PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 29 Juli 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 15

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hyun Joo mendekat mengajak untuk berciuman dan siap mencium Ji Woo. Tapi Ji Woo malah menghindar dan langsung pamit pergi sekarang. Hyun Joo menatap bingung, Ji Woo pun pergi keluar dari kamar terlihat gugup. 

Do Gyum sedang mengambar dan melihat ponselnya. Hyun Joo akhirnya menelp meminta maaf karena ingin menelepon, tapi lupa. Do Gyum mengaku  Tidak apa-apa lalu bertanya apa sibuk. Hyun Joo dengan gugup mengaku sedikit.
“Tapi tidak apa-apa. Bicaralah.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pun mengaku hanya merindukannya.
“Bolehkah aku menemuimu?” ucap Do Gyum. Hyun Joo terdiam karena sedang berada di Hotel
“Aku bercanda. Aku tahu kau sibuk. Lagi pula, aku akan menemuimu besok.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo menganguk mengerti akan bertemu besok.
“Hyun Joo.. apa kamu... Lupakan saja. Selamat malam.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo menganguk mengerti. 

Ponsel Hyun Joo berdering, seorang pria menelp memberitahu dari bar ruang santai Hotel Hanseo, kalau Pemilik ponsel ini mabuk dan pingsan. Hyun Joo akhirnya pergi ke bar melihat Ji Woo yang tak sadarkan diri setelah minum.
Akhirnya Hyun Joo membawa Ji Woo ke kamar dan membaringya. Ia menatap dalam Ji Woo seperti ingin menciumnya tapi ditahan olehnya. Ji Woo seperti mulai melihat masa lalunya.
Flash Back
Hyun Joo dengan pakaian hanbooknya memberikan sapu tangan dengan jahitan bunga pohon sutra lalu memberitahu kalau Mereka bilang itu mengusir kesialan.
“Tunggulah sebentar lagi. Aku akan lulus ujian dan kembali.” ucap JiWoo pada istrinya.
Di kehidupan selanjutanya, Hyun Joo dan Ji Woo sedang berdemo “Rezim Yushin adalah kediktatoran. Diktator, pergi. Polisi mencoba membubarkan demo. Min Ju terpisah dengan Jin Ho, Jin Ho pun berteriak memanggil Min Ju.
Hyun Joo melihat Ji Woo seperti kesulitan bernafas akhirnya melonggrakan keran bajunya. Tangan Ji Woo menahan tangan Hyun Joo seperti tak ingn pergi, saat itu juga Ji Woo memanggil nama “Min Ju” Hyun Joo akhirnya pulang dengan wajah sedih karena Ji Woo memangil nama Min Ju bukan dirinya. 




Nyonya Kim pergi ke sebuah makan menatap "Mendiang Song Min Ju" lalu melihat ada sebuah buket bunga diatasnya. Ia pun bertanya pada Manager Jung karena Song Min Ju tidak punya kerabat dekat, Manager Jung membenarkan.
Nyonya Kim pun pulang hanya terdiam didalam mobil, lalu tiba-tiba melihat mobil yang datang dengan Sek Nam yang mengemudikan mobilnya. 

Hyun Joo berjalan pulang, Ji Woo menelp bertanya Kapan pulang. Hyun Joo menjawab saat fajar dan bertanya apakah baik-baik saja. Ji Woo mengau baik-baik saja dan  minta maaf soal kemarinkarena membuat ya tidak nyaman.
“Ah.. Sama sekali tidak... Pak Hwang. Aku ingin meminta bantuan psikologis yang kau sebutkan semalam.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun mengerti.
“Jika kamu bilang kamu tidak keberatan, Aku akan membuat janji temu untukmu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pun setuju dan menyuruh Ji Woo agar istirahat. 

Hyun Joo akan pulang dan melihat Min Jung menunggu didepan rumah. Min Jung melambaikan tangan dengan senyuman. Hyun Joo menahan amarah dengan tingkah temanya. Akhirnay keduanya masuk rumah, Min Jung mengaku akan tidur di jalanan jika bukan karena Hyun Joo.
“Eun Yeong tidak bisa membantu karena tinggal dengan orang tuanya, tapi ada apa dengan Jin Ah? Aku yakin dia tidak mengizinkanku masuk karena seorang pria.” Ucap Min Jung
“Kau bisa menginap di sini malam ini, tapi pulanglah besok.” Tegas Hyun Joo.
“Apa Kau juga akan seperti ini? Kau dengar bagaimana dia memperlakukanku.” Keluh Min Jung
“Jadi, Apa kamu akan bercerai? Tidak’kan... Sejujurnya, kamu juga salah soal ini. Setertekan apa pun kau membesarkan anakmu sendirian, kau tidak boleh berutang tanpa sepengetahuan suamimu.” Jelas Hyun Joo
“Apa Kau benar-benar memihaknya sekarang? Kau teman yang buruk.” Keluh Min Jung kesal.
“Hanya untuk sementara. Tapi Kau harus kembali ke keluargamu secepat mungkin. Mengerti?” tegas Hyun Joo
“Temanku! Tidak ada yang lebih baik darimu.” Ucap Min Jung memuji. Hyun Joo mengeluh kalau temanya memuji Hanya di saat seperti ini.
“Aku harus keluar sebentar lagi. Bisakah kau sendirian di sini?” kata Hyun Joo. Min Jung bertanya mau kemana
“Foto pernikahan.” Ucap Hyun Joo. Min Jung  bingung apa maksud  Foto pernikahan. 


Do Gyum baru saja keluar rumah dan melihat Ji Woo baru saja pulang. Ia pun melihat Ji Woo masih memakain pakaian yang sebelumnya, dan seperti baru pulang mengingat. Ia pun berpikir kalau Ji Woo baru bermalam. Ji Woo pun terdiam melihat Do Gyum yang merubah penampilanya. 

Di sebuah studio, Tuan Seo terlihat cemberut dengan Nyonya Jung yang berdiri disampingnya. Fotographer meminta agar  tersenyum manis agar terlihat cantik. Keduanya tersenyum tapi terlihat sangat terpaksa. Fotographer meminta agar tersenyum lebih alami.
“Jangan sentuh aku.” Ucap Nyonya Jung tak suka disentuh oleh suaminya. Tuan Seo pun meminta agar tautkan lengan denganya.
“Bahuku kaku, jadi, rasanya sakit. Ambil saja fotonya.” Kata Nyonya Sung tak ingin dekat-dekat dengan suaminya.
“Ingat saat kali pertama kalian menikah dan tunjukkan kasih sayang.”  Fotographer.
“Pak. Apa Bisa kita bergegas? Setiap kali memikirkan itu, aku ingin menghela napas.” Keluh Nyonya Jung. Hyun Joo pun hanya bisa menahan malu karena orang tuanya sedang tak akur.
“Ada apa? Apa Kalian bertengkar?” tanya Hyun Joo mendekat. Keduanya mengelak kalau tak mungkin bertengkar. 

“Ibu, Ayah. Aku di sini.” Ucap Do Gyum akhirnya datang menyapa. Hyun Joo kaget melihat penampilan Do Gyum yang berbeda.
“Astaga, melihatmu seperti ini membuatmu tampak lebih tampan daripada biasanya. Ketampananmu menyilaukanku.” Goda Tuan Seo
“Jangan berlebihan. Jika seorang pria terlalu tampan, mereka tidak mendengar hal baik. Mereka malah dikritik.”komentar Nyonya Seo
“Lebih baik menjadi tampan. Kau harus menikah selagi muda dan tampan.” Kata Tuan Seo 
“Kenapa kau ingin dia menikah di usia 28 tahun?” keluh Nyonya Jung. Do Gyum pun mengaku ingin segera menikah.
“Benar, bukan? Wanita seperti apa yang kau suka?”kata Tuan Seo bahagia. Hyun Joo terlihat gugup saat Ji Woo menatap kearahnya.
“Aku suka wanita yang keibuan.” Ucap Ji Woo memegang tangan Nyonya Jung.
“Kurasa putraku tidak akan menikah karena standarnya tinggi.” Kata Nyonya Seo bangga
“Jangan bercanda seperti itu. Kenapa kau menganggap leluconnya tulus? Cepat ganti baju agar kita bisa berfoto bersama.” Ucap Tuan Seo menarik Do Gyum. Hyun Joo pun menganguk mengerti. 


Hyun Joo memakai dress tapi tak bisa menutup risleting belakangnya, lalu memanggil manager untuk membantunya. Do Gyum datang tahukalau ini karena ritsletingnya. Hyun Joo merasa tak perlu karena bisa melakukanya.
“Kau bilang butuh bantuan.. Tapi Tidak naik dengan mudah.” Ucap Ji Woo mencoba membantunya.
“Kau terlihat cantik.” Puji Ji Wo melihat Hyun Joo dengan dress. Hyun Joo pun memuji Do Gyum yang terlihat tampan.
“Hyun Joo..  Boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Do Gyum . Hyun Joo menganguk mempersilahkan Ji Woo akan menanyakan apa.
“Apa Kau bersama Pak Hwang semalam?” tanya Do Gyum. Hyun Joo gugup menyangkalnya mengaku minum dengan teman-temannya.
Do Gyum mencoba mempercayainya. Hyun Joo menyakinkan. Do Gyum pun percaya dan menyuruh Hyun Joo agar keluar setelah selsai karean Ibu dan Ayah menunggu. Do Gyum menganguk mengerti.

Mi Ok menunggu di sebuah cafe, lalu melihat seorang wanita datang dan langsung mengaku sebagai penggemarnya. Si wanita bingung, Mi Ok pikir wanita itu pasti “You-Gyo-Girl” si wanita bingung dengan yang dikatakan “Ahjumma” lalu berjalan pergi.
“Jika tidak, maka tidak. Tidak perlu memanggilku  Ahjumma. Anak-anak zaman sekarang tidak sopan.” Ucap Mi Ok marah.
“Apa kau Nona Jo Mi Ok?” tanya seorang wanita datang dengan wajah polos. Mi Ok tak percaya wajah anak polos tapi bercerita genre 19+. 

Mi Ok pun baru tahu kalau Penulis You, menulis ini berdasarkan pengalamannya "Cara Memasakmu dengan Enak" yaitu  Cerita saat si wanita yang melepas sesuatu selain kulit cumi-cumi. Ia benar-benar tak percaya penulis You sungguh menulisnya.
‘Tapi aku diminta membuat webtoon ini untuk usia 15 tahun ke atas. Aku membuatnya tidak terlalu kasar.”jeles Penulis You
“Apa Kau sudah punya judul?” tanya Mi Ok. Penulis You langsung memberikan gambarnya terlihat benar-benar seperti 19+ dengan judul "Jika Lidahmu Tidak Masuk, Itu Bukan Ciuman".
“Ada pria yang besar di hutan Provinsi Gangwon, dan bibirnya, serta bokongnya, sempurna. Lalu Dia pindah ke Seoul dan bertemu wanita yang selalu seksi. Lalu mereka jatuh ke pusaran takdir. Itulah masalahnya.” Ucap Penulis You
“Pria itu terus menjauhi sang wanita. Kenapa?” tanya Mi Ok dan beberap orang terhanyut mendengar cerita Penulis You.


“Karena ini kali pertamanya. Tapi akhirnya dia memancing wanita itu.” Ucap Penulis You
“Ini cerita yang fantastis.” Puji Mi Ok yang ikut terpesona. Seorang wanita pun meminta pesanan yang sama dengan Penulis You.



Hyun Joo bersama orang tua dan Do Gyum keluar dari studio. Tuan Seo mengaku harap foto keluarga mereka cepat selesai jadi akan menggantung satu di ruang tamu. Hyun Joo bertanya apakah mereka  sudah memilih foto untuk video hari jadi pernikahan.
“Kita harus memberikannya ke perencana pesta hari Selasa.” Kata Hyun Joo
“Kami memilihnya, datanglah dan ambil itu besok.” Ucap Nyonya Jung. Tiba-tiba Tuan Jung mengeluh memegeng perutnya. Hyun Jo dan Do Gyum bertanya “Ada apa?”
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Do Gyum. Tuan Seo meminta agar mereka akan makan malam berdua saja.
“Perutku tiba-tiba sakit.” Kata Tuan Seo. Ji Woo pikir kalau pergi ke rumah sakit dan akan membatalkan pemesanan mereka.
“Tidak seburuk itu.” Ucap  Tuan Seo mengedipkan matanya memberikan kode. Ji Woo bingung bertanya Ada apa dengan mata Tuan Seo.
“Kami memesan tempat untuk mencicipi makanan di pesta. Kita tidak boleh membatalkan pemesanannya.” Ucap Tuan Seo.
Hyun Joo menyetujuinya. Tuan Seo pun menyuruh keduanya pergi saja. Hyun Joo meminta agar ayahnya Hubungi jika terjadi sesuatu. Nyonya Jung terlihat kesal karena Tuan Seo yang akan bermain kotor lalu mengejek suaminya itu aktor yang hebat.
“Dasar pengkhianat.” Kata Nyonya Jung merah. Tuan Seo pun menawarkan agar makan ayam goreng malam ini
“Aku tidak akan membiarkan ini.” Kata Nyonya Jung marah. Tuan Seo sudah pergi lebih dulu. 


Nyonya Kim melihat pesan dari  "Manajer Jung" [Aku diberi tahu Hwang Ji Woo dan Seo Hyeon Ju bermalam di kamar suite Hotel Hanseo.] Ia pun melihat sebuah foto Hyun Joo dan Ji Woo masuk ke sebuah hotel, wajahnya terlihat sangat marah.
“Apa Ibu pergi ke suatu tempat?” tanya Seo Yoon datang ke tempat ibunya.
“Apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan saat kau di sisi Pak Hwang selama setahun? Kenapa kau tidak bisa melakukan apa pun dengan benar?” ucap Nyonya Kim marah. Seo Yoon kaget melihat ibunya tiba-tiba marah.
“Apa kau tahu? Apa kau tahu bahwa Pak Hwang dan wanita itu, Seo Hyun Joo, menghabiskan malam bersama?”kata Nyonya Kim
“Tidak... Aku tidak tahu. Aku jujur.” Ucap Seo Yoon tertunduk ketakutan lalu bergegas pergi. Nyonya Kim pun melampiaskan amarah dengan merobek-robek foto Hyun Joo. 


Ji Woo melihat camera dasbord dari laptopnya dan bisa melihat gambar mobil Nyonya Kim yang lewat. Ia lalu menelp Sekretaris Nam kalausudah menonton video kotak hitam yang dikirim.
“Aku yakin itu Pimpinan Kim Sun Hee. Apa Kau yakin dia keluar dari taman peringatan?” tanya Ji Woo
“Itu jalan buntu, jadi, aku yakin.” Ucap Sek Nam. Ji Woo pun meminta Sek Nam Cari tahu apakah Pimpinan Kim punya koneksi dengan makam di sana.
Saat itu pesan masuk ke ponsel Hyun Joo [Pak Hwang... Aku ibu Seo Hyun Joo. Kita bertemu tempo hari. Apa Kau ingat?]

Di restoran
Do Gyum mencicipi daging steak lalu berkomentar kalau  Dagingnya lembut, jadi, bagus untuk dinikmati para orang tua. Hyun Joo pun berkomentar kalau steik akan lebih enak daripada hidangan laut dan mengajak untuk pesan menu steik tenderloin sapi.
“Hyun Joo. Ini Pekerjaan rumah.” Kata Do Gyum memberikan sebuah foto. Hyun Joo terlihat binggung.
“Ini webtoon pendek. Aku ingin kau melihat alur ceritanya nanti. Tidak ada ide kalimat terakhir, jadi, aku membiarkannya kosong. Bisakah kau mengisinya?” ucap Do Gyum.
“Sudah lama kau tidak menggambar seperti ini.” Ucap Hyun Joo menganguk mengerti.
“Kadang, aku lebih suka menggambar di kertas. Aku tidak terburu-buru, jadi, kau tidak perlu buru-buru.” Kata Do Gyum. Hyun Joo menganguk mengerti. 

Di sebuah meja, terlihat banyak banyak menu diatas meja. Nyonya Jung mengaku ingin mentraktir Ji Woo makan lebih cepat, tapi takut akan mengganggu orang yang sibuk. Ji Woo  menunggu telepon Nyonya Jung. Nyonya Jung pun malu-malu Seharusnya menghubungi Ji Woo lebih awal.
“Apa Kau selalu mengunjungi pegawaimu di rumah sakit dan merawat mereka jika mereka sakit?” tanya Nyonya Jung
“Aku menganggap Nona Seo istimewa.” Ungkap Ji Woo. Nyonya Jung tersenyum lalu bertanya Apa maksudnya dengan istimewa
“Apa maksudmu kamu tertarik kepadanya sebagai wanita?” tanya Nyonya Jung.
“Ya, itu maksudku.” Akui Ji Woo. Nyonya Jung langsung tersenyum sumringah dan langsung tersenyum bahagia.
“Kau sudah di usia untuk memikirkan pernikahan. Tidakkah keluargamu akan mengatur pernikahanmu untukmu?” ucap Nyonya Jung
“Aku akan menikahi wanita yang kucintai. Apa ada sesuatu yang tidak kamu sukai dariku?” tanya Ji Woo
“Tidak. Apa maksudmu? Aku suka semua hal tentangmu. Semuanya dari A sampai Z. Jangan khawatir. Aku akan investasikan semuanya dari daging hingga tulangku, bahkan jiwaku untuk mendukung hubunganmu.”kata Nyonya Jung
“Terima kasih... Tolong bicara dengan nyaman, Bu.” Kata Ji Woo yang ingin dekat dengan ibu mertuanya.
“Haruskah aku melakukan itu, Ji Woo? Apa terlalu dini untuk memanggil namamu?” kata Nyonya Jung malu
“Sama sekali tidak. Aku menyukainya. Apa Ada waktu hari ini? Aku ingin memberi hadiah untuk hari jadi pernikahanmu.” Kata Ji Wo
“Kau tidak perlu memberiku hadiah... Tapi aku punya banyak waktu.” Kata Nyonya Jung tersenyum 


Nyonya Jung mencoba pakaian dan Ji Woo melihatnya seperti memilihkan baju untuk ibu mertuanya. Nyonya Jung terlihat sangat bahagia bisa mencoba baju dengan pose seperti model. Ji Woo pun memberikan acungan jempol. 

Hyun Joo dan Do Gyum baru saja pulang kaget melihat Ji Woo yang datang dengan ibunya.  Ia pun langsung menyapa ibu dan Ji Woo. Ji Woo berkomentar  keduanya yang pulang bersama. Hyun Joo terlihat gugup ibunya dengan banyak barang belanjaan.
“Mereka bersama untuk mempersiapkan pesta ulang tahun pernikahan. Apa pencicipannya lancar?” tanya Nyonya Jung. Hyun Joo menganguk.
“Kenapa Ibu bersama Pak Hwang?” tanya Hyun Joo. Nyonya Jung pikir sudah bilang ingin mentraktirnya makan untuk berterima kasih karena telah membantu Hyun Joo sebelumnya.
“Kau akan pergi begitu cepat? Kamu harus masuk untuk minum teh.” Ucap Nyonya Jun melihat Ji Woo memberikan uang belanja.
“Sudah cukup. Masuklah.” Ucap Hyun Joo mengajak ibunya pergi. Nyonya Jung berjalan akan  menelepon Ji Woo nanti. 


“Apa yang kau lakukan?” kata Do Gyum marah. Ji Woo dengan santai mengaku makan malam dengan Bu Jung, dan mengantarnya pulang.
“Aku juga membelikannya hadiah untuk hari jadi pernikahannya.” Kata Ji Woo
“Apa hakmu melakukan itu?” tanya Do Gyum sinis. Ji Woo pun bertanya balik apakah Do Gyum harus punya hak mengantar seseorang pulang dan memberi mereka hadiah.
“Aku akan pulang. Apa Kau mau tumpangan?” ucap Do Gyum. Ji Woo hanya diam saja. 

Hyun Joo melihat isi tas belanjaan ibunya,  dan bertanya Apa Pak Hwang membelikan ini untuk Ibunya. Nyonya Jung beralasan Ji Woo yang  terus memohon untuk membelikannya hadiah untuk hari jadi pernikahan, jadi, apa yang harus dilakukan?.
“Segera kembalikan kepadanya.” Ucap Hyun Joo lalu berpikir kalau ia saja yang melakukanya.
“Kau tidak boleh mengabaikan ketulusan seseorang. Ibu tidak mau mengembalikannya. Jangan sentuh itu.” Kata Nyonya Jung. Saat itu Tuan Seo keluar dari kamar.
“Ayah. Bagaimana keadaan Ayah? Do Gyum membelikan Ayah bubur.” Kata Hyun Joo. Tuan Seo dengan mulut belepotan terlihat bingung.
“Dia tidak butuh bubur. Dia makan ayam goreng.” Kata Nyonya Jung sinis melihat mulut suaminya.
“Apa maksudmu? Kenapa aku makan ayam goreng saat aku sakit? Ayah belum makan apa pun.” Kata Tuan Seo berbohong
“Ada apa di wajahmu? Apa itu lipstik dengan rasa ayam goreng berbumbu?” sindir Nyonya Jung
“Hyun Joo. Sebelum ibumu menikah dengan ayah, dia berkeliling mencium pria di lingkungan kami.” Kata Tuan Seo mengadu dan langsung masuk kamar dengan wajah marah
“Astaga. Kapan aku melakukan itu? Itu hanya Bum Shik. Apa yang dia katakan?” kata Nyonya Jung marah dan ikut masuk kamar.
Hyun Joo hanya bisa diam melihat ayah dan ibunya yang beradu mulut. Ji Woo masuk ke dalam rumah pun menatap sedih karena Ji Woo bisa membelikan semua barang yang dibutuhkan ibu Hyun Joo, tapi ia tak bisa. 


Ji An pergi dengan Tuan Kim ke supermarket bertanya apa mau makan keju dengan anggur. Tuan Kim tahu kalau Ji An itu tidak suka keju. Ji Ah mengambil satu keju dan suah mencobanya dan rasanya cukup bagus. Tuan Kim pun ingin tahu makan dengan siapa.
“Apakah si brengsek itu... Apa Maksudku, teman Do Gyum?”kata Tuan Kim marah. Ji Ah membenarkan.
“Di mana? Di rumah?” tanya Tuan Kim. Hyun Joo membenarkan. Tuan Kim bertanya “Kapan? Di malam hari?”
“Kenapa kamu bertele-tele? Tanya saja apa aku tidur dengannya.” Keluh Ji Ah kesal
“Tapi tetap saja. Kamu tidak boleh membawanya ke rumahmu.” Ucap Tuan Kim
“Kenapa tidak boleh? Apa aku butuh izinmu untuk mengundang seseorang ke rumahku?”kata Ji Ah
“Tidak, tapi tetap saja. Kenapa kau mengundangnya.” Keluh Tuan Kim.
“Astaga. Kau mencibir lagi. Hei. Jangan datang ke rumahku malam ini.” Kata Ji Ah kesal
“Kenapa? Kapan aku harus datang? Hei. Jin Ah!” teriak Tuan Kim mengejar Ji An. 


Min Jung melihat Hyun Joo pulang yang tampak lelah lalu bertanya Apa semuanya lancar untuk pesta hari jadi pernikahan orang tuanya. Hyun Joo mengaku tak tahu, Entah apa mereka bertengkar, tapi ada yang tidak beres.
“Bagaimana denganmu? Apa Kau ditelepon oleh suamimu?” tanya Hyun Joo Min Jung mengeluh tak tahu dan merasa kalau suaminya itu pasti sudah mati.
“Astaga. Sepertinya kita harus istirahatkan pikiran dan tubuh. Aku sangat lelah.” Ucap Hyun Joo menyalakan lilin dan langsung berbaring.
“Aromanya enak. Dari mana kamu mendapatkannya?” tanya Min Jung. Hyun Joo menjawab mendapatkannya sebagai hadiah.
“Apa Kau mengencani seseorang? Apa pemikiranmu untuk tidak menikah dan berkencan berubah?” ucap Min Jung. Hyun Joo mengaku Tidak.
“Kau harus berkencan, jangan menikah.” Kata Min Jung. Hyun Joo mengaku  tidak percaya pengkhotbah pernikahan melarangnya menikah.
“Aku tidak mau mengakuinya, tapi sepertinya perkataan orang benar. Semua pria sama saja begitu kau menikah.”kata Min Jung
“Kukira itu tidak akan berlaku untukku. Aku sudah lama tidak berkencan sampai aku bahkan tidak ingat cara memulainya... Tapi Min Ju... Kenalanku meminta saran soal kencan, tapi aku bahkan tidak bisa menjawab.” Kata Hyun Joo. Min Jung pun meminta Hyun Joo mengatakan saja.
“Ada pria yang menyukainya, tapi dia mabuk dan menyebut nama wanita lain.” Kata  Hyun Joo mengingat saat Ji Woo memanggil nama Min Ju. 
“Kenapa dia meminta nasihatmu tentang itu? Seratus persen, tidak, 1.000 persen nama mantan pacarnya.” Kata Min Jung
“ Tampaknya, dia bilang dia tidak pernah berkencan.”komentar Hyun Joo. Min Jung yakin itu Bohong sekali.
“Dia pasti mau menunjukkan citra sederhana yang polos, tapi pria seperti itu lebih terobsesi dengan wanita. Tapi kurasa temanmu akan segera mengencani pria itu.” Kata Min Jung
“Apa? Kenapa? Berdasarkan apa?” tanya Hyun Joo kaget sampai terbangun dari tidurnya.
“Jika dia sama sekali tidak tertarik kepadanya, dia tidak akan peduli jika dia menyebut nama wanita atau nama ikan. Fakta bahwa dia meminta nasihat menunjukkan dia sudah tertarik.” Jelas Min Jung. Hyun Joo pun menganguk mengerti. 



Hyun Joo datang ke tempat Ji Woo memberikan berkas. Ji Woo memberitahu kalau membuat janji untuk sesi terapi pukul 6 sore jadi bisa pergi bersama sekitar pukul 5 sore. Hyun Joo menganguk mengerti lal meminta maaf soal kemarin.
“Aku tidak tahu ibuku akan meneleponmu. Kau memberinya terlalu banyak hadiah. Jika kau memberitahuku berapa semuanya, aku akan membayarmu.” Kata Hyun Joo merasa tak enak hati.
“Itu ucapan terima kasih karena mentraktirku makan malam. Jangan merasa terbebani olehnya. Selain itu, aku ingin dia menyukaiku.” Kata Ji Woo. Hyun Joo bingung dengan sikap Ji Woo.
“Kenapa kau pergi begitu saja? Di hotel. Kenapa kau menghindari ciuman dari orang yang kau suka.” Kata Hyun Joo heran.
“Kurasa kau tidak punya perasaan... Perasaan kepadaku. Saat kau menyukaiku, maka aku tidak akan menghindari ciumanmu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa terdiam.
Bersambung ke episode 16


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar