PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 27 Desember 2017

Sinopsis Two Cops Episode 17

PS : All images credit and content copyright : MBC
Dong Tak turun dari mobil tahanan dengan tangan yang dikat tali bersama dengan tahanan lagi. Beberapa tahanan melihat Dong Tak merasa terlihat aneh dan yang lainya merasa  pernah melihat di suatu tempat,  bahkan hanya mengunakan sandal saja.
Flash Back 
Kepala Yoo mendekati Dong Tak berbisik memberitahu kalau Ada yang mencoba membunuh Lee Doo Sik di penjara.
Dong Tak dan Soo Chang berdiri didepan papan peringatan. Soo Chang  ingin tahu siapa yang mencoba membungkam Doo Sik. Dong Tak rasa Untuk sekarang sedang berpikir untuk  masuk ke dalam. Soo Chang pun ingin tahu caranya.  Dong Tak menatap nama LETNAN JO HANG JOON, yang MENINGGAL KETIKA TUGAS MALAM


Dong Tak akhirnya memakai baju tahanan dengan nomor 4885, lalu masuk ruang tahana dan dihdang oleh salah satu tahanan membahas Rumah dua tingkat di blok kedua di atas bukit dan bertanya Apa itu mengingatkan Dong Tak akan sesuatu. Dong Tak hanya diam menatap.
“Karena kau, aku diselidiki atas penggunaan narkoba dan diseret ke sini.” Ucap Tahanan 5769. Dong Tak hanya berkomentar “Oh begitu”. Si pria pun tak bisa berkata-kata lagi
“Mengapa kau di sini?” tanya Dong Tak pada teman tahanan laginya. Si pria pikir Dong Tak tak perlu peduli.
“Kau menangkapku atas pemerasan.” Ucap si pria bertubuh tambun. Dong Tak seperti baru mengingatnya
“Apa aku juga menangkapmu?” kata Dong Tak pada tahanan berkumis. Si pria mengangguk dan Dong Tak melihat tahanan lainya.
“Bukan kau yang menangkapku.” Kata si pria terakhir, akhirnya Dong Tak mencari tempat untuk duduk mengatakan tidak akan membuat masalah.


Jin An menonton berita dengan wajah serius dan terlihat dendam dalam ruangan.
“Seorang detektif dari Unit Kejahatan Berat Kantor Polisi Seoul dijatuhi hukuman penjara atas penyerangan. Mahkahah Agung menyetujui keputusan Jaksa Tak Jae Hee atas hukuman dua tahun penjara.”
Kepala So bertanya pada Mi Nam kenapa Jin An menonton berita dengan mata melotot, berpikir kalau bertengkar lagi dengan Na Mi yang sering mengambil berita dari Jin An.  
“Selama penyelidikannya,Detektif menjadi tersangka karena menyerang korban.”
“Kali ini karena pria.” Bisik Mi Nam. Kepala So berpikir Jin An sedang berkencan
“Itu hal yang bagus. Kenapa dia seperti itu?” kata Kepala So heran
“Tapi sekarang dia dipenjara.” Ucap Mi Nam. Kepala So pun melotot kaget.


Jin An menemui Jaksa tak bertanya Apa Oppa-nya itu yang membuat keputusan atas hukumannya. Jaksa Tak hanya diam saja, Jin An pikir Jaksa Tak tidak mengenalnya dengan baik, karena yakin Dong Tak orang yang baik jadi pasti di jebak.
“Aku akan menyelidiki ini.  Jadi tolong pertimbangkan kembali.” Ucap Jin An dengan nada tinggi
“Kenapa kau begitu marah karena ini?” tanya Jaksa Tak heran
“Aku percaya padanya.” Kata Jin An yakin
“Dia seharusnya melindungi warga sipil dan mematuhi hukum. Tapi dia mengabaikan peraturan  dan menyerang tersangka.” Ucap Jaksa Tak
“Ini pasti salah paham.” Tegas Jin An
“Apa tidak ada alasan lain bagimu  untuk percaya pada hukum? Kurasa tidak perlu menjawab pertanyaanmu. Aku mengikuti aturan. Aku tidak menemukan rekaman CCTV yang bisa  membuktikan dia tidak bersalah. Jika kau ingin membantunya karena  pernah bekerja beberapa kali...” kata Jaksa Tak langsung disela oleh Jin An
Jin An  pikir kalau Jaksa Tak yang  salah. Jaksa Tak merasa sudah memberikan jawaban  sebagai Jaksa penuntut dan menyuruh Jin An untuk segera pergi.  Jin An keluar dengan membanting pintu sangat marah 


Dong Tak berjalan di lorong bersama dengan seorang petugas dengan nama “4885” kalau Ada kunjungan. Ternyata Jin An datang berkunjung menemui Dong Tak. Ia berkomentar Wajah Dong Tak tidak terlihat mengerikan Dan rambutnya rapi.
“Terserah... Aku yang sangat frustrasi di sini.” Ucap Jin An menyindir. Dong Tak menanyakan keadaan Jin An sekarang
“Aku Hampir tidak bisa bernapas, karena seseorang. Aku akan mencari Pengacara.”ucap Jin An
“Aku tidak butuh.” Kata Dong Tak. Jin An merasa kalau ia yang butuh.
“Apa kasus ini mirip dengan kasus yang menimpa Tn. Park?” tanya Jin An. Dong Tak menjawab tidak.
“Apa kau sampai begini tanpa..” uca Jin An yang langsung dijawab Dong Tak  Bukan begitu juga.
“Konsisten sekali... Kau bilang tidak semua.. Lalu apa kau menyukaiku?” ucap Jin An. Keduanya saling menatap lebih dalam.
“Berikan tanganmu.” Kata Dong Tak, Jin An memperlihatkan tanganya.
Dong Tak mendekatkan pada kaca, dan Jin An pun mendekat keduanya seperti saling mendekatkan tangan pada kaca. Dong Tak bertanya apakah Jin An  Sudah dapat jawabannya. Jin An merasa Jika dipikirkan, wanita di depan Dong Tak itu sedikit tanggap.
“Jika dipikirkan, pria ini membuatku sangat khawatir.” Ungkap Jin An tentang Dong Tak Saat itu tanpa sadar seorang petugas sengaja memata-matai keduanya
“Jangan khawatir. Aku akan segera keluar.” Ucap Dong Tak menyakinkan.
“Tentu saja. Aku akan memastikan  kau keluar dari sana. Dan ada yang ingin kutanyakan. Apa Kau tidak akan memberitahuku tentang yang terjadi malam itu?” ucap Jin An. 



Flash Back
Dong Tak sedang kemasukan roh Soo Chang tiba-tiba merasakan dadanya sakit yang membuat Jin An panik. Ia lalu berteriak marah pada Soo Chang kalau sudah memperingatkanya, Jika mendekatinya lagi,  maka tidak akan tinggal diam.
“Kau menyembunyikan sesuatu dariku, kan? Apa yang kau sembunyikan? Katakan.” Ucap Jin An penasaran
Saat itu waktu peringatan memberitahu Waktu kunjungan Anda telah habis. Dong Tak pun dibawa kembali ke sel tahanan.

Jin An menerima telp bertanya pada seseorang apakah sudah mencari tahu dan ingin tahu Siapa korban kasus penyerangan Detektif Cha, wajahnya terlihat penasaran.
Dong Tak kembali ke sel tahanan, beberapa orang sempat canggung tapi berusaha untuk tak mengubrisnya. Dong Tak duduk mengingat saat tubuhnya dimasukin Soo Chang dan berteriak marah, lalu melihat Soo Chang seperti merasakan sakit di bagian dadanya.
“Kuharap dia baik-baik saja.” Ungkap Dong Tak seperti tak ingin terjadi sesuatu juga pada Soo Chang. 

Di rumah sakit
Bong Sook menangis dengan wajah panik karena mengetahui Soo Chang yang kembali terjadi keadaan kritis. Ia berharap agar Soo Chang jangan mati. Soo Chang hanya bisa menatap Bong Sook dengan wajah sedih. Perawat Gil memeriksa Soo Chang dan akhirnya keluar dari ruangan.
Esok harinya, Bong Sook juga menemani Soo Chang yang masih sakit dengan memberikan pijatan. Soo Chang hanya sedih melihat Bong Sook yang terus memberikan perhatian padanya, akhirnya keluar dari ruangan. Ia mendengar perawat Gil berbicara dengan perawat lainya.
“Apa Kau tahu, Pasien Gong... Dokter malam itu bilang, vitalnya mendadak berubah sangat aneh. Kau sering melihat adegan seperti itu di drama. Seseorang mungkin diam-diam  dan mengacaukan IV-nya...” ucap perawat lain.
“Kau pasti banyak waktu luang  sampai bisa menonton drama. Apa Kau mau tugas malammu ditambah hari ini?” ejek Perawat GiL.
“Tunggu, apa itu berarti kejangnya  bukan karena organik?” kata Soo Chang lalu melihat Miss Bong yang berdiri tak jauh darinya. 


Miss Bong pikir Soo Chang tidak punya waktu  untuk berkeliaran dan tidak akan kembali  ke tubuh yang sebenarnya. Soo Chang hanya diam. Miss Bong tahu Soo Chang lebih banyak bermain dengan detektif  karena wanita itu, Soo Chang membenarkan.
“Kepalaku jadi meledak setiap kali  melihat mata Ssong. Kapanpun dia menatapku, Aku terus lupa bahwa harus kembali.” Ungkap Soo Chang
“Ini tidak baik. Kau hampir meninggal tadi malam, 'kan?” kata Miss Bong
“Bagaimana kau tahu?.. Miss Bong, apa kau tahu sesuatu?” ucap Soo Cahng
“Kau ingat apa kataku terakhir kali?” ucap Miss Bong 

Flash Back
“Segala sesuatu yang berputar-putar di dunia, akan selalu kembali ke titik awal. Kalian berdua bukanlah satu-satunya yang beradadi titik awal takdirmu.”ucap Miss Bong. Soo Chang tak mengerti maksudnya.
“Orang yang membuat kalian berdua seperti ini, sangatlah dekat.” Ucap Miss Bong. Soo Chang kaget mendengarnya.
“Jangan lupa. Kau memiliki 49 hari untuk  kembali ke tubuh aslimu.” Kata Miss Bong
“ Astaga, sisanya tinggal 21 hari. “ keluh Soo Chang yang tak punya banyak waktu lagi.
“Hanya ada satu cara untuk kembali. Kau harus menebus dosa atas apa  yang kau lakukan di masa lalu dan Hanya itu caranya.” Kata Miss Bong. Soo Chang pun hanya bisa terdiam saja. 

Dong Tak keluar dari sel tahanan untuk lapangan, saat itu tiba-tiba teman satu selnya bernomor 57 menahanya agar berhenti.  Si pria mengatakan Sinar matahari sama dengan kekuatan dan memperingatkan Dong Tak Jangan pernah bermimpi mendapatkan  sinar matahari.
“Mengapa? Apa? Kau marah? Jika marah, lawan dia.” Kata teman lainya menantang
“Aku akan membiarkannya.” Kata Dong Tak seperti tak ingin mencari gara-gara
Akhirnya Dong Tak diselengkat dan jatuh begitu saja. Teman yang lain berusaha mengalihkan petugas. Dong Tak akhirnya kena pukul beberapa kali dan di cengkram bajunya, seperti banyak yang ingin mengajaknya berkelahi.
“Aku tidak bisa membiarkanmu tenang... Bagus. Kau bisa memberi beberapa pukulan... Lawan aku... Kenapa hanya menatapku? Kenapa kau diam ketika dipukul?” ucap si pria
“Sudah kubilang. Aku akan membiarkannya.” Tegas Dong Tak. Akhirnya petugas melihatnya. Dong Tak pun dilepaskan dari cengkraman. 


Dong Tak duduk sendirian, saat itu Dong Sik datang dengan petugas. Dua orang lainya memberitahu kalau Dong Sik karena membunuh dua orang dan salah satu adalah detektif.  Ia menceritakan beberapa hari yang lalu,  Dong Sik hampir meninggal.
Flash Back
Semua napi sdang menonton bersama, tiba-tiba napi lain berteriak kalau ada darah. Dong Sik melihat ada orang yang memegang pisau akhirnya mulai melakukan perlawan dengan memukulnya. Mereka pun berpikir Dong Sik beruntung, Hanya bahu yang  sakit bukan lehernya.
“Orang yang menikamnya hampir dipukul sampai mati, jadi dia dikirim ke ruang hukuman,  dan baru keluar hari ini.” Ucap si pria
“Betapa jahat perbuatanmu sampai di ancam didalam penjara?” kata teman lainya.
Dong Sik berjalan melewati Dong Tak, berkomenta kalau itu sangat bagus karena Lencana polisinya tidak berarti  apa-apa di dalam penjara. Dong Tak mengangguk, kalau Dong Sik punya kelainan  memamerkan diri sendiri.
“Jika kau akan jatuh, sebaiknya diam saja. Jangan pergi terlalu jauh.” Kata Dong Tak memperingati. Dong Sik menganguk mengerti dan berjalan pergi. Saat itu melewati petugas seperti mata-mata yang mengamati Dong Tak. 

Kepala No ingin tahu kenapa Dong Sik yang mengajukan  permohonan banding. Kepala Ma yakin Itu tidak akan terjadi kecuali  Hakim menyetujuinya. Kepala No pikir kalau mereka memilih orang yang salah yitu Dari penipu Gong Soo Chang ke Lee Doo Sik.
“Tak satu pun dari mereka yang kasusnya bersih.”ungkap Kepala No
“Kitalah orang-orang yang  melanggar kesepakatan.” Ucap Kepala Ma
“Lalu? Apa kau mengeluh kepadaku  bahwa orang bodoh itu mendapat hukuman 30 tahun? Lakukan perintahku. Kita harus menggigitnya sejak awal. Dan Mengapa Cha Dong Tak masuk di penjara itu? Apa menurutmu si bodoh itu mencari sesuatu?” kata kepala No 


Dong Ki mengeluh kalau sudah  tahu Dong Tak akan mendapat  masalah suatu hari nanti. Ho Te juga sudah menyuruh untuk  menghilangkan emosinya. Sung Hyuk pikir menurutnya itu salahnya dan Seharusnya ada di sana.
“Ini bukan salahmu. Ini salahnya karena memukul seseorang  saat penyelidikan. Kalian semua, jangan melakukan hal bodoh  seperti menulis petisi untuknya.” Ucap Kepala Yoo
“Haruskah aku mencari dan membunuhnya?” kata Dong Ki marah 

Dong Ki datang menemui Yong Pal membawakan arah ukuran besar, memberitahu Anggur semanggi liar buatan China,  bagus untuk stamina pria. Ho Tae memohon pada Yong Pal, agar menuliskan petisi untuk Dong Tak. Yong Pal meminta Ho Tae membawa barang-barangnya kembali.
“Lehermu terlalu terbuka... Kau terlihat keren dan manis seperti ini.” Ucap Kepala Yoo memasangkan syal agar tak dingin.
“Aku akan membiarkanmu memukulku sampai kau merasa baikan...” kata Sung Hyuk dan Yong Pal langsung memberikan tamparan
“Cha Dong Tak membuatku gila.” Keluh Yong Pal. 

Jin An pun datang menemui Yong Pal.  Yong Pal tahu karena Jin An pasti berada di sini  karena Cha Dong Tak, menurutnya Tidak ada yang bisa dilakukan karna tak ada Bukti Dong Tak yang tidak bersalah. Ia menyuruh Jin An agar mencari di seluruh dunia, maka  tidak akan  pernah menemukan apapun.
“Bukti..” kata Jin An teringat kata-kata Dong Ki “Aku tidak menemukan rekaman CCTV yang bisa membuktikan dia tidak bersalah.”
“Apa kau menyingkirkan rekaman CCTV -nya?” kata Jin An. Yong Pal terdiam. Jin An pikir benar.
“Kupikir kita di pihak yang sama  saat mengejar Tn. Park... Apa karena Dong Tak memukulmu? Apa Kau punya dendam? Bantu dia keluar. Jika tidak...” kata Jin An mengancam
“Jika tidak Apa ?” kata Yong Pal. Jin An pikir Mau bagaimana lagi dengan mengulurkan tanganya, Yong Pal pun menjabat tanganya.
“Hei, kau menarik tanganku? Ini pelecehan seksual.” Kata Jin An menuduh.
“Cabut dakwaannya, dan tulis petisi  sebelum aku berubah menjadi jahat. Atau aku akan menuntutmu atas  pelecehan seksual sehingga kau dipenjara.” Tegas Jin An. 



“ Apa Kalian tahu mengapa aku  tidak peduli dengan wanita? Aku takut berakhir dengan seseorang seperti dia. Dia menakutkan... Sangat menakutkan. Hanya ada satu wanita di dunia  yang tidak menakutkan, yaitu Ibumu sendiri. Jadi Ingat itu.” Kata Yong Pal mengumpulkan semua anak buahnya.
Semua pun memasang ikat  kepala bertuliskan [Min Dal Hee, Kesetiaan]  [Ban Dal, preman] Do Kki membuka bajunya, Yong Pal menghentikanya.

Jin An berjalan binggung memikirkan cara agar bisa membuat Dong Tak keluar. Perawat Gil menelp Jin An menceritakan Ada hal aneh. yang terjadi beberapa waktu lalu.
Flash Back
Di malam hari, Perawat Gil melihat seseorang yang masuk ruangan dan buru-buru pergi dengan menaiki lift. Ia melihat seseorang yang mengunakan jubah dokter dan pergi terburu-buru.
“Kau tahu aku orangnya penasaran. Aku minta kamera CCTV pada petugas keamanan. Tapi rekaman hari itu hilang. “ ucap Perawat Gil
“Siapa pasiennya?” tanya Jin An. Perawat Gil mengatakan Seseorang yang dikenal Jin An. 


“Seorang polisi diberi hukuman penjara. Letnan Cha Dong Tak dihukum dua tahun penjara karena mengabaikan tugas  dan penyerangan pribadi. Pengadilan mengumumkan alasan  dia dihukum karena tindakannya. tidak dapat diterima bagi seseorang  yang harus menjunjung tinggi hukum.”
Soo Chang menonton berita tentang Dong Tak dirumah sakit. Jin An datang menemui Soo Chang dengan menanyakan keadaan si Tuan Penipu. Soo Chang terlihat senang karena Jin An datang berkunjung untuknya.
“Apa yang terjadi padamu? Mulai kecelakaan sampai hari ini, kau pasti menikmati perjalananmu. Kau masih belum kembali.” Kata Jin An mengajak bicara
“Aku juga ingin kembali... Jadi aku bisa menunjukkan diriku padamu, Ssong.” Kata Soo Chang yang berdiri tanpa didengar oleh Jin An.
“Omong-omong, Malam itu, menurutmu mengapa Detektif Cha bilang namanya Gong Soo Chang?” kata Jin An. Soo Chang kaget kalau Jin An mendengarnya. 

Flash Back
Jin An bersadar di bahu Dong Tak saat mabuk dan Soo Chang mengakui “Aku bukan Cha Dong Tak yang kau kenal...Aku Gong Soo Chang...”
“Detektif Cha dan kau... Apa yang terjadi di antara kalian? Detektif Cha tidak akan memberitahuku. Jadi Bisakah kau bangun dan memberitahuku?” ucap Jin An memohon.
“Detektif Cha dan aku, pertama bertemu karena kau.” Kata Jin An. Soo Chang binggung kalau itu Karena dirinya.
 Flash Back
“Aku akan melaporkan semuanya. Tersangkanya bernama Gong Soo Chang, 'kan?” ucap Jin An yang menyamar jadi pembersih  di kantor polisi. Dong Tak menahan Jin An agar tak melaporkan, keduanya pun saling menatap dengan penuh kebencian.
“Ketika kami pergi mencari kebenaran, saat itulah aku merasakannya.”
Mereka pergi mencari bukti di gudang, Jin An ketakutan meminta Dong Tak akar cepat karena sangat takut dan bisa kencing di celana.
“Dia dan aku, kami menjadi pasangan yang sempurna.” Ucap Jin Ah. Soo Chang memberitahu kalau saat itu adalah dirinya.
“Pada hari kami mengejar motor bersama, aku merasa dia seperti mengkhawatirkanku.” Cerita Jin An
Dong Tak mengemudikan mobilnya, bertanya pada Jin An apakah mempercayainya. Jin An merasa bisa mempertaruhkan nyawaku padanya. Soo Chang tahu yang dimaksud Jin An saat itu adalah Cha Dong Tak. Jin A merasa Saat di punggung Dong Tak ketika mabuk dan Rasanya sangat hangat. Soo Chang tahu kalau itu dirinya yang ada dalam tubuh Dong Tak.
“Aku tidak akan membiarkan dia pergi dan meninggalkanku sendiri.” Ucap Jin An.
“Lalu setengah pria yang kau suka adalah aku.Ssong, hatimu... tidak sepenuhnya dengan Cha Dong Tak, kan?” kata Soo Chang bahagia mendengar pengakuan Jin An. 


Dong Sik kembali masuk ke sel tahanan berkumpul dengan Dong Tak, salah satu temanya menyapa karena baru kembali dari hukuman. Ia memperkenalkan Dong Tak yang bergabung saat Dong Sik sedang dihukum. Dong Sik memangil Dong Tak dengan pangggilan 4885.
“Haruskah aku menghabisimu? Apa kau datang untuk menghabisiku?” ucap Dong Sik. Orang lain tak ingin ikut campur memilih untuk menyingkir.
“Kau sudah mendengar tentangku, kan?” kata Dong Sik. Dong Tak bertanya Tentang apa
“Apa Bahwa kau menikamnya sendiri? Menurutmu, apa yang direncanakan  oleh orang-orang itu? Aku mendengar sesuatu. Kurasa mereka sedang memikirkan cara untuk membuatmu bungkam.” Kata Dong Tak. Dong Sik hanya diam saja. 

Pria-pria berkerja di membuat barang dari kayu, seperti lemari dsb. Dong Tak mengamati dari kejauhan, Dong Sik seperti gelisah menatap sekeliling. Setelah itu Semua berkumpul di meja kecil.
Salah satu napi mengeluh kalau semua hanya sayur dan berpikir kalau sapi yang makan rumput. Dong Sik  menyuruh diam saja dan  teman yang lain meminta agar Jangan pilih-pilih makan.
“Kau membuat kami melakukan pekerjaan berat, dan kau belum kehilangan nafsu makan?” kata Napi 57 pada Dong Tak.
“Jangan seperti itu... Di luar, dia adalah polisi.” Kata teman membela. Mereka pun mengingat teman mereka sedang mengambil ujian polisi
“Dia bekerja untuk membayar  sebuah kamar kecil untuknya. Pekerjaan apa itu?” kata napi lainya.
“Kolektor untuk perusahaan voice phishing  (Penipuan lewat ponsel).” Kata Napi 36
“Kenapa dia memanggilnya Lumut?” tanya Dong Tak yang sibuk mengambil makanan.
“Dia naif dan lembut. Ia menempel pada batu seperti lumut  untuk bertahan hidup.” Kata Napi 29. Dong Tak ingin tahu apa yang dilakukan Salja.
“Kenapa bertanya? Lihat dia. Dia mengancam wanita.” Kata si pria 57. Si pria 29 menegaskan kalau ia mengakui cintanya den meminta temanya menusuk pria 57.
“Aku tidak mendapat pekerjaan  dan itu membuatku marah. Aku menusuk lebih dari 100 ban mobil.” Kata si pria berkumis
“Jangan sentuh barangnya. Dia posesif. Kepala Ular, bicaralah.” Ucap pria 29
“Hei, 4885... Tanyakan padanya, mantan polisi dan penjahat saat ini.” Kata si pria 57, Dong Tak mengeluh kalau mereka tak saling mengenal
“Apa semua sayur itu membuatmu ingin  menyangkal semuanya? Karena kau, Ho Jung dan Yoo Jin sudah lama pergi.” Ucap si pria nomor 57. Dong Tak bertanya Ho Jung dan siapa
“Kau melakukannya lagi... Yoo Jin... Yoo Jin...Sudah kuberi tahu nama itu berkali-kali!” kata si pria
“Siapa mereka? Apa aku perlu tahu mereka?” kata Dong Tak. Si pria terlihat mulai kesal.
“Omong-omong, mengapa 3867 membunuh? Kudengar itu detektif.” Kata si pria membahas tentang Dong Sik. 



Seorang pria melihat sabunya habis dan akan meminjam pada pria dengan kasus penusukan untuk meminjam sabunya. Si pria yang sensitif menolak kalau Tidak ada yang boleh menyentuh barangnya. Akhirnya mereka pun tertindur dengan suasana gelap.
“Kapan kau akan banding? Apa kau pikir bisa bertahan sampai saat itu? Semoga kau beruntung.” Kata Dong Tak pada Dong Sik yang tertidur disebelahnya. Dong Sik pun membuka matanya lalu terdiam. 

Tiba-tiba saat itu seseorang bangun dari tidurnya dan menyerang Dong Sik, perkelahian pun terjadi dalam kegelapan. Dong Tak tak bisa melihat dengan jelas yang terjadi didepanya. Ketika lampu menyapa, Dong Sik sudah terluka dibagian leher.
Si pria terkena kasus penusukan berteriak agar Jangan sentuh barangnya. Ketika membuka  kotak sabunya terlihat ada pisau kecil dengan bekas darah.  Si pria akhirnya dibawa keluar ruangan walaupun mengelak kalau bukan ia yang melakukanya. Petugas meminta Dong Tak menahan handuk di leher Dong Sik karena akan memangggil Dokter.
“Aku tidak pernah mengira dia orang jahat.” Kata pria 36
“Dia pasti punya alasan sendiri.” Ucap pria 29. Pria 57 pikir Semua orang punya alasan di sini.
“Ini terjadi sejak kau mengajukan  permohonan banding, kan? Apa Kau sungguh mengetahui  sesuatu yang penting?” kata Dong Tak. Dong Sik pun hanya bisa terdiam dengan luka dibagian leher.
Bersambung ke episode 18

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar