PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 11 Desember 2017

Sinopsis Andante Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Nenek Kim bersama Nyonya Oh dan Bibi Oh keluar dari rumah bersama dengan Shi Young dan Bom. Nenek Kim mengeluh kalau mereka  tiba-tiba ke pemandian karena bisa mandi di rumah. Shi Young mengaku Tiba-tiba  ingin pergi saja.
Shi Kyung melihat Bom pergi melambaikan tangan, begitu juga Bom menatap Shi Kyung lebih lama dan keduanya sama-sama saling memlambaikan tangan perpisahan.  Shi Kyung mengejek Bom dengan menyuruh agar mengosok semua kotorannya dan pasti lama karena tubuhnya yang tinggi.
“Ini.. Aneh... Kenapa aku merasa sangat kesepian?” gumam Shi Kyung. Bom akhirnya keluar dari rumah. 

Bom berada di bawah pohon besar tempat bersama dengan ayahnya, lalu menguburkan kapsul waktu sambil menahan tangis. Ia mengingat kenangan pertama kali bertemu dengan Shi Kyung.
Flash Back
Shi Kyung baru pindah dari rumah mengambil fotonya saat berpura-pura menjadi mayat di diatas pohon. Lalu pertemuan keduanya mereka ketika ada di ruang peti, Bom yang kesal mengeluh kalau sangat berisik. Shi Kyung akhinya melihat Bom di ruangan peti.
Lalu mereka pun akhirnya memutuskan untuk berkencan dibawah pohon, tempat kesukaan Bom.  Mereka juga menari bersama untuk menghibur para pasien di hospice. Bom duduk di tempat tidur Shi Kyung dan mengodanya dengan saling mengesek-ngesekan kaki mereka. Ia juga bersadar di bahu Shi Kyung untuk terakhir kalinya dan memeluk bahunya. 


Shi Young pulang ke rumah menyuruh kakaknya untuk mengejar. Shi Kyung bingung apa maksudnya.  Shi Young memberitahu aklau Bom baru saja pergi jadi menyuruh agar cepat mengernya. Akhirnya Shi Kyung bergegas keluar dari rumah.
“Bom pergi... Tanpa pesan atau telepon... Kenapa? Kenapa dia pergi?” gumam Shi Kyung berlari tapi tak mengetahui keberadaan Bom. 

Esok harinya
“Jelas-jelas dia tersenyum dan melambai padaku di sini. Apa yang terjadi begitu dia keluar dari pintu gerbang? Bom... hilang.” Gumam Shi Kyung menatap sedih melihat pintu rumah saat terakhir kali melihat Bom keluar.
Shi Young baru saja keluar dari pintu dikagetkan dengan kakaknya yang masih berdiri didepan rumah.  Ia lalu mengejek kalau sekarang bukan seperti Shi Kyung yang dikenal, danbertanya apakah sudah bangun dari tidurnya.
“Aku tak bisa tidur.” Ucap Shi Kyung sedih karena memikirkan Bom yang pergi.
“Kalau kau muncul sepagi ini, maka guru BP bisa pingsan.” Kata Shi Young
“Lee Shi Young, bagaimana kau tahu Bom akan pergi? Coba ingat dia pergi ke mana.” Kata Shi Kyung penasaran.
“Sudah kuceritakan semuanya dan Jangan tanya lagi.” Tegas Shi Young lalu bergegas pergi. Shi Kyung pun mengejar adiknya.



Dokter Park, Dokter Lee dan Kepala Perawat terlihat tegang berada dalam ruangan. Nyonya Oh mengetuk pintu dan masuk bertanya alasan ingin bertemu berpikir kalau  ada masalah.
“Beberapa hari lalu, seorang pasien dirawat di ruang pribadi. Kau tahu ruang dengan akses terbatas, kan?” ucap Dokter Park. Nyonya Oh mengaku tahu dan pernah lihat.
“Pasien tersebut minta dipisah. Jadi hanya dokter, perawat dan penjaga yang boleh masuk. Dan Pasien itu... memilihmu, Oh Jung Won, jadi penjaganya.” Kata Dokter Lee. Nyonya Oh kaget. 

Dokter Park akhirnya mengajak Nyonya Oh masuk ke ruang pasien, terlihat gugup. Nyonya Oh melihat pasien dengan rambut panjang menyapa lebih dulu, kalau memilihnya untuk jadi penjaganya dan ingin tahu bagaiman bisa mengenalnya.
Akhirnya pasien itu membalikan badan, Nyonya Oh melotot kaget ternyata pasien yang harus dijaganya adalah Bom. 

Ga Ram berada didalam kamar Shi Kyung,  yang menjelaskan kalau Bom berdiri di depan pintu gerbang, tersenyum lalu pergi ke pemandian Kemudian, menghilang. Ia pikir sudah paham dengan hal itu dan merasa kalau Shi Young tahu jadi ingin tahu apa yang dikatakanya.
“Dia hanya bilang Bom pergi, tapi tak bilang ke mana. Aku mencari ke beberapa tempat, tapi tak ada.” Ucap Shi Kyung binggung.
“Ada ungkapan, tanpa sadar orang meninggalkan jejak.” Kata Ga Ram. Shi Kyung binggung meminta Ga Ram menjelaskan agar dirinya bisa mengerti.
“Jadi, pikirkan saat bersama Bom dan cari jejak Bom. Kenapa Bom pergi, dan mungkin dia ke mana? Jadi Mungkin ada petunjuk.” Ucap Ga Ram
“Jejak, kenapa dan di mana? Siapa, di mana, bagaimana...” kata Shi Kyung memikirkanya. 


Nyonya Oh membersihkan daun bawang sambil melamun, seperti masih shock kalau ternyata Bom yang harus dijaga olehnya.
Flash Back
Nyonya Oh kaget dengan pengakuan Bom yang sakit.  Dokter Park mengataan Bom terkena kanker otak dan tak mau kemoterapi. Nyonya Oh ingin tahu kenapa Bom yang tak mau diobati. Bom tahu  Walau dengan kemoterapi tetap saja takkan bisa sembuh.
“Itu Hanya memperpanjang waktuku sedikit.” Kata Bom
“Aku juga sangat terkejut setelah dengar dari Bom.” Kata Dokter Parl
“Tadinya aku akan ke Seoul dan akan ke RS di sana. Tapi, sendirian di sana sepertinya sangat berat.” Ucap Bom
“Dan juga, tempat ini.. Ayah Bom dulu juga dirawat di ruang ini.” Jelas Dokter Park. Nyonya Oh terkejut untuk kedua kalinya.
“Ahjumma. Maaf tiba-tiba aku muncul seperti ini.” Ucap Bom. Nyonya Oh pikir Tak perlu minta maaf
“Tolong jaga aku seperti saat menjaga pasien lainnya. Dan Bisakah tetap bersamaku? Tolong bantu aku.” Pinta Bom.
Nyonya Oh menanyakan tentang Shi Kyung sekarang. Bom hanya terdiam. 


Bibi Oh keluar dari kamar bersama Shi Young mencium bau sesuatu. Shi Young melihat panci yang hangus. Nyonya Oh tersadar dan bergegas ke dapur lalu mematikan kompor yang membuat panci gosong. Bibi Oh panik karena bisa menyebabkan kecelakaan. Nenek Kim ikut ke dapur berpikir kalau lupa mematikanya.
“Bukan, bu.... Aku membuat kari, tapi lupa mematikanya.” Ucap Nyonya oh
“Ada apa dengan keluarga ini? Seperti sedang kontes amnesia. “ keluh Shi Young. Bibi Oh membenarkan.
“Dan kenapa selalu kari?” keluh Shi Young. Nyonya Oh merasa Kari mudah membuatnya.
“Di sekolah selalu makan siang dengan kari. Aku minta Ganti menunya, karena bosan. Aku ingin makan doenjang-jjigae nenek.” Ucap Shi Young “Ibumu ingin meningkatkan kemampuan masaknya, makanya aku dilarang masak.” Kata Nenek Kim
“Ibu sebaiknya belajar menulis dan menemui orang-orang di hospice. Atau mengobrol dengan anak-anak.” Ucap Nyonya Oh.
Nenek Kim mengeluh anak-anak mana yang dimaksud, karena menurutnya kalau anak-anak itu bisa gila kalau mengobrol dengannya. Nyonya Oh pikir  Bom suka ibunya. Shi Kyung masuk rumah mendengar nama Bom langsung bertanya kabar Bom dan ibunya tahu dari mana. Nyonya Oh panik  menjelasakan kalau hanya menyebut Bom. Akhirnya Shi Kyung mengajak ibunya untuk bicara dikamar meninggalkan Ga Ram. 

Shi Kyung meminta tolon pada ibunya karena setelah memikirkanya bahwa satu-satunya tempat tujuan Bom adalah ibunya. Ia menceritakan kalau punya nomor telepon ibu Bom, tapi tak suka saat mengirim pesan atau telepon bahkan tak membalas. Nyonya Oh bertanya apa maksudnya itu.
“Apa Ibu bisa menelepon ibu Bom? Tanya apa Bom ada di sana? Ibu, tolonglah.” Ucap Shi Kyung memberikan ponselnya agar ibunya bisa menelp.  Ibu Shi Kyung seperti menolaknya dan merasa serba salah. 

Bom berdiri menatap jendela. Tuan Kim melihat Bom mengetahui kalau ia adalah pacar Shi Kyung, Bom kaget karena Tuan Kim bisa mengetahuinya. Tuan Kim pikir sudah pasti tahu karena sering melihat merka bersama dan sangat akrab dengan Shi Kyung.
“Tapi... kenapa kau di sini? Jangan-jangan...” ucap Tuan Kim bisa menduganya.
“Ahjussi... Shi Kyung tak tahu aku di sini atau kalau aku sakit.” Akui Bom. Tuan Kim binggung ingin tahu alasanya.
“Aku belum cerita padanya.”jawab Bom. Tuan Kim bertanya kenapa Bm tak menceritakanya.
“Ahjussi, apa bisa dengan mudah memberi tahu orang lain kalau sakit?” kata Bom. Tuan Ki mengaku kalau memang Tak bisa dengan mudah.
“Tapi, apa tak sebaiknya Shi Kyung tahu? Kalian kelihatan sangat gembira bersama.” Kata Tuan Kim. Bom seperti masih tak ingin Shi Kyung mengetahuinya.
“Baik. Aku akan pura-pura tak tahu. Tapi, apa bisa terus kau sembunyikan? Yahh.. Baiklah, kalau begitu Ikuti kata hatimu.” Pesan Tuan Kim sperti tak ingin menghakimi Bom. 


[Hospice Gaon]
Nyonya Oh memberitahu Bom kalau  Shi Kyung hilang akal mencarinya. Bom seperti membiarkanya. Nyonya Oh ingin tahu apa yang akan dilakuan Bom dan berpikir kalau  sebaiknya dikemoterapi. Bom bersikukuh alau tak mau dikemoterapi.
“Beginilah... penyakitku akan semakin parah. Aku akan mengalami kejang-kejang, Kemudian tubuhku akan lumpuh. Bila kanker menyebar ke mataku, mungkin aku juga akan kehilangan penglihatanku.” Ucap Bom seperti sudah mengetahui kelanjutan sakitnya. Nyonya Oh seperti tak tega dengan mendengarnya.
“Bila kanker tumbuh, maka wajahku akan rusak. Mungkin aku tak mengenali orang. Dengan Terlihat seperti itu, mana mungkin aku bisa menghadapi Shi Kyung? Aku tak bisa.” Kata Bom.
“Shi Kyung bilang meski ayahnya hilang, dia masih mengobrol seolah ayahnya masih bersamanya. Saat dengar itu, maka aku memikirkannya. Sebaiknya aku juga menghilang seperti ayah Shi Kyung. Seperti halnya Shi Kyung menjadi terbiasa dengan hilangnya ayahnya.m jadi dia bisa menerima bahwa aku telah pergi dan menjadi terbiasa. Setelah cukup waktu berlalu.” Ungkap Bom.
“Bom, ada sesuatu yang tak kau ketahui... Itu tak benar.” Kata Nyonya Oh seperti ingin mengaku sesuatu. 


Guru BP memberitahu kalau  takkan lagi mengajar etika setelah semester ini dan takkan lagi jadi guru BP. Shi Kyung terbangun dari tidurnya dan langsung menjerit kaget. Guru Bp mengejak Shi Kyung,  karena berpiir belajar untuk lebih tepat waktu. Tapi tenyata sibuk menebus tidur yang kurang dibalik bukunya.
“Aku tak bisa tidur,bahkan Sama sekali tak bisa tidur.” Ungkap Shi Kyung. Guru BP pikir sangat yakin dengan hal itu.
“Kenapa? Apa Kau sedih karena aku tak mengajar etika lagi?” ucap Guru Bp. Shi Kyung hanya menjawab ya dengan berat hati
“Apa guru BP akhirnya pindah?” gumam Shi Kyung bahagia. Guru BP mengejek Shi  Kyung agar tak perlu sedih
“Tahun depan, aku akan jadi penyuluh karier dan perguruan tinggi. Artinya kita akan bertatap muka, satu per satu, mendalam dan terperinci. Aku akan mengubah kalian menjadi manusia.” Ucap Guru BP. Semua hanya bisa melonggo dan mengeluh karena itu lebih parah.
“ Ya, aku juga sangat gembira... Ini evaluasi etika kalian yang terakhir. Sampai akhir liburan musim dingin kalian akan menemui satu per satu pasien di hospice.” Ucap Guru BP. Semua kembali mengeluh dan guru BP menyuruh mereka agar tenang.
“Gunakan lembar yang kubagikan untuk mencatat semua interaksi kalian dengan pasien. Dan Serahkan setelah liburan musim dingin usai. Kalian harus tahu... aku berada di sekolah setiap hari selama liburan musim dingin. Kalian semua boleh datang untuk konseling.” Ucap Guru BP. Yeon Jung mengajak mereka memberikan hormat, tapi Guru BP menolak dan segera keluar dari kelas. 


Semua langsung membahas kalau mereka akan mengerjakan bersama. Shi Kyun menatap kursi Kim Bom yang kosong dan mengambil lembaran yang ditinggalkan diatas meja.
“Kim Bom... Ini aku. Apa Kau bisa mendengarku? Bicaralah padaku kalau kau dengar aku, maka Akan kudengarkan semua ucapanmu.” Gumam Shi Kyung
Saat itu Bom membuka matanya seperti meraskan kalau Shi Kyung sedang berbicara denganya. Ia berjalan ke jendela melihat para murid berseragam masuk ke Hospice, lalu bergegas mundur dan panik karena ada Shi Kyung berjalan dibelakang. Ia melihat Shi Kyung yang masuk ke dalam hospice. 

Semua sudah mengunakan jaket sukarelawan, mereka seperti membahas sesuatu. Kepala perawat datang memberikan daftar gejala para pasien yang akan di hadapi dan Yang perlu diperhatikan lalu meminta agar membagikan semuanya
“Kalian bisa Tanya padaku kalau ada pertanyaan.” Ucap Kepala Perawat. Semua mengangguk mengerti.
“Itu Jae Woong Ahjussi.” Ucap Shi Kyung melihat daftar nama. Yeon Jung bertanya apakah Shi Kyung mengenalnya.
“Kami bertemu beberapa kali.” Kata Shi Kyung. Kepala perawat meminta perhatian karena mereka bisa melihat datanya lagi nanti.
“Kalian sudah terbiasa di sini, jadi pasti tahu. Selalu berpikir dari sudut pandang pasien dan berhati-hati. Mengerti? Dan juga di ruang pribadi terdapat pasien baru. Ruang tersebut adalah wilayah terlarang. Kalian dilarang masuk ke ruang itu.” Ucap Kepala perawat
“Kenapa dilarang?” tanya Yeon Jung penasaran.
“Di hospice ada pasien yang begitu, untuk berbagai alasan.” Ucap Kepala Perawat
“Apa Pasien itu tak boleh ditemui? Pasti pengap di dalam sana.” Komentar Shi Kyung. Kepala perawat menegaskan kalau itu tak boleh.
“Shi Kyung akan melakukannya kalau dilarang. Dia punya DNA pemberontak.” Ejek Shi Young. Shi Kyung menegaskan kalau tak akan melakukanya. 


Nyonya Oh melihat Bom yang makan sedikit padahal kalau dirumah mereka makan dengan lahap. Bom mengaku kalau  Masakan rumah benar-benar enak. Nyonya Oh bertanya menu apa, berpikir kalau itu pasti  Doenjang-jjigae nenek Kim.
“Aku juga suka omurice buatan ahjumma.” Kata Bom memuji dengan jempolnya.
“Akan kubuatkan omurice untukmu.” Kata Nyonya Oh. Bom terlihat bahagia mendengarnay.
“Kurasa aku bisa menghabiskannya.” Pikir Bom. Nyonya Oh menyuruh Bom agar beristirahat saja sekarang. 

Shi Kyung melihat ibunya keluar dari ruangan pribadan dan bertanya kenapa keluar dari ruangan itu. Bom berada didalam panik begitu juga Nyonya Oh karena anaknya bisa tahu keberadaan Bom. Nyonya Oh bertanya kenapa Shi Kyung ada di rumah sakit.
“Aku Jadi relawan bersama anak-anak. Apa Ibu merawat pasien akses terbatas?” ucap Shi Kyung. Nyonya Oh membenarkan dengan menjaga agr anaknya tak bisa melihat ke dalam ruangan.
“Kau jadi relawan, lalu kenapa kau ke sini?” Ucap Nyonya Oh. Shi Kyung mengaku penasaran.
“Kau selalu ingin tahu, sebaiknya Pergi kerjakan tugasmu.” Kata Nyonya Oh mendorongnya. Shi Kyung ingin tahu pasien seperti apa dan  Kenapa aksesnya terbatas
“Itu Urusan pribadi pasien dan sifatnya rahasia. Ayo pergi saja” kata Nyonya Oh
Bom terus mendengar dari dalam ruangan. Shi Kyung bertanya pada ibunya apakah sudah menelp Ibunya Bom. Nyonya Oh mengaku sudah menelp tapi  tak diangkat. Shi Kyung pikir kalau ini berita buruk dan akan  ke Seoul. Nyonya Oh heran anaknya malah ingin pergi ke Seoul.
“Jangan bicara di sini... Ayo bicara di luar.” Ajak Nyonya Oh karena Bom bisa mendegarnya.
“Tidak, bu. Aku akan kee Seoul sekarang. Jadi aku minta ongkos bis.” Ucap Shi Kyung. Bom hanya bisa medengar pembicaraan Shi Kyung dengan ibunya.
“Kau akan ke mana? Kau tak bisa tiba-tiba ke sana.” Ucap Nyonya Oh karena tahu Bom ada didekat anaknya.
“Pokoknya aku akan pergi mencarinya. Aku tak mau lakukan apa pun sampai Bom ketemu. Aku ingin ibu tahu itu... Kalau aku tak boleh ke Seoul, aku tak mau makan atau tidur.” Kata Shi Kyung mengancam. 


Shi Kyung keluar dari rumah sakit melihat seorang wanita sedang berbicara dengan Kepala perawat seperti sangat serius. Kepala perawat menjelaskan apaila Kim Jae Woong tak mau menemuinya maka  tak ada yang bisa mereka lakukan.
“Tak bisakah melihat wajahnya sebentar saja? Kumohon padamu.” Ucap si wanita. Kepala perawat meminta maaf dan akhirnya memilih untuk pergi. Shi Kyung seperti bisa merasakan dengan yang dirasakan oleh si wanita karena tak bisa melihat tuan Kim. 

Dokter Lee memeriksa Tuan Kim karena agak bengkak dan bertanya apakah Buang air kecilnya lancar. Tuan Kim mengaku  Tak ada masalah. Dokter Lee melihaat Tubuh bagian bawah Tuan Kim mengalami pembengkakan jadi Kalau sulit menyuruh agar mengunakan kursi roda. Tuan Kim menganguk mengerti.
“Kalau ada yang tak biasa segera beri tahu aku.” Kata Dokter Lee pada Tuan Kim. Dan meminta agar Shi Kyung mengawasinya keadaan Tuan Kim juga. Shi  Kyung menganguk mengerti.
“Ahjussi, kau tak apa-apa?”tanya Shi Kyung khawatir. Tuan Kim mengaku tak masalah. Shi Kyung memikirkan sesuatu akan terjadi tapi  Tuan Kim tak ingin membahasnya.
“Ada orang di luar mencarimu, Seorang wanita.” Kata Shi Kyung. Tuan Kim mengaku sudah mengetahuinya dan berpikir untuk membiarkanya.
“Siapa? Kenapa tak menemuinya?” tanya Shi Kyung penasaran.
“Apa kau percaya kalau aku sangat populer di kalangan wanita?” ucap Tuan Kim bangga. Shi Kyung menjawab tidak percaya.
“Dasar Anak ini... Ada banyak wanita yang terpikat oleh lelaki sepertiku. Kau belum tahu banyak.”kata Tuan Kim
“Jadi Apa dia ingin menemuimu karena dia suka padamu?” tanya Shi Kyung. Tuan Ki menjawab kalau tak seperti itu.
“Hanya dia yang benar-benar kusukai.” Akui Tuan Kim. Shi Kyung pikir Tuan Kim harus menemuinya dan malah tak mau menemuinya.
“Aku tak ingin dia melihatku seperti ini. Ini Sudah pasti akan semakin sulit setelah kami bertemu. Aku bilang pada orang lain agar mengikuti kata hatinya dan Sekarang lihat aku. Ini Berat sekali.” Ungkap Tuan Kim. Shi Kyung hanya terdiam seperti tak menyadari kalau Tuan Kim sedang membahas Bom. 



Guru Kang membawa banyak buku ke dalam ruang guru. Bibi Oh melihatnya bertanya buku apa yang dibawa.  Guru Kang mengatakan kalau itu Buku bacaan siswa saat libur. Bibi Oh tak percaya kalau Mereka akan membaca semua buku-buku yang rumit ini.
“Dengan memikirkan Shi Kyung, ini sama sekali tak sesuai untuknya.” Ucap  Bibi Oh
“Tentu mereka tak membacanya Atau mungkin tak bisa membacanya. Tapi mereka harus menantang diri mereka.” Kata Guru Kang
“Mencoba hal sulit, kadang membuat merasa di tingkat yang berbeda.” Ucap Bibi Oh
“Itu yang kuharapkan. Apa Kau mau coba membaca ini?” ucap Guru Kang akan memberikan satu buku
“Tidak, aku lebih suka nonton konser. Selama libur, aku ingin menonton semua acara yang kulewatkan.” Kata Bibi Oh. Guru Kang seperti terkejt mendengarnya. 
Shi Kyung masuk ruangan guru. Bibi Oh bertanya kenapa keponakanya datang. Shi Kyung bertanya pada Guru Park apakah belum ada kabar dari Bom. Guru Park mengelengkan kepala dan juga bingung karea Bom tak pernah absen selama ini bahkan ketinggalan semua pelajaran utama.
“Semua orang membicarakan Bom. Apa Kau tak tahu yang sedang terjadi?” ucap Guru Kang. Shi Kyung mengaku tak tahu dan akan keluar dari ruangan.

“Lee Shi Kyung, belum ada kabar dari Bom?” tanya wakepsek. Shi Kyung mengaku belum dengan wajah sedih.
“Kau harus kuat... Ada yang bilang Katanya tak ada kabar adalah kabar baik. Apa Nenekmu baik-baik saja?” ucap Wakepsek. Shi Kyung mengerti.
“Jaga nenekmu baik-baik. Kalau tak rutin dirawat, manusia akan layu dan mati seperti tanaman.” Ucap Wakepsek. Shi Kyung menjawab mengerti.
“Kabari aku kalau ada kabar dari Bom. Kalian pasangan pertama sekolah kita. Hubungan kalian harus berhasil.” Kata wakepsek. Shi Kyung menganguk mengerti dan keluar dengan wajah sedih. 



Nyonya Oh mencari informasi kalau Teh hijau, baik untuk penderita Alzheimer dan memangil semua anggota keluar agar makan bersama.  Shi Kyung mengeluh kalau menu kali ini kari lagi. Nyonya Oh pikir kemarin hangus jadi tak bisa dimakan.
“Kenapa Shi Kyung tak keluar?” tanya Nenek Kim lalu berteriak memanggil untuk makan.
“Shi Kyung tak mau makan.” Kata Shi Young. Ibunya binggung kenapa anak sulungnya tak mau makan. 

“Jangan suruh aku makan. Jangan suruh aku tidur. Jangan suruh aku ke sekolah. Aku tak mau tidur, makan, atau ke sekolah sampai ketemu Bom.” Ucap Shi Kyung melakukan demo mogok di kamarnya. Nyonya Oh dan yang lainya hanya bisa melonggo melihat tingkah anaknya.
“Jangan makan. Jangan tidur atau ke sekolah! Ibu akan memasang CCTV untuk mengawasimu.” Kata Nyonya Oh marah
“Sebenarnya Bom di mana? Cucuku hampir jatuh sakit.” Kata Nenek Kim sedih
“Ibu, tak usah khawatir jadi Ayo makan.” Ajak Nyonya Oh mengajak mereka keluar dari kamar.


Shi Kyung duduk di kamarnya bertahan untuk tak makan, saat itu terdengar suara Shi Young kalau Ada ikan salmon dan merasa kasihan karena Shi Kyung suka ikan salmon. Shi Kyung mulai tergoda.
“Astaga! Ternyata salmon asap. Ini benar-benar kesukaan Shi Kyung.” Ucap Bibi Oh dengan suara nyaring.
“Apa Kalian pikir aku akan tergoda? Akan kutunjukkan cinta lebih kuat dari rasa laparku akan ikan salmon.”ucap Shi Kyung bersikukuh. 

Bom bertemu kembali dengan Tuan Kim yang sedang mengalami Edema di tubuh bagian bawah, jadi Itu sebabnya pakai kursi roda. Tuan Kim pikir Setidaknya bisa bergerak dengan benda kursi roda.  Bom pikir benar juga dan terjebak di dalam kamar, jadi lega rasanya bisa keluar di malam hari.
“Benar... Walaupun hanya keluar ke halaman rasanya seperti piknik di taman hiburan.” Ungkap Tuan Kim
“Ada beberapa hal yang dulu begitu biasa. Tapi Aku tak sadar betapa berharganya.” Ucap Bom  
“Berharap bisa tahu banyak hal, setelah masuk ke sini.” Ungkap TUan Kim.
“Lalu Kapan kau paling bahagia, Ahjussi” tanya Bom
“Masa kecilku saat tinggal bersama orangtuaku. Dulu aku punya banyak sekali buku komik di kamarku. Setiap hari teman-temanku datang, lalu Ibuku akan mengukus kentang dan ubi. Dia juga membawakan kerak nasi. Kemudian kami memakannya. Kami semua nongkrong di sana. Itu Sangat menyenangkan.” Cerita Tuan Kim
“ Itu Mengingatkanku pada seseorang.” Komentar Bom. Tuan Kim balik bertanya kapan Bom paling bahagia.
“Saat aku bersama seseorang, pemilik semua buku komik itu. Aku paling bahagia bersamanya.” Akui Bom. Tuan Kim pikir kalau tahu orang itu dengan tatapan mengoda.
“Menurutku masa paling bahagia juga membuat semuanya paling sulit.” Kata Bom
“Cerita ini Tak kulebih-lebihkan, aku menang berkelahi melawan 17 orang. Yang tersulit adalah berusaha menghentikan perasaan sayang pada orang lain.” Kata Tuan Kim. Bom terlihat ragu.
“Kalau sudah bertekad, maka kurasa aku bisa. Orang yang keluyuran sepanjang hari punya kesalahannya sendiri. Dia tak berpikir banyak, jadi kurasa mungkin.” Pikir Bom.
“Kata-katamu begitu manis dan penuh kasih. Apa Menurutmu kau bisa? Kalau begitu, beri tahu caranya.” Kata Tuan Kim. Bom hanya terdiam menahan ari matanya.
Bersambung ke episode 13

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


2 komentar: