PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 01 Maret 2020

Sinopsis Hi Bye Mama Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yu Ri berjalan keluar hotel mengeluh kalau Tempat ini penuh dengan arwah dan Awalnya tak menyadarinya. Saat itu keluarga Jang sedang kebingungan melihat keadaan disekita hotel dan berpikir harus lakukan sesuatu. Tuan Jang mengeluh kalau itu urusannya dan lebih baik menunggu saja.  
Saat itu Nyonya Seo melihat Yu Ri dan mereka langsung menghampirinya. Yu Ri mengumpat kesal dan berlari dengan cepat berpikir mereka sedang memasang alat pelacak karena selalu menemukannya. Nyonya Seo terus mengejar Yu Ri.
“Yu-ri.. Kau bisa melihat kami, kan? Bantu kami... Cha Yu-ri. Tolong bantu kami. Kita satu rumah duka.” Teriak Nyonya Seo dkk. Tapi Yu Ri tak peduli dan langsung berlari dengan cepat.
“Ahh... Sungguh malang, Pil-seung!” ucap Nyonya Seo menangis histeris. Tuan Jung panik memnta istrinya agar jangan menangis. Nyonya Seo terus menangis histeris memanggil anaknya
“Pil-seung... Anakku yang malang.” Jerit Nyonya Seo. Yu Ri pun berhenti dan menatap sedih pada Nyonya Seo. 

Di depan pintu, Yu Ri dan keluarga Jang mengintip lalu memastikan kalau Tak ada siapa-siapa. Yu Ri pun bergegas masuk. Sementara di dalam toilet Pil Seung terlihat kebingungan melihat tissue toilet yang sudah habis, lalu berpikir akan melepaskan kaos kakinya.
Ia sudah melepaskan kaos kaki lalu berpikir akan mengunakan tapi mengurunkan niatnya. Ia pun melihat tissue bekas ditempat sampah dan akan mengambilnya, tapi tanganya seperti jijik mengunakan bekas orang. Tiba-tiba ada tissue toilet dari atas pintu, Pil Seung seperti melihat surga di matanya karena ada yang membantunya.
“Seka yang benar! Sampai bersih! Seka sampai bersih!” teriak Yu Ri lalu berjalan pergi. 

Pil Seung berlari keluar dari toilet seperti ingin tahu siapa yang membantunya. Saat itu Yu Ri berjalan ke arah depan hotel berbicara dengan Nyonya Seo yang mengupcakan terima kasih karena sangat khawatir.
“Astaga, dia sudah besar, tak perlu cemas.” Keluh Yu Ri. Nyonya Seo pikir Pil Seung sudah besar, tapi masih ceroboh.
“Itu pun tak mudah untukku.” Ucap Nyonya Seo. Yu Ri pun keluar dari hotel dengan Nyonya Seo yang terus mengikutinya dan Pil Seung yang tak berhasil menemukan Yu Ri. 

Kang Hwa datang dengan terburu-buru ke meja receptionist ingin tahu Kamar 554 kenapa tak ada orang. Pegawai hotel memberitahu kalau Tamunya baru saja pergi. Kang Hwa kaget Yu R yang pergi dan ingin tahu kenapa pergi.
“Maksudku... Kapan? Dia bukan mendadak menghilang, bukan? Bukan sekejap menghilang di depan mata?” ucap Kang Hwa panik.
“Dia menitipkan kunci, dan berjalan keluar menggunakan pintu itu.”jelas Pegawai. Kang Hwa pun seperti bisa bernafas lega Yu Ri yang berjalan keluar.
“Maaf. Terima kasih.” Kata Kang Hwa lalu mengeluh kalau sudah bilang jangan berkeliaran dan ingin tahu kemana perginya Yu Ri. 

Yu Ri pergi kekamar dengan Keluarga Jang, Nyonya Seo kaget kalau Yu Ri  yang Diadili, lalu memastikan kalau yang dimaksud diadili selama 49 hari di sini dan bisa hidup kembali. Yu Ri mengangguk. Nyonya Seo pun ingin tahu alasan kenapa hanya Yu Ri saja.
Saat itu Yu Ri menceritakan saat marah dengan dewa. Nyonya Seo pun mengeluh kalau Yu Ri benar-benar sudah gila. Young Sim yakin kalau itu dirinya maka pasti langsung ke neraka. Tuan Jung pun mengeluh kalau Yu Ri yang diselamatkan.
“Selama 49 hari, kau harus menemukan tempatmu, bukan? Dan bisa hidup kembali?” kata Nyonya Seo. Yu Ri membenarkan.
“Luar biasa. Kau harus segera mendapatkannya!” kata Young Sim. Nyonya Jang mengingatkan kalau Suami Yu Ri sudah menikah lagi.
“Menurutmu semudah itu menggantikan istri barunya?” kata Nyonya Seo. Tuan Jang membenarkan.
“Suamimu sudah menikah lagi. Saat kali pertamamu masuk rumah duka, dia selalu datang dan menangis. Bagaimana bisa dia menikah lagi secepat itu? Bahkan berhenti mengunjungimu.” Ucap Tuan Jang
“Kenapa harus mengungkit masa lalu? Jadi, Apa kau menjadi manusia selama 49 hari?” tanya Nyonya Seo memastikan.
“Ya, tapi setelah itu aku bisa saja pergi ke atas.” Ucap Yu Ri. Nyonya Seo pun meminta Yu Ri agar bisa membantunya.
“Kami akan menjaga rahasia ini.” Ucap Nyonya Seo. Yu Ri menegasan kalau tidak bisa.
“Aku tak punya waktu. Aku harus membuat Seo-woo kembali seperti semula. Jika aku terus membantu arwah lain, waktuku akan habis terbuang.  Kalian akan terus meminta tolong tanpa henti.” Ucap Yu Ri dengan wajah lantang kalau tak akan membantu.
“Ayolah, tadi sangat mendesak!” kata Nyonya Seo dan keluarga meminta tolong mereka. Yu Ri tetap menolaknya.
“Jika tidak, kami sebarkan rahasiamu!” ucap Nyonya Seo mengancam. Yu Ri kebingungan dan saat itu banyak hantu yang mendengar dan  mendekati Yu Ri.
“Ada pesan terakhir untuk anakku. Aku menyimpan uang di laci. Putraku memakainya... Bilang istriku... Di dalam kulkas.” Ucap para hantu yang ingin Yu Ri menyampaikan pesan.
“Aku tak mendengar apa pun... Tolong aku... Minggir!” jerit Yu Ri akhirnya berlari menghindari para hantu. Semua hantu terus mengejar Yu Ri agar bisa menyampaikanya. 



Ada depan meja persembahan, seseorang memberikan amplop pada mulut babi sambil berharap aga bisa memberikan kesehatan pada dewa. Nenek Jang melihat dengan para hantu di pinggir rumah,
“Lindungi kami! Terima doa kami! Ampuni kami!” jerit para orang-oran memohon.
“Astaga, bukankah ritualnya makin hebat? Dia mungkin bisa menginjak beling.”komentar Nyonya Seo melihat Mi Dong berjingkrak-jingkrak.
“Jangan berisik, jika kalian mau makan.” Kata Nenek Jang. Kang Bong ingin bicara tapi Tuan Sim menatap sinis.
“Diam... Kau bukan seleraku.” Ucap Tuan Sim. Hye Jin akhirnya bicara pada Kang Bong apakah sungguh seorang gay karena mereka penasaran.
“Astaga, aku kelaparan! Hentikan omong kosong itu. Keluarkan loncengmu!” teriak Tuan Sim marah. Mi Dong langsung menatap sinis tapi menahanya.
“Kau hanya bisa mengemis makanan. Jangan mengeluh. Dia sedang melakukan ritual. Pelanggannya harus puas..” Ucap Nenek Jung
“Astaga, banyak sekali arwah jahat di sini... Kalian akan kuberi pelajaran.” Jerit Mi Dong pada para pelangganya.
“Silakan, Bu Mi-dong... Kau bahkan tak bisa mengirim arwah semut ke atas.” Ejek Nyonya Sung
“Omong-omong, ke mana Yu-ri? Apa yang dia lakukan? Dia melewatkan ritual ini.” Kata Nenek Jung heran.
“Dia sudah berhari-hari tak terlihat. Apa Mungkin terjadi sesuatu? Haruskah kita cari?” ucap Nyonya Sung.
“Tak perlu dicari! Dia pasti gentayangan di rumahnya!” teriak Mi Dong panik. Semua kaget mendengarnya dan akhirnya hanya bisa diam saja. 



Yu Ri berlari ke ke pasar untuk menyelamatkan diri, para arwah terus mengejarnya bahkan makin banyak. Salah seorang bibi binggung melihat Yu Ri yang berlari padahal tak ada yang mengejarnya. Yu Ri mencari tempat persembunyian dan akhirnya Hantu pun tak mengejarnya.
“Rupanya ini maksud Bu Mi-dong soal melelahkan. Aku sangat mengerti perasaan mereka, tapi aku sibuk dengan urusanku.” Ucap Yu Ri
Saat suasana mulai aman Yu Ri pun keluar tapi melihat sang ibu sedang berjalan sendirian. Ia hanya bisa menatap ibunya dari kejauhan, Nyonya Jeon berjongkok akan membeli paprika, lalu saat berdiri lututnya terasa sakit. Yu Ri pun sedih melihat ibunya. 

Kang Hwa kebingung mencari Yu Ri bertanya-tanya Ke mana dia, saat itu pesan masuk ke ponselnya [SUPLEMEN KESEHATAN: 71.000 WON-LUNAS] Ia langsung memikirkan untuk siapa Yu Ri memberikan suplemen kesehatan.
Yeon Ji mengintip dari depan pintu kamarnya, melihat ayahnya sedang menonton TV dan ibunya baru saja pulang dari belanja. Ia lalu kembali ke kamar memberitahu Kan Hwa kalau kedua orang tuanya ada diruma dan Tidak ada apa-apa di rumah bahkan setiap hari selalu sama.
“Apa? Obat penenang?” uca Yeon Ji bingung. Kang Hwa memberitahu kalau Mereka harus minum obat itu dan meminta agar menuruti saja permintaannya.
“Jika bisa, kau juga harus minum... Ada hal gila menanti kalian Setidaknya kau harus tetap tenang. Apa kau Paham? Aku segera tiba.” Ucap Kang Hwa lalu berjalan pergi meninggalkan hotel. 

Yeon Ji memberikan dua obat pada ayah dan ibunya, Keduanya bingung  Tuan Cha pun heran kenapa memberikan ini. Yeon Ji meminta agar merka makan saja karena ia jugaakan makan. Tuan Cha heran dengan sikap anaknya dan berpikir sedang bermimpi jadi meminta agar menyingkirkanya.
“Kang-hwa bilang kita harus makan ini... Kalian Makan ini. Katanya dia mau datang.” Ucap Yeon Ji.
“Dasar berandal... Sudah kubilang jangan hubungi dia... Hidupnya sudah bahagia. Kenapa kau mengusiknya?” keluh Nyonya Jeon memarahi anaknya.
“Bukan aku yang menghubunginya, Tapi Kang-hwa yang menghubungiku, katanya sangat mendesak.” Ucap Yeon Ji
“Hubungi lagi, larang dia kemari. Awas kalau dia datang. Kau juga akan mati di tanganku.” Ucap Nyonya Jeon marah lalu masuk kamar.
“Apa yang harus aku lakukan? Ibu sudah gila.”keluh Yeon Ji. Tuan Cha bertanya apakah Kang Hwa datang sendirian.
“Bagaimana dengan Seo-woo?” tanya Tuan Cha seperti rindu dengan cucunya. Yeon Ji mengaku tak tahu.
“Tapi sangat aneh. Dia bertanya seperti sesuatu yang besar akan terjadi.” Ucap Yeon Ji memberikan obat pada ayahnya.
Tuan Cha mengeluh kalau tak perlu. Yeon Ji  kesal pada ayahnya padahal sudah memegangnya jadi harus memakanya. 

Kang Hwa menekan bel rumah, Yeon Ji pun keluar rumah. Kang Hwa memastikan kalau Tidak terjadi sesuatu. Yeon Ji heran karena Kang Hwa yang terlihat mencemaskan. Kang Hwa memasatiakn Tidak ada yang datang kemari. Yeon Ji makin bingung.
“ Apa ini? Apa Kau yang beli?” ucap Yeon Ji melihat ada suplemen didepan pintu. Kang Hwa bisa tahu kalau itu Yu Ri pasti yang membelinya dan menaruh didepan pintu.
“Kau Tahu dari mana lutut ibuku sakit? Kang-hwa, jangan beli barang begini. Ibuku akan memarahiku. Siapa yang datang? Katamu seseorang akan kemari.” Ucap Yeon Ji penasaran
“Dia sudah datang.” Kata Kang Hwa. Yeon Jin ingin tahu siapa. Kang Hwa ingin memberitahu tapi berpikir kalau lain kali saja.
“Jangan aku yang seharusnya memberi tahu.” Kata Kang Hwa lalu berjalan pergi lalu menyuruh Yeon Ji masuk karena udara yang mulai dingin.
“Kang-hwa! Siapa yang datang? Apa-apaan itu? Astaga. Mereka pasti heboh.” teriak Yeon Ji penasaran. 

Guru sedang membersihkan ruangan dan melihat Yu Ri mengintip dari depan pintu. Yu Ri melihat kalau kelas sudah selesai lalu bertanya-tanya  Apa arwah itu mengikuti sampai rumah, saat itu melihat si hantu ada didepan pintu sekolah.
“Hei... Anak kecil!.. Coba kemari... Tidak apa-apa. Ayo kemari.” Ucap Yu Ri memanggilnya. Si anak yang tadinya ketakutan akhirnya berlari menghampiri Yu Ri.
“Apa Kau senang karena aku bisa melihatmu? Siapa namamu? Apa kau kemari karena ingin mencari teman?  Tapi, Itu tidak boleh. Jika kau di sini, anakku bisa sakit. Bahkan Teman-teman yang ada di sini juga bisa sakit. Kita bermain di tempat lain, ya? Ayo ikuti aku.” Ucap Yu Ri akan mengajak pergi. 

Tapi guru Seo Woo datang menyapa Yu Ri, lalu bertanya siapa. Yu Ri kebingungan. Sang guru mengingat Yu Ri yang membawa Seo-woo kemari dan Teman ayah Seo Won. Yu Ri kebingungan dan hanya diam saja
“Seharusnya kau memberitahuku... Aku kira kau pengasuhnya. Aku juga salah karena terlalu sibuk dan tak memastikannya lagi.” Ucap Guru Seo Woo.
“Hei... Mau ke mana? Nak!” teriak Yu Ri melihat si hantu anak kembali masuk. Si guru bingung bertanya siapa yang dimaksud Yu Ri.
“Dia tak boleh masuk.” Keluh Yu Ri lalu melihat ada pengumuman kalau mereka sedang mencari asisten dapur. 

Yu Ri duduk di ruangan kepala sekolah, Guru Seo memebritahu Karena tak bisa membuat air panas jadi hanya ada es kopi. Yu Ri merasa tak apa-apa dengan wajah penuh semangat.
“Karena banyak orang tua yang bertemu dengan kepala sekolah, kau harus menunggu lebih lama, apa tak masalah? Wawancara besok juga bisa.” Kata Guru Seo Woo.
“Tidak masalah. Aku suka menunggu... Aku hanya akan duduk saja, dan menunggu.” Ucap Yu Ri. Guru Seo Woo pun menganguk mengerti. 

Tiga orang ibu masuk ke dalam sekolah mengeluh Ini sangat penting jadi bisa Percaya kepadanya. Ibu lain mengeluh kalau Bukannya tak percaya tapi khawatir. Sang ibu tambun meminta agar mereka percaya saja. Guru Seo Woo pun menyapa tiga ibu untuk menemui kepala sekolah.
“Halo, Kepala Sekolah.. Bicara soal Seo-woo... Aku tak bermaksud jahat, tapi sering sekali terjadi, ini mulai menyeramkan. Kudengar dia terlihat murung, dan suka bicara sendiri di pojokan.” Ucap si ibu tambun. Yu Ri sedang mencari hantu pun tak sengaja menguping.
“Aku mengerti maksud ibu-ibu semua. Kami pun sedang memperhatikan Seo-Woo. Ibu Seo-Woo pun akan diberi tahu.” Kata Kepala sekolah.
“Dia takkan mendengarkan... Ibunya keras kepala. Kau pikir kenapa kami sampai kemari? Katanya itu bukanlah urusan kami. Kami pun tak ingin mengurusinya.” Ucap si ibu tambun.
“Kami paham Seo-woo tak bersalah. Tapi, anak-anak kami ada di TK ini. Aku merasa gelisah sekarang. Kami juga melakukan ini karena memikirkan anak yang lain.” Ucap Ibu lainya mengeluh
“Dasar mereka ibu-ibu sialan. Kenapa sikap mereka kekanak-kanakan? Apa yang salah dengan Seo-Woo? Gelisah apanya?” keluh Yu Ri kesal.
Tiba-tiba seseorang memang tangan Yu Ri, Yu Ri kaget melihat Seo Woo yang datang memegang tanganya. Seo Woo pun tersenyum melihat Yu Ri seperti sangat mengenalnya.
“Ibu-ibu, Seo-woo masih berada di sini... Tolong pelankan suara kalian.” Ucap Kepala Sekolah
“Lihat? Sudah kuduga. Dia selalu yang paling terakhir dijemput. Orang tuanya tak beres.” Komentar para ibu
“Seo-woo, ayo bermain di sana.” Ajak Yu Ri tak ingin Seo Woo ikut mendengar percakapan para ibu-ibu.
“Sudah kubilang, ibunya Seo-woo hanya peduli uang ayahnya. Ayahnya dokter di RS Universitas, itu Pasti karena harta... Dia mau harta gono-gini.”komentar ibu lainya


Min Jung keluar dar “KANTOR ADVOKAT KO SEOK-WON” dan memegang amplop dengan kop surat “KANTOR ADVOKAT KO SEOK-WON PERCERAIAN, PERWALIAN, WARISAN” lalu hanya bisa terdiam mengingat yang dikatakan pengacaranya.
“Alasan perceraiannya sangat lemah, alasan pembebasannya juga.” Ucap pengacara.
Akhirnya Min Jung pergi ke rumah sakit dan melihat suaminya terlihat lesu, salah satu perawat melihat Min Jung  dan menyapanya lalu berkomenta pasti mencemaskan suaminya dan bertanya keadaanya apakah baik-baik saja.
“Suamiku? Aku hanya ingin mampir untuk menemuimu. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” ucap Min Jung bingung.
“Min Jung, Apa Kau belum tahu? Kacau sekali hari ini. Kukira kau datang karena Kang-hwa. Perut pasien sudah dibuka, tapi Kang-hwa keluar tanpa melakukan operasi. Ini Pasti sampai komite disiplin. Kemungkinan bisa dipecat juga.” Ucap Perawat.
Min Jung melihat amplop dan langsung memasukan ke dalam tasnya. 

Kang Hwa pergi ke sekolah Seo Woo tapi tak menemukan Yu Ri karena menurutnya tidak ada tempat lain selain di sini. Ia lalu berlari ke ruangan bermain dan hanya bisa terdiam melihat Yu Ri sedang bermain dengan Seo Woo.
Ia pun mengingat saat Yu R memeluk anaknya dan langsung meminta maaf sebagai ibu. Ia mengingat betul Yu Ri mengatakan “Maafkan Ibu... Seo-woo, maafkan Ibu... Jangan menangis.” Akhirnya Ia mengantar Yu Ri ke hotel.
Yu Ri memanggilnya, Kang Hwa berpikir ada yang ingin Yu Ri katakan. Yu Ri meminta maaf karena membawa Seo-woo. Akhirnya Kang Hwa pun memilih pergi meninggalkan Yu Ri karena tak ingin mengangu. 


Saat berjalan sendiri, Kang Hwa melihat ibu hamil yang sedang berjalan lalu mengingat Yu Ri seperti sangat kasihan karena Yu Ri meninggal saat anaknya lahir. Min Jung menelp, Kang Hwa pun tersadar dari lamunannya memikirkan Yu Ri.
“Aku akan menjemput Seo-woo hari ini.” Ucap Min Jung. Kang Hwa panik mendengarnya.
“Tidak perlu... Tak perlu, Min Jung. Aku saja.” Kata Kang Hwa. Min Jung pikir Kang Hwa di rumah sakit.
“Aku sedang tak di rumah sakit. Aku kena skors. Jadi... Tidak. Bukan itu maksudku... Serupa dengan itu, tapi bukan diskors. Kau langsung pulang saja.” Ucap Kang Hwa
“Aku sudah di depan TK. Kau pulang saja.” Ucap Min Jung. Kang Hwa pun panik mendengarnya. 

Min Jung mendengar suaminya yang panik mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Kang Hwa sedang membaca buku, Min Jung memberikan sebuah foto mengaku menemukan ini tergeletak di lantai. Kang Hwa terlihat bingung karena itu foto Yu Ri yang masih disimpanya dan berpura-pura heran kenaa ada disana.
“Tak apa-apa. Kurasa terjatuh dari selipan buku lamamu. Kau mungkin tak tahu.” Ucap  Min Jung santai. Kang Hwa menganguk mengerti.
“Tapi, bukankah itu Yu-ri? Ibunya Seo-woo.” Kata Min Jung.  Kang Hwa hanya bisa diam saja. 

Kang Hwa berlari dengan cepat agar keduanya tak boleh bertemu. Yu Ri pun sedang bermain dengan Seo Woo memuji anaknya sangat manik dan Semua orang dewasa itu bodoh.
“Seo-woo, ibu akan membuatmu tidak bisa melihat arwah lagi. Aku Harus melakukanya... Tapi, di mana arwah anak kecil itu?” ucap Yu Ri.
***
Saat itu Min Jung berjalan ke sekolah dan siap menjemput. Kang Hwa terus berlari tak ingin keduanya bertemu. Tiga ibu keluar dari sekolah memujinya kalau ibu lainya yang sangat hebat hari ini. Mereka pun tertawa bahagia.
“Siapa wanita yang ada di dalam?” tanya si ibu tambun. Mereka tak tahu dan berpikir kalau mungkin guru baru.
“Dia cantik sekali.” puji ibu lainya, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan Min Jung yang tiba-tiba datang.
“Seo-woo di dalam.” Ucap Si ibu. Min Jung pun masuk tanpa menyapa, mereka pun langsung mengejek Tak tahu sopan santun “Oh Man-Jeong.” 

Yu Ri masih terus bermain boneka sampai akhirnya Seo Woo berlari keluar dari ruangan. Ia pun bertanya Seo-woo, mau ke mana. Guru Seo Woo menyapa Min Jung yang datang menjemput. Saat itu Yu Ri keluar dan hanya bisa melonggo melihat Min Jung datang.
Min Jung hanya bisa terdiam dan saat itu Kang Hwa datang dengan nafas terengah-engah.  Min Jung kaget melihat Kang Hwa yang datang. 

EPILOG
Di meja, Hyun Jung menaruh makan didepanya, Geun Sang pikir Hyun Jung itu selalu ingat. Hyun Jung pikir Walau tak bisa menerima hadiah, setidaknya Yu-ri tidak kesepian dan ia ingat kalau Hari ini ulang tahunnya.
Yu Ri ternyata ada didepan Hyun Jung menatap haru karena masih dikenang oleh temanya. 

Nyonya Jeon masuk ke dalam kamar, masih menyimpan barang-baran Seo Woo yang sudah dibeli Yu Ri. Bahkan penghargan anaknya pun juga masih disimpan lalu menganti jam agar mati agar kembali menyapa. Ia pun duduk menatap foto anaknya.
“Anakku... Anakku tercinta... Apa Kau mendengar ibu?” ucap Nyonya Jeon. Yu Ri duduk disamping ibunya dan memeluknya.
“Ya. Aku juga sayang ibu... Apa Ibu juga mendengarku?” balas Yu Ri yang tak bisa lagi berkomunikasi dengan ibunya.
“Mungkin hal terindah yang bisa kita rasakan saat masih hidup adalah mengungkap perasaan kitakepada orang terkasih, juga mengungkap rasa terima kasih kepada mereka.”





Yu Ri pun sengaja menaruh tas suplemen dan masih melihat papan nama didepan rumahnya “CHA MU-PUNG, JEON EUN-SUK, CHA YU-RI, CHA YEON-JI” Hyun Jung membawa banyak barang ditangan dan akan membuka toko, lalu teringat kaget ada seseorang yan menaruh BELUT BAKAR
“Siapa yang... meninggalkan cemilan  di depan kedai! Terima kasih Aku akan memakannya! Terima kasih makanannya!” teriak Hyun Jung. Yu Ri pun melihatnya bisa tersenyum bahagia.
“Memberi adalah suatu kebahagian, dan hanya terus menerima bisa membuat merasa bersalah. Aku baru menyadarinya setelah aku meninggal.”
Bersambung ke episode 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar