PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 29 Juli 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 13

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Do Gyum mencoba menelp Hyun Joo tapi tak juga diangkat. Sementara Hyun Joo sudah ada di meja operasi. Do Gyum mencoba menelp Ji Woo tapi, Ji Woo hanya melihat dan duduk dengan wajah tegang.  Di ruang operasi Dokter akan mengangkat usus buntu Hyun Joo.
Hyun Joo melihat lagi masa lalunya saat masih zaman Joseon, berpisah dengan seorang pria. Tapi si pria tak terlihat wajahnya. Hyun Joo pun hanya bisa menangis. 

Hyun Joo akhirnya sadar dari tidurnya, dan melihat Ji Woo yang tertidur sambil memegang tanganya dengan erat. Ia pun perlahan menarik tanganya dan Ji Woo pun terbangun. Ji Woo melihat Hyun Joo sudah sadar langsun menanyakan keadaanya.
“Aku akan memanggil dokter.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pikir tak perlu.
“Operasinya berjalan lancar, jadi, kau tidak perlu khawatir.” Ucap Ji Woo
“Apa Kau di sini semalaman?” tanya Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
“Kau harus dirawat di rumah sakit untuk sementara, jadi, beri tahu aku jika kau butuh sesuatu.” Kata Ji Woo
“Tidak perlu. Aku bisa membelinya di toko serba ada.” Ucap Hyun Joo merasa tak enak hati.
“Tolong biarkan aku melakukan ini untukmu.” Kata Ji Woo lalu melangkah pergi. 


Hyun Joo akhirnya melihat ponselnya dan melihat "Panggilan, Yeong Eun, Do Gyum" lalu menelp Do Gyum.  Do Gyum dengan wajah panik langsung mengangkatnya menanyakan kabarnya dan bertanya  Di mana keberadanya, apakah Di rumah sakit.
“Aku baik-baik saja, jadi, jangan khawatir. Aku mengalami radang usus buntu dan dioperasi kemarin.” Ucap Hyun Joo
“Operasi? Di mana rumah sakitnya? Baiklah. Aku akan segera ke sana.” Ucap Ji Woo dan langsung bergegas pergi. 

Di Minimarket, Ji Woo seperti kebingungan didepan rak perlengkapan mandi dsb. Pegawai pun menghampirinya bertanya apa mencari sesuatu. Hyun Joo bertanya Apa  punya pasta gigi hipoalergenik yang memiliki kurang dari 130 pppm fluorin dan tidak punya polimer sintetis seperti paraben, PEG, dan triclosan?
“Tidak.” Ucap Si Pegawai melonggo mendengarnya lalu teringat dengan sebuah produk.
“Ini adalah pasta gigi termahal di sini.” Kata si pegawai. Ji Woo melihat "Efektif mencegah plak" dan memutuskan akan membelinya.
“Tolong rekomendasikan produk kosmetik dan sabun wajah untuk seorang wanita.” Kata Ji Woo
“Tipe seperti apa dia?”tanya si pegawai. Ji Woo dengan bangga menjawab Dia sangat cantik.
“Ah... Begitu rupanya. Dia sangat cantik. Tapi Aku bertanya apa kulitnya berminyak campuran, berminyak, dan kering.” Tanya si pegawai
“Aku tidak yakin soal itu.” Kata Ji Woo. Pegawai pikri akan memberikan yang ringan, yang bagus untuk semua orang.
“Kau bisa mengambilnya. Kami punya produk organik 100 persen yang sama sekali tidak membuat kulit iritasi. Apa Kau mau?” tanya Pegawai.
Ji Woo menganguk. Si pegawai memberikan  kotak "Pakaian dalam katun wanita" Ji Woo terlihat malu meminta agar menaruh kembali karena tak mungkin membelikanya. 


Do Gyum masuk ke ruangan rawat dengan wajah panik menanyakan keadaanya dan apakah kesakitan, Kenapa ini tiba-tiba terjadi. Hyun Joo mengaku baik-baik saja dan memberitahu kalau Dokter baru saja datang memeriksanya.
“Operasinya berjalan lancar.” Kata Hyun Joo. Do Gyum meminta maaf pada Hyun Joo.
“Kenapa kau minta maaf?”  keluh Hyun Joo dan saat itu  Ji Woo datang dengan barang belanjaan. 

Do Gyum langsung menatap sinis, Ji Woo pun juga tak mau kalah keduanya saling menatap dingin.  Hyun Joo merasa tak enak hati menahan Do Gyum agar bisa menahan amarahnya. Tapi tiba-tiba Do Gyum langsung membungkuk mengucapkan terimakasih.
“Jika bukan karena bantuanmu, keadaan bisa memburuk baginya. Setelah aku di sini, kau boleh pergi, Pak Hwang. Kau tampak sangat lelah.” Ucap Do Gyum
“Aku baik-baik saja.” Kata JI Woo. Do Gyum melihat tas yang dibawa Ji Woo merasa kalau sudah bisa membeli ini.
“Sampai dia dipulangkan, aku akan berada di sisinya. Jangan khawatir. Sampai jumpa.” Kata Do Gyum dan langsung duduk disisi Hyun Jo. Ji Woo pun hanya bisa diam saja.
“Hyun Joo tidak menggunakan sikat gigi seperti ini. Kau tidak suka bulunya yang lembut, bukan? Astaga, dia membeli pasta gigi yang salah. Aku pernah memakainya, tapi pasta gigi ini tidak enak..” Sindir Do Gyum.
Hyun Joo menahan mulut Do Gyum, merrasa kalau Ini berbeda dan langsung mengucapkan terimakasih. Do Gyum pun berpura-pura tak melihat Ji Woo dan tersadar kalau masih ada disana dan pikir kalau Ji Woo pasti sibuk.
“Bukankah kau harus pergi, Pak Park? Peluncuran perosotannya sebentar lagi. Aku yakin ada cara yang lebih baik untuk menghabiskan waktumu.” Kata Ji Woo
“Itu yang harus kukatakan kepadamu. Bukankah kau harus bekerja? Jika kau tidak datang tanpa pemberitahuan, pertemuan kalian akan dibatalkan dan dokumen tidak akan disetujui. Ini akan menjadi hari yang sibuk.” Balas Do Gyum
“Aku tidak berpikir sejauh itu. Kau harus pergi sekarang, Pak Hwang.” Ucap Hyun Joo
“Astaga, sudah lewat pukul 9 pagi. Astaga, aku yakin jadwalmu sudah berantakan.” Kata Do Gyum menyindir. Ji Woo langsung mengeluarkan ponselnya.
“Hai, Pak Nam. Aku harus mengurus jadwalku di luar kantor. Tolong ambilkan laptopku dan tablet PC ke Pusat Medis Sejong, agar aku bisa menyetujui dokumenku...Ya. Terima kasih.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa terdiam.
“Apa ada wali untuk Nona Seo Hyun Joo?” tanya seorang perawat datang. Ji Woo dan Do Gyum langsung menjawab.  Hyun Joo merasa serba salah.
“Siapa di antara kalian yang bernama Hwang Ji Woo?” tanya Perawat.
“Ini aku. Aku walinya.” Ucap Ji Woo mengangkat tangan. Do Gyum hanya bisa terdiam dengan wajah sedih. 




Nyonya Kim melihat foto Hyun Joo dan terlihat sangat marah. Ia mengingat saat Ji Woo mengelus kepala Hyun Joo di ruangan IGD. Akhirnya ia mencoba datang ke tempat Hyun Joo tapi bergegas pergi saat pintu terbuka.
“Nona Kim... “ ucap Perawat. Nyonya Kim menyapanya dan langsung bergegas pergi. 

Di kantor, Mi Ok mengeluh kalau sudah tahu suatu hari Tuan Kim akan menyebabkan kekacauan dan kesal karena Tuan Kim membungkus tarantula peliharaan seniman webtoon di koran dan membuangnya. Tuan Kim mencoba membela diri.
“Nona Jo, jika kamu melihat tarantula itu, Bok Soon, apa pun, kau akan mendudukinya dengan busa di sekitar mulutmu.” Kata Tuan Kim
“Jika aku di sana, aku akan tahu itu tarantula mahal. Bukankah semua orang tahu itu?” kata Bo Hee 
“Kalau begitu, Nona Hong, kamu bisa menjadi produser webtun Pelayan Kim. Kau bisa mengurusnya. Kau bahkan bisa menciumnya. Bukankah itu bagus?” ejek Tuan Kim
“Karena kau, kita akan kehilangan seniman webtoon. Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu?” ucap Eun Jae marah 

“Kita Ada masalah! Bu Seo dioperasi karena radang usus buntu akut dan dirawat di rumah sakit.” Jerit Da Eun. Semua langsung berdiri dengan wajah kaget.
“Apakah seburuk itu? Apa itu radang usus buntu akut?” tanya Tuan Kim
“Kau bahkan tidak tahu itu? Ini radang usus buntu.” Ejek Bo Hee.
“Semuanya, berhenti bertengkar dan ayo pergi. Kita harus mengunjunginya.” Kata Eun Jae
“Dia bilang kita tidak perlu mengunjunginya. Pak Park bersamanya. Dia menyuruh kita ke rumah Pelayan Kim dan mencari Bok Soon.” Kata Da Eun. 
“Tapi tetap saja. Dia di rumah sakit. Bukankah setidaknya salah satu dari kita harus mengunjunginya?” ucap Eun Jae.
“Kalau begitu, aku akan pergi.” kata Tuan Kim. Eun Jae menegaskan kalau Tuan Kim harus ikut dengannya dan mencari Bok Soon.
“Aku akan pergi. Di rumah sakit mana?” ucap Seo Yoon.  Dae Eun mengetakan kalau ada Pusat Medis Sejong di Gangnam.
“Aku akan meneleponmu saat aku tiba.” Kata Seo Yoon dengan wajah gugup dan langsung berjalan pergi. mereka pun meminta agar bisa periksa keadaannya. 

Di tempat gym, Tuan Kim mantan suami Ji An mengingat dengan ucapa mantan istrinya.
“Jika dia teman Do Gyum, dia baru berusia 28 tahun. Beraninya anak muda itu mendambakan istriku. Sebaiknya kau menjauh dari pandanganku. Jika melihatmu, aku akan membuatmu dirawat di RS selama 50 pekan.” Ucap Tuan Kim marah
Saat itu pacar Ji Ah datang mengaku datang untuk mendaftar keanggotaan. Tuan Kim melihat Oh Ji Hwan yang  sangat tampan dan bertanya apakah mau belajar tinju. Ji Hwan menganguk kalau  ingin menjadi bugar dan mencobanya sebagai hobi barunya 

Ji Ah baru saja keluar dari ruanga mengajar menelp Ji Hwan bertanya  apa yang dilakukan, karena Kelasnya selesai lebih awal jadi mengajaknya minum. Ji Hwan setuju dan akan menjemputnya lalu menutup telp. Tuan Kim berkomentar setelah melihat Ji Hwan.
“Aku tahu itu pacarmu. Apa dia lebih tua darimu?” ucap Tuan Kim. Ji hwan membenarkan.
“Kau berusaha menjadi bugar untuk pacarmu.” Kata Tuan Kim. Ji Hwan pun mengaku kalau itu juga termasuk dengan wajah malu-malu.
“Astaga, aku iri. Karena aku ingin kau bahagia dengan pacarmu, Aku akan memberimu diskon terbesar. Jika kamu mendaftar tiga bulan, aku akan memberimu diskon 10 persen. Selama enam bulan, diskon 30 persen.” Ucap Tuan Kim 

Di rumah sakit, Hyun Joo melirik ke arah Ji Woo. Ji Woo sedang memberikan tanda yes pada kotak "Kamu mau menyetujuinya?" lalu menelp Sek Nam kalau baru saja menyetujui anggaran pengembangan obat baru di paruh kedua tahun ini.
“Tolong serahkan anggaran kepada Direktur Seo. Jadwalkan pertemuan.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo melirik ke arah kanan ada Do Gyum yang sedang mengambar.
“Bu Seo, aku baru mengirim surel kepadamu untuk episode keenam. Tolong periksa setelah kamu boleh pulang.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo mencoba menahan rasa bingung dan melihat nama "Ayah." Di ponselnya. 

Tuan Seo bertanya keberadan anaknya. Hyun Joo mengaku di kantor sekarang. Tuan Seo membahas tentang Pemotretan di studio. Hyun Joo memberitahu kalau sudah  memesannya pukul 2 siang hari Minggu.Tuan Seo mengucapkan terimakasih dan akan bertemu hari Minggu.
“Ini Sudah siap. Setelah kita pergi, aku yakin mereka akan bersenang-senang saat berfoto bersama.” Kata Tuan Seo
“Jika begini, butuh waktu lama untuk menikahkan dia. Akan menyenangkan jika Do Gyum bisa bersikap seperti pria.” Kata Nyonya Jung
“Mereka bukan di kelab. Dia tidak perlu melakukan itu. Lagi pula, wanita zaman sekarang tidak suka pria yang agresif.” Kata Tuan Seo
“Tapi aku masih suka pria yang tegas. Kau tahu, saat aku terus jual mahal, kau memelukku dan menciumku di arena sepatu roda.” Komentar Nyonya Jung. Tuan Seo mengingat tentang "Arena sepatu roda dari masa lalu"
“Apa Aku melakukan itu? Aku tidak melakukan itu.” Kata Tuan Kim bingug
“Apa Kau tidak ingat aku? Saat itu ulang tahunku... Kita pergi ke arena sepatu roda bersama teman dan minum soda.” Kata Nyonya Jung seperti mengingat kalau ada yang salah dengan ingatanya.
“Entahlah. Aku tidak melakukan itu. Apa kau mencium pria lain selain aku?” ucap Tuan Kim curiga.
“Apa maksudmu? Aku tidak percaya kau sudah menjadi pelupa. Aku harus pergi ke supermarket.”kata Nyonya Jung bergegas pergi karena malu. Tuan Kim pun masih bertanya-tanya Apa melakukan itu. 



Di rumah sakit. Do Gyum bertanya apakah Hyun Joo tidak memberi tahu orang tuamu bahwa dioperasi. Hyun Joo mengaku tidak ingin mereka khawatir dan Lagi pula, jika mereka tahu di rumah sakit, mereka akan memberitahuku bahwa membutuhkan suami dan anak-anak untuk merawatnya saat sakit.
“Mereka akan membawakanku makanan, kopi, pencuci mulut, dan menyiksaku. Pastikan kau tidak mengatakan apa pun.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum menganguk mengerti.
“Jika ini hari jadi pernikahan orang tuamu, katakan tanggalnya. Aku akan memberi tahu staf sekretarial untuk menyiapkan keranjang bunga dan hadiah.” Kata Ji Woo berdiri
“Tidak apa-apa.” Kata Hyun Joo. Ji Woo langsung menyindir Ini bahkan bukan pernikahan seorang pegawai.
“Ini kali pertama aku mendengar sebuah perusahaan mengurus hari jadi pernikahan orang tua pegawai.” Kata Do Gyum 
“ Perusahaanku sudah lama melakukan itu.” Balas Ji Woo. Do Gyum ingin tahu Sudah lama? Sejak kapan?
“Sejak kemarin.” Jawab Ji Woo. Hyun Joo pikir Ji Woo tidak perlu mencemaskan hari jadi pernikahan orang tuanya.
“Aku hanya akan menerima pemikiranmu. Apa yang kau butuhkan?” ucap Ji Woo berdiri. Do Gyum tak ingin Ji Woo mendekat langsung mendorongnya.
Keduanya pun jatuh, Hyun Joo hanya bisa menatap bingung. Ji Woo terlihat marah dengan sikap Do Gyum. Do Gyum pikir kalau siapa yang bicara. Ji Woo marah karena hampir terluka. Do Gyum membela diri kalau seharusnya menghindarinya.
“Semuanya... Kalian berdua bisa pulang.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum menolak tidak mau. Ji Woo pikir Hyun Joo belum boleh sendirian.
“Kurasa kita bertiga juga tidak boleh bersama. Jika terlalu sakit, aku akan meminta bantuan... Baik. Kalian berdua harus mengambil barang kalian dan pergi. Terima kasih untuk semuanya.” Ucap Hyun Joo. 



Akhirnya keduanya keluar ruangan dan sempat saling berselisih jalan dengan tatapan sinis. Keduanya pun berjalan pergi berlawanan arah. Do Gyum berjalan dilorong melihat seorang ibu yang didorong keluar dengan kursi roda dengan memberikan selimut.
“Aku tidak kedinginan.” Kata si ibu, tapi anaknya tahu kalau  harus menjaga tubuhnya hangat setelah dioperasi.
“Jika tidak, kau akan semakin sakit.” Kata si anak. Do Gyum terdiam dan akhirnya kembali menemui Hyun Joo di kamarnya.
“Hei. Aku bisa tinggal di sini sendirian. Kau harus menghadiri wawancaramu.” Ucap Hyun Joo
“Biar kuberikan ini kepadamu. Mereka bilang kau harus menjaga tubuhmu hangat setelah dioperasi.” Kata Do Gyum memberikan jaketnya. Hyun Joo  hanya bisa terdiam.
“Hyun Joo.. Kenapa kau tidak meneleponku?” ucap Do Gyum. Hyun Joo terlihat gugup menjawabnya. 
“Itu...Aku tidak meneleponmu karena aku tahu kamu sibuk.” Kata Hyun Joo
“Jika terjadi sesuatu di masa depan, hubungi aku. Aku adikmu.” Kata Do Gyum. Hyun Joo menganguk mengerti dan akhirnya pamit pergi sekarang.
“Sampai jumpa. Aku akan meneleponmu nanti.” ucap Hyun Joo sebagai kakaknya. 


Nyonya Kim berjalan di lobby rumah sakit dan melihat ke arah Ji Woo. Ji Woo sedang berbicara dengan dokter ingin tahu  Bagaimana operasinya. Dokter mengatakan Operasinya berjalan lancar dan tidak perlu khawatir.
“Apa ada sesuatu yang harus kita waspadai?” tanya Ji Woo . Nyonya Kim yang melihatnya seperti tak percaya kalau Ji Woo sangat khawatir.
“Kau hanya perlu memastikan dia datang untuk pemeriksaan setiap pekan setelah dia dibebaskan.” Kata Dokter. 

Di taman, Hyun Joo sibuk mengambar pada tabnya dan setelah selesai berpikir merasa harus jalan-jalan. Ia lalu kebingungan karena selang infusnya melilit, tiba-tiba seseorang datang membantu. Hyun Joo kaget kalau Ji Woo masih di sini.
“Aku baru mau pergi setelah menemui doktermu. Aku mendapat masalah karena meninggalkanmu tanpa memeriksa.” Ucap Ji Woo.
“Memeriksa?” kata Hyun Joo bingung. Ji Woo mengatakan Hal yang harus keluar setelah operasi yaitu Fungsi tubuh yang satu itu.
“Aku bisa memeriksanya sendiri.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pikir  akan berjalan-jalan denganmu sebelum pergi.
“Tunggu... Kau sepertinya bermimpi buruk semalam. Apa Kau sering mengalaminya belakangan ini?” tanya Ji Woo. Hyun Joo membenarkan.
“Sejak aku bertemu denganmu... Kurasa aku harus bilang mimpiku mulai lagi setelah aku bertemu denganmu, tepatnya.” Akui Hyun Joo. Ji Woo bingung dengan kata “lagi”
“Aku pernah koma saat aku masih kecil setelah jatuh ke air. Setelah aku bangun, aku mengatakan omong kosong tentang masa laluku. Aku menerima pengobatan psikologis untuk sesaat karena itu.” Cerita Hyun Joo
“Apa Maksudmu impian itu adalah kehidupanmu sebelumnya?” kata Ji Woo memastikan
“Tidak ada hal seperti itu. Aku hanya merasa terlalu aneh untuk menyebutnya kebetulan.” Ucap Hyun Joo
“Apa selalu mimpi buruk?” tanya Ji Woo. Hyun Joo membenarkan.
“Seorang pria yang sepertinya suamiku akan mengkhianatiku dan pergi, atau kami akan bertengkar. Selalu seperti itu. Itu ada di mimpiku, tapi sulit untuk ditangani.” Cerita Hyun Joo
“Apa kau ingat wajah pria itu?” tanya Ji Woo. Hyun Joo engaku tidak ingat
“Entah kenapa, tapi aku tidak pernah bisa melihat wajahnya.” Kata Hyun Joo. 




Saat itu Nyonya Kim datang menyapa Ji Woo seolah tak sengaja bertemu.  Dan bertanya  Apa yang dilakukan di rumah sakitnya. Ji Woo mengaku mengunjungi pegawainya yang dirawat di rumah sakit. Nyonya Kim pun mengerti.
“Kurasa aku harus memberi perhatian khusus kepadanya. Maaf aku terlambat memperkenalkan diri. Aku pimpinan Yayasan Medis Sejong, Kim Sun Hee.”ucap Nyonya Kim menatap ke arah Hyun Joo
“Halo. Aku Seo Hyun Joo” ucap Hyun Joo membungkuk. Nyonya Kim terdiam sejenak seperti tak percaya kalau bertemu dengan musuh bebuyutanya dulu.
“Pimpinan Kim?... Kami mau jalan-jalan. Permisi.” Kata Ji Woo menyadarkan lamunan Nyonya Kim. Nyonya Kim pun mempersilahkan.
Nyonya Kim pun akhirnya menatap dingin kearah Ji Woo dan Hyun Joo yang sedang berjalan bersama. Saat itu Seo Yoon datang memanggil ibunya sambil membawa keranjang buah. 

Nyonya Kim terlihat marah pada anaknya sambil bertanya apaka Seo Yoon itu terlalu baik atau memang bodoh. Seo Yoon hanya bisa tertunduk diam. Nyonya Kim pikir anaknya suka kalau  pria yang akan di nikahi menatap wanita lain.
“Apa yang kau pikirkan dengan mengunjunginya?” ucap Nyonya Kim sangat marah
“Kenapa Ibu begitu marah? Aku di sini mewakili timku.” Ucap Seo Yoon membalas ucapan ibunya.
“Apa hubungan antara kedua orang itu? Apa mereka berpacaran?” kata Nyonya Kim
“Aku yakin Bu Seo tidak tertarik dengan Pak Hwang... Itu benar.” Kata Seo Yoon menyakinkan ibunya.
“Hanya butuh satu momen bagi pria dan wanita untuk saling menyukai. Jika kau merasa ada yang janggal, laporkan kepada ibu. Kau harus pergi.” ucap Nyonya Kim. Seo Yoon menganguk mengerti.
“Seo Hyun Joo... Song Min Ju... Bagaimana bisa...” ucap Nyonya Kim terlihat sangat marah. 


Flash Back
Nyonya Kim yang masih muda datang ke rumah duka Min Ju, dan membuang bunga lalu pergi dengan tatapan sinis.
Nyonya Kim akhirnya menelp Manajer Jung agar datang ke ruangannya sebentar. Manager Jung pun datang, Nyonya Kim menyuruh agar mencari tahu informasi kontak ketua alumnus angkatan ke-11 Universitas Hanguk.
“Selain itu, selidiki seorang wanita bernama Song Min Ju.” Kata Nyonya Kim. Manager Jung menganguk mengerti. 

Di ruangan rawat, Hyun Joo mengucapkan Terima kasih karena Ji Woo sudah membantunya. Ji Woo meminta agar Hyun Joo bisa mengiriminya pesan nanti karena khawatir karena sesuatu yang harus keluar tapi belum keluar.
“Apa Kau ingin aku mengirimimu pesan soal itu?” tanya Hyun Joo bingung.
“Jika terlalu merepotkan, kau bisa mengirimiku huruf apa pun. Kurasa hanya itu cara agar aku bisa tidur.” Kata Ji Woo. Hyun Joo menganguk mengerti.
“Pak Hwang... Catatan permohonan... Janji adalah janji, jadi, aku akan menepatinya.. Kau bilang Hotel Hanseo, bukan?” ucap Hyun Joo. Ji Woo membenarkan.
Saat itu didepan pintu, Seo Yoon akan masuk tapi melihat Hyun Joo dan Ji Woo sedang saling bertatapan. Akhirnya memilih untuk berjalan mundur saja, lalu Ji Woo pun keluar ruangan. Keduanya pun saling menyapa lalu melangkah pergi. 


Seo Yoon akhirnya datang menyapa Hyun Joo bertanya Bagaimana perasaannya. Hyun Joo mengaku baik-baik saja dan berpikir kalau Seo Yoon tidak perlu datang Seo Yoon merasa harus datang lalu membahas kalau tadi melihat Pak Hwang di depan.
“Katanya dia mampir karena ada rapat di dekat sini.” Ucap Hyun Joo. Seo Yoon menganguk mengerti.
“Tapi di mana Pak Park?” tanya Seo Yoon. Hyun Joo memberitahu Do Gyum pergi lebih awal untuk melakukan penelitian.
“Dia seharusnya pergi bersama produsernya, tapi ini terjadi.” Kata Hyun Joo merasa bersalah.
“Bolehkah aku membantu penelitiannya?” ucap Seo Yoon merasa ada kesempatan untuk bersama dengan Do Gyum. 

Do Gyum baru saja keluar dari restoran setelah mengambil gambar. Seo Yoon dengan nafas terengah-engah  mengaku datang secepat mungkin, tapi sepertinya wawancaranya sudah selesai. Do Gyum bingung Seo Yoon yang bisa tahu keberadaanya.
“Aku mengunjungi Bu Seo di rumah sakit. Dia memintaku membantumu, tapi maaf aku terlambat.” Ucap Seo Yoon
“Tidak apa-apa. Kurasa kau datang sia-sia.” Kata Do Gyum. Seo Yoon pun meminta agar Do Gyum bisa mentraktirnya makan malam. 

Do Gyum mengajak Seo Yoon makan toppoki, kimbap dkk di kedai pasar. Seo Yoon melihat Do Gyum yang  tidak memakai gelang yang diberikan kepadanya. Do Gyum beralasan tidak memakai aksesori saat bekerja. Seo Yoon menganguk mengerti.
“Bu Seo baik-baik saja, bukan?” tanya Do Gyum. Seo Yoon menganguk karena Sepertinya Pak Hwang merawatnya dengan baik.
Do Gyum terlihat kecewa tapi mencoba agar tetap tenang mengajak Seo Yoon untuk mulai makan.
“Bagaimana kau memakan ini?” tanya Seo Yoon bingung. Do Gyum pikir ini kali pertamanya Seo Yoo memakan ini
“Ya. Ibuku sangat pemilih, jadi, aku hanya pernah makan mi instan saat karyawisata.” Ucap Seo Yoon. Do Gyum membantu Seo Yoon mencelupkan kimba ke kecap asin.
“Wah.... Ini enak. Ini enak sekali.” komentar Seo Yoon yang baru pertama kali merasakanya.
Ia pun mengambil Sundae dan akan mencelupkan ke kecap asin, tapi Do Gyum menaha tanganya dan menyuruh agar mencelupkan ke saus wijen. Seo Yoon tersenyum merasa Do Gyum sangat perhatian. 

Tuan Kim mencoba menelp Ji Ah tapi tak diangkat, Ia pun kesal karena Ji Ah tak menjawab lalu berpikir bersama si berengsek itu. Ji Ah ternyata sedang sibuk berciuman dengan Ji Hwan tak peduli lagi dengan tas dan ponselnya.
“Angkat teleponmu, Jin Ah. Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya? Astaga.” Keluh Yeong Eun yang mengemudikan mobilnya dengan wajah panik.
“Hai, Yeong Eun... Aku? Aku di rumah. Kunjungan rumah sakit? Entahlah. Jika aku punya waktu.” Ucap Min Jung mengangkat telp dari temanya. 

Saat itu suaminya datang mengaja Min Jung bicara. Min Jung pun menyudahi telp dari Yeong Eun dan bertanya masalah apa pada suaminya. Suami Min Jung langsung memberikan sebuah amplop,  Min Jung melihat isinya adalah uang dan bertanya Untuk apa uang ini.
“Itu biaya hidup selama sebulan. 3.000 dolar. Aku membatalkan semua kartu kreditmu, jadi, ingatlah itu.” Ucap Suami Min Jung
“Apa Kau membatalkan kartuku?” kata Min Jung kaget. Suami Min Jung mengatakan sudah melunasi utang Min Jung
“Jadi, simpan buku besar dan tunjukkan mulai hari ini.” Kata Suami Min Jung. Min Jung hanya bisa melonggo bingung.

Hyun Joo yang bosan keluar dari ruang rawat. Yeong Eun datang melihat temanya, Hyun Joo senang temanya sudah datang.  Yeong Eun pun bertanya laakh Hyun Joo baik-baik saja dan tampak berantakan. Hyun Joo engaku Bukan karena sakit, tapi karena lapar.
“Tapi Bukankah kau seharusnya di Suncheon sekarang? Kau bilang akan membuat cerita di sana.” Ucap Hyun Joo
“Aku datang untuk menemuimu. Aku harus turun lagi. Ini kunjungan 300 dolar. Aku mengemudi sangat cepat sepertinya aku akan dapat lima surat tilang... Astaga. Aku senang melihatmu baik-baik saja.” Kata Young Eun
“Ayo Kemarilah. Kau melalui banyak hal.” Kata Young Eun memeluk erat Hyun Joo.
Tiba-tiba Hyun Joo mengeluarkan gas dari belakang dengan sangat keras. Seorang anak yang lewat mengeluh pada ibunya kalau Baunya seperti kotoran. Mereka pun bergegas pergi. Yeong Eun pun terpaksa menciumnya bau kentut temanya dan langsung pamit pergi. Hyun Joo pun senang sudah bisa makan. 

Ji Woo sedang berkerja dirumah lalu menerima pesan dari Hyun Joo "Jangan khawatir dan tidurlah." Wajahnya langsung tersenyum bahagia. Do Gyum pulang dengan wajah sinis. Ji Woo berkomentar Do Gyum yang terlambat pulang.
“Hyun Joo menghubungiku. Dia tidak perlu puasa lagi.” Kata Ji Woo bangga merasa tahu lebih dulu
“Aku tahu. Aku baru saja bertelepon dengannya.” Kata Do Gyum yang akan masuk ke kamarnya akhirnya duduk didepan Ji Woo.
“Pak Hwang. Ada sesuatu yang membuatku penasaran. Boleh aku bertanya?” ucap Do Gyum. Ji Woo mempersilahkan.
“Sudah berapa lama kau menyukai Hyun Joo?” tanya Do Gyum. Ji Woo balik bertanya kenapa Do Gyum ingin tahu.
“Apa Kau pikir waktu menentukan orang yang disukai orang lain?” ucap Ji Woo
“Kurasa itu tidak ada hubungannya. Waktu tidak berlalu, itu menumpuk. Bagaimana bisa menyukai seseorang selama satu tahun sama dengan menyukai seseorang selama 10 tahun?” kata Do Gyum
“Sepuluh tahun... Kalau begitu, anggap saja aku menyukainya selama 200 tahun.” Ucap Ji Woo
“Pertanyaanku bukan lelucon.” Komentar Do Gyum. Ji Woo pikir Jawabannya juga bukan lelucon.
“Aku juga ingin bertanya. Kenapa kamu tidak melakukan apa pun selama 10 tahun terakhir? Itu lama sekali. Jika aku tidak muncul, kau akan tetap bersikap seperti adiknya.” Ucap Ji Woo menyindir
“Ya.. Kau benar. Kurasa aku akan melakukan itu. Aku tahu yang sebenarnya berkat kau. Terima kasih sudah membuatku sadar. Tapi jika kau menunggu selama 200 tahun, bukankah ini saatnya kau menyerah?”ucap Do Gyum. Ji Woo hanya terdiam melihat ke arah Do Gyum yang masuk ke dalam kamarnya.
Bersambung ke episode 14


 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar