PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 01 Desember 2017

Sinopsis Two Cops Episode 1

PS : All images credit and content copyright : MBC
Cha Dong Tak berdiri dengan Gong Soo Chang, tangan mereka di borgol lalu di kepung oleh banyak orang. Dong Tak berkata kalau akan meminjam tubuhnya. Soo Chang terlihat binggung. Dong Tak memastikan lebih dulu kalau bukan Soo Chang orangnya. 

Dong Tak memberikan penghormatan di rumah duka, tanpa melepaskan sepatu ketsnya. Lalu berkomentar kalau ibu temanya itu terlihat sangat baik, seperti tak percaya kalau pria yang berdiri disampingnya adalah anaknya. Si pria kesal membalas dengan nyindir Dong Tak
“Apa detektif diperbolehkan  bersikap kasar?” kata Si pria
“Aku tidak ingin bersikap kasar padanya Tapi aku tidak punya waktu.” Ucap Dong Tak. Si pria makin mengejek Waktu apa yang dimaksud.
“Aku harus segera berlari  karena orang yang akan datang kemari. Tapi jika aku melepaskan sepatu dan  memasangnya lagi, maka aku akan kehilangan dia. Saat aku membungkuk pada ibumu,  dia memberitahuku, berlari sekencang mungkin  supaya bisa menangkap preman itu.” Ucap Dong Tak
Si pria mengumpat Dong Tak itu polisi gila. Saat itu seseorang akan melepaskan sepatu, dan si pria menyapa Yong Pal yang baru datang. Dong Tak melihat Yong Pal langsung mengejarnya. Seorang pria akan masuk akhirnya ikut berlari bersama Dong Tak.
“Detektif Cha! Aku ingin memperkenalkan diri.  Namaku Dokgo Sung Hyuk, dan ditugaskan  di Unit Kejahatan Berat.” Ucap Sung Hyuk.
“Apa Kau rekan baruku?  Kalau begitu tutup mulutmu dan lari. Jika kau kehilangan dia,  maka aku akan menceraikanmu.” Ucap Dong Tak. Sung Hyuk berlari lebih cepat mengejar Yong Pal. 
Yong Pal terpojok tak bisa mencari jalan keluar, Sung Hyuk bisa menemukanya. Yong Pal langsung mengeluarkan pisaunya karena yakin Sung Hyuk tak akan bisa melawan. Dong Tak akhirnya datang melihat Yong Pal mengunakan pistol malah mengejek.
“Apa Tidak ada yang lebih besar?  Kau harus pakai senjata favoritmu.” Ejek Dong Tak
“Kau yang harus keluarkan senjatamu... Keluarkan senjata favoritmu.” Balas Yong Pal. Sung Hyuk langsung mengeluarkan pistolnya.
“Detektif menembakkan pistol kosong pada pertama kali. Dia juga tahu itu.”ucap Dong Tak seperti sudah tahu dengan sifat Yong Pal
“Aku punya sesuatu yang lebih baik... Bukan pistol kosong. Tapi tinjuku.” Ucap Dong Tak. Yong Pal mengejek Dong Tak yang sering berlatih Tinju, Taekwondo.
“Detektif Korea belajar lebih dari  20 bela diri, termasuk taekwondo, hapkido, judo, dan kendo. Kami tahu bagaimana  cara mematahkan lengan. Tentukan pilihanmu. Aku akan memilih  bagian mana yang harus dipatahkan.” Ucap Dong Tak.
Perkelahian pun di mulai, Dong Tak hanya mengunakan dua tanganya dengan satu tangan di perban melawan Yong Pal dengan memegang pisau. Beberapa orang melihat dan seorang merekam dengan ponsel perkelahian keduanya. Yong Pal akhirnya terjatuh dan Dong Tak mengambil pisau dari tanganya.
“Seorang detektif harus tahu cara melawan penjahat. Aku akan mengatasinya untukmu,jadi jangan takut. Seseorang bilang padaku, Detektif bisa bertahan jika mereka terkena  pukulan demi seseorang.” Ucap Dong Tak pada juniornya sambil memborgol tangan Yong Pal.
“Siapa yang mengatakan  hal keren seperti itu?” tanya Sung Hyuk. Dong Tak mengatakan kalau orang itu sangat keren.


KANTOR POLISI PUSAT SEOUL
Sung Hyuk kembali ke kantor melihat ada beberapa barang bukti diatas meja, sambil bertanya Bukti dari mana ini. Seniornya meminta Sung Hyuk agar jangan sentuh karena Itu milik seseorang yang menakutkan. Teman yang lain mengatakan akan segera tahu.
“Tersangkanya pasti tunawisma.” Pikir Sung Hyuk melihat barang-barang berserakan diatas meja.
“Itu punya polisi.” Kata Dong Tak sudah melepasakan bajunya masuk ruangan, temanya mengeluh Dong Tak memakai baju dimana-mana.
“Detektif Cha, Apa kau pikir  kantor polisi ini rumahmu? Mengapa kau mengeringkan  baju di sini? Astaga, kau seperti sudah  tinggal di sini. Aku sudah menyampaikan keluhanku,  tapi tidak didengar.” Keluh temanya yang mengunakan bantal di leher.
“Apa kau orang yang  menulis keluhan di situs web? Tapi Mengapa seorang tunawisma  mengeluh pada tunawisma lainnya?” ejek  teman lainya. Si pria hanya bisa mengumpat kesal pada temanya.
“Hei.. Jangan abaikan aku,  dan bersihkan mejamu.” Teriak si pria pada Dong Tak yang pergi hanya menganti pakaian dan membawa agendanya. Sung Hyuk melihat Dong Tak seperti sangat terkesima.
“Apa Kau tahu yang terjadi  pada Detektif Jo Hang Joon? Dia itu rekannya  sebelum ada kau. Setelah kejadian itu,  dia menjadi... Aku rasa dia tidak akan pulang  sebelum menangkap pelakunya.” Ucap si senior pada Sung Hyun. 


Dong Tak berdiri didepan papan nama [LETNAN JO HANG JOON, MENINGGAL KETIKA TUGAS MALAM] dengan menatap foto seniornya, wajahnya terlihat sangat sedih. Ia membuka lilitan perban ditanganya, ada bekas luka jahitan.
Flash Back
Dong Tak dan Hang Joon sedang mengintai di dalam mobil. Dong Tak mengeluh pada Hang Joon apabila dengan membelikan sepatu,  bisa membayar 10 laporan yang ditulis. Hang Joo menyuruh Dong Tak agar mengikat tali sepatu dengan benar, karena tak akan yang bisa melakukan apapun kalau gagal mengejarnya
“Kita mendapat info  kalau dia ada di sini, jadi harus menangkapnya.” Ucap Hang Joon.
“Apa Info mendadak? Ini aneh... Omong-omong, apa kita harus menutup kasus supir taksi Dangsan-dong tanpa menyelidikinya? Aku rasa ini tidak benar.” Kata Dong Tak
“Atasannya bilang itu bunuh diri. Jadi Mereka ingin kita menutup kasus ini.” Kata Hang Joon.
“Apa orang mati akan bilang pada mereka  kalau itu bunuh diri? Dia telah menjadi  supir selama hidupnya. Lalu Kenapa dia harus menghancurkan mobilnya?  Ini tidak masuk akal. Dan bagaimana bisa polisi langsung menyerah  sebelum melakukan penyelidikan? Aku akan ambil kasus ini.” Kata Dong Tak
“Itulah kenapa mereka memanggilmu brengsek... Sebenarnya, aku juga merasa ada  sesuatu yang aneh. Aku sudah mencarinya,  dan menemukan sesuatu.” Ucap Hang Joon mencari sesuatu di saku jaketnya, tapi meninggalkanya. Dok Tak hanya bisa mengejek seniornya.
“Jika kau seorang polisi sejati,  kau harus punya semangat. Mereka bilang jika kau sudah lama bekerja sebagai detektif, maka kau akan menemukan satu orang  yang sangat ingin ditangkap. Dan suatu hari nanti, maka kau merasa ingin menangis  secara tiba-tiba karena sangat ingin menangkapnya. Maka Hanya dengan begitu, kau bisa menyebut dirimu  sebagai detektif sejati.” Ucap Hang Joon menasehati juniornya.
Dong Tak yang mendengarnya mengeluh Hong Joon itu  Pembohong, menurutnya Menangis tidak akan menjadikannya seorang detektif. Hang Joon menegaskan kalau yang dikatakan itu jujur.
“Apa Kau pernah menangisi seseorang karena sangat ingin menangkapnya?” ucap Hang Joon. Dong Tak hanya terdiam seperti belum pernah.
“Aigoo,Dong Tak.  Kau belum menjadi polisi sejati” ejek Hang Joon.
“Mataku jarang menangis.” Ucap Dong Tak. Hong Joon makin mengejek kalau mata Dong Tak rusak dan menyuruhnya agar bisa menangis sambil memiting leher junionya. Keduanya seperti sangat dekat. 


Hang Joon sendirian dalam mobil melihat Hujan yang turun cukup deras dan mengkhawatirkan Dong Tak  yang tidak membawa payung. Dong Tak kembali membeli makanan, saat membuka pintu mobil tak melihat Hang Joo ada didalam.
Ia melihat payung berada ditengah jalan dan bertanya-tanya kemana perginya Hang Joon, saat itu berpapasan dengan pria yang mengunakan helm. Dong Tak berjalan lebih dalam dan melihat Hang Joon sudah duduk dengan darah yang mengalir dari bagi perutnya.
Dong Tak menekan bagian perut meminta agar Hang Joon bisa bertahan. Hang Joon mengaku baik-baik saja. Dok Tak akhirnya menelp 911 untuk segera datang dan berteriak marah ingin tahu Siapa yang melakukan ini/
Saat itu pria yang mengunakan helm datang dari belakang, Dok Tak terkena tusukan pisau dan  melihat dari sorot mata si pelaku. Tapi ternyata tanganya menahan pisau yang akan menusuk badanya. Si pria akhirnya memukul bagian leher Dong Tak dan akhirnya jatuh pingsan dengan luka dibagian tanganya. 

Dong Tak menatap tanganya yang terluka, tapi sedih karena seniornya pergi meninggalkanya. Lalu masuk ke ruang interogasi menyuruh Yong Pal memakai helm sekarang. Yong Pal heran kalau akhir-akhir ini  Dong Tak sering menginterogasi orang mengunakan helm
“Orang cabul macam apa ini?!!” ucap Yong Pal dan akhirnya memakai helm tapi tak bisa masuk karena terlalu kecil. Dong Tak memaksa dengan memukul bagian atas helm. Yong Pal mengeluh meminta Dong Tak agartak memukulnya.
“Coba tusuk aku pakai itu.” Ucap Dong Tak memberikan pulpenya. Yong Pal mengaku kalau  akan benar-benar menusuknya. Dong Tak melihat cara Yong Pal yakin kalau Bukan dia orangnya.

“Aku tidak tahu siapa yang  menikam dan melarikan diri itu, Tapi selama aku hidup sebagai  tukang daging legendaris, tidak banyak yang bisa  menikam dan memutar pisaunya. Tidak semua orang  bisa melakukan itu.” Ucap Yong Pal bangga.
“Aku tidak pernah bilang memutar pisau.” Ucap Dong Tak
“Seperti yang kau bilang, orang itu  menikam dan memutar pisaunya.” Kata Yong Pal dengan gugup. Dong Tak ingin tahu siapa orangnya,
“Benar. Walaupun tahu, kau orang yang setia. Itulah mengapa kau muncul  di pemakaman ibu mantan narapidana.” Ejek Dong Tak. Yong Pal pikir Semua pria itu setia.
“Orang itu membunuh rekanku. Dia punya istri yang cantik,  menggemaskan dan juga anak. Dia polisi paling berpengalaman  di Unit Kejahatan Berat. Dia bisa melawan  sekelompok pria sepertimu. Jadi Kau hanya perlu ingat ini. Sampai kau memberitahu semuanya,  maka kau tidak akan keluar dari sini.” Tegas Dong Tak mengancam
“Aku sudah memberitahumu, kalau Aku tidak tahu apa-apa. Aku bilang tidak tahu apapun karena memang tidak tahu!” keluh Yong Pal.
“Apa Kau bodoh dan sudah lupa? Detektif Korea belajar lebih dari  20 beladiri, termasuk taekwondo, hapkido, judo, dan kendo. Kami tahu bagaimana cara mematahkan kaki. Jadi Silahkan dipilih.” Ucap Dong Tak sambil berdiri dengan wajah penuh amarah
"Aku akan pilih bagian mana yang harus dipatahkan."  Kau selalu bilang begitu...” teriak Yong Pal dan akhirnya Dong Tak memukulnya dengan helm sampai pingsan. 

Ruang studio
Song Jin An berdiri  dengan rekan pria, salah seorang wanita sengaja menurunkan sedikit bajunya dengan memperlihatkan area dada. Teman prianya pikir Jin An harus melaporkan  berita dengan dada seperti itu. Ji An yakin Mungkin tampak seperti kecelakaan,  tapi temanya itu pasti sengaja.
“Tunggu, bukankah dia melaporkan beritamu?” kata teman pria
“Kau harus Telpon polisi. Mereka harus datang dan  menangkap jalang yang mencuri.” Ucap Jin An marah 

Si wanita mengucapkan terimakasih setelah melakukan siaran berita, Jin Ah masuk ruangan sambil mengambil foto mengunakan ponselnya. Temannya heran apa yang dilakukan Jin An. Jin Ah megatakan kalau membuat laporan tentang  hati nurani reporter yang hilang.
“Kau tampaknya model yang cocok.. Kau terlihat keren. Kau mencuri bahan dan  informansiku. Apa kau senang bisa melaporkannya? Jangan khawatir, aku akan  mengaburkan wajahmu. Tapi sepertinya semua orang akan tahu  karena payudaramu.” Ucap Jin Ah memuji sekaligus menyindir. Si wanita marah ingin mengambil ponsel Jin An.
“Aku akan mengajukan  koresponden perang Suriah. Semua reporter disana mempertaruhkan  nyawa untuk membuat berita. Jadi Tidak akan ada yang mencuri ideku.” Ucap Jin An. Temanya menghentinkan Jin An agar tak berkelahi.
“Ah.. Benar, aku punya dua kaki. Apa kau butuh  untuk menulis artikel nanti?” sindir Jin An. Beberapa orang yang ada diruangan menatap mereka bertiga. Si wanita akan melawan tapi teman prianya itu menahan dan meminta agar bisa tenang. 


Jin An pikir Sepertinya tadi keren. Temanya juga memuji kalau sangat mengagumkan dan bangga. Jin An tak percaya mendengarnya.  Salah satu seniornya datang melihat Jin An yang bahagia bertanya apa yang terjadi.
“Tadi, Ji An menyingkir lawannya dengan bela diri.” Ucap teman prianya bangga
“Apa Kau punya dua pekerjaan?” tanya seniornya, lalu mengingat kalau Kepala So mencarinya.
Jin An menemui Kepala So dengan wajah kaget karena sebelumnya berkomentar menyukai bahan beritanya. Kepala So mengaku tidak bilang  akan membuangnya tapi akan memakai beritanya.
“Aku hanya merasa kita harus mengubah orang yang melapornya.” Ucap kepala So. Jin An ingin tahu siapa orangnya?

Saat itu si wanita menyebalkan datang menyapa Kepala So dengan gaya centil. Jin An tak percaya kalau wanita itu lagi yang mengambil beritanya,  Si wanita mengaku kalau menolaknya Tapi penonton tergila-gila padanya. Jin Ah mengejek kalau  Itu karena  pengucapan berita yang mengerikan.
“Kau harus berlatih dengan pena di mulut, maka Aku akan pinjamkan untukmu.” Ucap Jin An meluapkan emosinya.
“Apa Kau sudah selesai bicara?” tanya Si wanita. Jin An mengaku belum
“Apa Kau tidak punya otak Atau tangan? Mengapa terus mengambil bahanku?” ucap Jin An marah. Si wanita itu mengelak kalau tak melakukanya.
“Kau selalu melakukannya, dasar pencuri.” Ucap Jin An marah. Kepala So akhirnya menyuruh mereka aga menghentikan semuanya.
“Reporter Song, kau tangan kananku dan Reporter Jung, kau tangan kiriku.” Ucap Kepala So. Jin An makin marah karena tahu Kepala So itu kidal. Kepala So tak percaya kalau Jin An tahu mengenai hal itu.
“Reporter Song, kau lebih kompeten. Bisakah kau melaporkan yang lain?” ucap Kepala So
“Kalau begitu, Aku akan mendapatkan  berita yang hebat. Aku akan turun ke lapangan  dan merasakannya sendir untuk menulis laporan  investigasi yang sebenarnya. Aku akan tunjukkan pada Anda  berita sebenarnya. Jika aku melakukannya, maka Anda harus memberiku  liputan langsung di studio.” Tegas Jin An menantang atasanya. 


Jin An duduk dengan wajah kesal sambil mengumpat. Teman prianya berkomentar kalau Jin An tidak akan bisa  mendapat berita yang hebat setiap hari, lalu melihat dari layar komputer kalau ada Berita yang hebat dengan Jumlah yang menonton video yang cukup banyak.
“Hei Coba lihat. Polisi menangkap  penjahat dengan tangan kosong. Dia luar biasa.” Ungkap Si pria.
“Apa Polisi memukul warga  sipil sampai mati?” tanya Jin Ah mulai penasaran mengeser kursinya. Si pria mengeluh Jin Ah selalu  melebihkan sesuatu
“Wow, benar. Dia memukulnya dengan keras. Setidaknya, dia akan pulih selama lima minggu.Dia bukan polisi, tapi preman..” Ucap Jin Ah melihat video Dong Tak melawan Yong Pal.
“Aku telah lama memperhatikan ini,  sepertinya kau membenci polisi.” Kata temanya. Jin An mengelak merasa tak pernah melakukanya.
“Apa Kau ingat polisi yang meninggal karena ditikam? Dia rekan polisi yang meninggal itu. Dan ini rahasia, Sebenarnya, pria itu melakukan banyak korupsi. Itu sebabnya mereka ingin kita  berhenti melaporkan ini. Tapi begitu video ini keluar, Aku sungguh akan mati.” Ucap Si pria
“Jadi maksudmu tidak ada  yang tahu tentang ini.” Kata Jin An mulai penasaran. 


Dong Tak seperti disidang dengan dua polisi di depanya. Dua polisi yakin Dong Tak sadar kalau ada amplop berisi uang yang  ditemukan di meja Jo. Lalu polisi lain berpikir kalau sebelum membahasnya ingin tahu apakah mendengar sesuatu tentang kasus Detektif Jo.
“Siapa orang yang menyuap Hang Joon?” tanya Dong Tak
“Mengapa kau ingin tahu?  Apa Kau akan menemui dan memukulnya? Kudengar itu kebiasaanmu.” Ejek polisi berbaju hitam
“Kematiannya dikelilingi oleh korupsi. Kami ingin menyelesaikannya sebelum bertambah besar. Jadi mari selesaikan...” ucap polisi senior dan disela oleh Dong Tak
“Lalu siapa orangnya? Siapa yang membunuh Hang Joon seperti itu?” ucap Dong Tak marah akhirnya keluar dari ruangan. 

Dong menemui Kapten Yoo mengelu dengan yang terjadi sekarang.  Kapten Yoo pikir tak ada yang bisa dilakukan karena Pejabat tinggi ingin menutupnya Dan inspektur berada dalam  masalah karena video Doo Tak jadi meminta agar Tetap tenang dan melepaskan kasus Jo, lalu menganggap saja sebagai masa percobaan.
“Aku tidak bisa melakukanya, Hang Joon adalah keluarga kita. Apa tugas polisi? Apa kita harus membiarkan seseorang  yang membunuh keluarga kita dengan persetujuan dari atasan?” ucap Dong Tak tak bisa terima begitu saja.
“Sejujurnya, Jo bahkan tidak  berani menerima suap. Jika Anda menahan kami, itu akan membuat kematian  Hang Joon lebih menyedihkan.” Ucap Detektif Park.
“Aku juga frustrasi seperti kalian. Tapi pikirkan lagi.  Hanya karena keluarga kita meninggal, Apa kau akan melepaskan diri  dari kasus lain? Kita harus mencegah yang lain untuk melakukan kejahatan semacam itu.” Jelas Kepala Yo agar meminta Dong Tak bisa mengerti juga. Dong Tak mengaku kalau dirinya itu bodoh.
 “Hei, jika kau tidak mau dengar, maka lepaskan lencanamu dan...” kata Kepala Yoo mengancam.
Dong Tak langsung mengeluarkan semuanya. Kepala Yoo binggung melihatnya. Dong Tak menegaskan kalau akan berhenti hari ini. Semua binggung melihat Dong Tak yang bisa pergi begitu saja. Sung Hyuk pun sedih melihat Dong Tak yang meninggalkan kantor. 




Dong Tak berjalan di lorong menerima telp. Jin An Ah menelp memastikan itu telp Detektif Cha Dong Tak, dengan memperkenalkan Reporter Song Ji An  dari NBC News dan ingin meminta izin wawancara. Dong Tak menegaskan kalau Jika ini tentang video di internet,  maka tidak ada yang ingin dibicarakan.
“Anda rekan mendiang  Detektif Jo, 'kan” Setelah kematiannya,  mereka mendapati kalau dia korupsi.” Ucap Jin An
“Siapa yang korupsi?!!!” teriak Dong Tak marah. Jin Ah kaget karena Dong Tak tiba-tiba berteriak.
“Itu sebabnya aku ingin menyelidikinya.  Aku ingin menambahkan dampak dan faktanya.” Jelas Jin An
“Faktanya, Jo Hang Joon tidak korupsi dan dampaknya, polisi dituduh korupsi.” Tegas Dong Tak.
“Aku perlu menyelidiki  untuk mencari tahu apa dia korupsi atau tidak. Jika ya, bagaimana korupsinya.” Kata Jin An .
“Kau wanita keras kepala.” Ejek Dong Tak. Jin An kesal Dong Tak malah menyebutkan jenis kelamin.
“Kau tdai bilang Reporter Song Ji An? Lebih baik jangan pernah menemuiku.” Tegas Dong Tak mulai marah
“Apa Kau mengancamku? Kau bukan polisi, tapi kau preman. Kau preman yang terburuk.” Ucap Jin An meluapkan emosinya.
“Kalau begitu, jangan pernah menemui preman ini.” Kata Dong Tak akhirnya menutup telpnya. Jin Ah tak percaya kalau Dong Tak menelpnya lebih dulu dan mengumpatnya kalau sangat Kasar sekali.


Jin An akan masuk kantor polisi dan Dong Tak keluar, mereka saling berpapasan tanpa tahu kalau sebelumnya saling adu mulut di telp. Detektif Lee Ho Tae mendorong Jin An keluar dari ruangan agar bisa memberi mereka waktu istirahat.
“Disini sudah seperti ruang pemakaman. Aku akan menghubungimu jika ada sesuatu  seperti yang dilakukan pada reporter lain.” Ucap Detektif Lee meminta maaf. Jin Ah hanya bisa memanggilnya dan tak mendapatkan informasi apapun.
“Apa ada yang mereka  sembunyikan dari kami?”pikir Jin An heran. 

Dong Tak pergi ke tepat ruangan CCTV meminta agar memeriksa sekali lagi, karena pasti punya cadangannya. Petugas mengeluh karena sudah  memberitahu bahwa Ada virus di sistem merkea hari itu, jadi kehilangan semua  file termasuk cadangannya.
“Kau mengganggu kami dengan  datang terus menerus.” Keluh si petugas. Dong Tak tak peduli menyuruh si pria agar bisa memeriksa sekali lagi.
Akhirnya Dong Tak berjalan sendirian dan dari atas jembatan seorang pria dengan helm seperti sengaja mengikuti kemana Dong Tak pergi.  

Dong Tak berjalan mendengar seseorang berbicara, bertanya apakah sedang mengejar seseorang. Dong Tak melihat seorang wanita dengan pakaian yang aneh. Si wanita meminta bayaran 10 dolar saja. Akhirnya Dong Tak dibawa pergi ke ruangan, seperti ruangan ramal.
“Apa Kau sungguh tahu di mana, aku bisa menemukan orang itu?” ucap Dong Tak merasa tak yakin.
“Hidupmu berubah karena ujung pisau” ucap si wanita meminta Dong Tak membuka perban bagian tanganya.
“Ini... Menarik sekali... Kau akan segera menemukan  pasangan yang luar biasa. Kalian harus tetap  dekat seolah menyatu. Karena Hanya dengan begitu, kalian  berdua bisa hidup.” Pesan si peramal. Dong Tak binggung mendengarnya. 


Seorang pria duduk dengan wajah tegang dengan papan nama [INSPEKTUR MA JIN GOOK] teringat kembali kejadian sebelumnya.
Flash Back
Seorang pria mengatakan kalau akan melakukan apa yang diminta. Pria didepanya kalau bertanya apakah Kasus Jo Hang Joon sudah ditutup. Ketua Ma ingin menjelaskan, tapi atasanya pikir  mereka menemukan bukti korupsi  ketika melakukan penyelidikan internal.
“Kau seharusnya sudah  menutupnya saat itu. Jika Cha Dong Tak bertindak seperti  anjing gila karena tahu...” ucap si pria yang langsung disela oleh Kepala Ma
“Tidak...Itu tidak akan terjadi.. Yang mati adalah orangku, dan yang hidup. masih salah satu orangku.” Ucap Kepala Ma menyakinkan. Si Pria didepan kepala Ma melihat cangkirnya sudah kosong dan ingin mengisinya.
“Ap Kau tahu bagaimana binatang yang lapar dan kedinginan bisa bertahan di musim dingin? Mereka yang bodoh akan  berkumpul bersama untuk menghangatkan diri lalu kelaparan. Mereka yang pintar, akan membunuh yang lain  dan memakan daging mereka. Lalu berlindung di bulunya.” Ucap si pria dengan sengaja menumpahkan semua minuman sampai luber. Kepala Ma hanya bisa diam saja. 



Kepala Ma menatap foto bersama dengan timnya, termasuk Hang Joon. Ia menelp seorang pria agar bisa menangkap seseorang. Si pria pikir kalau yang dimaksud  Cha Dong Tak, karena pasti menyenangkan. Kepala Ma mengatakan kalau tangkap orang lain.
“Buatlah agar Dong Tak tidak mengurus kasus ini lagi, jadi Cari yang palsu.” Perintah Kepala Ma
“Aku kenal seseorang yang cocok.” Kata Si Pria seperti membayangkan seseorang. 


Gong Soo Chang keluar dari penjara, wajahnya tersenyum sumringah. Ia lalu mengambil foto seorang pria yang baru keluar dari hotel dengan wanita cantik. Seperti seorang paparazi yang sedang mengintai artis berkencan.
“Itu wanita keempat minggu ini... Wahh.. Kau sungguh pria jahat, Istrimu pasti sangat sedih.” Ungkap Soo Chan dan menelp seseorang kalau  akan mulai operasi.


Soo Chang sudah ada di toko perhiasan milik pria yang diintai olehnya. Dengan setelah jas, Soo Chang mengaku tidak peduli dengan harga  selama barangnya mewah dan berkilau, karena  banyak melihat wanita cantik, dengan sengaja memberikan umpan. Si Pria tua mulai tertarik mendengarnya, Soo Chang melihat kalau  Pupil mata si pria membesar saat memperlihatkan kartu namanya lalu mengangkat telp yang berdering.
“Halo, Min Chul.. Apa Guru kita akan datang ke reuni?” kata Soo Chang sambil melihat sesuatu diatas kuris mencari informasi dan segera menutup telp.
“Kau alumni SMA mana...” tanya si Pria Tua. Soo Chang menyebut SMA Whimoon. Pria itu dengan bangga kalau sama denganya. Soo Chang berpura-pura terkejut kalau pria itu adalah seniornya.
“Aku sudah tahu, ada sesuatu tentangmu.” Kata si pria tua. Soo Chan tersenyum karena  pria itu memakan umpannya dan tersenyum lebar.
Seorang wanita masuk menyap Soo Chang dengan panggilan Tuan Kang memberitahu kalau jumlah nominal yang berikan,  sangat luar biasa. Soo Chang pikir tak masalah, lalu mengajak Si pria yang dianggap seniornya untuk makan dengan beberapa teman cantiknya. Si pria pun berjanji  akan memberi apa yang di minta kurang dari seminggu, pada juniornya. 

Keduanya duduk di dalam restoran, Soo Chang melihat perhiasan diatas meja dan berpikir untuk mengirim uang sekarang. Si pria yang ditemani wanita cantik tak percaya kalau Soo Chang  selalu tanggap dalam hal uang. Soo Chang berpura-pura akan membayar, saat itu pintu terbuka.
Si pria dan wanita kaget mendengar seorang wanita berteriak. Ternyata istri si pria tua datang dan ingin memberikan pelajaran untuk suaminya. Suasana mulai kacau dan Soo Chan bersama dengan teman wanita mengambil kesempatan untuk membawa kalung.  Soo Chang dan Ko Bong Sook pun keluar dari restoran berpura-pura tak terjadi sesuatu. 

Sung Hyun memberitahu Gong Soo Chang, dengan lima tuduhan penipuan dan Detektif Jo menangkapnya karena  mencuri perhiasan enam bulan lalu, serta dibebaskan sehari sebelum  Detektif Jo meninggal. Ia juga memeriksa catatan panggilan Detektif Jo.
“Gong Soo Chang menelponnya  berkali-kali sampai hari itu.” Ucap Sung Hyun. Dong Tak melihat berkas yang ada ditanganya.
“Kudengar dia bicara  tentang balas dendam untuk menyingkirkannya. Dan juga kami menemukan saksi yang melihat Soo Chang malam itu.” Ucap Lee Ho Tae. 

Flash Back
Ho Taek menginterogasi saksi yang mengatakan kalau ia sedang kencing dipojokan malam itu, lalu mendengar suara  pukulan. Ia berlari mendekat  untuk melihatnya, ada orang  pakai helm yang memukulnya. Ia yakin melihat dengan matanya sendiri,
“Dia tidak melapor karena  takut dengan pembunuh, tapi tidak bisa tidur karena  terus mengingat wajah pria itu. Wajah yang dia lihat adalah pria itu.” Jelas Ho Tae
“Tapi Kamera lalu lintas di daerah itu sedang rusak, dan kita tidak menemukan senjata,  bahkan jejak kaki di tempat kejadian. Lalu tiba-tiba, ada saksi? Bukankah ini aneh?  Ada yang mencurigakan, kan?” kata  Park Dong Ki heran.
“Apa urusanmu dengan tersangka  sampai membelanya?” kelh Ho Tae. Dong Ki kesal juniornya bisa bicara seperti itu padanya. Ho Tae meminta Dong Ki agar melihat wajah Dong Tak sebelum bicara.
“Apa ini sungguh dia?” tanya Dong Tak melihat foto Soo Chang di tanganya.

“Sepertinya begitu, walaupun Bukti tidak langsung tertuju padanya.  .” Ucap Kepala Yoo 
“Ini Tidak diragukan lagi Aku bisa tahu  begitu melihat fotonya, Dia ahli dalam hal menipu  dan mencuri barang. Ini sulit untuk ditangkap.” Kata Dong Ki akhirnya menyetujui tanpa curiga
“Mari kita lihat kaki tangannya.” Kata Ho Tae. Kepala Yoo setuju karena apabila mengamatinya terus, maka akan mendapat sesuatu.
“Kita tidak akan pernah  menangkapnya dengan cara seperti itu.” Pikir Dong Tak. 

Seorang pria berbicara di cafe kalau  hanya butuh satu juta dolar  untuk menutupi kerugian, tapi Tanah di Yangpyeong tidak laku. Dong Tak duduk dibelakang si pria berkata jika membantunya, maka akan membayarnya tiga kali lipat. Si pria terlihat tertarik
“Hei.. Kau tidak kreatif, lebih abiak Ubah kalimatmu dan Tangkap dia karena penipuan.” Ucap Dong Tak dan Sung Hyuk memborgol tangan si pria.
Seorang wanita ingin menaik bus dengan sebelumnya ingin mengambil dompet dari wanita didepanya. Dong Tak datang dengan menborgol tangan. 
Di kantor polisi
Si pria mengelak kalau hanya bermain golf dan minum kopi.  Beberapa saat kemudian, Dong Tak sudah membawa semua orang ke kantor polisi atas tindak pindana. Semua orang berkumpul dengan tangan di borgol. Kepala Yoo binggung siapa semua orang yang dibawa oleh Dong Tak.
“Dia akan mengejar siapa saja yang bertemu Gong Soo Chang.” Kata Dong Ki
“Dimana dia makan?  Dimana dia tidur? Dimana dia buang air besar? Siapa pun yang menulis  petunjuk paling banyak tentang dimana dia, maka bisa segera bebas.” Ucap Dong Tak memberikan lembaran kertas dan pulpen, Semua langsung berebut ingin menuliskanya. 


Soo Chang bertemu dengan seorang dokter memperlihatkan perhiasan curianya meminta agar menemukan pembelinya. Si Dokter mengeluh Soo Chang yang membawa barang curian. Soo Chang mengatakan itu Karena barang curian jadi Pegadaian tidak menerima barang  curian karena takut pada polisi.
“Aku juga takut pada mereka dan Kau seharusnya tidak terlalu  mempercayaiku.” Ucap Si Dokter. Soo Chang membujuk agar Dokter itu mau menolongnya.
“Jika aku tidak percaya  pada narapidana, siapa... siapa yang harus kupercaya?” kata Soo Chang. Si dokter pun setuju. Soo Chang pun bisa tersenyum dan pamit pergi. 

Dong Tak menaiki tangga dan Soo Chang turun dengan lift, mereka bisa saling bertemu kalau tak berbeda arah.  Doo Tak bertanya apakah si dokter tahu dimana Gong Soo Chang.Si Dokter pura-pura tak ingat. Dong Tak mengejek pria itu lupa dengan teman satu selnya.
“Kudengar kalian sangat dekat.” Ucap Dong Tak. Si Dokter mengelak kalau mengenal Soo Chang.
“Aku ingat siapa yang menangkapku,  tapi mengapa aku harus ingat teman selku?” kata Si Dokter. Dong Tak tak begitu saja percaya.
“Kau tidak melakukan operasi ilegal, 'kan?” kata Dong Tak berjalan-jalan didepan rak buku.
“Tentu saja. Aku bahkan tidak bersendawa sekarang,  jika ini benar ilegal.” Kata Si dokter.
Dong Tak heran dengan Dokter yang menambahkan operasi plastik  padahal seorang ahli urologi. Akhirnya Dokter itu mengakui kalau sering melakukancoperasi ilegal.
“Mereka bilang aku memiliki tangan yang  berbakat dan mendatangkan banyak uang. Mereka terus memohon padaku.  Aku tidak bisa menolak. Tapi aku tidak melakukannya lagi. Aku bahkan mengganti motto keluargaku. "Urologi untuk tubuh bagian bawah  dan operasi plastik untuk bagian atas."” Ucap si pria
“Ini seperti ruangan di "Kingsman". Ucap Dong Tak menemukan sebuah pintu dan melihat di dalamnya ada tempat praktek dokter, lengkap dengan peralatan. Si dokter mulai panik.
“Jika aku ditangkap lagi, maka aku tidak akan mendapatkan lisensiku.” Kata si dokter panik
“Itu sebabnya aku di sini  untuk membantumu. Aku akan memberimu pekerjaan rumah. Jika kau melakukannya dengan baik,  mak aku tidak akan mengatakan pada siapapun tentang apa  yang aku lihat di sini.” Kata Dong Tak. Dokter itu pikir Dong Tak sedang ingin bernegosiasi dengannya. 


Jin An berdiri didepan pintu kantor polisi merasa yakin kalau pasti ada yang  eksklusif dan berpikir cara agar masuk masuk ke dalam. Di dalam ruangan hanya tinggal lima orang, Ho Tae menyuruh mereka segera menulisnya dengan cepat  dan pulang ke rumah.
“Gong Soo Chang membunuh seorang detektif.  Tuliskan semua yang kalian tahu. Dan jangan berurusan dengannya.  Apa Kalian mengerti?” kata Ho Tae
Jin An menyamar sebagai petugas kebersihan mengetahui kasus Soo Chang  membunuh polisi.
Dong Tak dan Sung Hyuk baru saja kembali, Jin An menelp sambil berbisik kalau ada kasus pembunuhan detektif dan polisi sedang melakukan  penyelidikan terhadap tersangka utama. Ia pun meminta izin melaporkan ini sebagai berita eksklusif... Dong Tak langsung merampas tangan Jin An.

“Kau siapa? Siapa yang kau telpon? Apa maksudmu eksklusif  dan ingin melapornya?” ucap Dong Tak. Jin An panik.
“Ketika seseorang membuang barang-barang eksklusif mereka, maka kami harus mengabarkan dan...” kata Jin An mencoba mencari alasan.
“Aku kenal semua pembersih, tapi belum pernah melihat dia.” Kata Sung Hyuk.
Dong Tak menebak kalau Jin An itu reporter. Jin An menyangkal dan berusaha kabur kalau harus membersihkan tempat lain. Dong Tak menaha sambil bertanya apakah mereka pernah bertemu di suatu tempat. Jin An pikir mungkin di klub Itaewon
“Tapi Tidak mungkin. Aku tidak suka detektif.” Ucap Jin An berusaha kabur tapi Dong Tak dengan satu tanganya bisa menahan troly agar Jin An tak pergi. Dong Tak mengeluarkan ponselnya dan Jin An berjongkok dibelakang trolly.
“Halo?..Aku tidak bisa  bicara sekarang... Aku tidak bisa mendengarmu.  Aku minta maaf.” Ucap Jin n. Dong Tak akhirnya tahu kalau wanita yang didepanya reporter Song Ji An.
“Iya. Kau pasti Cha Dong Tak, bos preman... Maksudku, Detektif Cha Dong Tak.” Ucap Jin An berani melawan.
“Apa begini caramu meliput berita?” keluh Dong Tak. Jin An merasa ada sesuatu dikasus ini.
“Dan kau baru tahu tentang korupsi  setelah Detektif Jo meninggal. Aku akan segera  memberitakan kasus ini. Nama pelakunya Gong Soo Chang, 'kan?” ucap Jin An dengan keduanya saling menatap penuh dendam.
Bersambung ke episode 2

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar