PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 08 Juli 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Seorang wanita berjalan dilorong lalu berdiri didepan pintu, saat itu dibalik pintu Oh Si Un menguping mendengar si wanita akhirnya pergi karena ketukan sepatu mulai menjauh. Seo Hyun Joo naik ke atap gedung melihat pegawai sedang menarik tali.
Si Un bisa bernafas lega karena Hyun Joo sudah pergi dan melihat poster "Malaikat Tersenyum, Yu Na". Bantalnya dibagian belakang kursinya pun terlihat sanga disayangi Si Un lalu mengajak bicara kalau Inilah yang dirasakan dengan tatapan penuh cinta.
“Apa yang kau syukuri?” ucap Si Un yang sangat menyukai idol Yu Na. Saat itu pesan masuk  dikomputernya 

“Pak Oh, di mana kau? Apa Kau masih di Ulsan?”tulis Hyun Joo. Si Un membalas dengan helaan nafas
“Ya, aku di Ulsan, dan aku mengunjungi ibuku di rumah sakit.” Balas Si Un
"Kapan episode berikutnya siap?" tanya Hyun Joo. Si Un kesal akhirnya menjatuhkan bantal Yu Na lalu menyuruh  agar berbaring sebentar.
“Kau tidak bisa istirahat. Kami juga sudah menghabiskan semua naskah sementara. Kau harus memikirkan penggemar yang menunggu webtunmu.” Balas Hyun Joo. Si Un mengelus kesal akhirnya menelp Hyun Joo. 

“Halo? Dengar, Bu Seo Jangan lakukan ini kepada orang yang merawat ibunya yang sakit. Kau tahu betapa sakitnya ibuku.” Ucap Si Un menahan tangisnya.
“Aku tahu kamu memuja idolamu, bukan mengurus ibumu. Gaun Yu Na cantik. Warna merahnya bagus” kata Hyun Joo
“Yu Na tidak hanya cantik memakai warna merah, tapi juga biru!”kata Si Un lalu tersadar kalau foto itu ada di layar Komputernya.
“Apa ini? Apa dia memasang kamera pengawas di studioku?” ucap Si Un panik menutup telp dan memeriksa sekeliling ruanganya.
“Pak Oh..” sapa Hyun Joo yang mengelantung didepan kaca. Si Un melongo kaget Hyun Joo bisa naik padahal ia ada di lantai sembilan dan mengumpat Hyun Joo memang gila.
“Pak Oh.... Haruskah kubuka jendelanya Atau kamu bersedia membukakan pintu untukku?” ucap Hyun Joo. Si Un tak peduli dan beranjak pergi.
“Lantas, aku akan masuk lewat jendela! Satu... Dua... Tiga!” kata Hyun Joo sudah siap mengayunkan kakinya. Si Un hanya  bisa berteriak histeris. 

Hwang Ji Woo berjalan ke sebuah tebing dengan ombak laut yang sangat besar. Ia melempar bunga dan langsung menatap jauh ke dalam lautan, wajahnya terlihat dingin.
Hyun Joo akhirnya duduk didepan Si Un memberikan minum berkomentar kalau sudah bekerja keras, menurutnya Bagaimana orang bisa hidup hanya dengan bekerja, jadi meminta agar Si Un minum saja sebagai penggemar. Si Un sambil minum menatap Hyun Joo.
“Bu Seo... Bagaimana kau tahu aku di Seoul?” tanya Si Un penasaran.
“Aku memeriksa forum penggemar Yu Na untuk ulasanmu  tentang konser, album, dan acara tanda tangan penggemarnya.” Kata Hyun Joo
“Apa Kau mengawasiku?” kata Si Un marah. Hyun Joo mengaku  tidak mengawasinya tapi mengarahkannya.
“Ahh... Yang benar saja... Lalu Kenapa kau punya ini? Apa ini? Bukankah ini yang kau pakai tahun lalu saat kita bekerja?” kata Si Un melihat sebuah kain. Hyun Joo membenarkan. 
Flash Back
Hyun Joo memakai baju balet, lalu melakukan pemanasan. Si Un sudah siap mengambar dan meminta agar Lakukan pose para model. Hyun Joo langsung membungkuk badan dan menaruh tanganya diatas pinggang. Si Un lalu meminta agar Pose dengan tulang selangka.
“Astaga, ini luar biasa... Apa Bisa putar sedikit? Lalu Kau bisa melakukan split seperti pesenam? Tidak, lakukan split kaki. Kakimu...” kata Si Un.
Hyun Joo terlihat tak bisa melakukan meluruskan kakinya. Si Un pun mendorong Hyun Joo agar bisa melakukan split. Hyun Joo berteriak histeris. 


“Kau dapat pemandangan indah berkat celanaku yang robek. Karena inilah aku senang membantu kalian.” Ucap Hyun Joo. Si Un pun menganguk mengerti.
“Lalu Milik siapa ini?” tanya Si Un menatap alat pembersih karpet. Hyun Joo mmberitahu Pak Lee terobsesi dengan kebersihan.
**
Flash Back
“Dia tidak bisa fokus pada pekerjaannya saat dia melihat sehelai rambut karena dia akan kesal.”
Tuan Lee melihat sekeliling kamarnya, dan panik melihat sesuatu diatas tempat tidurnya. Hyun Joo langsung membersihkanya. Tuan Lee terus panik kalo melihat sesuatu yang kosong. 

“Apa ini? Apa seseorang menggambar webtun tentang kuartet perkusi tradisional Korea?” tanya Si Un mengambil yang lainya.
“Itu bukan instrumen. Itu memiliki tujuan yang berbeda” kata Hyu Joo.
Flash Back
Seorang pria plotos sedang tertidur didepan komputernya. Hyun Joo datang langsung memaikan alat musiknya. Tuan Joo langsung terbangun kalau tidak tidur dan terjaga. Hyun Joo meminta agar bekerja.

“Pak Joo lemah dan mudah tertidur. Jadi, aku harus membangunkannya saat dia bekerja.” Ucap Hyun Joo
“Bu Seo... Kenapa kau tidak bisa normal seperti produser webtun lainnya? Begitu rupanya. Jika kau normal, kau tidak akan menjadi ketua tim di usiamu ini.” Ucap Si Un
“Sebenarnya, ada tujuan yang lebih penting daripada promosi.” Kata Hyun Joo. Si Un ingin tahuApa itu?
“Akan kuberi tahu setelah rapat selesai. Jika kau ingin tahu, mari mulai rapat kita.” Kata Hyun Joo
Saat itu telp Si Un berdering dan melihat nama "Sekretaris Nam" lalu terlihat gugup dan menutupnya. Hyun Joo bertanya Kenapa tidak menjawabnya. Si Un berkomentar kalau itu telp punya Hyun Joo yang berdering.
“Min Jeong, aku akan pergi nanti. Apa?? Bukan pukul 4 sore?” kata Hyun Joo panik 
Si Un akhirnya mengangkat telp dari Sek Nam sambil melihat Hyun Joo yang keluar dari rumah dan menaiki taksi. Sek Nam  bertanya apakah sudah melakukan sesuai instruksinya. Si Un mengaku sudah  dan akan diselesaikan pada akhir pekan ini.
“Omong-omong, kapan kau akan mengirim sisa uangnya?” tanya Si Un
“Setelah semuanya selesai, kami akan segera mentransfer. Kau harus merahasiakan ini apa pun yang terjadi.” Kata Tuan Nam lalu menutup telpnya.
“Pak, sepertinya semua akan berjalan sesuai rencana.” Kata Tua Nam pada Ji Woo yang berdiri didepan makam. Ji Woo memuji Tuan Nam sudah Kerja bagus.
“Beri aku sedikit waktu lagi. Kita akan segera bertemu.” Ucap Ji Woo dan terlihat nama "Mendiang Song Min Ju" lalu berjalan pergi. 


Hyun Joo terburu-buru masuk ke dalam sebuah gedung. Di dalam ruangan terlihat pasangan yang menikah dan semua tamu memberikan tepuk tangan. Hyun Joo akhirnya duduk dimeja dengan temanya sambil meminta maaf.
“Kamu terlambat karena sibuk mengasuh seniman webtoon.” Komentar Kang Min Jung
“Hei, santai saja. Jika tidak, kau akan benar-benar sakit.” Ucap Song Ji An
“Tidak ada pilihan. Semua episode harus diunggah tepat waktu. Aku hanya perlu melakukan ini satu pekan lagi” ucap Hyun Joo penuh semangat
“Hei.. Kau menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki riasanmu. Apa ini untuk kencan buta?” kata Hyun Joo melihat Oh Young Eun.
“Aku akan membeli buket nanti. Aku satu-satunya teman lajang yang dia punya. Entahlah. Dengan keberuntungan ini, aku mungkin bertemu seseorang.” Kata Young Eun yakin
“Tidak... Jika membawanya pulang, kau hanya akan bertemu serangga.” Ejek Min Jung
“Jika aku bertemu seseorang, pertemanan kita berakhir.” Balas Young Eun.
Saat itu Young Eun melihat di cermin ada seorang pria yang datang berjalan ke arahnya. Ji An pun melihat pria tampan berjalan dengan penuh keyakinan ke arah meja mereka. Young Eun pun yakin akan bisa berhenti menjadi teman Min Jung.
“Dia terlihat sangat tampan.” Ucap Ji An terus menatapnya. Hyun Joo hanya bisa terdiam melihat tingkah temanya. 


“Oh Young Eun , 34 tahun. Dia reporter lepas. Kami berempat mengambil foto dari TK. Dia lajang di antara kami.”
Seorang pria akhirnya sampai dimeja mereka dan meminta nomor telp. Young Eun malu-malu akan mengambil ponsel si pria, tapi ternyata pria itu mengarahkan ponselnya pada Hyun Joo. Semua hanya bisa melonggo melihatnya, begitu juga Hyun Joo.
“Maafkan aku. Tapi aku meninggalkan nomorku di rumah.. Maksudku... Apa yang kukatakan? Ponselku tertinggal di rumah.” Kata Hyun Joo menolak halus.
“Bagaimana denganku?.. Aku punya ponsel dan nomor. Tapi aku tidak punya pacar.” Kata Ji Ah tapi saat itu telpnya berdering dan pamit untuk mengangkatnya.
“Hei, sudah kubilang jangan memanggilku "sayang".Kita sudah lama bercerai. Berhenti memanggilku begitu!”teriak Ji Ah


Ji Ah menikah dan melakukan perayaan seperti biasanya, tapi seperti lebih agresif pada sang pria.
“Jin Ah menikah dan cepat bercerai seperti kecepatan 5G. Sudah setahun sejak dia bercerai. Dia mengajar di akademi.”
Saat itu Ji Ah tersadar kalau sedang di tempat pernikah dan kembali duduk sambil mengeluh mantan suaminya itu tidak pernah membantu. Mi Jung pikir Seharusnya Ji Ah sudah memblokir nomornya sejak lama da ingin tahu alasan tidak memblokir nomor telepon mantan suaminya.
“Hei.. Apa Kau membeli tas baru?” kata Hyun Joo melihat tas temanya.
“Suamiku membeli ini dalam perjalanan pulang dari perjalanan bisnisnya. Bukankah ini bagus?” ucap Min Jung tersenyum bahagia. 
Min Jung bersama dengan keluarga kecil dan anak yang masih balita digendong oleh suaminya. Ia melihat sebuah tas dan meminta agar dibelikan oleh suaminya.
“Min Jung menikah begitu dia lulus kuliah. Dia selalu menyombongkan suaminya yang sukses dan putri pintarnya.”
Akhirnya MC meminta agar teman mempelai  berfoto sekarang dan melempar buket. Young Eun sudah siap menangkapnya karena ingin segera memiliki pasangan lalu menikah.
“Aku tidak menikah, bercerai, atau lajang.”
Semua sudah bersiap dan buket bunga pun terlempar, tapi mengarah pada Hyun Joo.  Hyun Joo bingung berjalan mundur seolah ingi mengambilnya tapi malah membuatnya terjatuh.


Flash Back
Hyun Joo tercebur ke dalam air dan tak bisa berenang, dari atas terdengar kepanikan meminta memanggil Hyun Joo dan meminta tolong. Saat itu Hyun Joo melihat sebuah pohon bunga sakura yang cukup besar dan indah.
Ia melihat dirinya yang mengunakan pakaian hanbook dengan seorang pria harus berpisah. Di tahun yang lainya, Hyun Joo memanggil suaminya yang sedang berjalan dengan seorang pria. Lalu saat sedang banyak demo  menentang Konstitusi Yushin dan meminta agar mengusir diktatornya.

Hyun Joo berada dalam kerumunan orang terjatuh dan cincinya lepas. Ia membaca surat "Jangan menungguku. Maafkan aku." Ia terjatuh memanggil Jin Ho dengan wajah kebingungan ditengah demo. 
Hyun Joo yang masih kecil terbangun dari tidurnya dan langsung melotot. Ayah dan ibunya kaget melihat Hyun Joo akhirnya tersadar memastika kalau baik-baik saja. Ibunya menangis karena mengira  tidak akan bangun.
“Aku haus. “ ucap Hyun Joo. Ibunya pun meminta pada ayah Hyun Joo agar bisa mengambil air.
“Baiklah. Ini, putriku. Minumlah.” Kata Ayah Hyun Joo. Hyun Joo tiba-tiba  berbicara seperti orang dewasa
“Aku ingin soju, bukan air. Kurasa aku tidak akan mabuk meski minum satu botol penuh.” Kata Hyun Joo. Ayah Hyun Joo mengerti dan ingin membelikanya. Ibunya langsung menyadarkan suaminya.
“Dari mana kamu belajar bicara seperti itu?” tanya Ibu Hyun Joo heran melihat tingkah anaknya.
“Aku tidak mempelajarinya. Aku ingat semuanya. Kehidupan sebelumnya. Ketiganya.” Kata Hyun Joo. Keduanya kaget kalau Hyun Joo tahu  Kehidupan sebelumnya.
“Apa Kau tahu aku menikahi pria yang sama di ketiga kehidupan itu? Pikirkan semua sakit hati yang diberikan bedebah itu kepadaku.” kata Hyun Joo. Keduanya makin panik akhirnya memanggil Dokter. 



“Menurutku, saat dia koma, dia bermimpi dalam alam bawah sadarnya. Dia percaya mimpi itu nyata. Dia masih muda. Mari kita awasi dia.” Ucap Dokter. Sang ayah pun hanya bisa memeluk anaknya.
Di sekolah, Seorang anak memberitahu cita-citanya kalau akan punya banyak anak, membentuk sebuah orkestra, dan membuat musik yang indah. Ibu guru pun meminta agar semua murid memberika tepuk tangan. Dan mereka akan mendengarkan impian Hyun Joo berikutnya. Ayah Hyun Joo sudah siap merekamnya.
“Impianku adalah tidak akan menikah.” Kata Hyun Joo dan menulikan kalimat "Tidak ada pernikahan" dalam huruf mandarin. Semua yang mendengarnya hanya bisa melonggo.
“Dengan kata lain, aku tidak akan menikah.” Kata Hyun Joo. Seorang anak mengeluh Bagaimana itu bisa menjadi impian.
“Hyun Joo, kamu berjanji akan menikahiku.” Kata anak pria. Hyun Joo pikir anak itu juga meminta Kim So Eun dari Kelas Rusa
“Kalau begitu, Apa dia simpananmu? Hatiku benar-benar busuk karena di kehidupanku sebelumnya, suamiku meninggalkanku. Kau tidak punya harapan, Anak Muda.”ucap Hyun Joo. Si anak pria pun hanya bisa menangis histeris. Ayah dan Ibu Hyun Joo pun kebingungan. 


“Hari itu, orang tuaku membawaku ke rumah sakit pengajaran, dan melalui masa psikoterapi yang panjang, aku mulai melupakan kenangan masa laluku. Lalu aku...”
Hyun Joo terus diterapi dengan cara mengambar dan akhirnya tumbuh dewasa. Seorang pria datang memberikan Hyun Joo minum yang sedang belajar.
"Tahun 2001, Aku menjadi murid biasa yang mengkhawatirkan nilai dan pacarnya.”
Hyun Joo bahagia duduk dengan seorang pria yang dikencaninya. Tapi pria itu malah memintanya putus memberikan alasan kalau Ibunya  menyuruh berhenti memacari Hyun Joo  karena nilainya turun. Hyun Joo terlihat kesal mendengarnya.
“Kau tidak pernah dapat nilai bagus.” Keluh Hyun Joo. Si prai merasa tetap harus mendengarkan ibunya.
“Dia menyuruhmu mengembalikan semua yang kuberikan.” Kata Si pria. Hyun Joo melepaskan cincin dan bandana yang dipakainya.
“Apa Kau puas?” ucap Hyun Joo kesal. Saat itu si pria memakan popcorn diatas meja dengan cepat. Hyun Joo heran apa yang dilakukan pria itu.
“Aku juga yang membeli ini.” Kata si pria tak mau rugi. Hyun Joo pun akhirnya memberikan pukulan. 


“Nomor satu di daftar mantan pacarku adalah anak manja yang luar biasa.”
"Tahun 2008"
Hyun Joo menelp pacarnya bertanya dimana keberadanya. Seorang pria yang sedang berjalan memeluk seorang wanita mengau sangat merindukan dan  hingga berniat menemuinya.
“Tunggulah sebentar lagi. Kudengar hari ini akan hujan. Kau harus bergegas.” Ucap Hyun Joo dan saat itu juga tumpahan air mengenai kepala si pria dan basah kuyup.
Si pria melonggo melihat Hyun Joo ada diatap dan mengacungkan jari tengahnya karena merasa dikhianti.
“Nomor dua adalah perayu yang pantas disiram air. Setelah itu... Astaga, melelahkan membicarakan mereka.”

Hyun Joo mulai melakukan kencan buta, seorang pria dengan kaos bunga-bunga dan jaket kulit datang menemuinya. Si pria menyapa Hyun Joo yang sudah lama sekali tak bertemu dan mengaku baru membeli bajunya, meminta pendapat Hyun Joo. Hyun Joo hanya bisa tertawa.
“Kurasa... Bagaimana, ya? Menurutku metode insersi dalam mengajar sangat buruk.” Ucap si pria lain dengan sangat yakin
“Ini metode rote, bukan metode insersi, Bodoh.” Keluh Hyun Joo dalam hati dan melakuan kencan yang lainya.
“Aku membuat rekening bank untuk biaya kencan kita. Kau bisa masukkan gaji bulanan ke sini mulai sekarang.” Ucap seorang pria.
“Berani sekali kau ingin menipuku?  .” Keluh Hyun Joo kesal 
 "Tahun 2015"
Acara di TV seorang wanita berkomentar “Semua pria sama saja” Hyun Joo sedang berkumpul dengan temanya pun berkomentar kalau memang semua pria itu sama saja dan ingin tahu apakah temanya menyuruh untuk  mengencaninya atau tidak.
“Kau harus mengencaninya.” Kata Ji An. Min Jung menegasskan Ini seperti mobil. Cari mobil baru, lalu singkirkan dia saat sudah tua.
“Seperti yang kulakukan, beli mobil mewah yang bisa kau naiki selamanya. Ucap Min Jung
“Kenapa kau tidak lakukan sendiri sebelum memerintahnya?” ejek Ji Ah
“Kau harus naik mobil? Kau punya dua kaki agar bisa berjalan-jalan.” Kaa Min Jung
“Kau tidak tahu apa yang kau bicarakan. Saat semua orang pergi untuk bepergian dengan mobil, kau akan berjalan-jalan di lingkunganmu?” kata Young Eun.  
Saat itu telp Hyun Joo berdering, sementara dua teman lainya mencoba mengubah penampilan Young Eun agar melepaskan kacamatanya. Keduanya berkomentar kalau Young Eun terlihat cantik. Hyun Joo menerima telp dari My Toon dan langsung mengucapkan Terima kasih, dan menutup telpnya.

“My Toon? Bukankah itu tempat kamu mengirim webtun untuk sebuah kontes? Apa Kau menang?” tanya Min Jung penuh semangat
“Aku belum tahu. Mereka ingin aku datang, Aku harus pergi. Aku akan meneleponmu nanti.” ucap Hyun Joo. Semua pun mendukung Hyun Jo agar segera pergi saja.
“Semoga berhasil!.. Sekarang kau seniman webtoon!” ucap Min Jung bahagia. 

“Saat itulah aku bertemu dengannya. Pria yang menunjukkan kepadaku tidak semua pria sama.”
Hyun Joo berlari akan masuk gedung, karena terburu-buru tasnya terbuka dan semua kertas dan alat gambarnya terjatuh. Ia mengeluh mengambil semuanya dan saat itu seorang pria menolongnya. Mereka pun jatuh cinta pada pandangan pertama.
Hyun Joo berkencan dengan ganti empat musim lalu keduanya duduk disebuah restoran.
“Kuharap kamu bersedia.” Ucap si pria melamar Hyun Joo dengan memberikan cincin. 

"Tahun 2016"
Iringan musik terdengar dibagian luar restoran, tiga teman Hyun Joo duduk bersama. Young Eun mengaku  mau pernikahan di luar ruangan. Min Jung pikir Pernikahan luar ruangan memang bagus dan ingin melakukanya.
“Kurasa mereka mengadakan pesta pertunangan di tempat seperti ini.” Ucap Ibu Hyun Joo
“Kurasa begitu... Keluarga besan kita pasti terlambat Apa ada kemacetan?.” Kata Ayah Hyun Joo sibuk merapihkan dasinya.
“Do Gyum bilang dia akan mengambil cuti untuk datang.” Kata Ibu Hyun Joo. 

Saat itu Hyun Joo keluar dengan gaun dan sebuket bunga, semua memuji kalau Hyun Joo tampak cantik. Hyun Joo tersenyum menyapa semua tamu dan naik keatas pangung mengucapkan yang Pertama, ingin berterima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk datang ke sini hari ini.
“Dia seharusnya menyambut tamu dengan calon suaminya. Kenapa dia melakukannya sendiri? Aku mulai gugup.” Ucap Ibu Hyun Joo melihat anaknya yang berdiri sendiri.
“Aku akan memperkenalkan pasanganku kepada teman dan orang tuaku yang tercinta.” Ucap Hyun Joo.
Temanya pikir kalau pasangan Hyun Joo itu terlambat dan mencari-cari keberadanya. Saat itu Seorang pria dengan pakaian tentara sudah datang dan siap masuk ke restoran.
“Pasanganku, yang akan kucintai dan kupercayai sampai aku mati, adalah... Pasanganku adalah diriku sendiri, Seo Hyun Joo.” ucap Hyun Joo. Semua langsung melonggo kaget mendengarnya.
“Apa yang baru saja dia katakan?” ucap ibunya shock. Ayahnya pun tak bisa berkata-kata mendengarnya.
“Apa dia mau membuat masalah? Apa maksudmu? Apa kalian putus? Kenapa kalian putus? Apa terjadi sesuatu?” tanya sang ayah berbisik.
“Aku mencoba membayangkan seperti apa aku setelah menikah. Tapi sekeras apa pun usahaku, aku tidak bisa membayangkannya. Aku takut orang asing akan menjadi keluargaku. Aku bingung memikirkan melahirkan dan membesarkan anak.” Akui Hyun Joo
“Aku khawatir akan cuti kerja sebelum berkarier. Semakin aku memikirkan pernikahan, aku hanya bisa memikirkan alasan kenapa aku tidak perlu menikah, dan aku tidak bisa berpikir aku harus melakukannya. Kurasa bisa dibilang aku tidak cocok menikah.” Kata Hyun Joo
“Lalu apa yang cocok untukmu?” tanya ibunya berteriak marah . Hyun Joo menegaskan akan menyokong dirinya bukan suaminya.
“Aku akan berkorban demi impianku, bukan impian anakku. Daripada mencari seluruh hidupku untuk jatuh cinta, aku akan berbagi suka dan duka dengan pekerjaan yang kuinginkan seumur hidupku.” Kata Hyun Joo
“Apa maksudmu kau tidak akan menikah atau berkencan dan hidup sendiri?” ucap Min Jung 
“Berkencan? Aku akan melakukan itu... Dengan diriku sendiri. “ ucap Hyun Joo yakin. Semua hanya bisa melonggo lagi.
“Mereka bilang asmara abadi dimulai saat mencintai diri sendiri... Semuanya.. Apa Kau pernah dengar pepatah, "Pernikahan seperti bunga milenium"? Artinya menemukan orang untuk dinikahi sama lelahnya dengan bunga yang mekar sekali dalam 1.000 tahun.” Ucap Hyun Joo

“ Namun, alih-alih menunggu bunga mekar selama 1.000 tahun, aku ingin membudidayakan ladang bunga yang kuinginkan.” Kata Hyun Joo
“Seo Hyun Joo. Sudah kuduga kau akan melakukan hal seperti ini.” Kata Young Eun
“Aku akan hidup setiap hari semaksimal mungkin, jadi, tolong beri aku banyak uang selamat.” Kata Hyun Joo penuh semangat, Beberapa orang mengeluh tapi yang lainya juga memberikan dukungan
Do Gyum hanya bisa tertawa dengan tingkah Hyun Joo, Ibu Hyun Joo tak bisa menahan lagi amarahnya dan langsung berteriak karena Do Gyum berkometar Hyun Joo itu hebat.
 “Hebat apanya? Kakakmu baru saja memberi tahu semua orang dia tidak akan pernah menikah dan mati sendirian! Hei... Kemarilah, Berengsek. Uang selamatku akan menjadi uang damai!” teriak Ibu Hyun Joo.
Hyun Joo pun kabur berlindung pada Do Gyum, sang ayah menahan ibunya dan Akhirnya Tuan Seo serta Do Gyum menahan ibu Hyun Jo yang sangat marah.
“Apa yang harus kulakukan dengannya? Dasar pengkhianat! Kulakukan segalanya untukmu!” teriak Ibu Hyun Joo dan saat itu ada seorang pria datang melihat kegaduhan diacara penikahan. 

“Kedua deklarasiku untuk tidak menikah berakhir sebagai film komedi laga, tapi genrenya tidak penting. Yang penting adalah keyakinan bahwa itu akan berakhir bahagia. Kukira hidupku tanpa pernikahan akan selalu bahagia. Namun...”
"Empat tahun kemudian, tahun 2020"
Hyun Joo menempatkan foto pernikahanya yang sendiri didalam rumah, dengan naskah "The Boy Whom Only I Can See" saat itu ponselnya berdering. Hyun Joo yang tertidur mengangkat telp dari Direktur In. Tuan In bertanya apakah Hyun Joo sedang tidur
“Bagaimana kau bisa tidur saat mengacaukan pekerjaanmu?” sindir Tuan In. Hyun Joo langsung terbangun dan bertanya Apa terjadi sesuatu
“Webtoon Senin belum diperbarui! Lalu, bagaimana?” ucap Tuan In marah. Hyun Joo yakin kalau itu Tidak mungkin.
“Aku mengaturnya agar diunggah sebelum tidur semalam.” Kata Hyun Joo
“Apa maksudmu? Orang-orang berkomentar untuk mengeluh!” teriak Tuan In. Hyun Joo melihat postingan webtoon "Satu pekan lalu"
“Kurasa kau harus bertanya pada tim teknik.Tidak ada webtoon atau novel web yang diunggah hari ini.” Ucap Hyun Joo
“Begitukah? Lalu kenapa? Apa Kau memintaku melakukannya?” teriak Tuan In
“Tidak, Pak. Aku akan mengurusnya... Sampai jumpa.” Kata Hyun Joo lalu menutup telpnya.
“Pak Ko. Maaf menelepon pagi-pagi sekali. Tidak ada webtoon untuk  hari ini yang diperbarui... Ya. Bisakah kamu memeriksanya? Terima kasih.” Kata Hyun Joo 
"142 jam 53 menit sebelum Hari-H.  Impian akan terwujud."
“Baik. Mari kita lalui enam hari berikutnya. Maka aku bisa melakukan  apa pun yang kumau.” Teriak Hyun Joo bahagia. 


Papan nama "CEO Hwang Ji Woo" Ji Woo sibuk melihat di komputernya sedang mencari tahu tentang "Seo Hyun Joo" Ketukan pintu terdengar. Ji Woo menyuruh masuk dengan menutup layar komputernya. Sek Nam memberitahu  rapat dewan sudah siap. Ji Woo langsung meminum obat.
“Apa Kau akan baik-baik saja? Haruskah aku menelepon Dokter Jung?” ucap Sek Nam. Ji Woo hanya diam meminum obatnya. 

“Berikutnya, kita akan membahas status perkembangan Trisima, biosimilar untuk keganasan hematologis. Trisima sedang menjalani uji klinis ketigauntuk pasien limfoma folikuler di lebih dari 40 negara. Akan kujelaskan detailnya sembari kutunjukkan statistiknya.” Ucap seorang pria akan memperlihatkan statistiknya, tapi malah sebuah video diputar.
“Sudah kubilang, sulit membuat kesepakatan dengan obat baru yang sudah melewati uji klinis.” Ucap seorang pria
“Tapi masih ada waktu sampai hasilnya keluar. Kami akan memberimu 200.000 dolar. “ kata pria lainya untuk menyogok
“Tidak, biar kuberi tahu. Itu terlalu berbahaya. Aku tidak mau berurusan dengan ini lagi.” Tegas si pria.
Semua orang yang ada didalam ruangan kaget mendengarnya Ji Woo pun terdiam seperti sudah mengetahuinya. Seorang pria kebingungan karena terbuka sikap buruknya, semua anggota direksi pun bertanya-tanya Apa benar seseorang berusaha menyelinapkan bioteknologi mereka.
“Pak Park... Benarkah itu?” kata Ji Woo memastikan. Tuan Park meminta maaf mengaku diberi tahu seorang pembeli dari Tiongkok menghubungi mereka begitu  mulai melakukan uji klinis untuk Trisima.
“Pak Bae menelepon dan memberitahuku itu.” Ucap Tuan Park. Tuan Bae marah karena merasa menjebaknya dan menyangkalnya.
“Kudengar kau ke Tiongkok pekan lalu dan menandatangani kontrak.” Kata Ji Woo. Tuan Bae terus menyangkalnya.
“Aku di Singapura pekan lalu untuk perjalanan bisnis. Jika kamu mau, akan kutunjukkan catatan keberangkatan dan kedatanganku.” Ucap Tuan Bae menyakinkan.
“Bagaimana dengan catatan panggilan ponselmu?” kata Ji Woo lalu memperlihatkan peta  tempat ponsel "Bae Jae Jun, dari "Korea, Singapura, Tiongkok"
“Coba Lihat, dia pergi ke Beijing... Sulit dipercaya. “ komentar dewan direksi. Tuan Bae pun tak bisa berkelit dan langsung berlutut didepan Ji Woo.
“Maafkan aku, Pak... Aku belum memberi mereka apa pun. Tolong maafkan aku sekali ini saja.” Ucap Tuan Bae.
“Tim Audit akan memutuskan akan menuntutmu atau tidak. Mari jadwalkan tanggal lain untuk presentasi.” Ucap Ji Woo dingin. Tuan Bae memohon tapi Ji Woo seperti tak peduli.
**
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar