PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 09 Juli 2020

Sinopsis Was it Love Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 [TAHUN 2012]
No Ae Jung mengantarkan koran dipagi hari, melihat bagian depan koran [GAPAI IMPIANMU - UNIVERSITAS HANKUK] Ia hanya bisa terdiam dan langsung membagikan koran didepan pintu dengan cepat.
“Aku, Noh Ae Jung, punya tiga kualitas luar biasa yang akan kalian sukai. Pertama, lima tahun menjadi loper koran membuktikan kemauan dan ketekunanku.
Ae Jung berganti pekerjaan jadi kasir supermarket lalu berkerja di bioskop
“Kedua, empat tahun bekerja sebagai kasir supermarket menunjukkan betapa aku sangat tepat dan teliti. Ketiga, tak pernah menyerah, mengejar mimpi. Aku gigih, dan terus berusaha sampai akhir.” 

“Itu sebabnya aku, Noh Ae Jung, berharap bisa bergabung dengan Ten Film, Shinyi Media... Di bagian akuntansi Thumb Film aku akan menunjukkan tiga keunggulanku dan memberikan...” ucap Ah Jung yang penuh semangat dan terhenti karena ada bunyi telp.
“Kita sedang wawancara. Jawab di luar.” Ucap si pria terlihat kesal. Si pria pun keluar dari ruangan.
“Maafkan kami. Selain pekerjaan paruh waktu, apa kau pernah pakai aplikasi akuntansi atau program seperti Microsoft Excel,PowerPoint, atau Word?” tanya CEO Wang.
“Aku pernah pakai PowerPoint di universitas.” Ucap Ae Jung. CEO Wang melihat resume Ae Jung
“Disin tertulis bahwa kau tak lulus kuliah. Berhenti kuliah tahun 2006. Tunggu... Jadi Kau berhenti waktu semester berapa?” ucap CEO Wang
“Aku selesai hingga tahun keempat semester satu.” Kata Ae Jung. CEO Wang kaget mendengarnya.
“Jika melanjutkan satu semester lagi, kau lulus. Kenapa kau berhenti kuliah? Apakah ada masalah waktu itu?” ucap CEO Wang. Ae Jung terlihat gugup. 

Seorang anak kecil,kesal melihat seorang ayah yang mengandeng anaknya. Lalu Seorang ibu  Choi Hyang Ja bergegas masuk ke tempat penitipan anak memanggil Ha-nee. Gurunya pun menyambut Nyonya Choi yang sudah tiba.
“Maaf aku terlambat. Aku tak bisa pulang cepat.” Ucap  Nyonya Choi. Gurunya mengaku tak apa-apa.
“Ha-nee.” Panggil Nyonya Choi. Tapi Ha Nee hanya memangilkan wajah dengan wajah cemberut. Nyonya Choi terlihat bingung.
“Sebenarnya...” ucap gurunya memberikan gambar Ha Nee dengan tulisan “KELUARGAKU, IBU”
“Anak-anak lain bertanya kenapa tak ada ayahnya. Maaf. Seharusnya aku lebih memperhatikan hal ini.” Ucap gurunya.
Nyonya Choi terdiam ada banyak gambar anak lainya “KELUARGAKU, JEONG-U, AYAH, IBU lalu yang lainya “AYAH, KAKAK, AKU, IBU” hanya gambar Ha Nee yang berbeba. 

Akhirnya Nyonya Choi mengendong Ha Nee pulang memberitahu  jika ibunya pulang, maka mereka menyalakan lilin di kuedan membuat permohonan. Ha Nee hanya bisa diam dengan wajah cemberut. Nyonya Choi pikir Ha Nee tak mau.
“Besok hari Natal. Kau harus memohon kepada Sinterklas agar...” ucap Nyonya Choi
“Itu bohong.” Kata Ha Nee. Nyonya Choi kaget mendengarnya.  Ha Nee tahu kaau Tak ada Sinterklas dan juga tak ada ayah.
“Ha-nee, ayahmu ada di langit...” ucap Nyonya Choi. Ha Nee tahu kalau itu Bohong.
“Kenapa itu sebuah kebohongan? Ha-nee... Kita anggap saja ayahmu sudah meninggal.” Ucap Nyonya Choi
“Kenapa?” tanya Ha Nee. Nyonya Choi memberitahu kalau Karena ibunya mau menganggap dia sudah meninggal.
“Kenapa begitu?” tanya Ha Nee. Nyonya Choi mencoba menjelaskan untuk cucunya.
“Dalam menjalani hidup, terkadang ada orang yang ingin kau anggap sudah meninggal. Kau akan mengerti waktu besar nanti.” ucap Nyonya Choi. Ha Nee tetap ingin tahu alasanya.
“Itu... Sebagai gantinya, ibumu dan aku akan menggantikan ayahmu, ya?” kata Nyonya Choi
Ha Nee mengoyangkan kakinya, Nyonya Choi bingungdan menurunkan Ha Nee. Ha Nee terlihat kesal berjalan lebih dulu. Nyonya Choi hanya bisa menatap sedih nasib cucunya. 


Ae Jung pulang ke rumah melihat banyak tempelan stiker [DISKON UNTUK PINJAMAN BARU] sambil mengingat yang ditanyakan CEO Wang “Apakah ada masalah waktu itu?”
Flash Back
CEO Wang menyadarkan Ae Jung yang melamun. Ae Jung masih di PENERIMAAN KARYAWAN THUMB FILM hanya bisa terdiam. CEO Wang akhirnya mencoret nama Ae Jung lalu bertanya Jika tak ada lagi yang ingin dibicarakan...
“Aku menjadi ibu... Aku menjadi ibu pada umur 23 tahun. Aku harus membesarkan anak sendiri. Aku memang tak bisa berkuliah lagi, tapi aku tak menyesal.” Akui Ae Jung
“Merawat anak memang tidak mudah, tapi aku senang bisa melihat dia tumbuh setiap hari. Tahun ini umurnya enam tahun” ucap Ae Jung. CEO Wang mengerti seperti meminta Ae Jung berhenti.
“Waktu anakku masih kecil, aku hanya bisa bekerja paruh waktu. Tapi sekarang aku harus menyekolahkannya, dan aku ingin membelikannya baju yang cantik  Itu sebabnya aku mencari pekerjaan...” kata Ae Jung akhirnya berhenti saat CEO Wang mengaku sudah mengerti. 
Ae Jung akhirnya masuk rumah melihat semua barang berantakan dimana-mana. Ia membereskan semua barang dan mencuci piring, dan menjerit ketakutan karena melihat kecoak yang akhirnya membuat gelas ditanganya pecah.
Ia pun hanya bisa menangis dengan keadaanya karena tak ada yang berjalan lancar di kehidupanyanya.  Saat itu Nyonya Choi datang dengan Ha Nee, lalu bingung meihat anaknya yang menangis. Ia kaget melihat anaknya dan bertanya kenapa dengan Ae Jung.
“Ada apa ini?” ucap Nyonya Choi melihat banyak pecahan kaca. Ae Jun meminta ibunya agar jangan mendekat. Ha Nee ingin mendekati ibunya.
“Ha-nee, ini berbahaya. Jangan ke sini... Ibu, pegangi Ha-nee. Gelasnya licin, jadi, jatuh. Semua salahku.” Ucap Ae Jung membersihkan pecahan.
“Ini bukan salahmu. Gelas murah ini yang salah.” Kata Nyonya Choi mendekati anaknya dan saat itu ada telp berdering. 
Flash Back
Ae Jung akan keluar dari ruangan, CEO Wang memanggilnya dan bertanya Kenapa studio film, Posisi sebagai asisten atau akuntan juga ada di perusahaan lain jadi kenapa Ae Jung mau bekerja di studio film. Ae Jung mengaku mau tahu tentang ini.
TAHUN 2006
Disebuah bioskop, diputar film dan seorang pria duduk dibagian depan. Sementara Ae Jung duduk dibagian kursi belakang. Akhirnya di akhir film terlihat nama SUTRADARA: OH DAE-O, PRODUSER: NOH AE-JEONG.
Beberapa orang langsung memberikan selamat pada pria yang duduk dibagian belakang. Sementar pria itu mencari seseorang, Ae Jung yang sedang hamil langsung menutupi wajahnya dan keluar dari gedung.
“Karena aku punya impian. Sebelum aku menjadi ibu, cita-citaku adalah menjadi produser film.” Ucap Ae Jung 
“Tapi sekarang, posisi apa pun tak apa-apa. Aku hanya ingin bekerja di studio film.” Kata Ae Jung
“Apa cita-cita itu sepenting itu untukmu?” tanya CEO Wang. Ae Jung pikir  Sesibuk apa pun bekerja untuk hidup, itu tak mengubah kenyataan tentang dirinya.
“Aku sudah berjanji. Waktu aku baru hamil, aku tak akan menyerah soal cita-cita, hidup, dan anakku. Tentunya itu tak akan mudah. Tapi, aku ingin menunjukkan itu kepada anakku secara perlahan. Menunjukkan sosok ibu yang berhasil meraih mimpi.” Kata Ae Jung. 


Nyonya Choi melihat hanya terdiam setelah menerima telp lalu bertanya  Kenapa, aoa Itu dari perusahaan tempatnya diwawancarai tadi? Apa Mereka mau mempekerjakannya?. Ae Jung hanya terdiam, Ha Nee tak mengerti bertanya apa artinya "mempekerjakan"
“Kenapa lama sekali? Cepat jawab... Bagaimana?” ucap Nyonya Choi penasaran.
“Ibu... Aku diterima... Katanya aku diterima.” Ucap Ae Jung. Nyonya Choi tak percaya ikut bahagia mendengarnya.
“Apa itu "diterima"?”tanya Ha Nee bingung. Nyonya Choi tak menjawab malah memeluk cucunya berkomentar kalau Cucunya cantik sekali.
“Sulit kupercaya, Ibu... Ini terlalu baik untuk menjadi nyata. Benar-benar keajaiban.” Ungkap Ae Jung. 

Ketiganya pun duduk didepan kue, dengan lili yang menyala. Nyonya Choi bertanya apakah mereka sudah membuat permohonan. Ketiganya menganguk.
“Jika begitu, sekarang kita berlomba untuk meniupnya lebih dahulu.” Ucap Nyonya Choi mulai menghitung mundur.
[2020]
Pagi hari, Ae Jung berlari keluar dari laundry dengan seragam sekolah wajahnya terlihat bahagia karena sungguh seperti baru. Ia lalu berlari dijalan dan melihat ada banyak pelajar memakai seragam yang sama, lalu dua orang pelajar keluar dari toko buku.
Mereka membahas gantungan boneka yang menggemaskan, Ae Jung melihatnya seperti sangat tertarik dengan gantungan boneka. 

Nyonya Choi memasak telor sambil mengeluh Jangan makan sambil menonton ponsel. Ha Nee yang sudah besar makan sambil menonton video idol di ponselnya. Nyonya Choi menyuruh agar Lakukan satu per satu dan mengeluh bahkan tak menonton TV tapi selalu dinyalakan.
“Sekarang zamannya tugas ganda.” Komenta Ha Nee. Nyonya Choi pikir cucunya itu mau dipukul depan dan belakang sekaligus
“Aku pulang... Lihat ini. Seragam sudah dicuci kering. Jadi, mulai hari pertama di sekolah baru dengan hati dan ambisi baru  sampai kau lulus SMP. Semangat!” ucap Ae Jung dengan senyuman sumringah.
“Seolah aku bisa memulai yang baru dengan seragam bekas.” Keluh Ha Nee. 

“Kau pindah sekolah satu bulan setelah masuk SMP. Tak perlu seragam baru. Dan ingat satu hal... Kau tak boleh pindah sekolah lagi selama SMP ini. Hari-harimu pindah sekolah kini sudah berakhir. Paham?” kata Ae Jung. Ha Nee menganguk mengerti.
“Dan Ini hadiah... Boneka untuk meluapkan marahmu. Jangan buat masalah pada hari pertama. Jika ada yang menyebalkan, bertahanlah dengan meremas boneka ini. Jika masih tak bisa tahan, ancam dia dengan omonganmu.” Ucap Ae Jung memberikan sebuah gantungan boneka
“Apa Kau sebut itu nasihat?” ucap Nyonya Choi memukul anaknya. Ae Jung mengeluh karena pukulan ibunya itu sakit.
“Kapan perusahaanmu akan membayar gajimu bulan lalu?” tanya Nyonya Choi
“Sudah kubilang itu akan segera dibayar. Aku juga sudah bilang, hari ini aku akan melakukan presentasi di depan investor besar.” Ucap Ae Jung
“Apa Karena itu Ibu bergadang? Siapa sutradaranya? Apa Bong Joon-ho? Park Chan-wook?” ucap Ha Nee penasaran
“Anakku! Apa Kau tahu mereka? Kau memang berbeda karena ibumu adalah produser film.” Kata Ae Jung
“Jangan mengalihkan pembicaraan. Katanya setelah film terakhirmu gagal total, seluruh pegawai di perusahaan itu mengundurkan diri? Siapa investor yang mau mempertaruhkan uangnya?” ucap Nyonya Choi mengejek
“Siapa lagi? Akuntan studio selama delapan tahun yang dipromosikan menjadi produser. Putri Ibu, Noh Ae Jung.” Ucap Ae Juna bangg
“Tapi bagaimana akuntan bisa menjadi produser film?” ucap Ha Nee heran


“Sekalipun seperti ini, ibu dahulu mahasiswa perfilman yang menjanjikan. Bos perusahaan ibu akhirnya melihat bakatku.  .” Kata Ae Jung
“Katanya seseorang bisa terbiasa setelah lama melakukan sesuatu Ibu telah bekerja delapan tahun di sana, jadi, kuharap Ibu belajar sesuatu.” Ucap Ha Nee.
“Tentunya...Tunggu. Apa katamu?” ucap Ae Jung. Nyonya Choi tak ingin membaha langsung memperingatkan anaknya.
“Jika kau juga tak digaji bulan ini, berhentilah dari sana.” Ucap Nyonya Choi.
“Ibu, yang benar saja. Itu namanya tidak setia. Selain itu, firasatku bagus soal proyek ini.” Kata Ae Jung
“Apakah itu artinya kita tak perlu bayar sewa bulanan rumah ini?” tanya Ha Nee
“Sewa bulanan? Ibu akan membeli rumah ini.” Ucap Ae Jung. Ha Nee memuji ibunya Keren sekali dan mereka langsung memberikan Hi Five.

THUMB FILM
Ae Jung mengangkat telpnya, seorang pegawai yang ada didalam mengeluh  Aneh sekali karena Tak ada kabar darinya. Ae Jung pikir Sinyal ponselnya jelek dan mungkin tersesat karena Kantor mereka memang sulit ditemukan. Tiba-tiba terdenagr seseorang datang.
“Astaga. Selamat datang... Baiklah. Hye-jin, antar mereka ke ruang rapat.” Ucap Ae Jung. Hye Jin akan mengantar ke ruangan rapat, ass dari pria tersebut anak memberitahu tujuanya tapi bosnya menahanya.
“Silakan ke sini.” Ucap Hye Jin. Ae Jung pun penuh semangat kalau investornya sudah datang dan yakin kalau bisa mendapatkan uangnya. 

Ha Nee berjalan masuk ke sekolah dengan gantungan yang diberikan ibunya. Di tengah lapangan banyak anak yang sedang bermain basket, Ha Nee berkomentar suasana di sini lumayan.
Oh Yeon Woo yang ikut bermain tiba-tiba dikerubungi beberapa anak perempuan dan memberikanya minum, dengan memuji tadi itu luar biasa. Terdengar suara peringatan Sekolah akan mulai 90 detik lagi. Semua anak pun berlari masuk ke sekolah termasuk Ha Nee.
“Hei.. Berhenti di situ... Menurut peraturan SMP Hanbak Pasal 13 Ayat 1, murid tanpa label nama akan dapat pengurangan poin karena melanggar peraturan berseragam.Apa Kau tak tahu itu?” ucap seorang guru pada Ha Nee
“Tidak.” Kata Ha Nee. Si guru pun akan beri kesempatan dengan memberikan waktu 30 detik untuk memasang label namanya.
“Aku tak punya.. Aku baru pindah sekolah hari ini.” Ucap Ha Nee. Si guru tak percaya mendengarnya.
“Kau pasti berbohong.Apa Kau pikir aku akan percaya?” ucap Si guru. Ha Nee menantang  Jika tak percaya, ikuti saja ia sampai ke ruang guru.
“Aku gurumu... Beraninya kau membantah gurumu? Apa Kau mau dapat pengurangan poin?” ucap si guru marah
“Sepertinya perkataan dia benar... Lepaskan dia,  Ada murid baru di kelasku hari ini. Ternyata dia pintar.” Kata Guru Oh datang
“Benarkah dia murid baru di kelasmu, Pak Oh?” ucap Si guru. Guru Oh pikir seperti itu.
“Namamu... Noh Ha-nee, 'kan?” kata Guru Oh. Ha Nee membenarkan.  Dengan senyuman sumringah.
“Jika begitu, aku akan mengantarnya ke dalam. Ayo... Kami masuk.” Ucap Guru Oh. Si guru lainya hanya bisa menatap kesal 


Ae Jung memberina presentasi [Suami di Antara Bunga] memberitahu kalu itu judul film baru dari Thumb Film, adalah kisah wanita yang telah melajang selama 14 tahun dan secara ajaib menemukan cinta.
“Kim Sang-ho, sutradara pemenang penghargaan akan menunjukkan gaya dan visinya. Itu digabungkan dengan kisah cinta segar yang kuharap bisa menarik penonton...” ucap Ae Jung gugup karena Koo Pa Do memainkan koreknya.
“Para... penonton. Total biaya produksi yang diperlukan adalah 6,6 miliar won. Ditambah biaya pemasaran dan iklan... Totalnya sekitar 10 miliar won.” Ucap Ae Jung
“Benar... Bagaimana kau mendapatkan semua biaya itu?” tanya Tuan Ko
“Kau harus berinvestasi kepada kami agar...” kata Ae Jung. Tuan Ko mengeluh kalau itu Sayang sekali.
“Sepertinya ada kesalahpahaman di sini.” Kata Tuan Koo. Ae Jun bingung apa maksudnya Kesalahpahaman.
Ass Tuan Koo membagikan kartu nama, Ae Jung melihat  "Nine Capital" dan ini perusahaan peminjaman uang. Ia pun ingin tahu alasan datang ke sini. Ass Tuan Ko memberitahu Bos mereka dari Thumb Film meminjam 700 juta won dari kami.
“Apa? Tujuh ratus juta? Tujuh ratus juta won?” ucap Ae Jung dan Hye Jin kaget.
“Ya, dan total uang yang harus dibayar, setelah ditambah bunga adalah 1,05 miliar won.” Kata Ass Tuan Koo
“Totalnya 1,05 miliar won? Sialan... Hye-jin! Coba telepon bos.” Kata Ae Jung. Hye Jin mencoba menelp tapi  Ponselnya mati. Ae Jung makin panik
“Seperti yang kau lihat, Pak Wang tak bisa dihubungi. Jadi, kau, Nona Noh, yang harus melunasinya.” Kata Ass Tuan Ko. Ae Jung bingun diminta agar bertanggung jawab.
“Apa? Kenapa? Kenapa aku yang harus melunasinya?” ucap Ae Jung. Ass oo memberikan berka ditanganya.
“Karena kau sudah menulis surat jaminan untuknya.” Kata Ass Tuan Koo. Ae Jun tak percaya meihat “SURAT JAMINAN KOLEKTIF” dan surat tanda tangan. 




Flash Back
Dimeja yang sama, Ae Jung menerima sebuah kartu nama. Tuan Wang memberitahu kalau Ae Jung bukan Akuntan tapi adalah Produser Noh Ae-Jung. Ae Jung terlihat bahagia menerima kartun namanya. Tuan Wang meminta pada Ae Jung
“Sukseskan sebuah film yang kau buat dengan tanganmu sendiri.” Ucap Tuan Wang
“Jangan. Jangan tanda tangan... Jangan...” ucap Ae Jung mencoba melihat masa lalunya.
“Tak ada lagi sewa rumah bulanan. Beli rumahmu sendiri.” Kata Tuan Wang. Ae Jung pun akhirnya memberikan tanda tangan tanpa ragu.Tuan Wang memujinya karena Ae Jung baru memberikan tanda tangan “SURAT JAMINAN KOLEKTIF” 

Ae Jung mengejar Tuan Koo menahan untuk masuk mobil, Tuan Koo terlihat marah melihat Ae Jung. Ae Jung merasa yakin Bos mereka tak akan begitu kepadanya dan hanya tahu bahwa ini investasi sebesar 70 juta won. Hye Jin juga mengikuti Ae Jung seperti tak percaya.
“Bagaimana bisa 70 juta won menjadi lebih dari satu miliar won? Pak, tolong bantu aku. Kumohon.” Ucap Ae Jung
“Nona Noh.” Kata Tuan Koo marah menarik bajunya. Ae Jung mencoba agar bisa bicara dengan Tuan Koo. Tuan Koo tak peduli masuk ke dalam mobil dan ass yang menghadang Tuan Koo.
“Choi Hyang-ja, lahir 5 Juli 1960. Tukang pijat di sauna. Dia ibumu, 'kan?” ucap Ass Koo.  Ae Jung kaget yang akan dilakukan Ass Tuan Koo.
“Noh Ha-nee, lahir 15 Februari 2007. Pindah ke SMP Hanbak karena masalah pribadi. Dia benar putrimu, 'kan?” kata Ass Tuan Koo. Ae Jung tak mengerti maksud ucapan Ass Tuan Koo.
“Waktumu dua pekan untuk melunasi utang. Jika sampai saat itu kau tak bisa melunasinya, semua orang yang berhubungan denganmu akan dalam bahaya. Kau harus ingat itu.” Ucap Ass Koo lalu berjalan pergi.
Tuan Koo duduk di dalam mobil dengan wajah sinis memperlihatkan cincin ditanganya. Ae Jung jatuh lemas karena harus menanggung semua utang Tuan Wang. Hye Jin kasihan melihat Ae Jung memastikan keadanya baik-baik saja. 


Di dalam ruang kelas, beberapa orang sedang bercengkrama.  Ha Nee berkomentar  Cara bermain di sekolah sana dan sini ternyata sama. Saat itu sebuah kotak susu terlempar melewati wajahnya dan mengenai bangku punggung yang ada didepanya.
“Tunggu. Bagus, dapat... Kena... Hei... Apa Kau lihat itu?” ucap seorang anak. Ha Nee melihat sekeliling kelas tak ada yang peduli karena wajahnya yang terkena cipratan susu.
“Maaf, Anak Baru. Kau kaget, ya? Lalu Kita coba apa selanjutnya?” ucap Si anak melihat Ha Nee yang terlihat kesal karena terkena cipratan. Si anak laki-laki yang duduk didepanya hanya diam menahan rasa tangisnya.

Ae Jung masuk ke dalam rumah berteriak memanggil “Pak Wang Seong-gyu” Hye Jin pikir kalau ini masuk tanpa izin. Ae Jung tak peduli mencari si berengsek itu memeriksa kamar yang sudah kosong dan berantakan. Hye Jin melihat ke ruangan. Ae Jung tak percaya kalau Tuan Wang  sungguh melarikan diri.
“Dia sudah dituntut... Coba lihat.” Ucap Hye Jin melihat kertas yang ada diatas meja. Ae Jung pun melihatnya. 
Hye Jin meihat sebuah buku diatas meja berjudul HIDUP ITU BERTINDAK ATAU MATI, dan menemukan sebuah kertas yang sudah kucel lalu memastikan pada Ae Jung kalau itu surat kontrak
Ae Jung membaca SURAT HAK CIPTA - CINTA ITU TIDAK ADA, Hye Jin pikir kalau sepertinya ini sudah sangat lama dan Ketentuannya juga tidak adil. Ae Jung tak percaya  Tuan Wang meninggalkan semua sampah ini
“Benar. Ini pasti tidak berarti sampai dijadikan alas panci.” Ucap Hye Jin.
Ae Jung marah langsung mengumpat marah, meremas kertas yang ditanganya. Hye Jin yang melihatnya tak percaya kalau Ae Jung bisa mengumpat dengan sangat kasar. Ae Jung terus mengumpat tanpa henti sampai Hye Jin meminta seniornya agar tenang
Saat itu telpnya Ae Jung berdering, Ae Jung mengangkat dengan nada penuh amarah. Tapi saat mendengar membahas tentanga Ha Nee, nada bicaranya langsung berubah menjadi ceria. 


Guru Oh melihat TRANSKRIP SEKOLAH, NAMA MURID: NOH HA-NEE, NAMA IBU: NOH AE-JUNG, tak ada nama ayah yang tertulis dibiodatanya. Saat itu Ae Jung datang terburu-buru ke ruang guru, Guru Oh senang melihatnya.
“Selamat siang. Aku ibunya Noh Ha-nee. Di mana ruang konseling?” tanya Ae Jung. Guru didepan pintu memberitahu  Naik ke lantai dua. Ruangan paling ujung.
Ae Jung pun mengucapkan Terima kasih lalu bergegas pergi. Tuan Oh memanggilnya tapi Ae Jung sudah melesat pergi, dan berlari mengikutinya. 

Di ruangan konseling, Ae Jung datang menghampiri anaknya dengan ajah panik. Didepanya sudah ada orang tua dengan anak yang terluka dengan hidung yang berdarah.  Guru memberitahu kalau  Ini ibunya Noh Ha-nee. Ae Jung pun memperkenalkan diri sebagai ibunya Noh Ha-nee.
“Coba Lihat... Anakmu membuat wajah anakku menjadi begini. Aku kesal sekali.” ucap Ibu anak yang terluka
“Maafkan aku... Sungguh maafkan aku. Aku yang salah.” Ucap Ae Jung membungkuk memohon maaf.
“Bu, ini salahku.” Kata Ha Nee. Ae Jung menarik anaknya agar segera meminta maaf.
“Kau tak perlu minta maaf. Adakan rapat komite soal kekerasan di sekolah.” Kata Ayah si anak pria.
“Pak... Hal itu dapat melukai kedua anak yang terlibat.” Ucap Pak Oh membela.
“Pak Oh... Apa kau pura-pura bodoh karena bukan muridmu yang terluka begini?” ucan Tuan Jang marah. Tuan Oh mencoba menjelaskan tapi disela oleh Tuan Jang.
“Sudahlah. Entah menjadi luka atau tidak, kita akan tahu setelah...” kata si ibu anak.

“Bu. Maaf. Maafkan aku... Tolong maafkan...” ucap Ae Jung yang langsung berlutut. Tuan Oh dan Ha Nee kaget melihatnya.  Si Ibu mengeluh memina agar melepaskan tanganya.
“Sudahlah.. Biar pria menyelesaikan ini. Di mana ayah anakmu?” tanya si ayah dan anak.
“Aku tak punya ayah... Aku tak punya ayah... Jadi, jika ada yang mau kau bicarakan, katakan kepadaku.” ucap Ha Nee tak bisa menahan tangisnya.
“Sudah kuduga... Pantas saja dia sembrono dan tak sopan. Ternyata ada alasannya.” Ucap si ibu menyindir. Ayah si anak meminta istrinya agar berhenti bicara.
“Bu Noh... Aku mau beri saran sebagai sesama orang tua. Kau harus lebih disiplin terhadapnya karena dia tak punya ayah. Jika kau terlalu memanjakannya, terlihat sekali dia dibesarkan tanpa ayah.” Sindir si ayah.
“Pak... Bukankah perkataanmu keterlaluan?” kata Tuan Oh membela Akhirnya Ae Jung berdiri mengenggam tangan anaknya.
“Anakku... punya ayah. Aku adalah ayah sekaligus ibunya. Jadi, anakku tak pernah dibesarkan dengan kekurangan cinta. Kau boleh mengeklaim biaya rumah sakit anakmu kepadaku. Aku akan ganti semua biaya luka anakmu.” Ucap Ae Jung.
“Tapi... bagaimana kalian bisa mengganti luka anakku karena perkataan kalian? Maaf karena membuat keributan, Pak. Kami akan pergi. Ayo.” Kata Ae Jung menarik anaknya pergi.
Tuan Jang bingung dengan Ae Jung yang pergi. Tuan Oh akhirnya memutuskan akan antar mereka jadi meminta agar tenang saja.


Ae Jung menarik anaknya keluar dari sekolah. Ha Nee memberitahu ibunya kalautak melakukan kesalahan bahkan tak memukulnya, dia lebih dahulu... Ae Jung terdiam saat melihat pria yan dikenalnya ada diparkiran dan mengingat ucapanya.  “ Noh Ha-nee. Pindah ke SMP Hanbak karena masalah pribadi.”
“Apa Ibu mendengarkanku?” tanya Ha Nee. Ae Jung tak mendengar menarik Ha Nee ke arah yang lain karena harus segera pergi.
“Kenapa, Ibu? Mau ke mana Lepaskan tanganku. Ibu, apa Ibu sungguh berpikir aku yang salah?” ucap Ha Nee bingung. Si anak yang dibantu Ha Nee mengintip dari depan pintu.
“Diam, Ha-nee... Ha-nee. Mari kita bicara di rumah. Ayo kita pulang.” Ucap Ae Jung. Ha Nee menarik tanganya dan berjalan lebih dulu.
“Ha-nee! Apa yang kau lakukan?” ucap Ae Jung bingung. Ha Nee marah karena Ibu tadi tak mau mendengarkannya.  Ae Jung tak percaya dengan sikap anaknya.
“Sebelum Ibu mengaku bersalah, sebelum meminta maaf, bukankah Ibu harus mendengarkan ceritaku lebih dahulu?” ucap Ha Nee marah
“Ibu sudah memohon kepadamu. Jangan buat masalah pada hari pertamamu di sekolah.” Kata Ae Jung
“Sudahlah. Katakan jika memang Ibu tak mau dengar.” Ucap Ha Nee berjalan pergi sambil menangis.
“Sampai kapan ibu harus hidup dengan mengkhawatirkanmu?”teriak Ae Jung  
“Semua itu salah siapa? Ini semua karena Ibu. Jika Ibu tak melahirkanku, Ibu tak akan berada dalam keadaan seperti tadi. Apa gunanya barang seperti ini? Mau berbuat apa pun, tak akan mengubah fakta bahwa aku anak tanpa ayah.” Ucap Ha Nee marah membuang boneka yang diberikan ibunya. 


Boneka Ha Nee diambil oleh seorang anak yang dibela oleh Ha Nee dan memberikan pada Ae Jung. Ia memebritahu kalau Anak itu, Han Chan-yeong adalah anak yang pantas mimisan karena selalu mengganggunya setiap hari.
“Tapi Ha-nee memberinya pelajaran hari ini. Padahal Tak pernah ada yang begitu sebelumnya, Hanya Ha-nee yang berani membantuku. Ha-nee tak bersalah sama sekali.” ucap si anak.
Ae Jung hanya diam saja seperti merasa bersalah. Saat itu Tua Oh melihat dari kejauhan dan akhirnya kembali masuk ke dalam sekolah.
***
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar