PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 06 Desember 2017

Sinopsis Two Cops Episode 7

PS : All images credit and content copyright : MBC
Dong Tak mengemudikan mobilnya mengingat kejadian sebelumnya merasa kalau bisa melihat sesuatu sekarang. Soo Chang menyapa Dong Tak yang duduk disampingnya lalu bertanya apakah sekarang tidak bisa dengar.
“Aku pikir seseorang telah mendiagnosa  kalau dirinya benar.” Ucap Soo Chang. Dong Tak menyuruh agar menutup mulutnya.
“Aku sudah tutup mulut... Ahh.. Benar, kau tidak bisa melihatku.Astaga, aku takut karena mengira  kau bisa melihatku.” Ucap Soo Chang
“Kubilang, tutup mulut... Aku akan memanggil pengusir  setan dan dukun jika tidak diam.” tegas Dong Tak
“Apa Kau pikir aku hantu? Itu hanya bekerja pada orang mati. Aku roh dari tubuh yang tidak sadarkan diri karena kau. Aku tidak percaya kau menyamakan itu.” Ucap Soo Chang
“Tapi kenapa harus aku?” keluh Dong Tak kesal
“Benar. Kenapa hanya kau  yang bisa mendengarku? Kenapa cuma kau yang memilikinya?” kata Soo Chang ikut kesal
“Jadi maksudmu, aku harus percaya  pada apa yang dikatakan roh?” tanya Dong Tak. Soo Chang membenarkan.
“Dia bukan pelaku sebenarnya. Aku tahu pelaku sebenarnya.” Ucap Soo Chang menyakinkan.
Dong Tak menahanya agar cukup membahasnya karena ketika menangkapnya menyindir untuk mengucapkan terima kasih sudah membantunya. Tapi menurutnya kalau ini adalah memang benar bahwa Tuan Lee penjahat yang sebenarnya.
“Bagaimana kau tahu?” ejek Soo Chang bertanya.
“Dia mengaku. Tidak ada orang bodoh yang mengaku  telah membunuh seseorang.” Kata Dong Tak
“Tidak, kau tidak mengenalnya. Dia bukan hanya bodoh.  Dia sangat bodoh. Kami sama-sama di panti asuhan... “ucap Soo Chang seperti tak ingin membahasnya dengan mengartikan Dong Tak lebih percaya pada Tuan Lee dibanding dirinya.
“Kau penipu. Itu sebabnya aku  tidak mempercayaimu.” Tegas Dong Tak. Soo Chang pun tak bisa berkata apa-apa lagi. 



Jin An membacakan makan dalam plastik berlatih seperti mengejutkan seseorang, sambil berkata kalau berharap tidak salah paham  karena membawa makanan dan hanya ingin mereka bekerjasama...
“Katakan yang sejujurnya. Ceritakan padaku tentang kasus Detektif Jo. Maksudku, kita sudah melewati banyak hal. Bisakah kau memberi beberapa  informasi eksklusif tentang itu?” ucap Jin An lalu mengeluh dengan sendirinya dan berharap agar bawanya itu berhasil. 

Soo Chang dan Dong Tak terdiam dalam mobil. Dong Tak bertanya apakah Soo Chang kecewa karena ia tidak percaya pada penipu dan ingin tahu alasan Mengapa harus masuk ke tubuhnya. Soo Chang mengaku mengingat sesuatu yang harus dilakukan.
Flash Back
Ia mengingat saat masih kecil mengatakan “Ayahku tidak melakukannya. Kau bilang akan membantunya  membuktikan dia tidak bersalah.”
“Itu karena aku belum  menyelesaikan sesuatu. Aku memang penipu, tapi tidak akan  menipu seseorang ketika menjadi roh. Aku akan melakukan yang seharusnya dengan tubuhmu, .dan kau bisa menangkap penjahat  yang sesungguhnya.” Ucap Soo Chang berusaha menyakinkan.
“Jadi maksudmu Lee Doo Sik bukan penjahat sebenarnya. Dan kau melihat wajah  penjahat yang sebenarnya?” kata Dong Tak seperti mulai percaya.
“Oke, pupilmu melebar. Ini artinya permainan berakhir.” Gumam Soo Chang bahagia.
“Apa Kau menyuruhku untuk percaya pada roh?” keluh Dong Tak. Soo Chang memohon agar bisa mempercayainya.
“Kau tidak akan pernah tahu. Kita mungkin ditakdirkan untuk bekerjasama.” Kata Soo Chang menyakinkan. 
Dong Tak mengingat saat membayar 10 dolar, lalu perawat mengatakan Dong Tak akan segera menemukan  pasangan yang luar biasa jadi harus tetap bersama  seolah menyatu dan hanya itu cara agar bisa hidup.
“Tubuh detektif dimasuki roh penipu. Aoa Menurutmu ini masuk akal?” ucap Dong Tak masih tak percaya
“Ya, jika kita berhasil mendapatkan  sesuatu dari ini.” Kata Soo Chang meyakinkan. 


Tuan Lee akhirnya dibawa masuk ke dalam kantor polisi, Jin An melihat Sung Hyuk langsung memanggilnya, bertanya Apa ada sesuatu yang terjadi. Sung Hyuk dengan bangga kalau mereka sudah menangkap orang  yang membunuh Detektif Jo.


Soo Chang mengikuti Dong Tak turun dari mobil mengeluh kalau membuatnya rumit, karena cuma perlu masuk ke tubuhnya. Dong Tak berbalik meminta agar Soo Chang bisa mendengarkanya. Soo Chang meminta agar Dong Tak bergeser ke arah kanan. Dong Tak pun mengikutinya walapun tak bisa melihat.
“Lalu beri bukti kalau  dia bukan pembunuhnya.” Ucap Dong Tak. Soo Chang binggung ditanya bukti
“Kau tidak punya, 'kan? Usaha yang bagus. Aku sempat bingung sebentar,  dan berpikir kau benar. Tapi kau bukan aktor yang hebat. Jadi kumohon pergilah, roh penipu.” Ucap Dong Tak marah.
“Hei, itu Ssong. Kau disana. kau seharusnya lihat apa  yang kulakukan hari ini. Sayang sekali.” Ucap Soo Chang bahagia melihat Jin An yang datang. Dong Tak menyuruh Soo Chang diam dan pergi. 
Jin An mengucapkan Selamat sudah menangkapnya dan merasa kalau sudah punya andil besar. Soo Chang pikir mereka menangkapnya berkat Jin An juga. Jin An pun meminta agar memberikan berita eksklusif...
“Apa Kau tidak dengar? Pergi kau!” ucap Dong Tak kesal selalu mendengar ucapan Soo Chang. Jin An binggung tiba-tiba Dong Tak malah mengusirnya. Dong Tak berusaha menjelaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Bagaimana kau bisa begitu kasar pada wanita?” keluh Jin An.
“Terutama pada wanita cantik seperti Ssong.” Komentar Soo Chang. Dong Tak makin marah dengan mata melotot

“Wow, dan sekarang kau melotot padaku.” Kata Jin An tak percaya. Dong Tak menjelaskan kalau itu bukan untuk Jin An.
“Jika bukan untukku, siapa lagi yang ada disini? Mengapa? Apa ada hantu di sekitar sini?” ucap Jin An marah. Dong Tak mengaku kalau memang seperti  itu.
“Ssong, kau paling cantik ketika marah. Aku tidak yakin apa  kau menyadari itu.” Ucap Soo Chang memuji
“Apa Kau marah pada semua orang? Maksudku, seorang wanita seharusnya tidak marah  seperti itu pada orang lain. Bagaimana... bisa kau tidak memahamiku? Matamu tidak bisa memahami orang. Jangan marah pada semua orang. Bahkan jika dia sepertiku, maka kau tidak boleh marah pada pria lain.  Jangan pernah. Kau harus Marah saja padaku. Mengerti?” ucap Dong Tak lalu masuk ke dalam kantor polisi.
“Kapan aku marah pada semua orang?” ucap Jin An binggung. Soo Chang meminta Jin An agar tenang saja.
“Bagaimanapun, aku sudah menaruh umpan. Tapi bagaimana jika Doo Sik sungguh pelakunya?” kata Soo Chang mengikuti Dong Tak masuk kantor. 

Jin An bertanya-tanya siapa yang ada dengan Soo Chang. Soo Chang berkata kalau akan membantu. Dong Tak mengatakantidak butuh. Jin Ah melihat Dong Tak berpikir kalau Dong Tak yang ingin ia berhenti  meminta berita eksklusif,
“Bukankah seharusnya kita saling bergandengan tangan...” kata Soo Chang. Dong Tak menegaskan tidak akan  memegang tanganya.
“Aku tidak akan memegang tanganmu!” Jerit Dong Tak seperti sedang berbicara sendiri.
“Dimana... kau?.. Sialan, kau sebelah kiri atau kanan?” ucap Dong Tak marah ingin menyemport dengan alat pemadam.
“Kau yang terus berputar.  Aku bukan dikiri atau kanan.” Ejek Soo Chang
“Aku akan menangkapmu.” Kata Dong Tak. Jin An yang melihat tak percaya kalau bisa melakukan pekerjaan dengan detektif gila seperti Dong Tak.
“Jika aku menyemprot ini,  aku mungkin bisa melihatmu. Kau dimana, brengsek?” ucap Dong Tak kesal
“Aku senang akhirnya dia menangkap pembunuhnya.” Ucap Jin An dengan helaan nafas panjang. 

Dong Tak duduk diam melihat Tuan Lee yang ada didepanya, teringat kembali kata-kata Soo Chang “Dia bukan pelaku sebenarnya. Aku tahu wajah pelaku sebenarnya Biarkan aku masuk ke tubuhmu. Lalu aku akan membantu menangkap pelaku sebenarnya.” Lalu Telp Dong Tak berdering.
“Kami menemukan senjata di rumahnya. Akan kami bawa ke NISI.” Ucap Sung Hyuk dan Dong Tak meminta agar cari tahu apa ada darah...
“Seharusnya ada salah satu darah Detektif Jo Hang Joon. Dan satunya lagi Detektif  Cha Dong Tak, bukan begitu?” kata Tuan Lee menyakinan dan memperlihatkan gambar tato dibagian punduknya.
“Apa sekarang kau sudah mendapatkan  semuanya?” ejek Tuan Lee. Dong Tak pin ingin tahu alasan Tuan Lee Doo Sik membunuhnya.
“Kim Jong Doo, pria itu,bertindak seperti orang bodoh. Jadi aku bilang kepada anak buahku  untuk memberinya pukulan. Tapi... Betapa sialnya aku.. Dia mati.” Cerita Tuan Lee.
“Apa kau membunuhnya karena dia menggali kasus Kim?” tanya Dong tak
“ Tidak... Apa Kau tahu mengapa dia dibunuh? Itu Karena...dia...terlalu pintar. Jadi kau harus berhenti  untuk sok pintar.” Ucap Tuan Lee mengejek.

Dong Tak tak bisa menahan marah dengan langsung menarik  baju Tuan Lee. Dong Ki dan Ho Tae masuk menahan Dong Tak melakukan pemukulan pada si pelaku. Dong Ki menyakinkan kalau Tuan Lee melakukan ini dengan sengaja danakan membuat pengakuan palsu karena memukulnya jadi meminta agar Jangan membiarkan Tuan Lee mengelabuinya. Mereka pun memutuskan agar istirahat lima menit. 
Dong Tak hanya terdiam diluar ruang interogasi. Soo Chang kembali datang bertanya apaah Dong Tak ingin bukti kalau  Doo Sik bukan pembunuhnya. Soo Chang melihat saat Tuan Lee membuka bajunya di temani oleh Ho Tae. 

Dong Tak mondar mandir dalam ruangan mengingat ucapan Soo Chang “Seorang penipu terkadang  bicara jujur. Kau hanya punya satu cara untuk  memeriksa apa aku bicara jujur.” Akhirnya ia membuka bagian belakang Tuan Lee dan tak menemukan ada bekas luka padahal sebelumnya si pelaku tertimpa lemari ketika berusaha menyerangnya.
“Punggungnya tidak terluka. Itulah buktinya.” Ucap Soo Chang. Dong Tak pun merasa sedikit yakin kalau bukan Tuan Lee pelakunya.
“Aku mencari tahu dia dimana pada hari itu,dan hari itu dia melakukan transaksi  di toko terdekat.” Ucap Sung Hyuk di luar ruangan interogasi.
“Kita punya pengakuannya dan  senjata yang ia pakai. Kita tidak perlu memeriksa hal lain.” Kata Ketua Yoo
“Tapi kenapa Detektif Cha di sana?” tanya Jin An. Semua polisi kaget melihat Jin Ah sudah ada didalam kantor polisi. 
Jin An di dorong keluar dari ruangan. Ho Tae mengeluh kalau  Jin An hampir membuat jantungnya copot. Soo Chang terlihat bahagia melihat Jin An ada didepanya, tapi saat itu tiba-tiba jantungnya terasa sangat sakit dan juga matanya pun memerah.
Di rumah sakit
Perawat bertanya pada Soo Chang apakah bisa mendengarnya. Dokter pun mencoba memberikan kejut jantung beberapa kali. Tubuh Dong Tak seperti dalam kedaaan kritis. Soo Chang datang melihat tubuhnya yang diberikan kejut jantung beberapa kali.
“Dia sudah kembali normal.” Kata Perawat bahagia. Dokter pun meminta agar bisa memeriksa setiap 15 menit.
“Kau melakukannya dengan baik.” Ucap si perawat mengajak bicara Soo Chang.
Soo Chang terdiam melihat tubuhnya, lalu teringat ucapan Miss Bong “Jangan lupa. Jika kau tidak kembali  dalam 49 hari,kau harus mengucapkan selamat  tinggal pada tubuhmu untuk selamanya.”
“Ingatan yang ingin aku lupakan. Tapi tidak bisa kulupakan.” Ucap Soo Chang mengingat saat masih kecil kalau butuh bantuannya dengan memberikan sebuah kalung.

“Ya, itu dia...Itulah jaring karma yang harus kubuka.” Ucap Soo Chang. 


Dong Tak menatap Tuan Lee seperti sangat yakin dengan ucapan Soo Chang, lalu ingin bertanya satu hal yaitu apakah Tuan Lee itu dibayar. Tuan Lee hanya tertawa mendengarnya dengan nada mengejek.
“Tekanan terus menerus dan  didukung operasi mengakibatkan polisi mengungkapkan bahwa  dua kasus ini sebenarnya berkaitan. Polisi...” ucap Soo Chang melaporkan berita lalu mendengar kalau Tuan Lee yang keluar dan bergegas mendekatinya.
“Apa ada yang ingin Anda katakan  kepada keluarga korban? Apa motifmu membalas dendam? Hasil forensik belum keluar.  Kenapa Anda mengakuinya?” tanya Jin An dengan para wartawan.
“Mereka menangkapku,dan tidak ada tempat untuk kabur. Aku tidak bisa tidur nyenyak  sampai sekarang. Jika aku mengakui semuanya, maka pejabat tinggi mungkin  mengurangi hukumanku. Tunjukkan dimana kelonggarannya.” Ucap Tuan Lee. 


Flash Back
Ketua Ma sempat bertemu dengan Tuan Lee memerintahkan agar Tutup mulut sampai ada pengampunan khusus dan tahu kalau Tuan Lee pasti menginginkan  posisi yang lebih baik. Tuan Lee meminta agar memastikan untuk membeli jas untuknya  nanti.
Tuan Lee menatap ke arah gedung dibagian atas sebelum menaiki bus. Ketua Ma melihatnya sambil berkomenta Tuan Lee itu tak berpikir bisa bergaul dengan mereka sambil mengumpat si Brengsek sombong.
“Jika dia akan mengganggumu nanti,  singkirkan sekarang.” Saran Tuan No.
“Dia tidak akan bicara dengan mudah.” Kata Ketua Ma yakin. 

Di dalam bus
Dong Tak menegaskan  tidak akan menyerah sampai akhir. Tuan Lee tak peduli menyuruh Dong Tak agar meLakukan sesukanya dan ingin tahu alasan Dong Tak kalau bukan ia pelakunya.
“Seseorang mengatakan kau tidak melakukannya. Aku memutuskan untuk percaya padanya.” Kata Dong Tak
“Apa itu Sungguh? Siapa dia?” tanya Tuan Lee penasaran.
“Orang yang membantu  menyelesaikan kasus ini. Rekanku.” Kata Dong Tak. 

Jin Ah selesai memberikan laporanya, Mi Nam melihat tatapan Jin Ah binggung bertanya Apa yang terjadi. Jin Ah merasa ada sesuatu yang  tidak beres tentang kasus ini. Mi Nam heran karena Jin Antidak terima saja karena menurutnya Keadilan selalu menang.
“Ada yang lain... Sesuatu yang hanya diketahui Detektif Cha.” Kata Jin An dan menatap Dong Tak saat akan masuk ke kantor polisi. Keduanya saling menatap seperti bisa merasakan satu sama lain. 

Jaksa Tak berlari atas treadmeal teringat kembali pertemuan dengan ayah dan juga temanya, memberitahu kalau Lee Doo Sik adalah kasusnya. Petinggi meminta agar Siapapun Jaksa penuntutnya, lakukan persidangan dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya. Jaksa Tak akan menyela.
“Maaf membuang waktu berhargamu.” Ucap Tuan Tak keluar dari ruangan.
“Mengapa aku tidak boleh mengambil kasus ini?” tanya Jaksa Tak pada ayahnya.
“Apa Kau akan bersikeras dia tidak bersalah  sampai terbukti bersalah lagi Dan membebaskan penjahat  seperti sebelumnya? Telpon Ji An. Kita harus makan malam.”kata Tuan Tak lalu keluar dari ruangan.
Tuan Tak membaca profile dari Dong Tak “ LAHIR DI INCHEON, YATIM PIATU, TAHANAN REMAJA, MENJADI PERWIRA” lalu berkata Cha Dong Tak kalau Ada yang hangat didalam angin


Dong Tak datang ke tempat Hang Joon dengan membawakan bunga sambil berkata “Apa ada seseorang yang sangat ingin  kau tangkap sampai menangis? Apa Kau lupa aku menderita  sindrom mata kering?”
“Hang Joon Hyung... Tunggu sebentar lagi... Aku akan menangkap pembunuhnya...lalu...menangis.” ucap Dong Tak lalu pamit pergi. Saat itu seseorang datang membuka tempat abu Hang Joon lalu seperti menyembunyikan sesuatu dan menutupnya kembali. 

Kepala Yoo berkumpul dengan semua timnya di tempat karaoke, sambil bersilang kalau Jika salah satu dari kalian keluar dari ruangan ini, maka akan membunuhnya. Mereka pun mulai bersulang dan menyanyi, hanya ada Dong Tak dan Kepala Yoo duduk sambil minum.
“Apa ada yang mengganggumu?” tanya Kepala Yoo. Dong Tak hanya terdiam sambil memegang gelasnya.
Flash Back
Dong Tak melihat sebuah berkas kalau LEE DOO SIK pada 2 PAGI, 7 NOVEMBER ada di PERSIMPANGAN SEOCHO, SEOCHO-GU dengan mobil yang digunakan terekam oleh CCTV. Lalu ia melihat pada foto kejadian yaitu jam yang sama dengan Doo Sik, jadi tak mungkin ada di dua tempat yang berbeda.
“Buat daftar orang yang ngebut  tanggal 7 November dini hari. “ ucap Dong Tak pergi ke ruangan CCTV. Si petugas mencari data di tanggal 7 November.
“Ini aneh... Semua catatan hari itu hilang.” Ucap Si petugas melihat datanya. Dong Tak pun seperti bisa tahu kalau memang ada sesuatu yang tak beres. 
Dong Tak akhirnya mengaku tak ada apa-apa dan menutupinya sendiri dengan penemuan Dong Tak.  Ketua Yoo meminta agar  Dong Tak Jangan memikirkan hal-hal lain seorang diri. Dong Tak seperti bisa mengetahui kalau ada petinggi dibalik kasus ini.

Perawat Gil menceritakan pada Jin An kalau pasien yang koma di bangsalnya hampir meninggal hari ini. Jin An bertanya apakah maksudnya Orang yang sedang jalan-jalan itu. Perawat Gil yakin Beberapa orang bahkan bangun setelah koma bertahun-tahun.
“Aku sangat khawatir. Kejadian seperti hari ini bisa  saja terjadi lagi.’ Ucap Perawat Gil
“Mengapa kau sangat peduli?” tanya Jin An heran. Perawat Gil mengatakan kalau itu Karena rasa kemanusiaan.
“Atau aku penggemarnya.” Kata Perawat Gil. Jin Ah bertanya apakah pasienya itu tampan.
“Apa Kau pikir aku perawat yang akan jatuh  cinta pada pasien karena penampilan?” keluh Perawat Gil. Jin Ah seperti bisa tahu kalau pasien itu tampan.

Saat itu Dong Tak dkk baru saja keluar dengan mengantar Kepala Yoo pulang mengunakan taksi. Perawat Gil melihat diseberang jalan Preman itu terlihat sangat menakutkan.
“Tapi... Pria yang paling kiri itu membuatku...jadi ngiler. Dia terlihat tidak asing.” Ucap Perawat Gil melihat Dong Tak yang masih sadar.  Jin An melotot kaget kalau itu adalah Dong Tak. 
“Bukankah itu detektif yang  tidur bersama denganmu dikantor polisi?” ejek Perawat Gil
“Aku tidak tidur dengannya.” Tegas Jin An.
“Wajah seperti itu membuat kesejahteraan lebih baik  tanpa takut kenaikan pajak.” Ungkap Perawat Gil. Jin An langsung mengeluarkan ponselnya. Perawat Gil heran padahal mereka sedang bicara.

Dong Tak menahan Sung Hyuk yang mabuk agar tak berdiri di pinggir jalan, saat itu sebuah pesan masuk. Mata Dong Tak melotot kaget karena videonya membuka baju seperti orang gila,berteriak-teriak marah sendirian.
“Astaga, orang cabul mana... Ah. Tunggu. Itu sangat mirip denganmu.” Kata Sung Hyuk melihatnya. Dong Tak berusaha untuk menyangkal dan mengajak pulang saja.
“Dong Tak Hyung. Ayo kita tangkap  orang cabul itu.” Kata Sang Hyuk.
“Ya, tapi orang cabul itu... Aku akan menangkapnya,  jadi istriku pulanglah.” Ucap Dong Tak. Sang Hyuk pun menurut kalalu mereka harus menyingkirkan  semua orang cabul. Dong Tak menelp dan ingin tahu keberadaan Jin An sekarang. 

Keduanya akhirnya bertemu, Dong Tak langsung mengeluh Jin An yang hobinya memeras. Jin An pikir Itu hal yang berguna ketika seseorang terus menarik janjinya. Dong Tak membenarkan kalau ini akan berhasil dan ingin tahu Dimana yang asli dan Siapa yang merekamnya.
“Apa Kau tidak tahu? Reporter diwajibkan untuk melindungi  sumbernya dengan segala cara. Aku tahu itu informasi yang didapat secara ilegal dan sumbernya  tidak bisa diterima.” Tegas Jin An. Dan keduanya saling menatap 
“ Lalu Apa yang kau lakukan di sungai? Seorang ahli mungkin mengatakan  kau tampak seperti orang cabul. ejek Jin An duduk didepan minimarket.
“Apa hobimu...  Apa kau menyukai hal semacam itu?”balas  k Dong Tak
“Siapa bilang aku suka?” ucap Jin An berpikir itu Dong Tak yang menyukainya dan terlihat sangat senang.

“Itu bukan aku.” Ucap Dong Tak. Jin Ah yakin kalau itu Dong Tak. Dong Tak ingin tahu darimana Jin Ah bisa mengetahuinya.
“Dari Wajahmu. Alis yang hitam, rahang yang menawan, dan bahu yang lebar. Apa Maksudku, jika bukan kau,  apa itu kembaranmu? Kalau lebih baik Pulanglah, dan tanyakan pada orang tuamu,  apa kau punya saudara yang sudah lama hilang.” Ejek Jin An.
“Jika maksudmu orang tua  atau saudara kandungku, Aku juga tidak punya.” Kata Dong Tak.
Jin An pikir mereka memiliki satu kesamaan. Dong Tak pikir Untuk merayakannya, maka meminta agar memberikan video asli. Jin An pikir Jika memberinya dengan mudah,  maka akan kehilangan bahan untuk memeras Jadi mengajak untuk membuat kesepakatan.
“Aku tidak bernegosiasi  dengan orang yang suka memeras, dan tidak akan membantumu jika terjadi sesuatu.” Ucap Dong Tak.
Saat itu seseorang keluar dari minimarket dan berlari menabrak Jin An yang sedang duduk. Paman pemilik minimarket berteriak agar mereka menangkap si anak kecil. Dong Tak membantu Jin An bangun sambil mengatakan kalau Nanti saja bilang terima kasih. Jin An mengeluh kalau ia yang harus selalu berterima kasih padanya. 

Dong Tak mengejar si anak dan terlihat larinya lebih lamban dari yang diduga lalu bertanya sampai kapan mereka akan joging, Si anak pun mulai kelelahan. Dong Tak memberitahu kalau ia seorang detektif. Jin An tiba-tiba datang dengan nafas terengah-engah karena mengejarnya.
“Detektif di Korea belajar taekwondo, judo, aikido, tinju,  dan yang lain. Setidaknya 20 macam.” Ucap Jin An. Dong Tak mengeluh kalau itu kalimat yang bisa dikatanya.
“Haruskah kita  berdebat tentang itu?” keluh Jin An. 

Akhirnya mereka pergi ke minimarket. Si anak itu menjelaskan kalau  meminta bayaran dan si pemilik memberikan uang koin. Si paman mengeluh kalau koin itu sama-sama dengan uang. Jin An berkomentar kalau ini terlalu berlebihan.
“Coba tebak siapa yang lebih menderita? Dia selalu ingin bekerja lembur,dan uang itu tidak pernah bertambah  pada saat dia bekerja. Lalu Dia terus bilang tidak  mencuri uangnya Jadi aku marah. Itu sebabnya aku mengganti  uangnya menjadi koin.” Ucap Si paman.  Dong Tak pun berjalan menjauh dengan si anak agar bisa bicara berdua.
“Apa itu benar?” tanya Dong Tak. Si anak mengaku tidak mencuri apapun.
“Aku ingin membayar  uang sekolah pacarku. Jadi aku bekerja 14 jam sehari.” Ucap Si anak. Dong Tak mengaku kalau percaya dengannya.
“Dia bilang untuk biaya sekolah pacarnya.  Dia tidak akan mencuri itu... jika memang seorang pria. Tapi kau tidak seharusnya memukul dia.” Kata Dong Tak.
“Aku sudah bilang tidak mencuri,  tapi dia memperlakukanku seperti pencuri. Aku merasa gila.” Kata si pria
“Jadi Pukul aku. Kau bilang itu membuatmu menjadi gila. Pukul aku kalau begitu.” Kata si paman menantang. Si anak terdiam seperti ingin melampiaskan amarah
“Kau harus menunggu selama lima detik. Itu waktu yang dibutuhkan  agar kau tidak kehilangan kesabaran. Menurutmu, apa pilihan salah yang kau ambil selama lima detik untuk merubah hidupmu?” kata Dong Tak menasehati.
“ Itu Kemungkinan. Kau akan menjadi sesuatu  dalam 5 sampai 10 tahun. Tapi kau telah menukar setengah dari kemungkinan yang kau punya dengan lima detik. Apa Kau masih berpikir tidak bisa  menunggu selama lima detik?” jelas Dong Tak. Jin An mendengar ucapan Dong Tak seperti terkesima.
Si anak akhirnya meminta maaf.  Paman pun bisa memaafkanya. Dong Tak pun menukar koin dengan uang dari dompetnya. 


Dong Tak keluar dari minimarket dengan dua karung koin lalu bertanya apakah Jin An terluka. Jin An mengelengkan kepala dengan bangga kalau dirinya penuh kecantikan dan kekuatan lalu berpikir kalau Dong Tak  sangat mengkhawatirkannya.
“Astaga, baru saja 10 menit lalu,  kau bilang tidak akan melindungiku.” Ejek Jin An.
“Kau tetap saja warga Korea bahkan setelah 10 menit” kata Dong Tak. Jin An tak percaya ternyata Dong Tak melindunginya karena ia adalah warga Korea.
“Apa cuma itu alasannya?” tanya Jin An. Dong takpikir Apa lagi yang harus dilakukan detektif Korea untuk melindungi Jin An.
“Astaga, mengapa aku sangat bersyukur  menjadi warga Korea? Aku sebaiknya tidak pindah kemanapun jadi mendapatkan perlindungan  darimu seumur hidup.” Ejek Jin An.
Dong Tak bertanya dimana Jin An tinggal. Jin An mengeluh Dong Tak bertanya lagi dan merasa kalau sudah melupakannya dengan mudah. Dong Tak tak ingin membahasnya mengajak Jin Ah segera pulang saja. Jin Ah pikir Dong Tak ingin mengantarnya. Dong Tak mengaku bukan seperti itu, tapi  menyuruh Jin An agar membawa satu karung uangnya karena sangat berat. Jin Ah tak percaya kalau Dong tak meminta bantuanya. 


Jin Ah bertanya Kenapa tidak menangkapnya, padahal Orang-orang itu berbahaya dan menurutnya detektif seharusnya  menangkap penjahat. Dong Tak mengaku hanya melihat anak kecil dan bukan Penjahat, jadi menurutnya anak tadi  butuh orang dewasa,  bukan detektif.
“Aku juga ingin menjadi orang dewasa untuknya,  bukan detektif. Dia sangat mirip denganku saat kecil.” Ucap Dong Tak. Jin Ah bertanya apakah Dong Tak waktu kecil juga nakal.
“Dulu ketika aku tinggal di rumah kerabatku,  aku melakukan banyak kesalahan. Lalu aku bertemu detektif yang menjadi orang dewasa  pertama bagiku.” Cerita Dong Tak
“Aku penasaran ingin tahu siapa dia. “ kata Jin An.
“Tapi Dia sudah meninggal. Bukankah ini aneh?  Semua orang di sekitarku meninggal. Detektif itu dan juga Hang Joon Hyung.” Kata Dong Tak sedih.
“ Kita seharusnya tidak hanya bicara tentang  akhir yang menyedihkan. Bukankah ada orang yang  memiliki akhir yang bahagia?” kata Jin Ah.
Dong tak seperti bertanya-tanya tentang Akhir yang bahagia, lalu merasa kalau Orang itu pasti menjalani hidup dengan  bahagia sekarang. Jin An binggung siapa yang dimaksud orang itu. Dong Tak mengatakan anak kecil tangguh yang mengubah hidupnya.
“Kita juga akan memiliki akhir yang bahagia. Kita tidur bersama, mempertaruhkan nasib bersama, hampir berciuman di depan...” ucap Jin Ah. Dong Tak kagt kalau mereka berciuman.
“Itu...maksudku.. Kita hampir melakukannya. Apa Kau tidak ingat?” ucap Jin Ah tak percaya melihat Sikap Dong Tak.
“Orang yang kau temui, setengah adalah aku, tapi setengahnya lagi. mungkin bukan aku.” Akui Dong Tak
“Apa maksudmu? Jika kau hanya setengah, apa setengahnya lagi orang lain,  bukan Cha Dong Tak?” ejek Jin An sambil tersenyum. Dong Tak seperti merasakan sesuatu melihat Jin An tersenyum.
“Apa selama ini kau selalu tersenyum begitu didepanku?” tanya Dong Tak. Jin Ah heran karena bagaimana harus tersenyum
“Jangan lakukan itu mulai sekarang.” Tegas Dong Tak
“ Kau tidak akan bilang, itu membuatmu  semakin menyayangiku, 'kan? Astaga, aku sangat penasaran.” Kata Jin An. Dong Tak mengaku tidak akan mengatakannya. Jin An mengejarnya ingin tahu apa maksudnya. 

Jaksa Tak menunggu didalam mobil sambil menelp tapi Jin An tak mengangkat telpnya, lalu melihat Dong Tak datang bersama Jin An.  Dong Tak bertanya apakah ini rumah Jin An. Jin An pikir itu memang rumah yang sama saat Dong Tak mengantarnya.
“Aku rasa kau tidak ingin makan  ramyeon. Sampai jumpa.” Ucap Jin An lalu memberikan karung uangnya.
“Bukankah kau ingin 258 dollarmu kembali? Aku bisa meminjamkannya  padamu tanpa bunga.” Kata Dong Tak akan memberikan karung uangnnya.
“Kupikir kau tidak ingin  berhubungan denganku. Haruskah kita berhubungan  karena uang?” kata Jin An.
“Ini sedikit berat. Tidak apa-apa jika kau menolak.” Kata Dong Tak. Jin An mengaku tidak menolak tapi sangat impulsif hari ini.
“Katakanlah ini pertimbangan sosial bagi orang membutuhkan yang  kebetulan bersikap impulsif.” Ucap Dong Tak.
“Baiklah, jika kau sungguh ingin membantu  orang yang membutuhkan ini.” Kata Dong Tak
“Orang yang membutuhkan ini  sedikit berantakan.” Kata Dong Tak mengikat sepatu Jin An. Saat itu juga Jin An seperti merasakan sesuatu.
Jaksa Tak binggun melihat Cha Dong Tak bersama dengan Jin An dan ingin tahu alasanya. Jin An akan masuk rumah tapi malah terjatuh dan melihat ternyata Dong Tak mengingat dua tali sepatunya, lalu berteriak marah. Dong Tak pun hanya bisa tersenyum berhasil mengerjai Jin An. 


Jin An melihat di layar ponselnya kalau Sudah larut malam dan akan bekerja besok. Lalu duduk di tempat tidurnya bertanya pada perawat Giljika pria meminjamkan uang kepada orang lain dan ingin tahu apa artinya. Perawat Gil langsung menjawab kalau pria itu ingin membuang Jin An.
“Ketika seorang pria meminjamimu uang, dia mengirim pesan yang mendalam,  yang bertulis, "Apa Kau masih belum mau putus denganku?"” tanya Jin An.
“Mengapa? Apa seseorang ingin  meminjamimu uang?” tanya perawat Gil penasaran.
“Tidak, seseorang ingin memberi pinjaman uang tanpa bunga.” Kata Jin An. Perawat Gil merasa kalau itu sudah jelas.
“Satu bulan kemudian bunga akan meningkat  menjadi 400 persen per tahun.” Kata perawat Gil.
“Tidak mungkin. Dia tidak akan melakukan itu. Dia seorang detektif.” Kata Jin Ah. Perawat Gil menebak apakah maksudnya si detektif Cha.
Jin An membenarkan dengan wajah sumringah, tapi Perawat Gil heran kenapa harus Dong Tak. Jin An pikir kalau Dong Tak mungkin jatuh cinta karena kecantikan dan kecerdasannya. Perawat Gil mengatakan kalau akan membuat janji di rumah sakit jiwa besok Jin Ah karena harus disuntik.
“Astaga, kau pasti sangat sakit... Tidurlah. Sepertinya kau belum membaik.” Ejek Perawat Gil mengelus kepala Jin An.
Jin An membuka sebuah kotak lalu melihat boneka yang di dapat saat usia tujuh tahun. Lalu melihat juga album foto saat dirinya ulang tahun dan buat oleh orang tuanya, tapi di tahun berikutanya ia hanya merayakan sendiri tanpa kedua orang tuanya.
“Aku membutuhkan...orang dewasa dalam hidupku selamanya.” Ungkap Jin An sedih
Bersambung ke episode 8

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar