PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 26 Juli 2020

Sinopsis Was it Love Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Aku tak tahu bagaimana film itu.Aku sama sekali tidak ingat.” Akui Yeon Woo. Ae Jung bingung.
“Sepertinya aku sangat menyukaimu.” Kata Yeon Woo. Ae Jung hanya bisa terdiam dan saat itu Dae Oh melihat dari kejauhan
“Aku harus pergi.” kata Dae Oh menahan amarahnya lalu berjalan pergi dengan mobilnya, tapi berpikir kalau harus memberikan pelajaran untuk Ae Jung.
Ia pun akhirnya memundurkan mobilnya dan  genangan air akan mengenai Yeon Woo. Ae Jung pun berteriak memperingatkannya, tapi cipratan ia sudah mengenai baju Yeon Woo. Dae Oh didalam mobil seperti baru tersadar kalau tindakanya itu kekanak-kanakan.
“Apa yang aku lakukan?” keluh Dae Oh. Ae Jung langsung mengumpat kesal dengan pengemudi mobil yang mundur begitu di jalanan
“Apa dia mabuk? Kau menjadi basah kuyup.” Ucap Ae Jung akhirnya langsung mengetuk pintu jendela. Dae Oh panik.
“Pak, buka jendelamu.” Teriak Ae Jung. Dae O bertanya-tanya apa Mereka bisa melihatnya dan bergegas langsung menginjak gas.
“Kenapa dia? Sepertinya dia benar-benar mabuk. Pak! Tunggu!Hei, nomor pelat 1780! Sialan.”teriak Ae Jung. Yeon Woo hanya bisa diam saja dan menahan Ae Jung agar tak mengejarnya.
“Apa Kau tak apa-apa? Nomor pelat 1780. Ini hampir tabrak lari.Ingat itu, 1780.” Kata Ae Jung kesal. 


Keduanya akhirnya berjalan pulan, Ae Jung mengeluh Bedebah itu merusak suasana hatinya dan berpikir melaporkan dia, Yeon Woo mengelengkan kepala dan masih merasai untung mereka tak apa-apa dan terluka. E Jung mengaku Badannya memang baik-baik saja, tapi hatinya terluka.
“Sudah lama sejak hatiku menikmati emosi semacam itu, tapi bedebah itu merusak momen tadi.” Kata Ae Jung kesal dan mengajak pulang.
“Ae Jung... Ini untukmu.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung melihat buku [MEMIKIRKANMU, SEGALANYA BAGIKU] dan juga sebuah surat.
“Kuharap perasaanmu lebih baik setelah membaca ini. Butuh 14 tahun bagiku untuk memberikan ini kepadamu. Bacalah saat kau ingin. Tak perlu terburu-buru.” Ucap Tuan Oh. Ae Jung hanya bisa terdiam. 


Di rumah, Ha Nee pergi ke kamar Tuan Oh tapi tak ada dikamar, lalu mengeluh Ke mana Tuan Oh saat membutuhkannya. Ia pun akhirnya masuk ke dalam kamar dan melihat kamar Tuan Oh yang sangat rapi.
Ia lalu memenukan sebuah buku yang sama dengan miliki ibunya [KELAS PENGASUHAN UNTUK MAHASISWA UNTUK ANAKKU NANTI, AYAH: OH YEON-WOO - IBU: NOH AE-JEONG] wajahnya kaget dan saat itu Tuan Oh datang.
“Ha-nee, kau sedang lihat apa?” tanya Tuan Oh. Ha Nee pun menjatuhkan bukunya.
“Apa itu?” tanya Ha Nee. Yeon Woo mengaku  Ini tugasnya waktu kuliah, wajah Ha Nee langsung kecewa.
Yeon Woo membuka lembar lainya, terlihat nama [AYAH: OH YEON-WOO IBU: NOH AE-JUNG] lalu menyadari kalau Ha Nee berpikiran yang lain.  Ha Nee dengan wajah sedih pun menyimpulkan bukan Yeon Woo orangnya. Yeon Woo ingin menjelaskan tapi Ha Nee merasa tak perlu.
“Kau tak perlu jelaskan. Aku sudah mengerti. Selamat istirahat.” Ucap Ha Nee keluar dari kamar. Yeon Woo terlihat bingung menjelaskanya. 


“Noh Ha-nee, kenapa kau turun dari sana?” tanya Ae Jung melihat anaknya menuruni tanga saat didapur.
Ha Nee ingn menjawab tapi saat itu Yeon Woo datang memanggil. Ae Jung gugup melihat Yeon Woo yang sebelumnya menyatakan perasaanya. Yeon Woo menatap Ae Jung merasa tak enak hati juga.
Ponsel Ae Jung berdering, Ae Jung pun bergegas pamit karena harus mengangkat telp. Ha Nee pun pamit karena akan masuk kamar. Yeon Woo ingin bicara tapi Ha Nee sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar.
Didalam kamar Ha Nee melihat buku UNTUK ANAKKU NANTI dan mengeluh karena halaman depannya robek dan Ternyata usahanya sia-sia.

Ae Jung menerima telp dari Hye Jin,bertanya apakah sudah bertemu Pak Cheon. Ae Jung mengaku belum dan ingin tahu kenapa memangnya. Hye Jin menceritakan kalau Dae Oh bilang akan menemui Ae Jung karena berhasil buat janji dengan Joo A-rin.
“Hebat. Kau serius? Kabar ini bagus sekali. Bagaimana bisa dia berhasil? Pak Cheon sangat hebat.” Ucap Ae Jung tak percaya
“Benar sekali... Dia terus tanya kau di mana, jadi, aku beri tahu dia kau sedang menonton film. Ternyata kalian tak bertemu.” Kata Hye Jin. Ae Jung baru mengetahuinya. 


Dirumah, Dae Oh mencuci mobilnya lalu mengomel sendiri  kalau Ae Jung Harusnya langsung pulang sesudah menonton film. Ia pun bertanya-tanya Sedang apa mereka di sana dan Terlebih dengan suasana begitu. Saat itu  Dae Oh berdering.
“Siapa ini? Apa Baru sekarang kau meneleponku?” keluh Dae Oh kesal dan langsung merejectnya telp dari Ae Jung.
“Yang benar saja... Tadi dia telepon berpuluh kali, tapi sekarang tak menjawab? Orang yang aneh.” Ucap Ae Jung yang baru saja selesai mandi heran karena Dae Oh tak mengangkatnya. 

Ae Jung mengingat buku yang diberikan Yeon Woo [MEMIKIRKANMU, SEGALANYA BAGIKU] lalu pengakuan Yeon Woo “Butuh 14 tahun bagiku untuk memberikan ini kepadamu.” Ia pun akan membaca surat yang ditulis oleh Yeon Woo tapi teringat lagi ucpan Yeon Woo di halte.
“Sepertinya aku sangat menyukaimu.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung merasa tak boleh melakukanya.
“Aku... tak akan membacanya... Benar, 'kan? Aku tak boleh membacanya. Aku tak akan baca ini. Ingat!” ucap Ae Jung meyakinkan diri. 

Pagi hari, Ryu Jin dengan topi hitam menunggu didalam mobil. Beberapa anak sudah mulai masuk ke sekolah. Saat melihat Ha Nee, Ryu Jin pun turun dari mobil membawa banyak hadiah. Tapi ternyata bukan Ha Nee tapi Hae-jin.  Ryu Jin pun akhirnya masuk ke dalam mobil.
“Apa yang aku lakukan? Apa yang harus kukatakan kepadanya?”ucap Ryu Jin bingung.
Di depan tempat sampah, Ha Nee langsung membuang buku “UNTUK ANAKKU NANTI” Dong Chan datang bertanya sedang apa dan Kenapa pagi-pagi ada di sini. Ha Nee mengaku Tak apa-apa. Dong Chan lalu melihat buku yang dibuang Ha Nee. 

“Kenapa kau buang? Ini barang penting.” Ucap Dong Chan mengambilnya.
“Sudah tak berguna lagi. Itu semua tipuan. Pak Oh bukan ayahku.” Kata Ha Nee kesal
“Benarkah? Apa Dia bilang sendiri?” tanya Dong Chan kaget. Ha Nee membenarkan.
“Kurasa begitu. Orang sehangat itu tak mungkin ayah yang meninggalkanku.” Kata Ha Nee. Dong Hcan akhirnya memberikan minum agar Ha Nee tenang.
“Sudah kuduga kau akan kesal.” Kata Ha Nee kesal melihat botol minum dengan mobil Ryu Jin dan langsung membuangnya.
“Ha-nee, jangan!” ucap Dong Chan dan langsung mengambil dari tempat sampah.
“Aku tak mau melihat pria itu. Jangan pernah beli ini lagi. Selamanya!” kata Ha Nee kesal.
Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kotak, Dong Chan melihat tulisan diatasnya [BAWA DAN PELIHARALAH, TERIMA KASIH]  lalu membukanya. Ha Nee heran Kenapa ada anak anjing di tempat ini. Dong Chan pikir anjing itu dibuang.
“Kita akan terlambat. Ayo pergi.” kata Dong Chan melihat ponselnya dan menarik Ha Nee pergi.
“Lalu dia bagaimana?” ucap Ha Nee. Dong Chan pikir Seseorang akan mengambilnya.
“Sekarang kita ke sekolah dahulu. Ayolah.” Kata Dong Chan ketakutan.
“Bagaimana Jika tak ada yang ambil? Bagaimana jika tak ada yang mengambilnya?”ucap Ha Nee merasakan seperti anak yang dibuang orang tuanya. 


Di bar masih tutup, Nyonya Kang membuka pintu sambil menguap dan setengah tertidur.  Keduanya langsung menyapa dengan sopan. Ha Nee lalu memnta maaf dan meminta izin titip dia beberapa hari karena mereka sedang agak sibuk.
“Benar. Kami akan dapat masalah jika terlambat. Poin kami akan dikurangi.” Ucap Dong Chan
“Tempat ini baru buka pukul 18.00. Jadi Pergilah.” Kata Nyonya Kang. Ha Nee menahanya.
“Bibi, Apa kau tak kasihan padanya? Lihatlah wajahnya.” Ucap Ha Nee memohon
“Kau yang pelihara jika kasihan.” Ucap Nyonya Kang. Ha Nee merasa itu Tak mungkin.
“Untuk biaya sehari-hari saja pas-pasan. Ibu dan nenek selalu bertengkar karena uang. Bagaimana bisa aku membawanya pulang?” ucap Ha Nee
“Lalu kenapa menyerahkannya kepadaku?” keluh Nyonya Kang. Ha Nee memohon.
“Bisakah kau merawatnya sampai kami menemukan tempat tinggal baginya?” kata Ha Nee.
“Kau saja yang pelihara.” Ucap Nyonya Kang pada Dong Chan.  Dong Hcan memberitahu kalau dirumahnya juga banyak masalah.
“Dia akan membersihkan kotorannya setiap hari, pagi dan sore.” Kata Ha Nee. Dong Chan bingung kenapa harus dirinya.
“Kenapa? Apa Tak mau?” ucap Ha Nee. Dong chan mengaku suka. Tapi Nyonya Chan  menolaknya  karena tak suka hewan peliharaan.
“Tolong bantu kami sekali saja... Kumohon..  Lihat anjing ini.” Kata He Nee mohon. 


Ae Jung berjalan melihat petanya tertulis "Sudah sampai di tujuan." Sambl mengeluh karena Dae Oh tak menjawab telepon, dan tak bisa dihubungi lalu membutanya datang karena khawatir. Ia pun akan masuk tapi melihat mobil terpakir dengan nomor 48M 1780
“1780?” ucap Ae Jung dan mengingat kalau mobil itu yang mencipratkn air padanya.
“Apa Kau orangnya?” kata Ae Jun marah dan melirik sinis, saat itu Dae Oh keluar balkon untuk merokok dan panik melihat Ae Jung sudah ada didepan rumah menatap sinis. 

Dae Oh duduk dicafe dengan wajah ketakutan karean Ae Jung pasti marah padanya. Tapi Ae Jung malah membungkukn padanya mengucapkan terimakasih karena mendengar Dae Oh sudah buat janji dengan Joo A-rin. Dae Oh pun langsung duduk dengan wajah bangga.
“Aku berusaha keras. Apa Kau hanya dengar tentang itu? Aku juga diundang di Malam Cheonmyeong. Aku belum lama tahu bahwa itu acara mewah.” Ucap Dae Oh marah
“Malam Cheonmyeong? Apa itu Acara besar yang akan dihadiri semua orang penting dalam industri film? Kau benar-benar hebat. Kau sungguh bekerja keras. Terima kasih banyak.” Kata Ae Jung terpesona.
“Tak perlu berterima kasih. Ternyata itu tak sulit.” Ucap Dae Oh bangga
“Aku sudah berterima kasih, sekarang minta maaflah kepadaku.” kata Ae Jung menatap sinis. Dae Oh langsung terdiam melihat perubahan wajah Ae Jung.
“Apa kau psikopat? Apa Kau menggila jika melihat air atau hujan? Apa Karena itu, kau cipratkan air kepada kami dan kabur kemarin?” kata Ae Jung marah
“Itu bisa saja terjadi jika menyetir saat hujan...” ucap Dae Oh mencoba membela diri.
“Tapi kau sengaja mundur!” ucap Ae Jung. Dae Oh mencoba mengelak kalau mundur dan tak ada alasan untuk melakukan itu
“Untung saja tak ada mobil lain. Pasti sudah terjadi tabrakan jika ada mobil lain. Kau bisa saja terluka, begitu juga aku, Yeon-woo, dan orang lain yang di sana. Itu akan menjadi pembantaian.” Kata Ae Jung
“Kau bilang Pembantaian? Lalu bagaimana denganmu? Kau merusak moral. Alih-alih bekerja, kau malah menonton film dengan pria itu.” Balas Dae Oh marah
“Kenapa itu merusak moral? Apakah menonton film merusak moral?” uca Ae Jung marah
“Aku melihat tatapanmu. Tatapan matamu waktu melihatnya. Aku tahu kapan tatapanmu seperti itu. Ada apa dengan ekspresimu?Apa Dia menyatakan cinta? Apa kalian berpacaran?” ucap Dae Oh. Ae Jung terdiam karena tebakan Dae Oh benar.
“Kau kenapa? Kenapa kau melewati batas dan ikut campur?” kata Ae Jung kesal.
“Kau bilang "Melewati batas"?” ucap Ae Jung sudah siap memukul dan Dae Oh menghindar dengan wajah ketakutan.
“Kau seperti akan memukulku.” Ucap Dae Oh. Ae Jung pun mulai mengumpat kesal dan Dae Oh ketakutan melihat Ae Jung akan memukulnya.
“Jangan berbuat hal aneh jika tak mau kupukul sampai mati.” Kata Ae Jung memperingati
“Apa maksudmu dengan "hal aneh"? Aku sedih jika kau bicara begitu.” Keluh Dae Oh.
“Ini Tak bisa dibiarkan. Aku harus buat peraturan karena kau terlalu banyak ingin tahu.” Ucap Ae Jung. Dae Oh bingung Ae Jung akan membuat  Peraturan.
Ae Jung akhirnya keluar cafe pamit pergi dan memperingatkan  dengan matanya. Dae Oh hanya bisa terdiam lalu melihat tulisan Ae Jung  "Peraturan selama produksi."
“Dia membuatku terdengar seperti bencana... Baiklah... Aku akan tepati semua yang ada di daftar ini.” Ucap Dae Oh 




Nyonya Joo, Ibu dari Yeon Woo duduk direstoran dengan wajah tertunduk. Temannya pun berkomentar kalau Nyonya Joo terlihat murung dan bertanya Apa ada masalah. Nyonya  Joo mengeluh Sepertinya. hidup ini sangat membosankan.
“Astaga. Kau yang memiliki segalanya berpikir hidup membosankan. Lalu bagaimana dengan kami?” balas Temanya. Teman yang lain pun membenarkan.
“Aku tak punya segalanya.” Ucap Nyonya Joo. Temanya tahu nyonya Joo CEO Cheonmyeong Entertainment dan direktur yayasan.
“Kau juga punya putra yang baik dan bisa diandalkan.”kata Temanya. Nyonya Joo pun menyetujui dengan senyuman dipaksa
“Kudengar Yeon-woo punya pacar.” Kata teman yang duduk disampingnya. Nyonya Joo kaget mendengarnya.
“Kata anakku, Yeon-woo sudah punya pacar. Ternyata karena itu kau menolak putri kedua Anggota Majelis Kim. Aku pikir ada alasan lain. Kira-kira dia anak siapa hingga bisa begitu?” kata temanya.
“Aku iri dengannya.” Ucap teman yang lain. Dua yang lainya pun setuju kalau iri. Nyonya Joo hanya bisa diam saja.
“Siapa pacar Yeon-woo?” kata temanya. Mereka pun penasaran karena tak tahu. Nyonya Joo menahan kesal karena tak tahu tentang anaknya. 


Yeon Woo sibuk membereskan meja dan wajahnya terlihat bahagia melihat papan nama [IBUNYA NOH HA-NEE]  dan menaruh berkas diatas meja. Beberapa orang tua murid datang, Yeon Woo pun menyambutnya dengan senyuman bahagia.
“Selamat datang, Bu Noh.” Sapa Guru Oh. Ae Jung datang sedikit terlambat sedikit gugup melihat Guru Oh yang menyapanya.
“Apa itu Ibunya Ha-nee?” komentar salah satu ibu melihat Ae Jung yang datang.
“Mulai hari ini, ibu dari Ha-nee kelas 7-3 akan ikut berpartisipasidalam komite orang tua murid.” Ucap guru Oh
“Halo. Aku ibunya Noh Ha-nee.. Salam kenal.” Kata Ae Jung memberikan salam sambil membungkuk.
“Aku dengar banyak tentangmu.” Kata Salah seorang ibu, tapi ibu lainya mengeluh kalau Ae Jung datang. Guru Oh pun menyuruh mereka duduk ditempat yang sudah disediakan. 

“Halo... Aku adalah Oh Yeon-woo yang akan menggantikan Bu Kim untuk memimpin rapat. Salam kenal. Hari ini kita akan diskusi tentang rencana kegiatan komite orang tua murid. Silakan baca kertas itu.” Ucap Yeon Woo yang teruse mengarahkan senyuman pada Ae Jung.
“Di halaman pertama, ada daftar kegiatan yang diadakan komite orang tua murid tahun lalu. Lalu Di baliknya...” kata Yeon Woo. Dan Ae Jung kaget melihat tulisan Yeon Woo dibagian atas [KAU PASTI BISA, AE-JUNG]
“Kalian bisa lihat foto-foto kegiatannya. Setelah melihatnya, aku berharap kalian bisa memberikan opini kalian. Berikan opini kalian sebanyak mungkin.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung langsung menutus berkas dan mencoret-coret kertanya.
“Bagaimana dengan bazar?” ucap salah satu ibu. Ibu yang lain pun setuju menurutnya itu Ide bagus.
“Bagaimana dengan acara tentang camilan anak-anak?” kata Ibu lainya. Ae Jung terus mencoret kertas menutupi rasa gugupnya.
“Bagaimana dengan aktivitas bertani?” kata Ibu yang ada disamping Ae Jung. Ae Jung langsung setuju dengan itu dan memberikan semangat.
“Tapi Pak Oh, sepertinya bertani akan melelahkan untuk anak-anak kami. Program pertukaran dengan sekolah internasional terdengar lebih baik.” Kata ibu lain. Semua pun langsung menyetujuinya.  Ae Jung pun hanya bisa tertunduk diam. 


Ae Jung buru-buru keluar dari ruangan menghindari Yeon Woo, tapi Yeon Woo memanggilnya. Ae Jung akhirnya terpaksa berhenti berjalan. Yeon Woo pun bertanya Bagaimana rapat hari ini, karean Ini kali pertama untuknya. Ae Jung menganguk.
“Apa Kau punya waktu hari ini? Jika ada, mari pergi bersama Ha-nee.” Kata Tuan Oh
“Pak Oh, terima kasih sudah baik kepadaku. Tapi aku merasa tak nyaman.” Ucap Ae Jung.
Saat itu ibu-ibu datang melihat Ae Jung dan langsung menghampirinya agar mengajak minum teh bersama. Guru Oh melihat Ae Jung dengan wajah sedih karena Ae Jung ditarik ke keluar sekolah. Ae Jung kebingungan karena harus meninggalkan Guru Oh. 

Ae Jung sudah ada dilorong berbicara ditelp dengan Hye Jin kalau akan segera bertemu Joo A-rin jadi Hye Jin buat dahulu daftar nama staf dan timnya. Dae Oh melihat Ae Jung didepan lift menyapa Ae Jung yang  datang lebih awal dengan sopan.
“Ada apa denganmu? Kau salah makan?” ucap Ae Jung heran melihat siap Dae Oh.
“Kita sudah sepakat untuk saling menghormati. Jika kau bicara tak sopan kepadaku, aku menjadi bingung.” Kata Dae Oh. Lalu keduanya bersama menekan tombol lift
“Aduh! Bagaimana ini?” jerit Dae Oh panik. Ae Jung pun bertanya ada apa.
“Jariku tak sengaja menyentuhmu... Hei... Beraninya kau! Dia orang yang penting. Hati-hati!” teriak Dae Oh pada tanganya dan meminta maaf pada Ae Jung.
“Kau... Jika kau ingin mempermainkanku, berhentilah.” Kata Ae Jung kesal karena sengaja menyindirnya.
“Apa maksudmu aku mempermainkanmu? Apa Kau merasa begitu? Maafkan aku. Apa aku harus menjahit mulutku?”ejek Dae Oh.
Ae Jung kesal akhirnya langsung mengajak Dae Oh untuk ikut denganya. 


Kwang Soo berhenti di parkiran memberitahu A Rin kalau  sudah sampai. A Rin sibuk melihat wajahnya di cermin  mengeluh kalau Riasannya terlalu tebal dan terlihat galak padahal sudah bilang tak mau riasan yang tebal. Kwang Soo mengeluh dengan wajah kesal membuka pintu.
“Kwang Soo, kau marah kepadaku?” kata A Rin menatap sinis. Kwang Soo dengan senyuman mengaku itu tak mungkin begitu.
“Aku Bukan kelahiran 1987, tapi 1991 Namanya bukan Ko Hyo-sim, tapi Joo A-rin Bukan orang jahat, tapi malaikat Kau hanya perlu mengingat itu. Sepertinya kau terlihat lebih muda hari ini.” ucap Kwang Soo mencoba memuji.  Ae Jung tak percaya mendengarnya.
“Kau tak tampak dua tahun lebih tua dariku, tapi dua tahun lebih muda.” Ucap Kwang Soo
“Dasar... Kau sungguh seperti anak kecil. Kau berbicara tak sopan kepadaku. Apa Ini menyenangkan bagimu?” keluh A Rin.  Kwang Soo mengaku tidak.
“Tapi... Bagus... Karena hari ini aku adalah A-rin sejak lahir. Terlahir menjadi Joo A-rin... Ayo pergi.” ucap A Rin bahagia turun dari mobil. 


A Rin berjalan masuk restoran melihat sosok pria seperti yang ingin sudah ditunggunya. Ia pun menatap bahagia hanya melihat punggung Dae Oh dan berjalan mendekat sambil mengingat cerita masa lalunya.
Flash Back
A Rin masih memakai baju SMA, dengan nama KO HYO-SIM lalu berjalan dengan senyuman bahagia. Saat itu tak melihat dari belakang, Ae Jung datang. Dae Oh pun langsung memeluknya. A Rin kecewa karena berharap dengan Dae Oh ternyata sudah punya pacar.
A Rin menatap Dae Oh dan mulai mendekat, lalu terdiam ternyata Dae Oh duduk dengan A Rin sama seperti kejadian di masa lalunya. Kwang Soo pun lebih dulu menyapa Dae Oh dan Ae Jung. Dae Oh pun bertanya Di mana Nona Joo. Kwang Soo menatap ke arah depan.
“Halo, Nona Joo.” sapa Dae Oh dan Ae Jung. Kwang Soo melihat A Rin hanya diam saja menyuruh agar memberi salam.
“Silakan duduk.”kata Ae Jung. Tapi A Rin yang kesal memilih untuk kabur. Kwang Soo bingung dan langsung memberikan alasan A Rin memang pemalu. Dae Oh dan Ae Rin bingung apakah A Rin sepemalu itu.
“Bagaimana mungkin mereka masih bersama?” ucap A Rin saat di toilet dengan wajah kesal. 

Yeon Woo sibuk membereskan bola di lapangan, teringat yang dikatakan  Ae Jung “Pak Oh, terima kasih sudah baik kepadaku. Tapi aku merasa tak nyaman.”  Ia pun mengeluh kesal karena Seharusnya tidak begitu. Nyonya Joo melihat dari kejauhan anaknya yang membereskan bola.
“Kenapa dia murung begitu? Apa benar dia punya pacar?” ucap Nyonya Joo heran.
Yeon Woo  memasukan bola ke dalam ruangan, Nyonya Joo pun memcoba membantu. Yeon Woo langsung mengambilnya karena merasa tak perlu dibantu.
“Kenapa kau merapikan ini semua sendiri? Apa guru olahraga di sini hanya kau?”ucap Nyonya Joo kesal
“Aku yang pakai waktu kelasku, jadi, aku yang rapikan, Direktur Joo.” kata Yeon Woo sopan.
"Direktur Joo"? Baiklah. Bagimu aku bukan ibu, tapi hanya Direktur Joo, 'kan? Ibu harus menjadi direktur agar kau mau bicara dengan ibu? Yeon-woo, belakangan ini kau berpacaran? Apa Kau punya pacar?” tanya Nyonya Joo penasaran.
“Bukan begitu. Ibu bertemu teman-teman ibu, dan mereka bilang kau punya pacar. Tapi ibu tak tahu itu sama sekali. Ibu sangat amat malu. Jadi Dia anak siapa? Apa Dia wanita yang pantas denganmu? Jika kau berpacaran, kenapa tak mengenalkan...” ucap Nyonya Joo terus bicara.
“Ibu, ini sekolah.” Keluh Yeon Woo. Nyonya Joo pun menyadari mengaku lupa dan menjadi terlalu heboh dan meminta maaf.
“Jangan ikut campur urusanku lagi.” Ucap Yeon Woo. Nyonya Joo masih ingin terus bicara.
“Aku sibuk. Silakan pergi.” kata Yeon Woo. Nyonya Joo pikir Yeon Woo Kau tahu, tapi ibunya sangat sibuk.
“”Jangan pikir ibu memikirkanmu saja setiap hari. Ibu juga punya pekerjaan.” Kata Nyonya Joo lalu memberikan sebuah undangan pada anaknya.
“Kau harus datang. Ibu akan menunggumu. Ibu sungguh menunggumu. Jika tidak, ibu akan menangis... Ibu benar-benar menunggumu.. Ibu percaya kau akan datang. Paham? Kau Datang, ya.” Ucap Nyonya Joo sebelum benar-benar pergi meninggalkan anaknya. 




Dae Oh membaca profile ditanganya [ JOO A-RIN, TANGGAL LAHIR: 14 MARET 1991] A Rin duduk dengan wajah datar membahas kalau sudah mendengar rumor bahwa film ini sudah dinanti banyak orang. Dae Oh pura-pura merendahkan hatinya, seperti tak percaya.
“Tentu saja... Apa ini karya yang akan dibuat film?” ucap Kwang Soo mengeluarkan sebuah buku
“Ini sudah sangat lama. Bagaimana kau mendapatkan ini?” ucap Dae Oh tak percaya medengarnya.
Sementara A Rin terdiam karena mengingat ucapan Kwang Soo “Film kali ini akan diangkat dari novel yang berisicerita cinta pertama Penulis Cheon Eok-man.” Lalu menatap ke arah A Rin.
“Sepertinya kau suka membacanya.” Ucap Ae Jung. Kwang Soo merasa  kalau itu Lebih dari suka dan Menurutnya buku ini sangat bagus.
“Sebenarnya aku penggemar berat Penulis Cheon Eok-man.” Akui Kwang Soo bahagia.
“Ternyata aku bertemu penggemar beratku di tempat seperti ini.” Kata Dae Oh bangga
“Bagaimana kalian bisa bertemu?” tanya A Rn penasaran. Dae Oh binggung maksudnya kalau yang dimaksud ia berdua.
“Yah... Aku ingin tahu bagaimana kalian bisa bekerja sama dalam film ini.” Ucap A Rin
“Sebenarnya ceritanya panjang... Singkatnya...Kami hanya kolega biasad dan bertemu karena pekerjaan. Seperti sutradara dan produser lainnya dari sebuah film yang bagus.” Jelas Ae Jung. A Rin pun terlihat bahagia.
“Ternyata itu hubungan kami.” Ucap Dae Oh pun bisa menerimanya.  Ae Jung pun memberikan naskah untuk A Rin.
“Kami membawa skenario untukmu, Nona Joo. Silakan dibaca dahulu.” Ucap Ae Jung. A Rin hanya diam saja.
“Berikan kepadaku.” kata Kwang Soo yang mengambilnya. Ae Jung meminta agar bisa membacanya.
“Aku harap kau bisa memainkan perannya.” Kata Ae Jung. Ae Rin ingin memastikan kalau tokoh utama wanita di sini harus A-rin
“Seberapa besar? Aku mau tahu. Seberapa besar keinginanmuuntuk bekerja sama denganku.” Ucap A Rin dingn
“Film ini akan memberimu kesempatan menunjukkan sesuatu yang jauh berbeda dibandingkan peran...” kata Ae Jung yang langsung disela oleh A Rin
“Aku ingin dengar dari Pak Cheon. Apa Kau sungguh ingin bekerja sama denganku?” kata A Rin
“Aku akan jujur padamu. Menurutku hanya kau yang cocok memainkan peran ini, Nona Joo.” kata Dae Oh
“Apakah ini nyata? Jika kau sangat yakin... Baik... Aku mau.” Ucap A Rin. Kwang Soo dan Ae Jung kaget mendengarnya bertanya Apa bersungguh-sungguh
“Apa Benar kau akan bekerja sama dengan kami? Kau sungguh akan bermain di film kami, 'kan? Benar, 'kan? Terima kasih, A-rin.” Ucap Ae Jung tersenyum bahagia.
“Tapi aku punya permintaan soal peranku. Aku mau itu ditulis kembali dari awal.” Ucap A Rin. Dae Oh dan Ae Jung kaget mendengarnya
“Aku tak suka dengan tokoh wanita di dalam novel itu.” Kata A Rin. Dae Oh dan Ae Jung hanya bisa diam saja.
***
Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar