PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 17 Maret 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Nyonya Sim masuk kamar menyalakan lampu dan melihat sekeliling, saat itu Hye Won masuk melihat ibunya. Nyonay Sm bertanya Kapan masuk. Hye Won mengaku baru saja dan langsung menutup kotak miliknya dan bertanya Kenapa Ibunya benar-benar di sini?
“Ibu tidak punya alasan untuk datang. Aku ragu Ibu datang untuk menemui aku atau Bibi. Ini bukan hari peringatan kematian Nenek atau peringatan kematian Ayah. Jadi, kenapa Ibu datang?” ucap HyeWon. Nyonya Sim hanya diam saja.
“Ibu meninggalkan sesuatu? Seharusnya Ibu memberitahuku. Aku bisa mengirimkannya dan membantu Ibu dari masalah. Aku bahkan tidak tahu alamat rumah Ibu.” Kata Hye Won menyindir.
“Apa Kau mau bertengkar dengan ibu?” balas Nyonya Sim. Hye Won pikir  Untuk apa
“Apa Ibu pernah bertengkar denganku? Kurasa tidak pernah.Benar, bukan?” kata Hye Won. Nyonya Sim membenarkan.
“Jadi Kenapa Ibu di sini? Apa Ibu tidak akan memberitahuku?” ucap Hye Won penasaran.
“Tidak ada hubungannya denganmu.” Ucap Nyonya Sim. Hye Won hanya bisa tertawa mendengarnya.
“Kenapa kamu tertawa?” kata Nyonya Sim heran. Hye Won mengulang ucapan ibunya  "Tidak ada hubungannya denganmu."
“Aku sering mendengar Ibu mengatakan itu kepadaku. Tapi tahukah Ibu apa yang lucu? Itu bukan perkataan orang tua kepada seorang anak, tapi biasanya itu perkataan seorang anak kepada orang tua. Tapi Ibu mengatakan itu bukan hanya kepadaku. Ibu mengatakan itu kepada Bibi, Nenek, dan bahkan Ayah.” Kata Hye Won
“Itu tidak...” kata Nyonya Sim yang langsung disela oleh Hye Won. Hye Won mengatakan  Ada hubungannya dengannya.
“Ibu benar. Aku tahu... Kalau begitu, apa yang harus kita bicarakan? Aku sangat ingin tahu. Apa yang bisa kutanyakan kepada Ibu? Selama ini, aku belum menanyakan apa pun. Apakah aku pernah menanyakan sesuatu?” ucap Hye Won . Nyonya Sim hanya diam saja.
“Di mana Ibu tinggal saat ini, dengan siapa Ibu tinggal, apakah Ibu tinggal sendiri, kenapa Ibu tidak tinggal denganku. Aku tidak pernah bertanya kenapa kita hanya bertemu dua kali setahun padahal Ibu bilang kita keluarga.” Ungkap Hye Won
“Kenapa... Kenapa Ibu selalu menolak menemuiku saat aku berkunjung dan tidak pernah membalas surat-suratku? Kenapa dahulu Ibu melakukan itu kepada Ayah? Apakah rumor itu benar?” kata Hye Won penasaran.
“Sudah cukup.” Kata Nyonya Sim. Hye Won ingin tahu apakah Ibunya benar-benar membunuh ayahnya atau itu hanya kecelakaan dan Ibu dipenjara karena merasa bersalah kepada Ayah
“Aku tidak pernah bertanya, kan?” kata Hye Won. Nyonya Sim meminta agar menghentikanya.
“Saat itu, aku juga kesulitan. Saat itu, hatiku begitu sakit. Aku tahu rasa sakitnya tidak sebesar yang dialami Ibu, tapi aku juga sangat ingin mati. Aku ingin menangis tersedu-sedu dan bertanya kepada seseorang apa salahku sehingga menerima hukuman seperti ini.” Ucap Hye Won
“ Tapi aku tidak melakukannya. Karena tidak ada yang bisa kutanyai. Semua orang sibuk merawat luka mereka dan meninggalkanku. Meninggalkanku sendirian. Itu sebabnya melihat Ibu datang tiba-tiba seperti ini membuatku merasa tidak nyaman dan canggung.” Tegas Hye Won
“Jadi, kembalilah besok. Jika Ibu akan datang lagi, hubungi aku sebelumnya.” Ucap Hye Won lalu keluar dari rumah. Nyonya Sim hanya dam saja.
Eun Seob pulang ke rumah tak melihat Hye Won hanya melihat ada bunya camelia didalam pot bunga berisi air, lalu hanya terdiam seperti mengetahui sesuatu. 




Pagi hari
Hwi mengayuh sepeda dengan wajah cemberut, sementara di rumah Bibi Choi sibuk memasak bertanya pada bibi Sim mau satu atau dua telur.Bibi Sim menjawab ingin Satu saja dan bertanya keberadaan kakaknya. Bibi Choi mengaku tak tahu tapi Nyonya Sim sudah pergi saat bangun tidur.
Tuan Bae sibuk membersihkan kaca tokonya sambil menyanyi lalu melihat para anaknya bercanda di trotoar, ia pun memperingati anak-anak agar bisa berhati-hati dengan mobil. Eun Seob pun menikmati pagi hari membaca buku didepan toko.
Nyonya Sim datang memanggil Eun Seob, Eun Seob kaget melihat Ibu Hye Won datang dan menyapanya. Ibu Hye Won meminta Nyonya Sim bisa memanggilnya dengan santai.
“Kau punya waktu untuk bicara sebentar?” ucap Nyonya Sim. Eun Seob bingung. Nyonya Sim menegaskan kalau ingin berbicara dengan Eun Seob. 

Hye Won bertemu dengan bibinya, Bibi Sim ingin tahu apakah Hye Won bertanya kenapa dia datang. Hye Won membenarkan. Bibi Sim ingin tahu apa yang dikatakan. Hye Won mengaku tak tahu tapi ibunya akan kembali besok. Bibi Sim kaget kalau Nyonya Sim Besok akan pergi.
“Kenapa dia datang tanpa menelepon?” ucap bibi Sim heran. Hye Won mengaku tidak mengerti.
“Tapi Ada yang bisa kubantu?” tanya Hye Won. Bibi Sim mengaku tak ada.
“Hei. Perbaikannya selesai besok. Kamu tahu, bukan?” kata Bibi Sim. Hye Won mengaku sudah tahu. Bibi Sim pun sibuk mengontrol rumah yang sedang diperbaiki.
“Bagaimana dengan dapurnya? Kamu bisa merobohkan seluruh ruangan.” Teriak bibi Sim pada tukang. 

Nyonya Sim menunggu di teras belakang, Eun Seob keluar membawakan minuman. Nyonya Sim melihat Eun Seob bertanya apakah tidak akan duduk. Eun Seob mengaku tidak dengan terus berdiri didepan ibunya Hye Won. Nyonya Sim pun membahas tentang  Eun Seob dan Hye Won berteman.
“Ya, kami berteman sejak sekolah.” Kata Eun Seob. Nyonya Sim ingin tahu apakah Hye Won pernah... Eun Seob terlihat bingung.
“Lupakan saja... Tapi Aku akan berterus terang.” Kata Nyonya Sim. Eun Seob pun mempersilahkan.
“Myeong Yeo memberitahuku bahwa kau mengenal Park Hin Dol.” Kata Nyonya Sim. Eun Seob mengaku mengenalnya.
“Bisakah kamu memastikan dia menerima ini?” kata Nyonya Sim memberikan tumpukan surat.  Eun Seob melihat surat "Dari Park Hin Dol"
“Aku tidak bisa mengembalikannya sendiri. Maksudku, dia bahkan tidak menulis alamatnya.” Kata Nyonya Sim
“Tentu, akan kupastikan dia menerima ini.” Kata Eun Seob. Nyonya Sim mengaku Ada yang ingin dikatakan kepadanya.
“Bisa sampaikan pesan itu?” kata Nyonya Sim. Eun Seob menegaskan tidak bisa melakukan itu. Nyonya Sim kaget mendengarnya.
“Begini... Apa Itu bukan kabar baik?” kata Eun Seob. Nyonya Sim membenarkan.
“Kalau begitu, akan kukirimkan ini saja kepadanya.” Ucap Eun Seob. Nyonya Sim pun menganguk mengerti lalu pamit pergi.
“Omong-omong, bukankah kita pernah bertemu? Aku merasa kita pernah bertemu.” Ucap Nyonya Sim sebelum meninggalkan toko 
“Ya... Kita pernah bertemu.” Ucap Eun Seob. Nyonya Sim pun bisa tahu kalau itu Eun Seob.  Eun Seob membenarkan.
“Lihatlah dirimu, kau sudah dewasa.” Komentar Nyonya Sim lalu berjalan pergi. 



Nyonya Sim keluar dari toko saat itu Hye Won datang melihat ibunya yang bertemu dengan Eun Seob dan wajahnya pun langsung berubah. Ia lalu bertanya Mau apa ibunya datang ke toko. Eun Seob menjawab kalau Nyonay Sim hanya mampir.
“Apa Kalian saling mengenal?” tanya Hye Won. Eun Seob mengaku tidak tapi mereka pernah bertemu. Hye Won ingin tahu Kapan?
“Itu... Usiaku sekitar 10 tahun saat itu? Aku melihatnya di terminal bus.” Kata Eun Seob.
**
Flash Back
"Terminal Bus Hyecheon"
Eun Seob duduk disamping Nyonya Sim yang mengunakan kacamata hitam dan terus menatapnya. Nyonya Sim bertanya kenapa Eun Seob menatapny dan berpikir kalau terpesona kepadanya. Eun Seob membenarkan.  Nyonya Sim ingin tahu alasan Eun Seob terpesona.
“Karena Anda cantik... Dan itu juga keren.”ucap Eun Seob melihat Nyonya Sim yang memakai kacamata hitam.
“Ini yang dipakai oleh orang-orang modis. Ini seperti kacamata biasa” kata Nyonya Sim. Eun Seob menganguk mengerti
“Apa wajah Anda cantik?” tanya Eun Seob, Nyonya Sim mengaku cantik dan ingin tahu alasan Eun Seob mengatakan hal itu.
“Apa Kau ingin melihat mataku?” ucap Nyonya Sim. Eun Seob menganguk menurutnya Mata Nyonya Sim pasti sangat indah.
“Apa Menurutmu begitu? Kalau begitu... Sayang, karena kamu ingin melihat mataku, akan kutunjukkan kepadamu.” Ucap Nyonya Sim membuka kacamatnya.
Eun Seob terdiam melihat ada luka memas dimata Nyonya Sim. Hye Won pun ingin tahu Bagaimana penampilan ibunya. Nyonya Sim pun ingin tahu pendapat Eun Seob tentang penampilanya apakah masih cantik. 


Eun Seob mengaku kalau wajah Nyonya Sim cantik. Hye Won memepercayainya lalu mengaku Sejujurnya, suasana hatinya tidak baik kemarin. Eun Seob ingin tahu alasanya. Hye Won mengaku melihat Eun Seob di pusat kota.
“Kau bersama Bo Yeong.. Apa Boleh aku bertanya?” kata Hye Won penasaran. 

Nyonya Sim pergi ke sebuah pohon lalu menaruh bunga dan menyapanya “Bagaimana kabarmu?” setelah itu menyiramnya dengan air. Seperti sedang berkunjung ke pemakaman. Bibi Sim sedang ada didalam rumah melihat bunga camelia dan menatap ke arah kalender menemukan hari ini tanggal  "22 Desember"
“Ini bunga favoritmu. Aku membawanya karena ini hari ulang tahunmu.” Ucap Nyonya Sim lalu menatap ke arah tempat duduk.
Flash Back
Nyonya Sim yang masih mudah melihat ada pot bunga dengan seorang pria didepanya lalu bertanya paakah membawa itu ke sini.  Si pria mengaku Hari ini ulang tahunnya jadi akan membahagiakan Nyonya Sim seumur hidupnya.
“Maukah kamu menikah denganku?” ucap Sang pria berlutut melamar Nyonya Sim
“Aku masih.. membencimu. Dan aku benci hari ini karena saat itulah kemalanganku dimulai.” Akui Nyonya Sim menatap pohon tempat makam suaminya. 


Nyonya Sim membawa banyak barang dari kamar, Bibi Sim bertanya apakah kakaknya datang untuk mengambil pakaian. Nyonya Sim membenarkan. Bibi Sim pikir Jika Kakaknya bisa memberitahu maka bisa mengirimkannya kepada Kakaknya.
“Aku ingin memilih mana yang akan dibawa. Lain kali, hubungi aku dahulu agar aku bisa berbelanja. Aku sering lupa ulang tahunnya karena ada di kalender masehi. “ ucap Bibi Sim
“Selain itu, kami tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Dia tidak pernah melupakan dan ulang tahunmu dan Hye Won...” ucap Bibi Sim.
Nyonya Sim mengeluh mendengarnya, Bibi Sim hanya bisa menghela nafas. Nyonya Sim akhirnya pamit pergi. Nyonya Sim lalu membahas kalau Hye Won tampak marah kepada Nyonya Sim bahkan  sudah marah kepada Kakak selama 30 tahun terakhir.
“Tapi lakukanlah satu hal agar dia berhenti marah.” Ucap Bibi Sim. Nyonya Sim ingin tahu Apa itu
“Surat... Tulis surat untuknya seperti yang kau lakukan kepadaku.” ucap Bibi Sim. 


Hye Won dan Eun Seob berjalan bersama, Eun Seob menceritakan kalau  Bo Yeong tiba-tiba meminta agar bisa  menemuinya.
Flash Back
Saat Hye Won pergi kepasar, Eun Seob menerima telp dan itu dari Bo Yeong. Bo Yeong bertanya Apa Eun Seob senggang nanti, Apakah mereka bisa bertemu, karena ingin meminta bantuannya. Akhirnya mereka bertemu saat Hye Won melihat dari depan toko bunga. 

Bo Yeong sempat menatap dirinya di cermin sebelum bertemu dengan Eun Seob, lalu menyapa Eun Seob dan menawarkan minuman tapi Eun Soeb langsung menyela ada apa ingin bertemu denganya.
“Aku ingin tahu apakah kamu bisa membantuku.” Kata Bo Yeong. Eun Seob ingin tahu apa yang bisa dibantu.
“Aku ingin kembali berteman dengan Hye Won. Tapi Hye Won tidak mau mendengarkanku. Dia terus salah paham. Aku ingin kembali berteman dengan Hae Won. Ini sudah 10 tahun. Rasanya salah jika terus begini. Itulah yang kurasakan. Bisakah kau membantuku?” kata Bo Yeong. Eun Seob pun menganguk mengerti.

“Aku tidak suka orang-orang yang datang ke rumahku setelah aku menolaknya. Beberapa orang menganggapnya romantis, tapi aku tidak setuju. Aku merasa mereka mengabaikan perasaanku dan ingin berbuat sesuka mereka.” Ucap Hye Won
“Mereka harus menghargai perasaanku jika aku menolak mereka. Mereka harus menerimanya jika aku tidak mau memaafkan. Apa aku salah?” kata Hye Won. Eun Seob pikir Hye Won benar
“Sikap Bo Yeong membuatku tidak nyaman. Aku tidak suka.” Ucap Hye Won. Eun Seob bisa mengerti.
“Hye Won... Mau melakukan sesuatu yang bisa menghiburmu?” kata Eun Seob.

Eun Seob menurunkan layar di tokonya, mereka menonton film Song Hye Jin dengan pakaian seragam jaman dahulu dan juga menari bersama. Eun Seob menonton film bersama Hye Won langsung berkhayal dansa dengan Hye Won.
Hye Won menyadarkan khayalan Eun Seob, Eun Seob pun tersadar dari lamuannnya mengaku ini bukan apa-apa.

Seorang pria mengemudikan mobilnya, dari kaca spion terlihat pria tampan. Ia berbicara telp dengan kakaknya lalu mengaku akan kesana dan hampir sampai.
“Apa Kakek di balai desa? Kenapa Kakek tidak menanyai Ayah tentang itu? Baik, sampai jumpa lagi.” Ucap Si pria lalu tersadar kemana harus pergi dengan mobilnya. 

"Hal kecil dan sepele terkadang masuk ke tubuhku."
Hwi berjalan dengan wajah cemberut dan tak sengaja menabrak temanya. Temanya marah mengumpat Hye Won itu buta dan kurang ajar lalu menarik Hwi. Hwi yang tak sadar terlihat kaget saat itu Young Soo datang menghentikanya.
“Apa yang kau lakukan?” teriak Young Soo. Hwi kaget melihat Youn Soo seperti membelanya.
"Seperti biji cocklebur yang berduri. Atau seperti jari Min Seok yang sedikit menyentuh ketiakku."
Young Soo seperti ketakutan juga melihat sang wanita, sambil mengeluarkan tanganya memberitahu kalau Jae In mencarinya. Si wanita pun akhirnya memilih pergi menemui pacarnya. Hwi seperti merasa diselamatkan oleh Young Soo
"Atau sakit gigi yang menggangguku tiap kali aku melupakannya. Seperti aroma jjajangmyeon yang kita makan setelah kelas."
Tuan Park membaca surat-surat yang dikembalikan oleh Nyonya Sim melalui Eun Seob
Flash Back
Tuan Park yang menunggu bus tersadar akhirnya menaiki bus dan berdiri disamping Nyonya Sim. Siku mereka saling bersentuhan karena bus yang bergerak.
"Hal kecil dan sepele terkadang masuk ke tubuhku. Hal kecil dan sepele bahkan tidak tahu tubuhku adalah penjaranya dan masuk ke tubuhku untuk terkadang memelukku dengan erat. Ditulis oleh An Do Hyeon Puisi ini berjudul "Sesuatu yang Kecil dan Remeh."


Pertemuan club buku pun selesai Jang Woo menatap ke arah Hwi hanya diam dengan wajah cemberut. Semua sibuk membereskan bangku yang digunakan, Jang Woo memuji Tuan Bae kalau  Itu puisi yang luar biasa.Tuan Bae mengaku bersenang-senang, seperti biasanya.
“Semuanya, bawalah painya untuk dibawa pulang” kata Nyonya Choi. Tuan Bae pikir Nyonya Choi tidak perlu menyiapkan itu.
“Ada apa dengan adikmu?” bisik Jang Woo pada Eun Seob yang sibuk membersihkan gelas. Eun Seob mengaku tak tahu dan Hwi selalu begitu.
“Aku takut sekali. Adikmu benar-benar membuatku takut. Dia sangat ceria dan tiba-tiba marah. Itu membuatku sangat takut.” Akui Jang Woo. Eun Seob mengaku juga takut. 

Mereka pun semua pamit pergi dan akan jumpa pekan depan. Hwi pun keluar dengan wajah cemberut. Hye Won pun menyapa adik Eun Seob dengan lembut, Hwi pun membalasnya walaupun dengan wajah cemberut.
“Aku sangat takut. Maksudku, sangat ketakutan.” Ungkap Jang Woo melihat Hwi yang masih cemberut
“Kurasa karena ibuku, aku fobia terhadap perempuan marah.” Kata Eun Seob.
“Sebaiknya aku pulang. Sampai jumpa besok... Terserah, sampai jumpa suatu hari nanti.” kata Jang Woo
“Kenapa kamu sibuk sekali belakangan ini?” tanya Eun Seob. Jang Woo mengaku menyiapkan reuni gabungan SMA Hyecheon.
“Apa Kita benar-benar mengadakannya?” ucap Eun Seob heran. Jang Woo heran Eun Seob  tidak menerima SMS
“Dua hari lagi, untuk merayakan hari jadi ke-50 sekolah kita. Kalian berdua harus datang. oke?” kata Jang Woo
“Tapi kenapa kamu menyiapkannya sendirian?” tanya Hye Won heran. Jang Woo mengaku Sebenarnya, saat pertemuan ketua OSIS,
“Aku menyarankan reuni gabungan seperti di luar negeri untuk mengadakan pertemuan. Mereka menyuruhku menyiapkannya. Aku menyiapkannya berhari-hari. Aku tidak bisa tidur karena menelepon semua orang. Aku terus menyiapkan acara itu, dan itu melelahkan. Ini sangat melelahkan, tapi masih banyak yang harus kuurus. Sampai jumpa.” Akui Jang Woo.
Hye Won menyuruh Jang Woo agar bersabar dengan wajah tersenyum. Jang Woo akhirnya pergi lebih dulu. Eun Soeb pun mengajak Hye Won agar bisa masuk ke dalam, tiba-tiba terdengar ada seseorang yang masuk. Eun Seob pikir kalau seseorang meninggalkan sesuatu.
Saat itu seorang pria masuk ke dalam toko seperti mencari sesuatu, Hye Won hanya bisa terdiam melihat sosok pria yang cukup tampan didepanya. Sang pria pun terdiam melihat Hye Won yang ada didepanya. 
 Flash Back
Hye Won sedang berjalan, tiba-tiba beberapa anak berlari ketakutan. Saat itu Oh Young Woo mengunakan pakaian taekwondo terlihat sangat menakutkan.
“Kau Mok Hye Won.. Apa Kau tahu siapa aku?” ucap Young Woo dengan gaya tengilnya.
“Tunggu sebentar... Kau Mok Hye Won.” Ucap Young Woo yang sama saat masih SMA menyapa Hye Won.
Hye Won pun hanya bisa terdiam, saat itu Eun Seob menatap kearah Hye Won. 



"Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Good Night"
"Aku memikirkan ucapanku kepada Irene. Apa Semua cinta pertama telah berlalu? Kenapa aku mengatakan hal seperti itu? Berkat perbaikan di Rumah Hodu Dia dan aku tinggal bersama. Jika dia bertanya lagi, aku bisa mengatakan..."
"Semua cinta pertama telah berlalu, kecuali cinta pertamaku. Aku belum menyelesaikan apa pun..  N.B. Irene membawa pulang bunga kamelia.. Saat kutanya alasannya, dia bilang itu bunga favorit mendiang ayahnya.. Dia sering menceritakan keluarganya... Dan rasanya aku makin dekat dengannya"

bersambung ke episode 3

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. kak nama blognya itu ada ga sih?? kalau ada akuau tau dong hehe

    BalasHapus