.” Kata Si wanita
“Anda bisa berbicara terus terang denganku.” Ucap Shi Kyung
“Kupikir kami sudah  membuang-buang waktu. Waktu terlalu berharga bagiku dan Jae Woong.” Kata si wanita 


Shi Kyung mengajak Tuan Kim keluar, Tuan Kim mengetahui kalimat "Menunggu adalah hal yang paling mudah dilakukan." Kalau iut seperti sesuatu yang akan dikatakan Jeon Mi Jung. Shi Kyung ingin tahu seperti apa hubungan keduanya  dan berpikir kalau sudah menikah
“Apa kau tahu apa yang kumaksud jika aku mengatakan itu lebih dari sekadar pernikahan?” ucap Tuan Kim
“Hubungan seperti apa itu?” kata Shi Kyung ingin tahu.
“Ngomong-ngomong... Jika kau berada di posisiku, apa yang akan kau lakukan?” tanya Tuan Kim
“Aku akan segera menemuinya. Kenapa menolak menemuinya jika kau benar-benar menginginkannya? Aku tidak suka hal yang rumit.” Ungkap Shi Kyung. Tuan Kim menyetujuinya.
“Aku juga orang yang sangat sederhana. Di akhir hidupku, aku harus memikirkannya.” Ungkap Tuan Kim
“Omong-omong, Ajusshi... Sepertinya Ajusshi  sangat mengerti wanita. Bisakah aku bertanya sesuatu?” kata Shi Kyung 


Flash Back
Shi Kyung bertemu dengan ibunya saat kembali ke rumah, Nyonya Oh sudah didepan kamar memegang lembaran kertas, kalau itu semua barang yang ditemukan di tas Shi Kyung. Shi Kyung terdiam dan ketakutan. Nyonya Oh sangat marah karena ternyata Shi Kyung selalu  mendapatkan nilai nol
“Dari mana Ibu mendapatkannya? Itu kuis matematika.” Ucap Shi Kyung
“Astaga, Ibu tahu kau tidak belajar. Tapi bagaimana kau bisa mendapatkan nilai nol? Yang benar saja!” kata Nyonya Oh sudah siap memukul.
Shi Kyung akan pergi tapi Bom berada didepanya, dan kaget karena tidak tahu kalau  ada di rumah. Bom dengan wajah serius mengatakan perlu bicara. Nyonya Oh hanya bisa melonggo melihat keduanya keluar dari rumah. 

Bom akhirnya mengaku kalau ia yang sudah memeriksa tas pacarnya. Shi Kyung ingin tahu alasanya.  Bom tahu kalau Shi kyung yang punyasalinan buku wali kelasnya. Shi Kyung mengerti dan binggung dimana menaruh bukunya itu.
“Itu tidak layak disebut tas. Bagaimana kau bisa menyebutnya tas? Semua kuis usang, kaus kaki usang, dan bungkus cokelat. Wadah yogurt dan buku komik yang berjamur. Kenapa kau punya banyak sekali catatan untuk orang tuamu?” ucap Bom marah
“Mereka hanya memberikannya kepadaku, jadi aku memasukkannya ke sana.” Kata Shi Kyung
“Dan juga, Ibumu tidak tahu kalau kau gagal dalam semua kuis matematikamu.” Ucap Bom marah
“Aku tertidur selama ujian. Jika aku benar-benar mengerjakannya, maka tidak akan mendapatkan nilai nol. Dan juga, apa kau harus memberitahu ibuku tentang hal itu?” pikir Shi Kyung
“Bagaimanapun juga... Aku terkejut. Shi Young bukan  sampah, tapi temanku. Jika kau terus seperti ini, apa yang harus kulakukan denganmu?” kata Bom.
Shi Kyung berjanji akan  merapikan isi tasnya. Bom bertanya apakah bisa seseorang mengubah kebiasaan mereka begitu mudah. Shi Kyung menjawab Tidak. Bom menegaskan Jika Shi Kyung tidak menunjukkan perubahan saat libur sekolah maka ia akan berpikir  untuk pulang saja. Shi Kyung tak mengerti maksudnya.
“Aku bosan dengan lingkungan pedesaan. Aku menentang karena ibuku ingin aku kembali ke Seoul. Lalu Apa yang sudah kau lakukan dengan Ga Ram setiap hari? Bisakah kau belajar banyak atau menjadi dewasa seperti dia ? Cobalah untuk lebih seperti dia, mengerti?” ucap Bom mengomel.
“Aku mencoba untuk mendengarkanmu, tapi yang kau katakan adalah Ga Ram, Ga Ram... Ga Ram adalah Ga Ram, dan aku adalah aku. Ga Ram pandai dalam ujian, dan aku sering mendapat catatan untuk dibawa pulang.” Ucap Shi Kyung dan tersadar kalau Bom sudah masuk ke dalam rumah. 


Ga Ram belajar bersama, memberitahu Shi Young Kelas tambahan mencakup diferensial, geometri, dan vektor. Shi Young piki butuh bantuan untuk itu.
“Untuk bisa mengerjakan geometri dan vektor maka kita perlu mengetahui satu atau dua rumus matematika dan semua diferensial.” Jelas Ga Ram
“Apa menurutmu kita bisa melakukannya?” ucap Shi Young. Bom tiba-tiba menyela melihat Shi Kyung hanya duduk diam.
“Katakan dengan persis apa yang baru saja dikatakan Ga Ram.” Kata Bom. Shi Kyung terlihat binggung.
“Ulangi apa yang dia katakan tentang kelas tambahan.” Ucap Bom. Shi Kyung kesal mengajak Kim Bom keluar untuk bicara. 
Kim Bom pikir mereka bisa bicara disini saja. Shi Kyung menarik Bom agar keluar dari ruangan. Ga Ram pun melonggo binggung, tapi Shi Young mengajaknya untuk tak perlu mempedulikan masalah keduanya. 


“Sebuah cara untuk mengambil inisiatif dan mengendalikan semua hal dengan pacarmu....” Ucap Tuan Kim. Shi Kyung menanyakan alasanya.
“Jangan terlalu rumit, tapi sesuatu  yang bisa kulakukan satu kali.” Ucap Shi Kyung lalu melihat Tuan Kim hanya menatapnya.
“Kenapa?? Pertanyaanku terdengar menyedihkan, kan? Maafkan aku. ” kata Shi Kyung sedih
Tuan Kim mengeleng kalau bukan seperti itu, tapi menurutnya  Ada sesuatu yang bisa dilakukan. Shi Kyung ingin tahu apa itu.  Tuan Kim mengatakan Ada satu cara, tapi di harus berusia di atas 19 tahun. Shi Kyung mengatakan kalau ia akan berusia 19 dalam hitungan hari.
“Ini adalah taktik gangster dan preman. Jangan menggunakannya sampai kau dewasa. Ini Akan ada konsekuensi besar.” Ucap Tuan Kim. Shi Kyung ingin agar Tuan Kim Katakan saja sekarang.
“Mengambil kendali seorang wanita dimulai dengan kontak fisik.” Kata Tuan Kim. Shi Kyung bingung apakah itu Dimulai dengan kontak fisik
“Jika kau agresif dan memaksa, maka anak perempuan tidak akan menyukainya. Jika kau menyerah pada saat itu juga, maka kau kalah. Tapi jika kau tiba-tiba melakukannya, itu akan berakhir, dan juga akan jadi masalah.” Jelas Tuan Kim
“Lalu, apa yang harus kulakukan?” tanya Shi Kyung bingung.
“Temukan keseimbangan dorongan dan tarikan halus yang sulit didapat. Dorongan dan tarikan yang halus. Apa Kau paham?” ucap Tuan Kim. Shi Kyung mengaku tidak dengan wajah polosnya. 

Shi Kyung terus menarik tangan Bom masuk ke kamar dan langsung mendorongnya membuat terdesak, seperti seorang pria yang sedang menghadang seorang wanita. Keduanya tampak gugup dengan saling menatap satu sama lain, layaknya orang dewasa.
“Lakukan saja apa yang mau kau lakukan.” Ucap Bom menatang. Shi Kyun tiba-tiba langsung menciut dan akhirnya Bom pun duduk diatas tempat tidur.
Shi Kyung duduk didepanya dengan tangan yang terus digerakan, seperti sedang melakukan transfer energi. Bom bertanya apa yang sedang dilakukan Shi Kyung sekarang. Shi Kyung mengaku sedang mengirimkan pesan telepati saat Bom pergi.
“Apa kau menerimanya?” ucap Shi Kyung. Bom pikir Tidak ada hal seperti itu.
“Karena kita duduk di sini seperti ini, mari kita praktekkan itu. Kita perlu mempraktikkannya, kalau kau pergi lagi suatu hari nanti. Aku akan memikirkan seseorang sekarang dan mengirimkannya kepadamu melalui telepati. Jadi Coba kau tebak.” Ucap Shi Kyung memejamkan mata berkonsentrais.
“Baiklah, aku mulai... Aku mengirimkannya kepadamu sekarang. Tebak siapa itu. Cepat!” kata Shi Kyung seperti masih suka bermain.
“Aku tidak tahu lagi  harus berkata apa. Satu orang sedang mempelajari deferensial dan geometri dengan pacarnya. Apa yang kau lakukan dengan pacarmu? Apa Kau ingin bermain telepati?” keluh Bom
“Itu... itu menyenangkan. Dan juga, Shi Young dan Ga Ram tidak berpacaran. Ga Ram memiliki standar tinggi. “ pikir Shi Young
“Apa gunanya telepati? Apa kau akan menjadi peramal? Jika aku tahu kau akan menyedihkan seperti ini, aku...” ucap Bom tiba-tiba merasakan kepala sakit dan bergegas pergi.
“Hei.. Apa kau sudah selesai bicara? Tapi... tebak siapa yang sedang kupikirkan? Ini Gagal mengambil inisiatif. Kenapa Bom bersikap seperti Ibu?” kata Shi Kyung heran. 



Bom bergegas masuk ke dalam kamar Nyonya Oh, Shi Young melihat dan mengikutinya. Tiba-tiba Bom langsung jatuh kenjang dan tak sadarkan diri,  Shi Kyung masuk ke dalam ruang tengah bertanya kemana Bom.
Nyonya Oh menyuruh Shi Young agar tetap duduk dan meminta agar kakaknya jangan sampai masuk kamar. Shi Young bergegas keluar dan Bibi Oh mengunci pintu dengan wajah panik.
“Dokter Lee. Ini aku, ibunya Shi Kyung. Bom sedang mengalami kejang-kejang sekarang.” Ucap Nyonya Oh menelp Dokter Lee.
“Balikkan kepalanya ke sisinya.” Perintah Nyonya Oh. Bibi Oh membantu melakukanya.
“Baik, periksa makanannya.” Kata Nyonya Oh. Bibi Oh melihat tak ada makanan dalam kerongkongan. Keduanya mencoba menangangi Bom walaupun dalam keadaan panik. 

Shi Young melihat kakaknya yang duduk di dengan garam hanya menatap sedih. Shi Kyung mencoba mengulangi kata-kata Ga Ram  "Untuk memahami geometri dan vektor"
“Kau harus mengetahui satu atau dua fungsi dan rumus matematika.” Kata Ga Ram
“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tapi aku harus mengetahuinya.” Kata Shi Kyung, Ga Ram mencoba menjelaskan Geometri dan vektor.”
“Vektor Man! Kau tahu itu, kan? Itu Cerita Dulu sekali. Dia akan berubah.” Ucap Shi Kyung yang masih suka bercanda. Ga Ram heran dengan tingkah Shi Kyung sekarang
“Bom ingin aku menjadi sepertimu. Aku mencoba untuk berbicara banyak sepertimu.” Cerita Shi Young
“Kau melakukan segala macam hal sekarang.” Ejek Ga Ram
“Bom benar. Akan lebih baik jika aku menghabiskan lebih banyak waktu denganmu dan bukan Pak Jae Woong.” Ucap Shi Kyung kembali berlatih dengan adiknya yang terus menatap berkaca-kaca. 


Nenek Kim, Shi Young dan Bom tidur bersama lalu mendengar suara kentut yang sangat nyaring. Shi Young dan Bom hanya tersenyum, karena tahu itu pasti Nenek Kim. Bom pikir akan merindukan bau kentut Nenek. Shi Young menceritakan kalau Shi Kyung meniru Ga Ram. Bom seperti tak percaya
“Dia bilang kalau kau ingin dia menjadi lebih seperti Ga Ram.” Cerita Shi Young. Bom hanya mengajak Shi Kyung itu Bodoh.
“Dia membaca buku-buku yang diberikan guru wali kelas kita. Dia bilang dia akan belajar matematika dan mengejutkanmu. Guru wali kelas memberinya  "The Critique of Practical Reason." Kant.” Cerita Shi Kyung
“Pak Guru memberinya pil tidur yang sangat kuat. Ucap Bom sambil tersenyum. Shi Kyung tahu kalau  Bisa jadi bantal tidur kakaknya
“Kau sakit parah, 'kan? Kau berbohong tentang mendapatkan perawatan, kan?” kata Shi Young.
“ Haruskah aku menceritakan rahasia tentang Shi Kyung? Apa Kau tahu kalau Shi Kyung selalu ingin tidur setelah ayahmu pergi? Apa kau ingat itu?” cerita Bom
Shi Young mengaku tidak dan bertanya apakah ibunya yang  mengatakan itu pada Bom. Bom membenarkan kalau Shi Kyung terus tidur setelah ayahnya pergi jadi Setelah itu,  tidak bisa mengingat ayahnya dengan sangat baik. Shi Young heran ibunya mengatakan hal itu.
“Bahkan setelah aku pergi Kuharap Shi Kyung terus tidur saja.” Ungkap Bom. Shi Young tak bisa menahan tangisnya sambil berbaring. 



Shi Young membuka kamar kakaknya, melihat Shi Kyung yang tertidur dengan buku diatas meja. Saat keluar dari rumah melihat ibunya bergegas pergi dengan Bom dimalam hari.
“Aku dapat telepon dari keluargaku di Seoul. Aku akan segera kembali.” Kata Bom. Nyonya Oh mengaku akan mengantarnya.
“Apa ada bus jam segini? Kau sungguh akan kembali, kan?” kata Shi Young. Bom hanya diam dan akhirnya bergegas pergi. 

Bom akhirnya kembali menerima perawat dengan mengunakan infus. Tuan Kim datang mendekatinya. Bom bertanya apakah Tuan Kim masih mengalami masalah dengan kakinya. Tuan Kim mengarku seakrang juga demam dan bertanya apakah sudah  menyelesaikan urusannya. Bom mengaku kalau Ini tidak mudah.
“Aku bahkan tidak bisa melakukannya seusiaku ini.” Akui Tuan Kim
“Aku mencoba menghapus perasaanku untuknya, dan sekarang aku malah lebih menyukainya. Bukankah itu lucu?” akui Bom 

Shi Kyung terbangun dari tidurnya, menyadarkan diri kalau tak boleh melakukanya jadi harus membaca dan pelajari, jadi harus menunjukkan pada Bom kalau  sudah berubah. Ia mensugesti diri kalau harus menjadi Ga Ram dan mencoba terus membaca
“Buku macam apa yang memiliki begitu banyak kata dan tidak ada gambar? Bagaimana aku bisa melakukan ini? Tapi Aku harus membaca.. Seperti siapa? Seperti Ga Ram... Aku harus menjadi Ga Ram... Aku harus menjadi Ga Ram.” Kata Shi Kyung meyakinkan diri.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: