PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 05 Desember 2017

Sinopsis Andante Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
[Episode 11: Palsu atau Asli...Yang Terpenting adalah Hati]
Bom yang merasakan sakit dikepalanya, akhirnya kembali ke rumah. Ia melihat foto-foto selfie Shi Kyung dalam ponselnya yang terlihat bahagia. Teringat kembali kata-kata Shi Kyung saat bicara dengan Soo Bin “Maksudku... yang terpenting  adalah hatimu. Kalau begitu, haruskah kita melakukan tos?” mengajak Soo Bin High five.
“Lee Shi Kyung... Kedengarannya itu bagus. Aku ingin berusaha  untuk hidup juga. Haruskah kita melakukan tos?” ucap Bom seperti high five dengan Shi Kyung dengan naruh tangan di layar ponsel. 

Nyonya Shin berbaring dengan Soo Bin yang tertidur disampinga, Ia yakin kalau anaknya pasti sangat terkejut karena melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya dan juga masih takut  saat membayangkannya.
“Jika Shi Kyung tidak berada di sana...Tolong beritahu Shi Kyung kalau aku berterimakasih. Aku iri karena kau memiliki Shi Kyung.” Ungkap Nyonya Shin. Nyonya Oh heran berpikir kenapa dengan anaknya.
“Dia anak yang baik... Dia hangat dan tulus. Dia tahu bagaimana merawat orang lain.” Kata Nyonya Shin memuji.
“Sepanjang hidupku, aku tidak pernah menyangka akan mendengar seseorang memuji Shi Kyung.” Komentar Nyonya Oh.
“Kuharap Soo Bin bertemu dengan pria seperti Shi Kyung.” Kata Nyonya Shin.
“ Dia akan menderita jika bertemu dengan pria seperti itu. Mereka khawatir tentang seluruh dunia dan tidak tahu kesulitan yang mereka hadapi. Coba Lihat aku. Aku bertemu dengan pria seperti itu.” Keluh Nyonya Oh.
“Itu seratus kali lebih baik daripada seseorang yang hanya peduli dengan dirinya sendiri. Tapi Kenapa dia harus melihat ini sekarang? Bagaimana aku akan berubah di hari-hari yang akan datang... Apa yang mungkin akan  kulakukan dengan Soo Bin... Aku takut. Dia menantikan liburan itu. Sekarang, aku seperti sudah menguncinya di penjara.” Ungkap Nyonya Shin sedih. 



Nyonya Oh didapur dengan Shin Kyung yang menceritakan apa yang dikatakan oleh Nyonya Shin. Shi Kyung seperti tak percaya mendengarnya. Nyonya Oh mengaku merasa sangat tidak enak saat mengatakan kalau Nyonya Shin telah menguncinya di penjara.

Shi Kyung duduk di kamar ayahnya, kembali bicara pada ayahnya kalau ini sesuatu yang serius Jadi meminta tolong dengarkan baik-baik. Ia ingin bertanya dua hal.
“Pertama, Apa Ayah kenal Soo Bin? Apakah ada cara untuk bisa membantu Soo Bin dan ibunya? Dan juga... Bom.” Ucap Shi kyung lalu teringat dengan kata-kata Bom “Apakah itu asli atau palsu,yang terpenting adalah hatimu.”
Ia melirik ke arah sebuah poster Cinema Paranoid, yang ada dinding dan mengaku pernah menonton film itu. Ia memuji ayahnya yang bergerak dengan kecepatan cahaya sambil mengacungkan jempol kalau sudah mengerti sekarang. Tapi ia mulai berpikir apakah bisa melakukannya. 


Guru Park menjelaskan tentan pertengahan abad ke-16, Joseon sudah menderita sejak invasi Jepang dan Dinasti Qing, jadi mereka lemah. Jadi, ingin tahu apakah pembicara dengan teori bagus bisa memahaminya atau tidak.  Saat itu melihat Shi Kyung sibuk dengan bukunya.
“Kau pasti sangat sibuk” sindir Guru Park sudah berjongkok depan meja. Shi Kyung kaget.
“Lee Shi Kyung... Pemerintah, buruh, dan kepatuhan. Pilihlah salah satu dari itu.” Kata  Guru Park.
“Bisakah Anda mengatakannya sekali lagi?” ucap Shi Kyung binggung. Guru Park akhirnya mengambil buku dari tangan Shi Kyung.
“Kau tulis "Bom, Bom, Bom. Berlian..."Italia, liburan. Soo Bin"? Apa kau sudah merencanakan berbulan madu dengan Bom? Dan juga, siapa Soo Bin? Apa kau berselingkuh?” ucap Guru Park. Shi Kyung tertunduk malu dengan semua teman sekelas yang tertawa.
Shi Kyung melirik pada Bom, Tapi Bom malah tersenyum dengan gerakan bibir mengatakan “Terima kasih.” 


Shi Kyung bertemu dengan wakepsek untuk meminjam Proyektor sekolah. Wakepsek ingin tahu alasanya. Shi Kyung meminta izin agar bisa menggunakannya karena ini penting. Wakepsek ingin tahu apa alasan Shi Kyung ingin meminjamnya.
“Saya akan membawa kaktus nanti dan memberi tahu Anda.” Ucap Shi Kyung berusaha menyakinkan.
“Dimana dan bagaimana caramu menggunakan proyektor?” tanya wakepsek.
“Anda tahu bagaimana mereka menggunakannya di bioskop. Pokoknya, saya membutuhkannya. Saya akan memberitahu Anda nanti dan masih merencanakannya.” Kata Shi Kyung.
“Baiklah... Pemerintah, buruh, dan kepatuhan. Jika kau bisa menentukan salah satunya, maka aku akan mengizinkanmu meminjamnya.” Kata Wakepsek menanyakan hal yang sama.
“Apa Anda dekat dengan Guru BK?” keluh Shi Kyung. Wakepsek pikir itu Tentu saja, semua guru juga dekat Apalagi saat mereka bergosip tentang para siswa. Shi Kyung memilih pergi.
“Apa Kau tidak membutuhkan proyektor?” ucap Wakepsek melihat Shi  Kyung pergi.
“Saya akan pergi dan mencari tahu maksudnya. Tapi Siapa yang membawa kaktus kering ini? Apa Seseorang membawa yang seperti ini? Astaga. Aneh sekali.” Ejek Shi Kyung melihat kaktus kering akhirnya jatuh.
“Itu yang dibawa Lee Shi Kyung.” Kata Wakepske. Shi Kyung pun hanya bisa terdiam.


Shi Kyung kembali ke kelas kaget melihat bangku Bom kosong bertanya apakah pacarnya itu sudah pulang. Ki Goon membenarkan kalau Bom mengambil tasnya dan pergi. Lalu Ji Hye bertanya Siapa Soo Bin dan berpikir kalau itu cinta segitiga.
“Dia tidak terlihat baik. Apa Bom sakit parah?” kata Yeon Jung menahan temanyaa gar tak bicara.
“Bom sudah pulang. Siapa Soo Bin? Apa itu cinta segitiga?” kata tiga orang teman lainya masuk ke dalam kelas.
“Hei! Kalian bertiga bahkan tidak bisa mengerjakan trigonometri. Istirahat saja sana, dan urusi urusan kalian sendiri.” Kata Shi Young membela kakaknya. Shi Kyung akhirnya berlari keluar dari kelas.
“Aku merasa Bom semakin menjauh.” Gumam Shi Kyung tak melihat Bom ada di depans sekolah. 


Bom masuk rumah sakit melihat Nenek Kim langsung memeluknya sambil menangis. Nenek Kim binggung bertanya-tanya siapa yang memeluknya lalu Bom melepaskan pelukanya. Ia tahu kalau itu Bom dan bertanya kenapa datang ke rumah sakit disaat jam sekolah. Bom hanya terdiam dan menangis. Nenek Kim ingin tahu Apa ada masalah. 



Keduanya akhirnya duduk dengan nenek Kim memegang tanga Bom bertanya apakah mau pergi ke RSUD. Bom menganguk. Nenek Kim bertanya lagi apakah ingin ia menemaninya. Bom memberitahu kalau RSUD menyuruh untuk datang dengan seorang wali.
“Baiklah kalau begitu. Aku bisa mendapatkan udara  segar dalam perjalanan. Kau Cobalah untuk tidak takut. Jika kau meletakkan terlalu banyak beban, maka kau akan mematahkan kaki meja. Itu berarti dunia ini penuh dengan kekhawatiran yang tidak berguna. Kau bisa khawatir setelah mendapatkan hasil tesnya. Untuk saat ini, kau harus tenang.” Pesan Nenek Kim.
“Omong-omong, Nenek... Bisakah Nenek merahasiakan ini dari Shi Kyung?” ucap Bom. Nenek Kim bertanya kenapa Shi Kyung tak boleh tahu.
“Dia mungkin khawatir tanpa alasan. Aku akan memberitahunya begitu mendapatkan hasil tesnya.” Kata Bom
“Baiklah. Aku dikenal karena kemampuanku menyimpan rahasia. Jangan khawatir. Tapi Tetap saja, kau harus tahu bagaimana cara bersandar pada orang lain saat keadaan sulit. Itulah persahabatan.” Jelas Nenek Kim. 


Shi Kyung binggung melihat Bom yang tak datang dan menelp juga tidak mengangkat teleponnya. Ia mulai panik karena takut terjadi sesuatu pada Bom.
“Semua orang ada di sini. Cepat kesini. Jika kau berangkat sekolah, datanglah ke ruang latihan.” Tulis Shi Kyung mengirim pesan pada Bom.
Nyonya Oh dan Soo Bin berusaha mengangkat Nyonya Shin ke atas kursi roda tapi tenaga dua wanita tak bisa mengangkatnya. Nyonya Oh pikir akan mudah jika ada yang bisa membantu mengangkatnya, lalu melihat teman Shi Kyun yang sedang berkerja part time meminta bantuanya.
“Tolong bantu kami. Kami akan membawanya mandi. Bisakah kau membantunya naik kursi roda?” ucap Nyonya Oh.
“Pegang leherku.” Kata teman Shi Kyung. Soo Bin pikir tak perlu karena  akan memeganginya di satu sisi. Teman Shi Kyung bisa memindahkan dengan cepat.
“Terima kasih. Kau terlihat sangat gagah, dan  pasti kuat juga.” Ungkap Nyonya Shin. Teman Shi Kyung terdiam seperti tak biasa menerima pujianya. Soo Bin dan Nyonya Oh juga mengucapkan terimakasih.
“Anda bilang akan membawanya mandi, 'kan?” ucap teman Shi Kyung akhirnya membantu mendorong kursi roda. 


Nenek Kim dan Bom turun dari motor. Nenek Kim yang memakai helm merasa kepalanya terasa sangat berat, lalu mengetahui pasti merasa lapar. Bom sedikit. Nenek Kim mengaku  sudah merencanakan untuk memberikannya setelah melakukan tes di RS.
“Aku mengemasi kue beras dan kentang manis. Ayo kita cari tempat untuk memakannya. Sekarang saatnya makan siang.” Ucap Nenek Kim lalu keduanya duduk di kursi taman menikmati makanan yang dibawa oleh Nenek Kim.
“Kapan kau akan mendapatkan hasilnya?” tanya Nenek Kim. Bom menjawab  harus menunggu beberapa hari.
“Apa kau ingin aku ikut denganmu juga?” kata Nenek Kim. Bom hanya terdiam lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
“Nenek, lihat ini. Aku memberikan satu untuk Nenek sebagai tanda mengucapkan terima kasih. Kita masing-masing akan memilikinya.” Kata Bom memperlihatkan gantungan boneka berwarna  kuning
“Apa Kau ingin aku memasang ini di tasku?” ucap Nenek Kim. Bom membenarkan.
“Kim Duk Boon pasti diberkati di usia tuanya. Aku tidak pernah menerima boneka sepanjang hidupku. Tolong pasangkan di tasku.” Ucap Nenek Kim dan Bom pun memasangkan di tas Nenek Kim.
“Apa kau yakin ini bukan untuk Shi Kyung?” kata Nenek Kim. Bom membenarkan kalau itu untuk  Kim.
“Ini sangat lucu, jadi aku membeli dua, tapi aku tidak tahu harus memberikannya kepada siapa. Aneh rasanya ada orang” kata Bom. Nenek Kim menganguk mengerti.
“Aku harus pergi ke Panti Jompo dan Hospice untuk memamerkannya.” Ucap Nenek Kim bangga lalu memakai tasnya dan bertanya apakah memang cocok. Bom mengangkat jempolnya kalau itu memang cocok.
“Apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa kau mau pergi ke sekolah?” tanya nenek Kim. Bom menganguk karena sudah  dapat SMS dari Shi Kyung untuk menyuruhnya segera kembali.



Semua anak berkumpul dengan wajah sedih. Ki Goon merasa sudah melihat banyak pasien di rumah sakit, tapi itu sangat menyedihkan. Yeon Jung pikir mereka tahu tentang Soo Bin sekarang, tapi ingin tahu alasan Si Kyung memanggil semuanya.
“Aku butuh bantuan kalian.” Ucap Shi Kyung meminta mereka mendekat saat itu Bom baru saja masuk lorong kelas.
“Jadi Bagaimana menurut kalian?” kata Shi Kyung setelah menjelaskan idenya.
“Ini ide yang terbaik dari semua ide yang kau miliki sejauh ini. Hal ini luar bisa. Bagaimana kau bisa memikirkan hal ini?” komentar Ki Goo. Shi Kyung tak percaya kalau idenya luar biasa
“Karena ujian sudah selesai, kita punya waktu, dan kedengarannya menyenangkan. Bukankah menurutmu itu akan terlalu banyak pekerjaan?” ucap Min Suk
“Kita bisa menggunakan ini untuk melakukan semua jam sukarela kita. Tapi, apakah menurutmu ini akan sangat membantu mereka berdua?” kata Yeon Sung
“Kupikir mereka akan menyukai kenyataan kalau kita melakukan sesuatu untuk mereka.” Ungkap Ga Ram.
“Aku suka itu. Aku akan melakukan apapun yang kau butuhkan.” Kata Ji Hye. Shi Young juga setuju.
“Wahh.. hei.. Sampah, akhirnya kau tahu nilai sebenarnya Oppa-mu.” Kata Shi Kyung mengejek. Shi Young menegaskan kalau  melakukannya untuk Soo Bin, bukan karena kakaknya. Bom sengaja mendengarkan dari luar kelas.
“Lagi pula, ini adalah idenya... Ini ide Kim Bong Gu.” Ucap Shi Kyung.  Semua bertanya-tanya Siapa.
“Itu Bom. Ini adalah kode rahasia mereka. Kim Bong Gu dan Bernard..” Kata Shi Young membuka rahasia kakanya.
“Apa anak-anak dari Seoul banyak yang melakukannya?” ejek Ki Hoon.
Shi Kyung memberitahu kalau Bom mengatakan apakah itu asli atau palsu, yang terpenting adalah hatinya. Ki Hoon mengejek agar mereka  Dengarkan dan bersiaplah untuk terkesan dengan mengejek Shi Kyung, Si redup. I Hye bertanya apakah tahu artinya. Ki Hoon pikir tidak ingin tahu karena yang terpenting adalah hatinya.
“Aku benar-benar ingin melihat senyum Soo Bin.” Ucap Shi Kyung
“Kau terus memikirkan Soo Bin. Apa Guru BK benar tentangmu? Aku mencium sesuatu yang aneh, Bernard.” Ucap teman-temanya mengejek.
“Terserah kau. Aku tidak seperti itu.” Ucap Shi Kyung
“Yang terpenting  adalah hatimu. Penyair... Lee Shi Kyung.” Ejek Ki Hoon. Ga Ram melihat Bom berdiri di depan pintu lalu memberitahu Shi Kyung saat Bom memilih untuk pergi. 

Shi Kyung mengejarnya sampai ke depan sekolah bertanya kenapa tidak memberitahu sudah datang padahal sudah menunggu dari tadi dan ingin tahu alasan pergi dan juga absen Apa pergi ke suatu tempat. Bom hanya diam saja.
“Aku sedang berbicara dengan anak-anak tentang bagaimana membantu Soo Bin.” Ucap Shi Kyung bersemangat.
“Kau harus pergi... Kau tampak sibuk. Dan juga... Jangan hanya mengurus orang lain.” Ucap Bom sinis lalu berpikir Shi Kyung melupakan yang dikatakan.
“Aku tidak mengatakan kalau kau melakukan kesalahan. Aku akan pergi.” Kata Bom lalu bergegas pergi. Shi Kyung binggung melihat sikap Bom tak seperti biasa. 

Shi Kyung duduk didepan rumah. Nenek Kim baru pulang heran melihat cucunya yang duduk didepan rumah lalu duduk disamping cucunya merasa kalau lututnya mulai sakit karena berjalan terlalu lama. Shi Kyung kaget melihat neneknya memakai gantungan kunci yang dipakai oleh Bom juga.
“Bom memberikannya padaku. Dia ingin kami memakai boneka yang serasi dengan tas kami.” Ucap Nenek Kim.
“Apa Nenek bertemu bom? Kapan?” tanya Shi Kyung kaget
“Aku pergi bersamanya ke RSUD.” Ucap Nenek Kim lalu panik karena kecepolosan bicara.
“RSUD! Apa Bom sakit? Apa Bom sakit atau ada sesuatu, Nenek beritahu aku? Apa itu anemia lagi?” kata Shi Kyung panik.
“Dia tidak sakit. Dia hanya... Hanya itu...” ucap Nenek Kim. Shi Kyung binggung apa yang dimaksud dengan neneknya.
“Aigoo, kau tahu hal itu... Itu hal yang dialami wanita.” Ucap Nenek Oh. Shi Kyung seperti mulai percaya.
“Aku banyak mendengar tentang orang sakit belakangan ini. Apa Bom sakit parah sampai harus pergi ke rumah sakit? “Ah, dia sakit parah karena... ”pikir Shi Kyung ragu dan juga khawatir
“Dia akan baik-baik saja begitu  minum obat penghilang rasa sakit dan banyak tidur. Dia akan segera lebih baik.” Kata Nenek Kim
Shi Kyung ingin tahu alasn neneknya  pergi ke rumah sakit bersama Bom. Nenek Kim menjelaskan Bom  tidak ingin pergi sendiri, jadi meminta untuk pergi bersama. Shi Kyung ingin tahu apakah Bom sakit parah. Nenek Kim menceritakan ketika  melewati itu di masa mudanya.
“Kupikir aku akan mati karena sakit. Aku akan marah tanpa alasan dan memukul orang. Aku ingin makan permen, jadi makan banyak permen.” Kata Nenek Kim.
“Oh, aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Dia seharusnya memberitahuku tentang itu.” Kata Shi Kyung lalu bergegas pergi. Nenek Kim binggung kemana Shi Kyung akan pergi.

Shi Kyung bergumam dalam hati kalau Bong Gu sangat bodoh, karen atak sulit untuk mengatakan padanya. Bom didepan rumah binggung tiba-tiba Shi Kyung datang dengan membawa kantung belanja. Shi Kyung  mengatakan kalau sudah Nenek memberitahu semuanya pergi ke rumah sakit, Bom kaget mendengarnya.
“Kenapa hal itu menjadi masalah besar sehingga kau tidak bisa mengatakannya kepadaku?” kata Shi Kyung
“Berapa banyak yang Nenek katakan?” tanya Bom terlihat kecewa.
“Semuanya... Nenek  menceritakan semuanya padaku. Aku mendengar kalau kau akan melalui "itu." Itukah sebabnya kau marah padaku?” kata Shi Kyung. Bom binggung.
Shi Kyung memberikan obat pada Bom, kalau itu obat penghilang rasa sakit. danTidak ada salahnya jika kau meminumnya pada hari-harinya itu jadi  tidak akan merasa sakit. Bom tersenyum mendengarnya, ternyata nenek menceritakan alasan lain.
“Dan ini juga... Apa kau mau permen?” kata Shi Kyung. Bom binggung kenapa Shi Kyung memberinya permen.
“Nenek mengatakan kalau dia akan selalu memakan permen dan makan gula-gula. Aku membeli banyak untuk berjaga-jaga.” Ucap Shi Kyung
“Jadi, maksudmu... Apa Kau pikir itu adalah "itu"?” kata Bom berpikir kalau ia terkena sakit mensturasi.
“Nenek mengatakan sakit adalah "itu." Dia bahkan membawamu ke rumah sakit karena perutmu sangat sakit.” Kata Shi Kyung. Bom langsung tersenyum. Shi Kyung bahagia karena melihat Bong Gu tersenyum.
“Berjanjilah padaku satu hal. Kau mengatakan kepadaku tidak ada yang akan datang berlari jika menelepon sambil menangis. Tapi Aku selalu siaga untuk datang berlari. Jadi Berjanjilah untuk tidak menghindariku jika kau mengalami kesulitan. Katakan apa masalahmu, apapun itu.” Ucap Shi Kyung memberikan jari kelinking dengan memberikan cap salin dan ditandatangani.
“Kau sudah berjanji padaku. Kita berjanji, cap, dan menandatangani salinannya. Dan juga, kami membuat acara untuk Soo Bin dan ibunya. Apa kau akan bergabung juga, Bong Gu? Kalau kau Diam berdiri maka artinya kau ingin ikut. Dan Angkat satu tangan sambil  melompat jika kau tidak mau.” Ucap Shi Kyung dan melihat Bom diam jadi jawabanya  akan ikut


Shi Kyung dan Bom mendatangi ruangan Nyonya Shin dan juga Soo Bin memberikan selembar [Undangan untuk Liburan Masa Depan] Wajah keduanya terlihat sangat bahagia.
Ga Ram merayu ayahnya agar bisa melakukan sesuatu, ayahnya tak bisa menolak dan akhirnya memutuskan untuk mencobanya. Teman Shi Kyung pun di dorong masuk untuk bertemu dengan Shi Kyung, keduanya seperti masih terlihat canggung.
Bibi Oh berbicara pada Yong Gi  menanyakan alasan tidak bernyanyi untuk Soo Bin dan ibunya, padahal Ia melihat anak muridnya itu penyanyi yang sangat hebat. Bibi Oh menyakinkan kalau  Ini kesempatan untuk menunjukkan Bakatnya kepada orang lain juga. Semua anak pun bersiap-siap dengan kostum mereka.


Nyonya Oh memberikan lipstik pada bibi Nyonya Shin. Soo Bin dan ibunya mengunakan pakaian kembar dengan wajah ceria. Nyonya Oh memastikan kalau Nyonya Shin sudah minum obat  penghilang rasa sakit, Nyonya Shin pikir akan baik-baik saja selama berjam-jam.
“Apa itu Liburan masa depan?” tanya Nyonya Shin.
“Benar, Bu. Aku sangat bersemangat dan penasaran. “ ucap Soo Bin
“Anak-anak di sini sangat piawai melakukan acara ini. Ibu mertuaku bahkan tampil dengan menyanyi rap karena anak-anakku memaksanya.” Cerita Nyonya Oh. Keduanya tak percaya mendengarnya.
“Apapun itu, itu akan menyenangkan jadi kalian harus menikmatinya.” Ucap Nyonya Oh. Nyonya Shin tiba-tiba merasakan sakit lalu bisa menahnya.
“Ibu Shi Kyung, terima kasih. Bisakah aku berasumsi kalau aku sudah membuat teman baru di akhir hidupku?” kata Nyonya Shin. Nyonya Pikir itu Tentu saja. Soo Bin mengajak ibunya untuk segera pergi. 

Soo Bin mengajak ibunya di lorong rumah sakit, Seseorang menyapa dengan bahasa italia. Soo Bin bisa tahu kalau itu Seung Do dengan mengunakan wig. Seung Do mengantarkan mereka masuk ke sebuah ruangan. Nyonya Shin dan Soo Bin melonggo karena suasana seperti ada di tepi pantai.
Yong Gi pun menyanyikan lagu italia dengan iringan piano Bibi Oh. Dua meja sudah ada didepan proyektor. Shi Kyung memberikan dua gelas  espresso asli Italia Dan Bom membawakan pizza margarita terbaik.
“Baunya sangat enak.. Kopi ini asli.” Ucap Nyonya Shin mencium baunya.
“Ibu, hari ini kau harus meminumnya.” Kata Soo Bin. Nyonya Shin pun menyetujuinya mencicipi kopi kesukaanya. 

Tiba-tiba Bom merasakan kepalanya pusing, lalu bergegas keluar dari ruangan. Ia duduk dan melihat pesan yang masuk ke dalam ponselnya “Kim Bom, hasil tes Anda sudah keluar. Silakan datang untuk mengambilnya” wajanya sedikit tegang. Shi Kyung keluar ruangan bertanya kenapa Kim Bom ada disini.
“Tidak ada apa-apa. Ayo masuk.” Ucap Bom. Shi Kyung panik berpikir Bom  pusing karena anemia dan ingin duduk dan istirahat. Bom menyangkalnya dan mengajak Shi Kyung segera masuk saja. 

Semua menonton video yang di rekam oleh Soo Bin, wajah Nyonya Shin masih bisa tersenyum walaupun sedang sakit. Tiba-tiba Nyonya Shin mulai merasakan sakit, Soo Bin pun panik menemaninya dan akan memanggil dokter. Beberapa kali Soo Bin menemani ibunya di rumah sakit yang mengalami gejala kesakitan.
“Soo Bin... Bagi Ibu... Waktu yang Ibu habiskan bersamamu... Membuat Ibu sangat bahagia dan itulah yang paling Ibu syukuri.” Ucap Nyonya Shin tak bisa menahan rasa sedihnya.
“Ibu... Ibu, kau akan  selalu bersamaku. Jadi... Ibu akan selalu berada di suatu tempat. Kita harus bertemu lagi. Berjanjilah padaku.” Kata Soo Bin.
“Baiklah, Ibu  akan menunggumu.” Kata Nyonya Shin. Bom berdiri di samping Shi Kyung tiba-tiba langsung mengengam tangan pacarnya. Shi Kyung sempat terkejut tapi membiarkanya.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar